1. LAPORAN ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN
KOMPAS GRAMEDIA
Tugas ini diperuntukkan bagi pemenuhan sebagian persyaratan
mata kuliah Strategi Perusahaan
Oleh
Matheus Nico – 1305003430
Yosua Kurniawan – 00000000427
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2015
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan merupakan salah satu langkah awal
yang akan menentukan apakah perusahaan tersebut dapat maju berkembang dan bertahan di
dalam dunia kompetisi persaingan yang ada di zaman sekarang. Hal ini menjadi salah satu
pembicaraan yang penting bagi perusahaan itu sendiri karena sangat berhubungan dengan
keuntungan-keuntungan yang nantinya akan didapatkan perusahaan. Apabila menginginkan
pendapatan yang besar dan juga keuntungan yang besar maka tentunya diperlukan strategi
yang tepat dan juga jitu dalam berbagai aspek mulai dari strategi produksi, strategi
pengeluaran biaya, strategi pemasaran, dan juga strategi lainnya yang akan dapat berjalan
dengan optimal apabila didukung dengan perencanaan yang matang, terstruktur, dan baik.
Baik perusahaan produk, maupun perusahaan jasa harus dapat merancang strategi
perusahaannya dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan dari perusahaan tersebut, dimana
salah satu tujuan utama adalah menarik minat dari para konsumen agar konsumen mau loyal
dan juga mau membeli produk dari perusahaan tersebut atau dengan kata lain menarik minat
dari konsumen untuk menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Keberhasilan strategi perusahaan ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor dan dalam hal
ini perusahaan harus meneliti faktor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh ke dalam strategi
yang akan diterapkan oleh perusahaan baik itu dari dalam (internal) maupun dari luar
(external).
Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang media
informasi dimana perusahaan ini didirikan dengan sejarah panjang demi mencapai cita-cita
yang mulia yaitu mencerdaskan bangsa. Berawal dari terbitnya majalah intisari pada tanggal
17 Agustus 1963, lalu kemudian di susul dengan kehadiran harian Kompas yang memberikan
berbagai macam informasi terkini kepada rakyat Indonesia sejak tanggal 28 Juni 1965,
Kompas Gramedia masih terus berusaha mengembangkan unit-unit usahanya. Mulai dari
diversifikasi produk, diversifikasi bisnis, dan juga berbagai hal lainnya dengan mengikuti
perkembangan jaman yang ada sekarang ini Kompas Gramedia semakin melebarkan
sayapnya ke seluruh Indonesia.
Sebagai perusahaan yang sudah cukup mapan akan tetapi masih terus berkembang
sampai sekarang ini, Kompas Gramedia tentunya menghadapi berbagai persaingan yang
3. cukup ketat dengan perusahaan media informasi lainnya terutama semakin banyak nya surat
kabar yang terbit akhir-akhir tahun ini, sehingga menjadikan konsumen mulai berpindah
produk dan sulit untuk menentukan produk apa yang akan dipilih karena tentunya konsumen
menginginkan informasi yang lebih banyak dan lebih jelas dari berbagai surat kabar lainnya,
tidak hanya dari 1 surat kabar saja. Agar Kompas Gramedia dapat bertahan dan terus
berkembang maka harus dapat menciptakan suatu strategi perusahaan yang baik dalam hal
memasarkan produk dan jasanya guna menarik perhatian dan minat dari konsumen.
Tentunya dari semua hal ini, sebagai salah satu perusahaan yang memang sudah
sangat berpengalaman dan kompeten dalam bidang media&sarana informasi, kelompok
tertarik untuk mengetahui lebih tentang strategi perusahaan apa yang sudah dilakukan dan
harus dilakukan oleh Kompas Gramedia dalam mencari, mempertahankan, dan memuaskan
konsumen nya, karena seperti yang kita ketahui sekarang ini sebagai perusahaan media
informasi yang masih terus berkembang, Kompas Gramedia sedang bersaing untuk terus
menarik minat konsumen. Selain itu kelompok juga ingin mengetahui bagaimana strategi,
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman apa saja yang ada di dalam maupun diluar
Kompas Gramedia itu sendiri yang dapat mempengaruhi strategi-strategi yang akan
diterapkan olehnya dan menganalisis bagaimana posisi Kompas Gramedia diantara para
pesaingnya dalam mempertahankan pangsa pasar dan kemapanan yang memang sudah
dimilikinya, serta yang terakhir adalah keefektifan dari strategi tersebut.
1.2 Pokok Permasalahan
Pokok permasalahan dari topik yang kelompok analisa adalah bagaimana sebuah
perusahaan yang bergerak di industri media cetak dapat menerapkan dan mengaplikasikan
berbagai strategi-strategi yang ada untuk menghadapi berbagai faktor-faktor internal dan
eksternal perusahaan.
1.3 Tujuan
Sehingga melalui pokok permasalahan yang diberikan, tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk mengetahui strategi-strategi apa saja yang dapat atau yang telah dilakukan
dan diaplikasikan oleh perusahaan dalam rangka untuk mengembangkan dan
mempertahankan posisinya di dalam suatu industri.
4. 1.4 Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam makalah analisis strategi perusahaan ini adalah
sebagai berikut:
a. Perusahaan Kompas Gramedia yang diteliti pada makalah ini hanya berfokus pada
membahas Kompas Gramedia yang bergerak di bidang surat kabar;
b. Analisis yang dilakukan hanya sebatas pencarian informasi melalui sumber-sumber
internet yang akan didukung oleh informasi lainnya untuk menghilangkan unsur
kesubjektifitasan;
c. Analisis dilakukan selama satu semester perkuliahan Strategi Perusahaan berlangsung
(4 bulan) yaitu sejak bulan Agustus hingga November 2015;
d. Tidak sepenuhnya data maupun informasi yang didapat dan di analisa dalam makalah
ini bersifat up-to-date yang memiliki data terakhir tahun 2015;
e. Hasil dari informasi dan analisis akan dibandingkan dan dicocokan dengan teori yang
ada;
f. Metode pengumpulan data hanya berdasarkan data yang ada dan disebarluaskan pada
publik, tidak ada wawancara, observasi, survei secara langsung kepada pihak Kompas
Gramedia;
g. Metode-metode yang akan dipakai selama proses analisis adalah IFE Matriks, EFE
Matriks, CPM, Porter’s, SWOT Matriks, IE Matriks, BCG Matriks, SPACE Matriks,
Grand Strategy Matriks, dan QSPM Matriks.
5. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 IFE Matrix
IFE Matriks digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal perusahaan. Dalam
hal ini faktor internal termasuk kepada persoalan management, finance, marketing,
production, research & development, dan management information system (MIS). Faktor-
faktor internal ini yang selanjutnya akan diidentifikasikan apakah faktor tersebut merupakan
kekuatan atau kelemahan dalam suatu perusahaan. Rating 1 – 4 yang digunakan dalam IFE
Matrix mengindikasikan sebagai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2.2 EFE Matrix
EFE Matriks digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan.
Dalam hal ini faktor eksternal termasuk kepada persoalan demographic, social, cultural,
political, governmental, environmental, technological, economic, dan competitive. Faktor-
faktor eksternal ini yang selanjutnya akan diidentifikasikan apakah faktor tersebut dapat
menjadi peluang atau menjadi ancaman bagi perusahaan. Rating 1 – 4 yang digunakan dalam
EFE Matrix mengindikasikan apakah perusahaan sudah responsif terhadap faktor eksternal
atau belum.
2.3 Competitive Profile Matrix
Adalah matriks yang dibuat untuk mengidentifikasi pesaing utama perusahaan, serta
kekuatan dan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis dari perusahaan.
Dalam CPM, analisa dilakukan secara keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor
internal. Hal ini berbeda dengan penilaian kondisi internal dan eksternal perusahaan melalui
IFE dan EFE Matrix dimana masing-masing hanya manganalisa faktor internal dan eksternal
saja. Terdapat komponen penting yang ada dalam CPM yaitu critical success factors (CSF).
CSF atau faktor penentu keberhasilan adalah faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi
keberhasilan suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut digambarkan secara luas tanpa perlu
memasukkan data yang spesifik dan faktual. CSF yang memiliki peringkat lebih tinggi
dibandingkan dengan pesaingnya menunjukkan bahwa strategi perusahaan terhadap faktor-
faktor penentu keberhasilan tersebut telah berhasil dengan baik dan menjadi kekuatan dalam
perusahaan, dan berlaku sebaliknya jika peringkat lebih rendah berarti strategi perusahaan
6. dalam mendukung faktor-faktor tersebut masih kurang atau menjadi kelemahan dalam
perusahaan.
2.4 Porter’s Five Forces Model Industry Competition
Porter’s Five Forces merupakan analisis yang dikembangkan untuk memahami
seperti apa kompetisi di suatu bisnis yang dilihat berdasarkan 5 sudut padang yaitu:
a. Threat of new entrants
Atau disebut juga dengan ancaman dari perusahaan baru. Merupakan analisis yang
mengkaji tentang seberapa besar tingkat kekuatan perusahaan baru dalam hal
mempengaruhi kompetisi di lingkungan bisnisnya. Bisnis yang memiliki pasar yang
besar tentunya akan menarik banyak perusahaan baru untuk ikut berkompetisi
mendapatkan keuntungan.
b. Bargaining power of buyers
Disebut juga dengan daya tawar pelanggan, merupakan analisis tentang kekuatan
tawar pelanggan pada suatu bisnis. Pasar dengan potensi pelanggan yang rendah
cenderung memiliki kendali yang relatif lebih kuat terhadap pasar.
c. Bargaining power of suppliers
Atau daya tawar oleh pemasok, merupakan analisis untuk memahami tingkat
kekuatan tawar pemasok terhadap perusahaan. Berbeda dari daya tawar pelanggan,
daya tawar pemasok menganalisis berbagai aspek terkait tingkat ketersediaan pasokan
yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi oleh perusahaan.
d. Threat of substitute products and services
Merupakan suatu ancaman produk atau layanan jasa pengganti. Produk baru dan
layanan jasa baru akan selalu muncul dan keberadaannya mampu membuat pelanggan
beralih merk. Seperti contoh penggantian produk komputer desktop dengan
munculnya teknologi tablet.
e. Intensity of rivalry among competitors in an industry
Bertujuan untuk memahami seberapa ketatnya persaingan bisnis. Faktor ini
merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan sebelum memasuki persaingan
dalam bisnis.
7. 2.5 Strategi
a. Integration strategy
- Forward integration
Merupakan strategi yang dilakukan untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer.
- Backward integration
Merupakan strategi yang dilakukan untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan.
- Horizontal integration
Integrasi yang bertujuan untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol
akan pesaing.
b. Intensive Strategy
- Market penetration
Bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar produk atau jasa saat ini melalui
upaya pemasaran yang lebih besar.
- Market development
Market development melibatkan produk atau jasa saat ini ke area geografi yang
baru.
- Product development
Adalah strategi yang mencari pengingkatan penjualan dengan memperbaiki atau
memodifikasi produk atau jasa saat ini.
c. Diversification Strategy
- Concentric diversification
Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk
yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan
fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama.
- Conglomerate diversification
Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tidak terkait
dengan yang ada saat ini.
- Horizontal diversification
Adalah strategi menambah atau menciptakan produk baru yang tidak terkait
dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini
d. Defensive Strategy
8. - Retrenchment
Mengelompokkan ulang melalui pengurangan asset dan biaya untuk
mengembalikan penjualan dan laba yang sudah menurun. Seperti dengan
melakukan penjualan tanah dan gedung, mengurangi jumlah karyawan, dll.
- Divestiture
Atau divestasi adalah keputusan yang diambil untuk menjual atau membuang
suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi dapat menjadi bagian dari
keseluruhan strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang
tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang tidak
cocok dengan aktivitas perusahaan secara keseluruhan.
