SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
INTERAKSI OBAT
AZZAM JAH (SF20011)
Dosen Pengampu : apt. Aditya N.R., M.Farm.
AZZAM ZAH (SF20011)
Mekanisme interaksi obat pada fase farmakokinetik, maka
salah satu obat (index drug) mempengaruhi proses absorpsi,
distribusi, metabolism, atau ekskresi obat kedua (precipitant
drug) sehingga kadar plasma kedua obat bisa meningkat atau
menurun. Akibat selanjutnya adalah terjadi peningkatan
toksisitas atau bahkan penurunan efektifitas obat tersebut
(Baxter, 2010).
Interaksi Obat Antasida Dengan Penghambat H2 (Absorpsi) Terjadinya perubahan pH cairan gastrointestinal,
misalnya peningkatan pH karena adanya antasida, penghambat-H2, ataupun penghambat pompa-proton akan
menurunkan absorpsi basa-basa lemah (misal, ketokonazol, itrakonazol) dan akan meningkatkan absorpsi obat-obat
asam lemah (misal, glibenklamid, glipizid, tolbutamid). Peningkatan pH cairan gastrointestinal akan menurunkan
absorpsi antibiotika golongan selafosporin seperti sefuroksim aksetil dan sefpodoksim prokseti.
Interaksi Obat Fenilbutazon Dengan Warfarin Dan Tolbutamid (Distribusi)
Mekanisme interaksi yang melibatkan proses distribusi terjadi karena pergeseran ikatan protein plasma.
Interaksi obat yang melibatkan proses distribusi akan bermakna klinik jika: (1) obat indeks memiliki ikatan protein
sebesar ≥ 85%, volume distribusi (Vd) obat ≤0,15 V/kg dan memiliki batas keamanan sempit; (2) obat presipitan
berikatan dengan albumin pada tempat ikatan (binding site) yang sama dengan obat indeks, serta kadarnya cukup
tinggi untuk menempati dan menjenuhkan binding-site nya [9]. Contohnya, fenilbutazon dapat menggeser warfarin
(ikatan protein 99%; Vd = 0,14 l/kg) dan tolbutamid (ikatan protein 96%, Vd = 0,12 l/kg) sehingga kadar plasma
warfarin dan tolbutamid bebas meningkat. Selain itu, fenilbutazon juga menghambat metabolisme warfarin dan
tolbutamid.
Interaksi Rifampisin Dengan metilprednisolon (Metabolisme)
Interaksi rifampisin dengan metilprednisolon juga termasuk dalam kategori interaksi
farmakokinetik. Mekanisme interaksi tersebut terjadi pada fase metabolisme dimana rifampisin akan
menginduksi enzim metabolisme CYP450 pada kortikosteroid sehingga dapat mengurangi efektivitas
dan bioavailability dari kortikosteroid (Baxter, 2010).
Interaksi Obat Fenilbutazon Dan Indometasin Dengan Tiazid Dan Furosemide (Ekskresi)
Penghambatan sekresi di tubuli ginjal terjadi akibat kompetisi antara obat dan metabolit obat
untuk sistem transport yang sama, terutama sistem transport untuk obat bersifat asam dan metabolit
yang juga bersifat asam. Contoh: fenilbutazon dan indometasin menghambat sekresi ke tubuli ginjal
obat-obat diuretik tiazid dan furosemid, sehingga efek diuretiknya menurun; salisilat menghambat
sekresi probenesid ke tubuli ginjal sehingga efek probenesid sebagai urikosurik menurun.
INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT
(FARMAKODINAMIK
Mekanisme Interaksi Obat Secara Farmakodinamik
menunjukkan bahwa obat–obat yang diberikan saling
berinteraksi pada sistem reseptor, tempat kerja atau
sistem fisiologis yang sama sehingga terjadi efek yang
aditif, sinergis (saling memperkuat), dan antagonis
(saling menghilangkan) (Chelkeba et al., 2013).
INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT
(FARMAKODINAMIK
Interaksi Obat Ampisilin Dengan Gentamisin
Menurut Baxter (2010) terdapat suatu laporan penemuan klinis yang menunjukkan
bahwa penggunaan kombinasi kedua obat tersebut dapat memberikan efek menguntungkan
(sinergis), terutama dalam pengobatan infeksi Pseudomonas. Selain itu, pemberian penisilin
parenteral tertentu dapat menonaktifkan aminoglikosida tertentu secara in vivo maupun in vitro.
Secara in vitro, interaksi antara ampisilin dengan aminoglikosida dapat menyebabkan
berkurangnya efek aminoglikosida, seperti gentamisin. Hal ini terjadi karena gugus amino pada
aminoglikosida dan cincin β-laktam pada penisilin berinteraksi secara kimia untuk membentuk
amida yang tidak aktif secara biologis. Interaksi tersebut biasa disebut dengan interaksi
farmaseutik yang terjadi di luar tubuh sebelum obat diberikan antara obat yangp-ISSN 1693-
3591 e-ISSN 2579-910Xtidak dapat bercampur (inkompatibel). Interaksi ini mengakibatkan
inaktivasi obat (Setiawati, 2007).
PARACETAMOL DENGAN MAKANAN
Efek makanan terhadap parasetamol terjadi pada dua fase, yaitu
pada fase absorbsi dan pada fase metabolisme. Pada fase absorbsi,
makanan dapat menurunkan kecepatan absorbsi dari parasetamol
sehingga level parasetamol tertinggi lambat tercapai, dan efek
mungkin akan lebih lama didapatkan. Mekanisme terjadinya penundaan
absorbsi ini karena adanya makanan dapat menurunkan waktu
pengosongan lambung, sehingga menunda absorbsi dari parasetamol.
Makanan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, dan tinggi protein dapat
menunda waktu pengosongan lambung (Bushra, 2011).
Daftar Pustaka
Baxter, K. 2010. Stockley's Drug Interactions. London:
Pharmaceutical Press.
Bushra, Rabia., Nousheen Aslam., Arshad Yar Khan., 2011., “Food
Drug “, Oman Medical Journals, Vol. 26 No. 2:77-83.
Chelkeba, L., Alemseged, F., Bedada, W. 2013. Assessment of
potential drug-drug interactions among outpatients receiving
cardiovascular medications at Jimma University specialized hospital.
South West Ethiopia, 2(2):144-152.
Setiawati, A. 2007. Interaksi obat. Dalam: Gunawan, S.G.,
Setiabudy, R., Nafrialdi, Elysabeth (Eds). Farmakologi dan Terapi. Edisi
5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapetik FK UI.
Thank You For Your
Attention

