SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Anak-anak merupakan masa lucu-lucunya anak sekaligus yang melelahkan bagi orang 
tua. Banyak hal perlu diketahui orang tua selama masa perkembangan ini. Tingkah laku anak 
amat beragam, seperti berperilaku agresif,menarik rambut,banyak kemauan, berbohong, dan 
tindakan lain. Apabila orang tua salah menyikapinya, akan berdampak tidak baik bagi si anak 
dalam perkembangan selanjutnya. 
Autraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh personel 
dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distress psikologis 
dan fisik yag diderita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan 
kesehatan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. 
Sekarang banyak dijual berbagai macam mainan anak-anak, jika orang tua tidak selektif 
dalam memilih jenis permainan pada anaknya atau kurang memahami fungsinya maka alat 
permainan tersebut yang sudah dibeli tidak akan berfungsi secara efektif. 
Alat-alat permainan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga 
dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Terapi bermain ini bertujuan untuk 
mempraktekkan dan melatih keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, 
menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan 
keterampilan koqnitif dan afektif. Tidak hanya itu terapi bermain di rumah sakit juga dapat 
menghilangkan kejenuhan anak selama dirawat dirumah sakit.
2 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini yaitu 
1. Apa yang dimaksud dengan autraumatic care? 
2. Apa saja prinsip autraumatic care? 
3. Bagaimana aplikasi penerapan prinsip autraumatic care? 
C. Tujuan 
Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu: 
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan autraumatic care. 
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip autraumatic care. 
3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi penerapan prisip autraumatic care. 
D. Metode Penulisan 
Metode yang kami gunakan dalam menulis makalah ini, yaitu : 
1. Metode Kepustakaan 
Adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis dengan mempergunakan 
buku atau refrensi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas 
2. Metode Media Informatika 
Adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs di internet
3 
BAB II 
AUTRAUMATIC CARE 
A. Definisi 
Atraumatic care adalah asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak 
dan keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi pada 
anak. Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh tenaga 
kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat 
mengurangi stres fisik maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. 
Asuhan terapeutik mencakup pencegahan, diagnosis, penanganan atau penyembuhan 
kondisi akut atau kronis. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma, 
yang merupakan bagian dalam keperawatan anak yang mendapat perhatian khusus sebab 
anak sebagai indovidu yang masih dalam usia tumbuh kembang, sangat dilindungi secara 
khusus dari adanya trauma karena masa anak merupakan masa menuju proses kematangan, 
kalau proses menuju kematangan tersebut terdapat hambatan atau gangguan, maka anak tidak 
akan mencapai kematangan. 
Sedangkan hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana 
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai 
pemulangan kembali kerumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga 
mengalami kebiasaan yang asing,lingkunganya yang asing,orang tua yang kurang mendapat 
dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas.rasa cemas pada orang tua akan membuat 
stress anak meningkat.dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak 
tetapi juga pada orang tuanya 
Lingkungan mengacu pada setiap tempat yang memberikan perlindungan seperti di 
rumah, rumah sakit atau di setiap tempat pemberian pelayanan kesehatan. Personel meliputi 
orang yang secara langsung terlibat dalam memberikan asuhan terapeutik. Intervensi berkisar 
dari pendekatan psikologis seperti menyiapkan anak-anak untuk prosedur pemeriksaan, 
sampai pada intervensi fisik, seperti menyediakan ruang untuk orang tua tinggal bersama
anak dalam satu kamar. Distress psikologis meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan, 
kekecewaan, kesedihan, malu atau rasa bersalah. Distress fisik dapat berkisar dari kesulitan 
tidur dan imobilisasi sampai pengalaman stimulus. Sensori yang mengganggu seperti rasa 
sakit, temperatur ekstrem, bunyi keras, cahaya yang menyilaukan atau kegelapan. Asuhan 
atraumatik berkaitan dengan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana setiap 
prosedur dilakukan pada anak untuk mencegah atau meminimalkan stres fisik dan psikologis 
(Wong, 1989) 
4 
B. Prinsip Autraumatic Care 
Upaya autramatik care sebagai bentuk perawtaan terapeutik dapat diberikan kepada anak 
dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis (cemas, marah, nyeri dan lain-lain) dari 
tindakan keperawatan yang diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan keperawatan 
yang diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat 
prosedur tindakan atau aspek lalin yang memungkinkan berdampaknya adanya trauma. 
1. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat 
a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga 
Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti 
kecemasan, ketakutan, dan kurangnya kasih sayang. Gangguan ini akan menghambat 
