2. Definisi Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat adalah suatu proses yang
meliputi semua kegiatan yang perlu untuk menjamin
terapi obat kepada pasien yang aman, efektif dan
rasional
DepKes, R. I. (2009). Pedoman Pemantauan Terapi Obat.
3. Kegiatan yang dilakukan
Pengamatan obat pilihan dokter terhadap kondisi diagnosanya
mencakup pilihan obat, dosis dan rute pemberian
Jaminan ketepatan dosis ( jumlah, frekuensi, rute dan bentuk
obat ) setelah diberikan ke pasien
Pengamatan pemakaian obat
Pengenalan respon terapi obat saat itu cukup atau kurang
Penilaian adverse effect( reaksi yang merugikan ) potensial yang
terjadi
Rekomendasi perubahan terapi apabila diperlukan
4. Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan
dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan
ataupun kegagalan terapi dapat diketahui.
5. Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Terapi
FAKTOR OBAT FAKTOR PASIEN FAKTOR DOKTER
Dosis yang diberikan
Multi efek/polifarmasi
Absorbsi
Nasib metabolit
Ekskresi
Rute pemberian
Kebiasaan
Ketagihan
Toleransi
Kelamin, umur
Ukuran dan bobot tubuh
Kehamilan
Faktor Farmakogenetik
Status Nutrisi
Metabolisme obat
Penyakit penyerta
Hipersensitive / Kontraindikasi
Pelatihan
Keterampilan diagnosis
Keterampilan terapi
Pengalaman dengan obat
Terapi bersamaan
Sikap terhadap terapi obat
Sikap terhadap penyakit
Pengaruh lingkungan
6. Standar Pemantauan terapi obat
1. Kegiatan PTO dikelola oleh unit farmasi dengan dukungan staf medik yang
tepat.
2. Pelaksananya adalah farmasis yang memenuhi syarat dan mampu menunjukan
penggunaan obat yang tepat.
3. Kegiatan PTO memperoleh LEGITIMASI sebagai mekanisme pengembangan
keputusan terapi dan kebijakan dalam Puskesmas.
4. Membuat kebijakan & prosedur tertulis terutama prosedur kegiatan Pemantauan
Terapi Obat
5. Bagian dari Mekanisme jaminan mutu
6. Informasi dapat digunakan oleh mekanisme pengembangan keputusan terapi
dan kebijakan obat
7. Pendekatan Umum dalam PTO
Identifikasi Obat yang ditulis Dokter
Identifikasi masalah / Diagnosis yang menyebabkan dokter menulis obat –obat tersebut dengan
mengkaji Catatan Perawat / kunjungan pasien :
• Evaluasi Data Lab
• Evaluasi makanan & minuman yang dikonsumsi
• Evaluasi riwayat sosial, penyakit dan keluarga
Uraikan suatu Daftar parameter objektif & subjectif untuk mengevaluasi hasil
Pastikan pasien mengkonsumsi obat sesuai instruksi
Komunikasikan dengan dokter jika respon terapi yang diinginkan tidak terjadi & teliti proses terapi
Jika dalam proses Pemantauan Terapi Obat tidak mencapai sasaran yang diinginkan / merugikan.
Gunakan alternatif lain dan komunikasikan dengan Dokter sebelum dilaksanakan
Kaji proses ini sebagai suatu rangkaian kesatuan yang menuntun ketekunan setiap hari
9. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN FARMASIS
MELALUI RENCANA BELAJAR SENDIRI
Untuk memantau terapi obat yang efektif, Farmasis harus
mengembangkan suatu Rencana Belajar Sendirimeliputi :
1. Mendalami aspek perawatan kesehatan yang belum dikenal, antara lain :
•Pathofisiologi
•Terapi Terapan
•Hematologi
•Parameter Pemeriksaan Laboratorium
• Beberapa aspek tertentu diagnosis klinik
10. 2. Menyediakan waktu untuk senantiasa memutakhirkan pengetahuan
tentang proses penyakit atau pathologi dari penyakit
3. Memulai Pemantauan Terapi Obat dengan pasien yang sedikit dan
mengkaji pathofisiologi dari tiap masalah atau penyakit
4. Mempunyai kebiasaan mengkaji jurnal dan publikasi ilmiah yang
memuat informasi muthakir tentang obat dan terapi terapan
5. Mengembangkan pertemuan rutin.
11. PENYUSUNAN PRIORITAS SELEKSI PASIEN
A. Pemilihan / Seleksi Pasien Berdasarkan Keadaan Penyakit
• Pasien yang masuk dengan : “ Multiple Desease “
• Pasien Kelainan OrganTubuh
Contoh:kelainan ginjal,kelainan paru–paru atau kelainan hati karena
kemungkinan pasien tersebut akan mengalami metabolisme dan ekskresi yang
abnormal.
