Standar akuntansi mengatur dua landasan utama, yaitu landasan operasional yang terdiri dari tiga tingkatan standar dan landasan konseptual yang menjadi acuan penyusunan standar. Regulasi akuntansi diperlukan untuk mengurangi asimetri informasi dan meningkatkan kepercayaan investor, meski perlu disosialisasikan dan memiliki dampak ekonomi. Terlalu banyak standar dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpatuhan, sehingga perlu disederhan
1. 1. Salah satu karakteristik standar akuntansi adalah bahwa standar tersebut tidak mengatur
prosedur akuntansi, namun merupakan pedoman yang lengkap tentang fungsi akuntansi
sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan. Jelaskan dan uraikan landasan apa
saja yang diatur dalam standar akuntansi keuangan.
Jawaban:
Terdapat dua landasan yang mendasari dan diatur dalam kerangka prinsip akuntansi yang
berlaku umum yaitu:
a. Landasan operasional
Dalam landasan operasional, terdapat tiga tingkatan kerangka prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Tingkat 1 adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
dan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar Akuntansi
Keuangan merupakan aturan utama yang harus diacu dalam penyajian laporan
keuangan dalam kerangka prinsip akuntansi berlaku umum. Standar tersebut penting
agar laporan keuangan lebih berguna, dapat dimengerti, dapat diperbandingkan serta
tidak menyesatkan.
Tingkat 2 adalah SAK Internasional, Buletin Teknis, regulasi untuk industri, dan
pedoman atau praktik akuntansi industri. Tingkat 2 merupakan acuan alternatif
setelah tingkat 1, yaitu jika terdapat hal yang tidak diatur di tingkat 1 maka tingkat 2
dapat menjadi acuan selama tidak bertentangan dengan landasan konseptual atau
prinsip yang digunakan di landasan operasional.
Sedangkan tingkat 3 adalah Praktik, Konvensi, dan Kebiasaan Pelaporan yang Sehat,
serta Buku Teks/Ajar, Simpulan Riset, Artikel, dan Pendapat Ahli. Seperti halnya di
atas, jika terdapat hal yang tidak diatur di tingkat 1 ataupun 2 maka tingkat 3 dapat
menjadi acuan selama tidak bertentangan dengan landasan konseptual atau prinsip
yang digunakan di landasan operasional.
b. Landasan konseptual
Landasan konseptual yang berisi kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan (KDPPLK) adalah konsep yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan untuk tujuan umum. KDPPLK menjadi acuan penyusun standar akuntansi
dalam pelaksanaan tugasnya, acuan penyusun laporan keuangan untuk
menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi
keuangan, acuan auditor dalam memberikan pendapat, dan acuan pemakai dalam
menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Jadi dapat dikatakan
bahwa KDPPLK ini merupakan acuan dalam penyusunan Standar Akuntansi
Keuangan yang ada pada landasan operasional tingkat 1.
2. Terdapat perdebatan pandangan apakah akuntansi perlu diregulasi atau tidak. Jelaskan
bagaimana pada level teori, dan uraikan perlu atau tidaknya regulasi, serta implementasi
dalam praktik
Jawaban:
a. Penjelasan pada level teori mengenai urgensi regulasi akuntansi dapat dilakukan melalui
beberapa pendekatan, antara lain sebagai berikut :
a) Pendekatan Induktif
2. Pendekatan induktif dalam penyusunan dari suatu teori diawali dengan observasi dan
pengukuran serta berlanjut pada kesimpulan umum. Penerapannya dalam akuntansi,
pendekatan induktif diawali dengan observasi mengenai informasi keuangan dari
perusahaan bisnis dan dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip-prinsip
akuntansi dari observasi tersebut berdasarkan kepada hubungan yang berulang
kembali. Pendekatan induktif untuk suatu teori mencakup empat tahap :
i. Melakukan pengamatan dan pencatatan atas hasil amatan.
ii. Menganalisis dan mengklasifikasi hasil amatan untuk mendeteksi hubungan
peristiwa yang telah terjadi berulang-ulang.
iii. Menarik kesimpulan yang menunjukkan adanya hubungan peristiwa yang
berulang.
iv. Melakukan pengujian atas kesimpulan yang dibuat tersebut untuk mencari
kebenarannya.
