Dokumen tersebut membahas tentang etika bisnis dan penerapannya pada perusahaan SUCOFINDO. SUCOFINDO menerapkan nilai-nilai integritas, fokus pelanggan, inovasi, kerjasama, dan peduli dalam bisnisnya serta melaksanakan program tanggung jawab sosial untuk masyarakat sekitar. SUCOFINDO juga menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik seperti transparansi, akuntabilitas, pertang
1, be & gg, Wahyu Nor Maryono, hapzi ali, concepts and theories of business ethics, universitas mercubuana, 2018
1. NAMA : WAHYU NOR MARYONO
NIM : 55117120181
FAKULTAS : MAGISTER MANAGEMENT UNIVERSITAS MERCUBUANA
DOSEN : PROF Dr.Ir. HAPZI ALI, MM, CMA
JUDUL MATERI KULIAH : CONCEPTS AND THEORIES OF BUSINESS ETHICS
Etika Bisnis dan Etika Personal
Etika Bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus diikuti apabila menjalankan
bisnis (Jeff Madura, 2001).
Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu
pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma
dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan
moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4).
Beberapa ahli ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan- batasan sosial, ekonomi, dan
hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan oleh
perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto, 2005).
Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan aturan
yang harus dijalankan oleh pelaku bisnis untuk menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis dengan
memperhatikan batasan – batasan yang berlaku dimasyarakat.
Dengan adanya etika bisnis yang diterapkan pada perusahaan, diharapkan dapat menjadi pemersatu
para pegawai yang berasal dari latar belakang sosial dan budaya yang berbeda – beda. Jika kondisi ini
terwujud, maka para pegawai akan merasakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, sehingga
paegawai dapat fokus dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di perusahaan. Di sisi pelanggan
pun akan dapat merasakan pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
Dengan demikian akan tercipta loyalitas dari para pelanggan yang pada akhirnya akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Sedangkan etika personal adalah etika yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri. Jadi etika personal merupakan suatu ketentuan yang diterapkan pada pribadi misal:
menjaga kesehatan, kerapihan baik diri maupun tempat tinggal, menerapkan kedisiplinan dalam
memanage waktu dan lainnya.
Jadi etika personal dan etika bisnis merupakan dua hal yang saling berkaitan. Berawal dari adanya etika
personal yang diterapkan pada pribadi masing – masing dan di implementasikan pada perusahaan
melalui pengembangan etika bisnis, demi terwujudnya kinerja yang baik dan memberikan keuntungan
bagi perusahaan pada akhirnya.
2. Moralitas dan Hukum
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk
(Bertens, 2002:7). Moralitas juga berperan sebagai pengatur dan petunjuk bagi manusia dalam
berperilaku agar dapat dikategorikan sebagai manusia yang baik dan dapat menghindari perilaku yang
buruk (Keraf, 1993: 20).
Moralitas merupakan tingkah laku atau ucapan dari seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain. Jika
seseorang melakukan tindakan yang sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat umum dan dapat
diterima dan menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki moral
yang baik, namun jika tindakannya tidak sesuai dengan nilai yang berlaku dan tidak dapat diterima di
masyarakat orang tersebut dapat dikatakan memiliki moral yang tidak baik. Nilai – nilai yang biasa
digunakan biasanya nilai agama, tradisi dan hukum Negara.
Hukum sebagai himpunan petunjuk hidup, perintah, dan larangan yang mengatur tata tertib dalam
suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat, oleh karena itu
pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa
(Zainal ASikin, 2013:10).
Dengan kata lain, hukum merupakan suatu peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang memiliki
sanksi atas pelanggaran yang dilakukan. Hukum bertujuan untuk menciptakan ketertiban, keamanan
dan ketentraman di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu hukum juga sebagai
sarana untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.
Dengan adanya pribadi yang bermoral, maka akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang patuh
hukum, sehingga tercipta lingkungan yang aman tertib dan damai. Hal ini dapat memberikan
ketenangan pada masyarakat untuk menjalankan kegiatan dalam kehidupan sehari – hari mereka.