More Related Content

Similar to AZZAM JAH-SF20011-VB.pdf

Interaksi obat-2010-akhir
Interaksi obat-2010-akhirInteraksi obat-2010-akhir
Interaksi obat-2010-akhirJeanM12
 
Drug Interactions_Prof. Ros_Absorption phase_Arifa laina 5421221019 (1) fixbg...
Drug Interactions_Prof. Ros_Absorption phase_Arifa laina 5421221019 (1) fixbg...Drug Interactions_Prof. Ros_Absorption phase_Arifa laina 5421221019 (1) fixbg...
Drug Interactions_Prof. Ros_Absorption phase_Arifa laina 5421221019 (1) fixbg...ArifaLaina
 
IO ADME.pptx
IO ADME.pptxIO ADME.pptx
IO ADME.pptxfiah0289
 
2interaksi-obat-55844c61873b1.ppt
2interaksi-obat-55844c61873b1.ppt2interaksi-obat-55844c61873b1.ppt
2interaksi-obat-55844c61873b1.pptRiyanUge
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxDINDASTIFANYSAKINAH
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptxHelmiMildani
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 
160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx
160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx
160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docxrahma568870
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxIndahUdin1
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxIndahUdin1
 
INTERAKSI FARMAKOKINETIK KEL 2 REG 1-1.pptx
INTERAKSI FARMAKOKINETIK KEL 2 REG 1-1.pptxINTERAKSI FARMAKOKINETIK KEL 2 REG 1-1.pptx
INTERAKSI FARMAKOKINETIK KEL 2 REG 1-1.pptxLedisSitorus
 
Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Delina Damanik
 
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptxPPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptxsitimurtasiyah
 
Kejadian Tidak Diinginkan Selama Pengobatan
Kejadian Tidak Diinginkan Selama PengobatanKejadian Tidak Diinginkan Selama Pengobatan
Kejadian Tidak Diinginkan Selama PengobatanFina Ratih Wiraputri
 
