SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
 Dr. M. Syaripuddin,SSi.,Apt.MKM
 Purigading Blok B14 No 10, Jatiwarna, Bekasi.
 Jakarta 1 Juni 1973
 Peneliti Badan Balitbangkes 2005 – sekarang
APA apotek Budhi Mandiri 2006 - 2021
APA Apotek Kimia Farma 2002-2005
Medical representative 1997-2000
 081388272059
 I /3
 S1 Farmasi UI 1991-1997
Apoteker UI 2000-2001
S2 Ekonomi kesehatan, FKMUI, 2008-2010
S3 IKM, FKMUI, 2014- 2020
 The science and art of preventing disease,
prolonging life, and promoting health and
efficiency through organized community efforts
for the sanitation of the environment, the
control of community infections, the
education of the individual in personal health,
the organization of medical and nursing services
for the early diagnosis and preventive treatment
of disease, and the development of the
social machinery which will ensure to every
individual in the community a standard of living
adequate for the maintenance or
improvement of health....
 Kesehatan masyarakat (public health) adalah
“sains dan seni untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan, melalui upaya-upaya yang
terorganisasi dan pilihan yang berpengetahuan,
yang dilakukan oleh masyarakat, organisasi, baik
pemerintah maupun swasta, komunitas, dan
individu-individu” (Winslow, 1920).
 Jadi kesehatan masyarakat tidak hanya berarti
sains, tetapi juga seni, dan upaya-upaya
terorganisasi.
 Kesehatan masyarakat tidak hanya bertujuan
mencegah penyakit, tetapi juga memperpanjang
hidup, dan meningkatkan kesehatan.
Public health refers to all organized measures
(whether public or private) to prevent
disease, promote health, and prolong life
among the population as a whole. Its
activities aim to provide conditions in which
people can be healthy and focus on entire
populations, not on individual patients or
diseases. Thus, public health is concerned
with the total system and not only the
eradication of a particular disease.
The three main public health functions are:
 The assessment and monitoring of the
health of communities and populations at
risk to identify health problems and
priorities.
 The formulation of public policies designed
to solve identified local and national health
problems and priorities.
 To assure that all populations have access
to appropriate and cost-effective care,
including health promotion and disease
prevention services.
Public health professionals monitor and diagnose the
health concerns of entire communities and promote
healthy practices and behaviours to ensure that
populations stay healthy. One way to illustrate the
breadth of public health is to look at some notable
public health campaigns:
 Vaccination and control of infectious diseases
 Motor-vehicle safety
 Safer workplaces
 Safer and healthier foods
 Safe drinking water
 Healthier mothers and babies and access to family
planning
 Decline in deaths from coronary heart disease and
stroke
 Recognition of tobacco use as a health hazard.
The term global public health recognizes that,
as a result of globalization, forces that affect
public health can and do come from outside
state boundaries and that responding to public
health issues now requires attention to cross-
border health risks, including access to
dangerous products and environmental
change.
Health Improvement
• Inequalities
• Education
• Housing
• Employment
• Family/community
• Lifestyles
• Surveillance and
monitoring of
specific diseases
and risk factors
Improving services
• Clinical
effectiveness
• Efficiency
• Service planning
• Audit and
evaluation
• Clinical
governance
• Equity
Health Protection
• Infectious
diseases
• Chemicals and
poisons
• Radiation
• Emergency
response
• Environmental
health hazards
Primary prevention
Here the goal is to protect healthy people from
developing a disease or experiencing an injury in the
first place. For example:
 education about good nutrition, the importance of
regular exercise, and the dangers of tobacco,
alcohol and other drugs
 education and legislation about proper seatbelt
and helmet use
 regular exams and screening tests to monitor risk
factors for illness
 immunization against infectious disease
 controlling potential hazards at home and in the
workplace
Secondary prevention
These interventions happen after an illness or
serious risk factors have already been diagnosed.
The goal is to halt or slow the progress of disease (if
possible) in its earliest stages; in the case of injury,
goals include limiting long-term disability and
preventing re-injury. For example:
 telling people to take daily, low-dose aspirin to
prevent a first or second heart attack or stroke
 recommending regular exams and screening tests
in people with known risk factors for illness
 providing suitably modified work for injured
workers
Tertiary prevention
This focuses on helping people manage
complicated, long-term health problems such
as diabetes, heart disease, cancer and chronic
musculoskeletal pain. The goals include
preventing further physical deterioration and
maximizing quality of life. For example:
 cardiac or stroke rehabilitation programs
 chronic pain management programs
 patient support groups
 World Health Organization (WHO) in the 1940s:
“Health is a state of complete physical, mental and
social well being and not merely, the absence of
disease or infirmity.”
 Determinants of health combine together to affect
the health of individuals and communities. Whether
people are healthy or not, is determined by their
circumstances and environment.
 Factors such as where we live, the state of our
environment, genetics, our income and education
level, and our relationships with friends and family all
have considerable impacts on health, whereas the
more commonly considered factors such as access
and use of health care services often have less of an
impact.
 The determinants of health do not act
independently of each other.
 They are interconnected, and the concepts of
ecology provide the framework for
understanding how to model their
interconnectedness.
 In the most general sense, the ecological
approach means that the person is viewed as
embedded in the environment—both social
and physical—and is both influenced by and
influences that environment
• Studi distribusi dan determinan kesehatan yang
terkait keadaan atau peristiwa dalam populasi
tertentu. Aplikasi studi ini untuk mengendalikan
masalah kesehatan (Last, 1988)
• Epidemiologi (epidemiology) adalah “ilmu tentang
distribusi dan determinan keadaan dan peristiwa yang
terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan
penerapan ilmu itu untuk mengendalikan masalah
kesehatan” (Last, 2000).
• Epidemiologi mempelajari distribusi kondisi
kesehatan (penyakit dan berbagai akibatnya) pada
populasi dan meneliti risiko atau kausa yang
berhubungan dengan kondisi-kondisi itu.
• Hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk
pembuatan kebijakan dan mengembangkan
intervensi kesehatan masyarakat yang berbasis bukti
ilmiah, dengan cara mengidentifikasi kausa dari
penyakit, determinan status kesehatan populasi, dan
menentukan sasaran intervensi kesehatan
masyarakat.
Agent = Microbial organism that causes
the infectious disease
Virus, Bacteri, Protozoa, Fungus
Host = Organism that harbors the agent
Environment = factors that facilitate
transmission agent to host
YES NO TOTAL
YES A B A+B
NO C D C+D
TOTAL A+C B+D A+B+C+D
DISEASE PRESENT
RSIK
FACTORS
PRESEN
A = Mereka yang memiliki resiko dan menderita sakit
B = mereka yang memiliki resiko dan tidak menderita sakit
C = Mereka yang tanpa resiko dan menderita sakit
D = Mereka yang tanpa resiko dan tidak menderita sakit
A+B = menggambarkan mereka yang dengan faktor resiko
C+D = menggambarkan mereka yang tidak dengan faktor resiko
A+C = menggambarkan mereka yang menderita sakit
B+D = menggambarkan mereka yang tidak menderita sakit
A+B+C+D = menggambatkan mereka dalam studi populasi
RISK FACTORS
VS
DISEASE
• Proporsi
– adalah bentuk pecahan yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebutnya.
– Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen,
yaitu dengan mengalikan pecahan ini dengan
100%.
– Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena
satuan dari pembilang dan penyebutnya
sama, sehingga saling meniadakan.
– Nilainya antara 0 dan 1
• Proporsi
– Contoh: Pada populasi yang terdiri atas
500 orang, 20 orang di antaranya
menderita penyakit malaria. Proporsi
penderita malaria = ?
%
4
100
500
20
Pr 0
0 


