Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
AUTRAUMATIC CARE
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak-anak merupakan masa lucu-lucunya anak sekaligus yang melelahkan bagi orang
tua. Banyak hal perlu diketahui orang tua selama masa perkembangan ini. Tingkah laku anak
amat beragam, seperti berperilaku agresif,menarik rambut,banyak kemauan, berbohong, dan
tindakan lain. Apabila orang tua salah menyikapinya, akan berdampak tidak baik bagi si anak
dalam perkembangan selanjutnya.
Autraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh personel
dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distress psikologis
dan fisik yag diderita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan
kesehatan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak.
Sekarang banyak dijual berbagai macam mainan anak-anak, jika orang tua tidak selektif
dalam memilih jenis permainan pada anaknya atau kurang memahami fungsinya maka alat
permainan tersebut yang sudah dibeli tidak akan berfungsi secara efektif.
Alat-alat permainan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga
dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Terapi bermain ini bertujuan untuk
mempraktekkan dan melatih keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan
keterampilan koqnitif dan afektif. Tidak hanya itu terapi bermain di rumah sakit juga dapat
menghilangkan kejenuhan anak selama dirawat dirumah sakit.
2. 2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini yaitu
1. Apa yang dimaksud dengan autraumatic care?
2. Apa saja prinsip autraumatic care?
3. Bagaimana aplikasi penerapan prinsip autraumatic care?
C. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan autraumatic care.
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip autraumatic care.
3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi penerapan prisip autraumatic care.
D. Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam menulis makalah ini, yaitu :
1. Metode Kepustakaan
Adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis dengan mempergunakan
buku atau refrensi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas
2. Metode Media Informatika
Adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs di internet
3. 3
BAB II
AUTRAUMATIC CARE
A. Definisi
Atraumatic care adalah asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak
dan keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi pada
anak. Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat
mengurangi stres fisik maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya.
Asuhan terapeutik mencakup pencegahan, diagnosis, penanganan atau penyembuhan
kondisi akut atau kronis. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma,
yang merupakan bagian dalam keperawatan anak yang mendapat perhatian khusus sebab
anak sebagai indovidu yang masih dalam usia tumbuh kembang, sangat dilindungi secara
khusus dari adanya trauma karena masa anak merupakan masa menuju proses kematangan,
kalau proses menuju kematangan tersebut terdapat hambatan atau gangguan, maka anak tidak
akan mencapai kematangan.
Sedangkan hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali kerumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga
mengalami kebiasaan yang asing,lingkunganya yang asing,orang tua yang kurang mendapat
dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas.rasa cemas pada orang tua akan membuat
stress anak meningkat.dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak
tetapi juga pada orang tuanya
Lingkungan mengacu pada setiap tempat yang memberikan perlindungan seperti di
rumah, rumah sakit atau di setiap tempat pemberian pelayanan kesehatan. Personel meliputi
orang yang secara langsung terlibat dalam memberikan asuhan terapeutik. Intervensi berkisar
dari pendekatan psikologis seperti menyiapkan anak-anak untuk prosedur pemeriksaan,
sampai pada intervensi fisik, seperti menyediakan ruang untuk orang tua tinggal bersama
4. anak dalam satu kamar. Distress psikologis meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan,
kekecewaan, kesedihan, malu atau rasa bersalah. Distress fisik dapat berkisar dari kesulitan
tidur dan imobilisasi sampai pengalaman stimulus. Sensori yang mengganggu seperti rasa
sakit, temperatur ekstrem, bunyi keras, cahaya yang menyilaukan atau kegelapan. Asuhan
atraumatik berkaitan dengan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana setiap
prosedur dilakukan pada anak untuk mencegah atau meminimalkan stres fisik dan psikologis
(Wong, 1989)
4
B. Prinsip Autraumatic Care
Upaya autramatik care sebagai bentuk perawtaan terapeutik dapat diberikan kepada anak
dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis (cemas, marah, nyeri dan lain-lain) dari
tindakan keperawatan yang diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan keperawatan
yang diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat
prosedur tindakan atau aspek lalin yang memungkinkan berdampaknya adanya trauma.
1. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat
a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti
kecemasan, ketakutan, dan kurangnya kasih sayang. Gangguan ini akan menghambat
proses penyambuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu
mandiri dalam kehidupannya, anak akn selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas
sehari-hari, slalu bersikan waspada dalam segala hal, serta pendidikan terhadap
kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anaknya.
c. Mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri (dampak psikologis).
5. Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan
anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan
tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi,
relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan
nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
5
d. Tidak melakukan kekerasan pada anak.
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ii terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh kembang
maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terlambat, dengan demikian tindakan
kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak.
e. Modifikasi lingkungan fisik
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman, dsan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya. Faktor predisposisi terjadinya trauma
pada anak yang mengalami hospitalisasi diantaranya dampak lingkungan fisik rumah
sakit dan perilaku petugas itu sendiri sering kali menimbulkan trauma pada anak.
Lingkungan rumah sakit yang asing bagi anak maupun orang tuanya dapat menjadi
stressor.
