1. RBBB & AV – Block
Presentan:
dr. Lucyawati
Pendamping:
dr. Paul Jonatan
2. Latar Belakang
Kasus asli
Alasan pemilihan kasus:
Pentingnya diagnosis dan manajemen yang tepat
Fokus pembicaraan:
Diagnosis
Analisis penatalaksanaan awal
3. Identitas pasien
Nama : Tn E
Umur : 47 tahun
Tgl masuk : 18 September 2012
Jam masuk : pkl. 16.00
Ruangan : IGD
No RM : 09241812
Alamat : Jl. Cibuntu RT 01 RW 01, Ds.
Cibanteng, Kec.Sk.Resmi, Kota Cianjur
Pekerjaan : Buruh tani
5. Anamnesis
Keluhan utama: kejang-kejang (alloanamnesis)
Pasien 6 jam sebelum masuk RS tiba-tiba kejang dan hilang
kesadaran. Kejang + 10 detik, tidak sadar, anggota gerak kaku seperti
dilipat. Pasien sesaat sebelum kejang merasa pusing. Setelah kejang
pasien menjadi lemas, pucat, sulit diajak berkomunikasi.
Disangkal adanya nyeri dada kiri, sesak nafas, demam, batuk, pilek,
mual, muntah sebelum kejadian.
RPD : pasien sering merasa sesak dan tiba-tiba hilang
GGGg kesadaran, tapi tidak pernah diobati. Tekanan darah
sss tinggi ?
RPK : tidak ada keluarga yang mederita epilepsi
UB : -
RA : -
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesan sakit : Berat
Kesadaran : Somnolen (GCS: E:3, V:4, M:6)
Status gizi : Normal
Posisi : Tidak ada letak paksa
Kulit : pucat (+)
8. Status Generalis
Kepala : bentuk dan ukuran simetris
Mata : konjungtiva anemis +/+, sclera ikterus -/-
Pupil : bulat, isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya direk +/+,
g indirek +/+, saat kejang pupil midriasis, RC -/-
THT :
Telinga : sekret -/-
Hidung : PCH -/-, sekret -
Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP 5+2 cmH2O
Thorax : B/P simetris kiri = kanan, retraksi -
Pulmo : VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Cor : BJM, irregular, hilang timbul, ictus cordis ICS IV linea
gg midclavicularis sinistra, murmur -
9. ‘cont
Abdomen : datar, soepel, hepar dan lien tidak
teraba, g nyeri tekan (-), BU (+) normal
Inguinal : tidak ada kelainan
Anus&Rectum : tidak ada kelainan
Genital : tidak ada kelainan
Ekstremitas : akral pucat, oedem -/- , RF +/+, RP -/-,
RM -
10. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (18 September 2012, pkl 16.10)
Jenis pemeriksaaan Hasil Nilai normal Satuan
I. Hematologi
- Hb
- Leucocytes
- LED 1 jam
- LED 2 jam
- Diff count
> Basofil
> Eosinofil
> Batang
> Segmen
> Limfosit
> Monosit
- Hematokrit
- Trombosit
10,6
9,1
87
113
0
1
1
78
18
2
32
256
14 – 18
4,5 – 10,5
< 10
< 20
0 – 1
1 – 3
2 – 6
50 – 70
20 – 40
2 – 8
42 – 54
150 – 400
g/dl
102 sel/ μL
mm/ jam
mm/ 2 jam
%
%
%
%
%
%
%
102 sel/μL
11. ‘cont
Laboratorium (18 September 2012, pkl 16.10)
Jenis pemeriksaaan Hasil Nilai normal Satuan
II. Kimia Darah
- SGOT
- SGPT
- Glukosa sewaktu
17,1
24,0
100
< 41
< 40
70 – 110
U/ L
U/ L
mg/ dL
12. ‘cont
EKG (18 September 2012, pkl 16.10)
QRS interval > 3
kk, gel S di lead I
19. AV - Blok
Jalur SA Node ke AV Node (yang membentuk interval
PR pada EKG) terhambat impuls listrik menjadi
terlambat sampai di area ventrikel Interval PR >>
panjang.
Ibarat jalan tol macet, maka jarak tempuh ke tempat tujuan
menjadi lebih lama.
20. ‘cont
Derajat AV-Blok:
AV-Blok derajat I
AV-Blok derajat II:
Mobitz type I (Wenckebach)
Mobitz type II
AV-Blok derajat III
26. RBBB
Interval QRS > 0,12 sec pada lead I.
Ada gambaran RR’ (M Shape) dan perubahan segmen
ST dan Gel T pada V1 – V3
Gel S yang melebar pada lead I
27. LBBB
Interval QRS > 0,12 sec
QRS kompleks:
Kompleks QRS dominan negatif atau negatif di lead VI dan V2
Kompleks QRS dominan positif atau positif di V5 atau V6 dan
kadang timbul notched
Tidak ada gelombang Q di lead I, aVL, V5, dan V6
Repolarisasi (ST-T) abnormal:
ST segmen depresi
Sudut QRS-T lebar
28. Deviasi aksis ke kiri
(LAD)
Definisi : aksis > -30°
Determinasi : S > R pada
sadapan II
Etiologi:
Hemiblok anterior kiri (LAHB)
Left bundle branch block
(LBBB)
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
Infark miokardium (IM)
inferior
Diafragma yang mengalami
elevasi
Deviasi aksis ke kanan (RAD)
Definisi : aksis > +90°
Determinasi : S > R pada
sadapan I
Etiologi:
Hipertrofi ventrikel kanan
(RVH)
Hemiblok posterior kiri
(LPHB)
IM lateral
Penyakit paru obstruktif
kronis / PPOK (biasanya
tidak pada > + 110°)
29. Penatalaksanaan
Sulfas Atropin
Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan
memperbaiki sistim konduksi AtrioVentrikuler
Indikasi : asistole atau PEA lambat (kelas II B), bradikardi (kelas II A)
selain AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hati-hati pemberian
atropine pada bradikardi dengan iskemi atau infark miokard
meningkatkan kebutuhan oksigen myocard area AV node), keracunan
organopospat (atropinisasi)
Kontra indikasi : bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2
atau derajat III.
Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total
0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit
maksimal 3 mg.dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan
dosis 2–2,5 kali dosis intra vena diencerkan menjadi 10 cc
30. ‘cont
Diazepam
Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan
tetanus
Efek samping dapat menyebabkan depresi pernafasan
Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.
31. Pacemaker
Berdasarkan AHA Guidelines tahun 2008 “Device-Based
Therapy of Cardiac Rhythm Abnormalities”, indikasi
pemasangan pacemaker pada kelainan konduksi jantung
akibat bifasikular blok kronik :
Advanced second-degree AV block or intermittent third-degree AV block.
Type II second-degree AV block.
Alternating bundle-branch block.
Not indicated for fascicular block without AV block or symptoms.
Not indicated for fascicular block with first-degree AV block without
symptoms.
(Epstein A., et al., 2008, e360.)