SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Proyek Pembuatan Kacamata 3D
Disusun Oleh XII – 2 :
1. Nanda Rizka Mahendra (27)
2. Sevi Amanta Sari (35)
3. Siti Farida (38)
4. Veronica Junior Ayme Surya (39)
SMA NEGERI 4 SURABAYA
TAHUN AJARAN 2016 – 2017
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr . Wb .
Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Laporan dengan judul " Proyek Pembuatan Kacamata 3D " ini kami susun untuk
memenuhi tugas proyek pertama pada mata pelajaran Fisika dengan sub pembahasan bab
“Gelombang Bunyi”.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang
telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan laporan ini
ini hingga selesai. Secara khusus, rasa terima kasih tersebut kami sampaikan kepada:
1. Bapak Susilo selaku guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
dorongan dalam penyusunan laporan ini.
2. Rekan-rekan satu kelas yang juga telah banyak membantu dalam penulisan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun
penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam
penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca.
Wassalamualaikum Wr . Wb
Surabaya, 31 Oktober 2016
Penulis, Kelompok I
Daftar isi
KATA PENGANTAR ............................................i
DAFTAR ISI ...........................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................1
1.3 Tujuan .................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3
2.1 Landasan Teori ........................................................................ 3
BAB III CARA PEMBUATAN ................................................................. 12
3.1 Alat dan Bahan......................................................................... 12
3.4 Langkah kerja ......................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 14
4.1 Cara Menggunakan ................................................................. 14
4.2 Prinsip Kerja ........................................................................... 14
4.3 Faktor-faktor ........................................................................... 14
4.4 Hasil ........................................................................................ 15
BAB V PENUTUP .................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 16
5.2 Saran ....................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... iv
LAMPIRAN ................................................................................................. v
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu benda dapat terlihat akibat adanya pemantulan cahaya terhadap benda tersebut.
Dimana cahaya itu sendiri merupakan salah satu gelombang tranversal yang dapat mengalami
pemantulan, pembiasan, interverensi serta polarisasi.
Polarisasi cahaya adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak secara osilasi dan
menuju arah tertentu. Cahaya terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat kea rah
vector bidang magnetnya. Cahaya itu dapat mengalami polarisasi karena berbagai cara antara
lain karena peristiwa pemantulan,pembiasan maupun hamburan.
Dalam proyek kali ini, penulis melakukan pengerjaan pembuatan salah satu alat peraga
polarisasi cahaya kacamata 3D sederhana dengan menggunakan beberapa konsep yang telah
dipelajari dalam bab “Gelombang Cahaya”.
Dalam proyek untuk alat peraga polarisasi cahaya, penulis memilih untuk
melaksanakannya dengan membuat kacamata 3D sederhana. Kacamata 3D merupakan
kacamata yang digunakan untuk menonton film tiga dimensi di mana kacamata 3D ini
merupakan alat bantu vital untuk mendapatkan sensasi tiga dimensi. Kacamata ini memiliki
satu lensa yang berwarna merah dan satu lensa yang berwarna biru atau cyan. Pemilihan
kacamata 3D sederhana ini dipilih karena teknik yang sederhana dalam pembuatannya.
Saat menggunakan kacamata 3D akan didapat sensasi nyata saat kita menonton film atau
melihat suatu gambar yang sudah diberi efek 3 dimensi. Berhubungan dari sedikit konsep
yang telah disinggung dalam latar belakang kali ini, penulis tertarik untuk mengerjakan
proyek membuat kacamata 3D sebagai alat peraga polarisasi cahaya.
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana teknik pengerjaan kacamata 3D sederhana sebagai alat peraga
polarisasi cahaya?
1.3 Tujuan
4
 Untuk mengetahui teknik pengerjaan kacamata 3D sederhana sebagai alat peraga
polarisasi cahaya.
 Untuk mengetahui cara kerja kacamata 3D sederhana sebagai alat peraga
polarisasi cahaya.
1.4 Manfaat
 Untuk memberi kesan nyata pada suatu gambar atau film.
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
A. Polarisasi
Polarisasi merupakan proses pengkutuban atau penyerapan/pemfilteran cahaya sehingga
dihasilkan arah gelombang cahaya yang sesuai. Polarisasi dapat dirasakan saat siang hari
yang cerah warna langit menjadi biru atau dalam dunia modern ini polarisasi dimanfaatkan
untuk pemakaian kacamata polarisasi atau juga untuk kacamata 3D.
Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu gelombang
yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan
gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi.
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969.
Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah tetapi tegak
lurus terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi,
getaran horizontal diserap sedang getaran vertikal diserap sebagian. Cahaya alami seperti
cahaya matahari yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang
cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu arah saja, yaitu arah
vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang
transversal.
Suatu gelombang terpolarisasi linear bila getaran dari gelombang tersebut selalu terjadi
dalam satu arah saja. Arah ini disebut arah polarisasi. Untuk mengamati polarisasi dapat diuji
dengan mengikat seutas tali pada titik O di dinding, kemudian masukkan ujung tali lain, yaitu
ujung A ke sebuah celah, Pasang celah dalam posisi vertikal, kemudian getarkan ujung tali di
A sehingga gelombang transversal yang merambat dari A dapat menembus celah, dan sampai
di titik O. Ubahlah posisi celah menjadi horisontal, kemudian getarkan kembali ujung tali A
secara vertikal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa gelombang vertikal tidak dapat
menembus celah (tampak tidak ada gelombang diantara celah dan titik O). Jika kemudian tali
di titik A digetarkan berputar, artinya digetarkan ke segala arah dan celah dipasang vertikal.
Gelombang tersebut dapat menembus celah dengan arah getaran gelombang yang sama
dengan arah posisi celah, yaitu arah vertikal.
