Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian InfografisIWAN SUKMA NURICHT
Infografis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), sesuai dalam
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter hadir dengan pertimbangan bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab, pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan karakter. Maka atas dasar pertimbangan tersebut, pada tanggal 6 September 2017, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Perpres 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter disebutkan, Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian InfografisIWAN SUKMA NURICHT
Infografis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), sesuai dalam
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter hadir dengan pertimbangan bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab, pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan karakter. Maka atas dasar pertimbangan tersebut, pada tanggal 6 September 2017, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Perpres 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter disebutkan, Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
3. DefinisiGerakan pendidikan di sekolah
untuk memperkuat karakter
siswa melalui harmonisasi olah
hati (etik), olah rasa (estetik),
olah pikir (literasi), dan olah
raga (kinestetik) dengan
dukungan pelibatan publik dan
kerja sama antara sekolah,
keluarga, dan masyarakat yang
merupakan bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental
(GNRM)
Urgensi
1. Pembangunan SDM
merupakan pondasi
pembangunan bangsa.
2. Menuju Generasi Emas 2045
dengan dibekali Keterampilan
abad 21 : Kualitas Karakter,
Literasi Dasar, dan Kompetensi
4C (Critical thinking, Creativity,
Communication, and
Collaboration).
3. Membekali siswa menghadapi
kondisi degradasi moral, etika,
dan budi pekerti.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
4. 4
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Fungsi dan Tujuan
Pendidikan Nasional.pptx
b. Agenda Nawacita No. 8
Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian
dari revolusi mental.
c. Trisakti
Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
d. RPJMN 2015-2019
“Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-
nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam
mata pelajaran”
e. Mempersiapkan Generasi Emas 2045
yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global.
f. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter.
4
Rasional
5. 55
Tantangan
a. Optimalisasi pengembangan potensi siswa secara harmonis
melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik)
b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia
c. Membangun sinergi dan tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak
antara sekolah, orang tua dan masyarakat
d. Tantangan globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai religiusitas dan kearifan lokal
bangsa
e. Terbatasnya pendampingan orang tua
Perlu peningkatan kualitas hubungan orang tua dengan anak di rumah dan lingkungannya
f. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur
Prasana dan sarana sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut),
sehingga PPK perlu diimplementasikan bertahap.
6. Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca
Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung Jawab
(dan lain-lain)
Nilai-nilai Karakter
Olah Hati
Olah
Pikir
Olah
Karsa
Olah
Raga
Filosofi Pendidikan Karakter
Ki Hajar Dewantara
Kristalisasi Nilai-Nilai
6
(Etika)
(Literasi)(Kinestetika)
(Estetika)
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
UTAMA
7. FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
1. Struktur Program
Jenjang dan Kelas
Ekosistem Sekolah
Penguatan kapasitas guru
2. Struktur Kurikulum
PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko-
kurikuler
PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler
PPK melalui kegiatan non-kurikuler
3. Struktur Kegiatan
Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di
lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi
pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara
(Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah
raga)
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS
Integrasi dalam mata pelajaran
Optimalisasi muatan lokal
Manajemen kelas
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT
Orang tua
Komite Sekolah
Dunia usaha
Akademisi, pegiat pendidikan,
Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra
Pemerintah & Pemda
KELUARAN
Pembentukan individu yang memiliki
karakter dan kompetensi abad 21
HASIL
Olah pikir: Individu yang memiliki
keunggulan akademis sebagai hasil
pembelajaran dan pembelajar
sepanjang hayat
Olah hati: Individu yang memiliki
kerohanian mendalam, beriman dan
bertakwa
Olah rasa dan karsa: Individu yang
memiliki integritas moral, rasa
berkesenian dan berkebudayaan
Olah raga: Individu yang sehat dan
mampu berpartisipasi aktif sebagai
warga negara
PELIBATAN PUBLIK
Orang tua Komite Sekolah Dunia Usaha Akademisi/Pegiat Pendidikan Pelaku Seni & Budaya Pemerintah & Pemda
Komunikasi Mediasi CSR Partisipasi Sumber belajar Kolaborasi sumber daya:
Komitmen Mobilisasi sumber daya Sumber Belajar Advokasi ABK/kelompok Marjinal Komunitas Bahasa Kemdagri, Kemenag,
Konsistensi Pengawasan Media Massa Literasi Taman Budaya Kemenkes, Kemenhan,
Finansial Program inovasi Sanggar Seni Kemendes, TNI/Polri
Berbagi Pengetahuan Museum Pemprov/Kota/Kab
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
BUDAYA SEKOLAH
Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian
sekolah
Keteladanan pendidik
Ekosistem sekolah
Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
KONSEP DASAR PPK
7
8. SIMULASI MODEL IMPLEMENTASI PPK
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Nilai Karakter**
Waktu
Penguatan Nilai Utama:
Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas
Kegiatan PPK
bersama orang tua:
Interaksi dengan
orang tua dan
lingkungan / sesama
Waktu
Belajar*
Kegiatan Pembiasaan:
Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu
Nasional, dan berdoa bersama, kegiatan literasi.
