1. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita
semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana
makalah ini membahas tentang ragam bahasa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua orang.
2. ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan.......................................................................................... 1
BAB II POKOK PERMASALAHAN ........................................................... 2
A. Akuntansi............................................................................................... 2
B. Laporan Arus Kas................................................................................. 2
BAB III PEMBAHASAN
A. Akuntansi............................................................................................... 3
B. Laporan Arus Kas................................................................................. 5
TABEL ........................................................................................................... 8
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah SWT yang menyempurnakan segala nikmat dan
karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam, semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan seluruh sahabatnya.
Amien.
Akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Akuntansi berperan
sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan
keuangan yang semakin disadari oleh para usahawan. Dalam akuntansi akan
dibahas mengenai akuntansi itu sendiri, proses dalam akuntansi, sistem akuntansi
serta prinsip-prinsip dalam akuntansi.
Laporan arus kas merupakan laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang
tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu
periode tertentu. Laporan arus kas termasuk dalam dalam salah satu laporan
keuangan pokok, disamping neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus kas dapat
memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan kas
dan setara kas. Dalam laporan arus kas akan dibahas mengenai pengertian laporan
arus kas, konsep arus kas, beberapa aktivitas arus kas, dan bentuk, isi, serta analisis
laporan arus kas.
4. 2
BAB III
POKOK PERMASALAHAN
A. Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
2. Proses Akuntansi
3. Prinsip-prinsip Akuntansi
B. Laporan Arus Kas
1. Pengertian Laporan Arus Kas
2. Konsep Arus Kas dan Pengklasifikasiannya
5. 3
BAB III
PEMBAHASAN
A. AKUNTANSI
1. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu
pemakai jasa akuntansi, dan proses kegiatannya. Pengertian Akuntansi dari
sudut pandang pemakai jasa akuntansi yaitu suatu kedisiplinan dalam
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk:
Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan oleh
keputusan oleh manajemen.
Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan
pemerintah dan sebagainya.
Pengertian akuntansi yang kedua, ditinjau dari sudut proses kegiatannya,
yaitu “proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan
penganalisisan data keuangan suatu organisasi”. Definisi ini
menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang
kompleks dan menyangkut macam-macam kegiatan. Pada dasarnya
akuntansi harus:
Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan
keputusan yang akan diambil.
6. 4
Memproses atau menganalisis data yang relevan.
Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
2. Proses Akuntansi
Dalam menghasilkan proses akuntansi adalah laporan keuangan. Dalam
akuntansi disebutkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang
meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan
penganalisisan data keuangan dari suatu organisasian. Proses akuntansi
yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi
keuangan adalah kegiatan pencatatan dan penggolongan. Sedangkan
kegiatan yang hanya dilakukan pada waktu tertentu adalah kegiatan
pelaporan dan penganalisaan.
Manajemen Proses pelaporan akuntansi sebagai berikut:
a) Data & laporan untuk manajemen (pencatatan)
b) Akuntan publik
c) Pemerintah
d) Kreditur
e) Penanaman modal
f) Umum
g) Organisasi buruh
h) Badan/instansi tertentu
i) Laporan keuangan setelah diperiksa (pelaporan)
j) Proses akuntansi
k) Laporan keuangan
l) Laporan khusus (peringkasan)
m) Badan/instansi tertentu
n) Laporan untuk penetapan pajak (penggolongan)
7. 5
3. Prinsip-prinsip akuntansi
Standar akuntansi haruslah sistematis dan utuh, netral serta bersifat
umum. Standar akuntansi juga harus dikembangkan atas dasar pemikiran
yang logis dan objektif sesuai keadaan, maka dari itu prinsip-prinsip
akuntansi harus dirumuskan oleh suatu badan yang kompeten. Diindonesia
prinsip-prinsip akuntansi telah ditetapkan oleh ikatan akuntansi indonesia
(IAI), untuk pertama kalinya diindonesia ditetapkan kongres IAI yang ke-2
tahun 1973. Prinsip-prinsip akuntansi diindonesia terdapat banyak aturan,
tetapi yang perlu dibahas terdapat tiga aturan yaitu: konsep entitas, prinsip
obyektivitas, dan prinsip cost.
a) Konsep entitas
Yaitu suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri,
terpisah dari organisasi lain. Dalam konsep entitas tidak boleh ada
pencampuran dengan konsep entitas lain atau dengan pemiliknya, dan
sebaliknya. Konsep entitas penting dalam hal menilai keadaan keuangan
dan hasil usaha yang dicapai suatu organisasi. Tanpa konsep ini maka
laporan keuangan menjadi kacau karena apa yang tercantum dalam
laporan keuangan suatu organisasi mungkin dimasuki kejadian keuangan
yang tidak berhubungan dengan organisasi tersebut.
b) Prinsip obyektivitas
Catatan akuntansi harus didasarkan pada informasi yang berawal dari
kegiatan yang didokumentasi dalam bentuk bukti yang obyektif, karena
catatan akuntansi merupakan catatan yang menyajikan informasi yang
tepat dan berguna serta menghindari kekacauan dalam pencatatan
akuntansi.
c) Prinsip cost (biaya)
Dalam prinsip cost atau prinsip biaya merupakan pencatatan harta atau
jasa yang dibeli atau diperoleh atas dasar biaya yang sesungguhya.