Perhatikan gelombang tali pada( Gambar 1)
6
Sebelum dilewatkan pada celah sempit vertikal, tali bergetar dengan simpangan
seperti spiral. Setelah gelombang pada tali melewati celah, hanya arah getar vertikal yang
masih tersisa.Adapun arah getar horizontal atu diserap oleh celah sempit itu. Gelombang
yang keluar dari celah tadi disebut gelombang polarisasi, lebih khusus disebut terpolarisasi
linier.
Gelombang yang terpolarisasi artinya memiliki satu arah getar tertentu saja. Polarisasi
yang hanya terjadi pada satu arah disebut polarisasi linear.
Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu gelombang
yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan
gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi. Sinar alami seperti
sinar matahari pada umumnya adalah sinar yang tak terpolarisasi.
Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tidak terpolarisasi, yaitu dengan
menghilangkan (memindahkan) semua arah getar dan melewatkan salah satu arah getar saja.
Ada 4 cara untuk melakukan hal ini, yaitu penyerapan selektif, pemantulan, pembiasan
ganda, dan hamburan.
B. Penglihatan Binokular
7
Penglihatan binokular adalah penglihatan di mana kedua mata digunakan bersama-
sama. Kata binokular berasal dari dua kata bahasa Latin, bini untuk ganda, dan oculus untuk
mata.
Manusia dilengkapi dengan dua mata dan sistem penglihatan yang benar-benar
menakjubkan. Untuk melihat obyek sampai sekitar 20 kaki (6 sampai 7 meter) jauhnya,
dengan sistem penglihatan binokular memungkinkan kita dengan mudah mengatakan dengan
akurasi yang baik seberapa jauh suatu objek. Misalnya, jika ada beberapa objek di bidang
pandang kita, otomatis kita bisa mengatakan mana yang lebih jauh dan yang dekat, dan
seberapa jauh mereka. Jika kita melihat dunia dengan satu mata tertutup, kita masih dapat
melihat jarak, tapi akurasi penglihatan menurun dan harus bergantung pada isyarat visual,
yang lebih lambat. Untuk melihat seberapa banyak perbedaan sistem penglihatan binokular,
dapat dilakukan uji coba dengan dua orang. Orang pertama melemparkan bola ke orang
kedua, lalu orang kedua mencoba untuk menangkapnya sambil menutup satu mata. Selain itu,
untuk melakukan uji coba dapat dilakukan di ruang yang cukup gelap atau pada malam hari,
di mana perbedaan tersebut bahkan lebih terlihat. Hal ini jauh lebih sulit untuk menangkap
bola dengan hanya satu mata terbuka dibandingkan dengan dua mata terbuka. Sistem
penglihatan binokular bergantung pada fakta bahwa dua mata terpisah sekitar 2 inci (5 cm).
Oleh karena itu, setiap mata melihat dunia dari perspektif yang sedikit berbeda, dan sistem
penglihatan binokular di otak kita menggunakan perbedaan untuk menghitung jarak. Otak
8
memiliki kemampuan untuk mengkorelasikan gambar yang dilihatnya dalam dua mata
meskipun sedikit berbeda.
Saat menggunakan View-Master atau penampil stereoscopic, mata akan melihat
sistem penglihatan binokular secara nyata. Dalam View-Master, setiap mata dihadapkan
dengan gambar. Dua kamera memotret gambar yang sama dari posisi yang sedikit berbeda
untuk membuat gambar-gambar. Mata manusia dapat berkorelasi dengan gambar-gambar
secara otomatis karena setiap mata hanya melihat salah satu gambar.
C. Efek Stereoscopic
Stereoscopic atau stereoskopi disebut juga pencitraan stereoskopik atau 3D mengacu
pada suatu teknik untuk menciptakan atau meningkatkan ilusi kedalaman pada foto dengan
menghadirkan dua gambar diimbangi secara terpisah untuk mata kiri dan kanan dari
penampil. Gambar dua dimensi yang kemudian digabungkan di otak untuk memberikan
persepsi kedalaman 3D. Tiga metode yang digunakan untuk menyajikan gambar secara
mekanis yang berbeda untuk setiap mata. Stereoskopi adalah peningkatan ilusi kedalaman
dalam foto, film, atau citra dua dimensi dengan menghadirkan gambar yang sedikit berbeda
untuk setiap mata. Penting untuk dicatat bahwa karena semua titik di fokus gambar pada
bidang yang sama terlepas dari kedalaman mereka dalam adegan asli, isyarat kedua, fokus,
masih belum digandakan dan karena itu ilusi kedalaman tidak lengkap. Fotografi
stereoskopik Tradisional terdiri dari menciptakan ilusi 3D mulai dari sepasang gambar 2D
(stereogram). Cara termudah untuk meningkatkan kedalaman persepsi di otak adalah untuk
memberikan mata penonton dengan dua gambar yang berbeda, mewakili dua perspektif dari
objek yang sama, dengan deviasi kecil persis sama dengan perspektif yang kedua mata secara
alami terima dalam penglihatan binokular.
D. Anaglyph
9
Anaglyphs adalah sebuah citra dimana ketika citra tersebut dilihat dengan mata kanan
dan mata kiri akan saling bertumpukan dengan warna yang berbeda. Sedangkan, setiap mata
hanya memfilter warna yang diterimanya dan mengirimkannya ke otak. Kemudian, otak akan
memprosesnya dan menangkapnya sebagai citra dalam 3D. Dalam pengertian yang lain,
gambar anaglyph merupakan sebuah citra yang dibentuk dari pengintegrasian dua citra.
Anaglyph image juga merupakan bagian dari grafik 3D yang meningkatkan persepsi
kedalaman suatu benda 3D. citra yang dihasilkan tidak hanya tampak sebagai benda datar
pada layar, tetapi akan tampak seolah-olah muncul dari layar. Secara fisik, gambar anaglyph
merupakan citra dalam bentuk dua dimensi yang terlihat tidak jelas karena ada pergeseran
channel warna R (red) pada citra tersebut. Jadi, ketika mata manusia melihat tanpa bantuan
apapun, otak akan menangkap citra tersebut sebagai obyek yang tidak jelas karena ada
bayangan pada citra tersebut. Oleh karena itu, mata manusia membutuhkan kacamata untuk
membantu dalam melihat gambar anaglyph ini . Kacamata ini dinamakan dengan anaglyph
glasses.
E. Kacamata Binokular
Binokular adalah alat yang dipegang dengan tangan dan dipakai untuk membesarkan
benda jauh dengan melewati tampilan dua rentetan lensa dan prisma yang berdampingan.
Prisma dipergunakan untuk mengembalikan tampilan dan memantulkan cahaya lewat refleksi
internal total. Binokular menghasilkan bayangan yang benar dan tidak terbalik seperti
teleskop. Dapat dikatakan binokular adalah dua teleskop yang dijadikan satu menghasilkan
penglihatan 3 dimensi bagi pemakainya.
F. Kacamata 3D
10
Pememakaian kacamata 3D ditujukan untuk memberi hasil gambar yang berbeda ke
mata. Layar benar-benar menampilkan dua gambar, dan kacamata 3D menyebabkan salah
satu gambar masuk ke satu mata dan gambar yang lain untuk masuk ke mata lainnya.
Kacamata 3D dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu pasif dan aktif. 3D glasses
aktif berinteraksi secara nirkabel dengan gambar pada layar untuk meningkatkan tampilan
3D, sedangkan kacamata pasif tidak. Kacamata 3D pasif dibagi menjadi dua sub kategori