- Liquidation
Atau pengakuan atas kekalahan yang berakibat kepada bangkrutnya perusahaan
dalam aktivitas bisnisnya.
e. Michael Porter’s Generic Strategy
- Cost leadership
Adalah suatu strategi dimana perusahaan berusaha meningkatkan keunggulan
kompetitifnya dengan menciptakan perbedaan harga antara produk-produknya
dibandingkan perusahaan lainya. Terdapat keadaan dimana strategi ini akan lebih
efektif jika diterapkan pada target pelanggan yang tergolong sebagai yang sensitif
terhadap harga. Strategi ini dapat tercapai dengan memiliki harga termurah pada
segmen pasar, maupun memiliki perbandingan harga terhadap nilai produk yang
paling rendah (perbandingan antara harga dengan apa yang diterima pelanggan).
- Differentiation
Adalah suatu strategi dimana perusahaan berusaha meningkatkan keunggulan
kompetitifnya dengan menciptakan perbedaan antara produk dari perusahaan
dengan produk-produk dari perusahaan saingan. Ada juga keadaan dimana strategi
ini akan lebih baik diterapkan jika target pelanggan merupakan golongan-
golongan yang tidak sensitif dengan harga, pelanggan memiliki kebutuhan yang
sangat spesifik sehingga tidak dapat dipenuhi perusahaan lainnya, dan sebagainya.
- Focus
Adalah suatu strategi yang meningkatkan keunggulan kompetitif dengan
menerapkan kedua strategi sebelumnya bukan pada pasar secara umum, namun
untuk segmen pasar yang lebih kecil dan spesifik.
9. 2.6 SWOT Matrix
Matriks SWOT adalah sebuah tools yang dapat membantu perusahaan untuk
mengambangkan 4 strategi yang dilihat berdasarkan faktor internal dan eksternal perusahaan.
Keempat strategi tersebut adalah strategi SO (strengths opportunities), strategi ST (strengths
threats), strategi WO (weaknesses opportunities), dan strategi WT (weaknesses threats).
- Strategi SO
Strategi ini akan memanfaatkan kekuatan internal dari perusahaan untuk menarik
keuntungan dari adanya peluang eksternal.
- Strategi ST
Strategi ST akan menggunakan kekuatan internal sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak yang akan ditimbulkan dari adanya
ancaman eksternal.
- Strategi WO
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal perusahaan dengan
cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
- Strategi WT
Merupakan taktif defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal
serta menghindari ancaman eksternal pada waktu yang bersamaan.
2.7 IE Matrix
Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-Model).
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh
eksternal yang dihadapi. Tujuan dari penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi
bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Dalam diagram matriks internal eksternal,
terdapat 3 bagian penting yang mengindikasikan keadaan strategi utama yaitu growth
strategy (grow and built), stability strategy (hold and maintain), dan retrenchment strategy
(harvest or divest).
1. Pada bagian grow and build, strategi yang dianjurkan adalah intensive strategy dan
integration strategy.
2. Pada bagian hold and maintain, strategi yang dianjurkan adalah intensive strategy.
3. Pada bagian harvest or divest, strategi yang dianjurkan adalah defensive strategy.
10. 2.8 BCG Matrix
BCG Matriks adalah sebuah perencanaan portofolio model yang dikembangkan oleh
Bruce Henderson dari Boston Consulting Group pada awal tahun 1970-an. Hal ini didasarkan
kepada pengamatan bahwa unit bisnis perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam empat
kategori besar berdasaarkan kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif
terhadap para pesaing-pesaingnya. Ke-empat bagian besar tersebut adalah:
1. Question marks. Disebut question marks karena bisnis ini bergerak dalam pasar yang
memiliki pertumbuhan pasar yang tinggi, tetapi pangsa pasar dari bisnis ini relative
rendah. Perusahaan yang berada pada bagian ini berusaha untuk masuk ke dalam
pasar yang telah dikuasai oleh perusahaan lain. Sehingga, perusahaan akan
memerlukan investasi yang besar karena perusahaan harus menyesuaikan diri dengan
keadaan pasar yang terus berkembang. Maka dari itu disebutlah question marks
karena perusahaan yang bersangkutan perlu memustuskan apakah mau melanjutkan
penanaman modalnya dalam bisnis ini atau tidak. Strategi yang dianjurkan dalam
bagian ini adalah intensive strategy atau melakukan divestiture.
2. Stars. Bisnis yang masuk ke dalam area stars merupakan pemimpin pasar (market
leader) di dalam sebuah pasar yang pertumbuhannya juga relative tinggi. Perusahaan
perlu memberikan sejumlah besar modalnya untuk mempertahankan diri sebagai
market leader untuk mengatasi para kompetitor-kompetitornya. Strategi yang
dianjurkan dalam bagian ini adalah intensive strategy, integration strategy, dan joint
venture.
3. Cash cows. Biasanya perusahaan yang berada pada bagian cash cows merupakan
perusahaan yang berasal dari bagian stars, dimana pasar dari bisnis yang
bersangkutan mulai menurun. Disebut cash cows karena perusahaan masih dapat
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan tanpa harus melakukan ekspansi karena
laju pertumbuhan pasar yang sudah mulai menurun. Perusahaan yang berada pada
bagian ini harus mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin, dan biasanya
perusahaan akan mengalokasikan pendapatannya untuk membiayai bisnis di sektor
usaha yang lain. Strategi yang dianjurkan dalam bagian ini adalah product
development, dan concentric diversification.
4. Dogs. Tipe bisnis semacam ini mempunyai pangsa pasar dan laju pertumbuhan pasar
yang relative rendah. Umumnya perusahaan pada bagian ini mulai mengalami
kerugian dan perusahaan perlu mempertimbangkan apakah perusahaan akan tetap
mempertahankannya atau melakukan defensive strategy.
11. 2.9 SPACE Matrix
SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) matriks yang digunakan untuk
menentukan posisi strategis perusahaan dan individu bisnisnya. Pendekatan dengan analisa
SPACE berusaha untuk mengatasi keterbatasan metode-metode lainnya, dengan cara
menambahkan dua dimensi lain pada matriks. Analisa SPACE matriks menggunakan 4
variabel yaitu financial strength (FS), industrial strength (IS), environmental stability (ES),
dan competitive advantages (CA). Variabel-variabel yang telah dianalisa ini selanjutnya yang
akan menentukan posisi strategis perusahaan yang ada dalam SPACE matriks yaitu
conservative, aggressive, defensive, atau competitive.
1. Pada bagian kuadran conservative, strategi yang dianjurkan adalah intensive strategy,
dan concentric diversification.
2. Pada bagian kuadran aggressive, strategi yang dianjurkan adalah intensive strategy,
integration strategy, dan diversification strategy.
3. Pada bagian kuadran defensive, strategy yang dianjurkan adalah defensive strategy,
dan concentric diversification.
4. Pada bagian kuadran competitive, strategy yang dianjurkan adalah intensive strategy,
integration strategy, dan joint venture.
2.10 Grand Strategy Matrix
Analisis yang dipergunakan juga untuk memformulasikan strategi alternatif
berdasarkan dimensi-dimensi yang ada. Dimensi-dimensi yang terdapat pada grand strategy
matriks adalah competitive position dan market growth. Kedua dimensi ini selanjutnya akan
membentuk 4 kuadran sama seperti BCG matriks dan SPACE matriks. Penjelasan kuadran ini
akan dijelaskan mulai dari kuadran pertama yang berada di bagian sudut kanan atas dan
bergerak berlawanan arah dari jarum jam.
1. Kuadran pertama. Di kuadran ini memiliki keadaan market growth yang tinggi beserta
kuatnya posisi kompetitif dari perusahaan. Strategi yang dianjurkan adalah integration
dan intensive strategy serta dengan concentric deiversification.
2. Kuadran kedua. Di kuadran ini memiliki keadaan market growth yang tinggi namun
memiliki posisi kompetitif yang lemah dari perusahaan. Strategi yang dianjurkan
adalah intensive strategy, horizontal integration, divestiture dan liquidation.
3. Kuadran ketiga. Di kuadran ini memiliki keadaan market growth yang rendah beserta
posisi kompetitif yang lemah dari perusahaan. Strategi yang dianjurkan adalah
diversification strategy, retrenchment, dan liquidation.
12. 4. Kuadran keempat. Di kuadran ini memiliki keadaan market growth yang rendah
namun memiliki posisi kompetitif yang tinggi dari perusahaan. Strategi yang
dianjurkan adalah diversification strategy serta joint ventures.
2.11 QSPM Matrix (Quantitative Strategic Planning Matrix)
QSPM berada pada tahapan decision stage dimana dalam tahap ini, metode yang
dipakai adalah dengan menggunakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan strategi
alternatif yang seharusnya diprioritaskan. Pilihan ini berdasarkan faktor kunci kesuksesan
internal-ektersnal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Sama seperti pada tahapan
penentuan IFE dan EFE Matriks, QSPM Matriks juga memiliki rating dari 1-4 yang
mengindikasikan apakah faktor internal dan eksternal yang ada, dapat atraktif atau tidak
(dalam artian memiliki peluang yang besar atau tidak) terhadap strategi-strategi yang akan
diimplementasikan selanjutnya. Rating ini dinamakan dengan attractive score. Keuntungan
dari penggunaan QSPM ini adalah bahwa dapat membandingkan secara langsung beberapa
strategi yang ada secara bersamaan. Selain itu juga dapat mengintegrasikan antara faktor
internal dan eksternal dalam tahap pengambilan keputusan. Sementara adanya keterbatasan
dalam QSPM Matriks adalah bahwa QSPM Matriks ini selalu membutuhkan penilaian intuitif
dan asumsi yang bersifat mendasar. Peringkat rating attractive score yang diberikan
berdasarkan keputusan yang perlu banyak pertimbangan, walaupun keputusan ini selalu harus
didasarkan pada informasi yang bersifat objektif. Selain itu juga QSPM hanya dapat
dilakukan setelah informasi pendahuluan dan pencocokan yang mendahuluinya.
13. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sumber informasi yang berasal
dari web baik itu web yang berasal dari sumber yang terpercaya maupun web yang berasal
dari website Kompas sendiri. Kelompok mengetahui bahwa tidak seluruhnya sumber yang
berasal dari internet adalah bersifat objektif begitu pula dengan keputusan dan kesimpulan
yang diambil oleh kelompok pada tahap selanjutnya. Juga berbicara tentang internal
perusahaan mengenai data finansial perusahaan dikarenakan perusahaan yang dianalisa
belum bersifat perusahaan terbuka. Hal ini dikarenakan cakupan penelitian yang dilakukan
oleh kelompok hanya dalam ruang lingkup tugas mata kuliah Strategi Pemasaran dari Jurusan
Teknik Industri Universitas Pelita Harapan. Oleh karena itu, kami juga akan memberikan data
atau sumber-sumber lain yang dapat mendukung dan memvalidasi data atau kesimpulan yang
ada. Sedangkan untuk segala aspek eksternal, pengambilan keputusan dan strategi-strategi
yang ada yang dapat mempengaruhi perusahaan, didapatkan melalui diskusi kelompok dan
melalui analisa yang mendalam untuk mengurangi unsur kesubjektifitasan yang ada.
3.2 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan seperti apa yang telah kelompok pelajari selama
mendapatkan pelajaran dalam tatap muka Strategi Perusahaan. Kelompok akan menganalisa
berbagai faktor dan keadaan-keadaan yang dihadapi yang selanjutnya akan diolah sesuai
dengan teori yang diberikan. Penentuan strategi-strategi yang akan dipakai, diketahui dengan
cara menggunakan metode IE Matriks, BCG Matriks, SPACE Matriks, Grand Strategy
Matriks, yang dari keseluruhan metode tersebut menggunakan data dari informasi EFE
Matriks, IFE Matriks, dan CPM, dan SWOT Matriks. Sedangkan untuk penentuan strategi
yang diprioritaskan secara keseluruhan akan menggunakan metode QSPM Matriks.