proses penyambuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. 
b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak 
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu 
mandiri dalam kehidupannya, anak akn selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas 
sehari-hari, slalu bersikan waspada dalam segala hal, serta pendidikan terhadap 
kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anaknya. 
c. Mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri (dampak psikologis).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan 
anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan 
tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, 
relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan 
nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan 
perkembangan anak. 
5 
d. Tidak melakukan kekerasan pada anak. 
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti 
dalam kehidupan anak. Apabila ii terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh kembang 
maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terlambat, dengan demikian tindakan 
kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak. 
e. Modifikasi lingkungan fisik 
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan 
keceriaan, perasaan aman, dsan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu 
berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya. Faktor predisposisi terjadinya trauma 
pada anak yang mengalami hospitalisasi diantaranya dampak lingkungan fisik rumah 
sakit dan perilaku petugas itu sendiri sering kali menimbulkan trauma pada anak. 
Lingkungan rumah sakit yang asing bagi anak maupun orang tuanya dapat menjadi 
stressor. 
2. Prinsip-Prinsip Keperawatan Anak 
Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman 
dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip dalam asuhan keperawatan anak adalah: 
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, dimana tidak boleh 
memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan anak sebagai individu yang unik yang 
mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. 
b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai dengan 
tahap perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi,
dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial 
dan spritual. 
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan peningkatan 
6 
derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit. 
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan 
anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan 
asuhan keperawatan anak. Anak dikatakan sejahtera jika anak tidak merasakan 
ganggguan psikologis, seperti rasa cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak 
terlepas juga dari peran keluarga. 
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, 
mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan 
proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal). 
Sebagai bagian dai keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam 
hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan. 
f. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau 
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan 
spritual dalam kontek keluarga dan masyarakat 
g. Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh 
kembang, sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari aspek kehidupan anak. 
C. Aplikasi Penerapan Prinsip Autraumatic Care 
Semakin baik penerapan Atraumatic care yang diberikan maka semakin kecil risiko 
kecemasan yang dialami anak saat proses hospitalisasi. Diharapkan perawat dapat 
memberikan pelayanan atraumatic care kepada pasien anak sehingga dapat meminimalkan 
kecemasan pada anak dan dapat mengoptimalkan kemampuan orang tua dalam mengontrol 
kesehatan anak sehingga proses hospitalisasi dapat berjalan dengan baik.
7 
1. Alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak 
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan 
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak 
sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, 
perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan 
untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya. Dengan bermain anak dapat 
menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka 
bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam 
bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala 
sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk 
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya 
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, 
bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan 
bermain. 
Macam – macam bermain : 
a. Bermain aktif 
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang 
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : 
1) Bermain mengamati/menyelidiki (exploratory play) 
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan 
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, 
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar. 
2) Bermain konstruksi (construction play) 
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan. 
3) Bermain drama (dramatic play) 
Misalnya bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya. 
4) Bermain fisik 
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
8 
b. Bermain pasif 
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan 
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan 
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; melihat 
gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb. 
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, 
yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini : 
1) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif 
bermain. 
2) Tidak ada variasi dari alat permainan. 
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya. 
4) Tidak mempunyai teman bermain. 
2. Ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak dan keluarga 
Mencuci tangan merupakan rutinitas yang murah dan penting dalam prosedur 
pengontrol infeksi dan merupakan metode terbaik untuk mencegah transmisi 
mikroorganisme. Mencuci tangan adalah tindakan aktif, singkat dengan menggosok 
bersamaan semua permukaan tangan yang bersabun, yang kemudian diikuti dengan 
membasuhnya di bawah air hangat yang mengalir. Aspek terpenting dari mencuci tangan 
adalah pergesekan yang ditimbulkan dengan menggosok tangan bersamaan. Pergesekan 
ini secara mekanis menghilangkan mikroba-mikroba dari tangan. 
Mencuci tangan dengan sabun, dengan air mengalir dan pergesekan yang 
dilakukan secara rutin oleh semua tenaga kesehatan: 
1. Adalah pengukur kontrol yang paling jelas untuk pencegahan infeksi nosokomial. 
2. Mencegah kontaminasi silang antar pasien dan antara pasien dengan peralatan dan 
pemberi asuhan kesehatan. 
3. Adalah salah satu pengukur kontrol terpenting untuk memutus rantai infeksi.
9 
Manfaat Cuci Tangan ( Pengaruh Positif Cuci Tangan) 
Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit. 
Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih kecil, 
karena salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah diare, yang dapat 
dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan. Karena seperti yang kita 
ketahui, sepanjang hari kita akan banyak melakukan kontak langsung dengan orang-orang, 
permukaan benda yang terkontaminasi, makanan, bahkan binatang dan kotoran 
binatang . Hal itu tentunya akan menyebabkan menumpuknya bibit penyakit pada tangan 
khususnya telapak tangan. Maka dari itu juga kita tidak mencuci tangan cukup sering, 
maka kita dapat tertular berbagai penyakit lewat sentuhan ( misalnya : tanpa sadar kita 
menyantuh mata, hudung,mulut dengan telapak tangan. Hal itu tentunya akan 
mengakibatkan kuman-kuman dan bakteri-bakteri yang melekat pada telapak tangan akan 
berpindah ke mata, mulut atau hidung dan tentunya akan menimbulkan berbagai macam 
penyakit. Tanpa kita sadari , kita juga dapat menyebarkan penyakit ke orang lain lewat 
sentuhan langsung atau lewat media permukaan benda yang mereka sentuh. 
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun 
1. Diare. 
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak 
balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan 
bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga 
separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara 
akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia 
seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal 
dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika 
mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang 
terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih 
dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan 
mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen 
menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%),
penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), 
penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%) [12] 
2. Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak 
balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran 
pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan 
yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan 
patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab 
tidak hanya diarenamun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah 
ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti - 
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat 
mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di Pakistan menemukan 
bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan yang 
berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen. 
3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah membuktikan 
bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci 
tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, 
dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis. 
10
11 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
1. Autraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh personel 
dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distress 
psikologis dan fisik yag diderita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem 
pelayanan kesehatan. 
2. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat yaitu menurunkan atau mencegah dampak 
perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontril 
perawatan anak, mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri (dampak psikologis), 
tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi lingkungan fisik 
3. Aplikasi penerapan prinsip autraumatic care yaitu alat permainan sesuai dengan 
kebutuhan anak dan ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak dan keluarga. 
B. Saran 
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum 
sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar 
kedepannya lebih baik dan penulis berharap kepada semua pembaca mahasiswa khususnya, 
untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.