8. 6
B. LAPORAN ARUS KAS
1. Pengertian laporan arus kas
Laporan arus kas (cash flow statement) merupakan salah satu laporan
keuangan pokok, disamping neraca dan laporan laba rugi yaitu laporan yang
mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan
perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode tertentu.1
Laporan arus kas dapat memberi informasi tentang perubahan aktiva
bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas)
dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta arus kas dalam
menghadapi keadaan dan peluang, di samping itu arus kas juga dapat
memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas.
Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari
jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan.
Dalam laporan arus kas juga dipengaruhi oleh laporan perubahan posisi
keuangan yang dapat berupa ikhtisar perubahan kas dan setara kas, dari
mana diperoleh dan ke mana digunakan.
1 Jusup haryono, dasar-dasar akuntansi, jilid I; sekolah tinggi ilmu ekonomi
YKPN; yogyakarta; 2001
9. 7
2. Konsep arus kas dan Pengklasifikasiannya
Laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan
setara kas. Kas terdiri dari saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas
(cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.2
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi
menurut aktivitas tersebut akan memberikan informasi yang memungkinkan
para penggunaan laporan keuangan menilai pengaruh aktivitas terhadap
posisi para pengguna laporan keuangan serta terhadap jumlah kas dan setara
kas. Klasifikasian arus kas tersebut sebagai berikut:
a) Aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari kegiatan usaha
perusahaan. Kegiatan usaha utama perusahaan adalah menghasilkan
barang/jasa dan menjualnya yang mencakupi penerimaan kas,
penerimaan piutang dan pengeluaran kas.
Perusahaan dapat melaporkan arus kas dari aktiva operasi dengan
menggunakan metode: (1) langsung atau (2) tidak langsung. Apabila
digunakan metode langsung maka penerimaan dan pengeluaran kas bruto
akan diungkapkan, dan sebaliknya.
Untuk menggambarkan penyusunan laporan arus kas, akan digunakan
contoh dari neraca perbandingan PT Serayu pada tanggal 31 Desember
200B dan 200A serta laporan laba rugi dan laba ditahan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 200B.
Dalam kenaikan penurunan kas ditunjukkan pada tabel 1 bahwa kas
dan bank pada akhir tahun 200B telah turun sebesar Rp 50.000,00
dibandingkan dengan akhir tahun 200A.
2 Cerepak, john R., and Donald H. Taylor. Principle of Akuntansi. Englewood
cliffs N.J.: Prentice.,1987.
10. 8
TABEL 1
PT SERAYU
Neraca
31 Desember 200B dan 200A
200B 200A Naik Turun
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas dan Bank Rp 50.000 Rp 100.000 Rp (50.000)
Piutang dagang Rp 88.000 Rp 102.000 Rp (14.000)
11. 9
Persediaan Rp 350.000 Rp 300.000 Rp 50.000
Beban dibayar di muka Rp 12.000 Rp 17.000 Rp (5.000)
Total Aktiva Lancar Rp 500.000 Rp 519.000 Rp (19.000)
Aktiva Tetap
Tanah Rp 75.000 Rp 75.000 -
Bangunan Rp 250.000 Rp 100.000 Rp 150.000
Mesin-mesin Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 100.000
Peralatan Rp 45.000 Rp 30.000 Rp 15.000
12. 10
Total Aktiva Tetap Rp 670.000 Rp 405.000 Rp 265.000
Akumulasi Penyusutan Rp 130.750 Rp (118.000) Rp (12.750)
Total Aktiva Tetap (neto) Rp 539.250 Rp 287.000 Rp 252.250
Total Aktiva Rp 1.039.250 Rp 806.000 Rp 233.250
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban lancar
Utang dagang Rp 140.000 Rp 80.000 Rp 60.000
Utang bank Rp 125.000 Rp 100.000 Rp 25.000
13. 11
Utang beban Rp 25.000 Rp 20.000 Rp 5.000
Total kewajiban lancar Rp 290.000 Rp 200.000 Rp 90.000
Kewajiban jangka panjang
Utang obligasi Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Disagio obligasi Rp (6.500) Rp (4.500) Rp (2.000)
Total kewajiban jangka panjang Rp 193.500 Rp 95.500 Rp 98.000
Modal
Saham biasa Rp 400.000 Rp 300.000 Rp 100.000
14. 12
Agio saham Rp 20.000 Rp 10.000 Rp 10.000
Laba ditahan Rp 135.750 Rp 200.500 Rp (64.750)
Total ekuitas Rp 555.750 Rp 510.500 Rp 45.250
Total kewajiban dan ekuitas Rp 1.039.250 Rp 806.000 Rp 233.250
Penjualan neto Rp 1.575.000
Harga pokok penjualan Rp 1.102.000
Laba bruto Rp 473.000
Beban usaha:
15. 13
Beban penjualan Rp 36.000
Beban administrasi dan umum Rp 105.000
Beban penyusutan Rp 47.750
Total beban usaha Rp 188.750
Laba usaha Rp 284.250
Pendapatan (beban) lain-lain
Keuntungan dari penjualan aktiva tetap Rp 4.000
Beban bunga Rp (2.000)
16. 14
Laba bersih Rp 286.250
Laba ditahan, awal tahun Rp 200.500
Dividen tunai Rp (351.000)
Laba ditahan, akhir tahun Rp 135.750
17. 15
Dalam contoh diatas dianggap bahwa semua penjualan dilakukan dengan
kredit. Perhatikan bahwa pencatatan pada sisi debit dari akun piutang sebesar Rp
1.575.000,00 sama dengan pencatatan pada sisi kredit dari akun penjualan. Saldo
pada akun penjualan ini kemudian dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai
penjualan. Sementara itu, penagihan piutang selama tahun 200B berjumlah Rp
1.589.000,00. Artinya jumlah nilai inilah yang mempengaruhi arus kas perusahaan.