• Pasien Lansia/sangat muda mempunyai resiko pengobatan yang meningkat
B. Seleksi Pasien Berdasarkan Terapi Obat :
• Pasien dengan masalah kompleks dan ditangani dengan polifarmasi
• Pasien yang menerima obat dengan resiko tinggi reaksi toksisitas
12. LANGKAH –LANGKAH DALAM
MELAKSANAKAN PEMANTAUAN TERAPI OBAT
1.Orientasi Masalah Dari Data Pasien
Pengumpulan data pasien dan mengatur data ke dalam format masalah
2.Pengkajian Ketepatan Seleksi Terapi Obat Dan Mengidentifikasi DataTerapi
Hubungan terapi obat dengan masalah tertentu atau status penyakit untuk menetapkan
ketepatan terapi.
3. Mengembangkan sasaran-sasaran Terapi
4.Menyusun/Mendesain Rencana PemantauanTerapi Obat
a.Pengembangan Parameter Spesifik Pemantauan
b.Penetapan Titik Akhir Farmakoterapi
c.Penetapan Frekuensi Pemantauan
5.Identifikasi Masalah dan atau kemungkinan untuk terjadinya ADR
6.Pengembangan Alternatif atau Pemecahan Masalah
7.Pendekatan Untuk Intervensi &Tindak Lanjut.
8.PenyampaianTerapi dan Rekomendasi
13. 1.Pengumpulan Data Base Pasien
Data Base Pasien adalah dasar dari proses pemantauan terdiri
dari :
• Data Demografi pasien
• Keluhan Utama
• Sejarah Medik
• Obat yang digunakan pada waktu yang lalu
• Sejarah kesakitan sekarang
• Pemeriksaan fisik
• Sejarah sosial
• Data Laboratorium
Data Base bersifat dinamis, berubah sesuai kemajuan penyakit dan obat pasien yang
memerlukan pengkajian serta evaluasi secara terus menerus
-Data base penting didukung dengan pengetahuan terapi obat pasien diwaktu lalu
14. 2. Pengkajian Ketepatan Seleksi Terapi Obat Dan
Mengidentifikasi Data Terapi
a. Kepastian bahwa regimen dosis sudah tepat untuk, berat badan, umur,
status metabolisme ( status ginjal/hati dll ) / penyakit pasien.
b. Penerapan prinsip dosis obat berdasarkan farmakokinetika.
c. Mengkaji bentuk sediaan, frekuensi pemberian untuk ketepatan.
d. Mengkaji interaksi obat –obat, obat –makanan, obat –uji laboratorium,
obat –penyakit
Tindakan Farmasis :
Mulailah menyortir data dengan mengkaji informasi dasar status penyakit
dan terapi obat
“ Mengapa pasien menerima suatu obat ? “
15. 3. Mengidentifikasi Sasaran Terapi :
Beberapa tahap dalam mengidentifikasi sasaran farmakoterapi sbb :
a) Identifikasi karakteristik penyakit yang mempengaruhi sasaran farmakoterapi.
b) Identifikasi sasaran perawatan kesehatan dari profesional kesehatan lainnya yang
mempengaruhi sasaran farmakoterapi.
c) Identifikasi masalah terapi obat yang mempengaruhi sasaran farmakoterapi.
d) Identifikasi berbagai faktor non penyakit yang mempengaruhi sasaran farmakoterapi.
e) Padukan pengaruh karakteristik penyakit, sasaran dari profesional kesehatan lain ( dokter,
perawat ), masalah terapi obat dan berbagai faktor non penyakit untuk mengidentifikasi
sasaran farmakoterapi.
f) Sasaran terapi yang tidak jelas dapat dikaji dari catatan dokter, rencana terapi dan rencana
perawatan. Juga diagnosa pasien secara tidak langsung menunjukan sasaran terapi
16. 4. MENDESAIN RENCANA PEMANTAUAN TERAPI OBAT
a. Menetapkan Parameter Farmakoterapi
Menetapkan parameter farmakoterapi
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih parameter pemantauan,
antara lain:
i. Karakteristik obat
ii. Efikasi terapi dan efek merugikan dari regimen
iii. Perubahan fisiologik
iv. Efisiensi pemeriksaan laboratorium
17. b. Penetapan Titik Akhir Farmakoterapi
Penetapan sasaran akhir didasarkan pada nilai/gambaran normal atau yang
disesuaikan dengan pedoman terapi. Apabila menentukan sasaran terapi yang
diinginkan, apoteker harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
i. Faktor khusus pasien seperti umur dan penyakit yang bersamaan diderita
pasien (contoh: target penurunan gula darah pada pasien lansia lebih longgar)
ii. Karakteristik obat Bentuk sediaan, rute pemberian, dan cara pemberian akan
mempengaruhi sasaran terapi yang diinginkan.
iii. Efikasi dan toksisitas
18. c. Penetapan Frekuensi Pemantauan
Frekuensi pemantauan tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan risiko yang
berkaitan dengan terapi obat.