More Related Content

What's hot

Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptxDeteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptxWulanWijaya5
 
Konsep sistem dan pendekatan sistem
Konsep sistem dan pendekatan sistemKonsep sistem dan pendekatan sistem
Konsep sistem dan pendekatan sistemMarwiati Najwa
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent pjj_kemenkes
 
Kebutuhan psikologis selama kehamilan
Kebutuhan psikologis selama kehamilanKebutuhan psikologis selama kehamilan
Kebutuhan psikologis selama kehamilanZora Yui
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilRahayu Pratiwi
 
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyafitri fitriani
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaAgus Arianto
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...Aprillia Indah Fajarwati
 
Model Konseptual Asuhan Kebidanan
Model Konseptual Asuhan KebidananModel Konseptual Asuhan Kebidanan
Model Konseptual Asuhan Kebidananevianamsaputri
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
 
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia SekolahKB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolahpjj_kemenkes
 
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanEtikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanRina Septi Andriani
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananAl-Ikhlas14
 

What's hot (20)

Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptxDeteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
 
Keperawatan jiwa
Keperawatan jiwaKeperawatan jiwa
Keperawatan jiwa
 
Konsep sistem dan pendekatan sistem
Konsep sistem dan pendekatan sistemKonsep sistem dan pendekatan sistem
Konsep sistem dan pendekatan sistem
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
Kebutuhan psikologis selama kehamilan
Kebutuhan psikologis selama kehamilanKebutuhan psikologis selama kehamilan
Kebutuhan psikologis selama kehamilan
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamil
 
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
teori ramona marcer
 teori ramona marcer  teori ramona marcer
teori ramona marcer
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
 
Model Konseptual Asuhan Kebidanan
Model Konseptual Asuhan KebidananModel Konseptual Asuhan Kebidanan
Model Konseptual Asuhan Kebidanan
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Materi sap
Materi sapMateri sap
Materi sap
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
 
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia SekolahKB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
 
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanEtikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 

Viewers also liked

Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic carepjj_kemenkes
 
Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
BukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusiaBukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
BukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusiaTeten Rustendi
 
Kb 3 family centered care
Kb 3 family centered careKb 3 family centered care
Kb 3 family centered carepjj_kemenkes
 
Intrumen budaya-sekolah
Intrumen budaya-sekolahIntrumen budaya-sekolah
Intrumen budaya-sekolahsugainanaf
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalTrisnadi Wijaya
 

Viewers also liked (7)

Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic care
 
Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
BukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusiaBukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
 
Kb 3 family centered care
Kb 3 family centered careKb 3 family centered care
Kb 3 family centered care
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Intrumen budaya-sekolah
Intrumen budaya-sekolahIntrumen budaya-sekolah
Intrumen budaya-sekolah
 
Kuesioner burhanuddin
Kuesioner burhanuddinKuesioner burhanuddin
Kuesioner burhanuddin
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 

Similar to AUTRAUMATIC CARE

ATRAUMATIC CARE.ppt
ATRAUMATIC CARE.pptATRAUMATIC CARE.ppt
ATRAUMATIC CARE.pptTYASLARASATI
 
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
Keperawatan anak  dalam konteks keluargaKeperawatan anak  dalam konteks keluarga
Keperawatan anak dalam konteks keluargaNurlina Djafar
 
ATRAUMATIC CARE.ppt
ATRAUMATIC CARE.pptATRAUMATIC CARE.ppt
ATRAUMATIC CARE.pptBybaMelda
 
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik CareKonsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik CareAmalia Senja
 
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTYASLARASATI
 
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PEMKAB MUNA
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PEMKAB MUNA Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PEMKAB MUNA
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PENKAB MUNA
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PENKAB MUNAPengatar ilmu keperawatan anak AKPER PENKAB MUNA
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PENKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Perspektif keperawatan maternitas & anak
Perspektif keperawatan maternitas & anakPerspektif keperawatan maternitas & anak
Perspektif keperawatan maternitas & anakCahya
 
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatanPerspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatansiakadurban
 
PPT PSIKOLOG KEL2_semester genap2024.pptx
PPT PSIKOLOG KEL2_semester genap2024.pptxPPT PSIKOLOG KEL2_semester genap2024.pptx
PPT PSIKOLOG KEL2_semester genap2024.pptxIndra875145
 
Kb 1 hospitalisasi pada anak
Kb 1 hospitalisasi pada anakKb 1 hospitalisasi pada anak
Kb 1 hospitalisasi pada anakpjj_kemenkes
 
Peran perawat pada anak Bronkhitis
Peran perawat pada anak BronkhitisPeran perawat pada anak Bronkhitis
Peran perawat pada anak BronkhitisSulistia Rini
 
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.pptfdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.pptduoberadik1
 
Review Buku Panduan Dukungan Psikologi Anak Korban Bencana - Illa Mutiara - 2...
Review Buku Panduan Dukungan Psikologi Anak Korban Bencana - Illa Mutiara - 2...Review Buku Panduan Dukungan Psikologi Anak Korban Bencana - Illa Mutiara - 2...
Review Buku Panduan Dukungan Psikologi Anak Korban Bencana - Illa Mutiara - 2...illamutiaraayuntsani
 
PPT PENGETAHUAN ASKEP BEDAH & ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT PENGETAHUAN ASKEP BEDAH & ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT PENGETAHUAN ASKEP BEDAH & ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT PENGETAHUAN ASKEP BEDAH & ANAK KELOMPOK 5.pptxADLIYASYAZA
 