14. BAB IV
KONDISI PERUSAHAAN
4.1 Company Profile
Kehadiran Kompas Gramedia tidak terlepas dari sejarah panjang demi mencapai cita-
cita mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa. Berawal dari terbitnya majalah Intisari pada
17 Agustus 1963, Kompas Gramedia terus mengembangkan unit-unit usahanya yang
bergerak di bidang media informasi, sampai dengan hari ini.
Menaungi 22.000 karyawan yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia, Kompas
Gramedia bukan hanya hadir sebagai sebuah entitas bisnis saja, tetapi juga berkontribusi
langsung membangun karakter manusia, baik yang bekerja di dalamnya sebagai karyawan,
maupun masyarakat luas yang selalu menikmati produk dan jasa persembahan Kompas
Gramedia. Bersama seluruh komponen bangsa, Kompas Gramedia terus bergerak dinamis,
mencerahkan manusia, enlightening people.
History:
1963 Diterbitkan majalah bulanan "Intisari" pada tanggal 17 Agustus 1963, oleh Petrus
Kanisius Ojong dan Jakob Oetama, bersama J Adisubrata dan Irawati SH. Majalah
bulanan ini bertujuan utama untuk memberikan bacaan bermutu dan membuka
cakrawala masyarakat Indonesia. Saat itu, Intisari terbit dengan tampilan hitam putih,
tanpa sampul, berukuran 14 x 17,5 cm, dan tebal 128 halaman. Namun begitu, Intisari
mendapat sambutan baik dari pembacanya dan beroplah 11.000 eksemplar.
1965 3 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 28 Juni 1965, diterbitkan Surat
Kabar KOMPAS, yang berawal dari ide menerbitkan koran untuk melawan pers
komunis.
KOMPAS awalnya terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit
4 kali seminggu, dan hanya dalam waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat
kabar harian nasional dengan oplah (jumlah barang cetakan yg diedarkan) 30.650
eksemplar. Nama KOMPAS sendiri adalah pemberian dari Ir Soekarno, presiden RI
waktu itu, yang artinya penunjuk arah.
1970 Beridirinya toko buku Gramedia yang pertama (2 Februari 1970). Sebagai langkah
awal, dibuka sebuah toko kecil berukuran 25 meter persegi di Jalan Gajah Mada,
15. Jakarta Pusat. Hingga kini, Toko Buku Gramedia Gajah Mada tersebut masih
beroperasi melayani para pelanggannya.
1972 Radio Sonora 92.00 FM. Pada tahun yang sama juga didirikan Radio Sonora di Jalan
Gajah Mada, Jakarta Pusat. Radio Sonora didirikan untuk memberikan layanan
informasi bagi masyarakat melalui media elektronik, selain melalui media cetak yang
sudah dimiliki.
1974 PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) yang ditujukan sebagai penerbit buku umum.
Produk penerbitan buku ini mendapatkan respon yang positif di masyarakat, maka
usaha penerbitan buku merambah ke berbagai segmen, seperti buku anak-anak, novel,
buku resep makanan, buku nonfiksi seperti buku seri manajemen, budaya, filsafat,
sains, buku perguruan tinggi, dan lain sebagainya, dalam berbagai brand penerbitan.
1981 Melakukan diversifikasi usaha di luar core business media dengan membangun unit
bisnis perhotelan, yang dimulai dengan didirikannya PT Grahawita Santika (GWS)
pada tanggal 22 Agustus 1981. PT GWS pertama kali membeli Hotel Soeti di Jalan
Sumatera, Bandung, yang kemudian direnovasi menjadi Hotel Santika Bandung,
hingga saat ini.
1988 Diversifikasi usaha kembali dilakukan dengan mendirikan PT Graha Kerindo Utama
sebagai perusahaan converting tissue dengan brand Tessa, Multi, dan Dynasty.
1988 Perjalanan bisnis Kompas Gramedia tiba pada perkembangan tren di masyarakat
yang menunjukkan fenomena meningkatnya penggunaan jaringan internet untuk
mendapatkan informasi. Maka Harian KOMPASlalu membuat versi online dari edisi
cetaknya yang disebut Kompas Online dengan alamat http://www.kompas.com.
1999 Diterbitkan Harian Warta Kota untuk memberikan informasi yang lebih khas bagi
warga Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
2000 Didirikannya PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh, tepatnya pada tanggal 22 Maret
2000, yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan TV7. Pada perkembangannya
kemudian, TV7 resmi berubah nama menjadi Trans7 sejak tanggal 15 Desember 2006
dengan masuknya PT Trans Corporation dalam kepemilikan saham.
2005 Kembali ke dalam upaya diversifikasi dilakukan pada tanggal 25 November 2005,
dengan mendirikan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang dikelola oleh
Yayasan Media Informasi Kompas Gramedia. UMN merupakan sebuah lembaga
perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar dalam
setiap proses belajar mengajar. Pada tahun 2009, UMN telah mempunyai gedung
16. sendiri dan diresmikan tanggal 2 Desember 2009, di lokasi Gading Serpong,
Summarecon, Tangerang.
2009 Didirikan Kompas TV, yang dimulai dengan pembentukan proyek KOMPAS
GRAMEDIA TV pada awal Oktober 2009. Proyek ini memulai kegiatannya dengan
membentuk KOMPAS GRAMEDIA Production yang diberi tugas untuk
memproduksi program acara yang memberikan value added kepada pemirsa, sehingga
program-program yang akan ditayangkan mengandung nilai-nilai kemanusiaan, nilai
sosial dan pendidikan.
4.2 Visi dan Misi
Menjadi Perusahaan yang terbesar, terbaik, terpadu dan tersebar di Asia Tenggara
melalui usaha berbasis pengetahuan yang menciptakan masyarakat tedidik, tercerahkan,
menghargai kebhinekaan dan adil sejahtera.
Terdapat 5 sifat yang dikenal dengan 5C (Caring, Credible, Competent, Competitive,
Customer Delight) dan ditetapkan sebagai pedoman perilaku karyawan dalam berpikir,
bersikap, dan bertindak.
1. Caring. Nilai ini didasarkan pada filosofi Humanisme Transendental, artinya
berperi kemanusiaan, berdasarkan keyakinan akan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
menyelenggarakan segala sesuatu.
2. Credible. Nilai ini didasarkan pada filosofi bahwa manusia yang bekerja selalu
berdimensi sosial, menuntut interaksi timbal balik dengan lingkungannya. Dengan
melaksanakan tanggung jawabnya secara ikhlas, disiplin, konsisten dan
profesional, maka ia akan dipercaya dan dapat diandalkan oleh orang lain.
3. Competent. Nilai ini didasarkan pada filosofi bahwa manusia bekerja harus selalu
berkembang dan mengembangkan dirinya untuk memberikan hasil yang terbaik
bagi dirinya dan lingkungannya.
4. Competitive. Nilai ini didasarkan pada filosofi bahwa di jaman modern yang serba
tidak pasti yang dibutuhkan adalah keberanian menghadapi tantangan.
Menunjukkan kecerdasan mental (Adversity Quotient) yang mengubah ancaman
menjadi peluang, untuk selalu berkembang dan berorientasi pada daya saing.
5. Customer Delight. Nilai ini didasarkan pada prinsip memenangkan hati pelanggan
dengan memberikan pelayanan yang melebihi harapannya.
17. 4.3 Porter’s Five Force Model Industry Competition
High
(5)
Medium
(3)
Low
(1)
Analysis
1.Potential
Entrant
Economic of
Scale
✔
Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi
koran tidak lah terlalu mahal walaupun
diproduksi dalam jumlah besar karena hanya
menggunakan bahan dasar kertas bekas. Selain
itu biaya lainnya adalah percetakan, sales and
promotion, shipping and transportation, dll.
Sehingga masih dapat dikatakan mudah bagi
kompetitor untuk dapat masuk bersaing dengan
kompas media cetak karena biaya yang tidak
terlalu mahal.
Product
differentiation
✔
Kompas merupakan salah satu brand Koran
ternama yang sudah ada di Indonesia dan
merupakan salah satu brand tertua yang sudah
ada yaitu sejak tahun 1965. Sehingga hal ini
membuat banyak orang sudah loyal terhadap
Koran kompas dan kompetitor sulit untuk masuk
bersaing.
Capital
Requirement
✔
Berdasarkan data historis, Kompas Gramedia
sudah melakukan investasi yang cukup besar
seperti contohnya berinvestasi sebesar 23.5
milliar kepada perusahaan pengembang aplikasi
Apps Foundry Pte, Ltd, yang mengembangkan
aplikasi mobile e-reader Scoop. Nilai ini dapat
dikatakan cukup besar sehingga akan membuat
pesaing baru cukup sulit untuk dapat masuk.
Switching Cost
✔
Barrier yang diciptakan oleh kompas bagi
perusahaan lain untuk mendapatkan customer
tidak begitu kuat karena terbukti bahwa memang
harga Koran yang saat ini rata-rata tidak berbeda
jauh, dan Koran-koran lain juga memuat banyak
berita dan artikel lainnya dimana orang ingin
18. mengetahui informasi lebih banyak. Akan tetapi
masih ada kekuatan yang dimiliki Kompas
dimana berita yang mereka sajikan merupakan
berita-berita yang aktual, penting, dan menarik.
Access to
distribution
channel
✔
Jalur masuk kompetitor ke dalam distribusi
bisnis percetakan Koran ini memang ada dan
terbuka, hanya saja tidak semudah itu. Pertama
karena apabila perusahaan yang merupakan
pemain lama bisa dengan mudah mendapatkan
space kepada setiap distributor yang ada
sedangkan bagi para pemain baru akan cukup
sulit. Selain itu Kompetitor tidak dapat dengan
mudah langsung membuka bisnis percetakan
karena ada beberapa syarat dan kewajiban
diantaranya :
1. Perusahaan Pers harus berbadan hukum
Indonesia yang berarti harus berbentuk
PT (Perseroan Terbatas), yayasan, atau
koperasi
2. Perusahaan Pers mempunyai kewajiban
untuk mengumumkan nama, alamat, dan
penanggung jawab secara terbuka
melalui media yang bersangkutan.
Khusus untuk penerbitan pers ditambah
nama dan alamat percetakan
Apabila tidak memenuhi kewajiban berikut
maka dapat diancam pidana dengan denda
mencapai Rp 100.000.000,00
Cost
disadvantages
Independent of
Scale
✔
Raw Material yang dibutuhkan untuk Koran
tidaklah sulit, hanya menggunakan kertas-kertas
bekas saja sehingga kompetitor akan mudah
untuk masuk. Selain itu juga kebijakan
pemerintah UU No. 40 tahun 1999 tentang PERS
merupakan UU yang diperuntukkan bagi semua
media PERS sehingga bersifat universal tidak
condong memihak kepada perusahaan Kompas
saja. Akan tetapi Kompas sudah memiliki merek
dagang yang cukup besar (Trade Name) yang
sudah cukup terkenal sehingga kompetitor akan
lebih sulit untuk masuk.
Total = 18 Dari skala 1-5 (dimana 1 = kompetitor mudah
untuk masuk dan 5 = kompetitor sulit untuk
19. Average Average = 18/6 = 3 masuk), didapatkan poin rata-rata = 3 yang
artinya cukup sulit bagi kompetitor untuk masuk
berkompetisi secara langsung
2.The
bargaining
power of buyer
It is concentrated
or purchases
large volumes
relative to seller
sales
✔
Kekuatan dari pihak pembeli dapat dikatakan
lemah karena setiap pembeli (per-seorangan)
hanya membeli Koran satuan saja bagi dirinya
sendiri tidak perlu membeli banyak. Lebih lagi
keluarga yang berlangganan Koran maka hanya
1 koran saja untuk 1 rumah. Sehingga dari hal ini
dapat terlihat bahwa posisi power dari buyers
lemah.