Pasien dengan kondisi relatif stabil tidak memerlukan pemantauan yang sering.
Berbagai faktor yang mempengaruhi frekuensi pemantauan antara lain:
Kebutuhan khusus dari pasien
Contoh: penggunaan obat nefrotoksik pada pasien gangguan fungsi ginjal.
• Karakteristik obat pasien
Contoh: pasien yang menerima warfarin
• Biaya dan kepraktisan pemantauan
• Permintaan tenaga kesehatan lain
19. 5. IDENTIFIKASI MASALAH
Formulasi Daftar Masalah
a. Daftar masalah merefleksikan hal–hal berbasis pengobatan
b. Kumpulkan Data subjektif & Objekstif pasien berbasis terus menerus dari
berbagai sumber (RM,komunikasi dengan pasien, perawat, maupun
dokter).
c. Kaji data tersebut untuk kecenderungan yang merefleksikan seberapa
efektif terapi obat bekerja (efekasi) dan apakah ada tanda/gejala toksisitas
terjadi.
Masalah berkaitan dengan obat (Misalnya: interaksi,pemberian dosis yang
tepat,ketidakbenaran obat yang diseleksi) timbul pada waktu setelah
pengobatan dimulai
20. 6.PENGEMBANGAN ALTERNATIF / SOLUSI MASALAH
Jika masalah ditetapkan masalah secara klinik signifikan, Farmasis harus
memformulasi solusi masalah
*Solusi diformulasi dengan pemikiran dan penelitian yang cermat sebelum
direkomendasikan keTimMedis
*Rekomendasi dapat sangat sederhana atau rumit yang memberikan perubahan
signifikasi dalam terapi
*Rekomendasi baik oral maupun tertulis selalu mencakup
Identifikasi dan konfirmasi dari masalah yg dikaji Farmasis
21. 7. PENDEKATAN UNTUK INTERVENSI DAN
TINDAK LANJUT
Salah satu metode sistematis yang dapat digunakan dalam PTO adalah
Subjective Objective Assessment Planning (SOAP).
S : Subjective
Data subyektif adalah gejala yang dikeluhkan oleh pasien.
Contoh : pusing, mual, nyeri, sesak nafas.
Bagaimana perasaan saudara ?
Apa gejala saudara ?
O : Objective
Data obyektif adalah tanda/gejala yang terukur oleh tenaga kesehatan.
Tanda-tanda obyektif mencakup tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh,
denyut nadi, kecepatan pernafasan), hasil pemeriksaan laboratorium dan
diagnostik.
22. A : Assessment
Berdasarkan data subyektif dan obyektif dilakukan analisis untuk menilai
keberhasilan terapi, meminimalkan efek yang tidak dikehendaki dan
kemungkinan adanya masalah baru terkait obat.
P : Plans
Setelah dilakukan SOA maka langkah berikutnya adalah menyusun rencana
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Rekomendasi yang
dapat diberikan: • Memberikan alternatif terapi, menghentikan pemberian
obat, memodifikasi dosis atau interval pemberian, merubah rute pemberian. •
Mengedukasi pasien. • Pemeriksaan laboratorium.
23. 8. Mengkomunikasikan Temuan dan Rekomendasi
Setelah Farmasis mengidentifikasikan masalah dan menetapkan
signifikansi kliniknya maka dikomunikasikan temuan tsb dan
direkomendasikan kepada dokter yang merawat
Jika masalah mencakup suatu bidang, seperti pemberian obat yang
merupakan fungsi profesional perawat. Farmasis dan perawat
mengadakan solusi masalah tsb.
Jika dokter harus dikonsultasikan, farmasis harus secara bijaksana
menyampaikan masalah signifikansi klinik dan rekomendasi
32. Rekonsiliasi Obat
• Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan
instruksi pengobatan dengan Obat yang telah didapat
pasien.
• Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan Obat (medication error) seperti Obat tidak
diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi Obat.