SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
1
KUMPULAN ARTIKEL
1. METODE DAN PENDEKATAN DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI
2. METODE-METODE PENYEBARAN BUDAYA
3. CABANG-CABANG ANTROPOLOGI DAN FOKUS KAJIANNYA
4. LATAR BELAKANG KEMUNCULAN ANTROPOLOGI SERTA MANFAAT KAJIAN
ANTROPOLOGI
Disusun sebagai tugas terstruktur ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Antropologi
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M. Sos
Disusun Oleh:
Nama: Tamara Adelya
NIM: L1C021132
Prodi/Kelas: Sosiologi (C)
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….…………………….….……….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………...…………………. ii
BAB I. METODE DAN PENDEKATAN DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI .................................3
1.1. METODE ANTROPOLOGI..................................................................................3
1.2. PENDEKATAN ANTROPOLOGI..........................................................................4
1.3. KAJIAN ANTROPOLOGI ....................................................................................6
BAB II. METODE-METODE PENYEBARAN BUDAYA.............................................................8
1.1. PEMBAHASAN BUDAYA...................................................................................8
1.2. DIFUSI ATAU PENYEBARAN KEBUDAYAAN ......................................................8
1.3. DIFUSI KEBUDAYAAN.......................................................................................9
1.4. ASIMILASI DAN AKULTURASI.........................................................................10
BAB III. CABANG-CABANG ANTROPOLOGI DAN FOKUS KAJIANNYA................................11
1.1. CABANG-CABANG ANTROPOLOGI.................................................................11
1.2. PENJELASAN FOKUS KAJIANNYA ...................................................................12
BAB IV. LATAR BELAKANG KEMUNCULAN ANTROPOLOGI SERTA MANFAAT KAJIAN .....25
ANTROPOLOGI .......................................................................Error! Bookmark not defined.
1.1. LATAR BELAKANG KEMUNCULAN ANTROPOLOGI.........................................25
1.2. MANFAAT KAJIAN ANTROPOLOGI.................................................................28
3
BAB I METODE DAN PENDEKATAN DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI
Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai budaya
masyarakat suatu etnis. Antropologi muncul karena adanya ketertarikan dari orang Eropa
yang melihat budaya, ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang berbeda. Kata antropologi berasal
dari dua kata bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang berarti manusia dan “logos” yang
berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi dapat didefinisikan sebagai suatu keilmuan yang
mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta kebudayaannya.
1.1. Metode Antropologi
Antropologi menggunakan beberapa metode tertentu dalam melakukan
penelitian. Metode tersebut digunakan untuk mengembangkan konsep aturan, teori
dan generalisasi namun hanya beberapa yang memiliki konsep dan aturan yang baku
sedangkan yang lain masih bersifat tradisi.
Metode-metode tersebut dapat digunakan bersama atau salah satu metode
dapat juga lebih dominan dari metode lain. Berikut ini merupakan metode dalam
antropologi:
1) Kelangkaan metode yang baku
Antropologi dapat digolongkan sebagai keilmuan yang masih baru sehingga
belum mengembangkan metode penelitian yang sistematis dan jelas. Hal ini dapat
dilihat daritulisan etnografis masa lalu yang menunjukkan sedikitnya perhatian pada
metode penelitian.
2) Observasi Partisipan
Observasi merupakan salah satu metode penelitian dengan melakukan
pengamatan terhadap obyek yang diteliti. Observasi partisipan dapat digunakan
oleh ahli antropologi dengan cara hidup bersama dalam suatu kebudayaan yang
4
tengah diteliti. Ahli antropologi bukan hanya berinteraksi dengan orang didalam
budaya tersebut namun juga mempelajari bahasa dan aktif dalam kegiatan
masyarakat tersebut.
3) Indepth Interview
Wawancara merupakan salah satu metode penelitian yang sering digunakan
dalam penelitian ilmu sosial. Indepth interview biasanya dikombinasi dengan
observasi untuk mendapatkan hasil secara lengkap. Wawancara dapat dilakukan
dengan non sistematik dan informal. Ahli antropologi biasanya memilih narasumber
yang telah dikenal dan mempercayainya atau memilih narasumber yang dipandang
bisa memberi informasi secara rinci dan akurat mengenai berbagai aspek budaya
yang sedang diteliti.
4) Memperkecil Kesalahan
Sering Kali dalam suatu penelitian, peneliti akan menemukan perbedaan
informasi yang didapatkan. Informasi yang diberikan dari subyek yang berbeda
dapat bertentangan sehingga perlu dilakukan upaya untuk memperkecil kesalahan
tersebut. Mengulang observasi atau wawancara dan melakukan cross-check dengan
informan lain akan sangat berguna dalam memperkecil kesalahan.
5) Kecenderungan Menggunakan Metode Tradisional
Peneliti antropologi jarang menggunakan kuisioner atau angket tertulis. Hal ini
dilakukan untuk menjembatani subyek yang sebagian buta aksara. Peneliti
antropologi cenderung menggunakan metode antropologi tradisional meski saat ini
mereka banyak mempelajari kelompok masyarakat modern.
1.2. Pendekatan Antropologi
Antropologi perlu memperoleh banyak informasi dari berbagai pendekatan baik
secara umum maupun khusus. Pendekatan-pendekatan ini berfungsi untuk mengetahui
5
peristiwa yang dialami manusia dan mengkaji suatu hal dengan lebih intensif.
Pendekatan antropologi bukan hanya digunakan dalam penelitian sosial namun juga
dapat digunakan dalam memberi kesimpulan umum.
Dilansir dari buku Sketsa Dasar Mengenal Manusia dan Masyarakat (2020) karya
Gregor Neonbasu, dijelaskan bahwa metode pendekatan dalam Ilmu Antropologi
dibedakan menjadi dua aliran, yaitu:
1). Aliran tradisional
Ada dua jenis pendekatan dalam aliran tradisional ini, yaitu: a.
Pendekatan komparatif
Pendekatan komparatif merupakan pendekatan yang merujuk pada pola
perbandingan dengan meletakkan dua hal budaya pada sisi yang sama dan juga
menjelaskan sisi-sisi yang berbeda.
b. Pendekatan holistis
Dalam buku Antropologi Budaya (2002) karya I Gede A. B. Wiranata,
pendekatan holistis merupakan pendekatan secara menyeluruh untuk
memperoleh segala hal yang berkaitan dengan manusia. Pendekatan holistis
dilakukan dengan memperhatikan keseluruhan aspek sebagai unit yang bersifat
fungsional atau sebagai satu sistem yang utuh. Pendekatan ini berusaha mencari
jejaring yang mencakup keseluruhan ruang lingkup kehidupan manusia.
2). Aliran kontemporer
Ada tiga jenis pendekatan dalam aliran kontemporer, yaitu:
a. Pendekatan partikularistik merupakan pendekatan yang berawal dari sesuatu
yang terbatas, kemudian menarik kesimpulan untuk sesuatu yang lebih luas dan
umum. Dalam pendekatan ini, peneliti berangkat dari sesuatu yang bersifat
partikular, kemudian berusaha untuk masuk pada sesuatu yang berlaku umum
di manamana. Tokoh yang menggunakan pendekatan ini antara lain E.E. Evans
6
Pritchard yang melakukan penelitian kepada Suku Nuer di Afrika Selatan dan
Prof. Fox yang melakukan penelitian di Rote, Nusa Tenggara Timur.
b. Pendekatan interpretatif
Pendekatan interpretatif pertama kali dikemukakan oleh Clifford Geertz
ketika membuat penelitian tentang islam di Maroko dan Indonesia (Jawa dan
Bali). Pendekatan interpretatif bersifat humanistik karena seluruh ungkapan
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan setiap subyek
manusia selalu menjadi pusat perhatian dengan saksama. Hal tersebut bisa
terjadi karena pendekatan interpretatif dapat menempatkan semua
kepentingan masyarakat sebagai kunci dan pokok kajian intelektual. Termasuk
juga deskripsi tentang seluruh gejolak spiritual.
c. Pendekatan struktural
Pendekatan struktural adalah pendekatan analisis data dengan
memperhatikan elemen-elemen kunci dari berbagai dimensi sekunder dari
obyek yang diteliti dengan seimbang. Pendekatan ini pertama kali
dikembangkan oleh Prof. Fox.
1.3. Kajian Antropologi
Menurut Stanley Wahburn, bidang kajian antropologi antara lain:
1) Antropologi Ragawi
Antropologi Ragawi mempelajari mengenai evolusi manusia dan hubungannya
dengan hewan lain dan secara khusus bagaimana hubungan manusia dengan
primata. Antropologi Ragawi pada hakikatnya lebih mendekati biologi dibandingkan
dengan ilmu sosial. Para ahli antropologi budaya mengantungkan informasi dari ahli
antropologi ragawi mengenai unsur-unsur biologis yang khusus pada manusia.
Unsur biologis tersebut memiliki fungsi yang esensial dalam pembentukan
kebudayaan manusia.
7
2) Antropologi Sosial Budaya
Antropologi budaya mempelajari kebudayaan secara keseluruhan termasuk
akulturasi, perubahan budaya dan difusi kebudayaan. Konsep kunci dalam
antropologi sosial adalah struktur sosial dan bukan kebudayaan. Antropologi budaya
berfokus pada pencarian sejarah dari unsur-unsur kebudayaan, sedangkan
antropologi sosial berfokus pada pencarian hukum dan generalisasi
lembagalembaga sosial.
3) Antropologi Etnografi, Etnologi dan Linguistik
Etnografi mendeskripsikan dengan lengkap mengenai kebudayaankebudayaan
yang masih ada saat ini. Etnologi membandingkan dan menjelaskan kesamaan serta
perbedaan antar sistem kebudayaan. Linguistik berfokus dalam mendeskripsikan
dan menganalisis bahasa-bahasa yang dipergunakan di berbagai kebudayaan.
4) Antropologi Prahistori
Antropologi Prahistori berusaha merekonstruksi sejarah masyarakat dengan
cara menggali artefak dan unsur kebudayaan lain yang dimilikinya.
8
BAB II METODE-METODE PENYEBARAN BUDAYA
1.1. Pembahasan Budaya
Budaya (culture) adalah segala sesuatu yang bersumber dari akal berupa gagasan
atau ideologi yang terekspresikan melalui perilaku/ kebiasaan, kebendaan/karya
manusia, yang ada di kehidupan masyarakat, dan dapat diturunkan melalui proses
belajar. Kebudayaan yang terdapat di masyarakat cenderung mengalami perubahan.
Sifatnya yang dinamis atau berubah-ubah itu juga dikenal sebagai dinamika
kebudayaan. Salah satu hal yang dapat memengaruhi dinamika kebudayaan adalah
peristiwa difusi.
1.2. Difusi atau penyebaran kebudayaan
Difusi adalah salah satu bentuk penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu
tempat ke tempat lainnya. Penyebaran ini biasanya dibawa oleh sekelompok manusia
yang melakukan migrasi ke suatu tempat. Sehingga kebudayaan mereka turut melebur
di daerah yang mereka tuju.
Bentuk Penyebaran kebudayaan juga dapat terjadi dengan berbagai cara. Antara
lain:
a. Adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur-unsur kebudayaannya ke
tempat yang jauh. Misalnya para pelaut dan pendeta. Mereka pergi hingga jauh ke
suatu tempat dan mereka mendifusikan budaya-budaya mereka, dari mana
mereka berasal yang mana hal ini biasanya dilakukan para pendeta.
b. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang dilakukan oleh individu-individu dalam
suatu kelompok dengan adanya pertemuan antara individu-individu kelompok
yang lain. Disinilah terjadi proses difusi budaya dimana mereka saling mempelajari
dan saling memahami antara budaya mereka masing-masing.
9
c. Cara lain adalah adanya bentuk hubungan perdagangan, dimana para pedagang
masuk ke suatu wilayah dan unsur-usur budaya pedagang tersebut masuk ke dalam
kebudayaan penerima tanpa disengaja.
1.3. Difusi kebudayaan
Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah
dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup
kebudayaan penerima. Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi
berangkai, jika unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup
kebudayaan kemudian menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara
berkesinambungan.
Koentjaraningrat menyimpulkan bahwa proses difusi tidak hanya dari sudut
bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain di muka bumi
saja tetapi terutama sebagai suatu proses di mana unsur-unsur kebudayaan dibawa
oleh individu-individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individu - dari
kebudayaan lain, maka terbukti bahwa tidak pernah terjadi difusi dari satu unsur
kebudayaan. Unsur-unsur itu selalu berpindah-pindah sebagai suatu gabungan atau
suatu kompleks yang tidak mudah dipisahkan.
Difusi adalah: penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu lingkup kebudayaan
ke lingkup kebudayaan lainnya.
1. Proses difusi
Proses ini terbagi menjadi dua macam:
a. Difusi langsung yaitu jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung
menyebar dari suatu lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan
penerima
b. Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi
singgah dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke
lingkup kebudayaan penerima. Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu
bentuk difusi berangkai, jika unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh
10
suatu lingkup kebudayaan kemudian menyebar lagi pada lingkup-lingkup
kebudayaan lainnya secara berkesinambungan.
2. Jenis-jenis difusi
Penyebaran kebudayaan atau difusi memiliki dua jenis yaitu antarmasyarakat dan
intramasyarakat:
• Difusi antarmasyarakat adalah difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat
ke masyarakat yang lain, interaksi ini terjadi diluar dari lingkungan dan
kelompok masyarakat itu sendiri.
• Difusi intramasyarakat adalah difusi unsur kebudayaan antarindividu atau
golongan dalam masyarakat yang dipengaruhi beberapa faktor seperti adanya
pengakuan bahwa unsur budaya baru tersebut memiliki banyak kegunaan,
penyebaran difusi intramasyarakat ini terjadi di dalam golongan atau kelompok
itu sendiri.
1.4. Asimilasi dan Akulturasi
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri
khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai
oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk
mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan
tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan
bersama.
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu
kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu
sendiri.
Difusi adalah: penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu lingkup kebudayaan
ke lingkup kebudayaan lainnya.
11
BAB III CABANG-CABANG ANTROPOLOGI DAN FOKUS KAJIANNYA
1.1. Cabang- Cabang Antropologi
Adapun cabang-cabang dari antropologi yaitu sebagai berikut.
1. Antropologi Fisik/Biologi/Paleoantropologi
Antropologi fisik atau antropologi biologi adalah cabang antropologi yang berfokus
pada kajiannya pada manusia sebagai organisme, yang salah satunya adalah kajian
masalah evolusi manusia.
2. Antropologi Budaya
Antropologi budaya adalah cabang antropologi umum yang berupaya mempelajari
kebudayaan pada umumnya dan beragam kebudayaan dari berbagai bangsa di
seluruh dunia. Ilmu ini mengkaji bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan
mengembangkan kebudayaannya dari masa ke masa.
3. Prasejarah prasejarah atau prasejarah mempelajari sejarah perkembangan dan
persebaran semua kebudayaan manusia sebelum manusia mengenal tulisan.
4. Antropologi Linguistik cabang ilmu antropologi budaya yang mengkaji masalah
bahasa ini adalah antropologi linguistik (linguistik antropologi) atau etnolinguistik.
5. Etnologi dan Antropologi Sosial
Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas-asas manusia melalui kajiannya
terhadap kebudayaan suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia.
6. Etnopsikologi
Etnopsikologi atau antropologi psikologi adalah sebuah kajian antropologi yang
menggunakan konsep-konsep psikologi dalam proses analisanya.
7. Spesialisasi Antropologi
beragamnya keperluan dalam memahami suatu masalah menyebabkan para ahli
sosial, termasuk antropologi, mencoba lebih fokus pada bidang -bidang tertentu.
8. Antropologi Terapan
12
Gejala pembangunan masyarakat sejak perang dunia II membutuhkan bantuan
berbagai disiplin ilmu termasuk antropologi di dalamnya. Dalam antropologi,
antropologi merupakan salah satu bidang ilmu pembangunan yang tergolong ke
dalam antropologi terapan, bersama-sama dengan spesialisasi lain yang lebih
khusus, seperti antropologi ekonomi, antropologi kesehatan, dan antropologi
pendidikan.
1.2. Penjelasan fokus kajiannya
Adapun focus kajian dari antropologi yaitu sebagai berikut.
1. Antropologi fisik/Biologi/Paleoantropologi
Sementara kajian yang khusus meneliti sisa-sisa tubuh yang telah membatu
(fosil) yang ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah disebut paleoantropologi.