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptxKlp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptxssuserd0b473
 
Perawatan Paliatif Anak.pdf
Perawatan Paliatif Anak.pdfPerawatan Paliatif Anak.pdf
Perawatan Paliatif Anak.pdfpapahku123
 
Perspektif keperawatan anak i AKPER PEMKAB MUNA
Perspektif keperawatan anak i AKPER PEMKAB MUNA Perspektif keperawatan anak i AKPER PEMKAB MUNA
Perspektif keperawatan anak i AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
 

Similar to AUTRAUMATIC CARE (20)

ATRAUMATIC CARE.ppt
ATRAUMATIC CARE.pptATRAUMATIC CARE.ppt
ATRAUMATIC CARE.ppt
 
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
Keperawatan anak  dalam konteks keluargaKeperawatan anak  dalam konteks keluarga
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
 
ATRAUMATIC CARE.ppt
ATRAUMATIC CARE.pptATRAUMATIC CARE.ppt
ATRAUMATIC CARE.ppt
 
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik CareKonsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
 
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
 
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PEMKAB MUNA
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PEMKAB MUNA Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PEMKAB MUNA
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PENKAB MUNA
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PENKAB MUNAPengatar ilmu keperawatan anak AKPER PENKAB MUNA
Pengatar ilmu keperawatan anak AKPER PENKAB MUNA
 
Perspektif keperawatan maternitas & anak
Perspektif keperawatan maternitas & anakPerspektif keperawatan maternitas & anak
Perspektif keperawatan maternitas & anak
 
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatanPerspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
 
PPT PSIKOLOG KEL2_semester genap2024.pptx
PPT PSIKOLOG KEL2_semester genap2024.pptxPPT PSIKOLOG KEL2_semester genap2024.pptx
PPT PSIKOLOG KEL2_semester genap2024.pptx
 
Kb 1 hospitalisasi pada anak
Kb 1 hospitalisasi pada anakKb 1 hospitalisasi pada anak
Kb 1 hospitalisasi pada anak
 
Peran perawat pada anak Bronkhitis
Peran perawat pada anak BronkhitisPeran perawat pada anak Bronkhitis
Peran perawat pada anak Bronkhitis
 
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.pptfdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
 
Review Buku Panduan Dukungan Psikologi Anak Korban Bencana - Illa Mutiara - 2...
Review Buku Panduan Dukungan Psikologi Anak Korban Bencana - Illa Mutiara - 2...Review Buku Panduan Dukungan Psikologi Anak Korban Bencana - Illa Mutiara - 2...
Review Buku Panduan Dukungan Psikologi Anak Korban Bencana - Illa Mutiara - 2...
 
PPT PENGETAHUAN ASKEP BEDAH & ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT PENGETAHUAN ASKEP BEDAH & ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT PENGETAHUAN ASKEP BEDAH & ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT PENGETAHUAN ASKEP BEDAH & ANAK KELOMPOK 5.pptx
 
Makalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anakMakalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anak
 
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptxKlp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
Klp 10-Tugas kebutuhan khusus.pptx
 
Perawatan Paliatif Anak.pdf
Perawatan Paliatif Anak.pdfPerawatan Paliatif Anak.pdf
Perawatan Paliatif Anak.pdf
 
Perspektif keperawatan anak i AKPER PEMKAB MUNA
Perspektif keperawatan anak i AKPER PEMKAB MUNA Perspektif keperawatan anak i AKPER PEMKAB MUNA
Perspektif keperawatan anak i AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
 