oporsi
• Ratio
– adalah pecahan yang pembilangnya bukan
merupakan bagian dari penyebutnya. Ini
yang membedakannya dengan proporsi.
– Ratio menyatakan hubungan antara
pembilang dan penyebut yang berbeda satu
dengan yang lain.
– Contoh:
• Pada suatu populasi, jumlah laki-laki = 40 orang, jumlah
perempuan = 60 orang.
• Jadi sex ratio Laki-laki : Perempuan = 1 : 1,5
• Ratio
– Jenis Ratio:
• Ratio yang mempunyai satuan, misalnya:
– Jumlah dokter per 100.000 penduduk
– Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran hidup
• Ratio yang tidak mempunyai satuan, karena
pembilang dan penyebutnya mempunyai
satuan yang sama, misalnya:
– Ratio antara satu proporsi dengan proporsi lain,
atau
– ratio antara satu rate dengan rate yang lain
» Contoh: Relative Risk dan Odds Ratio
• Rate
– merupakan konsep yang lebih kompleks
dibandingkan proporsi dan rasio.
– Rate yang sesunguhnya merupakan
kemampuan berubah suatu kuantitas bila
terjadi perubahan pada kuantitas lain.
– Kuantitas lain yang digunakan sebagai
patokan ini biasanya adalah kuantitas waktu.
– Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan
penggunaannya dengan proporsi.
• Rate
– Mempunyai satuan ukuran, yaitu per
satuan waktu.
– Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis
nilainya terbentang antara 0 sampai tak
terhingga.
• Insidens
– menggambarkan jumlah kasus baru yang
terjadi dalam satu periode tertentu
– Secara garis besar ada 2, yaitu:
• Insidence Rate (IR) atau Insidence Density
– Mengukur risiko untuk sakit
• Cumulative Incidence (CI)
– Mengukur kecepatan untuk sakit
• Insidence Rate (IR) atau Insidence Density
– jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan
penduduk selama periode waktu tertentu
– Menyatakan suatu jumlah kasus baru per
orang-waktu
– Insidens rate dari kejadian penyakit adalah
potensi perubahan status penyakit per
satuan waktu, relative terhadap besarnya
populasi individu yang sehat pada waktu itu
• Insidence Rate (IR) atau Insidence
Density
– Rumus:
waktu
orang
Jumlah
waktu
periode
dalam
terjadi
insidens
kasus
Jumlah
Density
Insidence


• Insidence Rate (IR) atau Insidence
Density
– Ciri:
• Mempunyai satuan, yaitu per waktu. Tanpa
satuan ini insidens density kehilangan
maknanya
• Besarnya berkisar antara 0 sampai tak
terhingga
• Insidence Rate (IR) atau Insidence Density
– Apa yang diukur:
• Jumlah orang yang berpindah status dari tidak
sakit ke status sakit selama periode waktu
tertentu merupakan hasil paduan antara tiga
faktor, yaitu
– Ukuran besarnya populasi
– Lama periode pengamatan
– Kekuatan penyebaran penyakit (force of morbidity)
• Oleh karena besarnya populasi dan lama periode
pengamatan telah ditentukan oleh
pengamat/peneliti, maka yang diukur dengan
insidens density ini adalah kekuatan penyebaran
penyakit (Force of Morbidity).
• Insidence Rate (IR) atau Insidence
Density
– Contoh:
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka
observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)
A 7
B 7
C * 2
D 7
E 3
F 2
G 5
Keterangan
Periode sehat
Periode sakit
Hilang dalam pengamatan selanjutnya
* Meninggal
• Insidence Rate (IR) atau Insidence
Density
– Contoh:
• Hitunglah nilai Incidence Rate (IR)?
• Jawab:
– Hitung jumlah orang-waktu terlebih dulu
– Kemudian hitung
  tahun
orang
waktu
orang 