2. Prinsip-Prinsip Keperawatan Anak
Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman
dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip dalam asuhan keperawatan anak adalah:
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, dimana tidak boleh
memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan anak sebagai individu yang unik yang
mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.
b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai dengan
tahap perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi,
6. dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial
dan spritual.
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan peningkatan
6
derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan
anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan
asuhan keperawatan anak. Anak dikatakan sejahtera jika anak tidak merasakan
ganggguan psikologis, seperti rasa cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak
terlepas juga dari peran keluarga.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah,
mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan
proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).
Sebagai bagian dai keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam
hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan.
f. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan
spritual dalam kontek keluarga dan masyarakat
g. Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh
kembang, sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari aspek kehidupan anak.
C. Aplikasi Penerapan Prinsip Autraumatic Care
Semakin baik penerapan Atraumatic care yang diberikan maka semakin kecil risiko
kecemasan yang dialami anak saat proses hospitalisasi. Diharapkan perawat dapat
memberikan pelayanan atraumatic care kepada pasien anak sehingga dapat meminimalkan
kecemasan pada anak dan dapat mengoptimalkan kemampuan orang tua dalam mengontrol
kesehatan anak sehingga proses hospitalisasi dapat berjalan dengan baik.
7. 7
1. Alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak
sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan,
perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan
untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya. Dengan bermain anak dapat
menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka
bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam
bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala
sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas,
bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.
Macam – macam bermain :
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
1) Bermain mengamati/menyelidiki (exploratory play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
3) Bermain drama (dramatic play)
Misalnya bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
4) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
8. 8
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; melihat
gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain,
yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
2) Tidak ada variasi dari alat permainan.
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4) Tidak mempunyai teman bermain.
2. Ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak dan keluarga
Mencuci tangan merupakan rutinitas yang murah dan penting dalam prosedur
pengontrol infeksi dan merupakan metode terbaik untuk mencegah transmisi
mikroorganisme. Mencuci tangan adalah tindakan aktif, singkat dengan menggosok
bersamaan semua permukaan tangan yang bersabun, yang kemudian diikuti dengan
membasuhnya di bawah air hangat yang mengalir. Aspek terpenting dari mencuci tangan
adalah pergesekan yang ditimbulkan dengan menggosok tangan bersamaan. Pergesekan
ini secara mekanis menghilangkan mikroba-mikroba dari tangan.
Mencuci tangan dengan sabun, dengan air mengalir dan pergesekan yang
dilakukan secara rutin oleh semua tenaga kesehatan:
1. Adalah pengukur kontrol yang paling jelas untuk pencegahan infeksi nosokomial.
2. Mencegah kontaminasi silang antar pasien dan antara pasien dengan peralatan dan
pemberi asuhan kesehatan.
3. Adalah salah satu pengukur kontrol terpenting untuk memutus rantai infeksi.
9. 9
Manfaat Cuci Tangan ( Pengaruh Positif Cuci Tangan)
Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit.
Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih kecil,
karena salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah diare, yang dapat
dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan. Karena seperti yang kita
ketahui, sepanjang hari kita akan banyak melakukan kontak langsung dengan orang-orang,
permukaan benda yang terkontaminasi, makanan, bahkan binatang dan kotoran
binatang . Hal itu tentunya akan menyebabkan menumpuknya bibit penyakit pada tangan
khususnya telapak tangan. Maka dari itu juga kita tidak mencuci tangan cukup sering,
maka kita dapat tertular berbagai penyakit lewat sentuhan ( misalnya : tanpa sadar kita
menyantuh mata, hudung,mulut dengan telapak tangan. Hal itu tentunya akan
mengakibatkan kuman-kuman dan bakteri-bakteri yang melekat pada telapak tangan akan
berpindah ke mata, mulut atau hidung dan tentunya akan menimbulkan berbagai macam
penyakit. Tanpa kita sadari , kita juga dapat menyebarkan penyakit ke orang lain lewat
sentuhan langsung atau lewat media permukaan benda yang mereka sentuh.
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun
1. Diare.
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak
balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan
bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga
separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara
akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia
seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal
dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika
mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang
terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih
dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan
mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen
menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%),
10. penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%),
penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%) [12]
2. Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak
balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran
pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan
yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan
patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab
tidak hanya diarenamun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah
ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti -
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat
mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di Pakistan menemukan
bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan yang
berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen.
3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah membuktikan
bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci
tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma,
dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
10
11. 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Autraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh personel
dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distress
psikologis dan fisik yag diderita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem
pelayanan kesehatan.
2. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat yaitu menurunkan atau mencegah dampak
perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontril
perawatan anak, mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri (dampak psikologis),
tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi lingkungan fisik
3. Aplikasi penerapan prinsip autraumatic care yaitu alat permainan sesuai dengan
kebutuhan anak dan ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak dan keluarga.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya lebih baik dan penulis berharap kepada semua pembaca mahasiswa khususnya,
untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.