Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam manajemen sumber daya manusia, khususnya penerapan etika dalam fungsi-fungsi manajemen SDM seperti seleksi, pelatihan, penilaian kinerja, dan kompensasi pegawai. Dokumen ini juga menggunakan contoh kasus pelanggaran etika yang dilakukan PT Freeport Indonesia terkait diskriminasi upah antara pegawai lokal dan internasional.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
6, BE & GG, Wahyu Nor Maryono, Hapzi Ali, Ethical Issues in Human Resource Management, Universitas Mercubuana, 2018
1. NAMA : WAHYU NOR MARYONO
NIM : 55117120181
FAKULTAS : MAGISTER MANAGEMENT UNIVERSITAS MERCUBUANA
DOSEN : PROF Dr.Ir. HAPZI ALI, MM, CMA
JUDUL MATERI KULIAH : ETHICAL ISSUES IN HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
Dalam mewujudkan tujuan dari suatu organisasi perusahaan diperlukan adanya sumber daya
yang mendukung. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan bisa berupa sumber daya fisik, keuangan,
manusia dan kecanggihan teknologi. Diantara sumber daya tersebut, sumber daya manusia merupakan
sumber daya yang memiliki peranan yang sangat sentral, karena dengan adanya sumber daya manusia
dapat sebagai penggerak berjalannya kegiatan perusahaan dengan skill dan kemampuan yang dimilikinya.
Seiring dengan berkembangnya jaman menyebabkan adanya perubahan teknologi yang sangat
cepat, hal ini membuat perusahaan harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan usahanya. Dengan
adanya perubahan tersebut tidak dapat dipungkiri menjadi penyebab bergesernya fungsi-fungsi
manajemen SDM yang dimana selama ini dianggap hanya sebagai kegiatan administrasi, dalam
perekrutan pegawai, coordinating yang dilakukan oleh pada bagian personalia saja. Namun saat ini
manajemen SDM sudah berubah dan menjadi fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri yang terintegrasi
dengan fungsi lainnya di dalam perusahaan, dalam mewujudhkan sasaran yang sudah ditetapkan serta
menjalankan fungsi perencanaan yang strategik dalam perusahaan, dengan kata lain fungsi SDM kini
menjadi lebih bersifat strategik.
Manajemen SDM memiliki kewajiban dalam memahami perubahan – perubahan yang terjadi di
lingkungan bisnisnya, agar dapat mengetahui perubahan teknologi apa saja yang berkembang di setiap
masa dengan adanya perkembangan informasi yang semakin cepat. Dengan adanya perubahan fungsi
manajemen SDM tersebut, maka peran maupun fungsi dari konstribusi SDM menjadi sangat penting untuk
keberhasilan dalam pencapaian dari tujuan strategi perusahaan.
Manajemen SDM (sumber daya manusia) merupakan suatu proses menangani berbagai masalah
pada ruang lingkup pegawai, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya, untuk dapat menunjang
aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut A.F. Stoner, manajemen SDM merupakan suatu prosedur yang berkelanjutan, yang
bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Dalam
menjalankan manajamen sumber daya manusia yang efektif dan efisien agar tercapai tujuan perusahaan
diperlukan adanya fungsi operasional, dimana terbagi menjadi sebagai berikut:
- Fungsi Pengadaan, merupakan suatu proses seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi dalam
menghasilkan calon pegawai yang sesuai kebutuhan perusahaan.
- Fungsi Pengembangan, merupakan suatu proses untuk meningkatkan ketrampilan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral daari pegawai melalui pendidikan dan pelatihan.
2. - Fungsi Kompensasi, merupakan proses pemberian balas jasa baik langsung maupun tidak lansung
berrupa uang atau barang kepada pegawai sebagai balas atas jasa yang diberikannya kepada
perusahaan. Prinsip dasar kompensasi harus adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab pegawai
tersebut.
- Fungsi Pengintegrasian, merupakan proses kegiatan untuk menyatukan antara kepentingan
perusahaan dan kebutuhan pegawai, agar tercipta simbiosis yang saling menguntungkan. Proses
pengintegrasian ini merupakan hal terpenting dan sulit dalam SDM, karena harus menyatukan dua
kepentingan yang bertolak belakang antara pegawai dan perusahaan.
- Fungsi Pemeliharaan, merupakan proses kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik,
mental dan loyalitas pegawai agar tercipta hubungan kerja jangka panjang. Program K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) merupakan program yang dilakukan perusahaan untuk menjalankan fungsi
pemeliharaan.
Implementasi Konsep Etika Dengan Fungsi SDM
Manajemen SDM memiliki peran strategis dalam mendukung pelaksanaan konsep etika perusahaan yang
mempunyai tugas dalam mengendalikan dan mengintegrasikannya dengan fungsi-fungsi organisasinya.
Berikut merupakan implementasi konsep etika ke dalam fungsi-funsi SDM yaitu:
- Seleksi, karakter pribadi pegawai berkaitan erat dengan perilakunya. Perusahaan akan melakukan tes
seleksi kejujuran dan personalitas untuk mengetahui kemampuan perkembangan moral dari calon
pegawai. Hal ini dikarenakan untuk pegawai yang memiliki perkembangan moral yang tinggi akan lebih
mudah dalam menerima prinsip moral yang universal.