Antropologi fisik ini mempelajari keragaman manusia di dunia dilihat dari segi
fisiknya. Ilmu ini mencoba untuk memahami kehidupan munculnya keragaman
makhluk manusia berdasarkan:
ciri-ciri fisik atau tubuhnya yang tampak secara lahiriah (fenotipik), seperti
warna , indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi, dan
bentuk tubuh.
ciri-ciri fisik bagian “dalam” (genotipik) seperti golongan darah. Berdasarkan
klasifikasi di atas, manusia dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan yang
disebut ras. Kita ketahui bahwa di dunia ini terdapat beberapa kategori ras seperti
ras kaukasoid, melanesoid, negroid, dan sebagainya.
2. Antropologi Budaya
Fokus yang dipelajari oleh ilmu ini adalah cara hidup manusia dalam
memelihara dan mengubah lingkungannya. Cara hidup ini diperoleh melalui proses
belajar ( sosialisasi) dan pengalaman hidup. Antropologi budaya yang berfokus pada
perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat.
Menrut Haviland (1999) cabang antropologi budaya ini dibagi menjadi tiga bagian,
yakni arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi. Antropologi budaya juga
13
merupakan studi tentang praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk ekspresif, dan
penggunaan bahasa, di mana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh
masyarakat manusia (Burke, 2000). Biasanya, istilah antropologi budaya dengan
tradisi riset dan penulisan antropologi di Amerika. Pada awal abad ke-20, Franz Boas
(1940) mengajukan asumsi-asumsi evolusioner serta perubahannya yang bersifat
rasal. Dalam hal itu, Boas disebut keberpihakan pada komparasi dan generalisasi
antropologi tradisionalyang dinilainya kurang tepat,selanjutnya ia mengembangkan
aliran baru yang sering antropologi Boas. Saat ini, antropologi budaya lebih pada
empat aspek yang tersusun:
• Pertimbangan politik, dimana para antropologi budaya terjebak oleh
kepentingan-kepentingan politik yang membiarkan dalam penulisannya masih
ada metode-metode lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun
sebuah karya ilmiah, seperti yang dikeluhkan kata dalam orientalisme (1970).
• Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. Jika pada awalnya
bertumpu pada asumsi kepatuhan dan kontrol masing-masing anggota
masyarakat terhadap budayanya, sedangkan pada masa kini dengan munculnya
karya bourdieu (1977) dan foucault (1977,1978) kian penggunaan taktis
diskursus budaya yang melayani kalangan tertentu di masyarakat.
• Menyangkut bahasa hearts antropologi budaya, dimana terjadi pergeseran
makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran
bahasa sebagai sistem abraksi-abraksi resmi kategori budaya.
• Preferensi dan pemikiran individu di mana terjadi hubungan antara jati diri dan
emosi, antara kepribadian dan budaya memiliki keterkaitan yang erat.
Adapun Cabang antropologi budaya ini dibagi menjadi 3 bagian, yakni:
1. Arkeologi
14
Adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda
peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta
menjelaskan perilaku manusia karena dalam peninggalan-peninggalan
nama itulah terpantul ekspresi kebudayaannya.
2. Antropologi linguistik
Ernest Cassirer (1951) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
paling mahir dalam menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut
homo symbolicum. Karena itulah manusia dapat berbahasa, berbicara dan
melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan oleh
makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia. Akan tetapi, hanya
manusia yang dapat mengembangkan sistem informasi yang berharga,
tidak hanya mengenai cara orang berkomunikasi, tetapi juga tentang
bagaimana memahami dunia luar. Komunikasi lambing atau simbol yang
begitu karena manusia memiliki kemampuan bernalar. Disinilah
antropologi linguistik berperan. Yang merupakan deskripsi sesuatu bahasa
( cara membentuk kalimat atau mengubah kata kerja) maupun sejarah
bahasa yang digunakan ( perkembangan bahasa yang saling mempengaruhi
waktu).
3. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih menekankan perhatiannya
pada kebudayaan- kebudayaan zaman sekarang, telaahnya pun terhadap
perilaku manusia sebagaimana yang dapat langsung disaksikan, dialami,
didiskusikan dengan mendukung kebudayaannya. Dengan demikian
etnologi ini mirip dengan arkeologi bedanya dalam etnologi tentang
kekinian yang dialami dalam kehidupan sekarang sedangkan arkeologi
tentang kelompoan yang sangat klasik. Oleh karena itu benar ungkapan
Kluckhohn (1965) yang mengatakan bahwa ahli etnografi adalah ahli
arkeologi yang mengamati arkeologis hidup-hidup. Antropologi pada
15
hakekatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa akhirnya dan
masa kini. Perhatian utamanya adalah pada masyarakat-masyarakat
eksotis, masa prasejarah, bahasa tak tertulis, dan adat kita tentang apa
yang sedang terjadi di dunia. Kita tidak dapat memahami diri sendiri dari
pemahaman kita tentang budaya. Tak peduli rendah, kuno, atau kecil pun
meremehkan. Berekspansi oleh suatu peradaban-peradaban yang sedang
berekspansi, bangsa-bangsa primitif terus-menerus melayang
mengambang di benak orang-orang pemikir bak arwah nenek moyang
leluhur, senantiasa memancing-mancing kuriositas antropologis ini. “
kembali ke yang primitif” hanya demi kembali ke yang primitif itu sendiri,
alias merupakan kedunguan, mereka yang masih berperadaban rendah (
kebiasaan-kebiasaan yang aneh. Akan tetapi, itu semata-mata lah cara
antropologi mengungkapkan perhatian terhadap tempat-tempat dan saat
ini. Cara yang dicapai antropologi ini memberikan sumbangan unik kepada
pengetahuan kejam) para bangsawan alam dan keberadaan mereka tidak
juga firdausi ( Kapplan dan Manners, 1999).
3. Prasejarah
Jika dilihat secara umum, makalah perkembangan sejarah kebudayaan umat
manusia dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, masa sejarah munculnya
manusia sekitar 800.000 tahun lalu hingga manusia di mana kebudayaan manusia
belum mengenal tulisan. Dan kedua, adalah masa kebudayaan manusia mengenal
tulisan. Batas antara kedua masa tersebut adalah sama bagi semua kebudayaan
yang ada di muka bumi. Beberapa kebudayaan telah mengenal tulisan sejak 400
tahun SM; seperti kebudayaan minoa yang bekas-bekasnya dapat ditemui di pulau
kreta. Beberapa kebudayaan lain mengenal tulisan kira-kira 3000 tahun SM , Seperti
kebudayaan Yemdet Nasr di arak Selatan dan kebudayaan Harapan- Mohenjodaro
di daerah sungai shindu di Pakistan. Selain itu ada budaya yang baru mengenal
tulisan sekitar 100 tahun SM, dan beberapa budaya yang diketahui mengenal tulisan
16
pada abad ke-20 (Koentjaraningrat, 1996). Bahan penelitian dari ilmu prasejarah
adalah bekas-bekas kebudayaan seperti benda-benda dan alat-alat (artefak) yang
tertinggal dalam lapisan-lapisan bumi. Selain ilmu prasejarah, ilmu yang dikenal
mempelajari berkas-berkas kebudayaan tersebut adalah arkeologi. Namun,
arkeologi di Indonesia telah mendapat kekuasaan hearts kajiannya, karena lebih
memfokuskan kajiannya pada zaman prasejarah di Indonesia hingga masa jatuhnya
Gatra Gatra Indonesia Hindu dan lenyapnya kebudayaan Indonesia Hindu tersebut.
Ilmu prasejarah di Indonesia masih sangat muda, yaitu sekitar tahun
1930-an, yang dipelopori oleh AJJ Van Der Hoop dan CT Van Stein Callenfels. Di
Indonesia, ilmu prasejarah ini tidak menjadi bagian dari ilmu antropologi tetapi
menjadi bagian dari arkeologi.
4. Antropologi Linguistik
Manusia diberi kelebihan dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya dalam
menciptakan simbol -simbol rangkum dalam istilah bahasa. Bahasa sangat penting
sebagai media komunikasi sehingga interaksi antar individu atau antar kelompok
akan menjadi lebih efektif. Selain kemampuan menciptakan bahasa, manusia pun
masih memiliki insting dalam berkomunikasi seperti halnya yang dimiliki oleh
makhluk hidup lainnya. Hanya bedanya makhluk hidup selain manusia tidak mampu
menciptakan bahasa seperti manusia. Bahasa merupakan lambang kepintaran yang
dimiliki manusia yang diperolehnya melalui proses belajar. Oleh karena itu Bahasa
merupakan ciri dari kehidupan manusia atau bahasa merupakan ciri dari
kebudayaan manusia. Bahasa yang diciptakan sekaligus dipelajari oleh manusia pada
akan bekerja mengikat bagi manusia itu sendiri akhirnya dalam menggunakannya.
Dalam hal ini menjadi salah satu unsur budaya yang memiliki kaidah-kaidahnya
sendiri yang berada diluar individu yang menggunakannya.
Sebagai contoh jika anda menemui individu sebagai anggota masyarakat di mana
anda berada menggunakan bahasa dengan kaidah-kaidah di luar ketentuan yang
berlaku maka pesan yang ingin disampaikan nya tidak akan diterima atau dimengerti
17
oleh orang lain begitu pula oleh anda sendiri. Bahasa merupakan kesepakatan
bersama seluruh anggota masyarakat yang menggunakannya. Bahasa sebagai
simbol untuk berkomunikasi saat ini telah berkembang sangat kompleks, walaupun
mungkin masih ada beberapa suku bangsa yang hidup terpencil masih menggunakan
bahasa yang relatif sederhana, baik dalam jumlah kata ataupun tata bahasanya.
Bahasa memiliki fungsi sebagai media transmisi ( sosialisasi) unsurunsur budaya ya
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena fungsinya bahasa menjadi salah
satu hal yang penting untuk dipelajari oleh antropologi.
5. Etnologi dan antropologi sosial
Antropologi dibedakan menjadi dua bagian atas dasar perbedaan fokus kajiannya;
• Pertama, ilmu yang lebih fokus pada kajian bidang diakronik ( kajian dalam
rentang waktu yang berurutan), yang tetap menggunakan nama etnologi.
• Kedua, ilmu yang lebih menekankan perhatiannya pada bidang sinkronik (gajian
hearts Aktu yang bersamaan), yang lebih akrab dengan sebutan antropologi sosial.
Di antara ahli antropologi yang mengembangkan teori-teori antropologi sinkronik
adalah AR Radcliffe -Brown. Iya adalah seorang ahli antropologi Inggris yang
mencoba mencari asas kebudayaan dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan
masyarakat. Menurutnya para ahli antropologi harus melakukan lebih dari yang
dilakukan oleh para ahli pada fase kedua, yaitu yang hanya puas dengan
mempelajari budaya hanya untuk mengetahui sejarah dan budaya kebudayaan di
muka bumi ini.
6. Etnopsikologi
Sekitar awal abad ke 19 (tahun 1920) kajian ini berkembang di Amerika dan
Inggris manakala ada kebutuhan untuk mengetahui:
• kepribadian bangsa
• peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat
• nilai universal dari konsep-konsep psikologi
18
Kebutuhan pertama muncul ketika hubungan antarbangsa mulai
memperhatikan kepentingan hubungan internasional terutama sejak perang dunia
I. Sebetulnya beberapa kajian tentang kepribadian suatu suku bangsa pernah
dilakukan oleh beberapa ahli terutama berlangganan dengan kepentingan untuk
review mengetahui kepribadian penduduk di daerah jajahan, tetapi conceptconcept
dan istilah-istilah yang digunakan tergolong masih kasar dan kurang cermat. Baru
sekitar tahun 1920-an para ahli antropologi mempelajari masalah kepribadian suatu
suku bangsa dengan lebih cermat dan teliti dengan using concept-concept dan teori-
teori psikologi. Mencari Google artikel demikian, mereka dapat mendeskripsikan
kepribadian suku bangsa dengan lebih objektif dan teliti untuk review menemukan
kepribadian sales manager warga suatu bangsa atau suatu suku bangsa. Pada tahun-
tahun tersebut di Amerika serikat juga ditemui suatu kajian antropologi yang
berfokus pada peran individu dalam proses perubahan adat istiadat. Dalam kajian
antropologi sebelumnya, pada umumnya keberadaan individu yang berperilaku
menyimpang tidak mendapat perhatian, karena perhatian para ahli lebih terfokus
pada pola-pola kehidupan yang telah mapan. Baru kemudian disadari bahwa gejala
perilaku individu yang menyimpang dapat dipahami dalam perubahan sosial budaya
dari suatu kebudayaan suatu bangsa atau suatu suku bangsa. Atas dasar-dasar
kajiannya terhadap gejala kepribadian suatu suku bangsa penyanyi, para ahli
antropologi also dapat mengkritisi beberapa teori psikologi yang dihasilkan
differences dasar-dasar suatu penelitian pada masyarakat Eropa. Beberapa teori
psikologi yang ada saat itu ternyata belum tentu dapat diterapkan atau diterapkan
secara universal. Oleh karena itu, masih perlu kehati-hatian hearts menerapkannya
untuk review mengkaji masalah kepribadian sales manager pada masyarakat di luar
Eropa.
19
7. Spesialisasi Antropologi
Seorang ahli antropologi tetap akan memahami bidang yang harus dipelajari
pada konteks keseluruhan aspek kemasyarakatan ( ingat pendekatan holistik).
Kebutuhan pemecahan masalah pada bidang-bidang tertentu menyebabkan
munculnya kekhususan- kekhususan pada antropologi. Beberapa perkembangan
antropologi yang menjurus pada bidang-bidang khusus dari antropologi seperti
antropologi ekonomi, antropologi politik, antropologi kependudukan, dan
lainlainnya.
a. Antropologi Ekonomi
Pada tahun 1930-an, seorang ahli antropologi Inggris R. Firth ini kemudian
banyak diikuti oleh murid muridnya bahkan para ahli antropologi lainnya yang
mencoba mengadakan penelitian di daerah lain. Bahkan metode dan pendekatan
yang digunakan R. Firth terus mengalami perkembangan sehingga menjadikan
kajian antropologi terhadap kehidupan ekonomi masyarakat menjadi semakin
mantap. Kajian ini secara luas dikenal dengan antropologi ekonomi. Di Indonesia
beberapa kajian antropologi ekonomimendapat perhatian terutama yang berupa
upaya-upaya para ahli baik dari Eropa dan Amerika maupun para sarjana
antropologi Indonesia sendiri yang berusaha memahami masalah perekonomian
para petani, nelayan, masyarakat, masyarakat meramu di Papua dan sebagainya.
b. Antropologi Politik
Perbedaan asas-asas dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam
masyarakat modern ( industri) dengan masyarakat non industri menjadi
perhatian para ahli antropologi yang khusus memperhatikan masalah politik lokal
(tradisional). Perhatian ini sebenarnya telah lama berkembang sejalan dengan
kebutuhan para negara jajahan pada waktu itu untuk memahami ( kekuasaan)
yang ada di negara-negara jajahannya. Akhir-akhir ini para ahli antropologi lebih
tertarik pada perilaku dan budaya politik yang ternyata tidak dapat dilihat dari
pengaruh aspek sosial budaya, latar belakang sosial budaya, sistem nilai dan
20
norma yang berlaku di masyarakat di mana para pelaku politik. Perhatian ahli
antropologi terhadap gejala-gejala politik atau pemerintahan semacam itu telah
melahirkan satu kajian ilmu antropologi yang disebut antropologi politik. Salah
satu contoh dari kajian antropologi politik adalah masalah demonstrasi. Perilaku
para pendemo dan tokoh intelektual yang ada di belakangnya menggambarkan
bagaimana sistem nilai dan norma “bekerja” dalam kehidupan politik masyarakat.
c. Antropologi Kependudukan
Antropologi kependudukan merupakan salah satu sub antropologi yang
lahir cukup baru, yaitu ketika dunia menganggap penting untuk mengatasi
masalah-masalah kependudukan. Ledakan penduduk yang cukup tinggi
mengkhawatirkan sebagian parties bahwa pada suatu saat akan terjadi
kelaparan, karena semakin menipisnya sumber daya alam untuk review
memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu muncul berbagai ide untuk
mengurangi tingkat-tingkat kelahiran dengan peluncuran program-program
kependudukan di setiap negara yang pada dasarnya untuk menekan tingkat
pertambahan penduduk dunia. Berbagai kendala yang diketahui 8 dalam upaya
menjalankan program kependudukan, seperti program keluarga berencana (KB )
di Indonesia, telah membawa para ahli antropologi untuk ikut membantu
memecahkan masalah kependudukan tersebut. Ada beberapa kendala yang
menghambat program-program kependudukan tersebut disebabkan oleh latar
belakang dan kondisi sosial masyarakatnya. Atas dasar ini berkembanglah
metode dan pendekatan antropologi yang khusus digunakan untuk memahami
gejala kependudukan. Spesifikasi baru dari antropologi yang dikenal dengan
nama antropologi kependudukan.
21
d. Antropologi Kesehatan
Merupakan salah satu sub antropologi yang cukup baru, yaitu ketika
masyarakat dunia menyadari pentingnya upaya-upaya untuk mengatasi masalah
kesehatan. Ledakan penduduk yang cukup tinggi diiringi pula oleh munculnya
masalah kesehatan, seperti masalah sanitasi lingkungan, masalah penyakit
epidemi, dan beberapa penyakit lain yang menjangkit ke sebagian gede
penduduk. Akhir-akhir ini diketahui bahwa masalah kesehatan bukan saja
menyangkut aspek medis tetapi juga terkait dengan kebiasaan, pola hidup, dan