The products it
purchases from
the industry are
standard or
undifferentiated
✔
Dalam hal ini produk dari Kompas media cetak
sebagai Koran tidak dapat dikatakan memiliki
nilai jual yang standar ataupun unik juga karena
Koran mempunyai banyak pesaing dan mungkin
memang dari Koran-koran tersebut secara
tampilan luar sama saja akan tetapi isi yang ada
dala Koran tersebut mulai dari informasi,
wacana, dan berita yang berbeda-beda serta
bermacam-macam dapat menjadi suatu
pertimbangan bagi para pembeli.
The buyer faces
few switching
costs
✔
Resiko bagi buyer untuk berpindah produk
sangat lah sedikit atau bahkan tidak ada karena
Koran mempunyai banyak merek dan macam,
bisa saja setelah mereka membeli kompas,
mereka juga langsung membeli Koran dengan
merek dagang lainnya atau mungkin keesokan
harinya berlangganan Koran yang berbeda
karena menginginkan informasi lain.
It earns low
profits
✔
Pembeli yang membeli Koran kompas tentunya
akan mendapatkan keuntungan karena mereka
membeli Koran untuk mendapatkan berita,
informasi terkini yang mereka ingin tahu
sehingga dalam hal ini Koran kompas
20. memberikan manfaat bagi para pembelinya dan
dapat dikatakan posisi buyer disini lemah
The buyers pose
a credible threat
of backward
integration ✔
Dalam hal ini, pihak pembeli (buyer) memiliki
kekuatan yang kuat karena mereka bebas
memilih untuk membeli Koran kompas atau
tidak. Sebab, ada berbagai merek Koran lainnya
sehingga perusahaan akan kesulitan untuk
mengontrol para pembeli jika mereka mau para
buyer hanya membeli Koran kompas saja.
The industry’s
product is
unimportant to
the quality of the
buyer’s products
or services
✔
Kualitas dari produk Koran kompas bagi para
pembeli berada di posisi tengah karena memang
mungkin banyak pembeli yang mencari
informasi di Koran kompas karena memang
Kompas sudah memiliki merek nama yang
terkenal dan sudah berdiri sejak lama akan tetapi
belum tentu dari hal ini menjadi suatu kepastian
kualitas isi informasinya bagus karena bisa saja
informasi yang pembeli cari tersebut tidak ada
atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
walaupun sebagian besar informasi yang dimuat
dalam kompas adalah informasi penting dan
teraktual.
Avarage
Total = 18
Average = 18/6 = 3
Dari skala 1-5 (dimana 1 = pembeli memiliki
posisi yang lemah dan 5 = pembeli memiliki
posisi yang kuat), didapatkan poin rata-rata = 3
yang artinya pembeli cukup memberi pengaruh
kepada perusahaan.
3. The
Bargaining
Power of
Suppliers
The supplier
group is
dominated by a
few companies
and is more
concentrated
✔
Supplier untuk Koran kompas termasuk banyak
karena bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
membuat dan memproduksi suatu produk koran
tidak lah sulit yaitu berupa kertas bekas yang
bisa didapatkan dari berbagai industri kertas
bekas, dan juga setiap orang yang dapat
21. than the industry
it sells to
memberikan berita atau informasi untuk
dimasukkan ke dalam Koran tersebut. Selain itu
juga untuk produksi percetakan, ada begitu
banyak tempat percetakan, bahkan Kompas
sudah mencetak sendiri sehingga tidak
memerlukan tempat percetakan.
The supplier
group is not
obliged to
contend with
substitute
products for sale
to the industry
✔
Posisi supplier dalam hal ini dapat dikatakan
kuat karena bahan dasar Koran yang berupa
kertas bekas tidak akan dapat diganti dengan
kertas lainnya atau bahan lainnya seperti
contohnya menggunakan kertas HVS itu akan
sangat membuang uang dan juga informasi berita
dari orang-orang tidak akan dapat digantikan
karena itu merupakan isi utama dari Koran
tersebut.
The industry is
not an important
customer of the
supplier group
✔
Industri Koran disini dapat dikatakan penting
bagi para supplier karena dalam hal ini setiap
orang yang membawa berita atau informasi tidak
akan dapat dengan cepat menyebarluaskan
informasi tersebut kecuali melalui media massa
yaitu salah satunya dengan media cetak Koran
kompas. Selain itu juga untuk kertas bekas atau
yang memang khusus untuk kertas Koran maka
kertas tersebut tidak akan dapat digunakan untuk
hal lainnya selain fungsi utamanya untuk bahan
baku kertas Koran, kecuali digunakan untuk
hiasan saja berupa kerajinan tangan.
The supplier’s
product is an
important input
to the buyer’s
business
✔
Produk dari supplier dapat dikatakan sangat
penting karena para pembawa informasi dan
pembawa berita baik itu dari pihak internal
ataupun eksternal merupakan supplier utama
dari konten yang ada dalam Koran ini. Apabila
tidak ada informasi atau berita maka Koran
tersebut tidak akan dapat bernilai.
The supplier
group’s products
are differentiated
or it has built up
switching costs
for the buyer
✔
Informasi ataupun berita-berita yang diberikan
oleh setiap orang (supplier) merupakan
informasi yang unik karena tidak semua
informasi akan sama persis dan dari setiap
informasi tersebut akan memiliki fokusnya
masing-masing walaupun tidak menutup
kemungkinan informasi yang didapatkan
22. memiliki inti yang sama. Sehingga dalam hal ini
dapat dikatakan supplier tidak cukup kuat dan
tidak cukup lemah.
The supplier
group poses a
credible threat of
forward
integration
✔
Supplier disini dapat dikatakan memiliki
kekuatan apabila memang informasi yang
mereka berikan termasuk penting atau sangat
penting dan sedang hangat diperbincangkan.
Akan tetapi tetap saja dari pihak media
(perusahaan kompas) akan menyeleksi dan juga
men-survei berita mana saja yang akan dimuat di
dalam Koran sehingga tidak dapat dikatakan
supplier disini benar-benar mempunyai kekuatan
untuk menguasai perusahaan.
Average
Total = 18
Average = 18 / 6 = 3
Dari skala 1-5 (dimana 1 = supplier memiliki
posisi yang lemah dan 5 = supplier memiliki
posisi yang kuat), didapatkan poin rata-rata = 3
yang artinya supplier cukup memberi pengaruh
kepada perusahaan.
4. The Threat of
Substitute
Products and
Services
Substitutes limit
the potential
returns of an
industry
✔
Barang substitusi bagi surat kabar ini dapat
terbilang sangat kuat karena seperti yang
diketahui sekarang ini seiring perkembangan
jaman maka orang-orang lebih memilih untuk
menggunakan media elektronik daripada media
cetak lagi. Sehingga banyak sekali orang yang
menggunakan tab untuk membuka internet dan
melihat berita-berita yang ada di dalam situs
berita yang mereka inginkan. Selain itu juga
adanya majalah yang dengan desain komunikasi
visual yang semakin menarik membuat orang-
orang semakin meninggalkan Koran sebagai
surat kabar yang mereka baca setiap harinya.
23. Dengan begitu dari skala 1-5 (dimana 1 = barang
subtitusi mempunyai kekuatan yang lemah dan 5
= barang subtitusi mempunyai kekuatan yang
kuat), didapatkan poin rata-rata = 5 yang artinya
barang subtitusi mempunyai kekuatan yang kuat
dan memberi pengaruh kepada perusahaan.
5. The Intensity
of Rivalry
among
Competitors in
an Industry
Numerous or
equally balanced
competitors
✔
Persaingan yang dihadapi oleh Kompas
termasuk persaingan yang ketat karena ada
cukup banyak surat kabar lainnya yang
mempunyai nama terkenal di kalangan
masyarakat dan menyediakan berbagai informasi
yang beraneka macam sehingga orang-orang
juga akan membeli surat kabar lainnya
disamping berlangganan kepada Koran Kompas
Slow industry
growth
✔
Perkembangan industri media surat kabar di
Indonesia saat ini sedang berkembang karena
pemerintah memang sedang menggalakkan
industri di Indonesia terutama dengan program
industry kreatif. Dengan adanya berbagai media
percetakan dan disamping itu juga media baru
seperti media surat kabar elektronik membuat
perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan
customer agar mau membaca informasi yang
mereka sajikan.
High fixed or
storage costs
✔
Fixed cost yang dimiliki oleh perusahaan media
surat kabar dapat dikatakan cukup tinggi karena
mereka harus membayar biaya percetakan, biaya
sewa kendaraan operasional, gaji karyawan, dll
nya. Storage cost yang dimiliki oleh media surat
kabar dapat dikatakan tidak terlalu besar namun
juga tidak terlalu kecil karena apabila
Ada surat kabar yang berlebih mungkin dapat
24. disimpan untuk digunakan sebagai bahan produk
alternatif lainnya dan hal tersebut akan
menimbulkan biaya simpan akan tetapi juga bisa
dibuang atau diolah langsung saja karena sebagai
fungsi utama, surat kabar yang sudah lewat
tanggalnya tidak akan begitu berguna untuk
dibaca lagi.
Lack of
differentiation or
switching costs
✔
Lack of differentiation disini dapat dikatakan
tinggi karena seperti yang dapat terlihat surat
kabar tidak terlalu berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya, mungkin yang
membedakan hanya isi dari berita-beritanya saja,
ataupun konten utama yang dibahas seperti
contohnya Koran olahraga dengan Koran bisnis,
akan tetapi bagi surat kabar universal yang
memuat berbagai macam berita, apabila memang
sedang ada kabar yang terbaru dan sedang
hangat dibicarakan, besar kemungkinannya
semua surat kabar akan memuat berita tersebut
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terlalu ada
perbedaan unik antara sesama surat kabar.
High exit
barriers
✔
Barriers yang dimiliki oleh perusahaan Kompas
ini dapat terbilang banyak. Seperti yang dapat
terlihat bahwa Kompas sudah ada, berdiri sejak
tahun 1965 dan semenjak saat itu Kompas sudah
memperluas ruang lingkupnya ke berbagai
macam bisnis dan sektor usaha lainnya, seperti
televisi, radio, universitas, dan lainnya serta juga
berinvestasi ke berbagai macam perusahaan,
yang membuat Kompas merupakan suatu
perusahaan besar. Sehingga akan sulit bagi
Kompas untuk keluar dari industri yang
dijalaninya sekarang ini.
Average
Total = 21
Average = 21 / 5 = 4.2
Dari skala 1-5 (dimana 1 = intensitas persaingan
yang lemah dan 5 = intensitas persaingan yang
kuat), didapatkan poin rata-rata = 4.2 yang
artinya intensitas persaingan termasuk kuat dan
memberi pengaruh kepada perusahaan.
25. 4.4 Strategi yang Diterapkan
Jenis Strategi Penerapan Analisis
Ya Tidak
1. Integration
Strategy
Forward Integration
✔ Untuk mendistribusikan dan menjual korannya, Kompas
memiliki PT. Sirkulasi Kompas Gramedia (SKG) yang mulai
beroperasi pada tanggal 1 januari 2009. Melalui PT. SKG
inilah KG yang mempunyai kekuatan range product yang
sangat luas serta berpengalaman dapat mengelola jaringan
distribusi media cetaknya dengan baik dan bisa
memanfaatkan modal dengan optimal.
http://www.kompasgramedia.co.id/aboutkg/ourmanagement/f
unctionunit/corcirculation
Backward
Integration
✔
Awalnya, harian KOMPAS dicetak di percetakan PT Keng
Po. Namun seiring oplah yang makin meningkat dan agar
dapat menjamin KOMPAS bisa terbit di pagi hari dan
memenuhi permintaan konsumen, dibentuklah usaha
percetakan sendiri. Maka pada tahun 1971, didirikan
Percetakan PT. Gramedia Printing yang berada di wilayah
Jakarta (Palmerah Selatan) yang hingga saat ini telah
menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia seperti,
Bandung, Cikarang, Medan, Bali, Surabaya, dan Semarang.
http://www.kompasgramedia.co.id/business/printing
Horizontal
Integration ✔
Pada tahun 1987, Kompas Gramedia mengambil-alih
kepemilikan perusahaan penerbitan Harian Sriwijaya Post di
Palembang. Pada masa itu ada himbauan dari Menteri
Penerangan RI agar koran-koran besar membantu koran-
koran daerah yang terhambat permasalahan SIUPP (Surat
Izin Usaha Penerbitan Pers). Maka pada akhir 1987, didirikan
unit usaha Kelompok Pers Daerah (Persda) yang tugas
awalnya adalah membantu koran-koran daerah yang
membutuhkan pertolongan.
