"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
Konseptual
1. Pendahuluan
Kerangka konseptual mungkin dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang
terstruktur (Belkaoui, 1993). Hal ini disebabkan struktur kerangka konseptual sama
dengan struktur teori akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran logik (logical
reasoning). Atas dasar penalaran ini, teori merupakan proses pemikiran menurut
kerangka konseptual tertentu untuk menjelaskan kenyataan yang terjadi dan
menjelaskan apa yang harus dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru.
Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk hirarki yang memiliki beberapa
peringkat.
Pada peringkat teori yang tinggi, kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup
dan tujuan pelaporan kewangan. Pada peringkat selanjutnya, kerangka konseptual
mengidentifikasi dan mendefinisikan karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan
elemen laporan keuangan. Pada tingkatan operasional yang lebih rendah, kerangka
konseptual berkaitan dengan prisip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang
pengukuran dan pengakuan elemen laporan keuangan dan tipe informasi yang perlu
disajikan.
Sering dikatakan bahwa agar dapat dijadikan legitimasi, kerangka konseptual
harus didukung oleh metodologi ‘ilmiah’ (scientific). Hal ini berarti bahwa prinsip-prinsip
dan aturan-aturan pengukuran tersebut harus dihasilkan dari tujuan dan konsep-konsep
yang telah didefinisikan sebelumnya. FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual
sebagai suatu sistem yang saling berkaitan sebagai berikut:
......suatu sistem yang koheren tentang tujuan (objectives) dan konsep dasar
yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang
konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi, dan keterbatasan akuntansi
keuangan dan pelaporan keuangan.
Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa kata-kata seperti “sistem yang koheren”
(coherent system) dan “konsisten” (consistent) menunjukkan bahwa FASB
menggunakan kerangka teoritis dan non-arbitrer. Sedang kata “memberi pedoman”
(prescribes) mendukung pemakaian pendekatan normatif.
2. Ada beberapa pihak yang memandang kerangka konseptual sebagai “Konstitusi”
(Undang-Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam proses penentuan standar
akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi pedoman bagai badan yang berwenang
dalam memecahkan masalah yang muncul selama proses penentuan standar. Hal ini
dilakukan dengan cara mempersempit permasalahan sehingga dapat ditentukan
apakah standar tertentu sesuai dengan kerangka konseptual.
Oleh yang demikian, Kerangka konseptual / teoritikal ibarat peta kepada kajian
kita. Jika kita tak ada peta, kita akan sesat… dalam kajian kita sendiri, apatah lagi
pembaca seperti anda. Secara mudahnya, kerangka konseptual adalah kerangka yang
anda akan jalankan kajian anda dan ianya belum diketengahkan lagi. Ia sebagai
panduan dan halatuju anda menjalankan kajian. Kerangka teoritikal pula telahpun
diketengahkan, atau kerangka konseptual yang telahpun diuji.. Namun kedua-dua
istilah ini merujuk kepada garis panduan atau struktur yang menghubungkan semua
variabel atau idea utama yang terlibat dalam kajian anda bagi memudahkan anda
menentukan perkaitan variable dan idea2 tersebut. Kedua-duanya lazim dipaparkan
dalam bentuk grafik.
3. Elemen atau Konsep Pembentukan Kerangka Koseptual
Dalam saya menjalankan kajian terdapat 5 elemen utama yang menjadi
garis panduan dalam menyediakan kerangka konsep yang berkesan. Berikut
dinyatakan Lima elemen tersebut :
I) Tajuk
II) Objektif
III) Teori atau konsep utama
IV) Perkaitan variable
V) Penilaian.
Tajuk
Objektif
Teori atau
konsep
utama
perkaitan
variable
Penilaian