kondisi lingkungan. Wabah malaria misalnya sering kali terjadi di mana sebagian
gejala ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang baik. Masih ditemui
adanya perbedaan pandangan antara masyarakat modern dan masyarakat
tradisional hearts memandang masalah sehat atau masalah penyakit. Hasil,
metode, cara dan konsep pengobatan tentang penyakit pun berbeda-beda pada
setiap kebudayaan. Perhatian yang serius dari kalangan ahli antropologi terhadap
masalah kesehatan ini memunculkan sub disiplin baru dalam antropologi disebut
antropologi kesehatan. Disiplin dalam mencoba memahami gejala kesehatan
masyarakat dalam keterkaitannya dengan masalah adat istiadat, nilai dan norma
serta keyakinan yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Berbagai
kendala yang ditemui di lapangan dalam upaya menjalankan program kesehatan,
seperti program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Indonesia, telah membawa para
ahli antropologi dan sosiologi untuk ikut membantu memecahkan masalah
kesehatan tersebut. Beberapa hal yang berbeda menampilkan program-program
kesehatan tersebut adalah disebabkan oleh latar belakang dan kondisi sosial
budaya masyarakat yang melihat konsep sehat bagi ibu dan anak.
22
e. Antropologi Pendidikan
Antropologi pendidikan merupakan spesialisasi termuda dalam antropologi
dan dianggap dapat berdiri sendiri sebagai cabang spesialisasi antropologi yang
memiliki jangkar akademis.
Apabila dihadirkan sebagai materi kajian, antropologi pendidikan
menyajikan aplikasi teori dan metode yang digunakan untuk menelaah tindak
tanduk dan persepsi masyarakat terkait pendidikan. Dengan demikian, kajian
materi antropologi pendidikan tidak bertujuan menghasilkan ahli antropologi,
tetapi menambah wawasan pengetahuan tentang pendidikan melalui perspektif
budaya. Di samping itu, antropologi pendidikan merupakan alat telaah terhadap
praktik-praktik pendidikan di masyarakat tertentu atau masyarakat secara
umum.
f. Antropologi Perkotaan
Karya: S. Menno dan Mustamin Alwi Oleh: Agung Wibowo
Pada awal perkembangannya, Antropologi memusatkan perhatiannya
kepada masyarakat primitif. Perhatian ini timbul karena ada sesuatu yang
dianggap sebagai keganjilan pada tingkah laku masyarakat tertentu, yaitu pada
masyarakat pedalaman-pedalaman. Akan tetapi lama-kelamaan, mereka tidak
lagi melihat tingkah laku itu sebagai sesuatu yang ganjil, melainkan sebagai
sesuatu yang masih dekat dengan alam, dan masih berada dalam tahap
perkembangan. Dan pada saat itu Antropologi memusatkan perhatiannya pada
masyarakat tersebut. Karena ternyata masyarakat primitif itu telah semakin maju
dan teradaptasi ke dalam masyarakat modern, maka perhatian antropologi
selanjutnya beralih pada masyarakat pedesaan. Hampir seluruh aspek kehidupan
desa telah diteliti dan diungkapkan. Karena itu, perhatian para antropolog pada
tahap berikutnya, mulai beralih ke kota.
Ada beberapa alasan yang digunakan untuk mengalihkan dan memperluas
perhatian mereka ke kota-kota yaitu sebagai berikut.
23
1. Masyarakat kota mempunyai pola-pola budaya dan tingkah laku, lembaga,
pranata, serta struktur sosial yang berbeda dari masyarakat primitif maupun
masyarakat desa.
2. Terjadinya urbanisasi yang semakin meningkat. Pada umumnya
merekamereka pergi ke kota tanpa membawa bekal ketrampilan kecuali
tenaga. Setibanya di kota, mereka dapati dirinya berada pada situasi dan
kondisi yang berbeda dari pada sewaktu berada di desa. Bagaimana reaksi dan
respon mereka itulah yang menarik perhatian para antropolog.
3. Semakin luasnya pengaruh kehidupan kota atas kehidupan daerah pedesaan
yang berada di sekitarnya, baik positif maupun negatif.
4. Semakin merosotnya nilai-nilai manusiawi oleh berkembangnya teknologi
dikota. Antropologi perkotaan tidak sama dengan sosiologi perkotaan, karena
bersifat induktif, analisisnya berdasarkan keadaan di lapangan dan
merencanakan keadaan ke depan, bukan seperti pada sosiologi perkotaan
yang bersifat berdasarkan teori sosiologi.
g. Antropologi hukum
Antropologi hukum adalah kajian antropologis terhadap makna sosial dari
dan pentingnya hukum dengan menelaah bagaimana hukum dibuat termasuk
bagaimana konteks sosial pembuatan hukum tersebut, bagaimana hukum
mempertahankan dan mengubah institusi sosial lainnya, dan bagaimana hukum
membangun perilaku sosial.[1] Namun seiring perkembangan zaman dan tatanan
politik dunia pasca-Perang Dingin, cakupan kajian antropologi hukum meluas di
antaranya membahas keterkaitan antara konflik sosial dengan kesenjangan
ekonomi dan batasan-batasan hukum dalam melakukan rekayasa sosial.
Antropologi hukum kini turut mengkaji hubungan antara politik dan hukum yang
juga berubah dalam konteks pasca-Perang Dingin tersebut. Sebagai akibat dari
perluasan cakupan tersebut, bahkan ada kalangan yang menyebut kajian
antropologi hukum pada abad ke-19 sebagai kajian antropologi protolegal.[2]
24
8. Antropologi Terapan
Diana sebagai ilmu terapan, maka penggunaan metode-metode,
konsepkonsep, dan teori-teori antropologi, misalnya diterapkan untuk lebih
memahami masalah-masalah pedesaan, masalah pendidikan, mengadopsi teknologi
oleh para petani, masalah kehidupan para buruh pabrik dan sebagainya. Hasilnya
berupa data-data yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatan
kebijakan pemerintah. Mengenai relevansi antropologi bagi pemecahan masalah-
masalah sosial adalah sebagaimana dikemukakan oleh Dr. Julfita Rahardjo dari LIPI
berikut ini: “ begitu juga dalam posisi ekonomi, hampir tidak ada perempuan yang
tidak terlibat dalam kerja produktif tetapi nilai ekonomi kerja perempuan hampir
tidak tercatat. Untuk itu julfita melihat pentingnya studi antropologi mengenai
kependudukan perempuan yang lebih spesifik, yang variabelnya tidak tunggal. Dia
juga meningkatkan bahwa banyak kak konsep kehidupan kita yang dibentuk dari
kacamata barat yang boleh jadi tidak memahami keadaan kita. ( Kompas Senin 7
April 2003).
25
BAB IV LATAR BELAKANG KEMUNCULAN ANTROPOLOGI SERTA MANFAAT KAJIAN
ANTROPOLOGI
1.1. Latar belakang kemunculan Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi berasal dari kata Yunani
άνθρωπος yang berarti “manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" atau
secara etimologis antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia. Antropologi lahir
atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan
budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa.
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia yang berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dan untuk
memperoleh pengertian atau pemahaman yang lengkap tentang keberagaman
manusia mulai dari budaya, bahasa, tradisi, adat-istiadat, dsb. Antropologi juga
mencoba untuk mencari jawaban siapakah dan apakah makna dan pengertian dari
manusia itu meski tidak dapat didefinisikan secara detail.
Kita juga sering menyebut dan mengira bahwa antropologi ada keterkaitan
dengan berbagai macam etnis di indonesia, sehingga antropologi sangat bermanfaat
untuk memahami perbedaan yang terdapat pada masyarakat indonesia, dan sehingga
menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan pada tanah air tercinta ini. Semua hal-hal
yang mengenai manusia serta perbedaan manusia dengan manusia lain akan dibahas
didalam antropologi ini, Mulai perbedaan budaya, tradisi, agama, dll. Tapi walaupun
begitu dan memiliki banyak perbedaan, mereka semua tetap dalam suatu wilayah
tanah air indonesia.
Secara detail, ruang lingkup antropologi sendiri lebih memperhatikan terhadap
sejarah asal serta perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya secara evolusi
yang dipandang dari segi biologis, dan juga sejarah terjadinya berbagai ragam manusia
dari segi ciri-ciri fisiknya, dan juga mengenai sejarah mengenai perbedaan berbagai
26
macam bahasa dan budaya di seluruh dunia dan mengenai asas-asas kehidupan
masyarakat di dunia.
Antropologi juga termasuk ke dalam kehumanioraan karena didalamnya
pembahasannya lebih difokuskan pada manusia dan kebudayaannya, yang dimaksud
disini yakni ilmu yang khusus dan langsung mempelajari segala manusia dari berbagai
zaman. Jadi para ahli antropologi berusaha mempelajari secara luas tentang manusia
melalui pendekatan perbandingan maupun pendekatan historis terhadap kebudayaan
di seluruh dunia sehingga menarik perhatian bagi para ahli untuk menelitinya lebih
panjang.
Latar belakang munculnya antropologi disebabkan karena kenyataan akan
adanya keanekaragaman fisik, adat-istiadat dan cara hidup manusia di berbagai
belahan dunia menimbulkan pertanyaan besar mengapa perbedaan tersebut terjadi.
Pertanyaan tersebut muncul sebagai pertanyaan kritis setelah dominasi gereja
terhadap pengetahuan runtuh. Para ahli filsafat sosial mulai mencoba menjelaskan
tentang fenomena perbedaan tingkah laku manusia, perkembangan masyarakat dari
berbagai belahan dunia dengan menggunakan sumber tulisan-tulisan yang ada. Para
filsuf menyusun argumentasi dengan menggunakan cara berfikir ilmu eksak yang sudah
berkembang.
Para ahli filsafat sosial mencoba menjelaskan munculnya fenomena sosial
terutama pada persoalan aneka warna masyarakat menggunakan kaidah-kaidah ilmu
alam dengan mencari unsur-unsur persamaan yang dapat dipakai sebagai asas-asas
generalisasi dalam analisa induktif yang selanjutnya dapat dirumuskan sebagai kaidah-
kaidah sosial (Koentjaraningrat 2009, 14 – 15).
secara umum ilmu pengetahuan berasal dari filsafat. Ilmu-ilmu sosial seperti
sosiologi dan antropologi lahir setelah perkembangan ilmu-ilmu alam. Antropologi
muncul setelah orang Eropa mendatangi negeri-negeri di benua Asia, Afrika dan
oceania yang dimulai sebelum tahun 1800, yang didorong oleh keinginan untuk
memperoleh bahan-bahan dasar pengembangan industri serta untuk mencari daerah
27
pemasaran hasil industri yang mulai maju di Eropa. Dalam perjalanan tersebut orang
Eropa menemukan bangsa-bangsa ( suku bangsa-suku bangsa) yang belum
berkembang, dianggap primitif atau terbelakang.
Penemuan suku bangsa suku bangsa ini kemudian mendorong keinginan ilmuwan
mempelajari kebudayaan yang berbeda-beda yang tersebar di permukaan bumi. Maka
timbullah kajian etnologi ( ilmu tentang bangsa-bangsa). Kajian yang lebih serius
terhadap suku-suku bangsa atau bangsa di dunia mulai dilakukan ilmuwan pada
pertengahan abad ke-19, yang turut dipengaruhi oleh cara berpikir evolusionis dari
Charles Darwin. Oleh karena itu teori-teori awal yang dihasilkan antropologi juga
mengklasifikasi dan membanding-bandingkan bangsa dan suku bangsa suku bangsa di
dunia dan menempatkan bangsa atau suku bangsa itu ke dalam tingkatan tertentu
sesuai dengan perkembangan kebudayaan dan ciri-ciri kebudayaan material yang
mereka miliki.
Awal abad ke-20 oleh bronislaw malinowski penelitian antropologi semakin maju
dengan pendekatan wholistic dan paradigma atau teori fungsionalisme yang
dikembangkannya dari penelitiannya di western pacific. Sejak itu antropologi
mengalami kemajuan yang pesat. Paradigma atau teori baru dihasilkan dalam rangka
mengekspansi kan atau mendeskripsikan kebudayaan masyarakat di dunia. Kajian
etnologi yang hanya mengandalkan data-data sekunder mulai ditinggalkan dan
menggantinya dengan penelitian lapangan ( fieldwork) etnografi. Beberapa teori yang
telah dihasilkan para ahli dalam menjelaskan perbedaan kebudayaan dengan kerangka
why societies differ, diantaranya:
a. Rasialisme, yang melihat tingkat kebudayaan terjadi karena perbedaan ras.
b. Universal evolution, yang membuat perbedaan tegas antara sifat-sifat yang diwarisi
secara biologis dan sifat yang diperoleh secara sosial.
c. Evolusi pemikiran manusia EB.Tylor sebagai contoh yang membedakan antara
manusia primitif dari manusia modern adalah bahwa yang satu masih percaya
kepada tahayul sedangkan yang lain berpikir rasional menurut prinsip keilmuan.
28
d. Evolusi teknologi. L. H Morgan sebagai contoh yang mengatakan inovasi teknologi
adalah faktor pokok yang akan mempengaruhi aspek-aspek lain dalam kehidupan
manusia, dalam perbedaan tingkat kebudayaan manusia.
Dari kerangka berpikir How societies differ telah menjelaskan mengapa masyarakat
berbeda, antaranya:
1) Teori fungsionalisme. Malinowski sebagai contoh mengatakan kebudayaan dan institusi
sosial berkembang dalam rangka usaha manusia memenuhi kebutuhan hidup manusia,
yang diupayakan secara kultural.
2) Teori struktural fungsionalisme dari Radeliffe -Brown yang mengatakan bagaimana
elemen-elemen dari struktur sosial menciptakan dan menjaga keseimbangan tatanan
sosial dalam keadaan equilibrium.
3) Teori strukturalisme (Perancis) dari Claude Levi-strauss mengatakan bahwa cara manusia
bertingkah laku dan memandang dunia ditentukan oleh mind-nya.
4) Teori etnoscience. Harold Conclin: berusaha menemukan prinsip struktural dari budaya
tertentu bagaimana masyarakat memandang dunia mereka dan bagaimana
anggotaanggota dari masyarakat menerima serta memahami dan struktur kan
lingkungan mereka melalui kategori-kategori bahasa.
5) Antropologi simbolik. Cliffond Geertz: mengatakan bahwa cultur is a system of shared
symbols and meanings (kebudayaan adalah sistem & makna yang dimiliki bersama).
1.2. Manfaat Kajian Antropologi
Fokus kajian antropologi dalam perilaku manusia yang tercipta dari hasil
kebudayaan. Namun, perubahan seolah-olah membuat antropologi kehilangan objek
penelitian apabila terbatas pada studi tentang masyarakat primitif. Saat ini para
antropologi juga bekerja untuk memahami masyarakat dari berbagai kelompok
misalnya, masyarakat petani, penduduk perkotaan, dan masyarakat industri.
29
Tujuan adalah untuk menjelaskan dan memahami bagaimana perubahan
perilaku dan perubahan masyarakat turut dibentuk oleh kebudayaan. Dengan kata
lain antropologi bukan sekedar studi tentang cara-cara kehidupan yang telah punah
atau dalam proses kepunahan. Ahli antropologi harus mempelajari apa yang sekarang
terjadi di kota- kota dan di desa sebagai bentuk keanekaragaman kebudayaan
manusia. Koesing (1974) mengidentifikasi empat pendekatan terhadap masalah
kebudayaan yaitu :
a. Kebudayaan sebagai pola penyesuaian dari keyakinan dan perilaku yang dipelajari
fungsi utamanya adalah menyesuaikan masyarakat dengan lingkungannya.
b. Kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang tersusun dari apapun yang
diketahui dalam berpikir menurut syarat tertentu, yang dapat diterima bagi
individu atau kelompok sosial yang diteliti.
c. Kebudayaan sebagai sistem yang terpola dari simbol-simbol yang dimiliki bersama
yang memiliki kesamaan dengan struktur pemikiran manusia.
d. Kebudayaan sebagai sistem perlambang yang terdiri dari simbol-simbol dan
makna-makna yang dimiliki bersama, yang dapat diidentifikasi dimaknai sebagai
milik bersama suatu masyarakat.
Pada dasarnya, perhatian antropologi yang paling awal adalah mengenai ciri-
ciri dan sifat-sifat masyarakat, bagaimana manusia berhubungan satu sama lain, serta
bagaimana dan mengapa masyarakat berubah sepanjang waktu. Masyarakat sebagai
individu dan kelompok sosial sebagai gagasan, aturan-aturan, keyakinankeyakinan
yang dimiliki bersama. Pada beberapa lembaga pendidikan, mata pelajaran atau mata
kuliah antropologi sering disebut antropologi sosial dan budaya. Akan tetapi, oleh
bapak antropologi Indonesia, Prof. Koentjaraningrat, nama tersebut disingkat dengan
sebutan antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari polapola tingkah laku dan cara
berpikir manusia. Pada masa lalu, antropologi sering disebut sebagai etnologi atau
ilmu bangsa-bangsa sebab bangsa atau suku bangsa adalah kesatuan kelompok
manusia yang masing-masing atau berbeda berbagai warna tingkah laku dan cara
30
berpikirnya. Mempelajari ilmu antrolopogi akan mendatangkan manfaat berharga
dalam kehidupan. Beberapa manfaatnya yaitu sebagai berikut:
1. Antropologi membuat manusia bisa memahami manusia lainnya, baik sebagai
individu atau pun anggota dalam kelompok masyarakat.
2. Dengan mempelajari antrolopogi, orang dapat memahami kedudukan manusia
dalam masyarakat dan mendapatkan pengetahuan baru mengenai dunia atau
budaya lain yang mungkin belum terungkap sebelumnya.
3. Memahami beragam norma, tradisi, keyakinan, hingga nilai-nilai pada masyarakat
tertentu yang mereka anut.
4. Antropologi dapat menjadikan seseorang lebih kritis, tanggap, dan rasional saat
bertemu dengan gejala sosial masyarakat yang cukup kompleks.
5. Antrolopogi menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan terjadinya
penciptaan teori berkenaan dengan asal-usul kepercayaan, keluarga, perkawinan,
perilaku bernegara, dan lainnya.