Pada tahun 1988, Kompas Gramedia mengambil-alih
perusahaan penerbitan Koran Swadesi yang namanya lalu
diubah menjadi Serambi Indonesia di Banda Aceh. Tahun
26. 1992, Kompas Gramedia mengambil-alih perusahaan
penerbitan koran Pos Kupang, dan pada tahun 1994
mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Banjarmasin
Post. Pada perkembangan selanjutnya, Persda memperkuat
bisnisnya dengan mendirikan sendiri koran daerah di hampir
seluruh propinsi dan lebih dikenal dengan dengan brand
Tribun
http://www.kompasgramedia.com/about-kg/history
2. Intensive
Strategy
Market Penetration
✔
Harian Kompas, pada bidang pemasaran tentang strategi
komunikasi pemasaran terpadu yang dilalukan untuk
mempertahankan market share di Surabaya menggunakan
beberapa cara diantaranya adalah :
1. Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Harian Kompas.
2. Promosi Penjualan dan Peningkatan Oplah Komunikasi
Pemasaran. Dalam meningkatkan oplah perusahaan pihak
pemasaran Harian Kompas menggunakan berbagai strategi
komunikasi pemasaran terpadu dan diantaranya adalah
kegiatan sales promosi. Promosi penjualan yang dilakukan
secara door to door yang bertujuan untuk mencari pelanggan
yang akan berpengaruh pada peningkatan oplah pemasaran.
Karena semakin banyak masyarakat yang berlangganan
semakin banyak pula produk yang terjual dan pemasaran
akan merambah target market share.
http://digilib.uinsby.ac.id/9704/9/bab%204.pdf
Market
Development ✔ Kompas Gramedia melakukan market development yang
dapat terlihat dari banyaknya unit bisnis yang dimiliki oleh
Kompas Gramedia. Bukan hanya melalui bisnis media cetak
surat kabar, tetapi juga memasuki bisnis perhotelan (Hotel
Santika), Tissue Tessa, Universitas Multimedia Nusantara,
dll. Sehingga melalui unit bisnisnya Kompas juga dapat
semakin memperbesar brand mereka yang memang sudah
dikenal sebagai brand surat kabar terbesar di Indonesia.
http://www.kompasgramedia.com/about-kg/history
Product
Development ✔
Kompas tampil dengan desain dan ukuran baru. Harian
Kompas juga memperkenalkan sesi klasifikasi iklan terpisah
dengan nama Klasika. Selain itu Kompas juga menghadirkan
27. versi online dari bisnisnya (www.kompas.com).
http://profile.print.kompas.com/profil/
3.
Diversification
Strategy
Horizontal
Diversification ✔ Kelompok usaha Kompas Gramedia masuk ke bisnis
penerbitan (Elexmedia Komputindo), toko buku
(Gramedia) dan penyiaran (Radio Sonora dan TV7) dan
Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda.
http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/01/formulasi-strategi-
strategi-korporasi.html
http://www.kompasgramedia.com/business
Concentric
Diversification ✔ Kompas Gramedia melalui anak usaha Grup Digital, PT
Gramedia Digital, berinvestasi di perusahaan
pengembang aplikasi Apps Foundry Pte, Ltd, yang
mengembangkan aplikasi mobile e-reader Scoop.
http://tekno.kompas.com/read/2013/04/24/08083239/ko
mpas.gramedia.investasi.rp.235.miliar.di.scoop
Conglomerate
Diversification
✔ Kompas Gramedia berani melakukan diversivikasi usaha
yang sudah memasuki bisnis yang tidak berhubungan dengan
bisnis surat kabar seperti perhotelan (Hotel Santika), Tissue
Tessa, Universitas Multimedia Nusantara, dll.
http://www.kompasgramedia.com/about-kg/history
4. Defensive
Strategy
Retrenchment
✔
KG pernah melakukan retrenchment yang diakibatkan dari
adanya unit bisnis KG yang merugi. “Jadi ada 40% yang
dipecat dari total karyawan karena unit usaha merugi. Salah
satu contoh majalah Fashion week yang merugi hingga Rp 7
miliar,” ujar sumber internal Kompas yang enggan disebut
namanya kepada Moneter, Rabu (08/10/14).
http://moneter.co/kompas-gramedia-phk-400-karyawan/
28. Divestiture
✔ Pada tahun 1976, Kompas Gramedia mendirikan unit bisnis
PT Gramedia Film. Saat itu, selain menggarap film-film
dokumenter, Gramedia Film juga membuat film cerita.
Sayangnya, Gramedia Film tidak berumur panjang karena
kalah bersaing dengan produksi film lainnya yang lebih
mengutamakan konten hiburan. Gramedia Film lalu ditutup
dan karyawannya dipindahkan ke berbagai unit usaha
lainnya.
http://www.kompasgramedia.com/about-kg/history
Liquidation
✔
Hingga saat ini, Kompas Gramedia belum pernah mengalami
kebangkrutan dalam bisnis media cetak surat kabar.
5. Michael
Porter
Generic
Strategies
Cost leadership
✔ Suatu strategi dimana perusahaan berusaha
meningkatkan keunggulan kompetitifnya dengan
menciptakan perbedaan harga antara produk-produknya
dibandingkan perusahaan lainya. Terdapat keadaan
dimana strategi ini akan lebih efektif jika diterapkan
pada target pelanggan yang tergolong sebagai yang
sensitif terhadap harga. Strategi ini dapat tercapai
dengan memiliki harga termurah pada segmen pasar,
maupun memiliki perbandingan harga terhadap nilai
produk yang paling rendah (perbandingan antara harga
dengan apa yang diterima pelanggan).
http://yhupie.weebly.com/generic-strategies-porter.html
Differentiation
✔ Walaupun Kompas memiliki harga yang termasuk lebih
mahal dibandingkan dengan para pesaingnya, Kompas
masih tetap menjadi market leader dalam industri ini.
Perusahaan yang memegang bagian terbesar dalam
pasar yang memiliki karakteristik memiliki pangsa pasar
40% dan menjadi pusat orientasi pesaing untuk
diserang.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kompas_(surat_kabar)
Focus
✔ Kompas merupakan bacaan keluarga, dibaca oleh anak-
anak, remaja, hingga dewasa, dengan jumlah pembaca
laki-laki dan perempuan seimbang. Sehingga jumlah
29. pembaca Kompas setiap harinya mencapai lebih dari
1.700.000.
http://www.baktiartha.co.id/profil-pembaca-
kompas.html
Joint venture
✔ Kompas Gramedia melalui anak usaha Grup Digital, PT
Gramedia Digital, berinvestasi di perusahaan
pengembang aplikasi Apps Foundry Pte, Ltd, yang
mengembangkan aplikasi mobile e-reader Scoop.
http://tekno.kompas.com/read/2013/04/24/08083239/ko
mpas.gramedia.investasi.rp.235.miliar.di.scoop
38. Analisis CSF (critical success factor):
Sebagai bagian dari bidang usaha media cetak, menurut kelompok loyalitas pelanggan
merupakan faktor penentu keberhasilan terpenting, seperti diindikasikan dengan bobot
0.1333. Sedangkan untuk faktor penentu keberhasilan yang kurang penting adalah kualitas
produk, seperti diindikasikan dengan bobot 0.0533. Loyalitas pelanggan menjadi faktor
terpenting dikarenakan loyalitas pelanggan dapat berujung pada keberhasilan perusahaan.
Semakin banyak dan semakin tinggi loyalitas pelanggan, tentunya akan membuat pelanggan
menjadi lebih tertarik untuk berlanganan koran dan tidak tertarik untuk mencoba merk lain.
Sedangkan kualitas produk menjadi faktor yang kurang penting dikarenakan dalam hal ini,
bisnis yang dianalisa berada pada bidang media cetak (koran). Sehingga kualitas produk
menjadi tidak terlalu dilihat oleh konsumen (contoh: konsumen akan lebih memperhatikan
kualitas berita daripada kualitas kertas koran).
Dalam hal loyalitas pelanggan, kelompok berpendapat bahwa Kompas yang paling
berperan aktif dalam hal memanfaatkan faktor keberhasilan tersebut. Terbukti melalui
prestasi yang telah Kompas dapatkan melalui "Kompas Raih Kepuasan Konsumen 2013"
dalam artikel harian Kompas pada tanggal 6 Maret 2014. Sedangkan untuk kualitas produk,
kelompok kami berpendapat bahwa kualitas dari ketiga jenis brand media cetak tidak jauh
berbeda sehingga ketiga brand tersebut memiliki nilai yang sama.
*kesimpulan : Kompas memiliki nilai yang paling besar dibandingkan dengan kedua
pesaingnya dalam hal mengaplikasikan CSF sebesar 3.133.
39. BAB VI
MATCHING STAGE
4.1 SWOT MATRIX
Analisis SWOT Matriks:
1. STRENGTHS – OPPORTUNITIES
S5 - O2 kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang kritis dapat
diberikan oleh Kompas dengan menyajikan berita melalui jurnalis yang berkualitas untuk
mepertahankan loyalitas konsumen.
S4 - O1 berkembangnya pengetahuan masyarakat terhadap internet dapat
dimanfaatkan oleh Kompas dalam hal customer service dimana melalui internet, konsumen
dapat dengan lebih mudah untuk memberikan masukan-masukan kepada Kompas. Sehingga
strategi yang dapat dilakukan seperti memberikan halaman website khusus kepada konsumen
untuk secara bebas memberikan masukan-masukan kepada Kompas.
S3 & S5 - O4 kebebasan pers yang didukung dengan adanya UU dapat memberikan
dorongan kepada Kompas untuk memberikan dan menghasilkan berita yang lebih
40. berkembang dan bermanfaat untuk masyarakat. Melalui dukungan dari UU ini Kompas
semestinya dapat semakin terdorong untuk mengembangkan bisnisnya.
2. STRENGTHS – THREATS
S2 - T5 karena posisi perusahaan yang sebagai market leader berarti perusahaan
memiliki kekuatan yang besar dalam hal jumlah konsumen yang dimilikinya, sehingga calon
pemasang iklan masih dimungkinkan untuk tetap menggunakan sarana yang diberikan oleh
surat kabar Kompas untuk media pemasangan iklan. Salah satu strategi yang bisa dilakukan
seperti dengan memperbesar atau memperbanyak space iklan.
S3 & S5 - T2 strategi yang dapat dilakukan seperti dengan meningkatkan kualitas
berita yang disajikan dengan melakukan R&D, sehingga Kompas juga pastinya akan dapat
bersaing dengan para kompetitornya.
S5 - T1 karena Kompas melalui sarana surat kabarnya, strategi yang dilakukan
dengan memberikan artikel yang dapat mendidik atau berupa ajakan bagi para generasi tua
untuk kembali mengingatkan generasi muda pentingnya kebiasaan membaca.
S1 - T1 salah satu bagian visi dari Kompas yaitu "menciptakan masyarakat terdidik"
sehingga menjadi dorongan untuk mengajak masyarakat memiliki kebiasaan membaca.
3. WEAKNESSES – OPPORTUNITIES
W1 - O3 dengan munculnya teknologi baru dapat meningkatkan jumlah oplah surat
kabar dan meminimalisirkan harga jual karena berkurangnya biaya produksi.
