1. NAMA : AYU MULIANA
NIM : 0104172079
SEMESTER : V MD-C
MATA KULIAH : HADIS TEMATIK
DOSEN : H. MOHD IQBAL A. MUIN, LC, MA
FAKULTAS : DAKWAH DAN KOMUNIKASI UINSU
TAHUN AJARAN : 2019/2020
2. Metode Pemahaman Hadis Maudhu’i(Tematik)
1. Pengertian
Metode maudhu’i adalah metode
pembahasan hadis sesuai dengan tema tertentu
yang dikeluarkan dari sebuah buku hadis.
Semua hadis yang berkaitan dengan tema
tertentu, ditelusuri dan dihimpun yang
kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas
dari berbagai aspek
3. Mengumpulkan seluruh asal dari jalur
periwayat hadist
Mengumpulkan lafaz-lafaz matannya
Dapat dipertanggung jawabkan ke shahihannya
Menurut Imam Ibn Hajar al-Asqalani (w. 852 H)
dalam memahami hadist
4. Dalam kasus seperti ini maka hadis yang
mutlak harus dipahami dengan pengertian
yang muqayyad, sedangkan yang mujmal
dipahami dengan yang mubayyin. dengan
demikian dapat dipahami, hadis yang belum
jelas maknanya harus di-syarah atau
ditafsirkan oleh hadis yang sudah jelas
maknanya.
Cara Memahami Hadis: Isbal (Pakaian di
Bawah Mata Kaki) Menjadikan Masuk Neraka?
5. Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
منجرثوبهخيالء،لمينظرهللاإليهيومالقيامة . فقالأبوبكر : إنأحدشقيثوبييسترخي،
إالأنأتعاهدذلكمنه؟فقالرسولهللاصلىهللاعليهوسلم : إنكلنتصنعذلكخيالء . قال
:موسى فقلتلسالم : أذكرعبدهللا : منجرإزاره؟قال : لمأسمعهذكرإالثوبه
“Barangsiapa menjulurkan pakaiannya karena sombong, tidak
akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat. Abu Bakar lalu berkata:
‘Salah satu sisi pakaianku akan melorot kecuali aku ikat dengan
benar’. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Engkau
tidak melakukan itu karena sombong’.Musa bertanya kepada
Salim, apakah Abdullah bin Umar menyebutkan lafadz
‘barangsiapa menjulurkan kainnya’? Salim menjawab, yang saya
dengan hanya ‘barangsiapa menjulurkan pakaiannya’. ”. (HR.
Bukhari 3665, Muslim 2085)
Hadis Mengenai Isbal
6. Disinilah letak pentingnya menggunakan
metode tematik (al-hadis al-maudhu’i) di
dalam memahami hadis nabi atau juga dikenal
dengan cara Jam‘u al-Riwayah
(mengumpulkan riwayat hadis) karena bila
hanya memahami hadis dengan satu riwayat
saja padahal ia memiliki riwayat yang lain,
rentan sekali terjadi kekeliruan dalam
memahami maksudnya, bahkah lebih parah
lagi berdampak pada pemahaman yang sesat
dan menyesatkan.
7. Pertama, harus mengumpulkan semua riwayat hadis dalam tema yang
sama.
Kedua, mengkritisi riwayat-riwayat tersebut, dengan cara menyeleksi
yang shahih dari yang dhaif.
Ketiga, mengambil hadis yang shahih dan membuang yang tidak shahih,
serta mengambil hadis yang dapat diamalkan (ma’mul) dan
meninggalkan hadis yang sudah tidak berlaku, seperti hadis yang sudah
dinasakh.
Keempat, mengambil teks-teks hadis yang petunjuk maknanya jelas, lalu
menyeleksinya dari teks-teks hadis yang petunjuk maknanya tidak jelas.
Kelima, memahami atau menjelaskan teks-teks hadis yang tidak jelas
petunjuk maknanya dengan teks-teks hadis yang sudah jelas