Etiket dan Hukum Profesional
Kata “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Dalam bahasa Latin, etika disebut dengan moral (Mos/Mores) yang memiliki pengertian
adat kebiasaan atau kesusilaan.
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan
atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan
istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Jadi, etika bisa dikatakan sebagai ilmu mengenai kesusilaan yang diterapkan untuk mengetahui
bagaimana seharusnya manusia hidup dalam bermasyarakat dengan menjalankan aturan – aturan atau
prinsip – prinsip dalam bertingkah laku yang baik. Etika memiliki peranan yang cukup besar dalam
kehidupan manusia, karena dengan adanya etika manusia dapat memiliki panduan dalam menjalani
kehidupan sehari – hari. Dengan demikian, etika sangat membantu manusia dalam bersikap dan
bertindak secara baik dan benar dalam menjalani kehidupannya.
3. Selain itu, etika juga sangat membantu manusia dalam mengambil keputusan mengenai tindakan apa
yang memang di perlukan maupun yang tidak diperlukan. Dengan demikian, etika sangat perlu
diterapkan dalam seluruh kehidupan bermasyarakat demi terciptanya kehidupan masyarakat yang
tertib.
Antara etika dan hukum sama – sama memiliki fungsi untuk mengatur tindakan atau perilaku manusia
agar terciptanya kehidupan masyarakat yang aman dan tertib. Setiap tindakan atau perilaku manusia
yang menyimpang dari etika dan hukum akan menerima koreksi dari ketentuan – ketentuan yang ada
pada etika maupun hukum.
Penerapan etika maupun hukum dituntut seprofesional mungkin, agar tercipta kehidupan masyarakat
yang jujur dan adil. Profesional merupakan sikap yang netral dalam menjalankan setiap profesi yang di
embannya. Keputusan yang diambil tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau suatu golongan
tertentu. Untuk menciptakan suatu suasanan yang kondusif dimasyarakatn penerapan etika dan hukum
secara professional sangat diperlukan.
Manajemen dan Etika
Manajemen menurut Koontz dan Cyril O’donnel, manajemen adalah usaha untuk mencapai/menggapai
tujuan tertentu melalui kegiatan/usaha orang lain.
Manajemen menurut Drs. Oey, manajemen adalah perencaan / planning, pengorganisasian / organizing,
pengarahan, pengkoordinasian serta pengontrollan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan manajemen sebagai proses yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Antara manajemen dan etika sangat berkaitan, dalam menjalankan
proses manajemen diperlukan nilai – nilai yang harus diterapkan didalam perusahaan yang biasa di
sebut sebagai budaya perusahaan. Dengan adanya penerapan budaya perusahaan diharapkan
mempermudah perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, sehingga pelanggan
akan loyal terhadap produk atau jasa yang dijual perusahaan yang pada akhirnya akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Penerapan Etika Bisnis
SUCOFINDO adalah perusahaan inspeksi pertama di Indonesia. Sebagian besar sahamnya, yaitu 95
persen, dikuasai negara dan lima persen milik Societe Generale de Surveillance Holding SA (“SGS”).
SUCOFINDO sendiri berdiri pada 22 Oktober 1956. Bisnis SUCOFINDO bermula dari kegiatan
perdagangan terutama komoditas pertanian, dan kelancaran arus barang dan pengamanan devisa
negara dalam perdagangan ekspor-impor. Seiring dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha,
SUCOFINDO melakukan langkah kreatif dan menawarkan inovasi jasa-jasa baru berbasis kompetensinya.
Bisnis jasa pertama yang dimiliki SUCOFINDO adalah cargo superintendence dan inspeksi. Kemudian
melalui studi analisis dan inovasi, SUCOFINDO melakukan diversifikasi jasa sehingga lahirlah jasa-jasa
warehousing dan forwarding, analytical laboratories, industrial and marine engineering, dan fumigation
and industrial hygiene.