utama yaitu anaglyphic dan kacamata terpolarisasi.
G. Sistem Warna (Anaglyph): Merah / Hijau atau Merah / Biru
Sistem merah / hijau atau merah / biru sekarang terutama digunakan untuk televisi
efek 3D, dan digunakan di banyak film 3D. Dalam sistem ini, dua gambar yang ditampilkan
pada layar, satu merah dan lainnya dengan warna biru (atau hijau). Filter pada kacamata
hanya mengizinkan satu gambar untuk masuk ke setiap mata, dan otak kita melakukan
sisanya.
Di layar, dua gambar didominasi merah dan hijau/biru diproyeksikan dengan
menggunakan proyektor tunggal.Penonton diberi kacamata 3D dengan satu lensa merah dan
biru atau hijau lainnya tergantung pada warna film. Bagian merah dari gambar terhalang oleh
lensa hijau dan sebaliknya. Ini memungkinkan dua retina untuk membentuk dua gambar yang
berbeda dan karenanya ilusi optik kedalaman diciptakan. Namun, warna penyaringan oleh
lensa terdistorsi warna akhir dan banyak di antara penonton menonton film 3-D mengeluh
11
sakit kepala dan mual. Kualitas gambar juga rendah tidak sebagus sistem Polarisasi yang
digunakan di era modern ini.
H. Kacamata 3D Sistem Polarisasi
Di Disney World, Universal Studios, dan tempat 3D lainnya, metode yang disukai dan
paling populer adalah dengan menggunakan lensa terpolarisasi karena memungkinkan
melihat warna secara jelas. Dua proyektor disinkronkan pada proyek dua pandangan masing-
masing ke layar, masing-masing dengan polarisasi yang berbeda. Kacamata hanya
mengizinkan salah satu gambar ke setiap mata karena mengandung lensa dengan polarisasi
yang berbeda.
Kacamata terpolarisasi pasif beroperasi atas dasar yang sama seperti kacamata
anaglyph, hanya saja kacamata ini lebih kepada menyaring gelombang cahaya daripada
warna. Satu lagi, dua gambar yang identik dan sedikit tumpang tindih, kecuali dalam hal ini
setiap gambar terpolarisasi untuk memproyeksikan cahaya yang berbeda dari yang lain.
Dengan kacamata 3D terpolarisasi, setiap mata hanya memproses satu gambar. sehingga
pikiran kita tertipu untuk memadukan dua gambar menjadi satu, menciptakan pengalaman
menakjubkan 3D. Berbeda dengan 3D anaglyphic, yang dapat diproyeksikan dari layar
manapun, 3D polarisasi bekerja lebih baik dengan layar yang dapat menyampaikan frekuensi
cahaya berbeda tanpa mengorbankan kualitas gambar.
4 cara kerja yang umum untuk menampilkan film 3D :
12
1. XPAND
Teknologi ini dulunya bernama nuvision dan bekerja dengan sebuah lensa pengatur
cahaya dan proyektor. Gambar diproyeksikan secara bergantian untuk mata kiri dan kanan.
Lensa pengatur cahaya yang dikendalikan melalui inframerah dan dioperasikan
dengan baterai akan mengurangi cahaya pada masing-masing mata, terutama pada saat
sebuah gambar tidak harus terlihat oleh mata tersebut. Lantaran bekerja tanpa polarisasi,
teknologi ini dapat menggunakan jenis layar apa saja.
Kelebihan : Tidak pakai layar perak
Kekurangan : Kacamata mahal dan kepala tidak boleh miring
2. Real D
Proyektor akan menampilkan gambar secara bergantian melalui Z-Filter ke sebuah
layar perak. Proyektor ini akan mengubah cahaya untuk masing-masing mata dengan
menggunakan polarisasi sirkular. Kacamata hanya untuk melewatkan cahaya yang sesuai.
Kelebihan : Kepala boleh miring
13
Kekurangan : Memerlukan layar perak
3. Dolby 3D Digital Cinema
Sebuah color filter yang berputar akan mengganti panjang gelombang pada gambar-
gambar yang diputar secara bergantian untuk masing-masing mata. Sebuah kacamata
interferensi akan menyaring semua panjang gelombang, kecuali yang sengaja dihasilkan
untuk masing-masing mata.
Kelebihan : Tidak harus menggunakan layar perak
Kekurangan : Perlengkapan mahal
4. Proyeksi ganda dengan polarisasi
Dua proyektor sekaligus, masing-masing untuk mata kiri dan kanan, akan mengirim
cahaya dengan polarisasi berbeda secara bersamaan ke layar perak. Kacamata hanya untuk
melewatkan gambar yang telah ditentukan untuk mata tersebut.
Kelebihan : Brightness tinggi
Kekurangan : Kepala tidak boleh miring
14
BAB III
CARA PEMBUATAN
3.1 Alat dan Bahan
• Alat :
1. Penggaris
2. Alat tulis
3. Gunting
4. Cutter
• Bahan :
1. Karton
2. Kertas
3. Mika plastik warna merah dan biru
4. Map plastik warna merah
5. Karet meteran
6. Double tape
3.2 Langkah Kerja
1. Bentuk pola kacamata pada kertas, lalu gunting. Agar lebih mudah gunakan cutter
untuk memudahkan menghilangkan bagian tengah.
2. Cetak pola tersebut pada karton sebanyak dua buah. lalu lakukan hal yang sama seerti
bagian satu. Ukur bagian lensa kacamata.
3. Potong mika merah dan biru sebanyak satu buah dengan ukuran yang telah diukur
untuk lensa.
15
4. Potong map plastik sebnayk dua buah seukuran dengan mika tadi.
5. Tes kecerahan warna mika dan map. Caranya dengan mengetes dengan gambar
berikut.
• Mika merah hanya bisa melihat lingkaran biru menjadi hitam.
• Mika biru hanya bisa melihat lingkaran merah yang menjadi hitam.
6. Tempelkan mika biru di bagian kacamata untuk mata sebelah kanan dan yang
berwarna merah (mika dan map) untuk mata sebelah kiri.
7. Tempelkan karet pada bagian kanan kebagian kiri secara melingkar.
8. Rangkai setiap bagian dengan double tape.
16
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Cara Menggunakan
Kacamata ini dapat digunakan untuk gambar atau video yang telah di setting khusus
untuk menghasilkan bentuk 3D dengan bantuan kacamata 3D. Di bawah ini salah satu
contoh dalam bentuk gambar.
4.2 Prinsip Kerja
Prinsip dari kacamata 3D mengacu pada prinsip kerja mata yang memiliki system
binokular dimana pada sistem penglihatan ini kedua mata digunakan secara bersamaan,
namum jika hanya menggunakan mata telanjang, tampilan gambar hanya terlihat biasa
karena kedua mata menangkap gambar yang sama, untuk itu kacamata ini dirancang
dengan menggunkan dua warna yang berbeda untuk memfokuskan kedua fungsi mata
dalam menangkap hal yang berbeda secara bersamaan, sehingga tampilan gambar terlihat
nyata.
4.3 Faktor – faktor
Ada 2 faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kepekatan warna lensa, dimana semakin pekat warna lensa maka gambar yang
terlihat akan terlihat semakin gelap.
2. Saat menggunakan kacamata 3D, sebaiknya pilih tempat yang gelap agar
gambar yang terlihat lebih optimal.
4.4 Hasil
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
• http://4muda.com/inilah-prinsip-kerja-kacamata-3d-tiga-dimesi/
• http://fisikon.com/kelas3/index.php?
option=com_content&view=article&id=53:polarisasi-cahaya&catid=6:gelombang-
cahaya&Itemid=102
• https://en.wikipedia.org/wiki/Anaglyph_3D
• https://www.thefoundry.co.uk/products/ocula/about-stereoscopic-3d/
• http://jihan-fisika-unesa.blogspot.co.id/2012/05/kacamata-3-dimensi.html
19
LAMPIRAN
20

