SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Edisi 46: Agustus - Oktober 2021
Daftar Isi
Tajuk Utama
- 	 Nasib Kaum Tani Tak Kunjung
	Membaik	 2
-	 Serikat Tani Menyeimbangkan
Regulasi agar Berpihak pada Petani
Pedesaan	3
-	 Relevansi Investasi di Bidang
	 Pertanian dan Pangan di Masa
	 Pandemi: Makro atau Mikro?	 4
Advokasi
-	 Kongres SPSB ke VI, Arie Putra
	 Kembali Ketuai SPSB	 5
Pertanian
-	 Hari Tani Nasional, Petani Harus
	 Makmur dan Merdeka	 6
Kesehatan Alternatif
-	 Krokot, tanaman segudang Nutrisi	 7
Kabar Dari Kampung
-	 Generasi Berencana Mewujudkan
Desa Manggis Sejahtera	 7
Profil
-	 Semangat Berjuang Membantu
Sesama	8
1
Edisi 46 / Agustus-Oktober 2021
Untuk Kalangan Terbatas
bitranet
newsletter
	 Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris yang mengandalkan
sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai
penopang pembangunan. Sektor pertanian selama ini merupakan sektor
penyumbang PDB yang cukup besar, namun perannya semakin menurun
karena pertumbuhan di sektor non pertanian yang relatif lebih cepat dari
pertumbuhan sektor pertanian.
	 Selain itu kesejahteraan petani juga menjadi masalah yang
mencemaskan sebab keuntungan dari hasil bertani kerap tidak menutupi
modal yang digunakan.Peringatan Hari Tani penting menjadi pengingat
danpenanda,bahwapertanianyangkerapdigemborkanuntukmenopang
perekonomian bangsa hendaknya tidak melupakan kesejahteraan petani
itu sendiri.
	 Tanggal 24 September sengaja dipilih sebab juga merupakan
momentum pengesahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960). UUPA 1960 tersebut
menjadi upaya perombak struktur agraria Indonesia yang timpang dan
sarat akan kepentingan sebagian golongan akibat warisan kolonialisme
di masa lalu.
	 Sejak kemerdekaan Indonesia, upaya merumuskan UU agraria baru
untuk mengganti UU agraria colonial telah dilakukan. Pada tahun 1948
dibentuklah Panitia Agraria Yogya. Namun, usaha tersebut kandas karena
pergolakan politik yang keras.
	 Tahun demi tahun berbagai panitia dibentuk namun kerap gagal di
antaranya yaitu Panitia Agraria Jakarta 1952, Panitia Suwahyo 1956,
Panitia Sunaryo 1958, dan Rancangan Sadjarwo 1960.Berlandaskan
UUPA 1960 menjadi awal mula program reforma agraria. Pada masa
Order Baru, UUPA 1960 sayangnya tidak dijalankan dengan baik sebab
kegiatan yang berkaitan dengan UUPA dianggap sebagai komunis.
	 Hari Tani Nasional merupakan sejarah perjuangan golongan petani
hingga pembebasan mereka dari kesengsaraan. Berdasarkan sejarah
tersebut, ditetapkanlah Hari Tani pada tanggal 24 September dalam UU
Pokok Agraria (UUPA) tahun 1960.
	 Bung Karno pernah berkata “ hidup matinya sebuah negara, ada
disektor pertanian negara tersebut”. (red)
Sejarah Hari Tani Nasional
HIV/AIDS Jauhi Penyakitnya,
Bukan Orangnya
Edisi 46: Agustus - Oktober 2021
Edisi 46: Agustus - Oktober 2021
2
Tajuk Utama
Jurnalis BITRANET dalam melaksanakan
tugasnya tidak dibenarkan menerima
amplop atau imbalan apapun. Bagi
masyarakat yang melihat dan dirugikan,
silakan menghubungi redaksi dan
menggunakan hak jawabnya.
Nasib Kaum Tani Tak Kunjung Membaik
	 Undang-Undang Pokok Agra-
ria (UU PA) telah disahkan pada 24
September 1960. Tanggal tersebut
kemudian diperingati sebagai Hari
Tani Nasional. Namun sejak diter-
bitkannya undang-undang tersebut,
petani masih berada di atas jalan
terjal.
	 Konsorsium Pembaruan Agraria
(KPA) menggelar acara peringatan
Hari Tani Nasional 2021 pada Jumat
(24/9/2021). Acara yang berlangs-
ung secara luring dan daring via
Zoom Meeting dan Youtube, Dewi
Kartika, Sekjend KPA, dalam pida-
tonya mengatakan, nasib kaum tani
saat ini masih tak kunjung membaik
meskipun UU PA sudah disahkan se-
jak 60 tahun lalu. Ia mencontohkan,
adanya kemiskinan di pedesaan
yang semakin meluas, ketimpangan
kepemilikan dan penguasaan tanah
yang semakin tajam, bahkan diser-
tai konflik agraria yang tak kunjung
diselesaikan.
	 Dewi juga menyebutkan bebe-
rapa tantangan dan ancaman yang
dihadapi kaum tani saat ini adalah
food estate, Food estate yang di-
galakkan pemerintah, dijalankan
dengan cara merampas tanah-tanah
petani dan masyarakat adat. Hal ini
guna membuka lahan-lahan per-
tanian agar produksi pangan oleh
korporasi dapat dijalankan.
	 Padahal, krisis kesehatan akibat
pandemi yang juga melanda masya-
rakat pedesaan, seperti petani, ne-
layan, masyarakat adat, dan perem-
puan telah membuat pendapatan
masyarakat menurun, lanjut Dewi,
	 “Sesungguhnya, tiada yang le-
bih ironi di negeri ini ketika peme-
rintah berdalih sedang melakukan
pembangunan pertanian dengan
cara merampas tanah petani,” ucap-
nya.
	 Tantangan berikutnya, masi-
fnya perampasan tanah yang me-
nandakan hilangnya kedaulatan
kaum tani. Dewi mengatakan, pe-
rampasan tanah mengakibatkan
berkurangnya produksi pangan, se-
hingga hal ini menjadi dalih negara,
pengusaha, dan politisi bersekong-
kol untuk terus melakukan impor
pangan, berupa beras, gandum,
daging, garam, susu, dan buah-bua-
han.
	 Kemudian, kriminalisasi rakyat,
terutama para pejuang pembela
hak atas tanah yang semakin me-
rajalela. Padahal, lanjutnya, tujuan
berdirinya negara ini adalah untuk
melindungi segenap warga nega-
ranya. Namun, alih-alih melindungi,
rakyat yang mempertahankan hak
miliknya justru mengalami krimi-
nalisasi.
	 Menyoal kondisi tersebut, Dewi
mengatakan, penyebabnya dikare-
nakan UUPA 1960 tak kunjung dija-
lankan. Padahal, dalam UUPA 1960
terdapat beberapa prinsip pokok
untuk merealisasikan reforma agra-
ria sejati.
	 Pertama, orientasi reforma ag-
raria harus ditujukan untuk mena-
ta ulang kepemilikan, penguasaan
dan penggunaan sumber-sumber
agraria, terutama tanah di seluruh
wilayah Indonesia. Kedua, penata-
an ulang struktur agraria yang tim-
pang dan proses redistribusi tanah,
atau land reform, harus disertai
dengan program penunjang, seper-
ti sarana dan prasarana pertanian,
perkreditan, infrastruktur, penun-
jang, irigasi, penyuluhan, pendi-
dikan, pemasaran, teknologi, dan
mekanisme pasar yang melindungi
petani sebagai produsen utama.
	 Selain itu, subjek utama refor-
ma agraria seharusnya ditujukan
kepada kepentingan petani kecil,
petani gurem, penggarap, buruh
tani, nelayan, masyarakat adat, dan
golongan ekonomi lemah lainnya,
termasuk perempuan sebagai sub-
jek hukum dari reforma agraria.
	 Dewi Kartika melanjutkan, re-
forma agraria juga harus menyasar
pada tanah-tanah yang dikuasai dan
dimiliki oleh badan usaha swasta
dan Badan Usaha Milik Negara di
semua sektor.
“Mari perluas dan perkokoh ge-
rakan reforma agraria sejati agar
semakin kuat mengakar untuk me-
mutus rantai kapitalisme agraria,”
tutup Dewi. (hf)
Penerbit: Yayasan BITRA
Indonesia Medan
Pimpinan Umum: Rusdiana
Pimpinan Redaksi: M. Ikhsan
Dewan Redaksi: Iswan Kaputra,
Aprianta. T. Reporter: Erika
Rosmawati, Berliana, Hawari, Q.
Azam, Misdi, Sudarmanto.
Fotografer: Anto Ungsi, Icen
Manajemen Pelaksana: H. Fachri
Sirkulasi: Ade, Budi.
Redaksi: Jl. Bahagia By Pass
No. 11/35 Medan - 20218
Telepon: 061-787 6408
Email: newsletterbitranet@
yahoo.com
Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 3
	Tantangan baru dunia perta-
nian semakin mengemuka. Perkem-
bangan system produksi, distribusi
dan pasar pertanian pangan yang
dibangun, disepakati dan dikem-
bangan membuktikan menguatnya
pangan sebagai komoditas dagan
murni. Disi lain muncul konvensi
internasional dan kebijakan local
negara yang semestinya bisa men-
jadi dasar untuk menguatnya peta-
ni dan serikat tani, misalnya United
Nations Declaration on the Rights of
Peasant and Other People Working
in Rural Areas – UNDROP atau Dek-
larasi PBB tentang Hak Asasi Petani
dan Rakyat yang bekerja di Pede-
saan merupakan instrument HAM
internasional baru yang mengakui
hak asasi petani dan rakyat yang
bekerja di pedesaan dan telah dia-
dopsi oleh PBB pada tanggal 17 De-
sember 2018.
	 Pada satu posisi, pengadopsian
ini adalah kemenangan bagi peta-
ni dan seluruh masyarakat pede-
saan, karena sebelumnya tidak ada
instrument HAM yang mengakui
hak-haknya secara khusus. Tak
hanya itu, kemenangan dalam UND-
ROP juga diartikan bahwa inst-
rumen ini secara otentik berasal
dari petani itu sendiri, petani yang
sehatri-hari bekerja disawah dan
ladang untuk dapat memproduksi
pangan bagi keluarga dan masyara-
kat dunia.
	 Capaian UNDROP ini merupa-
kan hasil dari perjuangan Panjang
selama 17 tahun, mulai dari tingkat
desa hingga internasional, agar hak
petani dan masyarakat pedesaan
diakui secara resmi oleh khayalayak
internasional, serikat-serikat pe-
tani local dan serikat petani nasio-
nal menjadi motot utama ditetap-
kannya UNDROP sebagai konvensi
HAM.
	 Namun, antara teori dan praktik
nampaknya belum sejalan. Konven-
si hanya tertera pada dokumen ker-
tas-kertas hokum internasional, se-
dangkan kesepakatan para pihak di
meja perundingan yang lain untuk
bidang perdagangan justru memu-
tar balikan penghormatan terhadap
hak-hak petani kepada hal-hal yang
seharusnya justru terjadi sebalik-
nya. Baru-baru ini misalnya. Masya-
rakat sipil duia mengecewakan
minimnya pelibatan petani pada
kegiatan Pre-Summit, KTT Sistem
Pangan Dunia oleh PBB (United Na-
tion Food System Summit- UNFSS)
pada 26 hingga 28 juni 2021 lalu,
sedangkan di nasional sendiri salah
satunya adalah tak kunjung dija-
lankannya UU nomor 5 tahun 1960
tentang Pokok Agraria.
	 Karenanya perlu kehadiran ke-
kutandaribawah,petanidanserikat
tani untuk menyeimbangkan keku-
atan dan daya tekan mempengaruhi
regulasi internasional, nasional dan
local agar berpihak pada petani pe-
desaan. Seharunya semangat hari
tani, kekuatan serikat tani juga pas-