Oleh karena arus kas dari operasi dicari dengan jalan melakukan penyesuaian
terhadap angka laba atau rugi, maka selisih sebesar Rp 14.000,00 (arus kas lebih
besar dari pada penjualan) harus ditambahkan pada angka laba bersih.
Persediaan, analisis yang sama dapat dilakukan terhadap persediaan. Selama
tahun 200B saldo terakhir telah naik sebesar Rp 50.000,00. Kenaikan saldo
persediaan ini harus dikurangkan terhadap laba bersih untuk memperoleh jumlah
arus kas dari operasi. Perhatikan hubungan akun persediaan, akun pembelian, dan
akun utang dagang dengan rincian harga pokok penjualan seperti terlihat dibawah
ini.
Terlihat dari analisis akun-akun tersebut bahwa pengaruh persediaan terhadap
arus kas dapat dicari melalui hubungannya dengan harga pokok penjualan
(perhatikan bahwa arus kas dari operasi dihitung dari laba bersih sebagai dasar
berpijak). Walaupun harga pokok penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba
rugi berjumlah Rp 1.102.000,00, namun pembelian barang dagang yang dilakukan
selama tahun 200B berjumlah Rp 1.152.000,00. Selisihnya sebesar Rp 50.000,00,
tercermin dalam kenaikan persediaan. Pengaruh pembelian sebesar Rp
1.152.000,00 terhadap arus kas masih akan dianalisis dalam kenaikan saldo akun
utang dagang.
18. 16
BAB IV
KESIMPULAN
Akuntansi ditinjau dari dua sudut pandang yaitu pemakai jasa akuntansi,
merupakan kedisplinan dalam menyediakan informasi untuk melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan suatu organisasi, dan yang kedua
dipandang dari proses kegiatannya, merupakan pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Dari
pengertian diatas dapat dijelaskan pula proses akuntansi meliputi pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu
organisasi. Diindonesia terdapat prinsip-prinsip yang berkaitan dengan akuntansi
yang diatur dalam ikatan akuntansi indonesia yang meliputi: konsep entitas, prinsip
obyektivitas, dan prinsip cost.
Laporan arus kas merupakan laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang
tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu
periode tertentu. Terdapat hal-hal yang perlu untuk diperhatikan dengan
menggunakan metode analisis akun. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Laporan laba rugi tahun berjalan harus dianalsis dan dikaitkan dengan analisis
akun-akun neraca .
2. Akun-akun neraca, selain kas dan setara kas, diklasifikasikan dengan
pengaruhnya terhadap aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
3. Akun-akun dalam laba rugi dianalisis untuk memisahkan akun-akun yang bukan
merupakan bagian dari aktivitas operasi.
19. 17
BAB V
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Adapun hasil yang jauh dari kesempurnaan banyak kekurangan merupakan
upaya menjadi yang lebih naik. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran
yang konstruktif sehingga dapat memperbaiki dalam makalah- makalah berikutnya.
20. iii
DAFTAR PUSTAKA
Soemarso, Akuntansi suatu pengantar, jilid II; penerbit salemba empat; jakarta;
2005.
Jusup haryono, dasar-dasar akuntansi, jilid I; sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN;
yogyakarta; 2001.
Cerepak, john R., and Donald H. Taylor. Principle of Akuntansi. Englewood cliffs
N.J.: Prentice.,1987.
Jusup haryono, dasar-dasar akuntansi, jilid I; sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN;
yogyakarta; 2001. Hal 1-5.
Jusup haryono, dasar-dasar akuntansi, jilid I; sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN;
yogyakarta; 2001. Hal 11-13.
Cerepak, john R., and Donald H. Taylor. Principle of Akuntansi. Englewood cliffs
N.J.: Prentice.,1987.
Soemarso, Akuntansi suatu pengantar, jilid II; penerbit salemba empat; jakarta;
2005. Hal 320.
Soemarso, Akuntansi suatu pengantar, jilid II; penerbit salemba empat; jakarta;
2005. Hal 321-330.
Soemarso, Akuntansi suatu pengantar, jilid II; penerbit salemba empat; jakarta;
2005. Hal 331-337.