Dalam proses induksi, kebenaran suatu pernyataan tergantung pada pengamatan yang
secara memadai menyajikan contoh adanya hubungan berulang. Dalam kasus urgensi
regulasi akuntansi jika dipecahkan dengan teori pendekatan induktif maka peneliti
harus melakukan pengamatan terlebih dahulu mengenai praktik akuntansi yang telah
terjadi dan menelaah keterbatasannya sebelum memutuskan apakah penting dilakukan
regulasi atau tidak.
b) Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang menggunakan logika bermula dari
hal-hal yang bersifat umum dan secara khusus dapat ditarik kesimpulannya.
Diterapkan dalam akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan dalil akuntansi
dasar atau premis dan dilanjutkan dengan menurunkan prinsip-prinsip akuntansi
melalui cara-cara logis yang dipakai sebagai pedoman dan dasar bagi pengembangan
teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini bergerak dari umum (dalil awal tentang
lingkungan akuntansi) ke khusus (pertama prinsip akuntansi dan kedua, teknik
akuntansi). Pendekatan deduktif dalam akuntansi dimulai dari :
i. Merumuskan dan menetapkan tujuan pelaporan keuangan.
ii. Memilih dan menetapkan postulat-postulat atau konsep-konsep teoritis
akuntansi.
iii. Menetapkan prinsip-prinsip logis akuntansi.
iv. Menurunkan dan mengembangkan teknik-teknik akutansi.
Dalam kasus penentuan keperluan melakukan perubahan regulasi dalam akuntansi
maka melalui pendekatan ini, seorang peneliti terlebih dahulu memilih prinsip-
prisnsip yang telah ada sebelumnya untuk dikembangkan menjadi teknik-teknik baru
yang sesuai dengan keadaan kemudian barulah dilakukan pengujian apakah teknik
atau teori tersebut memenuhi tuntutan praktik atau tidak.
c) Pendekatan ekonomi
Pendekatan ini menekankan bahwa dalam perumusan teori akuntansi, indikator-
indikator makro ekonomi seperti seperti inflasi harus dipertimbangkan yang dapat
memberikan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Prinsip, standar, dan teknik
akuntansi yang disusun dikaitkan dengan tujuan ekonomi. Sebagai contoh dalam
akuntansi, kita mengenal akuntansi perubahan tingkat harga yang merupakan
3. prosedur dan teknik yang diciptakan dalam rangka penyajian laporan keuangan yang
menggunakan pendekatan mkro ekonomi, yaitu tingkat inflasi atau yang dikenal
dengan akuntansi inflasi.
d) Pendekatan Etis
Etis disebut juga etika, berkaitan dengan moral dan perilaku baik dan buruk .
Pendekatan etis dalam perumusan teori akuntansi harus ditekankan pada konsep
kewajaran, kejujuran, keadilan, dan kebenaran. Indikator kewajaran dalam akuntansi
menekankan bahwa hendaknya informasi akuntansi yang disajikan harus benar
(objektif dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum), adil dilihat dari
pendistribusian dan pengungkapannya. Ketika regulasi diatur atau dianalisa
menggunakan pendekatan ini maka regulasi harus memuat nilai-nilai etis yang dapat
diimplementasikan dalam penyajian laporan keuangan.
e) Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis menekankan pada aspek kesejahteraan masyarakat. Perumusan
teori akuntansi, penetapan prinsip dan standar-standar akuntansi yang dipilih harus
dapat mengungkapkan dampak sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam
perkembangan akuntansi saat ini, telah muncul akuntansi sosial sebagai wujud
pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungannya. Jika peruabahan
regulasi dianalisa atau mengacu dengan menggunakan pendekatan ini maka perlu atau
tidaknya perubahan bergantung pada sejauh mana suatu teknik atau prinsip akuntansi
berkontribusi dalam proses perwujudan kesejahteraan sosial.
f) Pendekatan Elektik
Elektik artinya memilih di antara berbagai macam kombinasi pendekatan yang cocok
dan sesuai dengan standar yang bersangkutan, di mana pendekatan yang terbaik dan
yang paling relevan dengan kegunaannyalah yang akan dipakai. Pendekatan ini pada
hakikatnya adalah hasil dari usaha-usaha yang dilakukan oleh kalangan profesi dan
pemerintah sebagai bentuk partisipasinya terhadap perkembangan prinsip akuntansi.
b. Perlu atau Tidaknya Dilakukan Regulasi?