ti sangat membantu petani untuk
menekan dan mengontrol imple-
mentasi bagi sebahagian regulasi
sampai pada level lokal yang me-
mang menguntungkan petani. (hf)
Serikat Tani Menyeimbangkan Regulasi agar Berpihak pada Petani Pedesaan
Tajuk Utama
Edisi 46: Agustus - Oktober 2021
4
Tajuk Utama
	 Tidak terkecuali petani, pan-
demi Covid-19 di Indonesia mem-
berikan dampak yang signifikan
terhadap sistem pangan di Indo-
nesia. Pandemi membuat keadaan
petani terutama petani skala kecil
semakin terpuruk, bersamaan pula
dengan momen kelangkaan pupuk
bersubsidi.
	 Bersama Koalisi Rakyat untuk
Kedaulatan Pangan (KRKP), Yaya-
san Bitra Indonesia menggelar
diskusi publik bertajuk “Relevansi
Investasi di Bidang Pertanian dan
Pangan di Masa Pandemi: Makro
atau Mikro?”, Diskusi yang dilakuka
secara hybrid ini dihadiri dari ber-
bagai kalangan, baik petani, peme-
rintah, akademisi dan aktifis tani.
	 Jumino, Petani Organik Serdang
Bedagai, menyatakan bahwa se-
harusnya keadaan seperti ini bisa
menjadi kesempatan untuk mendo-
rong petani agar bertani secara
mandiri dengan memanfaatkan
sumberdaya sekitar. Namun demi-
kian Jumino mengatakan bahwa
pemerintah justru tidak melihat ke-
sempatan tersebut.
	 Menurutnya pemerintah perlu
menyebarluaskan praktik-praktik
bertani mandiri yang mengoptimal-
kan lahan sempit dan pekarangan
untuk mencukupi kebutuhan
pangan petani. Selain itu pemerin-
tah juga diharapkan dapat memfa-
silitasi petani dalam memperbesar
jangkauan pasar produk petani.
	 Sementara itu Risma, Dinas Per-
tanian Tanaman Pangan dan Hor-
tikultura Provinsi Sumatera Utara,
mengatakan bahwa terjadi terjadi
refocussing anggaran yang mana
hanya difokuskan pada komoditas
strategis yang memberikan kont-
ribusi terhadap inflasi. Hal ini juga
menyebabkan perubahan target ki-
nerja.
	 “Pandemi ini merubah target
kinerja, anggaran difokuskan untuk
membantu petani ketika pandemic
Covid-19. Komoditi menjadi fokus
peningkatan produksi adalah padi
sawah dan ladang, cabai, kedelai,
buah-buahan, jahe, kunyit.”, Ungkap
Risma.
	 Dekan Fakultas Pertanian Uni-
versitas Sumatera Utara, Dr. Ir. Tavi
Supriana, MS, mengungkapkan
bahwa kebijakan mikro dan makro
harus bersinergi untuk meningkat-
kan kinerja sektor pertanian. Tavi
mencontohkan ketika kebijakan
mikro yaitu peningkatan produksi
digenjot namun kebijakan makro
dalam menentukan harga tidak
menguntungkan secara ekonomi,
maka hal tersebut akan merugikan
petani.
	 “Investasi ini bagaimana dapat
meningkatkan wawasan dan kete-
rampilan petani sebagai pusat per-
hatian. Petani didukung kreatifitas
dan kapasitasnya sehingga bisa le-
bih Tangguh terutama dalam masa
pandemi. Ketika menjadikan petani
Relevansi Investasi di Bidang Pertanian dan Pangan di Masa Pandemi: Makro atau Mikro?
sebagai pusat perhatiannya yang
terjadi adalah produksi kualitas
tanah, cadangan pangan, dan pen-
dapatan meningkat dengan sendi-
rinya.” Ungkap Berliana, dari BITRA
Indonesia.
	 Berliana juga mengusulkan
bahwa permakultur juga bisa men-
jadi sebuah investasi mikro yang
bisa didorong di tingkat petani di
Sumatera Utara.
	 Said Abdullah, KRKP, mengata-
kan bahwa pemerintah saat ini le-
bih fokus kepada investasi publik
dalam bentuk infrastruktur. menu-
rutnya investasi publik infrastruk-
tur fisik memang diprediksi akan
meningkatkan pendapatan, namun
tidak serta merta menurunkan ke-
senjangan pendapatan
	 “Investasi publik infrastruktur
memang penting, namun dampak-
nya tidak terlalu signifikan jika ti-
dak dibarengi dengan investasi di
bidang riset and development, tek-
nologi, skill, penyuluhan, dan per-
baikan mekanisme market support
untuk peningkatan pendapatan
petani. Riset kami menunjukan
bahwa skema investasi publik pada
bidang-bidang ini dapat menaikkan
PDRB di Indonesia termasuk Pro-
vinsi Sumatera Utara.” Ungkap Said
	 Penutup, Said mengatakan
bahwa investasi publik sektor per-
tanian harusnya menjawab perma-
salahan holistik dan tidak terjebak
hanya pada infrastruktur fisik. (hf)
Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 5
	 Kongres VI SPSB yang berlan-
gsung pada tanggal 30 Septem-
ber2021 di Pantai Mangrove, Desa
Sei Naga Lawan, Kecamatan Perbau-
ngan, kembali menunjuk Arie Putra
Siregar ST sebagai Ketua Umum
SPSB periode tahun 2021-2023.
Arie Putra yang merupakan Ketua
Umum periode sebelumnya terpilih
kembali melalui proses musyawa-
rah-mufakat.
	 Kongres juga memilih Tuti
Suryanti sebagai Sekretaris Jenderal
untuk mendampingi Arie. Uniknya
proses pemilihan Sekjen cukup
menguras waktu karena seorang
peserta lainnya bernama Junaidi
juga sempat diajukan kelompok tani
peserta kongres. Selain memilih Ke-
tua Umum dan Sekjen, kongres ke
VI SPSB juga mengangkat Astaniah
menjadi Bendahara organisasi.
	 Dalam sambutannya, Ketua
umum SPSB terpilih Arie Putra
menyatakan, kesiapannya untuk
mengabdi pada organisasi. Arie
juga mengajak seluruh kader SPSB
untuk mengorganisir kaum tani,
memberikan pendidikan politik,
memperluas struktur organisasi
serta menggalang persatuan bersa-
ma kelas buruh, nelayan mahasiswa
dan seluruh komponen rakyat un-
tuk melawan feodalisme, kapitalis-
me-imperialisme dan sistem kekua-
saan politik oligarki
	 Selain perwakilan kelompok
tani anggota SPSB di lokasi kongres
nampak hadir sejumlah tamu un-
dangan antara lain, Ir. Kaharuddin
MM, Asisten II Pemerintah Kabu-
paten Serdang Bedagai, Dinas Per-
tanian dan Dinas Sosial Serdang
Bedagai yang mengisi sesi diskusi
“Peningkatan Kesejahteraan Peta-
ni dengan Mempertahankan Lahan
Pertanian sebagai Kegiatan Ekono-
Kongres SPSB ke VI, Arie Putra Kembali Ketuai SPSB
mi dimasa Pandemi Covid 19”, ser-
ta sejumlah peserta peninjau dari
Yayasan BITRA Indonesia.
	 Dalam rangkaian kongres terse-
but sempat berlangsung perdeba-
tan panjang anggota kongres pada
sesi pembahasan AD/ART , Sejak
awal pembukaan sampai dengan
selesai kongres ke VI SPSB berjalan
dinamis dan khidmat. Namun dise-
la-sela waktu istirahat keakraban,
suka cita dan suasana kekeluargaan
menjadi pemandangan indah di
lokasi kongres.
	 Kongres ke VI ini tak hanya
menghasilkan beberapa perubahan
pada AD/ART dan mengangkat
pengurus baru tapi juga terumus
program-program perjuangan
dan sejumlah resolusi organisasi
yang akan dijalankan oleh jajaran
pengurus baru Serikat Petani Ser-
dang Bedagai periode 2021-202.
(hf)
Advokasi
Edisi 46: Agustus - Oktober 2021
6
Pertanian
	Euforia memperingati hari tani
nasional tidak bisa dirasakan peta-
ni, apalagi di masa pandemi. Nasib
petani jauh dari layak, miris melihat
kondisi petani yang semakin hari
tanpa perbaikan ekonomi. Angka
kemiskinan petani semakin tinggi,
meski enam dekade telah berlalu
sejak disahkannya Undang-Undang
Pokok Agraria (UUPA) 1960.
	 Lahan pertanian semakin ter-
gerus untuk pembangunan dan
industri. Semakin sempit lahan
pertanian, semakin buruk pereko-
nomian petani. Situasi agraria kita
belum sepenuhnya lepas dari ceng-
keraman kapitalisme, feodalisme,
dan kolonialisme. Ketimpangan dan
penindasan sosial adalah hal biasa.
Bagaimana sikap pemerintah me-
lindungi petani? Lemahnya penge-
tahuan dan rendahnya pendidikan
petani, memberikan ruang bagi ka-
pitalis untuk mengambil alih lahan
pertanian. Banyak pejabat pemerin-
tah yang masih korup, membuka ja-
lan bagi kapitalis untuk menguasai
tanah rakyat kecil.
	 Monopoli agraria marak terja-
di di seluruh Indonesia. Dari total
luas daratan Indonesia, 71% dido-
minasi oleh korporasi kehutanan,
16% oleh korporasi perkebunan,
7% oleh konglomerat. Sedangkan
sisanya 4% untuk rakyat kecil. Pe-
rampasan dan kriminalisasi petani
menjadi semakin umum. Menurut
catatan KPA 2020, telah terjadi 241
konflik agraria dengan luas konflik
mencapai 624.272.711 ha. Jumlah
korban konflik agraria sebanyak
135.337 KK yang tersebar di 359
desa di seluruh Indonesia. Konflik
perkebunan 122 konflik, kehutanan
(41), pembangunan infrastruktur
(30), properti (20), pertambangan
(12), fasilitas militer (11), pesisir
(3), agribisnis (2).
	 Padahal produk pertanian me-
rupakan faktor utama bagi kehidu-
pan bangsa. Pandemi yang sedang
berlangsung terus berlanjut. Eko-
nomi semakin terpuruk, kemiski-
nan merajalela. Sekali lagi, petani
menjadi ujung tombak dalam pe-
mulihan ekonomi bangsa. Kondisi
yang dialami petani semakin krisis,
baik secara finansial maupun dari
segi regenerasi. Minat anak muda
untuk terjun ke pertanian semakin
jauh dari harapan. semakin tinggi
urbanisasi dan semakin tenang pe-
desaan. Sektor pertanian akan ke-
sulitan mencari pengganti.
	 Petani harus merdeka dan mak-
mur. Pemerintah harus memberi-
kan apresiasi dan kebijakan yang
bermanfaat bagi petani. Meningkat-
kan perekonomian petani dengan
memfasilitasi regulasi dalam pro-
ses pertanian. Siapkan lahan yang
layak untuk dikelola. Bantuan dana,
mesin produksi dan segala sarana
prasarana yang dapat memudah-
kan petani. Harga hasil panen yang
rendah membuat petani kesulitan
hidup, pengawasan terhadap pe-
dagang yang membeli hasil bumi
harus dilakukan. Liberalisasi per-
dagangan di sektor pertanian harus
ditinjau kembali dan dikendalikan
secara berkala, agar petani tidak
menjadi korban tekanan harga jual
produknya. *
Hari Tani Nasional, Petani Harus Makmur dan Merdeka
Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 7
Kesehatan Alternatif
	 Siapa sangka, ternyata me-
nurut penelitian Pusat FoodDa-
ta (usda.gov) tanaman krokot
(Portulaca oleracea) mengan-
dung segudang nutrisi dan asam
lemak omega-3 yang sangat
dibutuhkan manusia, bahkan
tanaman ini termasuk dalam
kategori sayuran yang bisa di-
konsumsi. Tumbuhan ini juga
mengandung 93 persen air dan
memiliki rasa asam serta asin.
	