 33
5
2
3
7
2
7
7
 
 


waktu
orang
IR
baru
kasus
tahun
-
orang
100
per
kasus
9,1
tahun
orang
33
IR
kasus
3



• Cumulative Insidence (CI)
– Probabilitas dari seorang yang tidak sakit
untuk menjadi sakit selama periode waktu
tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak
mati oleh karena penyebab lain.
– Risiko ini biasanya digunakan untuk
mengukur serangan penyakit yang pertama
pada orang sehat tersebut.
– Misalnya: Insidens penyakit jantung
mengukur risiko serangan penyakit jantung
pertama pada orang yang belum pernah
menderita penyakit jantung.
• Cumulative Insidence (CI)
– Ciri:
• Berbentuk proporsi
• Tidak memilik satuan
• Besarnya berkisar antara 0 dan 1
• Cumulative Insidence (CI)
– Rumus:
• Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan
dalam perhitungan ini adalah individu yang tidak sakit
pada permulaan periode pengamatan, sehingga
mempunyai risiko untuk terserang.
• Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut
population at risk atau populasi yang berisiko.



periode
permulaan
pada
populasi
baru
kasus
CI
• Cumulative Insidence (CI)
– Contoh:
• Hasil sensus di tahun 1960 di Swedia
menunjukkan sejumlah 3076 laki-laki
berumur 20-64 tahun yang bekerja di
perusahaan plastik. Berdasarkan data dari
Register Kanker Swedia, antara tahun 1961-
1973, sebelas orang diantara pekerja ini
terserang tumor otak.
• CI tumor otak yang terjadi pada pekerja
pabrik plastik ini selama 13 tahun adalah
%
36
,
0
%
100
3076
11



CI
• Cumulative Insidence (CI)
– Macam-macam CI:
1. Attack Rate
– Utk mengukur kejadian dlm kurun waktu yg
relatif singkat
– Jumlah penderita mencapai jumlah yg besar
– Tapi berlangsungnya penyakit relatif singkat
– jenis khusus insidens kumulatif yang berguna
selama epidemik
– Rumus:
risk)
at
n
(populatio
sama
yg
periode
saat
pd
berisiko
penduduk
Jml
tertentu
saat/waktu
pd
ditemukan
yg
penyakit
baru
Kasus
Jml
AR 
• Cumulative Insidence (CI)
– Macam-macam CI:
1. Attack Rate
– Contoh:
Pada suatu sekolah SD dgn murid 400 anak, 75
anak diantaranya tiba-tiba menderita muntaber
setelah minum susu kotak dlm acara di sekolah
tsb.
%
75
,
18
100
400
75
AR 
 x
• Cumulative Insidence (CI)
– Macam-macam CI:
1. Attack Rate
– Contoh:
Makanan Makan ARM
Tidak Makan ARTM
Sakit Tidak
sakit
Sakit Tidak
Sakit
Salad 30 70 30/100 5 35 5/40
Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25
ARM = Attack Rate Makan
ARMTM = Attack Rate tidak makan
• Cumulative Insidence (CI)
– Macam-macam CI:
2. Secondary Attack Rate
– Biasanya utk penyakit menular dan suatu
populasi penduduk yg kecil. Misal keluarga.
– Ukuran ini digunakan utk menghitung kasus
kedua sbg hasil penularan kasus pertama
– Rumus:
pertama
penderita
jml
-
risk)
at
n
(populatio
sama
yg
periode
saat
pd
berisiko
penduduk
Jml
periode
suatu
pd
penyakit
suatu
kedua
baru
Kasus
Jml
SAR 
• Cumulative Insidence (CI)
– Macam-macam CI:
2. Secondary Attack Rate
– Contoh:
Suatu keluarga terdiri dari 6 orang anggota.
Seorang diantaranya menderita influenza.
Kemudian penularan terjadi pada 2 orang
lainnya. Untuk mengukur kejadian penyakit tsb
digunakan ukuran SAR.
%
40
100
1)
-
(6
2
SAR 
 x
• Prevalens
– menggambarkan jumlah kasus yang ada pada satu
saat tertentu
– ukuran yang menggambarkan frekuensi penderita
lama dan baru yg ditemukan pd suatu jangka waktu
tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.
– Sebagai pembaginya (denumeratornya) adalah jumlah
penduduk
– Secara garis besar ada 2, yaitu:
• Period Prevalens
– proporsi populasi yang sakit pada satu periode tertentu
• Point Prevalens
– probabilitas dari individu dalam populasi berada dalam keadaan
sakit pada satu waktu tertentu
• Prevalens
– Ciri:
• berbentuk proporsi
• tidak mempunyai satuan
• besarnya antara 0 dan 1
– Kegunaan:
• Untuk menentukan situasi penyakit yang ada
pada satu waktu tertentu
• Untuk merencanakan fasilitas kesehatan dan
ketenagaan
• Prevalens
– adalah proporsi populasi yang sedang
menderita sakit pada satu saat tertentu
– Rumus:
itu
ntu
saat terte
pada
tersebut
populasi
dalam
individu
Jumlah
ntu
saat terte
satu
pada
sakit
sedang
yang
individu
Jumlah
Pr 
evalens
• Period Prevalens
• Point Prevalens
100
X
sama
yg
periode
n
pertengaha
pd
penduduk
Jml
tertentu
periode
suatu
pd
penyakit
suatu
baru)
&
(Lama
Kasus
Jml
Rate
Prev
Periode 
100
X
sama
yg
saat waktu
pd
penduduk
Jml
tentu
waktu ter
(titik)
saat
suatu
pd
penyakit
suatu
baru)
&
(Lama
Kasus
Jml
Rate
Prev
Point 
• Period Prevalens
– Contoh:
• Suatu daerah dgn jumlah penduduk tanggal 1 juli
1999 sebanyak 150.000 orang, dilaporkan keadaan
penyakit ISPA sbb:
– Jan 75 kasus,
– Maret 50 kasus,
– Juli 30 kasus baru dan 15 kasus lama.
• Hitunglah Periode Prevalens penyakit ISPA bln Jan-Jul !
penduduk
1000
per
1,1
Rate
Prev
Periode 
1000
X
150.000
170
Rate
Prev
Periode 
1000
X
150.000
15
30
50
75
Rate
Prev
Periode




