SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Mimbar PGSD Undiksha
Volume 8, Number y 1, Tahun 2020, pp. 1-8
P-ISSN : 2614-4727, E-ISSN : 2614-4735
Journalhomepage: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD
Corresponding author
E-mail addresses: azanuralita@gmail.com! (Aza)
Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam
Pembelajaran Tematik SD
Aza Nuralita1
1Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP, Universitas PGRI Semarang, Semarang, Indonesia
Abstrak
Pembelajaran Etnosains merupakan salah satu terobosan baru dalam dunia
pendidikan yang menggabungkan antara budaya dengan sains. Etnosains
mengangkat budaya dan kearifan lokal untuk dijadikan objek pembelajaran
sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis penerapan model pembelajaran berbasis etnosains sehingga guru
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tematik SD dengan memahami
sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan penggunaaan
metode dalam menyampaikan materi. Teknik pengambilan sampel dilakukan
secara purposive sampling, dengan sampel sebanyak tiga SD di Kecamatan
Semarang Timur, Kota Semarang. Data dikumpulkan melalui wawancara,
dokumentasi, dan studi pustaka, serta dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut: 1) Perencanaan Penerapan model pembelajaran berbasis etnosains di
tiga SD yang berada di Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang masih belum
terencana namun pihak sekolah secara tidak sadar telah menerapkan etnosains,
penerapan model pembelajaran berbasis etnosains sudah berjalan dengan baik
hal ini dibuktikan dengan guru mampu menentukan kearifan lokal dan memilah
materi yang akan diintegrasikan dalam mata pelajaran IPA dalam pembelajaran
tematik berbasis kearifan lokal, dan dalam proses evaluasi terdapat evaluasi sesuai dengan standar evaluasi
dalam kurikulum 2013 yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik 2) Penggunaan sumber belajar kurang maksimal,
seharusnya dalam pembelajaran etnosains guru dapat memanfaatkan sumber belajar lainnya, seperti lingkungan
sekitar, video, dan internet. 3) Guru dapat menggunakan berbagai macam metode seperti observasi,
demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata.
A B S T R A C T
Ethnoscience Learning is one of the new breakthroughs in the world of education, which is collected
between culture and science. Ethnoscience lifts local culture and wisdom to be usend as learning object to make the
learning become more meaningful. The aimed of this research was to analyze the application of ethnographic based
learning model, so the teacher could improve the quality of thematic learning in elementary school by
understanding the learning resources that could be used in learning and the used of method in delivering the
material. The sampling technique was done by purposive sampling, with a sample of three elementary schools in
East Semarang District, Semarang. Data were collected through interviews, documentation, literature studies, and
analyzed by using descriptive qualitative. Based on the results of data analysis and discussion, it ccould be concluded
that: 1) the planning application of Ethnoscience based learning models in three elementary school in east
semarang district was unplanned well but the school has unconsciously implemented Ethnoscince, the application of
Ethnoscience had been run well because it was proven by the teacher who had been being able to determine the
local wisdom and sorted the material that would be integrated in thematic Ethnoscince subject based on local
wisdom, and in the evaluation process there was an evaluation in accordance with the evaluation standard in
curriculum 2013, namely : cognitive, affective, and psychomotor. 2) The used of learning resources was not maximal
in ethnoscience learning because the teachers could utilize other learning resources such as the surrounding
environment, video, and the internet. 3) Teachers ccould use various methods such as observation, demonstration,
discussion, projects, experiments, and field trips.
Copyright © Universitas Pendidikan Ganesha. All rights reserved.
A R T I C L E I N F O
Article history:
Received 27 February
2020
Received in revised form
27 Maret 2020
Accepted 10 April 2020
Available online 25 April
2020
Kata Kunci:
etnosains, kearifan lokal,
Pembelajaran tematik
Keywords:
ethnoscince, local
wisdom, thematic
learning
Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8
2
Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis
Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD
Pendahuluan
Dalam era globalisasi saat ini, peserta didik lebih familiar dengan budaya asing dan kurang
memahami kebudayaan dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia, sehingga rasa
nasionalisme peserta didik mulai memudar. Agar eksistensi budaya dan kearifan lokal tetap kukuh,
maka peserta didik sebagai generasi penerus bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap
kebudayaan dan kearifan lokal dengan cara mengintegrasikan pengetahuan budaya dalam proses
pembelajaran. Karena kebudayaan daerah, kearifan lokal, dan lingkungan sekitar dapat memberikan
kontribusi tertentu terhadap pengalaman belajar peserta didik berupa pola pikir (kognitif), pola sikap
(afektif), dan pola perilaku (psikomotorik). Oleh sebab itu, diperlukan sebuah terobosan pendidikan
yang menggabungkan antara budaya dengan sains atau biasa disebut dengan etnosains (Mayasari,
2017:12).
Kata ethnoscience (etnosains) bersasal dari kata ethnos (bahasa Yunani) yang berarti bangsa,
dan scientia (bahasa Latin) artinya pengetahuan. Oleh sebab itu etnosains adalah pengetahuan yang
dimiliki oleh suatu bangsa atau lebih tepat lagi suatu suku bangsa atau kelompok sosial tertentu
sebagai system of knowledge and cognition typical of a givel culture (Parmin, 2017)Menurut Sudarmin
(2015) Pendekatan ilmiah yang disarankan dalam pendidikan di Indonesia saat ini adalah Etnosains,
yaitu pengetahuan asli dalam bentuk bahasa, adat istiadat dan budaya, moral; sebagai begitu juga
teknologi yang diciptakan oleh masyarakat atau orang tertentu yang mengandung pengetahuan ilmiah.
Menurut Joseph (2010) dalam Pertiwi & Firdausi (2019:122) Pembelajaran berpendekatan etnosains
dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental (mendasar dan
penting) bagi pendidikan sebagai ekspresi dan komunikasi suatu gagasan dan perkembangan
pengetahuan.
Selanjutnya menurut Shidiq (2016:235) Etnosains mendorong guru dan juga praktisi
pendidikan untuk mengajarkan sains yang berlandaskan kebudayaan, kearifan lokal dan
permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikan
sains yang mereka pelajari di dalam kelas dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang mereka
temui dalam kehidupan sehari–hari, sehingga menjadikan pembelajaran sains di kelas lebih bermakna.
Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyu (2017:142) yang menyatakan bahwa bentuk etnosains akan
lebih mudah diidentifikasi melalui proses pendidikan tentang kehidupan sehari-hari yang
dikembangkan oleh budaya, baik proses, cara, metode, maupun isinya. Pengetahuan budaya seperti
dongeng, tembang, permainan - permainan, rumah adat, ritual adat, produksi lokal, pemanfaatan alam
merupakan salah satu wujud sistem pendidikan etnosains. Identifikasi etnosains dimasukan dalam
pembelajaran berkaitan dengan pengetahuan kebudayaan yang dimiliki daerah setempat.
Hasil wawancara dengan Ibu Intan Pitarti, S.Pd guru kelas V SD Bugangan 03 Semarang
