Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
TUGAS ( Ginjal )
1. GINJAL
GINJAL
Organ ginjal merupakan alat ekskresi utama pada tubuh kita.
a. Struktur Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang merah. Ginjal terbungkus oleh
selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri atas jaringan fibrus. Pada manusia,
ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, yaitu berukuran panjang 10 sampai 12 cm, lebar 5–
6 cm, dan tebal 3 – 4 cm dengan berat diperkirakan 0,5% dari berat badan yaitu sekitar 140
gram.
Ginjal terdapat 1 pasang yang terletak di bagian dorsal dinding tubuh sebelah kiri dan
kanan tulang belakang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri karena hati menduduki
ruang banyak di sebelah kanan. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang
mengalir menuju ginjal.
b. Letak Ginjal
2. Gambar di atas menunjukkan posisi ginjal di dalam perut kita.
Kelenjar adrenal adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas
ginjal. Kelenjar ini bertanggung jawab pada pengaturan respon stress pada sintesis
kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan hormon adrenalin.
Ginjal terdiri dari 2 buah, atau 1 pasang yang terletak di bagian dorsal dinding tubuh
sebelah kiri dan kanan tulang belakang.
Arteri ginjal adalah pembuluh nadi yang berfungsi untuk membawa darah ke dalam
ginjal untuk disaring di glomerulus.
Vena ginjal adalah pembuluh balik yang berfungsi untuk membawa darah keluar dari
ginjal menuju vena cava inferior kemudian kembali ke jantung.
Vena cava inferior (pembuluh balik besar bawah) adalah pembuluh darah yang
menerima darah dari badan dan kedua kaki. Darah yang dibawa oleh pembuluh darah
jenis ini mengandung banyak CO2.
Aorta abdominalis adalah arteri terbesar di cavitas abdominalis atau rongga perut.
Sebagai bagian dari aorta, aorta abdominalis adalah kelanjutan dari aorta descendens.
Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin
dari ginjal menuju kandung kemih.
Uterus (bukan merupakan bagian dari ginjal, melainkan merupakan bagian dari
sistem reproduksi pada manusia).
Kandung kemih adalah organ tubuh yang mengumpulkan urine (air kencing) yang
dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang.
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh
yang berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan
sistem seksual.
c. Bagian – Bagian pada Ginjal
Ginjal terdiri dari 3 bagian utama yaitu korteks, medula, dan pelvis. Ketiga bagian itu
sangat penting bagi ginjal. Jika salah satu bagian ginjal dibelah, maka kita akan dapat melihat
lebih dalam lagi bagian-bagian ginjal.
3.
4. Gambar diatas menunjukan bagian-bagian di dalam ginjal.
1. Korteks (bagian luar), di dalamnya terdapat jutaan nefron yang terdiri dari badan
malphigi. Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang diselubungi kapsula
Bowman dan tubulus (saluran) yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus
kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Di korteks terjadi penyaringan darah.
2. Medula ( Sumsum ginjal ), terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut (piramida).
Di sini terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal
dan tubulus kontortus distal. Medula berfungi sebagian tempat berkumpulnya
pembuluh darah kapiler dari kapsula bowman dan juga sebagai tempat terjadinya
proses reabsorbsi dan augmentasi oleh tubulus proksimal dan tubulus distal.
3. Pelvis (rongga ginjal) adalah tempat bermuaranya tubulus dimana berfungsi sebagai
tempat penampungan urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih
melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
4. Calyces adalah suatu penampung berbentuk cangkir dimana berfungsi sebagai tempat
berkumpulnya urin sebelum mencapai kandung kemih melalui ureter.
5. Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang berfungsi untuk
menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih.
6. Vena ginjal adalah pembuluh balik yang berfungsi untuk membawa darah keluar dari
ginjal menuju vena cava inferior kemudian kembali ke jantung.
7. Arteri ginjal adalah pembuluh nadi yang berfungsi untuk membawa darah ke dalam
ginjal untuk disaring di glomerulus.
Didalam korteks ginjal terdapat sekitar 1 juta nefron. Nefron merupakan satuan
struktur dan fungsional paling kecil dari ginjal. Nefron ini berfungsi sebagai alat penyaring.
Nefron berbentuk seperti cacing berkepala besar dengan tubuh bagaikan elang yang berkelok-
kelok. Pada bagian kepala terdapat saringan halus yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat
tertentu saja. Sel darah dan protein darah tidak dapat melewati saringan ini karena ukurannya
lebih besar.
5. Berikut adalah gambar bagian-bagian di dalam nefron:
1. Glomerulus adalah anyaman pembuluh – pembuluh darah kapiler yang berupa
gumpalan. Gromerulus berfungsi sebagai tempat penyaringan darah. Selain
penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping
darah, dan sebagian besar protein plasma.