• Point Prevalens
– Contoh:
• Berdasarkan kasus tadi, hitunglah Point Prevalens
penyakit ISPA bulan Juli !
100
X
150.000
15
30
Rate
Prev
Point


003
,
0
Rate
Prev
Point 
Point Prev Rate = 3 per 100.000 penduduk
• Hubungan Insidens dan Prevalens
– Angka prevalensi dipengaruhi oleh
tingginya insidensi dan lamanya sakit.
Lamanya sakit adalah periode mulai
didiagnosanya penyakit sampai
berakhirnya penyakit tsb yaitu sembuh,
mati atau kronis
– P = I x D (Prevalence, Incidence &
Duration of illness)
• Perbandingan Insidens dan Prevalens
• Perbandingan Insidens dan Prevalens
 Ukuran dari akibat paparan
 Mengukur keeratan hubungan statistik antara
faktor tertentu dan kejadian penyakit yang
diduga akibat pemaparan tersebut
 Hubungan antara pemaparan dan akibatnya
antara lain diukur menggunakan relative risk
atau odds ratio
Ukuran
Asosiasi
Risk
Ratio
Odds
Rasio
Insidence
Density
Ratio
Prevalence
Ratio
 Merefleksikan kekuatan atau besar asosiasi
antara suatu eksposur/faktor risiko dan
kejadian suatu penyakit
 Melibatkan suatu perbandingan frekuensi
penyakit antara dua atau lebih kelompok
dengan berbagai derajat eksposur
 Beberapa ukuran asosiasi digunakan untuk
mengestimasi efek
 Ukuran rasio
◦ Rasio risiko atau risiko relatif (RR)
terpajan
tidak
kelompok
pada
Risiko
terpajan
kelompok
pada
Risiko
RR 
terpajan
tidak
kelompok
pada
kumulatif
Insidens
terpajan
kelompok
pada
kumulatif
Insidens
RIK 
 Rasio Insidens Kumulatif (RIK)
 Ukuran rasio
◦ Rasio rate atau rasio densitas insidens (RDI)
terpajan
tidak
kelompok
pada
insidens
Densitas
terpajan
kelompok
pada
insidens
Densitas
RDI 
terpajan
tidak
kelompok
pada
Prevalens
terpajan
kelompok
pada
Prevalens
RP 
 Rasio Prevalens (RP)
 Ukuran rasio
◦ Rasio odds (Odds ratio = OR)
 Nama lain: Odds relative; rasio kros-produk
 rasio dua odds yang digunakan dalam studi kasus-
kontrol untuk mengestimasi rasio rate atau rasio
risiko
 odds untuk satu kelompok dibagi dengan odds
untuk kelompok yang lain
 Mempunyai interpretasi yang sama seperti risiko
relatif
 Odds suatu kejadian
◦ rasio probabilitas bahwa kejadian terjadi
terhadap probabilitas kejadian tidak terjadi
P = Probabilitas suatu kejadian terjadi
1 – P = Probabilitas suatu kejadian tidak terjadi
P
1
P
peristiwa
suatu
Odds


Status sakit
Pemajan Sakit Tidak
sakit
Total Insiden sakit
(Risk)
Probabilitas odds sakit
+ a b a + b a/(a+b)
- c d c + d c/(c+d)
Total a + c b + d a+b+c+d
b
a
b
a
a
b
a
a










1
d
c
d
c
c
d
c
c










1
sakit
pemajan OR
c
x
b
d
x
a
d
b
c
a
OR 


d
b
d
b
b
d
b
b
OR kontrol
pemajan 










1
/
c
a
c
a
a
c
a
a
OR kasus
pemajan 










1
/
a b
c d
kasus kontrol
+
-
Pemajan
59
Faktor Kasus Kontrol Total
Perokok 650 (a) 950 (b) 1600
Bukan
perokok
50 (c) 350 (d) 400
Total 700 1300 2000
kontrol
untuk
pemajan
Odds
kasus
untuk
pemajan
Odds
Ratio
Odds 
Ukuran Asosiasi
c
x
b
d
x
a
d
b
c
a
Ratio
Odds 

kontrol
untuk
pemajan
Odds
kasus
untuk
pemajan
Odds
Ratio
Odds 
8
,
4
50
950
350
650



x
x
c
x
b
d
x
a
Ratio
Odds
Perokok mempunyai risiko menjadi kasus 4,8 kali dari yang bukan
perokok.
Interpretasinya: odds perokok menjadi kasus 4,8 kali lebih besar
dari odds bukan perokok
Ukuran Asosiasi

More Related Content

Similar to Kesehatan Masyarakat Modern

KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptxKONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptxjennyjosephkim
 
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuDwi Ayu
 
pertemuan 1 - dasar dan latar belakang kesmas.pdf
pertemuan 1 - dasar dan latar belakang kesmas.pdfpertemuan 1 - dasar dan latar belakang kesmas.pdf
pertemuan 1 - dasar dan latar belakang kesmas.pdfSitiHadijahaspan
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18SiLvi Fata
 
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATPENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATEDIS BLOG
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidanNico Robin
 
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdfJurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdfmaung8
 