Manfaat tanaman krokot un-
tuk kesehatan
	 Beberapa manfaat tanaman
krokot yang membuatnya layak
untuk dicicipi misalnya. Bernut-
risi tinggi, mengandung asam
Peringatan sebelum mengon-
sumsi tanaman krokot
	 Disebutkan dalam sebuat pe-
nelitian bahwa tanaman krokot
mengandung asam oksalat yang
cukup tinggi. Senyawa ini dapat
memicu pertumbuhan batu gin-
jal. Nah, untuk menghilangkan
kadar asam oksalat yang tinggi
itu, rebuslah tanaman krokot di
dalam air yang mendidih, tidak
perlu khawatir karena kandun-
gan nutrisinya akan tetap terja-
ga.
Dari berbagai sumber
Krokot, tanaman segudang Nutrisi
lemak omega-3, menurunkan
berat badan, mendukung per-
kembangan anak, mengatasi ma-
salah pencernaan, mengandung
antioksidan, mencegah kanker,
meningkatkan kesehatan mata,
memperkuat tulang, dan, me-
ningkatkan sirkulasi darah.
	
Cara mengonsumsi tanaman
krokot
	 Selain dapat dikonsumsi
mentah (setelah dibersihkan),
tanaman krokot seringkali di-
konsumsi dalam bentuk sup
ataupun salad. Tidak hanya itu,
tanaman krokot juga sering kali
dicampur dengan tepung untuk
membuat roti yang lezat.
	Selain menekan laju pertumbu-
han penduduk, program Keluarga
Berencana juga untuk mengurangi
angka kelahiran dan kematian ibu.
	 “Di Indonesia, banyak sekali
anak usia 15-19 tahun yang sudah
menikah dan mempunyai anak. Hal
ini sangat disayangkan,” kata pen-
gurus Pusat Informasi dan Konse-
ling Remaja Desa Manggis Mukti
Ali Nasution di Rumah Data Desa
Manggis, Senin (30/8/2021).
	 Mukti menegaskan bahwa pada
tahun ini dan kedepannya akan
secara bertahap menjaring remaja
desa Manggis untuk dijadikan kon-
sultan bagi teman-temannya dalam
persoalan ini yang tersebar di em-
pat dusun dan akan di jadikan ang-
gota Pusat Informasi dan Konseling
Remaja (PIK R) di Desa Manggis.
	 “Selainitupersoalanyangsering
terjadi pada remaja saat ini adalah
meningkatnya kasus narkoba yang
mengancam generasi bangsa, untuk
itu melalui program PIK R ini nan-
tinya diharapkan dapat mengurangi
persoalan-persoalan tersebut baik
melalui kegiatan pertemuan rutin
yang membahas tentang bagaimana
menjadi generasi berencana, mene-
rapkan 8 fungsi keluarga dan kegia-
tan positif lainnya seperti kewirau-
sahaan,”Kata Mukti.
Website www.manggis.web.id
Generasi Berencana Mewujudkan Desa Manggis Sejahtera
Kabar Dari Kampung
Edisi 46: Agustus - Oktober 2021
Semangat Berjuang Membantu Sesama
Profil
	Semenjak upaya mengumpulkan
dan mengajak ibu-ibu di dusunnya
menggalang tanda tangan warga untuk
di serahkan langsung kepada bupati
setempat agar jalan kabupaten yang
melintasi dusun mereka segera diaspal
dan diperbaiki,direalisasikan pemeritah
kabupatensetempat.PalanMangampoi
Siahaan perempuan pejuang tangguh
asal desa Tanjung Harap kecamatan
Serba Jadi kabupaten Serdang Bedagai,
semakin bersemangat membantu dan
mengadvokasi warga tak hanya di
sekitar desanya.
	 Palan atau Kak Palan begitu dia
biasa disapa, merupakan ibu empat
orang yang berhasil mendorong
salah satu putrinya menjadi Aparatur
Sipil Negara (ASN) di Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia
(KEMENKUMHAM), dan mendukung
putranya mengambil studi strata satu
jurusan fisiotrapi pada salah satu
kampus swasta ternama di Sumatera
2011 silam. Setiap pertemuan yang
diadakan oleh BITRA tidak sekalipun
pernah Palan tinggalkan mulai dari
pengorganisasisan, kesetaraan
gender, credit union, dan pengobatan
alternative.
	 Terkait pengobatan alternative
Palan mengatakan “dari belajar jadi
pengajar sampai mandiri semua sudah
didapat dari BITRA”, menurutnya jika
tidak mengenal BITRA sampai dengan
saat ini dirinya hanya tau berladang.
Alasan, mengapa Palan memilih
keterampilan pengobatan alternative
karena salah satu pengobatan yang
baik dan dekat dengan masyarakat
khusunyapedesaanadalahpengobatan
alternative baik berupa pijat refleksi,
akupresure dan racikan jamu yang
diolah secara tradisional.
	
