Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proses pembentukan urine di ginjal, faktor-faktor yang mempengaruhinya, perbedaan urine primer dan sekunder, penyebab warna dan bau khas urine, serta struktur dan fungsi bagian-bagian ginjal.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Sistem ekskresi
1. JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT DENGAN BENAR SETELAH ANDA
MEMPELAJARI MATERI TENTANG SISTEM EKSRESI
1. Jelaskan proses terbentuknya urine di ginjal
2. Apa saja yang mempengaruhi terbentuknya urine
3. Apa beda urine primer dan urine sekunder
4. Urine punya bau khas dan berwarna kekuningan. Apa yang menyebabkannya
5. Carilah gambar ginjal, sebutkan nama nama bagiannya dan fungsinya
JAWAB
1. Proses terbentuknya urine di ginjal :
Urin terbentuk melalui 3 tahap :
1. Filtrasi 2. Reabsorpsi 3. Sekresi/Augmentasi
1. Tahap penyaringan (filtrasi).
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya
terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman . Proses
filtrasi: Ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-
sel darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi
sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati
pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein.
Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam
2. ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman
disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air, protein,
glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino
masih diperlukan tubuh.
2. Tahap penyerapan kembali (reabsorpsi).
Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di
dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan
oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulusginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi
tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah:
glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-, sedangkan
kadar urea menjadi lebih tinggi.
Proses reabsorpsi : mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus
kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle.
Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan
ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap
reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine
sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna
dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan
terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air diserap
sehingga terbentuk urine.
3. Tahap Pengeluaran (Augmentasi).
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul
(tubulus kolektivas). Dari tubulus kolektivas, urine dibawa ke pelvis renalis, lalu
ke ureter menuju kantung kemih (vesika urinaria).
2. Yang mempengaruhi terbentuknya urine :
a. Hormon ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh
hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan
meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel ( Frandson,2003 )
b. Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di
tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan
konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003).
c. Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi
merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan
pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur
sirkulasi ginjal ( Frandson, 2003).
3. d. Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson,
2003).
e. Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus
jukstaglomerularis pada :
1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
4. Innervasi ginjal dihilangkan
5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun
akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin
mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain
diubah menjadi angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah (sherwood,
2001).
f. Zat - zat diuretic
Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat
diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin
bertambah.
g. Suhu internal atau eksternal
Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi
volume urin.
h. Konsentrasi Darah
Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.
Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urin menurun.
i. Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.
4. 3. Perbedaan urine primer dan urine sekunder :
Urin primer
Merupakan produk pertama hasil filtrasi pada glomerulus yang masih mengandung
zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga urin ini akan direabsorpsi untuk
menyerap kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh,sedangkan
Urin sekunder
Merupakan urin primer yang telah direabsorpsi zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh
dan juga urin telah mendapat tambahan dari sekresi zat-zat yang sudah tidak lagi
diperlukan tuguh.
4. Yang menyebabkan urine mempunyai bau khas dan berwarna kekuningan adalah :
Warna kuning dan bau yang khas dari urin disebakan oleh empedu yang dihasilkan oleh
hati yang berasal dari perombakan hemoglobin erotrosit yang telah tua. Yang pada
nantinya akan dirombk menjadi bilirubin dan biliverdin yang merupakan zat warna bagi
empedu dan mengahdung hiaju biru. Zat warna tersebut didalam usus akan mengalami
oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan, sedangkan
bau yang khas itu bersal dari asam amino yang mengalami deaminasi yang
mengakibatkan terkumpulnya amonia yang bersifat racun yang kemudian dirombak
dengan bantuan enzim agrinasi yang mengubah arginin (salah satu asam amino esensial)
menjadi ornitin dan urea, urea dikeluarkan kedalam ginjal dan ornitin di keluarkan
bersama urin sehingga menimbulkan bau yang khas.
5. 5. Gambar ginjal, nama-nama bagiannya dan fungsinya :
a. Sruktur Makro
1. Jaringan ikat pembungkus menyelubungi ginjal, terdiri dari:
Fasia renal merupakan pembungkus terluar yang mempertahankan posisi organ.
Lemak perirenal adalah jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini
membantali ginjal dan mempertahankan ginjal tetap pada posisinya.
Kapsul fibrosa adalah membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan
dapat dengan mudah dilepas.
2. Hilus adalah tingkat cekungan tepi ginjal.
3. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk
perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena, arteri renalis, saraf, dan limfatik.
6. 4. Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua
sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil urin
pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa (8 sampai 18) kaliks minor.
5. Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Jaringan
ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar.
Medula terdiri dari massa-massa triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang
sempit dari tiap piramida, papila, masuk dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus
oleh mulut duktus pengumpul urin.
Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit struktural
dan fungsional ginjal. Korteks terletak di dalam di antara piramida-piramida medula yang
bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus
pengumpul yang mengalir ke dalam duktus pengumpul.
Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal,
kolumna yang saling berlekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.
b. Struktur Mikro
Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Setiap
nefron memiliki satu komponen vaskular (piler) dan satu komponen tubular.
c. Glomerulus
adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda yang disebut kapsula
Bowman. Glomerulus dan kapsula Bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel
ginjal.
Lapisan viseral kapsula Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel lapisan viseral
dimodifikasi menjadi podosit (sel-sel seperti “kaki”) yaitu sel-sel epitel khusus di sekitar
kapiler glomerular.
§ Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melalui beberapa
prosesus primer panjang yang mengandung prosesus sekunder yang disebut prosesus kaki
atau pedikel (“kaki kecil”).
§ Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan prosesus yang sama dari podosit tetangga.
Ruang sempit antar pedikel-pedikel yang berinterdigitasi disebut filtration slits (pori-pori dan
celah) yang lebarnya sekitar 25 nm. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang
memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya.
7. § Barier filtrasi glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan darah dalam kapiler
glomerular dari ruang dalam kapsula Bowman. Barier ini terdiri dari endotelium
kapiler, membran dasar (lamina basalis) kapiler, dan filtration slit.
b. Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi luar korpuskel ginjal.
§ Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriola
eferen keluar dari glomerulus.
§ Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk ke tubulus
kontortus proksimal.
Ø Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada
permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitel kuboid yang kaya akan
mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.
Ø Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desendenansa Henle yang
masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan) dan membalik ke
atas membentuk tungkai asenden ansa Henle.
a. Nefron korteks terletak di bagiam terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan pendek
yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula.
b. Nefron juktamedular terletak di dekat medulla. Nefron ini memiliki lekukan panjang yang
menjulur ke dalam piramida medula.
Ø Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk
segmen terakhir nefron.
a. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arterio aferen. Bagian
tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut macula
densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion
natrium.
b. Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot
polos termodifikasi yang disebutsel juktaglomerular. Sel ini distimulasi melalui penurunan
tekanan darah untuk memproduksi rennin.
c. Macula densa, sel juktaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja sama untuk
membentuk aparatus juktaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan darah.
Ø Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks,
maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul
membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih
besar yang mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis
8. ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urin dialirkan ke ureter yang mengarah ke
kandung kemih (vesika urinaria).