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKATILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKATPutri Indayani
 
ORGANISASI KESEHATAN.pptx
ORGANISASI KESEHATAN.pptxORGANISASI KESEHATAN.pptx
ORGANISASI KESEHATAN.pptxmatildasary
 
Ppt kelompok 1 leadership publich health
Ppt kelompok 1  leadership publich healthPpt kelompok 1  leadership publich health
Ppt kelompok 1 leadership publich healthputriayusalwatiah
 
1. Konsep Kesehatan Masyarakat.ppt
1. Konsep Kesehatan Masyarakat.ppt1. Konsep Kesehatan Masyarakat.ppt
1. Konsep Kesehatan Masyarakat.pptIkaSavitri2
 
Konsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakatKonsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakatUFDK
 
01. pengantar epidemiologi
01. pengantar epidemiologi01. pengantar epidemiologi
01. pengantar epidemiologiSyahrum Syuib
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
 
PERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptxPERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptxlenciente
 
CURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptx
CURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptxCURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptx
CURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptxririnnoviyantii
 

Similar to Kesehatan Masyarakat Modern (20)

Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1
 
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptxKONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
 
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
 
pertemuan 1 - dasar dan latar belakang kesmas.pdf
pertemuan 1 - dasar dan latar belakang kesmas.pdfpertemuan 1 - dasar dan latar belakang kesmas.pdf
pertemuan 1 - dasar dan latar belakang kesmas.pdf
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
 
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATPENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidan
 
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdfJurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
 
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKATILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
 
puskesmas
puskesmaspuskesmas
puskesmas
 
ORGANISASI KESEHATAN.pptx
ORGANISASI KESEHATAN.pptxORGANISASI KESEHATAN.pptx
ORGANISASI KESEHATAN.pptx
 
Ppt kelompok 1 leadership publich health
Ppt kelompok 1  leadership publich healthPpt kelompok 1  leadership publich health
Ppt kelompok 1 leadership publich health
 
1. Konsep Kesehatan Masyarakat.ppt
1. Konsep Kesehatan Masyarakat.ppt1. Konsep Kesehatan Masyarakat.ppt
1. Konsep Kesehatan Masyarakat.ppt
 
EPIDEOMOLOGI.pptx
EPIDEOMOLOGI.pptxEPIDEOMOLOGI.pptx
EPIDEOMOLOGI.pptx
 
Konsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakatKonsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakat
 
01. pengantar epidemiologi
01. pengantar epidemiologi01. pengantar epidemiologi
01. pengantar epidemiologi
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Epidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptxEpidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptx
 
PERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptxPERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptx
 
CURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptx
CURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptxCURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptx
CURENT ISSUE OF PUBLIC HEALTH KESMAS.pptx
 

Recently uploaded

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 

Recently uploaded (19)