Regulasi dalam akuntansi sangat diperlukan. Akuntansi sebagai bagian dari
aktivitas ekonomi banyak mengalami regulasi, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun oleh profesi akuntansi sendiri. Regulasi yang dilakukan oleh pemerintah
dilakukan melalui undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri atau
keputusan lembaga pemerintah lain yang mengatur mengenai organisasi profesi dan
haknya untuk berpraktik publik serta persyaratan pengungkapan dalam pelaporan
keuangan perusahaan. Regulasi yang dilakukan oleh profesi akuntansi sendiri berupa
regulasi penentuan dan pemonitoran standar akuntansi dan pengauditan (Scott,
2003:412). Regulasi bukan merupakan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari,
banyak contoh regulasi yang dialami oleh masyarakat, antara lain adalah regulasi tarif
untuk pemakaian jasa listrik, telepon, transportasi dan lain-lain.
Tujuan diadakannya regulasi pada umumnya untuk memberikan perlindungan
kepada masyarakat konsumen agar tidak dirugikan oleh perusahaan penyedia jasa yang
bersifat monopoli atau mendekati monopoli. Regulasi pada akhirnya juga bermanfaat
4. bagi kepentingan manajemen, pasar modal, dan perekonomian nasional. Regulasi dapat
mengurangi asimetri informasi, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap
informasi perusahaan, sehingga mereka bersedia membeli sekuritas perusahaan dengan
harga yang tinggi. Harga saham yang tinggi sangat menguntungkan emiten karena biaya
modalnya menjadi rendah. Regulasi juga dapat meningkatkan kepercayaan investor
kepada pasar saham, dan meningkatnya kepercayaan ini dapat berakibat likuiditas dan
efisiensi pasar saham meningkat dan yang pada akhirnya dapat menguntungkan
perekonomian nasional.
c. Implementasi regulasi dalam praktik
Sosialisasi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah
maupun emiten itu sendiri jika pada akhirnya regulasi diimplementasikan dalam suatu
praktik akuntansi. Sosialisasi tersebut dilakukan terhadap para pengguna untuk
pengambilan keputusan dan para pelaku teknis yang terlibat langsung dengan penerapan
regulasi. Pengkomunikasian dilakukan untuk mencegah terjadinya perbedaan dalam
pengimplementasian dan penganalisaan regulasi serta memperkecil asimetri informasi
antara pihak internal dan eksternal. Proses sosialisasi dan pengkomunikasian ini bukan
merupakan hal yang mudah dan cepat namun dengan trial dan training secara berkala
maka mereka akan terbiasa dengan penerapan regulasi baru.
Penerapan regulasi akuntansi baru akan membawa konsekuensi ekonomi.
Konsekuensi ekonomi tersebut antara lain terkait dengan kondisi pasar, perkembangan
bisnis, dan kondisi pasar sekuritas. Setiap konsekuensi ekonomi yang terjadi pada
akhirnya akan mempengaruhi setiap keputusan pihak internal (manajemen) terkait
dengan praktik akuntansi pada perusahaannya. Selain itu, regulasi baru juga pastinya
akan menimbulkan respon dari para pelaku bisnis. Respon yang terjadi pun beragam
bergantung pada lingkungan bisnis entitas yang bersangkutan. Menurut teori akuntansi
positif, perusahaan akan cenderung memilih kebijakan akuntansi yang terbaik yang dapat
meminimalisir biaya kontrak dan memperrtahankan efisiensi perusahaan selama hal
tersebut diijinkan.
3. Uraikan jika terlalu banyak standar akuntansi, dan dampaknya dalam praktik, serta alternatif
cara mengatasinya.
Jawaban :
Terlalu banyaknya standar akuntansi (Accounting Standards Overload) umumnya
berhubungan dengan pertumbuhan standar akuntansi, yaitu terjadi ketika:
i. standar yang terlalu banyak
ii. standar yang terlalu rumit
iii. tidak ada standar yang kaku/tegas
iv. standar bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan di
antara para penyaji, pengguna, dan CPA
v. standar bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan antara entitas
publik dan non-publik, laporan keuangan tahunan dan interim, perusahaan besar
dan kecil, dan laporan keuangan auditan dan non-auditan
vi. pengungkapan yang berlebihan dan/atau pengukuran yang terlalu kompleks.