menyatakan bahwa kearifan lokal yang bisa dikaitkan dengan pembelajaran Etnosains di Kota
Semaramg yang umum dan di kenal oleh peserta didik antara lain adalah Permainan tarik tambang,
ketapel, permainan telepon kaleng, Goa Kreo, Pasar Minggu di Stadion Diponegoro, dan tanaman obat
sebagai bahan pembuatan jamu tradisonal. Kemudian, hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN
Rejosari 03 Semarang, bapak Petrus Karjana, S.Pd menyebutkan bahwa, lingkungan tempat tinggal
peserta didik merupakan lingkungan padat penduduk, dimana kegiatan sehari – hari peserta didik
sangat erat dengan kegiatan etnosains, seperti penggunaan alat transportasi tradisional berupa becak
dan andong, permainan tradisional berupa, setinan, tarik tambang, dan permainan telpon kaleng serta
kebiasaan – kebiasaan di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan kegiatan lokal (tradisional).
Terdapat beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa etnosains dapat diintegrasikan
kedalam pembelajaran. Misalnya hasil penelitian Rahayu dkk (2006) tentang efektivitas pembelajaran
berbasis budaya lokal memberikan hasil yang lebih baik karena pembelajran berlangsung lebih
bermakna bagi peserta didik. Selanjutnya Yuliana Wahyu (2017) yaitu pembelajaran etnosains
merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Pembelajaran
etnosains diimplementasikan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar dengan dengan cara memasukkan
budaya yang berkembang di masyarakat ke dalam pembelajaran tersebut. Dan yang terakir
merupakan hasil penelitian puspasari dkk (2019) menyebutkan bahwa implementasi pembelajaran
IPA berbasis etnosains adalah dengan mengintegrasikan antara materi dengan lingkungan,
Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8
3
Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis
Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD
kebudayaan, dan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Evaluasi dari implementasi pembelajaran IPA
berbasis etnosains meliputi evaluasi kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan standar evaluasi
dalam kurikulum 2013.
Dari hasil penelitian-penelitian diatas, etnosains sangatlah penting diintegrasikan dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar, karena peserta didik sekolah dasar merupakan peserta didik yang
masih mengalami perkembangan kognitif bersifat operasional konkret berdasarkan fase ini,
pembelajaran di SD hendaknya diawali dengan sesuatu yang konkret serta dekat dengan kehidupan,
pengetahuan dan penglaman peserta didik (Piaget dalam Prastowo, 2014 : 6). Sehingga, Pemilihan
kearifan lokal dalam mata pelajaran IPA sebagai tema utama dianggap tepat dikarenakan tema
tersebut berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat menanamkan nilai-nilai karakter
pada peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Fogarty dalam Aji (2017:9)Penetapan
pembelajaran tematik di sekolah dasar dipandang sebagai langkah yang tepat dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis etnosains, karena pembelajaran tematik adalah suatu model terapan
pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan yang
terikat oleh tema, sehingga tema dijadikan sebagai pengikat antara konsep, topik, dan ide-ide dari
mata pelajaran satu dengan lainnya.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, pengembangan kurikulum 2013 haruslah
berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Melalui pendidikan, diharapkan nilai dan keunggulan budaya di masa lampau dapat diperkenalkan,
dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman
dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan dirinya (Wati,2014:4). Hal ini sejalan
dengan pendapat Suastra (2010: 8) Pendidikan berfungsi memberdayakan potensi manusia untuk
mewariskan, mengembangkan serta membangun kebudayaan dan peradaban masa depan. Di satu sisi,
pendidikan berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang positif, di sisi lain pendidikan
berfungsi untuk menciptakan perubahan ke arah kehidupan yang lebih inovatif.
Menurut Pertiwi & Firdausi (2019:122) dalam kegiatan pembelajaran etnosains diharapkan
peserta didik mampu melakukan observasi, diskusi, presentasi dan praktikum. Aktivitas peserta didik
selama pembelajaran menggunakan pendekatan etnosains diiringi dengan keterampilan proses
peserta didik yang menunjukkan adanya peningkatan. Sehingga implementasi pembelajaran berbasis
etnosains menuntut pergeseran model pembelajaran dari pembelajaran berpusat guru ke
pembelajaran berpusat peserta didik, dari pembelajaran individual ke arah pembelajaran kolaboratif
dan menekankan aplikasi pengetahuan sains, kreativitas serta pemecahan masalah dalam proses
merekonstruksi sains asli (pengetahuan yang berkembang di masyarakat) menjadi sains ilmiah.
Sehingga dalam pembelajaran, etnosains dapat diintegrasikan dalam berbagai model pembelajaran,
diantaranya yaitu model pembelajaran discovery learning, problem based learning (PBL), project
based learning (PjBL), pendekatan konstruktivisme, pembelajaran kontekstual, dan lain-lain.
Penerapan pebelajaran etnosains tidak hanya hanya sesuai dengan perkembangan zaman dan
kaidah kurikulum pendidikan yang saat ini dianut oleh bangsa Indonesia, akan tetapi juga bertujuan
untuk menanamkan sikap cinta terhadap budaya dan bangsanya, meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman peserta didik terhadap budaya dan potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Hal ini berguna
untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam menyerap pelajaran yang bersifat abstrak dengan
menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks sesuai dunia nyata
(kontekstual) dan sebagai alternatif khusus sebagai satu langkah mewujudkan pembentukan karakter
nasionalisme melalui penguatan nilai kearifan lokal daerah dengan implementasi etnosains.
Dari pemaparan diatas, penerapan pembelajaran berbasis etnosains sangat menguntungkan
karena dapat melatih peserta didik untuk mencari tahu, melatih berpikir kritis dan analistis, serta
bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian tentang Analisis Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Etnosains dalam
Pembelajaran Tematik SD.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah ke-3 SD yang berada di Kecamatan
Semarang Timur Kota Semarang sudah menerapkan etnosains dalam pemebelajaran tematik terutama
dalam pelajaran IPA dan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik berbasis
etnosains di SD
Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8
4
Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis
Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD
Metode
Desain penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif yang diarahkan untuk
menganalisis penerapan model pembelajaran berbasis Etnosains yang dilakukan oleh guru dalam
mata pelajaran IPA yang menggunakan pembelajaran tematik di sekolahnya. Penelitian kualitatif ini
lebih menekankan pada pemaparan deskriptif yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat ilmiah ataupun rekayasa manusia.
Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan
perbedaannya dengan fenomena lain (Sukmadinata, 2007:72) Dalam penelitian kualitatif peneliti
hadir secara langsung ke lapangan dengan tujuan memperoleh data yang akurat.
Subjek dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar di Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang
yaitu SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang. SD di Kecamatan Semarang
Timur memiliki hetrogenitas dan lingkungan belajar yang berbeda, namun budaya lokal yang