4. Keanekaragaman jasa-jasa SUCOFINDO dikemas secara terpadu, jaringan kerja Laboratorium, cabang
dan titik layanan di berbagai Kota di Indonesia serta didukung oleh 2.646 Tenaga Profesional yang ahli di
bidangnya.
Visi, Misi & Nilai Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan kelas dunia yang kompetitif, andal dan terpercaya di bidang inspeksi, pengujian,
sertifikasi, konsultansi dan pelatihan
Misi Perusahaan
Menciptakan nilai ekonomi kepada para pemangku kepentingan terutama pelanggan, pemegang saham
dan karyawan melalui layanan jasa inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultansi serta jasa terkait lainnya
untuk menjamin kepastian berusaha
Nilai-nilai Perusahaan
1. Integritas, yakni mengedepankan kejujuran, dapat dipercaya dan tidak berpihak
2. Fokus Pelanggan, yakni mengutamakan pelanggan dalam melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan yang diberikan, terutama dalam hal kualitas dan nilai tambah yang ditawarkan
3. Inovasi, yakni secara berkesinambungan melakukan perbaikan dan pembaharuan yang memberikan
nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan sehingga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
lain yang berkepentingan
4. Kerjasama, yakni mengedepankan kerja Tim dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sehingga pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan
5. Peduli, yakni tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan kelompok serta selalu
peduli terhadap orang lain dan lingkungan.
Tanggung Jawab Sosial
Seiring dengan menjalankan kegiatan business survey sebagai core business, SUCOFINDO berkomitmen
membantu pengembangan lingkungan dan masyarakat sekitar.
SUCOFINDO senantiasa menjalin hubungan yang saling menghargai dan saling menguntungkan dengan
stakeholders, terutama masyarakat di wilayah usahanya, sebagai wujud tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responsibility).
Semangat ini yang mendasari diterapkannya program CSR, melalui SUCOFINDO Peduli Masyarakat, yang
terbagi menjadi tiga bagian besar:
1. Program Kemitraan
2. Bina Lingkungan
3. Kegiatan Sosial Lainnya
5. Program kemitraan yang dibina mengacu pada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
nomor Per-05/MBU/2007, 27 April 2007. Peraturan ini tentang Program Kemitraan BUMN dengan
Usaha Kecil, dan Program Bina Lingkungan.
Selain itu, SUCOFINDO melaksanakan program kegiatan donor darah rutin setiap triwulan, dan khitanan
massal yang dilaksanakan setahun sekali.
Tata Kelola
SUCOFINDO memahami pentingnya penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam
pengelolaan perusahaan dalam menciptakan usaha bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Tata kelola perusahaan mempengaruhi bagaimana tujuan perusahaan dicapai, bagaimana risiko dikaji,
dan bagaimana kinerja dioptimalkan.
Sebagai BUMN yang bergerak di bidang mitigasi risiko, pelatihan dan konsultasi, tata kelola perusahaan
menjadi semakin penting mengingat faktor risiko merupakan topik rutin yang dihadapi oleh seluruh
insan SUCOFINDO dalam menjalankan tugasnya, baik tugas sehari-hari di dalam perusahaan maupun
ketika sedang berhubungan dengan klien untuk memecahkan masalah mereka.
Melalui tata kelola perusahaan yang baik, SUCOFINDO ingin menanamkan budaya sadar risiko, etika
berbisnis, dan tata perilaku yang baik di seluruh insan SUCOFINDO untuk menciptakan kinerja
perusahaan yang unggul.
Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/ GCG) yang dimaksud adalah:
1. Transparansi, yaitu prinsip keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil yang relevan mengenai perusahaan.
2. Akuntabilitas, yaitu prinsip kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi yang
memungkinkan pengelolaan perusahaan dapat terlaksana secara efektif.
3. Pertanggungjawaban, yaitu prinsip kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
4. Kemandirian, yaitu prinsip pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh maupun tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran, yaitu prinsip perlakuan yang adil dan sama dalam memenuhi hak-hak
stakeholdersberdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.