2. 9.1 Pengertian Ekuitas
Ekuitas adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka
pendirian badan usaha untuk membiayai kegiatan usaha.
3. Berdasarkan PSAK, pos-pos yang termasuk dalam komponen modal
antara lain:
• Modal disetor
• Tambahan modal disetor, yang terdiri dari agio, sumbangan, dan
selisih kurs.
• Selisih penilaian aktiva tetap
• Laba atau rugi yang belum direalisasi
• Saldo laba yang terdiri dari cadangan, laba/rugi
4. 9.1.1 Modal Inti
Modal inti terdiri dari:
• Modal disetor : Modal yang disetorkan oleh pemilik
• Agio saham: selisih lebih antara harga saham dengan nilai nominal
saham
• Modal sumbangan: modal yang diperoleh dari sumbangan saham,
termasuk selisih antar nilai yang tercatat dengan harga jual, dan
modal donasi.
• Cadangan, cadangan umum: cadangan yang dibentuk dari penyisihan
saldo laba yang mendapat persetujuan dari rapat umum pemegang
saham. Cadangan tujuan: cadangan yang dibentuk untuk tujuan
tertentu.
5. • Saldo laba, return earning yaitu saldo laba yang tidak dibagikan.
laba/rugi tahun lalu yaitu laba tahun-tahun lalu yang tidak
dibagikan akan tetapi digunakan untuk antisipasi bila ada kerugian
dimasa mendatang.
laba/rugi tahun berjalan merupakan laba/rugi tahun berjalan
setelah dikurangi pajak.
6. 9.1.2 Modal Pelengkap
Modal pelengkap terdiri dari:
• Cadangan revaluasi aktiva tetap, adalah cadangan yang dibentuk
karena adanya selisih penilaian kembali aktiva tetap.
• Modal pinjaman
7. 9.2 Akuntansi Ekuitas
9.2.1 Akuntansi modal Disetorb
• Penambahan modal disetor dicatat sebesar jumlah uang yang
diterima.
• Pengurangan modal disetor dicatat sebesar jumlah uang yang
diserahkan.
8. Penjualan Saham
Penjualan saham dilakukan oleh bank dalam rangka untuk
mendapatkan modal. Penjualan saham dilakukan dengan kurs saham
diatas nominal atau dibawah nominal. Kurs atas penjualan saham
berpengaruh terhadap agio dan disagio.
9. Ilustrasi
Pada tangga 2 Januari 2019, Bank Bima didirikan dengan modal awal:
• Uang tunai Rp 50.000.000.000
• Tanah senilai Rp 10.000.000.000
• Gedung senilai Rp 5.000.000.000
• Kendaraan Rp 2.000.000.000
• Invetaris kantor Rp 3.000.000.000
Modal awal ini diakui sebagai saham biasa dengan nominal Rp
10.000/lembar.
Pada tanggal 10 Januari 2019, Bank Bima menjual saham biasa
sebanyak 1.000.000 lembar dengan nilai nominal @Rp10.000,- kurs 95.
pembayaran diterima tunai.
10. Jurnal yang dibuat
Tanggal Akun Debit Kredi
02 Januari 2019 Kas 50.000.000.000
Tanah 10.000.000.000
Gedung 5.000.000.000
Kendaraan 2.000.000.000
Invetaris Kantor 3.000.000.000
Modal Disetor 70.000.000.000
10 Januari 2019 Kas 9.500.000.000
Disagio saham 500.000.000
Modal disetor 10.000.000.000
11. Pemesanan Saham
Pemesanan saham merupakan transaksi penjualan saham yang
dilakukan atas dasar pemesanan. Bank menjual saham karena pihak
pembeli telah memesan saham bank. Transaksi pemesanan saham
akan dicatat dalam modal saham dipesan sebesar nilai nominal
dikalikan dengan jumlah lembar saham. Selisih antara nominal saham
dengan kurs akan dicatat dalam agio atau disagio saham. Pada saat
uang pesanan saham dilunasi, maka modal saham yang dipesan akan
dicatat dalam modal disetor. Hal ini karena uang atas pemesanan
saham tersebut sudah diterima oleh bank.
12. Ilustrasi
• Pada tanggal 1 Maret 2019 PT Istana memesan saham Bank Bima
Surabaya sebanyak 100.000 lembar dengan harga nominal Rp
10.000,- kurs 105. Uang muka pesanan 80%.
• Pada tanggal 16 Maret 2019, total pesanan dilunasi.
13. Jurnal yang dibuat
Tanggal Akun Debet Kredit
1 Maret 2019 Kas 840.000.000
Piutang PT Istana 210.000.000
Modal saham dipesan 1.000.000.000
Agio saham 50.000.000
16 Maret 2091 Kas 210.000.000
Modal saham dipesan 1.000.000.000
Modal Disetor 1.000.000.000
Piutang PT Istana 210.000.000
14. Pembelian Kembali Saham
Pembelian saham yang beredar menjadi factor penting dalam
mempertahankan kepemilikan bank. Saham yang dibeli kembali disebut
dengan saham treasury. Akuntansi untuk saham treasury dikelompokan
menjadi dua jenis, yaitu dicatat menurut harga perolehan dan harga
nominal.