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...NelaSharon1
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxHelmiMildani
 
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptxBIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptxRISMIFARMASI
 

Similar to AZZAM JAH-SF20011-VB.pdf (20)

Interaksi obat-2010-akhir
Interaksi obat-2010-akhirInteraksi obat-2010-akhir
Interaksi obat-2010-akhir
 
Drug Interactions_Prof. Ros_Absorption phase_Arifa laina 5421221019 (1) fixbg...
Drug Interactions_Prof. Ros_Absorption phase_Arifa laina 5421221019 (1) fixbg...Drug Interactions_Prof. Ros_Absorption phase_Arifa laina 5421221019 (1) fixbg...
Drug Interactions_Prof. Ros_Absorption phase_Arifa laina 5421221019 (1) fixbg...
 
IO ADME.pptx
IO ADME.pptxIO ADME.pptx
IO ADME.pptx
 
2interaksi-obat-55844c61873b1.ppt
2interaksi-obat-55844c61873b1.ppt2interaksi-obat-55844c61873b1.ppt
2interaksi-obat-55844c61873b1.ppt
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx
160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx
160648-ID-none interaksi obat dan makanan.docx
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
 
INTERAKSI FARMAKOKINETIK KEL 2 REG 1-1.pptx
INTERAKSI FARMAKOKINETIK KEL 2 REG 1-1.pptxINTERAKSI FARMAKOKINETIK KEL 2 REG 1-1.pptx
INTERAKSI FARMAKOKINETIK KEL 2 REG 1-1.pptx
 
Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049
 
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptxPPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
PPT_KIMIA_MEDISINAL_pptx.pptx
 
Kejadian Tidak Diinginkan Selama Pengobatan
Kejadian Tidak Diinginkan Selama PengobatanKejadian Tidak Diinginkan Selama Pengobatan
Kejadian Tidak Diinginkan Selama Pengobatan
 
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Oba...
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Ppt farmanestika
Ppt farmanestikaPpt farmanestika
Ppt farmanestika
 
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptxBIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
 
AH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptxAH2-PPI.pptx
AH2-PPI.pptx
 

Recently uploaded

Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 

Recently uploaded (20)

Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 

AZZAM JAH-SF20011-VB.pdf

  • 1. INTERAKSI OBAT AZZAM JAH (SF20011) Dosen Pengampu : apt. Aditya N.R., M.Farm.
  • 2. AZZAM ZAH (SF20011) Mekanisme interaksi obat pada fase farmakokinetik, maka salah satu obat (index drug) mempengaruhi proses absorpsi, distribusi, metabolism, atau ekskresi obat kedua (precipitant drug) sehingga kadar plasma kedua obat bisa meningkat atau menurun. Akibat selanjutnya adalah terjadi peningkatan toksisitas atau bahkan penurunan efektifitas obat tersebut (Baxter, 2010).
  • 3. Interaksi Obat Antasida Dengan Penghambat H2 (Absorpsi) Terjadinya perubahan pH cairan gastrointestinal, misalnya peningkatan pH karena adanya antasida, penghambat-H2, ataupun penghambat pompa-proton akan menurunkan absorpsi basa-basa lemah (misal, ketokonazol, itrakonazol) dan akan meningkatkan absorpsi obat-obat asam lemah (misal, glibenklamid, glipizid, tolbutamid). Peningkatan pH cairan gastrointestinal akan menurunkan absorpsi antibiotika golongan selafosporin seperti sefuroksim aksetil dan sefpodoksim prokseti. Interaksi Obat Fenilbutazon Dengan Warfarin Dan Tolbutamid (Distribusi) Mekanisme interaksi yang melibatkan proses distribusi terjadi karena pergeseran ikatan protein plasma. Interaksi obat yang melibatkan proses distribusi akan bermakna klinik jika: (1) obat indeks memiliki ikatan protein sebesar ≥ 85%, volume distribusi (Vd) obat ≤0,15 V/kg dan memiliki batas keamanan sempit; (2) obat presipitan berikatan dengan albumin pada tempat ikatan (binding site) yang sama dengan obat indeks, serta kadarnya cukup tinggi untuk menempati dan menjenuhkan binding-site nya [9]. Contohnya, fenilbutazon dapat menggeser warfarin (ikatan protein 99%; Vd = 0,14 l/kg) dan tolbutamid (ikatan protein 96%, Vd = 0,12 l/kg) sehingga kadar plasma warfarin dan tolbutamid bebas meningkat. Selain itu, fenilbutazon juga menghambat metabolisme warfarin dan tolbutamid.
  • 4. Interaksi Rifampisin Dengan metilprednisolon (Metabolisme) Interaksi rifampisin dengan metilprednisolon juga termasuk dalam kategori interaksi farmakokinetik. Mekanisme interaksi tersebut terjadi pada fase metabolisme dimana rifampisin akan menginduksi enzim metabolisme CYP450 pada kortikosteroid sehingga dapat mengurangi efektivitas dan bioavailability dari kortikosteroid (Baxter, 2010). Interaksi Obat Fenilbutazon Dan Indometasin Dengan Tiazid Dan Furosemide (Ekskresi) Penghambatan sekresi di tubuli ginjal terjadi akibat kompetisi antara obat dan metabolit obat untuk sistem transport yang sama, terutama sistem transport untuk obat bersifat asam dan metabolit yang juga bersifat asam. Contoh: fenilbutazon dan indometasin menghambat sekresi ke tubuli ginjal obat-obat diuretik tiazid dan furosemid, sehingga efek diuretiknya menurun; salisilat menghambat sekresi probenesid ke tubuli ginjal sehingga efek probenesid sebagai urikosurik menurun.
  • 5. INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT (FARMAKODINAMIK Mekanisme Interaksi Obat Secara Farmakodinamik menunjukkan bahwa obat–obat yang diberikan saling berinteraksi pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologis yang sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergis (saling memperkuat), dan antagonis (saling menghilangkan) (Chelkeba et al., 2013).
  • 6. INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT (FARMAKODINAMIK Interaksi Obat Ampisilin Dengan Gentamisin Menurut Baxter (2010) terdapat suatu laporan penemuan klinis yang menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi kedua obat tersebut dapat memberikan efek menguntungkan (sinergis), terutama dalam pengobatan infeksi Pseudomonas. Selain itu, pemberian penisilin parenteral tertentu dapat menonaktifkan aminoglikosida tertentu secara in vivo maupun in vitro. Secara in vitro, interaksi antara ampisilin dengan aminoglikosida dapat menyebabkan berkurangnya efek aminoglikosida, seperti gentamisin. Hal ini terjadi karena gugus amino pada aminoglikosida dan cincin β-laktam pada penisilin berinteraksi secara kimia untuk membentuk amida yang tidak aktif secara biologis. Interaksi tersebut biasa disebut dengan interaksi farmaseutik yang terjadi di luar tubuh sebelum obat diberikan antara obat yangp-ISSN 1693- 3591 e-ISSN 2579-910Xtidak dapat bercampur (inkompatibel). Interaksi ini mengakibatkan inaktivasi obat (Setiawati, 2007).
  • 7. PARACETAMOL DENGAN MAKANAN Efek makanan terhadap parasetamol terjadi pada dua fase, yaitu pada fase absorbsi dan pada fase metabolisme. Pada fase absorbsi, makanan dapat menurunkan kecepatan absorbsi dari parasetamol sehingga level parasetamol tertinggi lambat tercapai, dan efek mungkin akan lebih lama didapatkan. Mekanisme terjadinya penundaan absorbsi ini karena adanya makanan dapat menurunkan waktu pengosongan lambung, sehingga menunda absorbsi dari parasetamol. Makanan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, dan tinggi protein dapat menunda waktu pengosongan lambung (Bushra, 2011).
  • 8. Daftar Pustaka Baxter, K. 2010. Stockley's Drug Interactions. London: Pharmaceutical Press. Bushra, Rabia., Nousheen Aslam., Arshad Yar Khan., 2011., “Food Drug “, Oman Medical Journals, Vol. 26 No. 2:77-83. Chelkeba, L., Alemseged, F., Bedada, W. 2013. Assessment of potential drug-drug interactions among outpatients receiving cardiovascular medications at Jimma University specialized hospital. South West Ethiopia, 2(2):144-152. Setiawati, A. 2007. Interaksi obat. Dalam: Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi, Elysabeth (Eds). Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapetik FK UI.
  • 9. Thank You For Your Attention