Menceritakan kesan dan
pengalaman yang kurang
menyenangkan, Palan mengatakan
dirinya sempat disepelekan teman-
teman di kelompok CU Sehati,
(kelompok CU yang ia ketuai sendiri)
karena menjadi pemijat, klien yang
meyangkal meski secara kasat mata
telah terlihat kemajuannya dari
keluhan sebelumnnya dan distigma
buruk dari tetangga karena sering pergi
meninggalkan anak dan suami,
	 Sejak tahun 2018, bersama suami
tercinta, Palan membuka praktek
pengobatan alternatif “Rumah Sehat
Juan Sejahtera” menggunakan ruangan
dirumahnya dan memproduksi herbal
andalan “ Instan Lambung Juandin.
	 Meski kini Palan telah banyak
merasakan bahkan menikmati manfaat
menjadi pegiat pengobatan alternative,
namun hal yang membuatnya sedih
adalah ketika harus meninggalkan
anak-anak dan keluarga saat mengikuti
pelatihan hingga berhari-hari. (hf)
Utara.
	 “Waktu itu sekitar tahun 2012, jalan
kami rusak parah, jangankan mobil
atau kereta lewat, orang jalan saja bisa
kepleset, dan sering memang anak
sekolah atau orang tua jatuh karena
jalannya licin dan berlumpur kali” jelas
Palan,
	
Selain membantu warga
memperjuangkan hak , Bersama
sang suami, Irianto Sipayung, Palan
juga sering membantu warga kurang
mampuyangsakitdenganmemberikan
jasa terapi akupresure, pijat refleksi dan
jamu herbal racikannya sendiri secara
gratis.
	
Palan berpendapat bahwa
perubahan dan kemampuan yang
terjadi pada dirinya saat ini setelah
dirinya mengenal dan mengikuti
kegiatan pelatihan dan pendampingan
yang dilakukan oleh Yayasan Bina
Keterampilan Pedesaan Indonesia
(BITRA Indonesia), sejak tahun

More Related Content

What's hot

kebijakan dan program pangan (yuti)
 kebijakan dan program pangan (yuti) kebijakan dan program pangan (yuti)
kebijakan dan program pangan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaAgustinus Wiyarno
 
Pertanian di masa depan
Pertanian di masa depanPertanian di masa depan
Pertanian di masa depanUmar Dani
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaAchmad Ridha
 
Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia
Peran WFP terhadap ketahanan pangan di IndonesiaPeran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia
Peran WFP terhadap ketahanan pangan di IndonesiaPhIee PoeRba
 
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan PanganOtonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan PanganTriando Triando
 
Makalah perekonomian indonesia menuju swasembada pangan 2017
Makalah perekonomian indonesia  menuju swasembada pangan 2017Makalah perekonomian indonesia  menuju swasembada pangan 2017
Makalah perekonomian indonesia menuju swasembada pangan 2017Eka Spollediest Aa-moree
 
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaDarwin Kadarisman
 
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasionalKebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasionalHerry Mulyadie
 
majalah
majalahmajalah
majalahrin26
 
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan NasionalKebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan NasionalFaharuddin Fahar
 
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan PanganKedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan PanganSyahyuti Si-Buyuang
 

What's hot (19)

kebijakan dan program pangan (yuti)
 kebijakan dan program pangan (yuti) kebijakan dan program pangan (yuti)
kebijakan dan program pangan (yuti)
 
Bitranet edisi 43
Bitranet edisi 43Bitranet edisi 43
Bitranet edisi 43
 
Vedro
VedroVedro
Vedro
 
Makalah_50 Makalah mosher
Makalah_50 Makalah mosherMakalah_50 Makalah mosher
Makalah_50 Makalah mosher
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
 
Pertanian di masa depan
Pertanian di masa depanPertanian di masa depan
Pertanian di masa depan
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
 
Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia
Peran WFP terhadap ketahanan pangan di IndonesiaPeran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia
Peran WFP terhadap ketahanan pangan di Indonesia
 
Kapus kap forum anti korupsi indonesia 2014
Kapus kap   forum anti korupsi indonesia 2014Kapus kap   forum anti korupsi indonesia 2014
Kapus kap forum anti korupsi indonesia 2014
 
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan PanganOtonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
 
Makalah perekonomian indonesia menuju swasembada pangan 2017
Makalah perekonomian indonesia  menuju swasembada pangan 2017Makalah perekonomian indonesia  menuju swasembada pangan 2017
Makalah perekonomian indonesia menuju swasembada pangan 2017
 
Kedaulatan pangan
Kedaulatan panganKedaulatan pangan
Kedaulatan pangan
 
Kementerian pertanian[1]
Kementerian pertanian[1]Kementerian pertanian[1]
Kementerian pertanian[1]
 
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
 
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasionalKebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
 
majalah
majalahmajalah
majalah
 
Unand organisasi petani (yuti)
Unand   organisasi petani (yuti)Unand   organisasi petani (yuti)
Unand organisasi petani (yuti)
 
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan NasionalKebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
 
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan PanganKedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
 

Similar to Pertanian Berkelanjutan

Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma AgrariaTidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma AgrariaPeople Power
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan PanganPetani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan PanganSyahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptSyahyuti Si-Buyuang
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanWarnet Raha
 
Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesia
Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di IndonesiaWajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesia
Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesiaanditaeka
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalHikmat Hikmatullah
 
Kedaulatan Pangan Melalui Benih Open Source (BOS)
Kedaulatan Pangan Melalui Benih Open Source (BOS)Kedaulatan Pangan Melalui Benih Open Source (BOS)
Kedaulatan Pangan Melalui Benih Open Source (BOS)Widjaja B. Mulia
 
Presentation Pembangunan Pertania.pdf
Presentation Pembangunan Pertania.pdfPresentation Pembangunan Pertania.pdf
Presentation Pembangunan Pertania.pdfSuryaKartini2
 
Peranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianPeranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianLutfiyah Siti
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaAlen Pepa
 
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdfStrategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdflembaga2023
 

Similar to Pertanian Berkelanjutan (20)

Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma AgrariaTidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria
 
Hari Tani Nasional
Hari Tani NasionalHari Tani Nasional
Hari Tani Nasional
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan PanganPetani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
 
8 peranan sektor pertanian
8 peranan sektor pertanian8 peranan sektor pertanian
8 peranan sektor pertanian
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
 
Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesia
Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di IndonesiaWajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesia
Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesia
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
 
konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian
 
Kedaulatan Pangan Melalui Benih Open Source (BOS)
Kedaulatan Pangan Melalui Benih Open Source (BOS)Kedaulatan Pangan Melalui Benih Open Source (BOS)
Kedaulatan Pangan Melalui Benih Open Source (BOS)
 
Presentation Pembangunan Pertania.pdf
Presentation Pembangunan Pertania.pdfPresentation Pembangunan Pertania.pdf
Presentation Pembangunan Pertania.pdf
 
Peranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianPeranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanian
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdfStrategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
 
Ff bermartabat (yuti) - 5
Ff   bermartabat (yuti) - 5Ff   bermartabat (yuti) - 5
Ff bermartabat (yuti) - 5
 
Selasar edisi 15
Selasar edisi 15Selasar edisi 15
Selasar edisi 15
 
3 petani (yuti)
3   petani (yuti)3   petani (yuti)
3 petani (yuti)
 

More from BitraIndonesia

More from BitraIndonesia (11)

Profil Bitra 2023.pdf
Profil Bitra 2023.pdfProfil Bitra 2023.pdf
Profil Bitra 2023.pdf
 
BITRANET edisi 50.pdf
BITRANET edisi 50.pdfBITRANET edisi 50.pdf
BITRANET edisi 50.pdf
 
BITRANET edisi 49
BITRANET edisi 49BITRANET edisi 49
BITRANET edisi 49
 
BITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdfBITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdf
 
BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48
 
Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47Bitranet edisi 47
Bitranet edisi 47
 
Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46
 
Poster organik-2021
Poster organik-2021Poster organik-2021
Poster organik-2021
 
Poster permakultur
Poster permakulturPoster permakultur
Poster permakultur
 
Permakultur
PermakulturPermakultur
Permakultur
 
Bitranet edisi 45
Bitranet edisi 45Bitranet edisi 45
Bitranet edisi 45
 

Recently uploaded

Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxrohiwanto
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 

Recently uploaded (16)

Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 

Pertanian Berkelanjutan

  • 1. Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 Daftar Isi Tajuk Utama - Nasib Kaum Tani Tak Kunjung Membaik 2 - Serikat Tani Menyeimbangkan Regulasi agar Berpihak pada Petani Pedesaan 3 - Relevansi Investasi di Bidang Pertanian dan Pangan di Masa Pandemi: Makro atau Mikro? 4 Advokasi - Kongres SPSB ke VI, Arie Putra Kembali Ketuai SPSB 5 Pertanian - Hari Tani Nasional, Petani Harus Makmur dan Merdeka 6 Kesehatan Alternatif - Krokot, tanaman segudang Nutrisi 7 Kabar Dari Kampung - Generasi Berencana Mewujudkan Desa Manggis Sejahtera 7 Profil - Semangat Berjuang Membantu Sesama 8 1 Edisi 46 / Agustus-Oktober 2021 Untuk Kalangan Terbatas bitranet newsletter Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian selama ini merupakan sektor penyumbang PDB yang cukup besar, namun perannya semakin menurun karena pertumbuhan di sektor non pertanian yang relatif lebih cepat dari pertumbuhan sektor pertanian. Selain itu kesejahteraan petani juga menjadi masalah yang mencemaskan sebab keuntungan dari hasil bertani kerap tidak menutupi modal yang digunakan.Peringatan Hari Tani penting menjadi pengingat danpenanda,bahwapertanianyangkerapdigemborkanuntukmenopang perekonomian bangsa hendaknya tidak melupakan kesejahteraan petani itu sendiri. Tanggal 24 September sengaja dipilih sebab juga merupakan momentum pengesahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960). UUPA 1960 tersebut menjadi upaya perombak struktur agraria Indonesia yang timpang dan sarat akan kepentingan sebagian golongan akibat warisan kolonialisme di masa lalu. Sejak kemerdekaan Indonesia, upaya merumuskan UU agraria baru untuk mengganti UU agraria colonial telah dilakukan. Pada tahun 1948 dibentuklah Panitia Agraria Yogya. Namun, usaha tersebut kandas karena pergolakan politik yang keras. Tahun demi tahun berbagai panitia dibentuk namun kerap gagal di antaranya yaitu Panitia Agraria Jakarta 1952, Panitia Suwahyo 1956, Panitia Sunaryo 1958, dan Rancangan Sadjarwo 1960.Berlandaskan UUPA 1960 menjadi awal mula program reforma agraria. Pada masa Order Baru, UUPA 1960 sayangnya tidak dijalankan dengan baik sebab kegiatan yang berkaitan dengan UUPA dianggap sebagai komunis. Hari Tani Nasional merupakan sejarah perjuangan golongan petani hingga pembebasan mereka dari kesengsaraan. Berdasarkan sejarah tersebut, ditetapkanlah Hari Tani pada tanggal 24 September dalam UU Pokok Agraria (UUPA) tahun 1960. Bung Karno pernah berkata “ hidup matinya sebuah negara, ada disektor pertanian negara tersebut”. (red) Sejarah Hari Tani Nasional HIV/AIDS Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya Edisi 46: Agustus - Oktober 2021
  • 2. Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 2 Tajuk Utama Jurnalis BITRANET dalam melaksanakan tugasnya tidak dibenarkan menerima amplop atau imbalan apapun. Bagi masyarakat yang melihat dan dirugikan, silakan menghubungi redaksi dan menggunakan hak jawabnya. Nasib Kaum Tani Tak Kunjung Membaik Undang-Undang Pokok Agra- ria (UU PA) telah disahkan pada 24 September 1960. Tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Tani Nasional. Namun sejak diter- bitkannya undang-undang tersebut, petani masih berada di atas jalan terjal. Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) menggelar acara peringatan Hari Tani Nasional 2021 pada Jumat (24/9/2021). Acara yang berlangs- ung secara luring dan daring via Zoom Meeting dan Youtube, Dewi Kartika, Sekjend KPA, dalam pida- tonya mengatakan, nasib kaum tani saat ini masih tak kunjung membaik meskipun UU PA sudah disahkan se- jak 60 tahun lalu. Ia mencontohkan, adanya kemiskinan di pedesaan yang semakin meluas, ketimpangan kepemilikan dan penguasaan tanah yang semakin tajam, bahkan diser- tai konflik agraria yang tak kunjung diselesaikan. Dewi juga menyebutkan bebe- rapa tantangan dan ancaman yang dihadapi kaum tani saat ini adalah food estate, Food estate yang di- galakkan pemerintah, dijalankan dengan cara merampas tanah-tanah petani dan masyarakat adat. Hal ini guna membuka lahan-lahan per- tanian agar produksi pangan oleh korporasi dapat dijalankan. Padahal, krisis kesehatan akibat pandemi yang juga melanda masya- rakat pedesaan, seperti petani, ne- layan, masyarakat adat, dan perem- puan telah membuat pendapatan masyarakat menurun, lanjut Dewi, “Sesungguhnya, tiada yang le- bih ironi di negeri ini ketika peme- rintah berdalih sedang melakukan pembangunan pertanian dengan cara merampas tanah petani,” ucap- nya. Tantangan berikutnya, masi- fnya perampasan tanah yang me- nandakan hilangnya kedaulatan kaum tani. Dewi mengatakan, pe- rampasan tanah mengakibatkan berkurangnya produksi pangan, se- hingga hal ini menjadi dalih negara, pengusaha, dan politisi bersekong- kol untuk terus melakukan impor pangan, berupa beras, gandum, daging, garam, susu, dan buah-bua- han. Kemudian, kriminalisasi rakyat, terutama para pejuang pembela hak atas tanah yang semakin me- rajalela. Padahal, lanjutnya, tujuan berdirinya negara ini adalah untuk melindungi segenap warga nega- ranya. Namun, alih-alih melindungi, rakyat yang mempertahankan hak miliknya justru mengalami krimi- nalisasi. Menyoal kondisi tersebut, Dewi mengatakan, penyebabnya dikare- nakan UUPA 1960 tak kunjung dija- lankan. Padahal, dalam UUPA 1960 terdapat beberapa prinsip pokok untuk merealisasikan reforma agra- ria sejati. Pertama, orientasi reforma ag- raria harus ditujukan untuk mena- ta ulang kepemilikan, penguasaan dan penggunaan sumber-sumber agraria, terutama tanah di seluruh wilayah Indonesia. Kedua, penata- an ulang struktur agraria yang tim- pang dan proses redistribusi tanah, atau land reform, harus disertai dengan program penunjang, seper- ti sarana dan prasarana pertanian, perkreditan, infrastruktur, penun- jang, irigasi, penyuluhan, pendi- dikan, pemasaran, teknologi, dan mekanisme pasar yang melindungi petani sebagai produsen utama. Selain itu, subjek utama refor- ma agraria seharusnya ditujukan kepada kepentingan petani kecil, petani gurem, penggarap, buruh tani, nelayan, masyarakat adat, dan golongan ekonomi lemah lainnya, termasuk perempuan sebagai sub- jek hukum dari reforma agraria. Dewi Kartika melanjutkan, re- forma agraria juga harus menyasar pada tanah-tanah yang dikuasai dan dimiliki oleh badan usaha swasta dan Badan Usaha Milik Negara di semua sektor. “Mari perluas dan perkokoh ge- rakan reforma agraria sejati agar semakin kuat mengakar untuk me- mutus rantai kapitalisme agraria,” tutup Dewi. (hf) Penerbit: Yayasan BITRA Indonesia Medan Pimpinan Umum: Rusdiana Pimpinan Redaksi: M. Ikhsan Dewan Redaksi: Iswan Kaputra, Aprianta. T. Reporter: Erika Rosmawati, Berliana, Hawari, Q. Azam, Misdi, Sudarmanto. Fotografer: Anto Ungsi, Icen Manajemen Pelaksana: H. Fachri Sirkulasi: Ade, Budi. Redaksi: Jl. Bahagia By Pass No. 11/35 Medan - 20218 Telepon: 061-787 6408 Email: newsletterbitranet@ yahoo.com
  • 3. Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 3 Tantangan baru dunia perta- nian semakin mengemuka. Perkem- bangan system produksi, distribusi dan pasar pertanian pangan yang dibangun, disepakati dan dikem- bangan membuktikan menguatnya pangan sebagai komoditas dagan murni. Disi lain muncul konvensi internasional dan kebijakan local negara yang semestinya bisa men- jadi dasar untuk menguatnya peta- ni dan serikat tani, misalnya United Nations Declaration on the Rights of Peasant and Other People Working in Rural Areas – UNDROP atau Dek- larasi PBB tentang Hak Asasi Petani dan Rakyat yang bekerja di Pede- saan merupakan instrument HAM internasional baru yang mengakui hak asasi petani dan rakyat yang bekerja di pedesaan dan telah dia- dopsi oleh PBB pada tanggal 17 De- sember 2018. Pada satu posisi, pengadopsian ini adalah kemenangan bagi peta- ni dan seluruh masyarakat pede- saan, karena sebelumnya tidak ada instrument HAM yang mengakui hak-haknya secara khusus. Tak hanya itu, kemenangan dalam UND- ROP juga diartikan bahwa inst- rumen ini secara otentik berasal dari petani itu sendiri, petani yang sehatri-hari bekerja disawah dan ladang untuk dapat memproduksi pangan bagi keluarga dan masyara- kat dunia. Capaian UNDROP ini merupa- kan hasil dari perjuangan Panjang selama 17 tahun, mulai dari tingkat desa hingga internasional, agar hak petani dan masyarakat pedesaan diakui secara resmi oleh khayalayak internasional, serikat-serikat pe- tani local dan serikat petani nasio- nal menjadi motot utama ditetap- kannya UNDROP sebagai konvensi HAM. Namun, antara teori dan praktik nampaknya belum sejalan. Konven- si hanya tertera pada dokumen ker- tas-kertas hokum internasional, se- dangkan kesepakatan para pihak di meja perundingan yang lain untuk bidang perdagangan justru memu- tar balikan penghormatan terhadap hak-hak petani kepada hal-hal yang seharusnya justru terjadi sebalik- nya. Baru-baru ini misalnya. Masya- rakat sipil duia mengecewakan minimnya pelibatan petani pada kegiatan Pre-Summit, KTT Sistem Pangan Dunia oleh PBB (United Na- tion Food System Summit- UNFSS) pada 26 hingga 28 juni 2021 lalu, sedangkan di nasional sendiri salah satunya adalah tak kunjung dija- lankannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang Pokok Agraria. Karenanya perlu kehadiran ke- kutandaribawah,petanidanserikat tani untuk menyeimbangkan keku- atan dan daya tekan mempengaruhi regulasi internasional, nasional dan local agar berpihak pada petani pe- desaan. Seharunya semangat hari tani, kekuatan serikat tani juga pas- ti sangat membantu petani untuk menekan dan mengontrol imple- mentasi bagi sebahagian regulasi sampai pada level lokal yang me- mang menguntungkan petani. (hf) Serikat Tani Menyeimbangkan Regulasi agar Berpihak pada Petani Pedesaan Tajuk Utama
  • 4. Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 4 Tajuk Utama Tidak terkecuali petani, pan- demi Covid-19 di Indonesia mem- berikan dampak yang signifikan terhadap sistem pangan di Indo- nesia. Pandemi membuat keadaan petani terutama petani skala kecil semakin terpuruk, bersamaan pula dengan momen kelangkaan pupuk bersubsidi. Bersama Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Yaya- san Bitra Indonesia menggelar diskusi publik bertajuk “Relevansi Investasi di Bidang Pertanian dan Pangan di Masa Pandemi: Makro atau Mikro?”, Diskusi yang dilakuka secara hybrid ini dihadiri dari ber- bagai kalangan, baik petani, peme- rintah, akademisi dan aktifis tani. Jumino, Petani Organik Serdang Bedagai, menyatakan bahwa se- harusnya keadaan seperti ini bisa menjadi kesempatan untuk mendo- rong petani agar bertani secara mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya sekitar. Namun demi- kian Jumino mengatakan bahwa pemerintah justru tidak melihat ke- sempatan tersebut. Menurutnya pemerintah perlu menyebarluaskan praktik-praktik bertani mandiri yang mengoptimal- kan lahan sempit dan pekarangan untuk mencukupi kebutuhan pangan petani. Selain itu pemerin- tah juga diharapkan dapat memfa- silitasi petani dalam memperbesar jangkauan pasar produk petani. Sementara itu Risma, Dinas Per- tanian Tanaman Pangan dan Hor- tikultura Provinsi Sumatera Utara, mengatakan bahwa terjadi terjadi refocussing anggaran yang mana hanya difokuskan pada komoditas strategis yang memberikan kont- ribusi terhadap inflasi. Hal ini juga menyebabkan perubahan target ki- nerja. “Pandemi ini merubah target kinerja, anggaran difokuskan untuk membantu petani ketika pandemic Covid-19. Komoditi menjadi fokus peningkatan produksi adalah padi sawah dan ladang, cabai, kedelai, buah-buahan, jahe, kunyit.”, Ungkap Risma. Dekan Fakultas Pertanian Uni- versitas Sumatera Utara, Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, mengungkapkan bahwa kebijakan mikro dan makro harus bersinergi untuk meningkat- kan kinerja sektor pertanian. Tavi mencontohkan ketika kebijakan mikro yaitu peningkatan produksi digenjot namun kebijakan makro dalam menentukan harga tidak menguntungkan secara ekonomi, maka hal tersebut akan merugikan petani. “Investasi ini bagaimana dapat meningkatkan wawasan dan kete- rampilan petani sebagai pusat per- hatian. Petani didukung kreatifitas dan kapasitasnya sehingga bisa le- bih Tangguh terutama dalam masa pandemi. Ketika menjadikan petani Relevansi Investasi di Bidang Pertanian dan Pangan di Masa Pandemi: Makro atau Mikro? sebagai pusat perhatiannya yang terjadi adalah produksi kualitas tanah, cadangan pangan, dan pen- dapatan meningkat dengan sendi- rinya.” Ungkap Berliana, dari BITRA Indonesia. Berliana juga mengusulkan bahwa permakultur juga bisa men- jadi sebuah investasi mikro yang bisa didorong di tingkat petani di Sumatera Utara. Said Abdullah, KRKP, mengata- kan bahwa pemerintah saat ini le- bih fokus kepada investasi publik dalam bentuk infrastruktur. menu- rutnya investasi publik infrastruk- tur fisik memang diprediksi akan meningkatkan pendapatan, namun tidak serta merta menurunkan ke- senjangan pendapatan “Investasi publik infrastruktur memang penting, namun dampak- nya tidak terlalu signifikan jika ti- dak dibarengi dengan investasi di bidang riset and development, tek- nologi, skill, penyuluhan, dan per- baikan mekanisme market support untuk peningkatan pendapatan petani. Riset kami menunjukan bahwa skema investasi publik pada bidang-bidang ini dapat menaikkan PDRB di Indonesia termasuk Pro- vinsi Sumatera Utara.” Ungkap Said Penutup, Said mengatakan bahwa investasi publik sektor per- tanian harusnya menjawab perma- salahan holistik dan tidak terjebak hanya pada infrastruktur fisik. (hf)
  • 5. Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 5 Kongres VI SPSB yang berlan- gsung pada tanggal 30 Septem- ber2021 di Pantai Mangrove, Desa Sei Naga Lawan, Kecamatan Perbau- ngan, kembali menunjuk Arie Putra Siregar ST sebagai Ketua Umum SPSB periode tahun 2021-2023. Arie Putra yang merupakan Ketua Umum periode sebelumnya terpilih kembali melalui proses musyawa- rah-mufakat. Kongres juga memilih Tuti Suryanti sebagai Sekretaris Jenderal untuk mendampingi Arie. Uniknya proses pemilihan Sekjen cukup menguras waktu karena seorang peserta lainnya bernama Junaidi juga sempat diajukan kelompok tani peserta kongres. Selain memilih Ke- tua Umum dan Sekjen, kongres ke VI SPSB juga mengangkat Astaniah menjadi Bendahara organisasi. Dalam sambutannya, Ketua umum SPSB terpilih Arie Putra menyatakan, kesiapannya untuk mengabdi pada organisasi. Arie juga mengajak seluruh kader SPSB untuk mengorganisir kaum tani, memberikan pendidikan politik, memperluas struktur organisasi serta menggalang persatuan bersa- ma kelas buruh, nelayan mahasiswa dan seluruh komponen rakyat un- tuk melawan feodalisme, kapitalis- me-imperialisme dan sistem kekua- saan politik oligarki Selain perwakilan kelompok tani anggota SPSB di lokasi kongres nampak hadir sejumlah tamu un- dangan antara lain, Ir. Kaharuddin MM, Asisten II Pemerintah Kabu- paten Serdang Bedagai, Dinas Per- tanian dan Dinas Sosial Serdang Bedagai yang mengisi sesi diskusi “Peningkatan Kesejahteraan Peta- ni dengan Mempertahankan Lahan Pertanian sebagai Kegiatan Ekono- Kongres SPSB ke VI, Arie Putra Kembali Ketuai SPSB mi dimasa Pandemi Covid 19”, ser- ta sejumlah peserta peninjau dari Yayasan BITRA Indonesia. Dalam rangkaian kongres terse- but sempat berlangsung perdeba- tan panjang anggota kongres pada sesi pembahasan AD/ART , Sejak awal pembukaan sampai dengan selesai kongres ke VI SPSB berjalan dinamis dan khidmat. Namun dise- la-sela waktu istirahat keakraban, suka cita dan suasana kekeluargaan menjadi pemandangan indah di lokasi kongres. Kongres ke VI ini tak hanya menghasilkan beberapa perubahan pada AD/ART dan mengangkat pengurus baru tapi juga terumus program-program perjuangan dan sejumlah resolusi organisasi yang akan dijalankan oleh jajaran pengurus baru Serikat Petani Ser- dang Bedagai periode 2021-202. (hf) Advokasi
  • 6. Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 6 Pertanian Euforia memperingati hari tani nasional tidak bisa dirasakan peta- ni, apalagi di masa pandemi. Nasib petani jauh dari layak, miris melihat kondisi petani yang semakin hari tanpa perbaikan ekonomi. Angka kemiskinan petani semakin tinggi, meski enam dekade telah berlalu sejak disahkannya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960. Lahan pertanian semakin ter- gerus untuk pembangunan dan industri. Semakin sempit lahan pertanian, semakin buruk pereko- nomian petani. Situasi agraria kita belum sepenuhnya lepas dari ceng- keraman kapitalisme, feodalisme, dan kolonialisme. Ketimpangan dan penindasan sosial adalah hal biasa. Bagaimana sikap pemerintah me- lindungi petani? Lemahnya penge- tahuan dan rendahnya pendidikan petani, memberikan ruang bagi ka- pitalis untuk mengambil alih lahan pertanian. Banyak pejabat pemerin- tah yang masih korup, membuka ja- lan bagi kapitalis untuk menguasai tanah rakyat kecil. Monopoli agraria marak terja- di di seluruh Indonesia. Dari total luas daratan Indonesia, 71% dido- minasi oleh korporasi kehutanan, 16% oleh korporasi perkebunan, 7% oleh konglomerat. Sedangkan sisanya 4% untuk rakyat kecil. Pe- rampasan dan kriminalisasi petani menjadi semakin umum. Menurut catatan KPA 2020, telah terjadi 241 konflik agraria dengan luas konflik mencapai 624.272.711 ha. Jumlah korban konflik agraria sebanyak 135.337 KK yang tersebar di 359 desa di seluruh Indonesia. Konflik perkebunan 122 konflik, kehutanan (41), pembangunan infrastruktur (30), properti (20), pertambangan (12), fasilitas militer (11), pesisir (3), agribisnis (2). Padahal produk pertanian me- rupakan faktor utama bagi kehidu- pan bangsa. Pandemi yang sedang berlangsung terus berlanjut. Eko- nomi semakin terpuruk, kemiski- nan merajalela. Sekali lagi, petani menjadi ujung tombak dalam pe- mulihan ekonomi bangsa. Kondisi yang dialami petani semakin krisis, baik secara finansial maupun dari segi regenerasi. Minat anak muda untuk terjun ke pertanian semakin jauh dari harapan. semakin tinggi urbanisasi dan semakin tenang pe- desaan. Sektor pertanian akan ke- sulitan mencari pengganti. Petani harus merdeka dan mak- mur. Pemerintah harus memberi- kan apresiasi dan kebijakan yang bermanfaat bagi petani. Meningkat- kan perekonomian petani dengan memfasilitasi regulasi dalam pro- ses pertanian. Siapkan lahan yang layak untuk dikelola. Bantuan dana, mesin produksi dan segala sarana prasarana yang dapat memudah- kan petani. Harga hasil panen yang rendah membuat petani kesulitan hidup, pengawasan terhadap pe- dagang yang membeli hasil bumi harus dilakukan. Liberalisasi per- dagangan di sektor pertanian harus ditinjau kembali dan dikendalikan secara berkala, agar petani tidak menjadi korban tekanan harga jual produknya. * Hari Tani Nasional, Petani Harus Makmur dan Merdeka
  • 7. Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 7 Kesehatan Alternatif Siapa sangka, ternyata me- nurut penelitian Pusat FoodDa- ta (usda.gov) tanaman krokot (Portulaca oleracea) mengan- dung segudang nutrisi dan asam lemak omega-3 yang sangat dibutuhkan manusia, bahkan tanaman ini termasuk dalam kategori sayuran yang bisa di- konsumsi. Tumbuhan ini juga mengandung 93 persen air dan memiliki rasa asam serta asin. Manfaat tanaman krokot un- tuk kesehatan Beberapa manfaat tanaman krokot yang membuatnya layak untuk dicicipi misalnya. Bernut- risi tinggi, mengandung asam Peringatan sebelum mengon- sumsi tanaman krokot Disebutkan dalam sebuat pe- nelitian bahwa tanaman krokot mengandung asam oksalat yang cukup tinggi. Senyawa ini dapat memicu pertumbuhan batu gin- jal. Nah, untuk menghilangkan kadar asam oksalat yang tinggi itu, rebuslah tanaman krokot di dalam air yang mendidih, tidak perlu khawatir karena kandun- gan nutrisinya akan tetap terja- ga. Dari berbagai sumber Krokot, tanaman segudang Nutrisi lemak omega-3, menurunkan berat badan, mendukung per- kembangan anak, mengatasi ma- salah pencernaan, mengandung antioksidan, mencegah kanker, meningkatkan kesehatan mata, memperkuat tulang, dan, me- ningkatkan sirkulasi darah. Cara mengonsumsi tanaman krokot Selain dapat dikonsumsi mentah (setelah dibersihkan), tanaman krokot seringkali di- konsumsi dalam bentuk sup ataupun salad. Tidak hanya itu, tanaman krokot juga sering kali dicampur dengan tepung untuk membuat roti yang lezat. Selain menekan laju pertumbu- han penduduk, program Keluarga Berencana juga untuk mengurangi angka kelahiran dan kematian ibu. “Di Indonesia, banyak sekali anak usia 15-19 tahun yang sudah menikah dan mempunyai anak. Hal ini sangat disayangkan,” kata pen- gurus Pusat Informasi dan Konse- ling Remaja Desa Manggis Mukti Ali Nasution di Rumah Data Desa Manggis, Senin (30/8/2021). Mukti menegaskan bahwa pada tahun ini dan kedepannya akan secara bertahap menjaring remaja desa Manggis untuk dijadikan kon- sultan bagi teman-temannya dalam persoalan ini yang tersebar di em- pat dusun dan akan di jadikan ang- gota Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) di Desa Manggis. “Selainitupersoalanyangsering terjadi pada remaja saat ini adalah meningkatnya kasus narkoba yang mengancam generasi bangsa, untuk itu melalui program PIK R ini nan- tinya diharapkan dapat mengurangi persoalan-persoalan tersebut baik melalui kegiatan pertemuan rutin yang membahas tentang bagaimana menjadi generasi berencana, mene- rapkan 8 fungsi keluarga dan kegia- tan positif lainnya seperti kewirau- sahaan,”Kata Mukti. Website www.manggis.web.id Generasi Berencana Mewujudkan Desa Manggis Sejahtera Kabar Dari Kampung
  • 8. Edisi 46: Agustus - Oktober 2021 Semangat Berjuang Membantu Sesama Profil Semenjak upaya mengumpulkan dan mengajak ibu-ibu di dusunnya menggalang tanda tangan warga untuk di serahkan langsung kepada bupati setempat agar jalan kabupaten yang melintasi dusun mereka segera diaspal dan diperbaiki,direalisasikan pemeritah kabupatensetempat.PalanMangampoi Siahaan perempuan pejuang tangguh asal desa Tanjung Harap kecamatan Serba Jadi kabupaten Serdang Bedagai, semakin bersemangat membantu dan mengadvokasi warga tak hanya di sekitar desanya. Palan atau Kak Palan begitu dia biasa disapa, merupakan ibu empat orang yang berhasil mendorong salah satu putrinya menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMENKUMHAM), dan mendukung putranya mengambil studi strata satu jurusan fisiotrapi pada salah satu kampus swasta ternama di Sumatera 2011 silam. Setiap pertemuan yang diadakan oleh BITRA tidak sekalipun pernah Palan tinggalkan mulai dari pengorganisasisan, kesetaraan gender, credit union, dan pengobatan alternative. Terkait pengobatan alternative Palan mengatakan “dari belajar jadi pengajar sampai mandiri semua sudah didapat dari BITRA”, menurutnya jika tidak mengenal BITRA sampai dengan saat ini dirinya hanya tau berladang. Alasan, mengapa Palan memilih keterampilan pengobatan alternative karena salah satu pengobatan yang baik dan dekat dengan masyarakat khusunyapedesaanadalahpengobatan alternative baik berupa pijat refleksi, akupresure dan racikan jamu yang diolah secara tradisional. Menceritakan kesan dan pengalaman yang kurang menyenangkan, Palan mengatakan dirinya sempat disepelekan teman- teman di kelompok CU Sehati, (kelompok CU yang ia ketuai sendiri) karena menjadi pemijat, klien yang meyangkal meski secara kasat mata telah terlihat kemajuannya dari keluhan sebelumnnya dan distigma buruk dari tetangga karena sering pergi meninggalkan anak dan suami, Sejak tahun 2018, bersama suami tercinta, Palan membuka praktek pengobatan alternatif “Rumah Sehat Juan Sejahtera” menggunakan ruangan dirumahnya dan memproduksi herbal andalan “ Instan Lambung Juandin. Meski kini Palan telah banyak merasakan bahkan menikmati manfaat menjadi pegiat pengobatan alternative, namun hal yang membuatnya sedih adalah ketika harus meninggalkan anak-anak dan keluarga saat mengikuti pelatihan hingga berhari-hari. (hf) Utara. “Waktu itu sekitar tahun 2012, jalan kami rusak parah, jangankan mobil atau kereta lewat, orang jalan saja bisa kepleset, dan sering memang anak sekolah atau orang tua jatuh karena jalannya licin dan berlumpur kali” jelas Palan, Selain membantu warga memperjuangkan hak , Bersama sang suami, Irianto Sipayung, Palan juga sering membantu warga kurang mampuyangsakitdenganmemberikan jasa terapi akupresure, pijat refleksi dan jamu herbal racikannya sendiri secara gratis. Palan berpendapat bahwa perubahan dan kemampuan yang terjadi pada dirinya saat ini setelah dirinya mengenal dan mengikuti kegiatan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan Indonesia (BITRA Indonesia), sejak tahun