More Related Content

What's hot

Kaedah penyelidikan-etnografi
Kaedah penyelidikan-etnografiKaedah penyelidikan-etnografi
Kaedah penyelidikan-etnografiwmkfirdaus
 
Kajian etnografi
Kajian etnografiKajian etnografi
Kajian etnografiwmkfirdaus
 
Interpretasi Power Point
Interpretasi Power PointInterpretasi Power Point
Interpretasi Power PointEko Nur
 
Etnografi presentasi
Etnografi presentasiEtnografi presentasi
Etnografi presentasiArif Winahyu
 
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaKebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaSatrio Arismunandar
 
02. korelasi antropologi dan ilmu lain
02. korelasi  antropologi dan ilmu lain02. korelasi  antropologi dan ilmu lain
02. korelasi antropologi dan ilmu lainIrman Aras
 
2 kebudayaan dlm-positivisme
2 kebudayaan dlm-positivisme2 kebudayaan dlm-positivisme
2 kebudayaan dlm-positivismegumaha
 
Pengantar ilmu artopologi
Pengantar ilmu artopologiPengantar ilmu artopologi
Pengantar ilmu artopologiabdulharisahada
 
Hubungan antropologi dengan sejarah
Hubungan antropologi dengan sejarahHubungan antropologi dengan sejarah
Hubungan antropologi dengan sejarahMuhamad Arifin
 
Theory of communication
Theory of communication Theory of communication
Theory of communication Ines Pratiwi
 
Topik. 2 antropologi
Topik. 2 antropologiTopik. 2 antropologi
Topik. 2 antropologiMohdNoorChin
 
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1sri ani
 
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologiJelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologiAyu Aliyatun
 
(Final)jelaskan kepentingan kritikal luaran dalam menguji authenticity sesuat...
(Final)jelaskan kepentingan kritikal luaran dalam menguji authenticity sesuat...(Final)jelaskan kepentingan kritikal luaran dalam menguji authenticity sesuat...
(Final)jelaskan kepentingan kritikal luaran dalam menguji authenticity sesuat...Arsyad Arifin Ismail
 
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antropSAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antropdesliana_korea
 
Filsafat Ilmu : Sarana Berpikir ilmiah
Filsafat Ilmu : Sarana Berpikir ilmiahFilsafat Ilmu : Sarana Berpikir ilmiah
Filsafat Ilmu : Sarana Berpikir ilmiahAli Murfi
 

What's hot (20)

Kaedah penyelidikan-etnografi
Kaedah penyelidikan-etnografiKaedah penyelidikan-etnografi
Kaedah penyelidikan-etnografi
 
Kajian etnografi
Kajian etnografiKajian etnografi
Kajian etnografi
 
Interpretasi Power Point
Interpretasi Power PointInterpretasi Power Point
Interpretasi Power Point
 
Penelitian Etnografi
Penelitian EtnografiPenelitian Etnografi
Penelitian Etnografi
 
Etnografi presentasi
Etnografi presentasiEtnografi presentasi
Etnografi presentasi
 
Etnografi
EtnografiEtnografi
Etnografi
 
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme BudayaKebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
Kebudayaan Materi dan Materialisme Budaya
 
02. korelasi antropologi dan ilmu lain
02. korelasi  antropologi dan ilmu lain02. korelasi  antropologi dan ilmu lain
02. korelasi antropologi dan ilmu lain
 
2 kebudayaan dlm-positivisme
2 kebudayaan dlm-positivisme2 kebudayaan dlm-positivisme
2 kebudayaan dlm-positivisme
 
Ppt modul 1 kb 2
Ppt modul 1 kb 2Ppt modul 1 kb 2
Ppt modul 1 kb 2
 
Metode dan pendekatan dalam ilmu antropologi
Metode dan pendekatan dalam ilmu antropologiMetode dan pendekatan dalam ilmu antropologi
Metode dan pendekatan dalam ilmu antropologi
 
Pengantar ilmu artopologi
Pengantar ilmu artopologiPengantar ilmu artopologi
Pengantar ilmu artopologi
 
Hubungan antropologi dengan sejarah
Hubungan antropologi dengan sejarahHubungan antropologi dengan sejarah
Hubungan antropologi dengan sejarah
 
Theory of communication
Theory of communication Theory of communication
Theory of communication
 
Topik. 2 antropologi
Topik. 2 antropologiTopik. 2 antropologi
Topik. 2 antropologi
 
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
Ppt sosiologi x sem.1 bab 1
 
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologiJelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
Jelaskan & beri contoh ciri ciri sosiologi
 
(Final)jelaskan kepentingan kritikal luaran dalam menguji authenticity sesuat...
(Final)jelaskan kepentingan kritikal luaran dalam menguji authenticity sesuat...(Final)jelaskan kepentingan kritikal luaran dalam menguji authenticity sesuat...
(Final)jelaskan kepentingan kritikal luaran dalam menguji authenticity sesuat...
 