15. Ilustrasi
• Pada tanggal 1 Juni 2019, Bank Bima melakukan emisi saham biasa
sebanyak Rp 1.000.000 lembar dengan harga nominal Rp 10.000,-
kurs 105
• Pada tanggal 30 Juni 2019, Bank Bima membeli kembali 100.000
lembar sahamnya dengan kurs 102
• Pada tanggal 31 Juli 2006, Bank Bima menjual kembali saham
treasurynya sebanyak 50.000 lembar dengan kurs 103
• Pada tanggal 15 Agustus 2019, Bank Bima menjual kembali 50.000
lemar saham treasury dengan kurs 95.
Dalam menjawa ilustrasi ini, dapat menggunakan dua metode, yaitu
metode harga perolehan dan metode harga nominal.
16. Metode Harga Perlehan
Dalam metode harga perolehan, pada saat emisi saham, modal saham
dicatat sebesar jumlah lembar saham dikalikan dengan harga nominal
saham perlembar. Selisih akan dicatat dalam agio atau disagio saham.
Pada saat pembelian kembali, harga beli dikalikan dengan jumlah
lembar saham dicatat dalam saham treasury. Pada saat penjualan,
maka perbedaan antara harga pada saat pembelian kembali dengan
harga jual akan diakui sebagai tamahan modal disetor.
17. Maka jurnal yang dibuat dengan metode harga perolehan sebagai
berikut:
Tanggal Akun Debet Kredit
06/01/2019 Kas 10.500.000.000
Moda saham 10.000.000.000
Agio saham 500.000.000
30/06/2019 Saham treasury 10.020.000.000
Kas 10.020.000.000
31/07/2019 Kas 515.000.000
Saham treasury 510.000.000
Tambahan Modal disetor 5.000.000
15/08/2019 Kas 475.000.000
Tambahan Modal disetor 40.000.000
Saham treasury 515.000.000
18. Metode Harga Nominal
Dalam metode harga nominal, pada saat emisi saham, Modal saham
dicatat atas dasar jumlah lembar saham dikalikan dengan nilai nominal.
Pada saat dilakukan pembelian kembali atas saham tersebut, maka
saham yang dibeli dicatat sebagai saham treasury, dan selisih harga
nominal dengan harga beli dicatat dalam agio/disagio saham.
19. Jurnal pembelian kembali saham dengan metode harga nominal.
Tanggal Akun Debet Kredit
06/01/2019 Kas 10.500.000.000
Moda saham 10.000.000.000
Agio saham 500.000.000
30/06/2019 Saham treasury 10.000.000.000
Agio Saham 20.000.000
Kas 10.020.000.000
31/07/2019 Kas 515.000.000
Saham treasury 500.000.000
Agio Saham 15.000.000
15/08/2019 Kas 475.000.000
Tambahan Modal disetor 25.000.000
Saham treasury 500.000.000
20. 9.2.2 Akuntansi Cadangan
Cadangan merupakan akumulasi laba tahun-tahun lalu yang cadangkan
oleh keputusan rapat umum pemegang saham. Cadangan ditujukan
untuk menutup adanya kerugian dimasa yang akan datang. Dengan
demikian transaksi cadangan akan berpengaruh pada perubahan
ikhtisar laba/rugi.
21. Ilustrasi
Cadangan yang dibentuk pada bulan Januari 2019 dan disetujui oleh
RUPS adalah 25% dari laba bank. Laba bank per 31 Desember 2018
sebesar Rp 2.000.000.000,- Maka cadangan yang dibentuk adalah
sebesar 25% X Rp 2.000.000.000,- = Rp 500.000.000,-
Maka Jurnal yang dibuat
Tanggal Akun Debet Kredit
31 Januari 2019 Ikhtisar Laba Rugi Bank 500.000.000
Cadangan 500.000.000
22. 9.2.3 Akuntansi Saldo Laba
Merupakan pencatatan yang terkait dengan saldo laba yang dimiliki
oleh bank. Beberapa peristiwa yang terkait dengan pencatatan saldo
laba antara lain adalah laba/rugi tahun berjalan dan pembagian
deviden atas laba bank. Laba pada tahun berjalan, dapat dipergunakan
untuk menambah modal secara keseluruhan atau sebagian, dan yang
sebagian keuntungan tersebut dibagikan dalam bentuk deviden kepada
pemegang saham. Keputusan pembagian deviden atas laba terletak
pada rapat umum pemegang saham.
23. Misalnya, laba per 31 Desember 2019 sebesar Rp 2.000.000.000,-
Berdasarka RUPS, laba yang tidak dibagi sebesar 50% dari laba/rugi
tahun berjalan, dan sebesar 10% dibagikan dalam bentuk deviden.
Maka saldo laba yang tidak dibagi dihitung sebesar 50% X Rp
2.000.000.000,- = Rp 1.000.000.000
Maka jurnal yang dibuat sebagai berikut:
Tanggal Akun Debet Kredit
31/12/2019 Ikhtisar Laba/Rugi Bank 1.000.000.000
Saldo laba 1.000.000.000
24. Pembagian Deviden
Deviden yang akan dibagikan kepada pemegang saham adalah sebesar
10% dari laba untuk periode 2018. maka deviden yang dibagikan
sebesar 10% X Rp 2.000.000.000,- = Rp 200.000.000