Dokumen tersebut membahas tentang mastoiditis, yang merupakan peradangan pada sel-sel udara mastoid akibat infeksi yang biasanya berawal dari otitis media. Dokumen ini menjelaskan anatomi telinga, penyebab, gejala, komplikasi, jenis, patofisiologi, dan temuan radiologi dari mastoiditis serta kolesteatoma yang dapat terjadi."
2. ANATOMI TELINGA
1. Telinga bagian luar
a. Aurikula (daun telinga)
b. Meatus akustikus eksterna
(liang telinga)
2. Telinga bagian tengah
a. Membran timpani
b. Osikula auditus
c. Tuba auditiva
d. Antrum mastodeum
e. Selullae mastoidea
3. ANATOMI TELINGA
3. Telinga bagian dalam
a. Labirintus osseus
(Vestibulum dan Kanalis
semisirkularis )
b. Koklea
c. Lebirintus membranosus
d. Duktus semisirkularis
e. Duktus
f. Organ korti
g. Ganglion spiral
4. WHY DO MASTOID X-RAY?
• Menunjukkan adakah destruksi tulang
• Menunjukkan cavum mastoid
• Menunjukkan apakah ada kolesteatom
8. APA SAJA YANG HARUS DIEVALUASI PADA FOTO
SCHULLER ?
1. MAE
2. Air cell mastoid : mastoiditis /
abscess
3. Perianthral Triangle
4. the presence of :
• Cholesteatome
• Bone Destruction
9. MASTOIDITIS
• Peradangan pada lapisan mukosa dari
antrum mastoid dan sistem sel mastoid
udara di dalam prosesus mastoid.
10. MASTOIDITIS AKUT
• Mastoiditis Akut adalah komplikasi tersering dari Otitis Media.
• Mastoiditis akut merupakan infeksi suppurative pada air cell mastoid
• Pada otitis media akut, cairan inflamasi dari telinga dapat berpindah ke air
cell mastoid
• Gejala mastoiditis akut antara lain : nyeri postauricular, , kemerahan dan
bengkak yang menyebabkan protrusi auricula, demam juga dapat terjadi
namun jarang
• Inisial stage dari mastoiditis akut dapat disebut sebagai acute mastoiditis
with periostitis, incipient mastoiditis, or mild mastoiditis
• When mucoperiosteal involvement evolves into resorption of mastoid bony
septa, this stage is referred to as coalescent mastoiditis
• Coalescent mastoitidis ini dapat didiagnosis secara radiologis
11. ETIOLOGI
• Streptococcus pneumoniae: most common
• Haemophilus influenzae: common and more aggressive than
pneumococcus
• Aspergillus: aggressive; seen in older patients; frequently
associated with facial nerve dysfunction
• tuberculous otomastoiditis: increasing frequency due to greater
immunocompromised population
12. KOMPLIKASI
• subperiosteal abscess
• Bezold abscess
• Citelli abscess
• labyrinthitis
• petrous apicitis: extension of infection into a pneumatized petrous apex; ~30%
of the population has pneumatized petrous apex 2
• intracranial extension
• epidural abscess, most commonly perisinus (adjacent to sigmoid sinus)
• meningitis
• subdural empyema
• cerebral abscess
• dural sinus occlusive disease (DSOD)
• facial nerve dysfunction
• thrombosis of mastoid emissary vein (Griesinger sign)
13. MASTOIDITIS KRONIS
• Mastoiditis kronik terjadi akibat
penggunaan antibiotik spektrum luas yang
tidak adekuat dalam pengobatan kelainan
telinga tengah.
• Pseudomonas dan Staphylococcus aureus
ditemukan pada mastoiditis kronis
14. Etiology
Streptococcus pneumoniae: most common
Haemophilus influenzae: common and more aggressive
than pneumococcus
Aspergillus: aggressive; seen in older patients; frequently
associated with facial nerve dysfunction
tuberculous otomastoiditis: increasing frequency due to
greater immunocompromised population
15. PATOFISIOLOGI
Infeksi dimulai dari infeksi telinga tengah yang kemudian menjalar mengenai tulang
mastoid dan sel-sel di dalamnya, hal ini mengakibatkan terjadinya proses nekrosis
tulang mastoid serta merusak struktur tulang abses sub periosteal pada mastoid.
Apabila infeksi merusak tulang disekitarnya sampai pus dapat keluar , mungkin terjadi:
1. keluar melalui permukaan luar dan prosesus mastoid, sehingga terjadi abses sub
periosteal pada mastoid.
2. ke bawah mulai ujung prosesus masuk leher.
3. ke depan mulai dinding belakang liang telinga
4. ke atas melalui tegmen (atap) rongga telinga masuk fosa chranial media
5. ke belakang melalui fosa chranial posterior
19. HOW TO DIFFERENTIATE TYPE OF MASTOIDITIS
?
Catarral type :
Air cell mastoid still remained but blurred
delineation
Hazzyness of air cell mastoid
Sclerotic type :
Lack of air cell mastoid
Sclerotic of perianthral triangle
Cholesteatome – destruction & caseosa lucent area
23. KOLESTEATOM
• Kolesteatom merupakan kista yang
mengandung jaringan epidermal pada
telinga tengah dan mastoid. Kista ini
mengandung deskuamasi debris (
terutama keratin ) dari proses
keratinizasi lapisan epitel squamous.
Pada foto roentgen mastoid tampak
sebagai bayangan lusen
24. • kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit non-kanker yang dapat berkembang di
belakang gendang telinga di telinga tengah dan di belakang saluran telinga di tulang
mastoid.
• Biasanya dimulai sebagai kista kecil, pertumbuhannya bisa menjadi lebih besar dari
waktu ke waktu.
25. PATOFISIOLOGI
• Tabung Eustachian yg berfungsi buruk, memungkinkan udara utk berjalan
dari bagian belakang hidung ke telinga tengah utk menyamakan tekanan,
adalah penyebab paling umum dari kolesteatoma.
• Kadang-kadang, kolesteatoma terbentuk dari pertumbuhan kulit dari luar
gendang telinga melalui lubang di gendang telinga ke ruang telinga bagian
tengah.
26. GEJALA KLINIS
• Umumnya hanya mengenai satu sisi telinga
• Otalgi (ringan sampai nyeri hebat)
• Otore
• Gatal dan penurunan pendengaran
34. Gambar . Stadium kolesteatome MAE pada gambaran CT scan tulang temporal. (A) Stadium I,
lesi terbatas pada MAE. (B). Stadium II, lesi mengenai telinga tengah. (C) Stadium III, lesi
mengenai kavum mastoid. (D) Stadium IV, lesi meluas keluar tulang temporal
Shin, Shim, Lee, 2010
A
B
C D