W5 - O1 dengan memanfaatkan pengetahuan masyarakat yang berkembang terhadap
adanya internet, Kompas dapat menginformasikan laporan keuangannya melalui media
internet sebagai perusahaan yang siap go public.
W1 - O5 di masa sekarang ini, dimana bisnis media cetak surat kabar sudah tidak lagi
menjanjikan akan mengalami perkembangan, Kompas dapat melakukan penurunan harga
untuk kembali menarik perhatian konsumen disamping itu juga karena surat kabar Kompas
yang sudah terbukti kualitasnya.
W2 - O2 dengan memberikan berita yang lebih kritis dan sesuai dengan fakta yang
ada, Kompas dapat menjadi berbeda daripada para pesaingnya.
4. WEAKNESSES – THREATS
W1 - T4 memang sudah tidak diragukan lagi bahwa surat kabar Kompas memiliki
harga yang cenderung lebih tinggi dibandingkan para kompetitornya. Keadaan ini menjadi
41. sebuah ancaman besar karena generasi muda sekarang sedang dihadapi oleh era internet
dimana kita dapat menikmati berbagai informasi yang ada dari seluruh dunia dengan hanya
membayar biaya internet selama periode tertentu. Bisnis surat kabar yang memang masih
dapat dikatakan lebih murah daripada biaya internet, masih kalah jauh apabila kita
membandingkannya dengan jumlah informasi yang akan kita dapatkan. Maka dari itu, untuk
mengatasi ancaman ini, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh Kompas adalah dengan
menurunkan harga surat kabar atau dengan menambahkan jumlah artikel atau jumlah
halaman dengan harga yang sama.
W4 - T5 munculnya media pemasangan iklan gratis benar-benar menjadi sebuah
ancaman besar bagi bisnis media cetak surat kabar. Disamping pendapatan dari hasil
penjualan, sumber pendapatan utama lainnya dari bisnis ini adalah melalui biaya pemasangan
iklan pada surat kabar. Dengan munculnya sarana (website) lain yang memberikan fasilitas
pemasangan iklan gratis, dapat dipastikan calon pemasang iklan akan beralih media. Selain
itu, pemasangan iklan melalui website juga dapat memberikan informasi yang lebih luas dan
juga periode pemasangan yang lebih lama dibandingkan dengan surat kabar. Keadaan ini
dapat menjadi dilemma bagi setiap perusahaan yang bergerak dalam bisnis ini dikarenakan
apabila perusahaan memutuskan untuk menurunkan biaya pemasangan iklan di surat
kabarnya, tentu pendapatan perusahaan juga akan berkurang dan dapat berdampak kepada
meningkatnya harga jual surat kabar itu sendiri untuk mengimbangi pendapatan bagi
perusahaan.
W1 & W2 - T2 sebagai perusahaan yang telah berada pada posisi market leader di
industrinya, Kompas semestinya tidak perlu terlalu cemas terhadap para kompetitornya
apabila mereka mengalami perkembangan. Tetapi Kompas tetap perlu waspada terhadap
adanya kemungkinan perpindahan konsumen yang tidak lagi loyal kepada Kompas.
Disamping itu juga bahwa berita yang disajikan pada surat kabar sekarang ini cenderung
tidak jauh berbeda antara satu merk dengan merk lainnya. Hal ini dapat menimbulkan
pemikiran pada konsumen surat kabar untuk berpindah merk yang memberikan harga lebih
murah dibandingkan Kompas. Sehingga yang perlu diperhatikan oleh Kompas adalah
bagaimana cara yang harus dilakukan untuk dapat mempertahankan loyalitas konsumen
terhadap produk surat kabar Kompas.
42. 4.2 IE MATRIX
Grow and Build = 1, 2, 4
Hold and Maintain = 3, 5, 7
Harvest or Divest = 6, 8, 9
IFE matriks Kompas = 2.87
EFE matriks Kompas = 3.14
IE matriks Kompas pada posisi matriks nomor 2 = strategi yang dipakai adalah intensive and
integration strategi.
Dalam hubungannya dengan integration strategi (forward, backward, horizontal),
Kompas telah menerapkan strategi ini dengan baik terlihat pada forward integration dimana
untuk mendistribusikan dan menjual korannya, Kompas memiliki PT. Sirkulasi Kompas
Gramedia (SKG) yang mulai beroperasi pada tanggal 1 januari 2009. Melalui PT. SKG inilah
KG yang mempunyai kekuatan range product yang sangat luas serta berpengalaman dapat
mengelola jaringan distribusi media cetaknya dengan baik dan bisa memanfaatkan modal
dengan optimal.
Sedangkan untuk backward integration Kompas juga telah membentuk usaha
percetakan sendiri. Sejak pada tahun 1971, didirikan Percetakan PT. Gramedia Printing yang
berada di wilayah Jakarta (Palmerah Selatan) yang hingga saat ini telah menyebar ke
43. beberapa kota besar lainnya di Indonesia seperti, Bandung, Cikarang, Medan, Bali, Surabaya,
dan Semarang. Sehingga tidak mengherankan bila kebutuhan surat kabar yang diberikan
Kompas Gramedia tidak hanya surat kabar nasional, tetapi juga meliputi berbagai surat kabar
lokal dan regional diantaranya seperti Bangka Pos, Tribun (Manado, Pekanbaru, Jogja, Jambi,
Lampung, Medan, dll), Kontan, Warta Kota, dll. Hal ini juga membuktikan bahwa Kompas
telah mengembangkan produk sarana informasi mereka dengan sangat baik dengan
banyaknya jenis produk yang dimiliki.
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu bentuk kegiatan untuk
memperluas perusahaan dengan cara membangun kantor atau cabang di tempat atau lokasi
yang lain dan biasanya dilakukan dengan cara merger atau pengakuisisian perusahaan lain.
Hal ini memang sudah dilakukan oleh Kompas seperti pada tahun 1988, Kompas Gramedia
mengambil-alih perusahaan penerbitan Koran Swadesi yang namanya lalu diubah menjadi
Serambi Indonesia di Banda Aceh. Tahun 1992, Kompas Gramedia mengambil-alih
perusahaan penerbitan koran Pos Kupang, dan pada tahun 1994 mengambil-alih perusahaan
penerbitan koran Banjarmasin Post.
Dalam hubungannya dengan intensive strategy (market development, product
development, market penetration), Kompas juga telah mengaplikasikan strategi ini dengan
baik. seperti pada market penetration dilakukan Kompas dalam hal komunikasi pemasaran
terpadu yang dilakukan untuk mempertahankan market share di daerah Surabaya dengan cara
promosi penjualan dan peningkatan oplah komunikasi pemasaran dengan cara door to door
promotion. Kegiatan ini berpengaruh besar pada peningkatan oplah pemasaran yang akan
dapat berakibat pada bertambahnya target market share.
Pada market development, dapat terlihat dari banyaknya unit bisnis yang dimiliki oleh
Kompas Gramedia. Bukan hanya melalui bisnis media cetak surat kabar, tetapi juga
memasuki bisnis perhotelan (Hotel Santika), Tissue Tessa, Universitas Multimedia
Nusantara, dll. Sehingga melalui unit bisnisnya Kompas juga dapat semakin memperbesar
brand mereka yang memang sudah dikenal sebagai brand surat kabar terbesar di Indonesia.
Dan pada product development, Kompas sempat memberikan perubahan dalam
tampilan, desain dan ukuran baru. Harian Kompas juga memperkenalkan sesi klasifikasi iklan
terpisah dengan nama Klasika.
44. 4.3 BCG MATRIX
1. Question marks. Disebut question marks karena bisnis ini bergerak dalam pasar yang
memiliki pertumbuhan pasar yang tinggi, tetapi pangsa pasar dari bisnis ini relative
rendah. Perusahaan yang berada pada bagian ini berusaha untuk masuk ke dalam
pasar yang telah dikuasai oleh perusahaan lain. Sehingga, perusahaan akan
memerlukan investasi yang besar karena perusahaan harus menyesuaikan diri dengan
keadaan pasar yang terus berkembang. Maka dari itu disebutlah question marks
karena perusahaan yang bersangkutan perlu memustuskan apakah mau melanjutkan
penanaman modalnya dalam bisnis ini atau tidak.
2. Stars. Bisnis yang masuk ke dalam area stars merupakan pemimpin pasar (market
leader) di dalam sebuah pasar yang pertumbuhannya juga relative tinggi. Perusahaan
perlu memberikan sejumlah besar modalnya untuk mempertahankan diri sebagai
market leader untuk mengatasi para kompetitor-kompetitornya.
3. Cash cows. Biasanya perusahaan yang berada pada bagian cash cows merupakan
perusahaan yang berasal dari bagian stars, dimana pasar dari bisnis yang
bersangkutan mulai menurun. Disebut cash cows karena perusahaan masih dapat
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan tanpa harus melakukan ekspansi karena
laju pertumbuhan pasar yang sudah mulai menurun. Perusahaan yang berada pada
bagian ini harus mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin, dan biasanya
45. perusahaan akan mengalokasikan pendapatannya untuk membiayai bisnis di sektor
usaha yang lain.
4. Dogs. Tipe bisnis semacam ini mempunyai pangsa pasar dan laju pertumbuhan pasar
yang relative rendah. Umumnya perusahaan pada bagian ini mulai mengalami
kerugian dan perusahaan perlu mempertimbangkan apakah perusahaan akan tetap
mempertahankannya atau melakukan defensive strategy (retrenchment, divestiture,
liquidation).
Maka berdasarkan teori di atas, Kompas yang bergerak di bidang bisnis media cetak
surat kabar dan sebagai market leader, tentunya berada pada bagian cash cows karena bisnis
surat kabar sudah mulai tidak menjanjikan karena semakin berkembangnya media-media
sejenis lainnya yang bergerak melalui media internet. Kemajuan teknologi dan globalisasi
menjadi pemicu utamanya. Masyarakat di berbagai belahan dunia lebih memilih
mengkonsumsi media online untuk mengetahui informasi dan berita-berita terbaru.
Kepemilikan handphone dengan fasilitas internet yang bukan menjadi barang mahal lagi bagi
setiap orang, dari kalangan kelas menengah ke bawah sampai ke atas juga mempengaruhi
peningkatan drastis partisipasi dan aktivitas yang berhubungan dengan internet karena
pemakaian menjadi lebih mudah dan sederhana. Di sinilah terlihat bahwa teknologi bermain
peran yang penting untuk meningkatakan kecenderungan masyarakat menggunakan
jurnalisme online. Situs-situs media online mulai beroperasi pesat ketika masyarakat
menjauhi kertas koran. Tak jarang banyak surat kabar yang tutup dan kemudian beralih ke
jurnalisme online. Pengeluaran perusahaan media online-pun menjadi berkurang karena tidak
ada biaya percetakkan yang dikeluarkan. Jurnalis, wartawan, dan editor juga tidak perlu
berada di kantor selama berjam-jam, karena dengan bekal komputer dan internet pekerjaan
mereka dapat diselesaikan di luar kantor. Menghadapi keadaan ini, maka strategi yang
disarankan adalah product development atau concentric diversification. Dan jika keadaan
memburuk dapat berakibat kepada keputusan strategi untuk retrenchment atau bahkan
divestiture.
46. 4.4 SPACE MATRIX
FINANCIALSTRENGTH Ratings INDUSTRY STRENGTH Ratings
Pengembang aplikasi mobile e-reader
terkemuka SCOOP, mendapat
perolehan investasi dari Grup Kompas
Gramediadari anak perusahaannya, PT
Gramedia Digital. Pendanaan kali ini
mencapai SG$ 3 juta (US$ 2.4 juta).