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antropSAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
SAJIAN ANTROPOLOGI Sejarah perk. antrop
 
Filsafat Ilmu : Sarana Berpikir ilmiah
Filsafat Ilmu : Sarana Berpikir ilmiahFilsafat Ilmu : Sarana Berpikir ilmiah
Filsafat Ilmu : Sarana Berpikir ilmiah
 

Similar to Tugas uas antropologi tamara adelya l1_c021132 (1)

Week 05 Tradisi Riset Audiens.pptx
Week 05 Tradisi Riset Audiens.pptxWeek 05 Tradisi Riset Audiens.pptx
Week 05 Tradisi Riset Audiens.pptxEkstensifikasiPenyul
 
ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
 ruang lingkup dan perkembangan sosiologi ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
ruang lingkup dan perkembangan sosiologisuher lambang
 
Sosiologi sebagai ilmu masyarakat
Sosiologi sebagai ilmu masyarakatSosiologi sebagai ilmu masyarakat
Sosiologi sebagai ilmu masyarakatAnisa Fitri
 
Materi Pembahasan Konsep Sosiologi
Materi Pembahasan Konsep SosiologiMateri Pembahasan Konsep Sosiologi
Materi Pembahasan Konsep SosiologiEwald Frederik
 
Tugas makalah metodologi penelitian
Tugas makalah metodologi penelitianTugas makalah metodologi penelitian
Tugas makalah metodologi penelitianSusi Yanti
 
PENELITIAN_ETNOMETODOLOGI_POWER_POINT.pptx
PENELITIAN_ETNOMETODOLOGI_POWER_POINT.pptxPENELITIAN_ETNOMETODOLOGI_POWER_POINT.pptx
PENELITIAN_ETNOMETODOLOGI_POWER_POINT.pptxElisabethSinaga7
 
metodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).pptmetodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).pptBerynImtihan1
 
Antropoologi sosio
Antropoologi sosioAntropoologi sosio
Antropoologi sosionikensulis
 
Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode
Sosiologi sebagai Ilmu dan MetodeSosiologi sebagai Ilmu dan Metode
Sosiologi sebagai Ilmu dan Metodeadelitameidyanti
 
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.pptK2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.pptLmayPhang
 
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptxsosialisman
 
[KELAS X- Semester 1] Sosiologi Bab 1: Sosiologi
[KELAS X- Semester 1] Sosiologi Bab 1: Sosiologi[KELAS X- Semester 1] Sosiologi Bab 1: Sosiologi
[KELAS X- Semester 1] Sosiologi Bab 1: SosiologiAlifia Putri Yudanti
 
Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu...
Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu...Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu...
Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu...keyshacaca
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Baiq Rilda Erliana Zahara
 
Antropologi hukum
Antropologi hukumAntropologi hukum
Antropologi hukumdanudanu19
 

Similar to Tugas uas antropologi tamara adelya l1_c021132 (1) (20)

Week 05 Tradisi Riset Audiens.pptx
Week 05 Tradisi Riset Audiens.pptxWeek 05 Tradisi Riset Audiens.pptx
Week 05 Tradisi Riset Audiens.pptx
 
ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
 ruang lingkup dan perkembangan sosiologi ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
 
Antropologi
AntropologiAntropologi
Antropologi
 
Sosiologi sebagai ilmu masyarakat
Sosiologi sebagai ilmu masyarakatSosiologi sebagai ilmu masyarakat
Sosiologi sebagai ilmu masyarakat
 
Materi Pembahasan Konsep Sosiologi
Materi Pembahasan Konsep SosiologiMateri Pembahasan Konsep Sosiologi
Materi Pembahasan Konsep Sosiologi
 
Tugas makalah metodologi penelitian
Tugas makalah metodologi penelitianTugas makalah metodologi penelitian
Tugas makalah metodologi penelitian
 
PENELITIAN_ETNOMETODOLOGI_POWER_POINT.pptx
PENELITIAN_ETNOMETODOLOGI_POWER_POINT.pptxPENELITIAN_ETNOMETODOLOGI_POWER_POINT.pptx
PENELITIAN_ETNOMETODOLOGI_POWER_POINT.pptx
 
metodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).pptmetodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).ppt
 
Antropoologi sosio
Antropoologi sosioAntropoologi sosio
Antropoologi sosio
 
Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode
Sosiologi sebagai Ilmu dan MetodeSosiologi sebagai Ilmu dan Metode
Sosiologi sebagai Ilmu dan Metode
 
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.pptK2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
K2 - KAJIAN ETHNOGRAFI.ppt
 
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
1. Metode Penelitian Kualitatif.pptx
 
[KELAS X- Semester 1] Sosiologi Bab 1: Sosiologi
[KELAS X- Semester 1] Sosiologi Bab 1: Sosiologi[KELAS X- Semester 1] Sosiologi Bab 1: Sosiologi
[KELAS X- Semester 1] Sosiologi Bab 1: Sosiologi
 
Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu...
Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu...Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu...
Perbedaan Pendapat Antar Pertemanan dalam Memahami Sebuah Pesan di Salah Satu...
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
 
Sosiologi.smt1
Sosiologi.smt1Sosiologi.smt1
Sosiologi.smt1
 
Antropologi Sosial & Budaya
Antropologi Sosial & Budaya Antropologi Sosial & Budaya
Antropologi Sosial & Budaya
 
Antropologi hukum
Antropologi hukumAntropologi hukum
Antropologi hukum
 
Paradigma & ragam penelitian kualitatif
Paradigma & ragam penelitian kualitatifParadigma & ragam penelitian kualitatif
Paradigma & ragam penelitian kualitatif
 
Materi ssbi 2012
Materi ssbi 2012Materi ssbi 2012
Materi ssbi 2012
 

Recently uploaded

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Tugas uas antropologi tamara adelya l1_c021132 (1)