More Related Content

What's hot

Fisika Kelas xi Bab10 Optika Geometrik
Fisika Kelas xi Bab10 Optika GeometrikFisika Kelas xi Bab10 Optika Geometrik
Fisika Kelas xi Bab10 Optika GeometrikAmphie Yuurisman
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi azidny
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszKlara Tri Meiyana
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholDhiarrafii Bintang Matahari
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
 
ppt fisika alat optik SMA kelas X
ppt fisika alat optik SMA kelas Xppt fisika alat optik SMA kelas X
ppt fisika alat optik SMA kelas XVivi
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaFitri Kurniawati
 
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)shellawidiyanti
 
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijauLaporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijaurendrafauzi
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didihworodyah
 
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERMLAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERMNesha Mutiara
 
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekasFitriyana Migumi
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak MenggelindingEni Dahlia
 
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijauPengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijauAyik Novitasari
 
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...Yeni Rahayu
 
Laporan ayunan sederhana
Laporan ayunan sederhanaLaporan ayunan sederhana
Laporan ayunan sederhanaAdhi Susanto
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiRidho Pasopati
 
Lkpd pemantulan
Lkpd pemantulanLkpd pemantulan
Lkpd pemantulannooraisy22
 

What's hot (20)

Fisika Kelas xi Bab10 Optika Geometrik
Fisika Kelas xi Bab10 Optika GeometrikFisika Kelas xi Bab10 Optika Geometrik
Fisika Kelas xi Bab10 Optika Geometrik
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
 
ppt fisika alat optik SMA kelas X
ppt fisika alat optik SMA kelas Xppt fisika alat optik SMA kelas X
ppt fisika alat optik SMA kelas X
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
 
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
 
Fermentasi anaerob
Fermentasi anaerobFermentasi anaerob
Fermentasi anaerob
 
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijauLaporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
 
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERMLAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
 
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
 
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijauPengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
Pengaruh media tanam pada perkembangan kacang hijau
 
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
 
Laporan ayunan sederhana
Laporan ayunan sederhanaLaporan ayunan sederhana
Laporan ayunan sederhana
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksi
 
Lkpd pemantulan
Lkpd pemantulanLkpd pemantulan
Lkpd pemantulan
 

Similar to Laporan Proyek Kacamata 3D dengan Prinsip Polarisasi Cahaya

Cahaya, Cermin dan Lenssa, by y ushie
Cahaya, Cermin dan Lenssa, by y ushieCahaya, Cermin dan Lenssa, by y ushie
Cahaya, Cermin dan Lenssa, by y ushieYusuf Hidayat
 
Pemantulan cahaya
Pemantulan cahayaPemantulan cahaya
Pemantulan cahayaDewi Fitri
 
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.pptRIYANTORIYANTO39
 
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.pptalqudwahpangkalpinan
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang MikroskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang MikroskopLydia Nurkumalawati
 
Optik, Alat alat Optik, Teknologi Optik
Optik, Alat alat Optik, Teknologi Optik Optik, Alat alat Optik, Teknologi Optik
Optik, Alat alat Optik, Teknologi Optik Rahma Setiayu
 
Laporan praktikum fisika 1
Laporan praktikum fisika 1Laporan praktikum fisika 1
Laporan praktikum fisika 1Windawati
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikWarnet Raha
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikWarnet Raha
 
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optikIPA 2014
 
Ppt pemantulan
Ppt pemantulanPpt pemantulan
Ppt pemantulanmrsfabian
 
Makalah cahaya dan sifatnya
Makalah cahaya dan sifatnyaMakalah cahaya dan sifatnya
Makalah cahaya dan sifatnyafithriapuspasari
 
optika geometri lengkap 13 mei 11
optika geometri lengkap 13 mei 11optika geometri lengkap 13 mei 11
optika geometri lengkap 13 mei 11Nanda Reda
 

Similar to Laporan Proyek Kacamata 3D dengan Prinsip Polarisasi Cahaya (20)

Optik geometri
Optik geometriOptik geometri
Optik geometri
 
Cahaya, Cermin dan Lenssa, by y ushie
Cahaya, Cermin dan Lenssa, by y ushieCahaya, Cermin dan Lenssa, by y ushie
Cahaya, Cermin dan Lenssa, by y ushie
 