ditanamkan adalah budaya lokal Semarang. Hal tersebut menjadi pertimbangkan dalam menentukan
sampel penelitian sebagai tempat uji coba nanti
Sampel penelitian ini adalah guru kelas 4 dan kelas 5 di dalam tiga SD yang berada di Semarang
Timur sample diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018 : 85). Metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti. Validasi data
menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Sedangkan Teknik analisis data yaitu dengan
pengumpulan, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan data.
Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat enam narasumber yang terdiri dari masing - masing satu guru
kelas IV di SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang dan masing – masing
satu guru kelas V di SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang . Peneliti
menggunakan sejumlah metode seperti wawancara, observasi dan pengamatan untuk
mendapatkan data – data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasi
pembelajaran IPA dalam tematik berbasis etnosains diterapkan melalui 3 proses yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Perencanaan pembelajaran berbasis Etnosains
Perencanaan pembelajaran berbasis etnosains di SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN
Bugangan 03 Semarang hanya diterapkan pada materi tertentu yang dapat dintegrasikan dengan
pendekatan etnosains, misalnya mengenai permainan tradisional, alat transportasi tradisional,
produksi lokal daerah setempat, makanan lokal, dan warisan budaya.
Berdasarkan hasil penelitian di SDN Rejosari 02 Semarang, SDN Rejosari 03 Semarang dan SDN
Bugangan 03 Semarang, menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru secara tidak
sadar telah menerapkan pendekatan etnosains. Namun pada perencanaannya, guru belum
merencanakan secara terperinci, atau dapat dikatakan bahwa guru secara tidak sadar memunculkan
nilai kearifan lokal dalam pembelajaran melalui kegiatan outdoor atau kunjungan ke goa kreo,
pembuatan bakmi jawa, pembuatan jamu, permainan tradisional dan alat transportasi tradisional.
Dalam perencanaan pembelajaran setiap minggu guru membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang mengulas tentang perencanaan pembelajaran yang akan di lakukan, seperti yang
terlihat dalam RPP pembelajran kelas IV SDN Rejosari 03 Semarang dalam tema 7 “Indahnya
Kergaman di Negeriku” yang membahas mengenai pembelajaran dengan menampilkan beberapa
keragaman budaya yang ada di Indonesia yaitu kebiasaan dan cara hidup yang berbeda seprti
penggunaan transportasi tradisional, berupa andong untuk memahami macam – macam gaya dan
keterkaitannya dengan aktivitas yang memerlukan gaya.
Hal lain dilakukan SDN Bugangan 03 Semarang dimana guru mengajak siswa untuk
mengunjungi goa kreo, maka secara eksplisit guru telah mengajarkan tentang konsep ekosistem dan
peserta didik dapat memahami konsep ekosistem dalam tema lima “ekosistem”.
Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8
5
Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis
Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD
Penerapan pembelajaran diatas dapat dihubungkan dengan pendapat Kartono and Bujang
(dalam puspitasari dkk, 2019 : 28) yang menyatakan bahwa pendidikan dapat dikembangkan dengan
bertumpu pada keunikan dan keunggulan suatu daerah, termasuk budaya dan teknologi lokal
(tradisional). Pembelajaran yang mengimplementasikan tradisi budaya lokal mampu menghantarkan
peserta didik untuk mencintai daerah dan bangsanya. Peserta didik dapat mengali langsung
pengetahuan pada praktisi budaya setempat.
Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis Etnosains
Pendekatan etnosains dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan antara
materi pembelajaran dengan lingkungan. Berdasarkan temuan di lapangan, Penerapan pembelajaran
tematik berbasis etnosains di SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang
yaitu melalui pembuatan bakmi jawa dan pembuatan jamu, mengunjungi goa kreo, melakukan
permaian tradisional, dan mengamati lingkungan sekitar.
Beberapa contoh implementasi pemetaan materi IPA dalam pembelajaran Tematik yang
menggunakan model pembelajaran berbasis etnosains.
Table 01. Pemetaan materi IPA dalam pembelajaran Tematik kelas 4 dan 5
No Keraifan lokal (etnosains)
Tempat
pelaksanaan
Materi pembelajaran
1. Alat musik tradisional dan
Permainan telepon kaleng
SDN Rejosari 02
Semarang
Bunyi (materi kelas 4 tema 1)
2. Permainan tarik tambang dan
ketapel
SDN Rejosari 03
Semarang
Macam – macam gaya (materi
kelas 4 Tema 7)
3. Alat transportasi tradisional
berupa delman dan becak yang
ditemui di Pasar Minggu Stadion
Diponegoro
SDN Bugangan 03
Semarang
Gaya dan gerak (materi kelas
4 tema 7)
4. Goa kreo SDN Bugangan 03
Semarang
Ekosistem (materi kelas 5
tema 5)
5. Proses memasak bakmi jawa SDN Rejosari 03
Semarang
Kalor dan perpindahannya
(materi kelas 5 tema 6)
6. Jamu SDN Rejosari 02
Semarang
Benda tunggal dan campuran
(materi kelas 5 tema 9)
Berdasarkan Tabel 1. Dapat dijelaskan bahwa pemetaan materi kelas 4 ada pada tema 1 dan 7,
sedangkan pada kelas 5 ada pada tema 5, 6, dan 9. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
guru di tiga SD yang menjadi tempat penelitian menyebutkan bahwa implementasi kearifan lokal
dapat dilakukan secara terbuka dengan cara disisipkan ke dalam tema-tema, atau juga dapat dikemas
dalam bentuk pesan tersembunyi (hidden curriculum) yaitu dengan penanaman norma, kebiasaan
baik, dan prinsip bersosial.
Selain itu dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik berbasis etnosains perlu
memperhatikan pemilihan sumber belajar. beberapa sumber belajar yang efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA, antara lain lingkungan sekitar, literatur, audio visual, dan internet.
Guru dapat membuat suatu sumber belajar berupa media, seperti video, modul, dan lainnya
untuk mempermudah pelaksaanaan pembelajaran tematik berbasis etnosains. Selain itu, guru dapat
memanfaatkan berbagai literatur serta internet untuk membantu proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi didapatkan bahwa ada sebagian besar guru
cenderung memanfaatkan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar. Oleh sebab itu, guru harus
mengembangkan dan merancang sumber belajar secara sistematis berdasarkan kebutuhan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan dan juga berdasarkan pada karakteristik para siswa yang akan
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.
Menurut widyaningrum (2018:31) Sumber belajar adalah hal yang dapat digunakan untuk
membantu seorang guru dalam belajar, mengajar dan menampilkan kompetensinya. Pada kenyataan
Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8
6
Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis
Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD
di lapangan, belum banyak variasi sumber belajar yang dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar
guru cenderung memanfaatkan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar. Oleh sebab itu, guru
harus mengembangkan dan merancang sumber belajar secara sistematis berdasarkan kebutuhan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan juga berdasarkan pada karakteristik para siswa
yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.
Selain pemilihan sumber belajar, hal yang tidak kalah penting adalah pemilihan metode dalam
pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa biasanya guru-guru di Sekolah Dasar
mengajar dengan metode ceramah bervariasi dan penugasan. Namun, sebenarnya ada beberapa