2. Kapsula bowman adalah semacam kantong/kapsul yang membungkus glomerulus.
Kapsula bowman ditemukan oleh Sir William Bowman.
3. Tubulus kontortus proksimal merupakan sebagai tempat penyerapan
kembali/reabsorpsi urin primer yang menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino.
Tubulus kontortus proksimal menghasilkan urin sekunder.
4. Lengkung henle merupakan penghubung antara tubulus kontortus proksimal dengan
tubulus kontortus distal. Fungsi utamanya adalah untuk membuat konsentrasi garam
di medula dalam ginjal.
5. Tubulus kontortus distal berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan zat-zat yang
tidak berguna lagi atau berlebihan ke dalam urin sekunder. Tubulus kontortus distal
Menghasilkan urin sesungguhnya.
6. Tubulus kolektivus ( Saluran pengumpul ) adalah tabung sempit panjang dalam
ginjal yang berfungsi untuk menampung urin dari nefron, yang selanjutnya disalurkan
ke pelvis menuju kandung kemih.
6. d. Fungsi Ginjal
Sebagai salah satu alat ekskresi, peran ginjal sangat penting dan tak dapat digantikan
oleh organ lain. Jika seseorang mengalami disfungsi ginjal, maka ia harus menggunakan alat
pengganti untuk menjalankan fungsinya, yaitu dengan melakukan transplantasi
(pencangkokan) ginjal yang baru. Jika tidak, maka orang itu harus menjalani cuci darah
seumur hidup. Dengan demikian kita harus berusaha menjaga organ ini agar tidak mengalami
kerusakan (gangguan). Berikut ini adalah fungsi – fungsi dari ginjal :
1. Menyaring/Membersihkan Darah
Bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini adalah nefron. Tanpa ginjal, maka
seseorang akan mati sebab tubuhnya diracuni oleh kotoran yang dihasilkan tubuhnya
sendiri.
2. Mengatur Volume Darah
Darah dapat mengatur jumlah cairan yang terlarut dalam darah sehingga volume
dipertahankan untuk selalu seimbang di dalam tubuh. Tanpa kontrol dari ginjal ini,
maka kemungkinan terburuk dalam tubuh akan terjadi, yaitu tubuh menjadi kering
karena kekurangan cairan tubuh atau tubuh tenggelam karena kebanjiran akibat cairan
dalam tubuh menumpuk tak terbuang.
3. Mendaur Ulang Air, Mineral, Glukosa, dan Gizi
Ginjal akan mempertahankan zat-zat penting yang ikut masuk ke dalam nefron
bersama cairan darah, lalu mengembalikannya ke peredaran darah. Tapi ginjal tidak
menyerap kembali zat-zat ini jika jumlahnya berlebih dalam darah.
4. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia Darah
Salah satu contoh fungsi pengatur ini adalah mengatur kadar garam dalam darah.
Garam cenderung mengikat air sehingga jika kadar dalam gula darah berlebih
mengakibatkan penumpukan cairan yang berlebihan dalam darah dan rongga sel
antarsel tubuh. Jika demikian, maka anggota tubuh seperti wajah, tangan, dan kaki
akan membengkak. Berdasarkan alasan itu maka ginjal akan mengeluarkan kadar
garam yang berlebih dalam darah agar seimbang kembali.
5. Menjaga Darah agar Tidak Terlalu Asam
Ginjal berperan dalam menjaga pH darah agar tidak terlalu asam.
6. Penghasil Hormon
Hormon yang dihasilkan adalah hormon eritroprotein yang berfungsi untuk
merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang.
7. e. Proses - Proses di dalam Ginjal
Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.
Keseluruhan proses tersebut akan membentuk urine.
1. Penyaringan ( Filtrasi)
Filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsula Bowman.
Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa
metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh.
Proses filtrasi ini menghasilkan filtrat gromerulus atau urin primer.
Caranya adalah mula-mula darah masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent
dan terjadi filtrasi sehingga menghasilkan urin primer,
Selama terjadi filtrasi sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat disaring,
sedangkan molekul-molekul yang berukuran lebih kecil seperti: garam, asam
amino dan gula dapat disaring sehingga menjadi bagian dari filtrat glomerulus
atau urin primer.
Filtrat glomerulus atau urine primer komposisinya adalah glukosa, urea, asam
amino, ion anorganik dan air .
Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
kemudian urin primer akan memasuki kapsula Bowman.
Secara normal, setiap hari kapsul Bowman dapat menghasilkan 180 liter filtrat
glomerulus.
2. Penyerapan kembali ( Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan
menghasilkan urin sekunder.
