Dokumen tersebut membahas tentang penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan. Fungsi-fungsi tersebut dijelaskan beserta contoh-contoh penerapannya dalam kepemimpinan Nabi SAW berdasarkan kajian hadis.
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
UTS Ppt Haryono Pasaribu. SM V MD-C FDK UINSU 2019
1. PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DALAM KEPEMIMPINAN
RASULULLAH SAW
DISUSUN OLEH: Haryono Pasaribu (0104171056) SM V MD-C FDK UINSU 2019
DOSEN PEMBIMBING: H. Mohd. Iqbal A. Muin, Lc,MA
2. Pengertian Manajeman
Manajemen juga bisa diartikan sebagai seni karena
menjadi pemanfaat dan organisator dari bakat manusia (the art
getting things done through people). Manajemen selain disebut
sebagai seni, juga bisa disebut sebagai ilmu karena merupakan
pengetahuan yang terorganisasi dalam mempraktikkan
manajemen.
3. Berikut Fungsi-fungsi Manajemen yaitu sebagai berikut:
Perencanaan (human resources planning) adalah
merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan efektif serta efisien dalam membantu
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
PengorganisasianOrganize adalah kegiatan merancang
susunan dari berbagai hubungan antara jabatan, personalia,
dan faktor-faktor fisik.
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua
karyawan, agar mau bekerja sama dan efektif serta efisien
dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan,
dan mayarakat.
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan
semua karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan
dan bekerja sesuai dengan rencana.
4. Manajemen dalam Kepemimpinan nabi Muhammad SAW
Rasulullah Saw sebagai Perencana (Planning)
Beberapa strategi yang dirumuskan Rasulullah Saw bersama para
sahabatnya antara lain:
1) Pelaksanaan hijrah dilakukan pada waktu malam hari;
2) Jalur hijrah melewati jalan alternatif;
3) Saat berhijrah, para sahabat tidak membawa harta benda
yang akan menimbulkan kecurigaan dari penduduk Mekkah;
4) Sebelum berangkat, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa
penduduk Madinah bersedia menerima para sahabat
sebagaimana yang mereka nyatakan saat Perjanjian Aqabah I
dan II.
5. Rasulullah SAW sebagai Pengorganisir (Organizing)
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian
umum, yang pertama pengorganisasian diartikan
sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional.
Kedua merujuk pada proses pengorganisasian yaitu
bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara
para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat
dicapai secara efektif.
6. Rasulullah Saw sebagai Pengawas (Controlling)
Controlling atau pengawasan adalah proses
pengawasan kinerja sebuah organisasi. Caranya, dengan
mengevaluasi rencana awal dan kenyataan yang terjadi.
Kalau ditemukan masalah, langkah-langkah perbaikan
bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu,
dalam setiap pengawasan harus dibarengi dengan
proses pemilihan solusi penyelesaian masalah (problem
solving) yang terbaik. Dengan kata lain, pengawasan
bersifat membimbing dan membantu mengatasi
kesulitan dan bukan mencari kesalahan.
7. Menurut Kajian Hadits
a. Planning (Perencanaan) / At-Tahthiith
Nabi Muhammad bersabda: “Allah menulis kebaikan
dan kejelekan yang dilakukan hambanya, barang siapa yang
berencana melakukan kebaikan tapi tidak melaksanakan maka
tetap ditulis sebagai satu amal yang baik yang sempurna
baginya oleh Allah, tetapi barang siapa yang berencana
melakukan kebaikan dan betul-betul dilaksanakan maka oleh
Allah ditulis 10 kebaikan dan 700 lipat/cabang sampai cabang
yang banyak, sebaliknya barang siapa yang berencana
melakukan kejelekan tetapi tidak dilakukan maka ia dianggap
melakukan kebaikan yang sempurna, jika ia berencana
melakukan kejelekan dan melaksanakannya maka ditulis
sebagai satu kejelekan.”
(Matan lain: Muslim 187, Ahmad 1897, 3288)
8. Organizing (Pengorganisasian) / At-Tandziim
Nabi bersabda: “Seseorang tida diutus
sebagai khalifah kecuali memiliki dua niat, yaitu
memerintahkan dan mendorong pada kebaikan
dan memerintahkan dan mendorong pada
kejelekan. Orang yang menjaga (dari kejelekan)
adalah yang dijaga oleh Allah.”
9. Controlling (Pengawasan) / Ar-Riqabah
Ar-Riqaabah atau pengendalian adalah
pengamatan dan penelitian terhadap jalannya
planning. Dalam pandangan Islam menjadi syarat
mutlak bagi pimpinan harus lebih baik dari
anggotanya, sehingga control yang ia lakukan akan
efektif.
10. . Klarifikasi Hadis
1. Hadis Mutawatir
. Jika sejumlah sahabat yang menjadi rawi pertama suatu hadis
itu banyak sekali, rawi yang kedua (tabi’in), ketiga (tabi’it –
tabi’in) dan seterusnya sampai pada rawi yang mendewankan
(membukukan) dalam keadaan yang sama, seimbang atau bahkan
lebih banyak jumlahnya, maka termasuk Hadis mutawatir.
2. Hadis Ahad
Hadis ahad ( حديثا )حادﻵ adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu
orang, dua atau tiga orang atau bahkan oleh sejumlah orang
tetapi tidak mencapai jumlah bilangan kemutawatiran (‘adad at-
tawatur)
11. Klasifikasi Hadis dari Segi Kualitasnya
Hadis Shahih
Menurut bahasa, sahih berarti sehat, bersih dari cacat, sah, atau benar,
sehingga hadist sahih menurut bahasa berarti hadist yang bersih dari cacat,
atau hadist yang benar berasal dari Rasulullah SAW
Hadis Hasan
Menurut bahasa berarti hadist yang baik. Para ulama menjelaskan bahwa
hadist hasan tidak mengandung illat dan tidak mengandung kejanggalan.
Kekurangan hadist hasan dari hadist sahih adalah pada keadaan rawi yang
kurang dhabith, yakni kurang kuat hafalannya
Hadis Dha’if
Dha’if artinya “lemah”. Adapun yang disebut hadis dha’if adalah
hadis yang kehilangan satu atau lebih syarat-syarat hadis shahih atau hadis
hasan.