metode lain yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran tematik berbasis etnosains, antara
lain adalah observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata.
Setelah guru menentukan kearifan lokal yang akan ditanamkan, maka guru dapat memilih salah
satu atau beberapa cara mengintegrasikan kearifan lokal tersebut. Cara tersebut antara lain melalui
strategi pembelajaran, metode pembelajaan, media pembelajaran, bahan ajar ataupun evaluasi
pembelajaran
Pemilihan kearifan lokal dalam mata pelajaran IPA sebagai tema utama dikarenakan tema
tersebut berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat menanamkan nilai-nilai karakter
pada siswa. Selain itu, implementasi model pembelajaran yang tepat pastinya akan berpengaruh pada
peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian Atmojoyo (2012: 5) yang mengemukakan bahwa
pembelajaran IPA terpadu berpendekatan etnosains terbukti efektif mampu memperbaiki kualitas
pembelajaran pada aspek aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa.
Evaluasi Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Etnosains
Untuk mencapai tujuan pembelajaran biasanya diadakan pertemuan rutin SD se-Kecamatan
Semarang Timur, Evaluasi rutin ini biasa disebut dengan KKG guru yang dilaksanakan setiap sebulan
sekali, momen ini menjadi wadah bagi guru untuk menuangkan segala keluhan, kekurangan,
kebutuhan, maupun himbauan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. KKG
dijadikan sebagai ajang diskusi pendidik dalam menangani suatu masalah yang mungkin tidak dapat
dipecahkan atau diselesaikan secara individu. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan
karakter pendidik guna meningkatkan kompetensi bersama.
Penerapan etnosains di Kecamatan Semarang Timur merupakan suatu langkah yang dapat
dibahas, dievaluasi dan di laksanakan dalam pembelajaran di SD, khususnya Kecamatan Semarang
Timur. Karena dengan penerapan Etnosains peserta didik akan lebih mudah memahami matari yang
berangkat dari kehidupan sehari – hari siswa dan budaya yang ada di Semarang.
Keberhasilan pembelajaran tidak hanya diukur dengan nilai akademik saja, melainkan juga
didukung oleh sikap dan ketrampilan siswa. Proses penilaian pembelajaran IPA berbasis etnosains
menggunakan penilaian otentik untuk mengukur hasil belajar yaitu penilaian pengetahuan atau
kognitif, penilaian sikap atau afektif, dan penilaian psikomotor atau keterampilan sesuai dengan
standar evaluasi dalam kurikulum 2013.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
Perencanaan Penerapan model pembelajaran berbasis etnosains di SD Kecamatan Semarang Timur,
Kota Semarang masih belum terencana, namun pihak sekolah secara tidak sadar telah menerapkan
etnosains, penerapan model pembelajaran berbasis etnosains sudah berjalan dengan baik hal ini
dibuktikan dengan guru mampu menentukan kearifan lokal dan memilah materi yang akan
diintegrasikan dalam mata pelajaran IPA dalam pembelajaran tematik berbasis kearifan local. Dan
dalam proses evaluasi terdapat evaluasi sesuai dengan standar evaluasi dalam kurikulum 2013 yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik 2) Penggunaan Sumber belajar kurang maksimal, seharusnya
dalam pembelajaran etnosains guru dapat memanfaatkan sumber belajar lainnya, seperti lingkungan
sekitar, video, dan internet. 3) Guru harus bisa menggunakan berbagai macam metode seperti
observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata. 4) diharapkan semua SD yang
berada di Kecamatan Semarang Timur mampu menerapkan etnosains dalam pembelajaran, karena
Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8
7
Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis
Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis etnosains peserta didik akan lebih mudah
memahami materi karena diangkat dari kehidupan sehari–hari siswa, sehingga hasil pembelajaran
tematik di SD khususnya Kecamatan Semarang Timur akan meningkat.
Daftar Pustaka
Aji , S. D. (2017 , Juli 15). Etnosains dalam membentuk kemampuan berpikir kritis dan kerja ilmiah
siswa. Seminar Nasional Pendidikan Fisika III 2017 Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP,
Universitas PGRI Madiun: 7 – 11.
Atmojo. (2012). Profesi Profil Keterampilan Proses Sains dan Apresiasi Siswa Terhadap Pengrajin Tempe
Dalam Pembelajaran IPA Berpendekatan Etnosains . Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 1 (2) 115-
12.
Fogarty, R. (1991). How to integrate the curriculla. Palatine. Illinois: IRI/ Skylight Publishing, Inc
Joseph, M.R. (2010). Ethnoscience and Problems of Method in the Social Scientific Study of Religion.
Oxfordjournals. 39(3): 241-249.
Mayasari , T. (Juli 2017, Juli 15). Integrasi budaya Indonesia dengan pendidikan sains . Seminar Nasional
Pendidikan Fisika III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas PGRI Madiun
Ningrum , P. (2018). Etnosains, Kearifan Lokal, dan Budaya dalam Pembelajaran Sains. Semarang:
Radar semarang.
Parmin (2017). Ethnosains (Semarang: Swadaya Manunggal)
Pertiwi , U. D., & Firdausi , U. Y. (2019). Upaya Meningkatkan Literasi Sains Melalui Pembelajaran
Etnosains . Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE).
Prastowo, A. 2014. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Peserta Didik SD/MI melalui Pembelajaran
Teamtik Terpadu. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar.
Puspasari dkk. (2019). Implementasi Etnosains dalam Pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah Alam
Surya Mentari Surakarta. Science Education Journal (SEJ)
Rahayu, U., Yumiati, Paulina Pannen. 2006. Instructional Quality Improvement in Science Though The
Implementation Of Culture-Based Teaching Strateg, presented at the 10th International
Conference Learning Together for Tomorrow: Education for Sustainable Develompemnt,
Bangkok Thailand
Shidiq , A. S. (2016, Mei 14). Pembelajran Sains Kimia Berbasis Etnosains untuk Meningkatkan Minat &
Prestasi Belajar Siswa . Seminar Nasional Kimia & Pendidikan Kimia VIII (SN KPK UNS).
Sukmadinata, N.S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suastra, 2010. Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal Untuk Mengembangkan Kompetensi
Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Universitas Pendidikan Ganesha.
Sudarmin (2015). Pendidikan Karakter, Etnosains Dan Kearifan Lokal: KONSEP Dan Penerapannya
hearts Penelitian Dan Pembelajaran Sains [ Pendidikan Karakter, etnosains dan Kearifan Lokal:
Konsep dan Aplikasi dalam Penelitian dan Ilmu Pendidikan Karakter Pendidikan: Etnosains dan
Kearifan Lokal], and others (ed.) (Semarang: CV. Swadaya Manunggal)
Sugiyono . (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfbeta
Wahyu, Yuliana (2017). Pembelajaran Berbasis Etnosains Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Pendidikan
Dasar.
Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8
8
Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis
Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD
Wati, S.Y. (2014). Pengembangan kurikulum 2013 melalui pendidikan multikultural di sekolah
menengah pertama negeri 13. Skripsi S-1 UIN Sunan Ampel Surabaya.
Widyaningrum, Ratna. (2018). Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis
Etnosains Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ipa Dan Menanamkan Nilai Kearifan
Lokal Siswa Sekolah Dasar. Widya Wacana Vol. 13 Nomor 2.
Yuliana, Ivo. (2017) Pembelajaran berbasis etnosains dalam mewujudkan pendidikan karakter siswa
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar

More Related Content

What's hot

proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docxproyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
MATahfizulQuranIstiq
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
Ester Emilia
 
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MIModel Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
1231011994
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatif
Royadi Nusa
 
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidupLaporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Kerajinan media campuran
Kerajinan media campuranKerajinan media campuran
Kerajinan media campuran
 
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docxproyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
proyek kepemimpinan 2 lingkungan belajar.docx
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswa
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 
PPT Biologi Bab Pencemaran Lingkungan
PPT Biologi Bab Pencemaran LingkunganPPT Biologi Bab Pencemaran Lingkungan
PPT Biologi Bab Pencemaran Lingkungan
 
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MIModel Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
KIR (Karya Ilmiah Remaja)
KIR (Karya Ilmiah Remaja)KIR (Karya Ilmiah Remaja)
KIR (Karya Ilmiah Remaja)
 
[5] rpp sd kelas 1 semester 2 pengalamanku
[5] rpp sd kelas 1 semester 2   pengalamanku[5] rpp sd kelas 1 semester 2   pengalamanku
[5] rpp sd kelas 1 semester 2 pengalamanku
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatif
 
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidupLaporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
 
Pemanfaatan media display & realia
Pemanfaatan media display & realiaPemanfaatan media display & realia
Pemanfaatan media display & realia
 
PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
Tugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sdTugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sd
 

Similar to model pembelajaran berbasis etnosains.pdf

jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdfjurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
ImmySuci2
 

Similar to model pembelajaran berbasis etnosains.pdf (20)

jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdfjurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
 
Makalah landasan antro
Makalah landasan antroMakalah landasan antro
Makalah landasan antro
 
pptpptx
pptpptxpptpptx
pptpptx
 
Tugas PTK
Tugas PTKTugas PTK
Tugas PTK
 
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas RendahKegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
Kegiatan Literasi Dasar dan Minat Baca Siswa SD Kelas Rendah
 
Panduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdf
Panduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdfPanduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdf
Panduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdf
 
3.pemaparan program terbaru fix 2018
3.pemaparan program terbaru fix 20183.pemaparan program terbaru fix 2018
3.pemaparan program terbaru fix 2018
 
3. TPLD_dan_TLS.pptx
3. TPLD_dan_TLS.pptx3. TPLD_dan_TLS.pptx
3. TPLD_dan_TLS.pptx
 
Modul 1 paparan konsep ppk (10)
Modul 1   paparan konsep ppk (10)Modul 1   paparan konsep ppk (10)
Modul 1 paparan konsep ppk (10)
 
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
 
Pip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasionalPip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasional
 
Pip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasionalPip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasional
 
Rpp 10 proto deutro melayu
Rpp 10 proto deutro melayuRpp 10 proto deutro melayu
Rpp 10 proto deutro melayu
 
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAPPRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
 
Profil Pelajar Pancasila-PAUD.pdf
Profil Pelajar Pancasila-PAUD.pdfProfil Pelajar Pancasila-PAUD.pdf
Profil Pelajar Pancasila-PAUD.pdf
 
Seni rupa
Seni rupaSeni rupa
Seni rupa
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Konsep-PPK.pptx
Konsep-PPK.pptxKonsep-PPK.pptx
Konsep-PPK.pptx
 
Konsep ppk
Konsep ppkKonsep ppk
Konsep ppk
 
Konsep-PPK.pptx
Konsep-PPK.pptxKonsep-PPK.pptx
Konsep-PPK.pptx
 

Recently uploaded

MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 

Recently uploaded (20)

Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 

model pembelajaran berbasis etnosains.pdf

  • 1. Mimbar PGSD Undiksha Volume 8, Number y 1, Tahun 2020, pp. 1-8 P-ISSN : 2614-4727, E-ISSN : 2614-4735 Journalhomepage: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD Corresponding author E-mail addresses: azanuralita@gmail.com! (Aza) Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD Aza Nuralita1 1Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP, Universitas PGRI Semarang, Semarang, Indonesia Abstrak Pembelajaran Etnosains merupakan salah satu terobosan baru dalam dunia pendidikan yang menggabungkan antara budaya dengan sains. Etnosains mengangkat budaya dan kearifan lokal untuk dijadikan objek pembelajaran sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model pembelajaran berbasis etnosains sehingga guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tematik SD dengan memahami sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan penggunaaan metode dalam menyampaikan materi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dengan sampel sebanyak tiga SD di Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang. Data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka, serta dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Perencanaan Penerapan model pembelajaran berbasis etnosains di tiga SD yang berada di Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang masih belum terencana namun pihak sekolah secara tidak sadar telah menerapkan etnosains, penerapan model pembelajaran berbasis etnosains sudah berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan guru mampu menentukan kearifan lokal dan memilah materi yang akan diintegrasikan dalam mata pelajaran IPA dalam pembelajaran tematik berbasis kearifan lokal, dan dalam proses evaluasi terdapat evaluasi sesuai dengan standar evaluasi dalam kurikulum 2013 yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik 2) Penggunaan sumber belajar kurang maksimal, seharusnya dalam pembelajaran etnosains guru dapat memanfaatkan sumber belajar lainnya, seperti lingkungan sekitar, video, dan internet. 3) Guru dapat menggunakan berbagai macam metode seperti observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata. A B S T R A C T Ethnoscience Learning is one of the new breakthroughs in the world of education, which is collected between culture and science. Ethnoscience lifts local culture and wisdom to be usend as learning object to make the learning become more meaningful. The aimed of this research was to analyze the application of ethnographic based learning model, so the teacher could improve the quality of thematic learning in elementary school by understanding the learning resources that could be used in learning and the used of method in delivering the material. The sampling technique was done by purposive sampling, with a sample of three elementary schools in East Semarang District, Semarang. Data were collected through interviews, documentation, literature studies, and analyzed by using descriptive qualitative. Based on the results of data analysis and discussion, it ccould be concluded that: 1) the planning application of Ethnoscience based learning models in three elementary school in east semarang district was unplanned well but the school has unconsciously implemented Ethnoscince, the application of Ethnoscience had been run well because it was proven by the teacher who had been being able to determine the local wisdom and sorted the material that would be integrated in thematic Ethnoscince subject based on local wisdom, and in the evaluation process there was an evaluation in accordance with the evaluation standard in curriculum 2013, namely : cognitive, affective, and psychomotor. 2) The used of learning resources was not maximal in ethnoscience learning because the teachers could utilize other learning resources such as the surrounding environment, video, and the internet. 3) Teachers ccould use various methods such as observation, demonstration, discussion, projects, experiments, and field trips. Copyright © Universitas Pendidikan Ganesha. All rights reserved. A R T I C L E I N F O Article history: Received 27 February 2020 Received in revised form 27 Maret 2020 Accepted 10 April 2020 Available online 25 April 2020 Kata Kunci: etnosains, kearifan lokal, Pembelajaran tematik Keywords: ethnoscince, local wisdom, thematic learning
  • 2. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8 2 Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD Pendahuluan Dalam era globalisasi saat ini, peserta didik lebih familiar dengan budaya asing dan kurang memahami kebudayaan dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia, sehingga rasa nasionalisme peserta didik mulai memudar. Agar eksistensi budaya dan kearifan lokal tetap kukuh, maka peserta didik sebagai generasi penerus bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan dan kearifan lokal dengan cara mengintegrasikan pengetahuan budaya dalam proses pembelajaran. Karena kebudayaan daerah, kearifan lokal, dan lingkungan sekitar dapat memberikan kontribusi tertentu terhadap pengalaman belajar peserta didik berupa pola pikir (kognitif), pola sikap (afektif), dan pola perilaku (psikomotorik). Oleh sebab itu, diperlukan sebuah terobosan pendidikan yang menggabungkan antara budaya dengan sains atau biasa disebut dengan etnosains (Mayasari, 2017:12). Kata ethnoscience (etnosains) bersasal dari kata ethnos (bahasa Yunani) yang berarti bangsa, dan scientia (bahasa Latin) artinya pengetahuan. Oleh sebab itu etnosains adalah pengetahuan yang dimiliki oleh suatu bangsa atau lebih tepat lagi suatu suku bangsa atau kelompok sosial tertentu sebagai system of knowledge and cognition typical of a givel culture (Parmin, 2017)Menurut Sudarmin (2015) Pendekatan ilmiah yang disarankan dalam pendidikan di Indonesia saat ini adalah Etnosains, yaitu pengetahuan asli dalam bentuk bahasa, adat istiadat dan budaya, moral; sebagai begitu juga teknologi yang diciptakan oleh masyarakat atau orang tertentu yang mengandung pengetahuan ilmiah. Menurut Joseph (2010) dalam Pertiwi & Firdausi (2019:122) Pembelajaran berpendekatan etnosains dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental (mendasar dan penting) bagi pendidikan sebagai ekspresi dan komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan. Selanjutnya menurut Shidiq (2016:235) Etnosains mendorong guru dan juga praktisi pendidikan untuk mengajarkan sains yang berlandaskan kebudayaan, kearifan lokal dan permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikan sains yang mereka pelajari di dalam kelas dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari–hari, sehingga menjadikan pembelajaran sains di kelas lebih bermakna. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyu (2017:142) yang menyatakan bahwa bentuk etnosains akan lebih mudah diidentifikasi melalui proses pendidikan tentang kehidupan sehari-hari yang dikembangkan oleh budaya, baik proses, cara, metode, maupun isinya. Pengetahuan budaya seperti dongeng, tembang, permainan - permainan, rumah adat, ritual adat, produksi lokal, pemanfaatan alam merupakan salah satu wujud sistem pendidikan etnosains. Identifikasi etnosains dimasukan dalam pembelajaran berkaitan dengan pengetahuan kebudayaan yang dimiliki daerah setempat. Hasil wawancara dengan Ibu Intan Pitarti, S.Pd guru kelas V SD Bugangan 03 Semarang menyatakan bahwa kearifan lokal yang bisa dikaitkan dengan pembelajaran Etnosains di Kota Semaramg yang umum dan di kenal oleh peserta didik antara lain adalah Permainan tarik tambang, ketapel, permainan telepon kaleng, Goa Kreo, Pasar Minggu di Stadion Diponegoro, dan tanaman obat sebagai bahan pembuatan jamu tradisonal. Kemudian, hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Rejosari 03 Semarang, bapak Petrus Karjana, S.Pd menyebutkan bahwa, lingkungan tempat tinggal peserta didik merupakan lingkungan padat penduduk, dimana kegiatan sehari – hari peserta didik sangat erat dengan kegiatan etnosains, seperti penggunaan alat transportasi tradisional berupa becak dan andong, permainan tradisional berupa, setinan, tarik tambang, dan permainan telpon kaleng serta kebiasaan – kebiasaan di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan kegiatan lokal (tradisional). Terdapat beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa etnosains dapat diintegrasikan kedalam pembelajaran. Misalnya hasil penelitian Rahayu dkk (2006) tentang efektivitas pembelajaran berbasis budaya lokal memberikan hasil yang lebih baik karena pembelajran berlangsung lebih bermakna bagi peserta didik. Selanjutnya Yuliana Wahyu (2017) yaitu pembelajaran etnosains merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Pembelajaran etnosains diimplementasikan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar dengan dengan cara memasukkan budaya yang berkembang di masyarakat ke dalam pembelajaran tersebut. Dan yang terakir merupakan hasil penelitian puspasari dkk (2019) menyebutkan bahwa implementasi pembelajaran IPA berbasis etnosains adalah dengan mengintegrasikan antara materi dengan lingkungan,