  • 1. 1 KUMPULAN ARTIKEL 1. METODE DAN PENDEKATAN DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI 2. METODE-METODE PENYEBARAN BUDAYA 3. CABANG-CABANG ANTROPOLOGI DAN FOKUS KAJIANNYA 4. LATAR BELAKANG KEMUNCULAN ANTROPOLOGI SERTA MANFAAT KAJIAN ANTROPOLOGI Disusun sebagai tugas terstruktur ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Antropologi Dosen Pengampu: Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M. Sos Disusun Oleh: Nama: Tamara Adelya NIM: L1C021132 Prodi/Kelas: Sosiologi (C) PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MATARAM 2021
  • 2. 2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….…………………….….……….. i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………...…………………. ii BAB I. METODE DAN PENDEKATAN DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI .................................3 1.1. METODE ANTROPOLOGI..................................................................................3 1.2. PENDEKATAN ANTROPOLOGI..........................................................................4 1.3. KAJIAN ANTROPOLOGI ....................................................................................6 BAB II. METODE-METODE PENYEBARAN BUDAYA.............................................................8 1.1. PEMBAHASAN BUDAYA...................................................................................8 1.2. DIFUSI ATAU PENYEBARAN KEBUDAYAAN ......................................................8 1.3. DIFUSI KEBUDAYAAN.......................................................................................9 1.4. ASIMILASI DAN AKULTURASI.........................................................................10 BAB III. CABANG-CABANG ANTROPOLOGI DAN FOKUS KAJIANNYA................................11 1.1. CABANG-CABANG ANTROPOLOGI.................................................................11 1.2. PENJELASAN FOKUS KAJIANNYA ...................................................................12 BAB IV. LATAR BELAKANG KEMUNCULAN ANTROPOLOGI SERTA MANFAAT KAJIAN .....25 ANTROPOLOGI .......................................................................Error! Bookmark not defined. 1.1. LATAR BELAKANG KEMUNCULAN ANTROPOLOGI.........................................25 1.2. MANFAAT KAJIAN ANTROPOLOGI.................................................................28
  • 3. 3 BAB I METODE DAN PENDEKATAN DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai budaya masyarakat suatu etnis. Antropologi muncul karena adanya ketertarikan dari orang Eropa yang melihat budaya, ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang berbeda. Kata antropologi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang berarti manusia dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi dapat didefinisikan sebagai suatu keilmuan yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta kebudayaannya. 1.1. Metode Antropologi Antropologi menggunakan beberapa metode tertentu dalam melakukan penelitian. Metode tersebut digunakan untuk mengembangkan konsep aturan, teori dan generalisasi namun hanya beberapa yang memiliki konsep dan aturan yang baku sedangkan yang lain masih bersifat tradisi. Metode-metode tersebut dapat digunakan bersama atau salah satu metode dapat juga lebih dominan dari metode lain. Berikut ini merupakan metode dalam antropologi: 1) Kelangkaan metode yang baku Antropologi dapat digolongkan sebagai keilmuan yang masih baru sehingga belum mengembangkan metode penelitian yang sistematis dan jelas. Hal ini dapat dilihat daritulisan etnografis masa lalu yang menunjukkan sedikitnya perhatian pada metode penelitian. 2) Observasi Partisipan Observasi merupakan salah satu metode penelitian dengan melakukan pengamatan terhadap obyek yang diteliti. Observasi partisipan dapat digunakan oleh ahli antropologi dengan cara hidup bersama dalam suatu kebudayaan yang
  • 4. 4 tengah diteliti. Ahli antropologi bukan hanya berinteraksi dengan orang didalam budaya tersebut namun juga mempelajari bahasa dan aktif dalam kegiatan masyarakat tersebut. 3) Indepth Interview Wawancara merupakan salah satu metode penelitian yang sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Indepth interview biasanya dikombinasi dengan observasi untuk mendapatkan hasil secara lengkap. Wawancara dapat dilakukan dengan non sistematik dan informal. Ahli antropologi biasanya memilih narasumber yang telah dikenal dan mempercayainya atau memilih narasumber yang dipandang bisa memberi informasi secara rinci dan akurat mengenai berbagai aspek budaya yang sedang diteliti. 4) Memperkecil Kesalahan Sering Kali dalam suatu penelitian, peneliti akan menemukan perbedaan informasi yang didapatkan. Informasi yang diberikan dari subyek yang berbeda dapat bertentangan sehingga perlu dilakukan upaya untuk memperkecil kesalahan tersebut. Mengulang observasi atau wawancara dan melakukan cross-check dengan informan lain akan sangat berguna dalam memperkecil kesalahan. 5) Kecenderungan Menggunakan Metode Tradisional Peneliti antropologi jarang menggunakan kuisioner atau angket tertulis. Hal ini dilakukan untuk menjembatani subyek yang sebagian buta aksara. Peneliti antropologi cenderung menggunakan metode antropologi tradisional meski saat ini mereka banyak mempelajari kelompok masyarakat modern. 1.2. Pendekatan Antropologi Antropologi perlu memperoleh banyak informasi dari berbagai pendekatan baik secara umum maupun khusus. Pendekatan-pendekatan ini berfungsi untuk mengetahui
  • 5. 5 peristiwa yang dialami manusia dan mengkaji suatu hal dengan lebih intensif. Pendekatan antropologi bukan hanya digunakan dalam penelitian sosial namun juga dapat digunakan dalam memberi kesimpulan umum. Dilansir dari buku Sketsa Dasar Mengenal Manusia dan Masyarakat (2020) karya Gregor Neonbasu, dijelaskan bahwa metode pendekatan dalam Ilmu Antropologi dibedakan menjadi dua aliran, yaitu: 1). Aliran tradisional Ada dua jenis pendekatan dalam aliran tradisional ini, yaitu: a. Pendekatan komparatif Pendekatan komparatif merupakan pendekatan yang merujuk pada pola perbandingan dengan meletakkan dua hal budaya pada sisi yang sama dan juga menjelaskan sisi-sisi yang berbeda. b. Pendekatan holistis Dalam buku Antropologi Budaya (2002) karya I Gede A. B. Wiranata, pendekatan holistis merupakan pendekatan secara menyeluruh untuk memperoleh segala hal yang berkaitan dengan manusia. Pendekatan holistis dilakukan dengan memperhatikan keseluruhan aspek sebagai unit yang bersifat fungsional atau sebagai satu sistem yang utuh. Pendekatan ini berusaha mencari jejaring yang mencakup keseluruhan ruang lingkup kehidupan manusia. 2). Aliran kontemporer Ada tiga jenis pendekatan dalam aliran kontemporer, yaitu: a. Pendekatan partikularistik merupakan pendekatan yang berawal dari sesuatu yang terbatas, kemudian menarik kesimpulan untuk sesuatu yang lebih luas dan umum. Dalam pendekatan ini, peneliti berangkat dari sesuatu yang bersifat partikular, kemudian berusaha untuk masuk pada sesuatu yang berlaku umum di manamana. Tokoh yang menggunakan pendekatan ini antara lain E.E. Evans
  • 6. 6 Pritchard yang melakukan penelitian kepada Suku Nuer di Afrika Selatan dan Prof. Fox yang melakukan penelitian di Rote, Nusa Tenggara Timur. b. Pendekatan interpretatif Pendekatan interpretatif pertama kali dikemukakan oleh Clifford Geertz ketika membuat penelitian tentang islam di Maroko dan Indonesia (Jawa dan Bali). Pendekatan interpretatif bersifat humanistik karena seluruh ungkapan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan setiap subyek manusia selalu menjadi pusat perhatian dengan saksama. Hal tersebut bisa terjadi karena pendekatan interpretatif dapat menempatkan semua kepentingan masyarakat sebagai kunci dan pokok kajian intelektual. Termasuk juga deskripsi tentang seluruh gejolak spiritual. c. Pendekatan struktural Pendekatan struktural adalah pendekatan analisis data dengan memperhatikan elemen-elemen kunci dari berbagai dimensi sekunder dari obyek yang diteliti dengan seimbang. Pendekatan ini pertama kali dikembangkan oleh Prof. Fox. 1.3. Kajian Antropologi Menurut Stanley Wahburn, bidang kajian antropologi antara lain: 1) Antropologi Ragawi Antropologi Ragawi mempelajari mengenai evolusi manusia dan hubungannya dengan hewan lain dan secara khusus bagaimana hubungan manusia dengan primata. Antropologi Ragawi pada hakikatnya lebih mendekati biologi dibandingkan dengan ilmu sosial. Para ahli antropologi budaya mengantungkan informasi dari ahli antropologi ragawi mengenai unsur-unsur biologis yang khusus pada manusia. Unsur biologis tersebut memiliki fungsi yang esensial dalam pembentukan kebudayaan manusia.
  • 7. 7 2) Antropologi Sosial Budaya Antropologi budaya mempelajari kebudayaan secara keseluruhan termasuk akulturasi, perubahan budaya dan difusi kebudayaan. Konsep kunci dalam antropologi sosial adalah struktur sosial dan bukan kebudayaan. Antropologi budaya berfokus pada pencarian sejarah dari unsur-unsur kebudayaan, sedangkan antropologi sosial berfokus pada pencarian hukum dan generalisasi lembagalembaga sosial. 3) Antropologi Etnografi, Etnologi dan Linguistik Etnografi mendeskripsikan dengan lengkap mengenai kebudayaankebudayaan yang masih ada saat ini. Etnologi membandingkan dan menjelaskan kesamaan serta perbedaan antar sistem kebudayaan. Linguistik berfokus dalam mendeskripsikan dan menganalisis bahasa-bahasa yang dipergunakan di berbagai kebudayaan. 4) Antropologi Prahistori Antropologi Prahistori berusaha merekonstruksi sejarah masyarakat dengan cara menggali artefak dan unsur kebudayaan lain yang dimilikinya.
  • 8. 8 BAB II METODE-METODE PENYEBARAN BUDAYA 1.1. Pembahasan Budaya Budaya (culture) adalah segala sesuatu yang bersumber dari akal berupa gagasan atau ideologi yang terekspresikan melalui perilaku/ kebiasaan, kebendaan/karya manusia, yang ada di kehidupan masyarakat, dan dapat diturunkan melalui proses belajar. Kebudayaan yang terdapat di masyarakat cenderung mengalami perubahan. Sifatnya yang dinamis atau berubah-ubah itu juga dikenal sebagai dinamika kebudayaan. Salah satu hal yang dapat memengaruhi dinamika kebudayaan adalah peristiwa difusi. 1.2. Difusi atau penyebaran kebudayaan Difusi adalah salah satu bentuk penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lainnya. Penyebaran ini biasanya dibawa oleh sekelompok manusia yang melakukan migrasi ke suatu tempat. Sehingga kebudayaan mereka turut melebur di daerah yang mereka tuju. Bentuk Penyebaran kebudayaan juga dapat terjadi dengan berbagai cara. Antara lain: a. Adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur-unsur kebudayaannya ke tempat yang jauh. Misalnya para pelaut dan pendeta. Mereka pergi hingga jauh ke suatu tempat dan mereka mendifusikan budaya-budaya mereka, dari mana mereka berasal yang mana hal ini biasanya dilakukan para pendeta. b. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang dilakukan oleh individu-individu dalam suatu kelompok dengan adanya pertemuan antara individu-individu kelompok yang lain. Disinilah terjadi proses difusi budaya dimana mereka saling mempelajari dan saling memahami antara budaya mereka masing-masing.
  • 9. 9 c. Cara lain adalah adanya bentuk hubungan perdagangan, dimana para pedagang masuk ke suatu wilayah dan unsur-usur budaya pedagang tersebut masuk ke dalam kebudayaan penerima tanpa disengaja. 1.3. Difusi kebudayaan Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup kebudayaan penerima. Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi berangkai, jika unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup kebudayaan kemudian menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara berkesinambungan. Koentjaraningrat menyimpulkan bahwa proses difusi tidak hanya dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain di muka bumi saja tetapi terutama sebagai suatu proses di mana unsur-unsur kebudayaan dibawa oleh individu-individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individu - dari kebudayaan lain, maka terbukti bahwa tidak pernah terjadi difusi dari satu unsur kebudayaan. Unsur-unsur itu selalu berpindah-pindah sebagai suatu gabungan atau suatu kompleks yang tidak mudah dipisahkan. Difusi adalah: penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu lingkup kebudayaan ke lingkup kebudayaan lainnya. 1. Proses difusi Proses ini terbagi menjadi dua macam: a. Difusi langsung yaitu jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar dari suatu lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima b. Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup kebudayaan penerima. Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi berangkai, jika unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh
  • 10. 10 suatu lingkup kebudayaan kemudian menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara berkesinambungan. 2. Jenis-jenis difusi Penyebaran kebudayaan atau difusi memiliki dua jenis yaitu antarmasyarakat dan intramasyarakat: • Difusi antarmasyarakat adalah difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain, interaksi ini terjadi diluar dari lingkungan dan kelompok masyarakat itu sendiri. • Difusi intramasyarakat adalah difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam masyarakat yang dipengaruhi beberapa faktor seperti adanya pengakuan bahwa unsur budaya baru tersebut memiliki banyak kegunaan, penyebaran difusi intramasyarakat ini terjadi di dalam golongan atau kelompok itu sendiri. 1.4. Asimilasi dan Akulturasi Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Difusi adalah: penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu lingkup kebudayaan ke lingkup kebudayaan lainnya.
  • 11. 11 BAB III CABANG-CABANG ANTROPOLOGI DAN FOKUS KAJIANNYA 1.1. Cabang- Cabang Antropologi Adapun cabang-cabang dari antropologi yaitu sebagai berikut. 1. Antropologi Fisik/Biologi/Paleoantropologi Antropologi fisik atau antropologi biologi adalah cabang antropologi yang berfokus pada kajiannya pada manusia sebagai organisme, yang salah satunya adalah kajian masalah evolusi manusia. 2. Antropologi Budaya Antropologi budaya adalah cabang antropologi umum yang berupaya mempelajari kebudayaan pada umumnya dan beragam kebudayaan dari berbagai bangsa di seluruh dunia. Ilmu ini mengkaji bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan kebudayaannya dari masa ke masa. 3. Prasejarah prasejarah atau prasejarah mempelajari sejarah perkembangan dan persebaran semua kebudayaan manusia sebelum manusia mengenal tulisan. 4. Antropologi Linguistik cabang ilmu antropologi budaya yang mengkaji masalah bahasa ini adalah antropologi linguistik (linguistik antropologi) atau etnolinguistik. 5. Etnologi dan Antropologi Sosial Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas-asas manusia melalui kajiannya terhadap kebudayaan suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia. 6. Etnopsikologi Etnopsikologi atau antropologi psikologi adalah sebuah kajian antropologi yang menggunakan konsep-konsep psikologi dalam proses analisanya. 7. Spesialisasi Antropologi beragamnya keperluan dalam memahami suatu masalah menyebabkan para ahli sosial, termasuk antropologi, mencoba lebih fokus pada bidang -bidang tertentu. 8. Antropologi Terapan
  • 12. 12 Gejala pembangunan masyarakat sejak perang dunia II membutuhkan bantuan berbagai disiplin ilmu termasuk antropologi di dalamnya. Dalam antropologi, antropologi merupakan salah satu bidang ilmu pembangunan yang tergolong ke dalam antropologi terapan, bersama-sama dengan spesialisasi lain yang lebih khusus, seperti antropologi ekonomi, antropologi kesehatan, dan antropologi pendidikan. 1.2. Penjelasan fokus kajiannya Adapun focus kajian dari antropologi yaitu sebagai berikut. 1. Antropologi fisik/Biologi/Paleoantropologi Sementara kajian yang khusus meneliti sisa-sisa tubuh yang telah membatu (fosil) yang ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah disebut paleoantropologi. Antropologi fisik ini mempelajari keragaman manusia di dunia dilihat dari segi fisiknya. Ilmu ini mencoba untuk memahami kehidupan munculnya keragaman makhluk manusia berdasarkan: ciri-ciri fisik atau tubuhnya yang tampak secara lahiriah (fenotipik), seperti warna , indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi, dan bentuk tubuh. ciri-ciri fisik bagian “dalam” (genotipik) seperti golongan darah. Berdasarkan klasifikasi di atas, manusia dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan yang disebut ras. Kita ketahui bahwa di dunia ini terdapat beberapa kategori ras seperti ras kaukasoid, melanesoid, negroid, dan sebagainya. 2. Antropologi Budaya Fokus yang dipelajari oleh ilmu ini adalah cara hidup manusia dalam memelihara dan mengubah lingkungannya. Cara hidup ini diperoleh melalui proses belajar ( sosialisasi) dan pengalaman hidup. Antropologi budaya yang berfokus pada perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menrut Haviland (1999) cabang antropologi budaya ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi. Antropologi budaya juga
