SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
SISTEM PERAMALAN HAMA
(PERTEMUAN 12 & 13)
(Metode Pengambilan Keputusan & Penentuan Pengambilan keputusan
dalam Pengendalian Hama Terpadu)
Tri Yaninta Ginting, S.P., M.Agr.
Pendahuluan
Dasar Pengambilan Keputusan
Metode Pengambilan Keputusan
Penentuan Pengambilan Keputusan
Dalam PHT
Perhitungan Pengambilan Keputusan
Content Of Learning
 Masalah yang dihadapi dalam kegiatan/ usaha pengembangan budidaya
pertanian/ perkebunan antara lain terdapatnya gangguan hama penyakit yang
berdampak terhadap produktivitas dan kualitas hasil.
 Upaya untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas produk dihasilkan dari
tanaman yang sehat dan terbebas dari serangan/ gangguan hama dan penyakit.
 Upaya penanggulangan hama penyakit yang pernah dilakukan dengan
menggunakan pestisida kimia memang cukup berhasil, namun disamping
memerlukan biaya yang tinggi dampak lainnya adalah munculnya resistensi hama
penyakit, munculnya peledakan hama secara massal dan terbunuhnya organisme
bukan sasaran serta pencemaran lingkungan (Rachmat, et al., 1999).
PENDAHULUAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan : hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Pengambilan keputusan : cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat
menyelesaikan masalah dengan cara / teknik
tertentu sehingga dapat diterima oleh semua pihak.
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Intuisi (Perasaan/ Gambaran)
a. Segi positif dasar pengambilan keputusan berdasarkan intuisi :
- Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
- Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan
kepuasan pada umumnya.
b. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi :
- Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
- Sulit mencari alat pembandingnya
- Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
- Pengalaman.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis.
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau
orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional
Beberapa kemungkinan yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional :
a. Kejelasan masalah.
b. Orientasi tujuan.
c. Pengetahuan alternative.
d. Preferensi yang jelas.
e. Hasil maksimal.
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tradisional : Pengambilan keputusan lebih
berdasarkan pada intuisi (perasaan) dan kebiasaan.
Modern : pengambilan keputusan didasarkan pada
perhitungan matematis dan penggunaan instrumen
yang bersifat modern, seperti komputer, perhitungan
statistik dan model pendekatan.
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Identifikasi masalah : Kenali terlebih dahulu pokok
permasalahan.
2. Mencari alternatif pemecahan : Dilakukan pencarian
alternatif-alternatif yang mungkin dapat membantu
memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
3. Memilih alternatif : Setelah alternatif tersusun dan
menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan
pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. Pelaksanaan alternatif : Setelah alternatif dipilih, tibalah
saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan.
pelaksanaan harus sesuai dengan rencana, agar tujuan
memecahkan masalh dapat tercapai.
5. Evaluasi : Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin
terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar terjadi,
atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak
diperkirakan.
 Pengembangan program PHT tergantung pada beberapa interaksi informasi yang
digunakan secara bersama-sama untuk membuat keputusan penelolaan.
 Keputusan yang paling efektif dalam PHT memerlukan informasi yang relevan dengan
semua langkah yang diperoleh sebelum keputusan dibuat.
 Dalam mengabil keputusan maka perlu memperhatikan beberapa langkah, sebagai
berikut (Gatot Mudjiono, 2013) :
1. Melakukan identifikasi spesies hama dengan tepat
2. Menetapkan parameter hama dan biologi pertanaman
3. Merencanakan/menilai strategi preventif
4. Pemantauan
5. Pengambilan keputusan
6. Memilih taktik pengendalian hama optional
7. Implementasi
8. Evaluasi
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
1. Melakukan identifikasi spesies hama dengan tepat
Mengidentifikasi hama pada tanaman yang ada dalam agroekosistem merupakan
langkah awal yang harus ditempuh serta langkah tersebut haruslah tepat, karena
apabila indetifikasi terhadap hama tidak tepat, maka informasi terkait ekologi dan
biologi hama yang digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan yang tidak
tepat. Apabila cara tersebut tidak tepat maka akan menghasilkan tindakan yang tidak
perlu dan tidak efektif yang dapat berakibat fatal apabila keputusan tersebut terus
dilaksanakan. Maka dari itu, penting untuk mengidentifikasi spesies hama secara
tepat.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
2. Menetapkan parameter hama dan biologi pertanaman
Parameter yang dimaksud dalam hal ini adalah ukuran populasi hama, distribusi hama,
tingkatan dan perkembangan hama, serta spesies, distribusi dan banyaknya serangga
berguna, status tanaman inang dan nilai ekonomi tanaman.
3. Merencanakan/menilai strategi preventif
Tindakan pencegahan adalah strategi penelolaan yang lebih efektif dan disukai dalam
PHT. Tindakan preventif/pencegahan dimulai dengan pemeriksaan lahan serta semua
aspek dari sistem produksi tanaman agar dapat menentukan apakah tanaman tersebut
dapat diobati guna mencegah populasi hama melebihi ambang ekonomi.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
4. Pemantauan
Pemantauan ini melibatkan cara langsung dan tidak langsung yang bertujuan untuk
menghitung dan menilai kerusakan, atau penggunaan alat perangkap. Pemantauan
melibatkan penilaian periodik dan perekaman hama, faktor pengendali, karakteristik
tanaman, dan faktor lingkungan. Komponen utama pada pemantauan terbagi atas dua
yaitu :
 Menentukan padat populasi hama.
 Menentukan kondisi dan karakteristik tanaman.
Cara terbaik untuk menentukan padat pupulasi adalah dengan menghitung kepadatan
di sejumlah daerah contoh dan kemudian diekstrapolasi untuk mewakili seluruh lahan.
Selain itu, untuk menentukan tingkat kesehatan dan pertumbuhan tanaman harus
diamati secara teratur.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
5. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan melibatkan evaluasi terhadap informasi hasil pemantauan yang
dikumpukan dalam langkah keempat untuk menilai manfaat ekonomi yang relevan versus
resiko suatu tindakan pengelolaan hama. Pertanyaan mencakup pengambilan keputusan,
antara lain:
 Apakah kita akan kehilangan jika kita tidak berbuat apa-apa? Apa yang kita dapatkan?
 Apakah cukup agen pengendali alami yang hadir untuk mengurani populasi hama di
bawah ambang ekonomi?
 Apakah potensi kerusakan hama lebih mahal dibandungkan pengendalian hama?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, biasanya dilakukan dengan membandingkan
perkiraan urutan populasi hama dengan ambang ekonomi. Ini berfungsi sebagai referensi
untuk potensi kerugian pada tahap pertumbuhan tanaman tertentu atau sekumpulan
kondisi tanaman.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
6. Memilih taktik pengendalian hama optional
Beberapa pertimbangan yang terkait dengan memilih dan merekomendasikan tektik dalam
program PHT yang lebih luas adalah taktik tersebut perlu diintegrasikan ke dalam tiga
komponen komunitas pertanian, adapun tiga komponen tersebut antara lain:
 Tersedia metode PHT
Penerapan PHT perlu menyatukan bersama-sama berbagai pencegahan, pengamatan,
keputusan, dan metode intervensi yang tersedia untuk petani
 Sistem tanam / agroekosistem
Program PHT harus sesuai dengan sistem tanam dan agroekosistem
 Kesehatan masyarakat
PHT perlu mempertimbangkan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan keuntungan
dan menurunkan tingkat pemaparan pestisida
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
7. Implementasi
Setelah intervensi ditetapkan, maka perlu digunakan pada waktu yang tepat dan
lengkap. Ketika telah diintervensi dengan pestisida, maka sangat penting untuk diingat
bahwa waktu dan penempatan yang tepat sering kali lebih penting daripada tingkat
aplikasi.
8. Evaluasi
Ketika telah melaksanakan program PHT, maka kita harus selalu meluangkan waktu
untuk menindaklanjuti dan mengevaluasi tindakan pengendalian hama untuk
menentukan apakah apa yang sudah dilaksanakan dapat dikategorikan memiliki hasil
yang maksimal. Apabilah hasilnya tidak seperti yang diharapkan maka dapat dievaluasi
guna memberikan hasil yang baik pada periode tanaman berikutnya.
PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
Pendekatan Metode Statistik Simple Additive Weighting (SAW)
Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan suatu metode perhitungan dengan
pendekatan statistik yang menyediakan jenis-jenis kriteria atau variabel tertentu yang memiliki
atau diberi bobot sehingga diperoleh nilai akhir yang terbobot dan menjadi pemberi referensi
pada penentuan keputusan akhir.
Langkah-Langkah Pendekatan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
1. Menentukan kriteria atau variabel yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan.
2. Memberi nilai pembobotan pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah ditentukan.
3. Menentukan kriteria nilai max dan min pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah
ditentukan.
4. Menghitung nilai normalisasi pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah
ditentukan.
5. Menghitung nilai referensi pada masing-masing pilihan yang akan diputuskan.
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Nilai Normalisasi pada Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Kriteria Max : 𝑹𝒊 =
𝑿𝒊
𝑴𝒂𝒙 𝑿𝒊
Kriteria Min : 𝑹𝒊 =
𝑴𝒊𝒏 𝑿𝒊
𝑿𝒊
Keterangan :
Ri : Rating kerja ternormalisasi
Max Xi : Nilai maksimum dari setiap baris/ kolom
Min Xi : Nilai mamum dari setiap baris/ kolom
Xi : Nilai baris dan kolom dari matriks
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Nilai Referensi pada Metode Simple Additive Weighting (SAW)
𝑽𝒊 = 𝒘𝒊 𝒙 𝑵𝒊
Keterangan :
Vi = Nilai akhir sebagai referensi pengambilan keputusan
Wi = Nilai bobot yang diberikan pada variabel-i
Ni = Nilai normalisasi yang telah dihitung
Pengambilan keputusan dari beberapa pilihan yang ada ditentukan atau dipilih berdasarkan
hasil akhir perhitungan nilai Vi tertinggi/ terbesar
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Contoh Kasus :
Berikut ini adalah 9 jenis varietas unggul dari komoditas jagung manis: (1) Super Sweet, (2)
Bisi Sweet 2, (3) Sweet Boy, (4) Bicolour Sweet, (5) Sweet Lady, (6) Master Sweet, (7)
Bonanza, (8) SG-75, dan (9) Talenta.
Pilihlah satu jenis dari beberapa varietas unggul komoditas jagung tersebut dengan
mempertimbangkan :
1. Intensitas serangan hama (%)
2. Biaya Produksi (Juta)
3. Bobot Panen per Hektar (Ton)
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Contoh Kasus :
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
No Variabel : Bobot Kriteria
1 Intensitas Serangan (%) 0,3 Min
2 Biaya Produksi (Juta) 0,2 Min
3 Bobot Panen (Ton) 0,5 Max
Langkah 1 & 2
No Varietas Unggul Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton)
1 Super Sweet 35 13,28 6,50
2 Bisi Sweet 2 38 13,45 6,30
3 Sweet Boy 37 13,26 6,00
4 Bicolour Sweet 40 13,53 5,90
5 Sweet Lady 36 13,21 6,50
6 Master Sweet 35 13,39 6,20
7 Bonanza 36 13,41 5,80
8 SG-75 38 13,32 6,10
9 Talenta 36 13,37 5,90
35 13,21 6,50
Nilai Kriteria
Langkah 3
Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Contoh Kasus :
No Varietas Unggul Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) Referensi
1 Super Sweet 35 13,28 6,50 1,00 0,99 1,00 1,00
2 Bisi Sweet 2 38 13,45 6,30 0,92 0,98 0,97 0,96
3 Sweet Boy 37 13,26 6,00 0,95 1,00 0,92 0,94
4 Bicolour Sweet 40 13,53 5,90 0,88 0,98 0,91 0,91
5 Sweet Lady 36 13,21 6,50 0,97 1,00 1,00 0,99
6 Master Sweet 35 13,39 6,20 1,00 0,99 0,95 0,97
7 Bonanza 36 13,41 5,80 0,97 0,99 0,89 0,93
8 SG-75 38 13,32 6,10 0,92 0,99 0,94 0,94
9 Talenta 36 13,37 5,90 0,97 0,99 0,91 0,94
35 13,21 6,50
Normalisasi
Nilai Kriteria
Data Awal
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Langkah 4 Normalisasi :
Intensitas Serangan (%)  𝑅𝑖=1 =
35
35
= 1 𝑅𝑖=2 =
35
38
= 0,92
Biaya Produksi (Juta)  𝑅𝑖=1 =
13,21
13,28
= 0,99 𝑅𝑖=2 =
13,21
13,45
= 0,98
Bobot Panen (Ton)  𝑅𝑖=1 =
6,50
6,50
= 1 𝑅𝑖=2 =
6,30
6,50
= 0,97
Langkah 5 Referensi :
𝑉𝑖=1 = 0,3𝑥1 + 0,2𝑥0,99 + 0,5𝑥1 = 1
𝑉𝑖=2 = 0,3𝑥0,92 + 0,2𝑥0,98 + 0,5𝑥0,97 = 0,96
Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Contoh Kasus :
PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
No Varietas Unggul
1 Super Sweet
2 Bisi Sweet 2
3 Sweet Boy
4 Bicolour Sweet
5 Sweet Lady
6 Master Sweet
7 Bonanza
8 SG-75
9 Talenta
Referensi
1,00
0,96
0,94
0,91
0,99
0,97
0,93
0,94
0,94
Varietas Unggul Referensi Keputusan
Super Sweet 1,00 Pilihan 1
Sweet Lady 0,99 Pilihan 2
Master Sweet 0,97 Pilihan 3
Bisi Sweet 2 0,96 Pilihan 4
Sweet Boy 0,94 Pilihan 5
SG-75 0,94 Pilihan 6
Talenta 0,94 Pilihan 7
Bonanza 0,93 Pilihan 8
Bicolour Sweet 0,91 Pilihan 9
Sort
Referensi
dari nilai
tertinggi
sampai nilai
terendah
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to SPK STPH.pptx

A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)Meta Emilia Surya Dharma
 
Mteri 1 pendahuluan mm mandala
Mteri 1 pendahuluan mm mandalaMteri 1 pendahuluan mm mandala
Mteri 1 pendahuluan mm mandalaahmad fauzan
 
Tugas softskill 1
Tugas softskill 1 Tugas softskill 1
Tugas softskill 1 Aang Sanusi
 
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...Universitas MercuBuana
 
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...Raka Hikmah Ramadhan
 
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptxPPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptxhanik mariana
 
Strategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesStrategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesljjkadinkes
 
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan rian rian
 
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISlevana412y
 
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...Puji Santoso
 
Revisi proposal penelitian
Revisi proposal penelitianRevisi proposal penelitian
Revisi proposal penelitiansaemantik
 

Similar to SPK STPH.pptx (20)

A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
 
Risk Assesment
Risk AssesmentRisk Assesment
Risk Assesment
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 
Mteri 1 pendahuluan mm mandala
Mteri 1 pendahuluan mm mandalaMteri 1 pendahuluan mm mandala
Mteri 1 pendahuluan mm mandala
 
MATERI HUKUM.ppt
MATERI HUKUM.pptMATERI HUKUM.ppt
MATERI HUKUM.ppt
 
Tugas softskill 1
Tugas softskill 1 Tugas softskill 1
Tugas softskill 1
 
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
Sim,raka hikmah ramadhan,hapzi ali,pengambilan keputusan,universitas mercu bu...
 
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
SIM,Raka Hikmah Ramadhan,Hapzi Ali,Pengambilan Keputusan,Universitas MercuBua...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptxPPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
PPT Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.pptx
 
Strategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesStrategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkes
 
Jenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses EvaluasiJenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses Evaluasi
 
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
 
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
 
MI 3
MI 3MI 3
MI 3
 
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
 
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
Sim. puji santoso. prof,dr,hapzi ali,mm,cma. konsep pengambilan keputusan. un...
 
Revisi proposal penelitian
Revisi proposal penelitianRevisi proposal penelitian
Revisi proposal penelitian
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

SPK STPH.pptx

  • 1. SISTEM PERAMALAN HAMA (PERTEMUAN 12 & 13) (Metode Pengambilan Keputusan & Penentuan Pengambilan keputusan dalam Pengendalian Hama Terpadu) Tri Yaninta Ginting, S.P., M.Agr.
  • 2. Pendahuluan Dasar Pengambilan Keputusan Metode Pengambilan Keputusan Penentuan Pengambilan Keputusan Dalam PHT Perhitungan Pengambilan Keputusan Content Of Learning
  • 3.  Masalah yang dihadapi dalam kegiatan/ usaha pengembangan budidaya pertanian/ perkebunan antara lain terdapatnya gangguan hama penyakit yang berdampak terhadap produktivitas dan kualitas hasil.  Upaya untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas produk dihasilkan dari tanaman yang sehat dan terbebas dari serangan/ gangguan hama dan penyakit.  Upaya penanggulangan hama penyakit yang pernah dilakukan dengan menggunakan pestisida kimia memang cukup berhasil, namun disamping memerlukan biaya yang tinggi dampak lainnya adalah munculnya resistensi hama penyakit, munculnya peledakan hama secara massal dan terbunuhnya organisme bukan sasaran serta pencemaran lingkungan (Rachmat, et al., 1999). PENDAHULUAN
  • 5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Keputusan : hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Pengambilan keputusan : cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan masalah dengan cara / teknik tertentu sehingga dapat diterima oleh semua pihak.
  • 6. DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Intuisi (Perasaan/ Gambaran) a. Segi positif dasar pengambilan keputusan berdasarkan intuisi : - Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek. - Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya. b. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi : - Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik. - Sulit mencari alat pembandingnya - Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan. - Pengalaman. 2. Pengalaman Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis.
  • 7. DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN 3. Fakta Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. 4. Wewenang Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya. 5. Rasional Beberapa kemungkinan yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional : a. Kejelasan masalah. b. Orientasi tujuan. c. Pengetahuan alternative. d. Preferensi yang jelas. e. Hasil maksimal.
  • 8. METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tradisional : Pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada intuisi (perasaan) dan kebiasaan. Modern : pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti komputer, perhitungan statistik dan model pendekatan.
  • 9. METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Identifikasi masalah : Kenali terlebih dahulu pokok permasalahan. 2. Mencari alternatif pemecahan : Dilakukan pencarian alternatif-alternatif yang mungkin dapat membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. 3. Memilih alternatif : Setelah alternatif tersusun dan menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
  • 10. METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4. Pelaksanaan alternatif : Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan. pelaksanaan harus sesuai dengan rencana, agar tujuan memecahkan masalh dapat tercapai. 5. Evaluasi : Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
  • 11.  Pengembangan program PHT tergantung pada beberapa interaksi informasi yang digunakan secara bersama-sama untuk membuat keputusan penelolaan.  Keputusan yang paling efektif dalam PHT memerlukan informasi yang relevan dengan semua langkah yang diperoleh sebelum keputusan dibuat.  Dalam mengabil keputusan maka perlu memperhatikan beberapa langkah, sebagai berikut (Gatot Mudjiono, 2013) : 1. Melakukan identifikasi spesies hama dengan tepat 2. Menetapkan parameter hama dan biologi pertanaman 3. Merencanakan/menilai strategi preventif 4. Pemantauan 5. Pengambilan keputusan 6. Memilih taktik pengendalian hama optional 7. Implementasi 8. Evaluasi PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 12. 1. Melakukan identifikasi spesies hama dengan tepat Mengidentifikasi hama pada tanaman yang ada dalam agroekosistem merupakan langkah awal yang harus ditempuh serta langkah tersebut haruslah tepat, karena apabila indetifikasi terhadap hama tidak tepat, maka informasi terkait ekologi dan biologi hama yang digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan yang tidak tepat. Apabila cara tersebut tidak tepat maka akan menghasilkan tindakan yang tidak perlu dan tidak efektif yang dapat berakibat fatal apabila keputusan tersebut terus dilaksanakan. Maka dari itu, penting untuk mengidentifikasi spesies hama secara tepat. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 13. 2. Menetapkan parameter hama dan biologi pertanaman Parameter yang dimaksud dalam hal ini adalah ukuran populasi hama, distribusi hama, tingkatan dan perkembangan hama, serta spesies, distribusi dan banyaknya serangga berguna, status tanaman inang dan nilai ekonomi tanaman. 3. Merencanakan/menilai strategi preventif Tindakan pencegahan adalah strategi penelolaan yang lebih efektif dan disukai dalam PHT. Tindakan preventif/pencegahan dimulai dengan pemeriksaan lahan serta semua aspek dari sistem produksi tanaman agar dapat menentukan apakah tanaman tersebut dapat diobati guna mencegah populasi hama melebihi ambang ekonomi. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 14. 4. Pemantauan Pemantauan ini melibatkan cara langsung dan tidak langsung yang bertujuan untuk menghitung dan menilai kerusakan, atau penggunaan alat perangkap. Pemantauan melibatkan penilaian periodik dan perekaman hama, faktor pengendali, karakteristik tanaman, dan faktor lingkungan. Komponen utama pada pemantauan terbagi atas dua yaitu :  Menentukan padat populasi hama.  Menentukan kondisi dan karakteristik tanaman. Cara terbaik untuk menentukan padat pupulasi adalah dengan menghitung kepadatan di sejumlah daerah contoh dan kemudian diekstrapolasi untuk mewakili seluruh lahan. Selain itu, untuk menentukan tingkat kesehatan dan pertumbuhan tanaman harus diamati secara teratur. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 15. 5. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan melibatkan evaluasi terhadap informasi hasil pemantauan yang dikumpukan dalam langkah keempat untuk menilai manfaat ekonomi yang relevan versus resiko suatu tindakan pengelolaan hama. Pertanyaan mencakup pengambilan keputusan, antara lain:  Apakah kita akan kehilangan jika kita tidak berbuat apa-apa? Apa yang kita dapatkan?  Apakah cukup agen pengendali alami yang hadir untuk mengurani populasi hama di bawah ambang ekonomi?  Apakah potensi kerusakan hama lebih mahal dibandungkan pengendalian hama? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, biasanya dilakukan dengan membandingkan perkiraan urutan populasi hama dengan ambang ekonomi. Ini berfungsi sebagai referensi untuk potensi kerugian pada tahap pertumbuhan tanaman tertentu atau sekumpulan kondisi tanaman. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 16. 6. Memilih taktik pengendalian hama optional Beberapa pertimbangan yang terkait dengan memilih dan merekomendasikan tektik dalam program PHT yang lebih luas adalah taktik tersebut perlu diintegrasikan ke dalam tiga komponen komunitas pertanian, adapun tiga komponen tersebut antara lain:  Tersedia metode PHT Penerapan PHT perlu menyatukan bersama-sama berbagai pencegahan, pengamatan, keputusan, dan metode intervensi yang tersedia untuk petani  Sistem tanam / agroekosistem Program PHT harus sesuai dengan sistem tanam dan agroekosistem  Kesehatan masyarakat PHT perlu mempertimbangkan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan keuntungan dan menurunkan tingkat pemaparan pestisida PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 17. 7. Implementasi Setelah intervensi ditetapkan, maka perlu digunakan pada waktu yang tepat dan lengkap. Ketika telah diintervensi dengan pestisida, maka sangat penting untuk diingat bahwa waktu dan penempatan yang tepat sering kali lebih penting daripada tingkat aplikasi. 8. Evaluasi Ketika telah melaksanakan program PHT, maka kita harus selalu meluangkan waktu untuk menindaklanjuti dan mengevaluasi tindakan pengendalian hama untuk menentukan apakah apa yang sudah dilaksanakan dapat dikategorikan memiliki hasil yang maksimal. Apabilah hasilnya tidak seperti yang diharapkan maka dapat dievaluasi guna memberikan hasil yang baik pada periode tanaman berikutnya. PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PHT
  • 18. Pendekatan Metode Statistik Simple Additive Weighting (SAW) Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan suatu metode perhitungan dengan pendekatan statistik yang menyediakan jenis-jenis kriteria atau variabel tertentu yang memiliki atau diberi bobot sehingga diperoleh nilai akhir yang terbobot dan menjadi pemberi referensi pada penentuan keputusan akhir. Langkah-Langkah Pendekatan Metode Simple Additive Weighting (SAW) 1. Menentukan kriteria atau variabel yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. 2. Memberi nilai pembobotan pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah ditentukan. 3. Menentukan kriteria nilai max dan min pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah ditentukan. 4. Menghitung nilai normalisasi pada masing-masing kriteria atau variabel yang telah ditentukan. 5. Menghitung nilai referensi pada masing-masing pilihan yang akan diputuskan. PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  • 19. Nilai Normalisasi pada Metode Simple Additive Weighting (SAW) Kriteria Max : 𝑹𝒊 = 𝑿𝒊 𝑴𝒂𝒙 𝑿𝒊 Kriteria Min : 𝑹𝒊 = 𝑴𝒊𝒏 𝑿𝒊 𝑿𝒊 Keterangan : Ri : Rating kerja ternormalisasi Max Xi : Nilai maksimum dari setiap baris/ kolom Min Xi : Nilai mamum dari setiap baris/ kolom Xi : Nilai baris dan kolom dari matriks PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  • 20. Nilai Referensi pada Metode Simple Additive Weighting (SAW) 𝑽𝒊 = 𝒘𝒊 𝒙 𝑵𝒊 Keterangan : Vi = Nilai akhir sebagai referensi pengambilan keputusan Wi = Nilai bobot yang diberikan pada variabel-i Ni = Nilai normalisasi yang telah dihitung Pengambilan keputusan dari beberapa pilihan yang ada ditentukan atau dipilih berdasarkan hasil akhir perhitungan nilai Vi tertinggi/ terbesar PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  • 21. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Contoh Kasus : Berikut ini adalah 9 jenis varietas unggul dari komoditas jagung manis: (1) Super Sweet, (2) Bisi Sweet 2, (3) Sweet Boy, (4) Bicolour Sweet, (5) Sweet Lady, (6) Master Sweet, (7) Bonanza, (8) SG-75, dan (9) Talenta. Pilihlah satu jenis dari beberapa varietas unggul komoditas jagung tersebut dengan mempertimbangkan : 1. Intensitas serangan hama (%) 2. Biaya Produksi (Juta) 3. Bobot Panen per Hektar (Ton) PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  • 22. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Contoh Kasus : PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN No Variabel : Bobot Kriteria 1 Intensitas Serangan (%) 0,3 Min 2 Biaya Produksi (Juta) 0,2 Min 3 Bobot Panen (Ton) 0,5 Max Langkah 1 & 2 No Varietas Unggul Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) 1 Super Sweet 35 13,28 6,50 2 Bisi Sweet 2 38 13,45 6,30 3 Sweet Boy 37 13,26 6,00 4 Bicolour Sweet 40 13,53 5,90 5 Sweet Lady 36 13,21 6,50 6 Master Sweet 35 13,39 6,20 7 Bonanza 36 13,41 5,80 8 SG-75 38 13,32 6,10 9 Talenta 36 13,37 5,90 35 13,21 6,50 Nilai Kriteria Langkah 3
  • 23. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Contoh Kasus : No Varietas Unggul Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) Intensitas Serangan (%) Biaya Produksi (Juta) Bobot Panen (Ton) Referensi 1 Super Sweet 35 13,28 6,50 1,00 0,99 1,00 1,00 2 Bisi Sweet 2 38 13,45 6,30 0,92 0,98 0,97 0,96 3 Sweet Boy 37 13,26 6,00 0,95 1,00 0,92 0,94 4 Bicolour Sweet 40 13,53 5,90 0,88 0,98 0,91 0,91 5 Sweet Lady 36 13,21 6,50 0,97 1,00 1,00 0,99 6 Master Sweet 35 13,39 6,20 1,00 0,99 0,95 0,97 7 Bonanza 36 13,41 5,80 0,97 0,99 0,89 0,93 8 SG-75 38 13,32 6,10 0,92 0,99 0,94 0,94 9 Talenta 36 13,37 5,90 0,97 0,99 0,91 0,94 35 13,21 6,50 Normalisasi Nilai Kriteria Data Awal PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Langkah 4 Normalisasi : Intensitas Serangan (%)  𝑅𝑖=1 = 35 35 = 1 𝑅𝑖=2 = 35 38 = 0,92 Biaya Produksi (Juta)  𝑅𝑖=1 = 13,21 13,28 = 0,99 𝑅𝑖=2 = 13,21 13,45 = 0,98 Bobot Panen (Ton)  𝑅𝑖=1 = 6,50 6,50 = 1 𝑅𝑖=2 = 6,30 6,50 = 0,97 Langkah 5 Referensi : 𝑉𝑖=1 = 0,3𝑥1 + 0,2𝑥0,99 + 0,5𝑥1 = 1 𝑉𝑖=2 = 0,3𝑥0,92 + 0,2𝑥0,98 + 0,5𝑥0,97 = 0,96
  • 24. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Contoh Kasus : PERHITUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN No Varietas Unggul 1 Super Sweet 2 Bisi Sweet 2 3 Sweet Boy 4 Bicolour Sweet 5 Sweet Lady 6 Master Sweet 7 Bonanza 8 SG-75 9 Talenta Referensi 1,00 0,96 0,94 0,91 0,99 0,97 0,93 0,94 0,94 Varietas Unggul Referensi Keputusan Super Sweet 1,00 Pilihan 1 Sweet Lady 0,99 Pilihan 2 Master Sweet 0,97 Pilihan 3 Bisi Sweet 2 0,96 Pilihan 4 Sweet Boy 0,94 Pilihan 5 SG-75 0,94 Pilihan 6 Talenta 0,94 Pilihan 7 Bonanza 0,93 Pilihan 8 Bicolour Sweet 0,91 Pilihan 9 Sort Referensi dari nilai tertinggi sampai nilai terendah