5. Sedangkan dampaknya dalam praktik akuntansi ketika terlalu banyak standar
akuntansi yang ditetapkan di suatu Negara yaitu akuntan dapat kehilangan orientasinya
terhadap tugas yang sesungguhnya yang dibuat oleh manajer. Audit juga akan menemui
kegagalan, karena akuntan publik dapat kehilangan fokus audit dan mungkin lupa untuk
melakukan prosedur dasar audit. Banyaknya ketentuan akuntansi yang kompleks dapat
menyebabkan ketidakpatuhan dunia bisnis terhadap ketentuan tersebut, tanpa persetujuan
CPA.
Selain itu, para pengguna mungkin juga dibingungkan dengan jumlah dan
kompleksitas catatan yang digunakan untuk menjelaskan persyaratan yang ada dalam setiap
standar. Akibatnya, mereka tergoda untuk mengubah kontrak dan mengubah bisnis
sedemikian rupa sehingga tidak harus mengikuti sejumlah standar akuntansi. Perubahan
tersebut dilakukan tidak hanya untuk standar akuntansi yang membutuhkan persyaratan
terperinci, namun juga untuk standar yang menyebabkan biaya penyajian dan verfikasi
informasi terlalu besar.
Alternatif untuk mengatasi dampak negatif dalam praktik yang diakibatkan karena
overload standar antara lain dengan menyederhanakan standard dan membuat satu standar
baku yang didalamnya telah memisahkan penyajian dan pengkuran yang sesuai untuk setiap
pemegang kepentingan, jenis industry, ukuran bisnis, dan status hukum entitas. Komite
khusus AICPA dalam standar akuntansi mengevaluasi berbagai kemungkinan pendekatan
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini, diantaranya:
i. Tidak ada perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status quo)
ii. Perubahan dari konsep yang ada sekarang berupa PABU tunggal dan seragam
untuk seluruhusaha bisnis menjadi dua kelompok PABU, sehingga ada PABU
tersendiri untuk entitastertentu.
iii. Perubahan dalam PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha
bisnis .
iv. Menentukan alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.
v. Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.
vi. Alternatif terhadap PABU sebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian
laporankeuangan.
6. Sedangkan dampaknya dalam praktik akuntansi ketika terlalu banyak standar
akuntansi yang ditetapkan di suatu Negara yaitu akuntan dapat kehilangan orientasinya
terhadap tugas yang sesungguhnya yang dibuat oleh manajer. Audit juga akan menemui
kegagalan, karena akuntan publik dapat kehilangan fokus audit dan mungkin lupa untuk
melakukan prosedur dasar audit. Banyaknya ketentuan akuntansi yang kompleks dapat
menyebabkan ketidakpatuhan dunia bisnis terhadap ketentuan tersebut, tanpa persetujuan
CPA.
Selain itu, para pengguna mungkin juga dibingungkan dengan jumlah dan
kompleksitas catatan yang digunakan untuk menjelaskan persyaratan yang ada dalam setiap
standar. Akibatnya, mereka tergoda untuk mengubah kontrak dan mengubah bisnis
sedemikian rupa sehingga tidak harus mengikuti sejumlah standar akuntansi. Perubahan
tersebut dilakukan tidak hanya untuk standar akuntansi yang membutuhkan persyaratan
terperinci, namun juga untuk standar yang menyebabkan biaya penyajian dan verfikasi
informasi terlalu besar.
Alternatif untuk mengatasi dampak negatif dalam praktik yang diakibatkan karena
overload standar antara lain dengan menyederhanakan standard dan membuat satu standar
baku yang didalamnya telah memisahkan penyajian dan pengkuran yang sesuai untuk setiap
pemegang kepentingan, jenis industry, ukuran bisnis, dan status hukum entitas. Komite
khusus AICPA dalam standar akuntansi mengevaluasi berbagai kemungkinan pendekatan
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini, diantaranya:
i. Tidak ada perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status quo)
ii. Perubahan dari konsep yang ada sekarang berupa PABU tunggal dan seragam
untuk seluruhusaha bisnis menjadi dua kelompok PABU, sehingga ada PABU
tersendiri untuk entitastertentu.
iii. Perubahan dalam PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha
bisnis .
iv. Menentukan alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.
v. Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.
vi. Alternatif terhadap PABU sebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian
laporankeuangan.