Kegiatan Intra-Kurikuler:
Kegiatan Belajar – Mengajar
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler:
Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan
orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa &
Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb.
Kegiatan Pembiasaan:
Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa
bersama.
*Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah
** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal
8
9. 9
ILUSTRASI IMPLEMENTASI PPK
Menghargai religiusitas dan
keberagaman (Yayasan Sultan
Iskandar Muda, Medan)
Pramuka dapat mengajarkan nilai-nilai
mandiri, kerja keras dan gotong
royong.
Persatuan Indonesia dengan
mencintai dan menghormati
keberagaman budaya di Indonesia.
Foto: internet, Flickr I Gede L. Kantiana & awr05, Antara
Upacara
bendera setiap
hari Senin di
sekolah menjadi
salah satu
aktualisasi
nilai-nilai
nasionalisme.
9
10. Tujuan PPK
Implementasi nilai
GNRM
Isi Modul PPK
Olah raga
Olah pikir
Olah rasa
Olah hati
Pengembangan
kapasitas pelaku
PPK
4 Dimensi
pengembangan
1. Kebijakan & Konsep
Dasar PPK
2. Kepemimpinan dan
Manajemen Sekolah
3. PPK Berbasis Kelas
Pengelolaan kelas
Metode pengajaran
Pembelajaran tematik
Pembelajaran dalam mata
pelajaran
4. PPK Berbasis Budaya
Sekolah
pembisasaan-pembiasaan,
Ekstrakurikuler, norma dan
peraturan sekolah.
5. PPK Berbasis
Masyarakat
Peranan orang tua,
Komite Sekolah dan
masyarakat
6. Asesment, Monitor
dan Evaluasi PPK
7. Desain Rencana
Tindak Lanjut (RTL)
Pelatihan langsung (on site)
Pendampingan langsung
Penyediaan sumber-sumber pelatihan di
dunia maya, modul pelatihan, video
pembelajaran, dll (dalam jaringan/daring)
Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong royong
Integritas
Kepala Sekolah
Guru
Komite Sekolah
Orang tua
Metode Pelatihan
Konsep Pelatihan PPK
11. 11
KONKLUSI
11
MANFAAT ASPEK PENGUATAN
1. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan
daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu:
berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi
1. Revitalisasi manajemen berbasis sekolah melalui
Broad Based Education (BBE)
2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di
luar sekolah dengan pengawasan guru
2. Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra
kurikuler, dan non kurikuler, serta sekolah terintegrasi
dengan kegiatan komunitas seni budaya, bahasa dan
sastra, olahraga, sains, serta keagamaan
3. Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager
dan Guru sebagai inspirator PPK
3. Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban
Kepala Sekolah/Guru dan pelatihan secara
berkelanjutan
4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong
royong sekolah dan partisipasi masyarakat
4. Penyiapan prasarana/sarana belajar (misal:
pengadaan buku, konsumsi, peralatan kesenian, alat
peraga, dll) melalui pembentukan jejaring kolaborasi
pelibatan publik
5. Penguatan peran keluarga melalui kebijakan
pembelajaran 5 (lima) hari
5. Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan
kondisi infrastruktur dan keberagaman kultural
daerah/wilayah
6. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat,
penggiat pendidikan dan sumber-sumber belajar
lainnya
6. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali
pelibatan publik yang transparan dan akuntabel
12. PETA JALAN IMPLEMENTASI PPK
Implementasi
Mandiri dan Bertahap
Tahun 2017
SD dan SMP
dari 34 Provinsi
Jumlah = 1.626 sekolah
Tahun 2018
SD dan SMP
dari 34 Provinsi
Jumlah = 3.252 sekolah
13. 1313
Model Mingguan atau Bulanan
Langkah 1
Sebelum memulai pelajaran, kepala sekolah memberikan informasi singkat kepada
para guru untuk menjelaskan kegiatan selama sehari dan fokus nilai pada hari itu.
Langkah 2
Para guru, pegawai sekolah, karyawan, dan seluruh komunitas sekolah bersama-
sama mendialogkan, mendiskusikan, membahas, fokus nilai apa yang telah
disepakatisebagai pokok pembicaraan pada hari itu. Prioritas nilai yang dilakukan
setiap hari menjadi bahan pembicaraan, diskusi, dan dialog di dalam lingkungan
pendidikan.
Langkah 3
Sekolah menentukan kegiatan-kegiatan sekolah sesudah pembelajaran formal
dengan mengadakan kegiatan-kegiatan dan aktivitas yang mendukung tercapainya
pengetahuan, pemahaman, dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang menjadi
prioritas penguatan karakter setiap hari.