- Orientasi Pegawai, merupakan proses untuk pengenalan kepada pegawai mengenai norma - norma
atau nilai – nilai yang berlaku dalam organisasi. Dengan pengenalan tersebut diharapkan pegawai
dapat menjalankan dengan baik demi terwujudkan tujuan perusahaan.
- Training, pegawai dituntut untuk mengetahui aturan – aturan maupun kebijakan dari perusahaan atau
pemerintah. Dengan training diharapkan pegawai dapat mengintegrasikan penanaman nilai – nilai
etika perusahaan dengan aturan – aturan atau kebijakan – kebijakan yang ada.
- Penilaian Kinerja, merupakan salah satu proses untuk menerapkan keadilan yang konsisten dan tidak
bias yang berdasarkan pada informasi yang akurat, dapat dikoreksi dari kinerja pegawai. Dalam
penilaian kinerja diharapkan transaparan, jika ada yang negatif disampaikan ke pegawai dan dicarikan
solusi bersama untuk perubahan ke arah lebih baik dengan tetap menghormati dan menjaga martabat
pegawai.
- Reward dan Hukuman, pemberian reward dan hukuman bertujuan untuk memberikan motivasi dan
pembelajaran sosial yang penting bagi pegawai agar kesadaran maupun kemauan pegawai dalam
menegakkan nilai – nilai dan etika perusahaan meningkat. Selain itu, pegawai juga akan faham, jika
melakukan tindakan yang tidak etis akan mendapatkan hukuman dan begitu pula sebaliknya akan
mendapatkan reward jika melakukan tindakan etis.
3. Ada beberapa penyebab terjadinya perilaku tidak etis yaitu:
Karyawan memiliki kemampuan kognitif yang rendah.
Adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial.
Adanya ethical dilema.
Sebagai contoh kasus sebagai berikut:
PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.
PTFI menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas
dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Kami
memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia. PT
Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional (MNC), yaitu perusahaan internasional
atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negara maju dan
berkembang.
Contoh kasus pelanggaran etika yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia:
Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia (FI) disebabkan perbedaan indeks standar gaji
yang diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport di seluruh dunia. Pekerja Freeport di
Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja Freeport di negara lain untuk level
jabatan yang sama. Gaji sekarang per jam USD 1,5–USD 3. Padahal, bandingan gaji di negara lain mencapai
USD 15–USD 35 per jam. Sejauh ini, perundingannya masih menemui jalan buntu. Manajemen Freeport
bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa dasar pertimbangannya.
Dalam UUD 2945 Pasal 33 ayat 2 dan 3 sebagai berikut:
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Dalam UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Bab VI Pasal 10 sebagai berikut:
1. Perusahaan penanaman modal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja harus mengutamakan
tenaga kerja warga negara Indonesia.
2. Perusahaan penanaman modal berhak menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan
dan keahlian tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Perusahaan penanaman modal wajib meningkatkan kompetensi tenaga kerja warga negara Indonesia
melalui pelatihan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. 4. Perusahaan penanaman modal yang mempekerjakantenaga kerja asing diwajibkan menyelenggarakan
pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jika mengacu kepada UUD 1945 pasal 2 dan 3 diatas, kondisi saat ini sangat menyedihkan karena beberapa
perusahaan – perusahaan besar di Indonesia di kuasai asing. Dimana perusahaan – perusahaan tersebut
memiliki peran yang strategis bagi bangsa Indonesia, salah satunya adalah Indosat dimana merupakan
perusahaan komunikasi besar di Indonesia yang memiliki jutaan data warga Indonesia. Selain itu PT
Freeport yang mengeksplorasi sumber daya alam Indonesia.
Dari sisi UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Bab VI Pasal 10, perusahaan asing diharapkan
dapat mengutamakan tenaga kerja baik dalam hal kebutuhan tenaga kerja maupun pemberian pelatihan
untuk peningkatan kompetensi pegawai Indonesia.
Dengan mengacu kepada dua Undang – Undang tersebut diharapkan pemerintah bijak dan tegas dalam
menerapkan peraturan – peraturan tersebut agar warga Indonesia tetap dapat menikmati sumber daya
alam milik sendiri dan memiliki kesempatan kehidupan dan kesejahteraan yang layak. Pemerintah
diharapkan dapat mendukung dalam pengembangan sumber daya manusia yang ada, hal ini agar sumber
daya manusia Indonesia dapat berkompetisi di era perkembangan jaman maupun teknologi yang sangat
pesat ini.
Dengan sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia dan sumber daya manusia yang hebat, Indonesia
dapat menjadi negara yang hebat pula dimasa depan.
Daftar Pustaka :
http://ondyx.blogspot.com/2014/01/etika-dalam-manajemen-sumber-daya.html
http://anasolikhatun.blogspot.com/2016/10/norma-dan-etika-dalam-manajemen-sumber.html
Hapzi Ali, 2016. Modul Business Ethics & GG: Ethical Issues in Human Resource Management,
Universitas Mecubuana
UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
UUD 1945