Pemantulan cahaya
Pemantulan cahayaPemantulan cahaya
Pemantulan cahaya
 
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
 
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
 
Modul Interferensi
Modul InterferensiModul Interferensi
Modul Interferensi
 
Biooptik fisika
Biooptik fisikaBiooptik fisika
Biooptik fisika
 
LKPD_Optik_Haida_Aritonang.pdf
LKPD_Optik_Haida_Aritonang.pdfLKPD_Optik_Haida_Aritonang.pdf
LKPD_Optik_Haida_Aritonang.pdf
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang MikroskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
 
Makalah bandul fisis
Makalah bandul fisisMakalah bandul fisis
Makalah bandul fisis
 
Optik, Alat alat Optik, Teknologi Optik
Optik, Alat alat Optik, Teknologi Optik Optik, Alat alat Optik, Teknologi Optik
Optik, Alat alat Optik, Teknologi Optik
 
Laporan praktikum fisika 1
Laporan praktikum fisika 1Laporan praktikum fisika 1
Laporan praktikum fisika 1
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optik
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optik
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optik
 
Makalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optikMakalah fisika kesehatan optik
Makalah fisika kesehatan optik
 
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
 
Ppt pemantulan
Ppt pemantulanPpt pemantulan
Ppt pemantulan
 
Makalah cahaya dan sifatnya
Makalah cahaya dan sifatnyaMakalah cahaya dan sifatnya
Makalah cahaya dan sifatnya
 
optika geometri lengkap 13 mei 11
optika geometri lengkap 13 mei 11optika geometri lengkap 13 mei 11
optika geometri lengkap 13 mei 11
 

More from Siti Farida

Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSiti Farida
 
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"Siti Farida
 
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless MousePengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless MouseSiti Farida
 
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSiti Farida
 
Review Jurnal RnR
Review Jurnal RnR Review Jurnal RnR
Review Jurnal RnR Siti Farida
 
demand management impact on lean six sigma projects
demand management impact on lean six sigma projects demand management impact on lean six sigma projects
demand management impact on lean six sigma projects Siti Farida
 
Six Sigma DMADV -step-tools-outputs
Six Sigma DMADV -step-tools-outputsSix Sigma DMADV -step-tools-outputs
Six Sigma DMADV -step-tools-outputsSiti Farida
 
Siti farida 02411740000017 dfss supply chain by idov
Siti farida 02411740000017  dfss supply chain by idovSiti farida 02411740000017  dfss supply chain by idov
Siti farida 02411740000017 dfss supply chain by idovSiti Farida
 
VOICE OF CUSTOMER
VOICE OF CUSTOMER VOICE OF CUSTOMER
VOICE OF CUSTOMER Siti Farida
 
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...Siti Farida
 
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)Siti Farida
 
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...Siti Farida
 
Investment Casting A3 Report
Investment Casting A3 Report Investment Casting A3 Report
Investment Casting A3 Report Siti Farida
 
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)Siti Farida
 
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)Siti Farida
 
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMURPERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMURSiti Farida
 
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...Siti Farida
 
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"Siti Farida
 
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...Siti Farida
 
Contoh Business Model Canvas (BMC)
Contoh Business Model Canvas (BMC)Contoh Business Model Canvas (BMC)
Contoh Business Model Canvas (BMC)Siti Farida
 

More from Siti Farida (20)

Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
 
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
 
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless MousePengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
 
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
 
Review Jurnal RnR
Review Jurnal RnR Review Jurnal RnR
Review Jurnal RnR
 
demand management impact on lean six sigma projects
demand management impact on lean six sigma projects demand management impact on lean six sigma projects
demand management impact on lean six sigma projects
 
Six Sigma DMADV -step-tools-outputs
Six Sigma DMADV -step-tools-outputsSix Sigma DMADV -step-tools-outputs
Six Sigma DMADV -step-tools-outputs
 
Siti farida 02411740000017 dfss supply chain by idov
Siti farida 02411740000017  dfss supply chain by idovSiti farida 02411740000017  dfss supply chain by idov
Siti farida 02411740000017 dfss supply chain by idov
 
VOICE OF CUSTOMER
VOICE OF CUSTOMER VOICE OF CUSTOMER
VOICE OF CUSTOMER
 
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
 
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
 
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
 
Investment Casting A3 Report
Investment Casting A3 Report Investment Casting A3 Report
Investment Casting A3 Report
 
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
 
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
 
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMURPERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
 
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
 
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
 
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
 
Contoh Business Model Canvas (BMC)
Contoh Business Model Canvas (BMC)Contoh Business Model Canvas (BMC)
Contoh Business Model Canvas (BMC)
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Laporan Proyek Kacamata 3D dengan Prinsip Polarisasi Cahaya