  • 3. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8 3 Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD kebudayaan, dan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Evaluasi dari implementasi pembelajaran IPA berbasis etnosains meliputi evaluasi kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan standar evaluasi dalam kurikulum 2013. Dari hasil penelitian-penelitian diatas, etnosains sangatlah penting diintegrasikan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, karena peserta didik sekolah dasar merupakan peserta didik yang masih mengalami perkembangan kognitif bersifat operasional konkret berdasarkan fase ini, pembelajaran di SD hendaknya diawali dengan sesuatu yang konkret serta dekat dengan kehidupan, pengetahuan dan penglaman peserta didik (Piaget dalam Prastowo, 2014 : 6). Sehingga, Pemilihan kearifan lokal dalam mata pelajaran IPA sebagai tema utama dianggap tepat dikarenakan tema tersebut berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Fogarty dalam Aji (2017:9)Penetapan pembelajaran tematik di sekolah dasar dipandang sebagai langkah yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis etnosains, karena pembelajaran tematik adalah suatu model terapan pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan yang terikat oleh tema, sehingga tema dijadikan sebagai pengikat antara konsep, topik, dan ide-ide dari mata pelajaran satu dengan lainnya. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, pengembangan kurikulum 2013 haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Melalui pendidikan, diharapkan nilai dan keunggulan budaya di masa lampau dapat diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan dirinya (Wati,2014:4). Hal ini sejalan dengan pendapat Suastra (2010: 8) Pendidikan berfungsi memberdayakan potensi manusia untuk mewariskan, mengembangkan serta membangun kebudayaan dan peradaban masa depan. Di satu sisi, pendidikan berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang positif, di sisi lain pendidikan berfungsi untuk menciptakan perubahan ke arah kehidupan yang lebih inovatif. Menurut Pertiwi & Firdausi (2019:122) dalam kegiatan pembelajaran etnosains diharapkan peserta didik mampu melakukan observasi, diskusi, presentasi dan praktikum. Aktivitas peserta didik selama pembelajaran menggunakan pendekatan etnosains diiringi dengan keterampilan proses peserta didik yang menunjukkan adanya peningkatan. Sehingga implementasi pembelajaran berbasis etnosains menuntut pergeseran model pembelajaran dari pembelajaran berpusat guru ke pembelajaran berpusat peserta didik, dari pembelajaran individual ke arah pembelajaran kolaboratif dan menekankan aplikasi pengetahuan sains, kreativitas serta pemecahan masalah dalam proses merekonstruksi sains asli (pengetahuan yang berkembang di masyarakat) menjadi sains ilmiah. Sehingga dalam pembelajaran, etnosains dapat diintegrasikan dalam berbagai model pembelajaran, diantaranya yaitu model pembelajaran discovery learning, problem based learning (PBL), project based learning (PjBL), pendekatan konstruktivisme, pembelajaran kontekstual, dan lain-lain. Penerapan pebelajaran etnosains tidak hanya hanya sesuai dengan perkembangan zaman dan kaidah kurikulum pendidikan yang saat ini dianut oleh bangsa Indonesia, akan tetapi juga bertujuan untuk menanamkan sikap cinta terhadap budaya dan bangsanya, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap budaya dan potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Hal ini berguna untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam menyerap pelajaran yang bersifat abstrak dengan menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks sesuai dunia nyata (kontekstual) dan sebagai alternatif khusus sebagai satu langkah mewujudkan pembentukan karakter nasionalisme melalui penguatan nilai kearifan lokal daerah dengan implementasi etnosains. Dari pemaparan diatas, penerapan pembelajaran berbasis etnosains sangat menguntungkan karena dapat melatih peserta didik untuk mencari tahu, melatih berpikir kritis dan analistis, serta bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang Analisis Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah ke-3 SD yang berada di Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang sudah menerapkan etnosains dalam pemebelajaran tematik terutama dalam pelajaran IPA dan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik berbasis etnosains di SD
  • 4. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8 4 Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD Metode Desain penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif yang diarahkan untuk menganalisis penerapan model pembelajaran berbasis Etnosains yang dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran IPA yang menggunakan pembelajaran tematik di sekolahnya. Penelitian kualitatif ini lebih menekankan pada pemaparan deskriptif yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat ilmiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain (Sukmadinata, 2007:72) Dalam penelitian kualitatif peneliti hadir secara langsung ke lapangan dengan tujuan memperoleh data yang akurat. Subjek dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar di Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang yaitu SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang. SD di Kecamatan Semarang Timur memiliki hetrogenitas dan lingkungan belajar yang berbeda, namun budaya lokal yang ditanamkan adalah budaya lokal Semarang. Hal tersebut menjadi pertimbangkan dalam menentukan sampel penelitian sebagai tempat uji coba nanti Sampel penelitian ini adalah guru kelas 4 dan kelas 5 di dalam tiga SD yang berada di Semarang Timur sample diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018 : 85). Metode wawancara, observasi, dan dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Sedangkan Teknik analisis data yaitu dengan pengumpulan, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan data. Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini terdapat enam narasumber yang terdiri dari masing - masing satu guru kelas IV di SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang dan masing – masing satu guru kelas V di SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang . Peneliti menggunakan sejumlah metode seperti wawancara, observasi dan pengamatan untuk mendapatkan data – data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasi pembelajaran IPA dalam tematik berbasis etnosains diterapkan melalui 3 proses yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran berbasis Etnosains Perencanaan pembelajaran berbasis etnosains di SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang hanya diterapkan pada materi tertentu yang dapat dintegrasikan dengan pendekatan etnosains, misalnya mengenai permainan tradisional, alat transportasi tradisional, produksi lokal daerah setempat, makanan lokal, dan warisan budaya. Berdasarkan hasil penelitian di SDN Rejosari 02 Semarang, SDN Rejosari 03 Semarang dan SDN Bugangan 03 Semarang, menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru secara tidak sadar telah menerapkan pendekatan etnosains. Namun pada perencanaannya, guru belum merencanakan secara terperinci, atau dapat dikatakan bahwa guru secara tidak sadar memunculkan nilai kearifan lokal dalam pembelajaran melalui kegiatan outdoor atau kunjungan ke goa kreo, pembuatan bakmi jawa, pembuatan jamu, permainan tradisional dan alat transportasi tradisional. Dalam perencanaan pembelajaran setiap minggu guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengulas tentang perencanaan pembelajaran yang akan di lakukan, seperti yang terlihat dalam RPP pembelajran kelas IV SDN Rejosari 03 Semarang dalam tema 7 “Indahnya Kergaman di Negeriku” yang membahas mengenai pembelajaran dengan menampilkan beberapa keragaman budaya yang ada di Indonesia yaitu kebiasaan dan cara hidup yang berbeda seprti penggunaan transportasi tradisional, berupa andong untuk memahami macam – macam gaya dan keterkaitannya dengan aktivitas yang memerlukan gaya. Hal lain dilakukan SDN Bugangan 03 Semarang dimana guru mengajak siswa untuk mengunjungi goa kreo, maka secara eksplisit guru telah mengajarkan tentang konsep ekosistem dan peserta didik dapat memahami konsep ekosistem dalam tema lima “ekosistem”.
  • 5. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8 5 Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD Penerapan pembelajaran diatas dapat dihubungkan dengan pendapat Kartono and Bujang (dalam puspitasari dkk, 2019 : 28) yang menyatakan bahwa pendidikan dapat dikembangkan dengan bertumpu pada keunikan dan keunggulan suatu daerah, termasuk budaya dan teknologi lokal (tradisional). Pembelajaran yang mengimplementasikan tradisi budaya lokal mampu menghantarkan peserta didik untuk mencintai daerah dan bangsanya. Peserta didik dapat mengali langsung pengetahuan pada praktisi budaya setempat. Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis Etnosains Pendekatan etnosains dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan antara materi pembelajaran dengan lingkungan. Berdasarkan temuan di lapangan, Penerapan pembelajaran tematik berbasis etnosains di SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang yaitu melalui pembuatan bakmi jawa dan pembuatan jamu, mengunjungi goa kreo, melakukan permaian tradisional, dan mengamati lingkungan sekitar. Beberapa contoh implementasi pemetaan materi IPA dalam pembelajaran Tematik yang menggunakan model pembelajaran berbasis etnosains. Table 01. Pemetaan materi IPA dalam pembelajaran Tematik kelas 4 dan 5 No Keraifan lokal (etnosains) Tempat pelaksanaan Materi pembelajaran 1. Alat musik tradisional dan Permainan telepon kaleng SDN Rejosari 02 Semarang Bunyi (materi kelas 4 tema 1) 2. Permainan tarik tambang dan ketapel SDN Rejosari 03 Semarang Macam – macam gaya (materi kelas 4 Tema 7) 3. Alat transportasi tradisional berupa delman dan becak yang ditemui di Pasar Minggu Stadion Diponegoro SDN Bugangan 03 Semarang Gaya dan gerak (materi kelas 4 tema 7) 4. Goa kreo SDN Bugangan 03 Semarang Ekosistem (materi kelas 5 tema 5) 5. Proses memasak bakmi jawa SDN Rejosari 03 Semarang Kalor dan perpindahannya (materi kelas 5 tema 6) 6. Jamu SDN Rejosari 02 Semarang Benda tunggal dan campuran (materi kelas 5 tema 9) Berdasarkan Tabel 1. Dapat dijelaskan bahwa pemetaan materi kelas 4 ada pada tema 1 dan 7, sedangkan pada kelas 5 ada pada tema 5, 6, dan 9. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh guru di tiga SD yang menjadi tempat penelitian menyebutkan bahwa implementasi kearifan lokal dapat dilakukan secara terbuka dengan cara disisipkan ke dalam tema-tema, atau juga dapat dikemas dalam bentuk pesan tersembunyi (hidden curriculum) yaitu dengan penanaman norma, kebiasaan baik, dan prinsip bersosial. Selain itu dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik berbasis etnosains perlu memperhatikan pemilihan sumber belajar. beberapa sumber belajar yang efektif digunakan dalam pembelajaran IPA, antara lain lingkungan sekitar, literatur, audio visual, dan internet. Guru dapat membuat suatu sumber belajar berupa media, seperti video, modul, dan lainnya untuk mempermudah pelaksaanaan pembelajaran tematik berbasis etnosains. Selain itu, guru dapat memanfaatkan berbagai literatur serta internet untuk membantu proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi didapatkan bahwa ada sebagian besar guru cenderung memanfaatkan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar. Oleh sebab itu, guru harus mengembangkan dan merancang sumber belajar secara sistematis berdasarkan kebutuhan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan juga berdasarkan pada karakteristik para siswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Menurut widyaningrum (2018:31) Sumber belajar adalah hal yang dapat digunakan untuk membantu seorang guru dalam belajar, mengajar dan menampilkan kompetensinya. Pada kenyataan
  • 6. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8 6 Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD di lapangan, belum banyak variasi sumber belajar yang dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar guru cenderung memanfaatkan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar. Oleh sebab itu, guru harus mengembangkan dan merancang sumber belajar secara sistematis berdasarkan kebutuhan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan juga berdasarkan pada karakteristik para siswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Selain pemilihan sumber belajar, hal yang tidak kalah penting adalah pemilihan metode dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa biasanya guru-guru di Sekolah Dasar mengajar dengan metode ceramah bervariasi dan penugasan. Namun, sebenarnya ada beberapa metode lain yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran tematik berbasis etnosains, antara lain adalah observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata. Setelah guru menentukan kearifan lokal yang akan ditanamkan, maka guru dapat memilih salah satu atau beberapa cara mengintegrasikan kearifan lokal tersebut. Cara tersebut antara lain melalui strategi pembelajaran, metode pembelajaan, media pembelajaran, bahan ajar ataupun evaluasi pembelajaran Pemilihan kearifan lokal dalam mata pelajaran IPA sebagai tema utama dikarenakan tema tersebut berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Selain itu, implementasi model pembelajaran yang tepat pastinya akan berpengaruh pada peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Atmojoyo (2012: 5) yang mengemukakan bahwa pembelajaran IPA terpadu berpendekatan etnosains terbukti efektif mampu memperbaiki kualitas pembelajaran pada aspek aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa. Evaluasi Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Etnosains Untuk mencapai tujuan pembelajaran biasanya diadakan pertemuan rutin SD se-Kecamatan Semarang Timur, Evaluasi rutin ini biasa disebut dengan KKG guru yang dilaksanakan setiap sebulan sekali, momen ini menjadi wadah bagi guru untuk menuangkan segala keluhan, kekurangan, kebutuhan, maupun himbauan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. KKG dijadikan sebagai ajang diskusi pendidik dalam menangani suatu masalah yang mungkin tidak dapat dipecahkan atau diselesaikan secara individu. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan karakter pendidik guna meningkatkan kompetensi bersama. Penerapan etnosains di Kecamatan Semarang Timur merupakan suatu langkah yang dapat dibahas, dievaluasi dan di laksanakan dalam pembelajaran di SD, khususnya Kecamatan Semarang Timur. Karena dengan penerapan Etnosains peserta didik akan lebih mudah memahami matari yang berangkat dari kehidupan sehari – hari siswa dan budaya yang ada di Semarang. Keberhasilan pembelajaran tidak hanya diukur dengan nilai akademik saja, melainkan juga didukung oleh sikap dan ketrampilan siswa. Proses penilaian pembelajaran IPA berbasis etnosains menggunakan penilaian otentik untuk mengukur hasil belajar yaitu penilaian pengetahuan atau kognitif, penilaian sikap atau afektif, dan penilaian psikomotor atau keterampilan sesuai dengan standar evaluasi dalam kurikulum 2013. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Perencanaan Penerapan model pembelajaran berbasis etnosains di SD Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang masih belum terencana, namun pihak sekolah secara tidak sadar telah menerapkan etnosains, penerapan model pembelajaran berbasis etnosains sudah berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan guru mampu menentukan kearifan lokal dan memilah materi yang akan diintegrasikan dalam mata pelajaran IPA dalam pembelajaran tematik berbasis kearifan local. Dan dalam proses evaluasi terdapat evaluasi sesuai dengan standar evaluasi dalam kurikulum 2013 yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik 2) Penggunaan Sumber belajar kurang maksimal, seharusnya dalam pembelajaran etnosains guru dapat memanfaatkan sumber belajar lainnya, seperti lingkungan sekitar, video, dan internet. 3) Guru harus bisa menggunakan berbagai macam metode seperti observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata. 4) diharapkan semua SD yang berada di Kecamatan Semarang Timur mampu menerapkan etnosains dalam pembelajaran, karena
  • 7. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8 7 Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD dengan menggunakan model pembelajaran berbasis etnosains peserta didik akan lebih mudah memahami materi karena diangkat dari kehidupan sehari–hari siswa, sehingga hasil pembelajaran tematik di SD khususnya Kecamatan Semarang Timur akan meningkat. Daftar Pustaka Aji , S. D. (2017 , Juli 15). Etnosains dalam membentuk kemampuan berpikir kritis dan kerja ilmiah siswa. Seminar Nasional Pendidikan Fisika III 2017 Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas PGRI Madiun: 7 – 11. Atmojo. (2012). Profesi Profil Keterampilan Proses Sains dan Apresiasi Siswa Terhadap Pengrajin Tempe Dalam Pembelajaran IPA Berpendekatan Etnosains . Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 1 (2) 115- 12. Fogarty, R. (1991). How to integrate the curriculla. Palatine. Illinois: IRI/ Skylight Publishing, Inc Joseph, M.R. (2010). Ethnoscience and Problems of Method in the Social Scientific Study of Religion. Oxfordjournals. 39(3): 241-249. Mayasari , T. (Juli 2017, Juli 15). Integrasi budaya Indonesia dengan pendidikan sains . Seminar Nasional Pendidikan Fisika III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas PGRI Madiun Ningrum , P. (2018). Etnosains, Kearifan Lokal, dan Budaya dalam Pembelajaran Sains. Semarang: Radar semarang. Parmin (2017). Ethnosains (Semarang: Swadaya Manunggal) Pertiwi , U. D., & Firdausi , U. Y. (2019). Upaya Meningkatkan Literasi Sains Melalui Pembelajaran Etnosains . Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE). Prastowo, A. 2014. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Peserta Didik SD/MI melalui Pembelajaran Teamtik Terpadu. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Puspasari dkk. (2019). Implementasi Etnosains dalam Pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari Surakarta. Science Education Journal (SEJ) Rahayu, U., Yumiati, Paulina Pannen. 2006. Instructional Quality Improvement in Science Though The Implementation Of Culture-Based Teaching Strateg, presented at the 10th International Conference Learning Together for Tomorrow: Education for Sustainable Develompemnt, Bangkok Thailand Shidiq , A. S. (2016, Mei 14). Pembelajran Sains Kimia Berbasis Etnosains untuk Meningkatkan Minat & Prestasi Belajar Siswa . Seminar Nasional Kimia & Pendidikan Kimia VIII (SN KPK UNS). Sukmadinata, N.S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suastra, 2010. Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal Untuk Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Universitas Pendidikan Ganesha. Sudarmin (2015). Pendidikan Karakter, Etnosains Dan Kearifan Lokal: KONSEP Dan Penerapannya hearts Penelitian Dan Pembelajaran Sains [ Pendidikan Karakter, etnosains dan Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi dalam Penelitian dan Ilmu Pendidikan Karakter Pendidikan: Etnosains dan Kearifan Lokal], and others (ed.) (Semarang: CV. Swadaya Manunggal) Sugiyono . (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfbeta Wahyu, Yuliana (2017). Pembelajaran Berbasis Etnosains Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar.
  • 8. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha (2020) Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 pp. 1-8 8 Aza Nurhalita1/Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD Wati, S.Y. (2014). Pengembangan kurikulum 2013 melalui pendidikan multikultural di sekolah menengah pertama negeri 13. Skripsi S-1 UIN Sunan Ampel Surabaya. Widyaningrum, Ratna. (2018). Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Etnosains Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ipa Dan Menanamkan Nilai Kearifan Lokal Siswa Sekolah Dasar. Widya Wacana Vol. 13 Nomor 2. Yuliana, Ivo. (2017) Pembelajaran berbasis etnosains dalam mewujudkan pendidikan karakter siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar