1. LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi
penyebab masalah
Analisis eksplorasi
penyebab masalah
1 Kegiatan pembelajaran
tidak berjalan sesuai
dengan rancangan
yang tertuang dalam
RPP, maupun
kurangnya proses
evaluasi
pembelajaran.
Literature
1. Juniriang
Zendrato, 2016,
Tingkat Penerapan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dalam
Pelaksanaan
Pembelajaran di
Kelas Suatu Studi
Kasus di SMA
Dian Harapan
Jakarta
Guru menulis RPP
karena tuntutan
administrasi
sekolah. Oleh
karena itu, faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pelaksanaannya di
kelas kurang
diperhatikan.
(Zendrato, J.,
2016)
2. Putri Salsabilla
Sulistiyani, Ina
Magdalena, Serly
Anggraeni,
Nurjamilah Selvia,
2021,
Implementasi
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) dalam
Sekolah Dasar
Faktor yang dapat
mempengaruhinya
implementasi RPP
yaitu kurangnya
kompetensi siswa
dari segi
kemampuan
memahami, nalar
maupun
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kajian literatur dan
hasil wawancara,
serta dikonfirmasi
melalui observasi
dan pengamatan
dapat diketahui
bahwa penyebab
masalah Kegiatan
pembelajaran
tidak berjalan
sesuai dengan
rancangan yang
tertuang dalam
RPP adalah:
1. Beberapa guru
jarang
mempersiapkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) sebelum
mengajar, kecuali
ketika ada
supervisi.
2. Beberapa guru
belum
melaksanakan
pembelajaran
sesuai RPP,
karena melihat
kemampuan dari
peserta didik saat
mengajar.
3. Guru sudah
membuat RPP,
namun lebih
banyak
penyesuaian
materi dan waktu
serta kondisi yang
dihadapi.
2. intelektual
(Sulistiyani, P.S.,
Dkk., 2021)
Wawancara
1.Secara keseluruhan
sesuai, bilapun
berbeda tidak
terlalu berbeda
jauh, hal itu
disebabkan karena
ada hal yang tidak
terduga,
keterbatasan media
yang bermasalah,
serta pekerjaan di
luar mengajar
(Priatna, A., 2022)
2.Guru jarang
mempersiapkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
sebelum mengajar
(Rahmita, 2022)
3.Guru belum selalu
melaksanakan
pembelajaran
sesuai RPP di
semua KD (Robani,
M.H., 2022)
Saran Solusi:
1. Mengadakan
evaluasi
pelaksanaan RPP
oleh guru terkait.
2. Tim Kurikulum
memastikan
semua guru
membuat RPP.
3. Mengadakan
pelatihan
manajemen
pelaksanaan RPP
di kelas bagi guru
dan terevaluasi.
2 Kurang maksimalnya
implementasi model
pembelajaran inovatif
di kelas
Literature
Kendala yang timbul
dalam manajemen
kelas yaitu masalah
individu dan masalah
kelompok. Masalah
individu seperti
tingkah laku siswa
yang ingin selalu
diperhatikan dan
tingkah laku siswa
yang menonjolkan
kekuatan contoh siswa
yang ingin menang
sendiri. (Setyorini, A.
D. A., 2019)
Wawancara
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kajian literatur
dan hasil
wawancara, serta
dikonfirmasi
melalui observasi
dan pengamatan
dapat diketahui
bahwa penyebab
masalah Kurang
maksimalnya
implementasi
model
pembelajaran
inovatif di kelas
adalah:
3. 1. Guru belum
memfasilitasi siswa
untuk berdiskusi,
membuat
hubungan,
merumuskan
kembali ide-ide, dan
menarik
kesimpulan sendiri
di setiap
pembelajaran
(Permadi, M.F.,
2022).
2. Guru kadang-
kadang
memfasilitasi siswa
untuk berdiskusi
dan merumuskan
kembali ide- ide
karena terburu
waktu pergantian
jam saat anak- anak
masih praktik
(Rahmita, 2022).
3. Tidak di setiap
pembelajaran
memfasilitasi siswa
untuk berdiskusi
(Robani, M.H.,
2022).
1. Guru tidak selalu
memfasilitasi
siswa untuk
berdiskusi saat
pembelajaran.
2. Guru tidak selalu
merumuskan
kembali ide- ide
karena
menyesuaikan
jam mengajar.
3. Tidak semua guru
memiliki prosedur
yang sistematik
untuk
memodifikasi
prilaku siswa.
Saran Solusi:
1. Mengadakan
pelatihan secara
bertahap dan
terevaluasi
berkenaan
dengan
pembelajaran
inovatif untuk
guru.
2. Pembiasaan
pembelajaran
inovatif kepada
siswa di setiap
KD.
3. Model
pembelajaran
inovatif menjadi
salah satu indeks
prestasi guru.
3 Kurangnya
pembelajaran yang
berorientasi HOTS
Literature
1. Siswa tidak siap
mengikuti proses
pembelajaran
(Prasetyani, Dkk.
2016:37). Sikap
inisiatif siswa yang
rendah dalam
pembelajaran,
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kajian literatur
dan hasil
wawancara, serta
dikonfirmasi
melalui observasi
dan pengamatan
4. kurang gigih saat
menyelesaikan
suatu masalah,
bermain-main
dalam proses
pembelajaran, dan
mengobrol sesuatu
yang tidak
termasuk dalam
bagian
pembelajaran
sesama teman.
2. Keterampilan
berpikir siswa
dalam kategori
rendah,
dipengaruhi oleh
budaya literasi
yang dilakukan
oleh siswa (Rahayu
2017:697).
3. Penyebab dari
keterampilan
berpikir siswa
dalam kategori
rendah juga
disebabkan oleh
faktor lingkungan
(Kurniawan &
Maryani,
2015:213). Faktor
lingkungan dari
keluarga dan
sekolah sangat
signifikan
mempengaruhi
keterampilan
tingkat tinggi siswa.
Wawancara
1. Belum menerapkan
HOTS pada semua
Kompetensi Dasar
pembelajaran
(Permadi, M.F.,
2022).
2. Guru belum
menerapkan HOTS
pada semua
Kompetensi Dasar
dapat diketahui
bahwa penyebab
masalah
Kurangnya
pembelajaran
yang berorientasi
HOTS
adalah:
1. Sikap inisiatif
siswa yang rendah
dalam
pembelajaran
2. Beberapa guru
belum
menerapkan
HOTS pada semua
Kompetensi Dasar
(KD) karena masih
kurang
memahami
konsep HOTS.
3. Guru kurang
mengikuti
pelatihan
berkenaan
dengan HOTS.
4. Guru kurang
melakukan
diskusi dengan
rekan sejawat
berkenaan
dengan HOTS.
5. Beberapa siswa
sulit memahami
persoalan HOTS.
Saran Solusi:
1. Mengadakan
pelatihan secara
bertahap dan
terevaluasi
berkenaan
dengan
implementasi
HOTS untuk
guru.
5. (KD) karena masih
kurang memahami
konsep HOTS
(Rahmita, 2022).
3. Beberapa siswa
sulit memahami
persoalan HOTS
(Nugraha, F., 2022).
2. Pembiasaan
pembelajaran
HOTS kepada
siswa agar siswa
terus terlatih.
3. Pembelajaran
HOTS menjadi
salah satu indeks
prestasi guru.
4 Kurangnya
optimalisasi
penggunaan LMS
Sekolah sebagai salah
satu sarana
pendidikan.
Literature
1. Selain dari aspek
psikologis seperti
isu kedisiplinan,
motivasi, kesehatan
mental dan fisik,
dan perasaan saat
isolasi (Raaper &
Brown, 2020),
kesiapan
kompetensi guru
dalam mengelola
kelas virtual juga
menjadi salah satu
kendala tersendiri.
2. Kurangnya
pengalaman guru
dalam mengelola
pembelajaran
daring (Mahbub,
M.A., 2021)
Wawancara
1. Ada Kompetensi
Dasar (KD) yang
belum
menggunakan LMS
(Permadi, M.F.,
2022).
2. Tidak semua
Kompetensi Dasar
(KD) sudah
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kajian literatur
dan hasil
wawancara, serta
dikonfirmasi
melalui observasi
dan pengamatan
dapat diketahui
bahwa penyebab
masalah
Kurangnya
optimalisasi
penggunaan LMS
Sekolah sebagai
salah satu sarana
pendidikan
adalah:
1. Tidak semua guru
menggunakan
LMS untuk semua
Kompetensi Dasar
(KD).
2. Kurangnya
pengalaman guru
dalam mengelola
LMS.
3. Sarana prasarana
siswa dan guru
yang kurang
mendukung
penggunaan LMS.
Saran Solusi:
1. Mengadakan
pelatihan LMS
6. menggunakan LMS
(Rahmita, 2022).
3. Belum semua guru
menggunakan LMS
secara maksimal
karena masih
beradaptasi dan
device siswa dan
guru kurang
memadai. (Robani,
M.H., 2022).
secara bertahap
dan terevaluasi
untuk
memastikan
pembiasaan guru
dan siswa dalam
menggunakan
LMS.
2. Penggunaan LMS
menjadi salah
satu indeks
prestasi guru dan
siswa.
3. Sekolah
mengizinkan guru
dan siswa
menggunakan
sarana sekolah
yang
memudahkan
guru dan siswa
mengakses LMS
dengan ketentuan
yang berlaku.