  • 1. Proyek Pembuatan Kacamata 3D Disusun Oleh XII – 2 : 1. Nanda Rizka Mahendra (27) 2. Sevi Amanta Sari (35) 3. Siti Farida (38) 4. Veronica Junior Ayme Surya (39) SMA NEGERI 4 SURABAYA TAHUN AJARAN 2016 – 2017
  • 2. Kata Pengantar Assalamualaikum Wr . Wb . Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Laporan dengan judul " Proyek Pembuatan Kacamata 3D " ini kami susun untuk memenuhi tugas proyek pertama pada mata pelajaran Fisika dengan sub pembahasan bab “Gelombang Bunyi”. Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan laporan ini ini hingga selesai. Secara khusus, rasa terima kasih tersebut kami sampaikan kepada: 1. Bapak Susilo selaku guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan laporan ini. 2. Rekan-rekan satu kelas yang juga telah banyak membantu dalam penulisan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Wassalamualaikum Wr . Wb Surabaya, 31 Oktober 2016 Penulis, Kelompok I Daftar isi
  • 3. KATA PENGANTAR ............................................i DAFTAR ISI ...........................................ii BAB I PENDAHULUAN ..........................................1 1.1 Latar Belakang ...........................................1 1.2 Rumusan Masalah ...........................................1 1.3 Tujuan .................................................................................... 2 1.4 Manfaat ................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3 2.1 Landasan Teori ........................................................................ 3 BAB III CARA PEMBUATAN ................................................................. 12 3.1 Alat dan Bahan......................................................................... 12 3.4 Langkah kerja ......................................................................... 12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 14 4.1 Cara Menggunakan ................................................................. 14 4.2 Prinsip Kerja ........................................................................... 14 4.3 Faktor-faktor ........................................................................... 14 4.4 Hasil ........................................................................................ 15 BAB V PENUTUP .................................................................................... 16 5.1 Kesimpulan ............................................................................. 16 5.2 Saran ....................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... iv LAMPIRAN ................................................................................................. v 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu benda dapat terlihat akibat adanya pemantulan cahaya terhadap benda tersebut. Dimana cahaya itu sendiri merupakan salah satu gelombang tranversal yang dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interverensi serta polarisasi. Polarisasi cahaya adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak secara osilasi dan menuju arah tertentu. Cahaya terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat kea rah vector bidang magnetnya. Cahaya itu dapat mengalami polarisasi karena berbagai cara antara lain karena peristiwa pemantulan,pembiasan maupun hamburan. Dalam proyek kali ini, penulis melakukan pengerjaan pembuatan salah satu alat peraga polarisasi cahaya kacamata 3D sederhana dengan menggunakan beberapa konsep yang telah dipelajari dalam bab “Gelombang Cahaya”. Dalam proyek untuk alat peraga polarisasi cahaya, penulis memilih untuk melaksanakannya dengan membuat kacamata 3D sederhana. Kacamata 3D merupakan kacamata yang digunakan untuk menonton film tiga dimensi di mana kacamata 3D ini merupakan alat bantu vital untuk mendapatkan sensasi tiga dimensi. Kacamata ini memiliki satu lensa yang berwarna merah dan satu lensa yang berwarna biru atau cyan. Pemilihan kacamata 3D sederhana ini dipilih karena teknik yang sederhana dalam pembuatannya. Saat menggunakan kacamata 3D akan didapat sensasi nyata saat kita menonton film atau melihat suatu gambar yang sudah diberi efek 3 dimensi. Berhubungan dari sedikit konsep yang telah disinggung dalam latar belakang kali ini, penulis tertarik untuk mengerjakan proyek membuat kacamata 3D sebagai alat peraga polarisasi cahaya. 1.2 Rumusan Masalah  Bagaimana teknik pengerjaan kacamata 3D sederhana sebagai alat peraga polarisasi cahaya? 1.3 Tujuan 4
  • 5.  Untuk mengetahui teknik pengerjaan kacamata 3D sederhana sebagai alat peraga polarisasi cahaya.  Untuk mengetahui cara kerja kacamata 3D sederhana sebagai alat peraga polarisasi cahaya. 1.4 Manfaat  Untuk memberi kesan nyata pada suatu gambar atau film. BAB II 5
  • 6. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori A. Polarisasi Polarisasi merupakan proses pengkutuban atau penyerapan/pemfilteran cahaya sehingga dihasilkan arah gelombang cahaya yang sesuai. Polarisasi dapat dirasakan saat siang hari yang cerah warna langit menjadi biru atau dalam dunia modern ini polarisasi dimanfaatkan untuk pemakaian kacamata polarisasi atau juga untuk kacamata 3D. Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi. Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969. Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi, getaran horizontal diserap sedang getaran vertikal diserap sebagian. Cahaya alami seperti cahaya matahari yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal. Suatu gelombang terpolarisasi linear bila getaran dari gelombang tersebut selalu terjadi dalam satu arah saja. Arah ini disebut arah polarisasi. Untuk mengamati polarisasi dapat diuji dengan mengikat seutas tali pada titik O di dinding, kemudian masukkan ujung tali lain, yaitu ujung A ke sebuah celah, Pasang celah dalam posisi vertikal, kemudian getarkan ujung tali di A sehingga gelombang transversal yang merambat dari A dapat menembus celah, dan sampai di titik O. Ubahlah posisi celah menjadi horisontal, kemudian getarkan kembali ujung tali A secara vertikal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa gelombang vertikal tidak dapat menembus celah (tampak tidak ada gelombang diantara celah dan titik O). Jika kemudian tali di titik A digetarkan berputar, artinya digetarkan ke segala arah dan celah dipasang vertikal. Gelombang tersebut dapat menembus celah dengan arah getaran gelombang yang sama dengan arah posisi celah, yaitu arah vertikal. Perhatikan gelombang tali pada( Gambar 1) 6