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 

Kesehatan Masyarakat Modern

  • 1.
  • 2.  Dr. M. Syaripuddin,SSi.,Apt.MKM  Purigading Blok B14 No 10, Jatiwarna, Bekasi.  Jakarta 1 Juni 1973  Peneliti Badan Balitbangkes 2005 – sekarang APA apotek Budhi Mandiri 2006 - 2021 APA Apotek Kimia Farma 2002-2005 Medical representative 1997-2000  081388272059  I /3  S1 Farmasi UI 1991-1997 Apoteker UI 2000-2001 S2 Ekonomi kesehatan, FKMUI, 2008-2010 S3 IKM, FKMUI, 2014- 2020
  • 3.  The science and art of preventing disease, prolonging life, and promoting health and efficiency through organized community efforts for the sanitation of the environment, the control of community infections, the education of the individual in personal health, the organization of medical and nursing services for the early diagnosis and preventive treatment of disease, and the development of the social machinery which will ensure to every individual in the community a standard of living adequate for the maintenance or improvement of health....
  • 4.  Kesehatan masyarakat (public health) adalah “sains dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui upaya-upaya yang terorganisasi dan pilihan yang berpengetahuan, yang dilakukan oleh masyarakat, organisasi, baik pemerintah maupun swasta, komunitas, dan individu-individu” (Winslow, 1920).  Jadi kesehatan masyarakat tidak hanya berarti sains, tetapi juga seni, dan upaya-upaya terorganisasi.  Kesehatan masyarakat tidak hanya bertujuan mencegah penyakit, tetapi juga memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan.
  • 5. Public health refers to all organized measures (whether public or private) to prevent disease, promote health, and prolong life among the population as a whole. Its activities aim to provide conditions in which people can be healthy and focus on entire populations, not on individual patients or diseases. Thus, public health is concerned with the total system and not only the eradication of a particular disease.
  • 6. The three main public health functions are:  The assessment and monitoring of the health of communities and populations at risk to identify health problems and priorities.  The formulation of public policies designed to solve identified local and national health problems and priorities.  To assure that all populations have access to appropriate and cost-effective care, including health promotion and disease prevention services.
  • 7. Public health professionals monitor and diagnose the health concerns of entire communities and promote healthy practices and behaviours to ensure that populations stay healthy. One way to illustrate the breadth of public health is to look at some notable public health campaigns:  Vaccination and control of infectious diseases  Motor-vehicle safety  Safer workplaces  Safer and healthier foods  Safe drinking water  Healthier mothers and babies and access to family planning  Decline in deaths from coronary heart disease and stroke  Recognition of tobacco use as a health hazard.
  • 8. The term global public health recognizes that, as a result of globalization, forces that affect public health can and do come from outside state boundaries and that responding to public health issues now requires attention to cross- border health risks, including access to dangerous products and environmental change.
  • 9. Health Improvement • Inequalities • Education • Housing • Employment • Family/community • Lifestyles • Surveillance and monitoring of specific diseases and risk factors Improving services • Clinical effectiveness • Efficiency • Service planning • Audit and evaluation • Clinical governance • Equity Health Protection • Infectious diseases • Chemicals and poisons • Radiation • Emergency response • Environmental health hazards
  • 10. Primary prevention Here the goal is to protect healthy people from developing a disease or experiencing an injury in the first place. For example:  education about good nutrition, the importance of regular exercise, and the dangers of tobacco, alcohol and other drugs  education and legislation about proper seatbelt and helmet use  regular exams and screening tests to monitor risk factors for illness  immunization against infectious disease  controlling potential hazards at home and in the workplace
  • 11. Secondary prevention These interventions happen after an illness or serious risk factors have already been diagnosed. The goal is to halt or slow the progress of disease (if possible) in its earliest stages; in the case of injury, goals include limiting long-term disability and preventing re-injury. For example:  telling people to take daily, low-dose aspirin to prevent a first or second heart attack or stroke  recommending regular exams and screening tests in people with known risk factors for illness  providing suitably modified work for injured workers
  • 12. Tertiary prevention This focuses on helping people manage complicated, long-term health problems such as diabetes, heart disease, cancer and chronic musculoskeletal pain. The goals include preventing further physical deterioration and maximizing quality of life. For example:  cardiac or stroke rehabilitation programs  chronic pain management programs  patient support groups
  • 13.  World Health Organization (WHO) in the 1940s: “Health is a state of complete physical, mental and social well being and not merely, the absence of disease or infirmity.”  Determinants of health combine together to affect the health of individuals and communities. Whether people are healthy or not, is determined by their circumstances and environment.  Factors such as where we live, the state of our environment, genetics, our income and education level, and our relationships with friends and family all have considerable impacts on health, whereas the more commonly considered factors such as access and use of health care services often have less of an impact.
  • 14.  The determinants of health do not act independently of each other.  They are interconnected, and the concepts of ecology provide the framework for understanding how to model their interconnectedness.  In the most general sense, the ecological approach means that the person is viewed as embedded in the environment—both social and physical—and is both influenced by and influences that environment
  • 15. • Studi distribusi dan determinan kesehatan yang terkait keadaan atau peristiwa dalam populasi tertentu. Aplikasi studi ini untuk mengendalikan masalah kesehatan (Last, 1988) • Epidemiologi (epidemiology) adalah “ilmu tentang distribusi dan determinan keadaan dan peristiwa yang terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan penerapan ilmu itu untuk mengendalikan masalah kesehatan” (Last, 2000).