14. 1414
Langkah 4
Sekolah menentukan jadwal untuk melakukan evaluasi pelaksanaan PPK pada akhir
pekan (seminggu sekali). Para guru berkumpul dan mengevaluasi implementasi
prioritas nilai itu sebagai bagian dari kesadaran diri, pengembangan keterampilan
individu, dan fokus pembelajaran dengan peserta didik dalam rangka penguatan
pendidikan karakter.
Model Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter
15. 1515
Sifat Kegiatan Contoh Jenis Kegiatan
Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan secara berulang- ulang dan
teratur
• Membaca 15 Menit
• Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas
• Peringatan Hari Besar Agama
• Piket Harian
• Bakti sosial
16. 1616
Sifat Kegiatan Contoh Jenis Kegiatan
Spontan, adalah kegiatanyang dilakukan serta merta; atau tanpa direncanakan
lebih dulu;
kegiatan ini dilakukan karena dorongan hati
• Memberi dan menjawab salam
• Meminta maaf
• Berterima kasih
• Mengunjungi orang yang sakit
• Membuang sampah di tempatnya
• Menolong orang yang sedang dalamkesulitan/kesusahan
• Melerai pertengkaran
17. 1717
Keteladanan adalah perbuatan, kelakuan, sifat, dsb. yang patut ditiru atau baik untuk
dicontoh
• Penampilan guru
• Mengambil sampah dan membuang di tempatnya • Berbicara santun
• Mengucapkan terima kasih • Meminta maaf • Mendengarkan pendapat orang lain
• Menghargai perbedaan pendapat • Memberi kesempatan kepada orang yang lebih
tua dan orang yang lebih membutuhkan.
• Menaati tata tertib (disiplin, tepat waktu, taat pada peraturan)
• Memberi salam ketika bertemu • Berpakaian rapi dan bersih
• Menepati janji • Memberikan penghargaan kepada orang yang berprestasi
• Berperilaku sopan • Memuji pada orang yang baik
• Mengakui kebenaran orang lain • Mengakui kesalahan diri sendiri
• Berani mengambil keputusan • Berani berkata benar
• Melindungi kaum yang lemah • Membantu kaum yang fakir
• Mengunjungi teman yang sakit • Mengembalikan barang yang bukan
• Jujur dalam pikiran, perkataan, dan Perbuatan Membiasakan antri
19. 1919
Waktu Kegiatan Nilai nilai yang
dikuatkan
Strategi Catatan
SEBELUM
PEMBELAJAR
AN
1. Upacara bendera
2. Memutarkan lagu-lagu nasional
3. Guru sambut peserta didik.
4. Peserta didik sambutpeserta
didik
5. Senyum, Salam, Sapa
6. Memeriksa kelengkapaatribut
seragam sekolah.
7. Membaca Ikrar yang memuat 5
nilai prioritas dan do’a bersama
8. Menyanyikan lagu Hyme
Sekolah yang memuat 5 nilai
prioritas.
9. 15 menit membaca buku non
teks yang memuat nilai-nilai
nasionalis
10. Melaksanakan piket kelas
1. Cinta Tanah
Air
2. Disiplin
3. Rela
Berkorban
4. Semangat
kebangsaan
5. Demokratis
6. Toleransi
7. Peduli sosial
8. Peduli
lingkungan
9. Cinta damai
10.
Kepemimpinan
11. Cinta buday
•
Dilaksanakan
oleh
semua warga
sekolah
• Kegiatan
dilaksanakan
untuk
menumbuhk
an
• nilai-nilai
yang
dikuatkan.
• Kegiatan
rutin
harian
• Kegiatan
spontan
• Kegiatan
keteladana
n
20. 2020
Waktu Kegiatan Nilai nilai yang
dikuatkan
Strategi Catatan
PEMBELAJARAN
ISTIRAHAT 1. Berkunjung ke perpustakaan
2. Makan siang bersama
3. Membaca di area baca
4. Bermain di sekitar Sekolah
5. Melaksanakan ibadah
keagamaan
• Pembiasaan
adab
makan dan
minum
• Pembiasaan
jujur
di kantin jujur
• Adab ketika di
kamar
• Mandi/toilet
21. 2121
Waktu Kegiatan Nilai nilai yang
dikuatkan
Strategi Catatan
SETELAH
PEMBELAJAR
AN
Melaksanakan ekstra
Kurikuler yang sesuai
dengan bakat dan Minat
peserta
didik.
Contoh-contoh kegiatan ekstra
kurikuler
•
Pembentuka
n
karakter atau
kepribadian
• Pemberian
motivasi
• Bimbingan
karier
A. Bimbingan Konseling (BK)
B. KegiataN
Ekstrakurikuler:
• Pramuka
(kepemimpinan,
berorganisasi
• PMR • Latihan
terprogram
Input Pak James: Tahun ajaran baru 2017/2018 launching nasional, tidak perlu keluar angka-angka
Evaluasi ketercapaian program, yang nilainya bagus mendapat badge “School of Character”