AUTRAUMATIC CARE

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak-anak merupakan masa lucu-lucunya anak sekaligus yang melelahkan bagi orang tua. Banyak hal perlu diketahui orang tua selama masa perkembangan ini. Tingkah laku anak amat beragam, seperti berperilaku agresif,menarik rambut,banyak kemauan, berbohong, dan tindakan lain. Apabila orang tua salah menyikapinya, akan berdampak tidak baik bagi si anak dalam perkembangan selanjutnya. Autraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh personel dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distress psikologis dan fisik yag diderita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual berbagai macam mainan anak-anak, jika orang tua tidak selektif dalam memilih jenis permainan pada anaknya atau kurang memahami fungsinya maka alat permainan tersebut yang sudah dibeli tidak akan berfungsi secara efektif. Alat-alat permainan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Terapi bermain ini bertujuan untuk mempraktekkan dan melatih keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan keterampilan koqnitif dan afektif. Tidak hanya itu terapi bermain di rumah sakit juga dapat menghilangkan kejenuhan anak selama dirawat dirumah sakit.
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini yaitu 1. Apa yang dimaksud dengan autraumatic care? 2. Apa saja prinsip autraumatic care? 3. Bagaimana aplikasi penerapan prinsip autraumatic care? C. Tujuan Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan autraumatic care. 2. Untuk mengetahui apa saja prinsip autraumatic care. 3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi penerapan prisip autraumatic care. D. Metode Penulisan Metode yang kami gunakan dalam menulis makalah ini, yaitu : 1. Metode Kepustakaan Adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis dengan mempergunakan buku atau refrensi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas 2. Metode Media Informatika Adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs di internet
  • 3. 3 BAB II AUTRAUMATIC CARE A. Definisi Atraumatic care adalah asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi pada anak. Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat mengurangi stres fisik maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. Asuhan terapeutik mencakup pencegahan, diagnosis, penanganan atau penyembuhan kondisi akut atau kronis. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma, yang merupakan bagian dalam keperawatan anak yang mendapat perhatian khusus sebab anak sebagai indovidu yang masih dalam usia tumbuh kembang, sangat dilindungi secara khusus dari adanya trauma karena masa anak merupakan masa menuju proses kematangan, kalau proses menuju kematangan tersebut terdapat hambatan atau gangguan, maka anak tidak akan mencapai kematangan. Sedangkan hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan yang asing,lingkunganya yang asing,orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas.rasa cemas pada orang tua akan membuat stress anak meningkat.dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga pada orang tuanya Lingkungan mengacu pada setiap tempat yang memberikan perlindungan seperti di rumah, rumah sakit atau di setiap tempat pemberian pelayanan kesehatan. Personel meliputi orang yang secara langsung terlibat dalam memberikan asuhan terapeutik. Intervensi berkisar dari pendekatan psikologis seperti menyiapkan anak-anak untuk prosedur pemeriksaan, sampai pada intervensi fisik, seperti menyediakan ruang untuk orang tua tinggal bersama
  • 4. anak dalam satu kamar. Distress psikologis meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan, kekecewaan, kesedihan, malu atau rasa bersalah. Distress fisik dapat berkisar dari kesulitan tidur dan imobilisasi sampai pengalaman stimulus. Sensori yang mengganggu seperti rasa sakit, temperatur ekstrem, bunyi keras, cahaya yang menyilaukan atau kegelapan. Asuhan atraumatik berkaitan dengan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana setiap prosedur dilakukan pada anak untuk mencegah atau meminimalkan stres fisik dan psikologis (Wong, 1989) 4 B. Prinsip Autraumatic Care Upaya autramatik care sebagai bentuk perawtaan terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis (cemas, marah, nyeri dan lain-lain) dari tindakan keperawatan yang diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan keperawatan yang diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lalin yang memungkinkan berdampaknya adanya trauma. 1. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, ketakutan, dan kurangnya kasih sayang. Gangguan ini akan menghambat proses penyambuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu mandiri dalam kehidupannya, anak akn selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari, slalu bersikan waspada dalam segala hal, serta pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anaknya. c. Mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri (dampak psikologis).
  • 5. Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. 5 d. Tidak melakukan kekerasan pada anak. Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ii terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terlambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak. e. Modifikasi lingkungan fisik Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan, perasaan aman, dsan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya. Faktor predisposisi terjadinya trauma pada anak yang mengalami hospitalisasi diantaranya dampak lingkungan fisik rumah sakit dan perilaku petugas itu sendiri sering kali menimbulkan trauma pada anak. Lingkungan rumah sakit yang asing bagi anak maupun orang tuanya dapat menjadi stressor. 2. Prinsip-Prinsip Keperawatan Anak Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip dalam asuhan keperawatan anak adalah: a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, dimana tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai dengan tahap perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi,