  • 7. Sebelum dilewatkan pada celah sempit vertikal, tali bergetar dengan simpangan seperti spiral. Setelah gelombang pada tali melewati celah, hanya arah getar vertikal yang masih tersisa.Adapun arah getar horizontal atu diserap oleh celah sempit itu. Gelombang yang keluar dari celah tadi disebut gelombang polarisasi, lebih khusus disebut terpolarisasi linier. Gelombang yang terpolarisasi artinya memiliki satu arah getar tertentu saja. Polarisasi yang hanya terjadi pada satu arah disebut polarisasi linear. Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi. Sinar alami seperti sinar matahari pada umumnya adalah sinar yang tak terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tidak terpolarisasi, yaitu dengan menghilangkan (memindahkan) semua arah getar dan melewatkan salah satu arah getar saja. Ada 4 cara untuk melakukan hal ini, yaitu penyerapan selektif, pemantulan, pembiasan ganda, dan hamburan. B. Penglihatan Binokular 7
  • 8. Penglihatan binokular adalah penglihatan di mana kedua mata digunakan bersama- sama. Kata binokular berasal dari dua kata bahasa Latin, bini untuk ganda, dan oculus untuk mata. Manusia dilengkapi dengan dua mata dan sistem penglihatan yang benar-benar menakjubkan. Untuk melihat obyek sampai sekitar 20 kaki (6 sampai 7 meter) jauhnya, dengan sistem penglihatan binokular memungkinkan kita dengan mudah mengatakan dengan akurasi yang baik seberapa jauh suatu objek. Misalnya, jika ada beberapa objek di bidang pandang kita, otomatis kita bisa mengatakan mana yang lebih jauh dan yang dekat, dan seberapa jauh mereka. Jika kita melihat dunia dengan satu mata tertutup, kita masih dapat melihat jarak, tapi akurasi penglihatan menurun dan harus bergantung pada isyarat visual, yang lebih lambat. Untuk melihat seberapa banyak perbedaan sistem penglihatan binokular, dapat dilakukan uji coba dengan dua orang. Orang pertama melemparkan bola ke orang kedua, lalu orang kedua mencoba untuk menangkapnya sambil menutup satu mata. Selain itu, untuk melakukan uji coba dapat dilakukan di ruang yang cukup gelap atau pada malam hari, di mana perbedaan tersebut bahkan lebih terlihat. Hal ini jauh lebih sulit untuk menangkap bola dengan hanya satu mata terbuka dibandingkan dengan dua mata terbuka. Sistem penglihatan binokular bergantung pada fakta bahwa dua mata terpisah sekitar 2 inci (5 cm). Oleh karena itu, setiap mata melihat dunia dari perspektif yang sedikit berbeda, dan sistem penglihatan binokular di otak kita menggunakan perbedaan untuk menghitung jarak. Otak 8
  • 9. memiliki kemampuan untuk mengkorelasikan gambar yang dilihatnya dalam dua mata meskipun sedikit berbeda. Saat menggunakan View-Master atau penampil stereoscopic, mata akan melihat sistem penglihatan binokular secara nyata. Dalam View-Master, setiap mata dihadapkan dengan gambar. Dua kamera memotret gambar yang sama dari posisi yang sedikit berbeda untuk membuat gambar-gambar. Mata manusia dapat berkorelasi dengan gambar-gambar secara otomatis karena setiap mata hanya melihat salah satu gambar. C. Efek Stereoscopic Stereoscopic atau stereoskopi disebut juga pencitraan stereoskopik atau 3D mengacu pada suatu teknik untuk menciptakan atau meningkatkan ilusi kedalaman pada foto dengan menghadirkan dua gambar diimbangi secara terpisah untuk mata kiri dan kanan dari penampil. Gambar dua dimensi yang kemudian digabungkan di otak untuk memberikan persepsi kedalaman 3D. Tiga metode yang digunakan untuk menyajikan gambar secara mekanis yang berbeda untuk setiap mata. Stereoskopi adalah peningkatan ilusi kedalaman dalam foto, film, atau citra dua dimensi dengan menghadirkan gambar yang sedikit berbeda untuk setiap mata. Penting untuk dicatat bahwa karena semua titik di fokus gambar pada bidang yang sama terlepas dari kedalaman mereka dalam adegan asli, isyarat kedua, fokus, masih belum digandakan dan karena itu ilusi kedalaman tidak lengkap. Fotografi stereoskopik Tradisional terdiri dari menciptakan ilusi 3D mulai dari sepasang gambar 2D (stereogram). Cara termudah untuk meningkatkan kedalaman persepsi di otak adalah untuk memberikan mata penonton dengan dua gambar yang berbeda, mewakili dua perspektif dari objek yang sama, dengan deviasi kecil persis sama dengan perspektif yang kedua mata secara alami terima dalam penglihatan binokular. D. Anaglyph 9
  • 10. Anaglyphs adalah sebuah citra dimana ketika citra tersebut dilihat dengan mata kanan dan mata kiri akan saling bertumpukan dengan warna yang berbeda. Sedangkan, setiap mata hanya memfilter warna yang diterimanya dan mengirimkannya ke otak. Kemudian, otak akan memprosesnya dan menangkapnya sebagai citra dalam 3D. Dalam pengertian yang lain, gambar anaglyph merupakan sebuah citra yang dibentuk dari pengintegrasian dua citra. Anaglyph image juga merupakan bagian dari grafik 3D yang meningkatkan persepsi kedalaman suatu benda 3D. citra yang dihasilkan tidak hanya tampak sebagai benda datar pada layar, tetapi akan tampak seolah-olah muncul dari layar. Secara fisik, gambar anaglyph merupakan citra dalam bentuk dua dimensi yang terlihat tidak jelas karena ada pergeseran channel warna R (red) pada citra tersebut. Jadi, ketika mata manusia melihat tanpa bantuan apapun, otak akan menangkap citra tersebut sebagai obyek yang tidak jelas karena ada bayangan pada citra tersebut. Oleh karena itu, mata manusia membutuhkan kacamata untuk membantu dalam melihat gambar anaglyph ini . Kacamata ini dinamakan dengan anaglyph glasses. E. Kacamata Binokular Binokular adalah alat yang dipegang dengan tangan dan dipakai untuk membesarkan benda jauh dengan melewati tampilan dua rentetan lensa dan prisma yang berdampingan. Prisma dipergunakan untuk mengembalikan tampilan dan memantulkan cahaya lewat refleksi internal total. Binokular menghasilkan bayangan yang benar dan tidak terbalik seperti teleskop. Dapat dikatakan binokular adalah dua teleskop yang dijadikan satu menghasilkan penglihatan 3 dimensi bagi pemakainya. F. Kacamata 3D 10