  • 13. 13 merupakan studi tentang praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, di mana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh masyarakat manusia (Burke, 2000). Biasanya, istilah antropologi budaya dengan tradisi riset dan penulisan antropologi di Amerika. Pada awal abad ke-20, Franz Boas (1940) mengajukan asumsi-asumsi evolusioner serta perubahannya yang bersifat rasal. Dalam hal itu, Boas disebut keberpihakan pada komparasi dan generalisasi antropologi tradisionalyang dinilainya kurang tepat,selanjutnya ia mengembangkan aliran baru yang sering antropologi Boas. Saat ini, antropologi budaya lebih pada empat aspek yang tersusun: • Pertimbangan politik, dimana para antropologi budaya terjebak oleh kepentingan-kepentingan politik yang membiarkan dalam penulisannya masih ada metode-metode lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah karya ilmiah, seperti yang dikeluhkan kata dalam orientalisme (1970). • Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. Jika pada awalnya bertumpu pada asumsi kepatuhan dan kontrol masing-masing anggota masyarakat terhadap budayanya, sedangkan pada masa kini dengan munculnya karya bourdieu (1977) dan foucault (1977,1978) kian penggunaan taktis diskursus budaya yang melayani kalangan tertentu di masyarakat. • Menyangkut bahasa hearts antropologi budaya, dimana terjadi pergeseran makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran bahasa sebagai sistem abraksi-abraksi resmi kategori budaya. • Preferensi dan pemikiran individu di mana terjadi hubungan antara jati diri dan emosi, antara kepribadian dan budaya memiliki keterkaitan yang erat. Adapun Cabang antropologi budaya ini dibagi menjadi 3 bagian, yakni: 1. Arkeologi
  • 14. 14 Adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menjelaskan perilaku manusia karena dalam peninggalan-peninggalan nama itulah terpantul ekspresi kebudayaannya. 2. Antropologi linguistik Ernest Cassirer (1951) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mahir dalam menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum. Karena itulah manusia dapat berbahasa, berbicara dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan oleh makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia. Akan tetapi, hanya manusia yang dapat mengembangkan sistem informasi yang berharga, tidak hanya mengenai cara orang berkomunikasi, tetapi juga tentang bagaimana memahami dunia luar. Komunikasi lambing atau simbol yang begitu karena manusia memiliki kemampuan bernalar. Disinilah antropologi linguistik berperan. Yang merupakan deskripsi sesuatu bahasa ( cara membentuk kalimat atau mengubah kata kerja) maupun sejarah bahasa yang digunakan ( perkembangan bahasa yang saling mempengaruhi waktu). 3. Etnologi Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih menekankan perhatiannya pada kebudayaan- kebudayaan zaman sekarang, telaahnya pun terhadap perilaku manusia sebagaimana yang dapat langsung disaksikan, dialami, didiskusikan dengan mendukung kebudayaannya. Dengan demikian etnologi ini mirip dengan arkeologi bedanya dalam etnologi tentang kekinian yang dialami dalam kehidupan sekarang sedangkan arkeologi tentang kelompoan yang sangat klasik. Oleh karena itu benar ungkapan Kluckhohn (1965) yang mengatakan bahwa ahli etnografi adalah ahli arkeologi yang mengamati arkeologis hidup-hidup. Antropologi pada
  • 15. 15 hakekatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa akhirnya dan masa kini. Perhatian utamanya adalah pada masyarakat-masyarakat eksotis, masa prasejarah, bahasa tak tertulis, dan adat kita tentang apa yang sedang terjadi di dunia. Kita tidak dapat memahami diri sendiri dari pemahaman kita tentang budaya. Tak peduli rendah, kuno, atau kecil pun meremehkan. Berekspansi oleh suatu peradaban-peradaban yang sedang berekspansi, bangsa-bangsa primitif terus-menerus melayang mengambang di benak orang-orang pemikir bak arwah nenek moyang leluhur, senantiasa memancing-mancing kuriositas antropologis ini. “ kembali ke yang primitif” hanya demi kembali ke yang primitif itu sendiri, alias merupakan kedunguan, mereka yang masih berperadaban rendah ( kebiasaan-kebiasaan yang aneh. Akan tetapi, itu semata-mata lah cara antropologi mengungkapkan perhatian terhadap tempat-tempat dan saat ini. Cara yang dicapai antropologi ini memberikan sumbangan unik kepada pengetahuan kejam) para bangsawan alam dan keberadaan mereka tidak juga firdausi ( Kapplan dan Manners, 1999). 3. Prasejarah Jika dilihat secara umum, makalah perkembangan sejarah kebudayaan umat manusia dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, masa sejarah munculnya manusia sekitar 800.000 tahun lalu hingga manusia di mana kebudayaan manusia belum mengenal tulisan. Dan kedua, adalah masa kebudayaan manusia mengenal tulisan. Batas antara kedua masa tersebut adalah sama bagi semua kebudayaan yang ada di muka bumi. Beberapa kebudayaan telah mengenal tulisan sejak 400 tahun SM; seperti kebudayaan minoa yang bekas-bekasnya dapat ditemui di pulau kreta. Beberapa kebudayaan lain mengenal tulisan kira-kira 3000 tahun SM , Seperti kebudayaan Yemdet Nasr di arak Selatan dan kebudayaan Harapan- Mohenjodaro di daerah sungai shindu di Pakistan. Selain itu ada budaya yang baru mengenal tulisan sekitar 100 tahun SM, dan beberapa budaya yang diketahui mengenal tulisan
  • 16. 16 pada abad ke-20 (Koentjaraningrat, 1996). Bahan penelitian dari ilmu prasejarah adalah bekas-bekas kebudayaan seperti benda-benda dan alat-alat (artefak) yang tertinggal dalam lapisan-lapisan bumi. Selain ilmu prasejarah, ilmu yang dikenal mempelajari berkas-berkas kebudayaan tersebut adalah arkeologi. Namun, arkeologi di Indonesia telah mendapat kekuasaan hearts kajiannya, karena lebih memfokuskan kajiannya pada zaman prasejarah di Indonesia hingga masa jatuhnya Gatra Gatra Indonesia Hindu dan lenyapnya kebudayaan Indonesia Hindu tersebut. Ilmu prasejarah di Indonesia masih sangat muda, yaitu sekitar tahun 1930-an, yang dipelopori oleh AJJ Van Der Hoop dan CT Van Stein Callenfels. Di Indonesia, ilmu prasejarah ini tidak menjadi bagian dari ilmu antropologi tetapi menjadi bagian dari arkeologi. 4. Antropologi Linguistik Manusia diberi kelebihan dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya dalam menciptakan simbol -simbol rangkum dalam istilah bahasa. Bahasa sangat penting sebagai media komunikasi sehingga interaksi antar individu atau antar kelompok akan menjadi lebih efektif. Selain kemampuan menciptakan bahasa, manusia pun masih memiliki insting dalam berkomunikasi seperti halnya yang dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Hanya bedanya makhluk hidup selain manusia tidak mampu menciptakan bahasa seperti manusia. Bahasa merupakan lambang kepintaran yang dimiliki manusia yang diperolehnya melalui proses belajar. Oleh karena itu Bahasa merupakan ciri dari kehidupan manusia atau bahasa merupakan ciri dari kebudayaan manusia. Bahasa yang diciptakan sekaligus dipelajari oleh manusia pada akan bekerja mengikat bagi manusia itu sendiri akhirnya dalam menggunakannya. Dalam hal ini menjadi salah satu unsur budaya yang memiliki kaidah-kaidahnya sendiri yang berada diluar individu yang menggunakannya. Sebagai contoh jika anda menemui individu sebagai anggota masyarakat di mana anda berada menggunakan bahasa dengan kaidah-kaidah di luar ketentuan yang berlaku maka pesan yang ingin disampaikan nya tidak akan diterima atau dimengerti
  • 17. 17 oleh orang lain begitu pula oleh anda sendiri. Bahasa merupakan kesepakatan bersama seluruh anggota masyarakat yang menggunakannya. Bahasa sebagai simbol untuk berkomunikasi saat ini telah berkembang sangat kompleks, walaupun mungkin masih ada beberapa suku bangsa yang hidup terpencil masih menggunakan bahasa yang relatif sederhana, baik dalam jumlah kata ataupun tata bahasanya. Bahasa memiliki fungsi sebagai media transmisi ( sosialisasi) unsurunsur budaya ya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena fungsinya bahasa menjadi salah satu hal yang penting untuk dipelajari oleh antropologi. 5. Etnologi dan antropologi sosial Antropologi dibedakan menjadi dua bagian atas dasar perbedaan fokus kajiannya; • Pertama, ilmu yang lebih fokus pada kajian bidang diakronik ( kajian dalam rentang waktu yang berurutan), yang tetap menggunakan nama etnologi. • Kedua, ilmu yang lebih menekankan perhatiannya pada bidang sinkronik (gajian hearts Aktu yang bersamaan), yang lebih akrab dengan sebutan antropologi sosial. Di antara ahli antropologi yang mengembangkan teori-teori antropologi sinkronik adalah AR Radcliffe -Brown. Iya adalah seorang ahli antropologi Inggris yang mencoba mencari asas kebudayaan dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan masyarakat. Menurutnya para ahli antropologi harus melakukan lebih dari yang dilakukan oleh para ahli pada fase kedua, yaitu yang hanya puas dengan mempelajari budaya hanya untuk mengetahui sejarah dan budaya kebudayaan di muka bumi ini. 6. Etnopsikologi Sekitar awal abad ke 19 (tahun 1920) kajian ini berkembang di Amerika dan Inggris manakala ada kebutuhan untuk mengetahui: • kepribadian bangsa • peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat • nilai universal dari konsep-konsep psikologi
  • 18. 18 Kebutuhan pertama muncul ketika hubungan antarbangsa mulai memperhatikan kepentingan hubungan internasional terutama sejak perang dunia I. Sebetulnya beberapa kajian tentang kepribadian suatu suku bangsa pernah dilakukan oleh beberapa ahli terutama berlangganan dengan kepentingan untuk review mengetahui kepribadian penduduk di daerah jajahan, tetapi conceptconcept dan istilah-istilah yang digunakan tergolong masih kasar dan kurang cermat. Baru sekitar tahun 1920-an para ahli antropologi mempelajari masalah kepribadian suatu suku bangsa dengan lebih cermat dan teliti dengan using concept-concept dan teori- teori psikologi. Mencari Google artikel demikian, mereka dapat mendeskripsikan kepribadian suku bangsa dengan lebih objektif dan teliti untuk review menemukan kepribadian sales manager warga suatu bangsa atau suatu suku bangsa. Pada tahun- tahun tersebut di Amerika serikat juga ditemui suatu kajian antropologi yang berfokus pada peran individu dalam proses perubahan adat istiadat. Dalam kajian antropologi sebelumnya, pada umumnya keberadaan individu yang berperilaku menyimpang tidak mendapat perhatian, karena perhatian para ahli lebih terfokus pada pola-pola kehidupan yang telah mapan. Baru kemudian disadari bahwa gejala perilaku individu yang menyimpang dapat dipahami dalam perubahan sosial budaya dari suatu kebudayaan suatu bangsa atau suatu suku bangsa. Atas dasar-dasar kajiannya terhadap gejala kepribadian suatu suku bangsa penyanyi, para ahli antropologi also dapat mengkritisi beberapa teori psikologi yang dihasilkan differences dasar-dasar suatu penelitian pada masyarakat Eropa. Beberapa teori psikologi yang ada saat itu ternyata belum tentu dapat diterapkan atau diterapkan secara universal. Oleh karena itu, masih perlu kehati-hatian hearts menerapkannya untuk review mengkaji masalah kepribadian sales manager pada masyarakat di luar Eropa.
  • 19. 19 7. Spesialisasi Antropologi Seorang ahli antropologi tetap akan memahami bidang yang harus dipelajari pada konteks keseluruhan aspek kemasyarakatan ( ingat pendekatan holistik). Kebutuhan pemecahan masalah pada bidang-bidang tertentu menyebabkan munculnya kekhususan- kekhususan pada antropologi. Beberapa perkembangan antropologi yang menjurus pada bidang-bidang khusus dari antropologi seperti antropologi ekonomi, antropologi politik, antropologi kependudukan, dan lainlainnya. a. Antropologi Ekonomi Pada tahun 1930-an, seorang ahli antropologi Inggris R. Firth ini kemudian banyak diikuti oleh murid muridnya bahkan para ahli antropologi lainnya yang mencoba mengadakan penelitian di daerah lain. Bahkan metode dan pendekatan yang digunakan R. Firth terus mengalami perkembangan sehingga menjadikan kajian antropologi terhadap kehidupan ekonomi masyarakat menjadi semakin mantap. Kajian ini secara luas dikenal dengan antropologi ekonomi. Di Indonesia beberapa kajian antropologi ekonomimendapat perhatian terutama yang berupa upaya-upaya para ahli baik dari Eropa dan Amerika maupun para sarjana antropologi Indonesia sendiri yang berusaha memahami masalah perekonomian para petani, nelayan, masyarakat, masyarakat meramu di Papua dan sebagainya. b. Antropologi Politik Perbedaan asas-asas dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam masyarakat modern ( industri) dengan masyarakat non industri menjadi perhatian para ahli antropologi yang khusus memperhatikan masalah politik lokal (tradisional). Perhatian ini sebenarnya telah lama berkembang sejalan dengan kebutuhan para negara jajahan pada waktu itu untuk memahami ( kekuasaan) yang ada di negara-negara jajahannya. Akhir-akhir ini para ahli antropologi lebih tertarik pada perilaku dan budaya politik yang ternyata tidak dapat dilihat dari pengaruh aspek sosial budaya, latar belakang sosial budaya, sistem nilai dan
  • 20. 20 norma yang berlaku di masyarakat di mana para pelaku politik. Perhatian ahli antropologi terhadap gejala-gejala politik atau pemerintahan semacam itu telah melahirkan satu kajian ilmu antropologi yang disebut antropologi politik. Salah satu contoh dari kajian antropologi politik adalah masalah demonstrasi. Perilaku para pendemo dan tokoh intelektual yang ada di belakangnya menggambarkan bagaimana sistem nilai dan norma “bekerja” dalam kehidupan politik masyarakat. c. Antropologi Kependudukan Antropologi kependudukan merupakan salah satu sub antropologi yang lahir cukup baru, yaitu ketika dunia menganggap penting untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan. Ledakan penduduk yang cukup tinggi mengkhawatirkan sebagian parties bahwa pada suatu saat akan terjadi kelaparan, karena semakin menipisnya sumber daya alam untuk review memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu muncul berbagai ide untuk mengurangi tingkat-tingkat kelahiran dengan peluncuran program-program kependudukan di setiap negara yang pada dasarnya untuk menekan tingkat pertambahan penduduk dunia. Berbagai kendala yang diketahui 8 dalam upaya menjalankan program kependudukan, seperti program keluarga berencana (KB ) di Indonesia, telah membawa para ahli antropologi untuk ikut membantu memecahkan masalah kependudukan tersebut. Ada beberapa kendala yang menghambat program-program kependudukan tersebut disebabkan oleh latar belakang dan kondisi sosial masyarakatnya. Atas dasar ini berkembanglah metode dan pendekatan antropologi yang khusus digunakan untuk memahami gejala kependudukan. Spesifikasi baru dari antropologi yang dikenal dengan nama antropologi kependudukan.