  • 6. dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial dan spritual. c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan peningkatan 6 derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit. d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Anak dikatakan sejahtera jika anak tidak merasakan ganggguan psikologis, seperti rasa cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak terlepas juga dari peran keluarga. e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal). Sebagai bagian dai keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan. f. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spritual dalam kontek keluarga dan masyarakat g. Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang, sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari aspek kehidupan anak. C. Aplikasi Penerapan Prinsip Autraumatic Care Semakin baik penerapan Atraumatic care yang diberikan maka semakin kecil risiko kecemasan yang dialami anak saat proses hospitalisasi. Diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan atraumatic care kepada pasien anak sehingga dapat meminimalkan kecemasan pada anak dan dapat mengoptimalkan kemampuan orang tua dalam mengontrol kesehatan anak sehingga proses hospitalisasi dapat berjalan dengan baik.
  • 7. 7 1. Alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya. Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain. Macam – macam bermain : a. Bermain aktif Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : 1) Bermain mengamati/menyelidiki (exploratory play) Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar. 2) Bermain konstruksi (construction play) Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan. 3) Bermain drama (dramatic play) Misalnya bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya. 4) Bermain fisik Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
  • 8. 8 b. Bermain pasif Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini : 1) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain. 2) Tidak ada variasi dari alat permainan. 3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya. 4) Tidak mempunyai teman bermain. 2. Ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak dan keluarga Mencuci tangan merupakan rutinitas yang murah dan penting dalam prosedur pengontrol infeksi dan merupakan metode terbaik untuk mencegah transmisi mikroorganisme. Mencuci tangan adalah tindakan aktif, singkat dengan menggosok bersamaan semua permukaan tangan yang bersabun, yang kemudian diikuti dengan membasuhnya di bawah air hangat yang mengalir. Aspek terpenting dari mencuci tangan adalah pergesekan yang ditimbulkan dengan menggosok tangan bersamaan. Pergesekan ini secara mekanis menghilangkan mikroba-mikroba dari tangan. Mencuci tangan dengan sabun, dengan air mengalir dan pergesekan yang dilakukan secara rutin oleh semua tenaga kesehatan: 1. Adalah pengukur kontrol yang paling jelas untuk pencegahan infeksi nosokomial. 2. Mencegah kontaminasi silang antar pasien dan antara pasien dengan peralatan dan pemberi asuhan kesehatan. 3. Adalah salah satu pengukur kontrol terpenting untuk memutus rantai infeksi.
  • 9. 9 Manfaat Cuci Tangan ( Pengaruh Positif Cuci Tangan) Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit. Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih kecil, karena salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah diare, yang dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan. Karena seperti yang kita ketahui, sepanjang hari kita akan banyak melakukan kontak langsung dengan orang-orang, permukaan benda yang terkontaminasi, makanan, bahkan binatang dan kotoran binatang . Hal itu tentunya akan menyebabkan menumpuknya bibit penyakit pada tangan khususnya telapak tangan. Maka dari itu juga kita tidak mencuci tangan cukup sering, maka kita dapat tertular berbagai penyakit lewat sentuhan ( misalnya : tanpa sadar kita menyantuh mata, hudung,mulut dengan telapak tangan. Hal itu tentunya akan mengakibatkan kuman-kuman dan bakteri-bakteri yang melekat pada telapak tangan akan berpindah ke mata, mulut atau hidung dan tentunya akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Tanpa kita sadari , kita juga dapat menyebarkan penyakit ke orang lain lewat sentuhan langsung atau lewat media permukaan benda yang mereka sentuh. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun 1. Diare. Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%),
  • 10. penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%) [12] 2. Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diarenamun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti - mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen. 3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis. 10
  • 11. 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Autraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh personel dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distress psikologis dan fisik yag diderita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan. 2. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat yaitu menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontril perawatan anak, mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri (dampak psikologis), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi lingkungan fisik 3. Aplikasi penerapan prinsip autraumatic care yaitu alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak dan ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak dan keluarga. B. Saran Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya lebih baik dan penulis berharap kepada semua pembaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.