  • 11. Pememakaian kacamata 3D ditujukan untuk memberi hasil gambar yang berbeda ke mata. Layar benar-benar menampilkan dua gambar, dan kacamata 3D menyebabkan salah satu gambar masuk ke satu mata dan gambar yang lain untuk masuk ke mata lainnya. Kacamata 3D dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu pasif dan aktif. 3D glasses aktif berinteraksi secara nirkabel dengan gambar pada layar untuk meningkatkan tampilan 3D, sedangkan kacamata pasif tidak. Kacamata 3D pasif dibagi menjadi dua sub kategori utama yaitu anaglyphic dan kacamata terpolarisasi. G. Sistem Warna (Anaglyph): Merah / Hijau atau Merah / Biru Sistem merah / hijau atau merah / biru sekarang terutama digunakan untuk televisi efek 3D, dan digunakan di banyak film 3D. Dalam sistem ini, dua gambar yang ditampilkan pada layar, satu merah dan lainnya dengan warna biru (atau hijau). Filter pada kacamata hanya mengizinkan satu gambar untuk masuk ke setiap mata, dan otak kita melakukan sisanya. Di layar, dua gambar didominasi merah dan hijau/biru diproyeksikan dengan menggunakan proyektor tunggal.Penonton diberi kacamata 3D dengan satu lensa merah dan biru atau hijau lainnya tergantung pada warna film. Bagian merah dari gambar terhalang oleh lensa hijau dan sebaliknya. Ini memungkinkan dua retina untuk membentuk dua gambar yang berbeda dan karenanya ilusi optik kedalaman diciptakan. Namun, warna penyaringan oleh lensa terdistorsi warna akhir dan banyak di antara penonton menonton film 3-D mengeluh 11
  • 12. sakit kepala dan mual. Kualitas gambar juga rendah tidak sebagus sistem Polarisasi yang digunakan di era modern ini. H. Kacamata 3D Sistem Polarisasi Di Disney World, Universal Studios, dan tempat 3D lainnya, metode yang disukai dan paling populer adalah dengan menggunakan lensa terpolarisasi karena memungkinkan melihat warna secara jelas. Dua proyektor disinkronkan pada proyek dua pandangan masing- masing ke layar, masing-masing dengan polarisasi yang berbeda. Kacamata hanya mengizinkan salah satu gambar ke setiap mata karena mengandung lensa dengan polarisasi yang berbeda. Kacamata terpolarisasi pasif beroperasi atas dasar yang sama seperti kacamata anaglyph, hanya saja kacamata ini lebih kepada menyaring gelombang cahaya daripada warna. Satu lagi, dua gambar yang identik dan sedikit tumpang tindih, kecuali dalam hal ini setiap gambar terpolarisasi untuk memproyeksikan cahaya yang berbeda dari yang lain. Dengan kacamata 3D terpolarisasi, setiap mata hanya memproses satu gambar. sehingga pikiran kita tertipu untuk memadukan dua gambar menjadi satu, menciptakan pengalaman menakjubkan 3D. Berbeda dengan 3D anaglyphic, yang dapat diproyeksikan dari layar manapun, 3D polarisasi bekerja lebih baik dengan layar yang dapat menyampaikan frekuensi cahaya berbeda tanpa mengorbankan kualitas gambar. 4 cara kerja yang umum untuk menampilkan film 3D : 12
  • 13. 1. XPAND Teknologi ini dulunya bernama nuvision dan bekerja dengan sebuah lensa pengatur cahaya dan proyektor. Gambar diproyeksikan secara bergantian untuk mata kiri dan kanan. Lensa pengatur cahaya yang dikendalikan melalui inframerah dan dioperasikan dengan baterai akan mengurangi cahaya pada masing-masing mata, terutama pada saat sebuah gambar tidak harus terlihat oleh mata tersebut. Lantaran bekerja tanpa polarisasi, teknologi ini dapat menggunakan jenis layar apa saja. Kelebihan : Tidak pakai layar perak Kekurangan : Kacamata mahal dan kepala tidak boleh miring 2. Real D Proyektor akan menampilkan gambar secara bergantian melalui Z-Filter ke sebuah layar perak. Proyektor ini akan mengubah cahaya untuk masing-masing mata dengan menggunakan polarisasi sirkular. Kacamata hanya untuk melewatkan cahaya yang sesuai. Kelebihan : Kepala boleh miring 13
  • 14. Kekurangan : Memerlukan layar perak 3. Dolby 3D Digital Cinema Sebuah color filter yang berputar akan mengganti panjang gelombang pada gambar- gambar yang diputar secara bergantian untuk masing-masing mata. Sebuah kacamata interferensi akan menyaring semua panjang gelombang, kecuali yang sengaja dihasilkan untuk masing-masing mata. Kelebihan : Tidak harus menggunakan layar perak Kekurangan : Perlengkapan mahal 4. Proyeksi ganda dengan polarisasi Dua proyektor sekaligus, masing-masing untuk mata kiri dan kanan, akan mengirim cahaya dengan polarisasi berbeda secara bersamaan ke layar perak. Kacamata hanya untuk melewatkan gambar yang telah ditentukan untuk mata tersebut. Kelebihan : Brightness tinggi Kekurangan : Kepala tidak boleh miring 14
  • 15. BAB III CARA PEMBUATAN 3.1 Alat dan Bahan • Alat : 1. Penggaris 2. Alat tulis 3. Gunting 4. Cutter • Bahan : 1. Karton 2. Kertas 3. Mika plastik warna merah dan biru 4. Map plastik warna merah 5. Karet meteran 6. Double tape 3.2 Langkah Kerja 1. Bentuk pola kacamata pada kertas, lalu gunting. Agar lebih mudah gunakan cutter untuk memudahkan menghilangkan bagian tengah. 2. Cetak pola tersebut pada karton sebanyak dua buah. lalu lakukan hal yang sama seerti bagian satu. Ukur bagian lensa kacamata. 3. Potong mika merah dan biru sebanyak satu buah dengan ukuran yang telah diukur untuk lensa. 15
  • 16. 4. Potong map plastik sebnayk dua buah seukuran dengan mika tadi. 5. Tes kecerahan warna mika dan map. Caranya dengan mengetes dengan gambar berikut. • Mika merah hanya bisa melihat lingkaran biru menjadi hitam. • Mika biru hanya bisa melihat lingkaran merah yang menjadi hitam. 6. Tempelkan mika biru di bagian kacamata untuk mata sebelah kanan dan yang berwarna merah (mika dan map) untuk mata sebelah kiri. 7. Tempelkan karet pada bagian kanan kebagian kiri secara melingkar. 8. Rangkai setiap bagian dengan double tape. 16
  • 17. BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Cara Menggunakan Kacamata ini dapat digunakan untuk gambar atau video yang telah di setting khusus untuk menghasilkan bentuk 3D dengan bantuan kacamata 3D. Di bawah ini salah satu contoh dalam bentuk gambar. 4.2 Prinsip Kerja Prinsip dari kacamata 3D mengacu pada prinsip kerja mata yang memiliki system binokular dimana pada sistem penglihatan ini kedua mata digunakan secara bersamaan, namum jika hanya menggunakan mata telanjang, tampilan gambar hanya terlihat biasa karena kedua mata menangkap gambar yang sama, untuk itu kacamata ini dirancang dengan menggunkan dua warna yang berbeda untuk memfokuskan kedua fungsi mata dalam menangkap hal yang berbeda secara bersamaan, sehingga tampilan gambar terlihat nyata. 4.3 Faktor – faktor Ada 2 faktor yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Kepekatan warna lensa, dimana semakin pekat warna lensa maka gambar yang terlihat akan terlihat semakin gelap. 2. Saat menggunakan kacamata 3D, sebaiknya pilih tempat yang gelap agar gambar yang terlihat lebih optimal. 4.4 Hasil 17
  • 19. DAFTAR PUSTAKA • http://4muda.com/inilah-prinsip-kerja-kacamata-3d-tiga-dimesi/ • http://fisikon.com/kelas3/index.php? option=com_content&view=article&id=53:polarisasi-cahaya&catid=6:gelombang- cahaya&Itemid=102 • https://en.wikipedia.org/wiki/Anaglyph_3D • https://www.thefoundry.co.uk/products/ocula/about-stereoscopic-3d/ • http://jihan-fisika-unesa.blogspot.co.id/2012/05/kacamata-3-dimensi.html 19