3
Munculnya teknologi baru dalam hal
percetakan dan mempunyai
percetakansendiri (percetakanKompas
bernama PT Gramedia Printing yang
tersebar di beberapa kota besar di
Indonesia seperti Jakarta, Bandung,
Medan, dll)
4
Pendapatan dair emiten PT Kompas
Gramedia naik 66.79% menjadi Rp
400.73 miliar di semester I-2003
3
Memiliki potensi keuntunganyangkuat
karena memiliki kelompok surat kabar
lainnya (cth: surat kabar daerah, surat
kabar daring, dll)
3
Dana pensiun Kompas Gramedia
berhasil menyabet peringkat pertama
Asosiasi DanaPensiunIndonesia (ADPI)
Award untuk kategori Dana Pensiun
pemberi kerja program pemberi
manfaat pasti (DPPK-PPMP) yang
memiliki aktiva bersih di atas 500
milliar hingga 1 trilliun.
2
Posisi perusahaan yang berperan
sebagai market leader dan memiliki
sumber keuangan yang kuat (Kompas
sebagai market leader mempunyai
growth potential yang besar)
5
ROI = 12.16% dengan nilai 16.849 ROA
= 11.55% dengan nilai 16.359
2
Keuangan negara yang sedang tidak
stabil dan buruk (rupiah yang terus
melemah dan inflasi yang tidak stabil)
1
Total 10 Total 13
Average 2.5 Average 3.25
47. ENVIRONMENTAL STABILITY Ratings COMPETITIVE ADVANTAGE Ratings
Kompas Gramedia sebagai surat kabar
terkenal memiliki barrier yang kuat
bagi kompetitor masuk bersaing
(karena memiliki barrier yang kuat
maka akan menjadi suatu kesulitan
bagi perusaanbaru untukberkompetisi
dengan Kompas)
-1
Kompas Gramedia menguasai pangsa
pasar yang cukup besar sebesar 37%
(Kompas menjadi market leader di
dalam bisnisnya)
-2
Keadaan inflasi dan politik yang tidak
stabil karena berada dalam negara
berkembang (rupiah yang terus
melemah dan inflasi yang tidak stabil)
-2
Pengembangan kualitas berita oleh
Kompas (Kompas melalui jurnalisnya
memberikan isi berita yang bukan
hanya mengkritik tetapi juga kritis dan
memberikan solusi)
-1
Surat kabar di Indonesia yang
bervariasi sehingga demand sering
berubah-ubah (Kompas memiliki
kompetitor yang masing-masing
memiliki isi berita yang tidak jauh
berbeda)
-4
Customer tidak terlalu setia
dikarenakan dapat membeli surat
kabar lain untuk mencari berita yang
berbeda (kekurangan dari Kompas
yang memiliki harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan surat kabar
lainnya)
-5
Pesaing yang memiliki produk sejenis
memilikirangehargayanglebihrendah
(Kompas memiliki harga yang paling
mahal di antara surat kabar lainnya)
-4
Memiliki pengetahuanyangbaikdalam
menulis berita dan memiliki teknologi
yang baik dalam mengetahui
bagaimana foto dan video diambil
(Kompas menerima penghargaan
WAN-IFRA, Kompas meraih
penghargaan IPMA 2015)
-1
Total -11 Total -9
Average -2.75 Average -2.25
Summary
CA -2.25
IS 3.25
X-axis 1
FS 2.5
ES -2.75
Y-axis -0.25
48. Kesimpulan: perusahaan dapat berkompetisi dengan baik dan berada pada industri
yang bertumbuh serta strategi yang tepat untuk diterapkan oleh Kompas adalah competitive
strategy. Dalam hal ini terdapat hasil yang berbeda dibandingkan dengan analisa lainnya
dimana hasil kesimpulan dari SPACE Matriks menunjukkan bahwa bisnis Kompas Gramedia
yang bergerak di industri media cetak berada pada industri yang bertumbuh. Hasil ini berbeda
dari berbagai hasil yang kelompok dapatkan melalui berbagai sumber informasi artikel
maupun data yang dipergunakan untuk analisis lainnya, seperti analisis BCG Matriks yang
menggunakan informasi bahwa industri media cetak sekarang ini yang sudah mulai terancam
dan sulit untuk berkembang. Sehingga daripada itu, setiap matriks yang telah dipergunakan
memiliki kekurangannya masing-masing dan kemungkinan karena masih kurangnya data
yang perlu di analisa, selanjutnya tergantung keputusan dari perusahaan mau mengambil
keputusan yang mana yang terbaik untuk perusahaan, dan strategi yang dianjurkan melalui
analisis ini adalah integration strategy, intensive strategy, dan joint venture.
-3
-2
-1
0
1
2
3
-3 -2 -1 0 1 2 3
CA
ES
SPACE
FS
49. -0.403
-0.303
-0.203
-0.103
-0.003
0.097
0.197
0.297
0.397
0.497
0.597
1.889 2.389 2.889 3.389 3.889
Chart Title
Competitive profile matriks Growth Market Indeks Herfindahl =
kompas 3.24 2011 0.134
media indonesia 2.76 2012 0.139
koran sindo 2.667 2013 0.018
2.889 0.097
The Herfindahl Index atau juga dikenal sebagai Herfindahl-
Hirschman Indeks atau HHI, adalah metodologi yang dipakai
untuk mengukur distribusi penguasaan pasar atau
penghitungan konsentrasi pasar di dalam industri.
GRAND STRATEGY MATRIKS
Chart Title
4.5 Grand Strategy Matrix
Keterangan:
Sumbu x = competitive position
Sumbu y = market growth
Hasil di sumbu x, didapatkan melalui data dari rata-rata CPM ketiga perusahaan yang
kemudian akan dilihat dari nilai CPM Kompas sendiri. Apabila nilai CPM dari Kompas lebih
besar daripada rata-rata yang didapatkan, hasil pada grafik akan berada pada bagian kanan,
dan sebaliknya jika nilai CPM yang didapatkan lebih kecil daripada rata-rata yang
didapatkan, hasil pada grafik akan berada pada bagian kiri. Sehingga nilai rata-rata CPM dari
ketiga perusahaan yang didapatkan adalah sebesar 2.889 sedangkan nilai dari Kompas itu
sendiri adalah sebesar 3.24, maka posisi kompetisi perusahaan berada pada bagian kanan.
Pada bagian sumbu y, didapatkan melalui data dari rata-rata pertumbuhan pasar selama 3
tahun terkahir yang akan dibandingkan dengan data tahun terakhir. Apabila data dari tahun
terakhir lebih besar daripada rata-rata, maka posisi akan berada di bagian atas grafik dan
sebaliknya jika data tahun terakhir lebih kecil daripada rata-rata, maka posisi akan berada di
bagian bawah grafik. Sehingga nilai rata-rata market growth selama tahun 2011 hingga tahun
2013 yang didapatkan adalah sebesar 0.097 yang dihitung berdasarkan Indeks Herfindahl
III
III IV
50. (metodologi yang dipakai untuk mengukur distribusi penguasaan perusahaan atau
perhitungan konsentrasi pasar di dalam industri) sedangkan nilai growth market dari Kompas
pada tahun terakhir adalah sebesar 0.018, maka posisi kompetisi perusahaan berada pada
bagian bawah grafik.
Melalui hasil yang didapatkan dari matriks Grand Strategy, dapat disimpulkan bahwa
Kompas berada pada Kuadran 4 yang mengindikasikan bahwa Kompas saat ini berada pada
industri yang memiliki pertumbuhan pasar yang lambat. Walaupun Kompas sendiri berada
pada posisi kompetitif yang kuat, namun keberadaan posisinya membuat Kompas harus
melakukan beberapa langkah menurut Grand Strategy diantaranya yaitu dengan melakukan
diversifikasi perusahaan (concentric, horizontal, dan conglomerate) ke area-area
pertumbuhan yang menjanjikan serta dapat melakukan strategi joint venture.
51. AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
OPPORTUNITIES
Berkembangnya pengetahuan masyarakat
terhadap internet
0.15 - - - - - - 4 0.6 3 0.45 3 0.45 3 0.45 3 0.45 3 0.45 2 0.3
Kebutuhan masyarakat yang membutuhkan
informasi yang kritis dan sesuai dengan fakta
0.15 4 0.6 1 0.15 2 0.3 3 0.45 3 0.45 2 0.3 3 0.45 2 0.3 1 0.15 3 0.45
Munculnya teknologi baru dalam hal
percetakan
0.05 1 0.05 3 0.15 1 0.05 - - - - - - 1 0.05 1 0.05 1 0.05 3 0.15
Permintaan masyarakat yang tinggi akan
produk yang murah namun berkualitas
0.1 4 0.4 2 0.2 2 0.2 3 0.3 3 0.3 3 0.3 2 0.2 2 0.2 1 0.1 - -
UU no 40 tahun 1999 yang menjamin
kebebasan pers
0.05 2 0.1 2 0.1 2 0.1 1 0.05 2 0.1 2 0.1 2 0.1 2 0.1 1 0.05 1 0.05
THREATS
Berkembangnya juga kompetitor sejenis 0.05 4 0.2 4 0.2 4 0.2 3 0.15 3 0.15 3 0.15 2 0.1 3 0.15 4 0.2 4 0.2
Berbagai aplikasi multimedia (social media,
games, dll) yang semakin menarik
0.15 1 0.15 1 0.15 3 0.45 3 0.45 2 0.3 4 0.6 4 0.6 2 0.3 2 0.3 3 0.45
Era internet dimana cukup bayar internet
bisa menikmati banyak informasi dengan
mudah
0.1 3 0.3 2 0.2 1 0.1 4 0.4 2 0.2 3 0.3 3 0.3 1 0.1 1 0.1 2 0.2
Rendahnya minat kebiasaan membaca
masyarakat Indonesia
0.05 - - - - - - 4 0.2 2 0.1 2 0.1 - - - - - - - -
Munculnya media pemasangan iklan gratis
(tokopedia, OLX, dll)
0.15 2 0.3 2 0.3 1 0.15 3 0.45 2 0.3 3 0.45 - - - - - - 2 0.3
TOTAL 1
STRENGTHS
Kejelasan visi dan misi perusahaan 0.15 2 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.3 2 0.3 3 0.45 - - - - - - 1 0.15
Posisi perusahaan sebagai market leader 0.15 4 0.6 4 0.6 4 0.6 3 0.45 3 0.45 4 0.6 4 0.6 2 0.3 1 0.15 4 0.6
Cara peliputan berita 0.1 - - - - - - 2 0.2 2 0.2 4 0.4 - - - - - - - -
Perusahaan menerima kritik dan saran dari
konsumen dengan baik
0.05 - - - - - - 2 0.1 2 0.1 3 0.15 - - - - - - - -
Pengembangan kualitas berita oleh Kompas 0.1 - - - - - - 2 0.2 2 0.2 3 0.3 3 0.3 1 0.1 1 0.1 3 0.3
WEAKNESSES
Kemampuan bersaing dengan kompetitor
dalam bidang harga
0.15 3 0.45 3 0.45 3 0.45 3 0.45 2 0.3 3 0.45 3 0.45 2 0.3 1 0.15 - -
Berita yang disajikan rata-rata masih sama
dengan pesaing
0.1 - - - - - - 2 0.2 2 0.2 4 0.4 3 0.3 1 0.1 1 0.1 2 0.2
Kurang efisien, karena ada beberapa sub
menu yang tidak memiliki judul.