Caranya adalah Urin primer yang berkumpul dalam kapsula Bowman masuk ke
dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi proses reabsorpsi.
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat yang berguna oleh dinding tubulus,
lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.
Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino dan ion-
ion anorganik (Na+, K+, Ca++, Cl-, HCO3-, HPO4-3, SO4-3).
Proses ini terjadi karena transpor aktif.
Hasil dari reabsorpsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa
limbah nitrogen dan urea.
Jadi komposisi urin sekunder adalah air, garam, urea dan pigmen empedu
Urine sekunder akan masuk ke lengkung Henle menuju tubulus kontortus distal.
Pada saat melewati lengkung Henle desenden, air berosmosis keluar sehingga
volume urin sekunder menurun dan menjadi pekat.
Saat melewati lengkung Henle asenden, garam (Na+) dipompa keluar, sehingga
kepekatan urin berkurang tetapi volume urin tetap, dan konsentrasi garam di luar
tubulus meningkat.
8. 3. Augmentasi
Augmentasi merupakan proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal.
Dari lengkung Henle asenden, urin sekunder akan masuk ke tubulus distal.
Di dalam tubulus distal urin sekunder mengalami augmentasi yaitu proses
penambahan zat –zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus
distal
Zat sisa yang dikeluarkan dari pembuluh darah kapiler adalah ion hidrogen (H+),
ion kalium (K+), NH3 dan kreatinin. Pengeluaran (H+) ini membantu menjaga pH
yang tetap dalam darah. Jika Ph dalam darah mulai turun, maka sekresi ion
hidrogen akan meningkat sampai berada pada keadaan pH normal (7,3-7,4).
Selama melewati tubulus distal dan tubulus kolektifus, urin kehilangan banyak air
(H2O) sehingga konsentrasi urin semakin pekat dan akan dihasilkan urin
sesungguhnya, dengan kisaran pH 4,5-8,5
Urin sesungguhnya atau urin normal mengandung air, urea,amonia, garam
mineral, zat warna empedu, hormon,vitamin, dan obat-obatan, dan tidak
mengandung glukosa dan protein lagi
Setelah itu urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke
vesica urinaria untuk ditampung sementara waktu.
Urine ditampung di dalam kantong kemih (Vesica Urinaria) hingga mencapai
kurang lebih 300 cc.
Kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
Pengeluaran urine ini diatur oleh otot sfinkter.
Perhatikan gambar di bawah ini , jalannya Urin adalah urin sesungguhnya memasuki pelvis
renalis, melalui ureter menuju vesika urinaria, dan melalui uretra urin akan dikeluarkan dari
tubuh
9. Urutan pembuangan urine :
Glomerulus Simpai Bowman Sel pengumpul kecil ( tubulus proksimal dan tubulus
distal ) Saluran pengumpul besar ( Ductus Colektivus ) Rongga ginjal Saluran ginjal
( Ureter ) Kandung kemih ( Vesika Urinaria ) Saluran Kandung Kemih ( Uretra ).
Urutan perjalanan urine dari ginjal sampai luar tubuh.
1) Rongga ginjal ureter kandung kemih urethra keluar
2) Urine primer
Darah glumerulus kapsula bowman tubulus proksimal urine primer
3) Urine sekunder
Urine primer augmentasi urine skundair (urine sesungguhnya)
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Urin
Urin terbentuk di dalam tubuh untuk membuang sisa-sisa zat metabolisme yang tidak
berguna. Namun demikian, pembentukan urin sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
bagian eksternal maupun internal, antara lain seperti berikut.
1. Jumlah air yang diminum
Semakin banyak air yang diminum jumlah urin semakin banyak. Hal ini dapat diamati pada
tubuh kita sendiri.
Coba lakukan aktivitas banyak minum dan sebaliknya sedikit minum. Amatilah pengaruhnya
terhadap jumlah dan warna air kencing!
Apabila banyak air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah sedikit, sehingga
pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan air kencing akan terlihat bening dan encer.
Sebaliknya apabila sedikit air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan
banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebih kuning.
2. Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah
Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak konsumsi garam maka pengeluaran urin
semakin banyak.
3. Banyak sedikitnya hormon insulin
Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin. Apabila hormon
insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat
tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air,
sehingga orang akan sering mengeluarkan urine.
10. 4. Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit
mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya
penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya
sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke
dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi
akan encer dan jumlahnya banyak.
5. Suhu lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan
mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang
menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya
samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
6. Gejolak emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga
banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi,
maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin
buang air kecil.
7. Minuman alkohol dan kafein
Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika. Jadi jika seseorang banyak
minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akan meningkat.
Jakarta, 14 Agustus 2014
Thufailah Mujahdah ( IX – 3 )