  • 21. 21 d. Antropologi Kesehatan Merupakan salah satu sub antropologi yang cukup baru, yaitu ketika masyarakat dunia menyadari pentingnya upaya-upaya untuk mengatasi masalah kesehatan. Ledakan penduduk yang cukup tinggi diiringi pula oleh munculnya masalah kesehatan, seperti masalah sanitasi lingkungan, masalah penyakit epidemi, dan beberapa penyakit lain yang menjangkit ke sebagian gede penduduk. Akhir-akhir ini diketahui bahwa masalah kesehatan bukan saja menyangkut aspek medis tetapi juga terkait dengan kebiasaan, pola hidup, dan kondisi lingkungan. Wabah malaria misalnya sering kali terjadi di mana sebagian gejala ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang baik. Masih ditemui adanya perbedaan pandangan antara masyarakat modern dan masyarakat tradisional hearts memandang masalah sehat atau masalah penyakit. Hasil, metode, cara dan konsep pengobatan tentang penyakit pun berbeda-beda pada setiap kebudayaan. Perhatian yang serius dari kalangan ahli antropologi terhadap masalah kesehatan ini memunculkan sub disiplin baru dalam antropologi disebut antropologi kesehatan. Disiplin dalam mencoba memahami gejala kesehatan masyarakat dalam keterkaitannya dengan masalah adat istiadat, nilai dan norma serta keyakinan yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Berbagai kendala yang ditemui di lapangan dalam upaya menjalankan program kesehatan, seperti program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Indonesia, telah membawa para ahli antropologi dan sosiologi untuk ikut membantu memecahkan masalah kesehatan tersebut. Beberapa hal yang berbeda menampilkan program-program kesehatan tersebut adalah disebabkan oleh latar belakang dan kondisi sosial budaya masyarakat yang melihat konsep sehat bagi ibu dan anak.
  • 22. 22 e. Antropologi Pendidikan Antropologi pendidikan merupakan spesialisasi termuda dalam antropologi dan dianggap dapat berdiri sendiri sebagai cabang spesialisasi antropologi yang memiliki jangkar akademis. Apabila dihadirkan sebagai materi kajian, antropologi pendidikan menyajikan aplikasi teori dan metode yang digunakan untuk menelaah tindak tanduk dan persepsi masyarakat terkait pendidikan. Dengan demikian, kajian materi antropologi pendidikan tidak bertujuan menghasilkan ahli antropologi, tetapi menambah wawasan pengetahuan tentang pendidikan melalui perspektif budaya. Di samping itu, antropologi pendidikan merupakan alat telaah terhadap praktik-praktik pendidikan di masyarakat tertentu atau masyarakat secara umum. f. Antropologi Perkotaan Karya: S. Menno dan Mustamin Alwi Oleh: Agung Wibowo Pada awal perkembangannya, Antropologi memusatkan perhatiannya kepada masyarakat primitif. Perhatian ini timbul karena ada sesuatu yang dianggap sebagai keganjilan pada tingkah laku masyarakat tertentu, yaitu pada masyarakat pedalaman-pedalaman. Akan tetapi lama-kelamaan, mereka tidak lagi melihat tingkah laku itu sebagai sesuatu yang ganjil, melainkan sebagai sesuatu yang masih dekat dengan alam, dan masih berada dalam tahap perkembangan. Dan pada saat itu Antropologi memusatkan perhatiannya pada masyarakat tersebut. Karena ternyata masyarakat primitif itu telah semakin maju dan teradaptasi ke dalam masyarakat modern, maka perhatian antropologi selanjutnya beralih pada masyarakat pedesaan. Hampir seluruh aspek kehidupan desa telah diteliti dan diungkapkan. Karena itu, perhatian para antropolog pada tahap berikutnya, mulai beralih ke kota. Ada beberapa alasan yang digunakan untuk mengalihkan dan memperluas perhatian mereka ke kota-kota yaitu sebagai berikut.
  • 23. 23 1. Masyarakat kota mempunyai pola-pola budaya dan tingkah laku, lembaga, pranata, serta struktur sosial yang berbeda dari masyarakat primitif maupun masyarakat desa. 2. Terjadinya urbanisasi yang semakin meningkat. Pada umumnya merekamereka pergi ke kota tanpa membawa bekal ketrampilan kecuali tenaga. Setibanya di kota, mereka dapati dirinya berada pada situasi dan kondisi yang berbeda dari pada sewaktu berada di desa. Bagaimana reaksi dan respon mereka itulah yang menarik perhatian para antropolog. 3. Semakin luasnya pengaruh kehidupan kota atas kehidupan daerah pedesaan yang berada di sekitarnya, baik positif maupun negatif. 4. Semakin merosotnya nilai-nilai manusiawi oleh berkembangnya teknologi dikota. Antropologi perkotaan tidak sama dengan sosiologi perkotaan, karena bersifat induktif, analisisnya berdasarkan keadaan di lapangan dan merencanakan keadaan ke depan, bukan seperti pada sosiologi perkotaan yang bersifat berdasarkan teori sosiologi. g. Antropologi hukum Antropologi hukum adalah kajian antropologis terhadap makna sosial dari dan pentingnya hukum dengan menelaah bagaimana hukum dibuat termasuk bagaimana konteks sosial pembuatan hukum tersebut, bagaimana hukum mempertahankan dan mengubah institusi sosial lainnya, dan bagaimana hukum membangun perilaku sosial.[1] Namun seiring perkembangan zaman dan tatanan politik dunia pasca-Perang Dingin, cakupan kajian antropologi hukum meluas di antaranya membahas keterkaitan antara konflik sosial dengan kesenjangan ekonomi dan batasan-batasan hukum dalam melakukan rekayasa sosial. Antropologi hukum kini turut mengkaji hubungan antara politik dan hukum yang juga berubah dalam konteks pasca-Perang Dingin tersebut. Sebagai akibat dari perluasan cakupan tersebut, bahkan ada kalangan yang menyebut kajian antropologi hukum pada abad ke-19 sebagai kajian antropologi protolegal.[2]
  • 24. 24 8. Antropologi Terapan Diana sebagai ilmu terapan, maka penggunaan metode-metode, konsepkonsep, dan teori-teori antropologi, misalnya diterapkan untuk lebih memahami masalah-masalah pedesaan, masalah pendidikan, mengadopsi teknologi oleh para petani, masalah kehidupan para buruh pabrik dan sebagainya. Hasilnya berupa data-data yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatan kebijakan pemerintah. Mengenai relevansi antropologi bagi pemecahan masalah- masalah sosial adalah sebagaimana dikemukakan oleh Dr. Julfita Rahardjo dari LIPI berikut ini: “ begitu juga dalam posisi ekonomi, hampir tidak ada perempuan yang tidak terlibat dalam kerja produktif tetapi nilai ekonomi kerja perempuan hampir tidak tercatat. Untuk itu julfita melihat pentingnya studi antropologi mengenai kependudukan perempuan yang lebih spesifik, yang variabelnya tidak tunggal. Dia juga meningkatkan bahwa banyak kak konsep kehidupan kita yang dibentuk dari kacamata barat yang boleh jadi tidak memahami keadaan kita. ( Kompas Senin 7 April 2003).
  • 25. 25 BAB IV LATAR BELAKANG KEMUNCULAN ANTROPOLOGI SERTA MANFAAT KAJIAN ANTROPOLOGI 1.1. Latar belakang kemunculan Antropologi Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος yang berarti “manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia. Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dan untuk memperoleh pengertian atau pemahaman yang lengkap tentang keberagaman manusia mulai dari budaya, bahasa, tradisi, adat-istiadat, dsb. Antropologi juga mencoba untuk mencari jawaban siapakah dan apakah makna dan pengertian dari manusia itu meski tidak dapat didefinisikan secara detail. Kita juga sering menyebut dan mengira bahwa antropologi ada keterkaitan dengan berbagai macam etnis di indonesia, sehingga antropologi sangat bermanfaat untuk memahami perbedaan yang terdapat pada masyarakat indonesia, dan sehingga menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan pada tanah air tercinta ini. Semua hal-hal yang mengenai manusia serta perbedaan manusia dengan manusia lain akan dibahas didalam antropologi ini, Mulai perbedaan budaya, tradisi, agama, dll. Tapi walaupun begitu dan memiliki banyak perbedaan, mereka semua tetap dalam suatu wilayah tanah air indonesia. Secara detail, ruang lingkup antropologi sendiri lebih memperhatikan terhadap sejarah asal serta perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya secara evolusi yang dipandang dari segi biologis, dan juga sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dari segi ciri-ciri fisiknya, dan juga mengenai sejarah mengenai perbedaan berbagai
  • 26. 26 macam bahasa dan budaya di seluruh dunia dan mengenai asas-asas kehidupan masyarakat di dunia. Antropologi juga termasuk ke dalam kehumanioraan karena didalamnya pembahasannya lebih difokuskan pada manusia dan kebudayaannya, yang dimaksud disini yakni ilmu yang khusus dan langsung mempelajari segala manusia dari berbagai zaman. Jadi para ahli antropologi berusaha mempelajari secara luas tentang manusia melalui pendekatan perbandingan maupun pendekatan historis terhadap kebudayaan di seluruh dunia sehingga menarik perhatian bagi para ahli untuk menelitinya lebih panjang. Latar belakang munculnya antropologi disebabkan karena kenyataan akan adanya keanekaragaman fisik, adat-istiadat dan cara hidup manusia di berbagai belahan dunia menimbulkan pertanyaan besar mengapa perbedaan tersebut terjadi. Pertanyaan tersebut muncul sebagai pertanyaan kritis setelah dominasi gereja terhadap pengetahuan runtuh. Para ahli filsafat sosial mulai mencoba menjelaskan tentang fenomena perbedaan tingkah laku manusia, perkembangan masyarakat dari berbagai belahan dunia dengan menggunakan sumber tulisan-tulisan yang ada. Para filsuf menyusun argumentasi dengan menggunakan cara berfikir ilmu eksak yang sudah berkembang. Para ahli filsafat sosial mencoba menjelaskan munculnya fenomena sosial terutama pada persoalan aneka warna masyarakat menggunakan kaidah-kaidah ilmu alam dengan mencari unsur-unsur persamaan yang dapat dipakai sebagai asas-asas generalisasi dalam analisa induktif yang selanjutnya dapat dirumuskan sebagai kaidah- kaidah sosial (Koentjaraningrat 2009, 14 – 15). secara umum ilmu pengetahuan berasal dari filsafat. Ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi dan antropologi lahir setelah perkembangan ilmu-ilmu alam. Antropologi muncul setelah orang Eropa mendatangi negeri-negeri di benua Asia, Afrika dan oceania yang dimulai sebelum tahun 1800, yang didorong oleh keinginan untuk memperoleh bahan-bahan dasar pengembangan industri serta untuk mencari daerah
  • 27. 27 pemasaran hasil industri yang mulai maju di Eropa. Dalam perjalanan tersebut orang Eropa menemukan bangsa-bangsa ( suku bangsa-suku bangsa) yang belum berkembang, dianggap primitif atau terbelakang. Penemuan suku bangsa suku bangsa ini kemudian mendorong keinginan ilmuwan mempelajari kebudayaan yang berbeda-beda yang tersebar di permukaan bumi. Maka timbullah kajian etnologi ( ilmu tentang bangsa-bangsa). Kajian yang lebih serius terhadap suku-suku bangsa atau bangsa di dunia mulai dilakukan ilmuwan pada pertengahan abad ke-19, yang turut dipengaruhi oleh cara berpikir evolusionis dari Charles Darwin. Oleh karena itu teori-teori awal yang dihasilkan antropologi juga mengklasifikasi dan membanding-bandingkan bangsa dan suku bangsa suku bangsa di dunia dan menempatkan bangsa atau suku bangsa itu ke dalam tingkatan tertentu sesuai dengan perkembangan kebudayaan dan ciri-ciri kebudayaan material yang mereka miliki. Awal abad ke-20 oleh bronislaw malinowski penelitian antropologi semakin maju dengan pendekatan wholistic dan paradigma atau teori fungsionalisme yang dikembangkannya dari penelitiannya di western pacific. Sejak itu antropologi mengalami kemajuan yang pesat. Paradigma atau teori baru dihasilkan dalam rangka mengekspansi kan atau mendeskripsikan kebudayaan masyarakat di dunia. Kajian etnologi yang hanya mengandalkan data-data sekunder mulai ditinggalkan dan menggantinya dengan penelitian lapangan ( fieldwork) etnografi. Beberapa teori yang telah dihasilkan para ahli dalam menjelaskan perbedaan kebudayaan dengan kerangka why societies differ, diantaranya: a. Rasialisme, yang melihat tingkat kebudayaan terjadi karena perbedaan ras. b. Universal evolution, yang membuat perbedaan tegas antara sifat-sifat yang diwarisi secara biologis dan sifat yang diperoleh secara sosial. c. Evolusi pemikiran manusia EB.Tylor sebagai contoh yang membedakan antara manusia primitif dari manusia modern adalah bahwa yang satu masih percaya kepada tahayul sedangkan yang lain berpikir rasional menurut prinsip keilmuan.
  • 28. 28 d. Evolusi teknologi. L. H Morgan sebagai contoh yang mengatakan inovasi teknologi adalah faktor pokok yang akan mempengaruhi aspek-aspek lain dalam kehidupan manusia, dalam perbedaan tingkat kebudayaan manusia. Dari kerangka berpikir How societies differ telah menjelaskan mengapa masyarakat berbeda, antaranya: 1) Teori fungsionalisme. Malinowski sebagai contoh mengatakan kebudayaan dan institusi sosial berkembang dalam rangka usaha manusia memenuhi kebutuhan hidup manusia, yang diupayakan secara kultural. 2) Teori struktural fungsionalisme dari Radeliffe -Brown yang mengatakan bagaimana elemen-elemen dari struktur sosial menciptakan dan menjaga keseimbangan tatanan sosial dalam keadaan equilibrium. 3) Teori strukturalisme (Perancis) dari Claude Levi-strauss mengatakan bahwa cara manusia bertingkah laku dan memandang dunia ditentukan oleh mind-nya. 4) Teori etnoscience. Harold Conclin: berusaha menemukan prinsip struktural dari budaya tertentu bagaimana masyarakat memandang dunia mereka dan bagaimana anggotaanggota dari masyarakat menerima serta memahami dan struktur kan lingkungan mereka melalui kategori-kategori bahasa. 5) Antropologi simbolik. Cliffond Geertz: mengatakan bahwa cultur is a system of shared symbols and meanings (kebudayaan adalah sistem & makna yang dimiliki bersama). 1.2. Manfaat Kajian Antropologi Fokus kajian antropologi dalam perilaku manusia yang tercipta dari hasil kebudayaan. Namun, perubahan seolah-olah membuat antropologi kehilangan objek penelitian apabila terbatas pada studi tentang masyarakat primitif. Saat ini para antropologi juga bekerja untuk memahami masyarakat dari berbagai kelompok misalnya, masyarakat petani, penduduk perkotaan, dan masyarakat industri.
  • 29. 29 Tujuan adalah untuk menjelaskan dan memahami bagaimana perubahan perilaku dan perubahan masyarakat turut dibentuk oleh kebudayaan. Dengan kata lain antropologi bukan sekedar studi tentang cara-cara kehidupan yang telah punah atau dalam proses kepunahan. Ahli antropologi harus mempelajari apa yang sekarang terjadi di kota- kota dan di desa sebagai bentuk keanekaragaman kebudayaan manusia. Koesing (1974) mengidentifikasi empat pendekatan terhadap masalah kebudayaan yaitu : a. Kebudayaan sebagai pola penyesuaian dari keyakinan dan perilaku yang dipelajari fungsi utamanya adalah menyesuaikan masyarakat dengan lingkungannya. b. Kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang tersusun dari apapun yang diketahui dalam berpikir menurut syarat tertentu, yang dapat diterima bagi individu atau kelompok sosial yang diteliti. c. Kebudayaan sebagai sistem yang terpola dari simbol-simbol yang dimiliki bersama yang memiliki kesamaan dengan struktur pemikiran manusia. d. Kebudayaan sebagai sistem perlambang yang terdiri dari simbol-simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama, yang dapat diidentifikasi dimaknai sebagai milik bersama suatu masyarakat. Pada dasarnya, perhatian antropologi yang paling awal adalah mengenai ciri- ciri dan sifat-sifat masyarakat, bagaimana manusia berhubungan satu sama lain, serta bagaimana dan mengapa masyarakat berubah sepanjang waktu. Masyarakat sebagai individu dan kelompok sosial sebagai gagasan, aturan-aturan, keyakinankeyakinan yang dimiliki bersama. Pada beberapa lembaga pendidikan, mata pelajaran atau mata kuliah antropologi sering disebut antropologi sosial dan budaya. Akan tetapi, oleh bapak antropologi Indonesia, Prof. Koentjaraningrat, nama tersebut disingkat dengan sebutan antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari polapola tingkah laku dan cara berpikir manusia. Pada masa lalu, antropologi sering disebut sebagai etnologi atau ilmu bangsa-bangsa sebab bangsa atau suku bangsa adalah kesatuan kelompok manusia yang masing-masing atau berbeda berbagai warna tingkah laku dan cara
  • 30. 30 berpikirnya. Mempelajari ilmu antrolopogi akan mendatangkan manfaat berharga dalam kehidupan. Beberapa manfaatnya yaitu sebagai berikut: 1. Antropologi membuat manusia bisa memahami manusia lainnya, baik sebagai individu atau pun anggota dalam kelompok masyarakat. 2. Dengan mempelajari antrolopogi, orang dapat memahami kedudukan manusia dalam masyarakat dan mendapatkan pengetahuan baru mengenai dunia atau budaya lain yang mungkin belum terungkap sebelumnya. 3. Memahami beragam norma, tradisi, keyakinan, hingga nilai-nilai pada masyarakat tertentu yang mereka anut. 4. Antropologi dapat menjadikan seseorang lebih kritis, tanggap, dan rasional saat bertemu dengan gejala sosial masyarakat yang cukup kompleks. 5. Antrolopogi menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan terjadinya penciptaan teori berkenaan dengan asal-usul kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan lainnya.