0.05 - - - - - - 2 0.1 2 0.1 3 0.15 3 0.15 1 0.05 1 0.05 3 0.15
Harga pemasangan iklan yang semakin mahal 0.05 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Sebagai perusahaan yang siap Go Public,
seharusnya perusahaan Kompas mulai
bersifat terbuka dan transparan
0.1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 0.3
TOTAL 1 3.45 2.8 2.9 5.05 4.2 5.65 4.05 2.5 1.95 3.8
WeightKey Factor
Forward
Integration
Product
Development
Backward
Integration
Horizontal
Integration
Market
Penetration
Market
Development
Joint
Venture
Concentric
diversificati
on
Horizontal
diversificati
on
Conglomerate
diversification
Diversification StrategyIntegration Strategy Intensive Strategy
4.6 QSPM MATRIX (Decision Stage)
Seperti pada bahasan BAB II, QSPM Matriks digunakan sebagai tahap pengambilan
keputusan strategi yang telah didapatkan melalui berbagai matriks yang diberikan. Analisa
matriks yang sudah dilakukan meliputi IE Matriks, BCG Matriks, SPACE Matriks, serta
Grand Strategy Matriks. Saran dan anjuran strategi yang telah didapat berdasarkan teori yang
ada telah kami rangkum sebagai berikut:
IE Matriks = Integration Strategy, Intensive Strategy
BCG Matriks = Product Development, Concentric Diversification
SPACE Matriks = Competitive Strategy (Integration Strategy dan Intensive Strategy), Joint
Venture
Grand Strategy = Diversification Strategy, Joint Venture
52. Data-data anjuran strategi yang telah didapatkan ini selanjutnya akan dimasukkan ke
dalam analisis QSPM untuk tahapan pengambilan keputusan yang diukur berdasarkan 5
faktor terbesar internal dan eksternal perusahaan.
Maka berdasarkan hasil yang didapat melalui QSPM, akan diambil 4 keputusan dari
masing-masing jenis strategi yang ada dari integration strategy, intensive strategy,
diversification strategy, dan joint venture. Pada bagian integration strategy, perusahaan perlu
memprioritaskan forward integration lebih tinggi apabila dibandingkan dengan strategi
lainnya karena forward integration memiliki nilai terbaik dalam jenisnya yaitu sebesar 3.45.
Melalui informasi yang telah kelompok dapatkan dan melalui diskusi analisis, Kompas telah
mengaplikasikan strategi ini dengan baik dibuktikan dari didirikannya anak perusahaan dari
Kompas yang secara khusus memiliki bagian dalam hal percetakan dengan nama PT
Gramedia Printing yang sudah tersebar di beberapa wilayah kota besar di Indonesia. Kompas
yang memiliki sirkulasi oplah terbesar di Indonesia sudah dipastikan akan memerlukan
jaringan distribusi yang sangat kuat agar dapat mencapai berbagai konsumen yang tersebar di
Indonesia. Dan selain adanya berbagai agen konvensional, dengan adanya usaha percetakan
sendiri, Kompas dapat semakin mengatasi permasalahan ini dengan mudah.
Dalam bentuk intensive strategy, perusahaan perlu melakukan strategi product
development yang dibuktikan dengan nilai QSPM sebesar 5.65. Sementara untuk posisi kedua
dan posisi ketiga dengan menerapkan strategi market penetration dengan nilai 5.05 dan
market development dengan nilai 4.2. Melalui analisa QSPM ini juga dapat terlihat bahwa
ketiga strategi ini berada pada bagian intensive strategy mengalahkan strategi lainnya yang
berada pada bagian integration strategy, diversification strategy, serta joint venture. Hal ini
dapat diakibatkan karena industri media cetak ini memang sudah tidak mengalami
perkembangan pasar pada zaman sekarang ini, karena mulai berkembangnya media-media
online dan era digital yang menjadi pukulan besar bagi bisnisnya. Maka dari itu, strategi
seperti integration strategy, diversification strategy, serta joint venture tidak terlalu pas untuk
diaplikasikan saat melihat berbagai peluang ancaman, dan kekuatan kelemahan yang dimiliki
oleh perusahaan. Oleh karena itu, Kompas Gramedia yang bergerak di bidang industri media
cetak, perlu menerapkan strategi intensive dengan sangat baik dalam rangka mempertahankan
kondisi perusahaan di dalam industri yang tidak lagi menjanjikan di masa depan, khususnya
pada strategi product development untuk tetap mengembangkan produk surat kabarnya agar
tetap terlihat menarik di mata konsumennya. Product development yang sudah dilakukan
seperti Kompas yang telah mengaplikasikannya dengan cara tampil dengan desain dan
ukuran baru. Harian Kompas juga memperkenalkan sesi klasifikasi iklan terpisah dengan
53. nama Klasika untuk mempertahankan calon pemasang iklan untuk tidak melupakan media
surat kabar untuk beriklan. Selain itu, langkah terbesar yang telah dilakukan juga dengan
mengikuti dan memanfaatkan era digital itu sendiri, dengan menghadirkan surat kabar versi
online (www.kompas.com). Sehingga melalui intensive strategy ini diharapkan Kompas
dapat tetap berkembang untuk mendapatkan calon konsumen baru, atau setidaknya agar tetap
dapat bertahan untuk tidak mengalami kerugian di era digital yang semakin berkembang
seperti sekarang ini.
Dalam hal diversification strategy, hampir memiliki kesamaan dengan product
development, yaitu dengan memprioritaskan concentric development dalam bisnisnya.
Kompas telah memanfaatkan keadaan era digital dengan cara memberikan produk baru
mereka dengan cara berinvestasi di perusahaan pengembang aplikasi Apps Foundry Pte, Ltd,
yang mengembangkan aplikasi mobile e-reader Scoop. Melihat hal ini, dapat diketahui
bahwa Kompas Gramedia hendak menangkap potensi dan peluang bisnis di tengah tren
konsumsi media digital yang terus meningkat, dengan berinvestasi di perusahaan yang
menunjukkan daya saing multinasional. Scoop sejauh ini telah menjadi pemain besar yang
menyediakan layanan e-publishing dan e-reader di Indonesia.
"Saat ini lebih dari 90 persen penerbit majalah dan 50 surat kabar di Indonesia telah
bergabung di Scoop, termasuk harian Kompas yang menjalin kemitraan eksklusif. Lebih dari
10.000 judul e-book dari 7 penerbit buku kelompok Kompas Gramedia juga sudah bisa
diunduh di Scoop. Hal ini menunjukkan posisi yang unik dan terkemuka Apps Foundry
dalam e-publishing," ujar Edi Taslim, Direktur Grup Digital Kompas Gramedia. Aplikasi e-
reader sekaligus took buku online ini memungkinkan pengguna mengunduh berbagai konten
digital, mulai dari majalah, surat kabar, sampai buku. Hal ini menjadi satu bagian dengan
strategi joint venture karena Kompas juga telah berinvestasi kepada pihak Apps Foundry.
54. BAB VII
KESIMPULAN
Sama seperti produk barang dan jasa, perindustrian juga memiliki suatu siklus yang
dinamakan dengan life cycle, dan sudah tidak diragukan lagi industri media cetak sudah mulai
memasuki tahap decline. Bisnis media cetak surat kabar yang sangat besar pada tahun 1960-
1970an ternyata tidak dapat melawan perkembangan zaman yang telah memasui era digital
seperti sekarang ini. Seperti apa yang telah diberikan pada analisis EFE matriks dengan BCG
matriks dimana ditunjukkan bahwa bisnis jurnalisme media cetak sudah mulai memasuki
industri yang sulit untuk berkembang karena banyaknya ancaman-ancaman dari luar, dan
sebagian besar ancaman tersebut memang berada pada bidang berkembangnya era digital
termasuk didalamnya teknologi informasi yang juga semakin modern. Bayang-
bayang collapse semakin membayangi para pebisnis media cetak. Pengetatan berbagai jenis
biaya hingga pemangkasan karyawan, menjadi opsi yang terpaksa untuk dilakukan.
Revolusi media industri pada dasarnya tergantung dan berada di tangan masyarakat,
karena berbagai aktivitas kehidupan sebuah perusahaan media berasal dari dan untuk
masyarakat. Pembaca di surat kabar kini mulai menurun, konsumen bermigrasi ke media
online, dimana memiliki keunggulan lebih murah, cepat, langsung, up-to-date, dapat
berinteraksi langsung, dan memiliki fitur multimedia. Bagi konsumen yang masih setia
dengan jurnalisme cetak, memang sulit untuk menghindari bahwa surat kabar berada di ujung
tanduk. Munculnya internet menjadi pukulan yang sangat besar untuk industri surat kabar,
world wide web dan media online menjadi salah satu contoh nyatanya.
Itulah yang saat ini terjadi dalam beberapa industri jurnalisme media cetak dari
berbagai belahan dunia. Surat kabar mengalami kesulitan financial, sirkulasi menurun,
pendapatan iklan menyusut, dan industri media telah mengalami fase PHK dan pemotongan
gaji karyawan. Kemudian mengalami kebangkrutan dan akhirnya memilih untuk menutup
perusahaan. Sehingga saat ini yang kita jumpai dalam industri media cetak adalah perjuangan
industri agar setidaknya tetap memiliki penghasilan dan pendapatan tetap, dan tidak
mengalami gelombang PHK karyawan. Jalan yang telah ditempuh adalah dengan
menyediakan pengembangan space berita dan informasi dalam bentuk media online
(kompas.com, dll) sebagai salah satu cara yang telah dilakukan oleh Kompas dalam hal
product development.
55. Seperti contoh di Amerika Serikat ada beberapa media yang menutup industri media
cetaknya, The Rocky Mountain News (Rocky) merupakan surat kabar harian dalam bentuk
tabloid yang diterbitkan di Denver, Colorado, Amerika Serikat pada tanggal 23 April 1859
yang didirikan pertama kali oleh William Byers. Perusahaan milik Scripps EW, mengalami
penutupan pada Jumat, 27 Februari 2009, walaupun kini sirkulasi bisnis menjadi beralih ke
jurnalisme online yaitu The Denver Post, denverpost.com (www.denverpost.com).
Sehingga melalui analisa yang telah dilakukan oleh kelompok dengan menggunakan
metode QSPM Matriks, menghasilkan bahwa strategi forward integration, product
development, concentric diversification, dan joint venture adalah strategi yang perlu
diprioritaskan untuk mempertahankan perusahaan dengan melihat berbagai faktor-faktor yang
ada pada internal factor dan eksternal factor. Perlu kembali digaris bawahi juga bahwa
kelompok kami juga tidak menganjurkan secara pasti untuk menggunakan strategi ini sebagai
strategi yang tepat dan pasti berhasil untuk mempertahankan perusahaan di era digital seperti
sekarang ini. Karena kelompok hanya sebatas menganalisa hasil strategi berdasarkan
informasi-informasi yang didapatkan melalui sumber internet dan hasil diskusi dengan
mengikuti teori-teori yang ada dari mata kuliah Strategi Perusahaan.
56. DAFTAR PUSTAKA
Mega. “Masa Depan Industri Media Cetak Terancam”. Dalam
http://www.kompasiana.com/megalatu/masa-depan-industri-media-cetak-
terancam_55100b15a33311ca39ba7e65; internet. Diakses pada tanggal 15 November
2015.
Iwan. “Bisnis Surat Kabar, Masihkah Menjanjikan?”. Dalam
https://bincangmedia.wordpress.com/2011/10/09/bisnis-surat-kabar-masihkah-
menjanjikan/; internet. Diakses pada tanggal 15 November 2015.
Uday. “Masa Depan Media Cetak Ada Pada Tablet”. Dalam
https://kelolamedia.wordpress.com/2014/08/18/masa-depan-media-cetak-ada-pada-
tablet/; internet. Diakses pada tanggal 15 November 2015.
Anon. “Printing”. Dalam http://www.kompasgramedia.co.id/business/printing; internet.
Diakses pada tanggal 15 November 2015.
Anon. Kompas Gramedia. Dalam http://www.kompasgramedia.com/; internet. Diakses pada
tanggal 15 November 2015.
Heriyanto. “Analisis SWOT, Analisis Jitu Bagi Para Pelaku Bisnis”. Dalam
http://www.kompasiana.com/heriyanto_rantelino/analisis-swot-analisis-jitu-bagi-para-
pelaku-bisnis_54f346e17455137e2b6c6f20; internet. Diakses pada tanggal 15
November 2015.