  • 16. • Epidemiologi mempelajari distribusi kondisi kesehatan (penyakit dan berbagai akibatnya) pada populasi dan meneliti risiko atau kausa yang berhubungan dengan kondisi-kondisi itu. • Hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk pembuatan kebijakan dan mengembangkan intervensi kesehatan masyarakat yang berbasis bukti ilmiah, dengan cara mengidentifikasi kausa dari penyakit, determinan status kesehatan populasi, dan menentukan sasaran intervensi kesehatan masyarakat.
  • 17. Agent = Microbial organism that causes the infectious disease Virus, Bacteri, Protozoa, Fungus Host = Organism that harbors the agent Environment = factors that facilitate transmission agent to host
  • 18. YES NO TOTAL YES A B A+B NO C D C+D TOTAL A+C B+D A+B+C+D DISEASE PRESENT RSIK FACTORS PRESEN A = Mereka yang memiliki resiko dan menderita sakit B = mereka yang memiliki resiko dan tidak menderita sakit C = Mereka yang tanpa resiko dan menderita sakit D = Mereka yang tanpa resiko dan tidak menderita sakit A+B = menggambarkan mereka yang dengan faktor resiko C+D = menggambarkan mereka yang tidak dengan faktor resiko A+C = menggambarkan mereka yang menderita sakit B+D = menggambarkan mereka yang tidak menderita sakit A+B+C+D = menggambatkan mereka dalam studi populasi RISK FACTORS VS DISEASE
  • 19. • Proporsi – adalah bentuk pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebutnya. – Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan pecahan ini dengan 100%. – Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan penyebutnya sama, sehingga saling meniadakan. – Nilainya antara 0 dan 1
  • 20. • Proporsi – Contoh: Pada populasi yang terdiri atas 500 orang, 20 orang di antaranya menderita penyakit malaria. Proporsi penderita malaria = ? % 4 100 500 20 Pr 0 0    oporsi
  • 21. • Ratio – adalah pecahan yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari penyebutnya. Ini yang membedakannya dengan proporsi. – Ratio menyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut yang berbeda satu dengan yang lain. – Contoh: • Pada suatu populasi, jumlah laki-laki = 40 orang, jumlah perempuan = 60 orang. • Jadi sex ratio Laki-laki : Perempuan = 1 : 1,5
  • 22. • Ratio – Jenis Ratio: • Ratio yang mempunyai satuan, misalnya: – Jumlah dokter per 100.000 penduduk – Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran hidup • Ratio yang tidak mempunyai satuan, karena pembilang dan penyebutnya mempunyai satuan yang sama, misalnya: – Ratio antara satu proporsi dengan proporsi lain, atau – ratio antara satu rate dengan rate yang lain » Contoh: Relative Risk dan Odds Ratio
  • 23. • Rate – merupakan konsep yang lebih kompleks dibandingkan proporsi dan rasio. – Rate yang sesunguhnya merupakan kemampuan berubah suatu kuantitas bila terjadi perubahan pada kuantitas lain. – Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah kuantitas waktu. – Bentuk ukuran ini sering dicampuradukkan penggunaannya dengan proporsi.
  • 24. • Rate – Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu. – Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terbentang antara 0 sampai tak terhingga.
  • 25. • Insidens – menggambarkan jumlah kasus baru yang terjadi dalam satu periode tertentu – Secara garis besar ada 2, yaitu: • Insidence Rate (IR) atau Insidence Density – Mengukur risiko untuk sakit • Cumulative Incidence (CI) – Mengukur kecepatan untuk sakit
  • 26. • Insidence Rate (IR) atau Insidence Density – jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu – Menyatakan suatu jumlah kasus baru per orang-waktu – Insidens rate dari kejadian penyakit adalah potensi perubahan status penyakit per satuan waktu, relative terhadap besarnya populasi individu yang sehat pada waktu itu
  • 27. • Insidence Rate (IR) atau Insidence Density – Rumus: waktu orang Jumlah waktu periode dalam terjadi insidens kasus Jumlah Density Insidence  
  • 28. • Insidence Rate (IR) atau Insidence Density – Ciri: • Mempunyai satuan, yaitu per waktu. Tanpa satuan ini insidens density kehilangan maknanya • Besarnya berkisar antara 0 sampai tak terhingga
  • 29. • Insidence Rate (IR) atau Insidence Density – Apa yang diukur: • Jumlah orang yang berpindah status dari tidak sakit ke status sakit selama periode waktu tertentu merupakan hasil paduan antara tiga faktor, yaitu – Ukuran besarnya populasi – Lama periode pengamatan – Kekuatan penyebaran penyakit (force of morbidity) • Oleh karena besarnya populasi dan lama periode pengamatan telah ditentukan oleh pengamat/peneliti, maka yang diukur dengan insidens density ini adalah kekuatan penyebaran penyakit (Force of Morbidity).
  • 30. • Insidence Rate (IR) atau Insidence Density – Contoh: 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka observasi dan dalam keadaan sehat (tahun) A 7 B 7 C * 2 D 7 E 3 F 2 G 5 Keterangan Periode sehat Periode sakit Hilang dalam pengamatan selanjutnya * Meninggal
  • 31. • Insidence Rate (IR) atau Insidence Density – Contoh: • Hitunglah nilai Incidence Rate (IR)? • Jawab: – Hitung jumlah orang-waktu terlebih dulu – Kemudian hitung   tahun orang waktu orang            33 5 2 3 7 2 7 7       waktu orang IR baru kasus tahun - orang 100 per kasus 9,1 tahun orang 33 IR kasus 3   
  • 32. • Cumulative Insidence (CI) – Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama periode waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh karena penyebab lain. – Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit yang pertama pada orang sehat tersebut. – Misalnya: Insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan penyakit jantung pertama pada orang yang belum pernah menderita penyakit jantung.
  • 33. • Cumulative Insidence (CI) – Ciri: • Berbentuk proporsi • Tidak memilik satuan • Besarnya berkisar antara 0 dan 1
  • 34. • Cumulative Insidence (CI) – Rumus: • Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan ini adalah individu yang tidak sakit pada permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai risiko untuk terserang. • Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut population at risk atau populasi yang berisiko.    periode permulaan pada populasi baru kasus CI
  • 35. • Cumulative Insidence (CI) – Contoh: • Hasil sensus di tahun 1960 di Swedia menunjukkan sejumlah 3076 laki-laki berumur 20-64 tahun yang bekerja di perusahaan plastik. Berdasarkan data dari Register Kanker Swedia, antara tahun 1961- 1973, sebelas orang diantara pekerja ini terserang tumor otak. • CI tumor otak yang terjadi pada pekerja pabrik plastik ini selama 13 tahun adalah % 36 , 0 % 100 3076 11    CI
  • 36. • Cumulative Insidence (CI) – Macam-macam CI: 1. Attack Rate – Utk mengukur kejadian dlm kurun waktu yg relatif singkat – Jumlah penderita mencapai jumlah yg besar – Tapi berlangsungnya penyakit relatif singkat – jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama epidemik – Rumus: risk) at n (populatio sama yg periode saat pd berisiko penduduk Jml tertentu saat/waktu pd ditemukan yg penyakit baru Kasus Jml AR 
  • 37. • Cumulative Insidence (CI) – Macam-macam CI: 1. Attack Rate – Contoh: Pada suatu sekolah SD dgn murid 400 anak, 75 anak diantaranya tiba-tiba menderita muntaber setelah minum susu kotak dlm acara di sekolah tsb. % 75 , 18 100 400 75 AR   x
  • 38. • Cumulative Insidence (CI) – Macam-macam CI: 1. Attack Rate – Contoh: Makanan Makan ARM Tidak Makan ARTM Sakit Tidak sakit Sakit Tidak Sakit Salad 30 70 30/100 5 35 5/40 Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25 ARM = Attack Rate Makan ARMTM = Attack Rate tidak makan
  • 39. • Cumulative Insidence (CI) – Macam-macam CI: 2. Secondary Attack Rate – Biasanya utk penyakit menular dan suatu populasi penduduk yg kecil. Misal keluarga. – Ukuran ini digunakan utk menghitung kasus kedua sbg hasil penularan kasus pertama – Rumus: pertama penderita jml - risk) at n (populatio sama yg periode saat pd berisiko penduduk Jml periode suatu pd penyakit suatu kedua baru Kasus Jml SAR 
  • 40. • Cumulative Insidence (CI) – Macam-macam CI: 2. Secondary Attack Rate – Contoh: Suatu keluarga terdiri dari 6 orang anggota. Seorang diantaranya menderita influenza. Kemudian penularan terjadi pada 2 orang lainnya. Untuk mengukur kejadian penyakit tsb digunakan ukuran SAR. % 40 100 1) - (6 2 SAR   x
  • 41. • Prevalens – menggambarkan jumlah kasus yang ada pada satu saat tertentu – ukuran yang menggambarkan frekuensi penderita lama dan baru yg ditemukan pd suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. – Sebagai pembaginya (denumeratornya) adalah jumlah penduduk – Secara garis besar ada 2, yaitu: • Period Prevalens – proporsi populasi yang sakit pada satu periode tertentu • Point Prevalens – probabilitas dari individu dalam populasi berada dalam keadaan sakit pada satu waktu tertentu
  • 42. • Prevalens – Ciri: • berbentuk proporsi • tidak mempunyai satuan • besarnya antara 0 dan 1 – Kegunaan: • Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu • Untuk merencanakan fasilitas kesehatan dan ketenagaan
  • 43. • Prevalens – adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada satu saat tertentu – Rumus: itu ntu saat terte pada tersebut populasi dalam individu Jumlah ntu saat terte satu pada sakit sedang yang individu Jumlah Pr  evalens
  • 44. • Period Prevalens • Point Prevalens 100 X sama yg periode n pertengaha pd penduduk Jml tertentu periode suatu pd penyakit suatu baru) & (Lama Kasus Jml Rate Prev Periode  100 X sama yg saat waktu pd penduduk Jml tentu waktu ter (titik) saat suatu pd penyakit suatu baru) & (Lama Kasus Jml Rate Prev Point 
  • 45. • Period Prevalens – Contoh: • Suatu daerah dgn jumlah penduduk tanggal 1 juli 1999 sebanyak 150.000 orang, dilaporkan keadaan penyakit ISPA sbb: – Jan 75 kasus, – Maret 50 kasus, – Juli 30 kasus baru dan 15 kasus lama. • Hitunglah Periode Prevalens penyakit ISPA bln Jan-Jul ! penduduk 1000 per 1,1 Rate Prev Periode  1000 X 150.000 170 Rate Prev Periode  1000 X 150.000 15 30 50 75 Rate Prev Periode    
  • 46. • Point Prevalens – Contoh: • Berdasarkan kasus tadi, hitunglah Point Prevalens penyakit ISPA bulan Juli ! 100 X 150.000 15 30 Rate Prev Point   003 , 0 Rate Prev Point  Point Prev Rate = 3 per 100.000 penduduk
  • 47. • Hubungan Insidens dan Prevalens – Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit adalah periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tsb yaitu sembuh, mati atau kronis – P = I x D (Prevalence, Incidence & Duration of illness)
  • 48. • Perbandingan Insidens dan Prevalens
  • 49. • Perbandingan Insidens dan Prevalens
  • 50.  Ukuran dari akibat paparan  Mengukur keeratan hubungan statistik antara faktor tertentu dan kejadian penyakit yang diduga akibat pemaparan tersebut  Hubungan antara pemaparan dan akibatnya antara lain diukur menggunakan relative risk atau odds ratio
  • 52.  Merefleksikan kekuatan atau besar asosiasi antara suatu eksposur/faktor risiko dan kejadian suatu penyakit  Melibatkan suatu perbandingan frekuensi penyakit antara dua atau lebih kelompok dengan berbagai derajat eksposur  Beberapa ukuran asosiasi digunakan untuk mengestimasi efek
  • 53.  Ukuran rasio ◦ Rasio risiko atau risiko relatif (RR) terpajan tidak kelompok pada Risiko terpajan kelompok pada Risiko RR  terpajan tidak kelompok pada kumulatif Insidens terpajan kelompok pada kumulatif Insidens RIK   Rasio Insidens Kumulatif (RIK)
  • 54.  Ukuran rasio ◦ Rasio rate atau rasio densitas insidens (RDI) terpajan tidak kelompok pada insidens Densitas terpajan kelompok pada insidens Densitas RDI  terpajan tidak kelompok pada Prevalens terpajan kelompok pada Prevalens RP   Rasio Prevalens (RP)
  • 55.  Ukuran rasio ◦ Rasio odds (Odds ratio = OR)  Nama lain: Odds relative; rasio kros-produk  rasio dua odds yang digunakan dalam studi kasus- kontrol untuk mengestimasi rasio rate atau rasio risiko  odds untuk satu kelompok dibagi dengan odds untuk kelompok yang lain  Mempunyai interpretasi yang sama seperti risiko relatif
  • 56.  Odds suatu kejadian ◦ rasio probabilitas bahwa kejadian terjadi terhadap probabilitas kejadian tidak terjadi P = Probabilitas suatu kejadian terjadi 1 – P = Probabilitas suatu kejadian tidak terjadi P 1 P peristiwa suatu Odds  
  • 57. Status sakit Pemajan Sakit Tidak sakit Total Insiden sakit (Risk) Probabilitas odds sakit + a b a + b a/(a+b) - c d c + d c/(c+d) Total a + c b + d a+b+c+d b a b a a b a a           1 d c d c c d c c           1
  • 58. sakit pemajan OR c x b d x a d b c a OR    d b d b b d b b OR kontrol pemajan            1 / c a c a a c a a OR kasus pemajan            1 / a b c d kasus kontrol + - Pemajan
  • 59. 59 Faktor Kasus Kontrol Total Perokok 650 (a) 950 (b) 1600 Bukan perokok 50 (c) 350 (d) 400 Total 700 1300 2000 kontrol untuk pemajan Odds kasus untuk pemajan Odds Ratio Odds  Ukuran Asosiasi
  • 60. c x b d x a d b c a Ratio Odds   kontrol untuk pemajan Odds kasus untuk pemajan Odds Ratio Odds  8 , 4 50 950 350 650    x x c x b d x a Ratio Odds Perokok mempunyai risiko menjadi kasus 4,8 kali dari yang bukan perokok. Interpretasinya: odds perokok menjadi kasus 4,8 kali lebih besar dari odds bukan perokok Ukuran Asosiasi