1. Kwashiorkor adalah gangguan kekurangan protein yang disertai kekurangan nutrien lainnya, yang umumnya ditemukan pada balita. Gejalanya antara lain gangguan pertumbuhan, perubahan kulit dan rambut, serta edema. 2. Pengobatan kwashiorkor meliputi pemberian makanan yang kaya protein, kalori, vitamin, dan mineral secara bertahap karena rendahnya toleransi makanan. 3. Diagnosa keperawatan umum pada pasien kwashiorkor adalah gang
1. 1
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1.1. Konsep Medis
1.1.1. Pengertian
Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan
protein ( Ratna Indrawati, 1994).
Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi
nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak
prasekolah (balita). (Ngastiyah, 1995)
1.1.2. Etilogi
Selain oleh pengaruh negatif faktor sosio-ekonomi-budaya yang
berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen
yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein,
hilangnya protein melalui air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun,
luka bakar, penyakit hati.
1.1.3. Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan
yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh
jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan
metabolik dan perubahan sel yang disebabkan edema dan perlemakan hati.
Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai
asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut
akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam
serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang
kemudian berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena
gangguan pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati
ke depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam
hati.
1.1.4. Gejala Klinis
a. Pertumbuhan terganggu (merupakan gejala terpenting). Selain berat
badan badan juga tinggi badan kurang di banding anak sehat.
b. Perubahan mental, biasanya pasien cengeng atau apatis.
c. Ditemukan odema ringan maupun berat.
2. 2
d. terjadi gangguan gastrointestinal. Anorexia yang hebat hingga cara
pemberian makannya harus personde, diare dan muntah karena
terjadinya intoleransi makanan.
e. Perubahan rambut, tampak kusam, kering, halus, jarang dan berubah
warna.
f. Kulit mengalami perubahan yaitu hiperplementasi, bersisik,
menunjukkan garis kulit yang dalam dan lebar, kelainan khas pada
Kwashiorkor ini di sebut “Crazzy Payment Dermatosis”.
g. Pembesaran hati karena adanya perlemakan hati.
h. Anemia juga selalu ditemukan.
i. Kelainan kimia darah: Kadar albumin serum rendah, kadar globulin
normal atau sedikit lebih tinggi, kadar kolesterol serum rendah.
j. Hampir semua organ mengalami perubahan seperti: degenerasi otot
jantung, osteoporosis tulang, dan sebagainya.
1.1.5. Penatalaksanaan
1.1.5.1.Prinsip pengobatan kwasiorkor adalah :
a. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai
biologi tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral.
b. Makanan harus mudah dicerna dan diserap.
c. Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan
sangat rendah.
d. Penanganan terhadap penyakit penyerta.
e. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan
gizi terhadap keluarga. (A.H. Markum, 1991).
1.1.5.2.Pemberian Terapi
a. Bila ada dehidrasi, atasi dahulu.
b. Perbaiki diit:
1. Formula harus mudah dicerna, murah, pekat kalori/protein: Modisco
I, II, dan III memenuhi syarat-syarat tertentu.
2. Bila ada intoleransi, mulailah dengan susu skim yang diencerkan
(2,5-5-7,5) + glukosa 5%, disusul dengan modisco ½. I, II, III.
c. Vitamin A 100.000-200.000 IU IM 1 kali.
d. Vitamin B komplek, C, A, D tetes per oral.
e. Bila perlu beri transfusi sel darah merah padat (‘PRC’) atau plasma.
f. Pengobatan penyakit penyerta/penyebab. Bila lemah, ada hipotermi,
3. 3
hipertensi dan gangguan pembekuan darah ada kemungkinan infeksi
kuman gram negatif serta endotoksemia. Resiko meningkat bila disertai
kekurangan vitamin A.
g. Terapi gentamicin 6-7,5 mg/kg perhari dibagi 2 kali Amikin 15
mg/kg/hari dibagi 2 kali.
h. Penyuluhan pada ibu disertai demonstrasi cara membuat modisco.
i. Kontrol di poliklinik anak. (Ratna Indrawati, dkk, 1994).
1.1.6. Prognosa
Dengan pengobatan adekuat, diperlukan waktu 2-3 bulan untuk
tercapainya berat badan yang idel. Pertumbuhan fisis hanya terpaut sedikit
dengan anak sebayanya. Namun perkembangan intelektualnya akan
mengalami keterlambatan yang menetap, khususnya kelainan mental dan
defisiensi persepsi.
1.2.Konsep Asuhan Keperawatan
1.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sitemik untuk mengumpulkan data
dan menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut
(pusdiknakes, 1989 hal 151). Langkah-langkah dalam pengkajian meliputi
pengumpulan data, analisa dan sintesa data serta perumusan diagnosa
keperawatan. Pengumpulan data akan menentukan kebutuhan dan masalah
kesehatan dan keperawatan yang meliputi kebutuhan fisik, psikososial dan
lingkungan pasien, sumber data diperoleh dari pasien, keluarga, teman,
team kesehatan lain, catatan pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Metode pengumpulan data melalui observasi (yaitu dengan cara
inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) wawancara (yaitu berupa percakapan
guna memperoleh data yang diperlukan), catatan (berupa catatan klinik,
dokumen yang baru maupun yang lama), literatur (mencakup semua
materi, buku-buku, majalah dan surat kabar).
1.2.1.1.Anamnesa
1. Identitas pasien, meliputi: nama, umur, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan saat pengkajian, nama orang tua, pekerjaan orang tua,
pendidikan orang tua, umur orang tua, agama, jumlah saudara
kandung, jumlah anggota keluarga, alamat rumah (Depkes, 1989).
2. Riwayat penyakit sekarang,: kapan anak mulaimenampakan tanda-
4. 4
tanda penyakit kwashiorkor ini, seperti mulai kapan kulit anak
mengelupas, rambut berubah warna, tampak adema seluruh tubuh,
diare, dan bagaimana nafsu makan anak.
3. Riwayat kesehatan, meliputi: riwayat pre natal selama masa hamil,
riwayat natal, keadan saat persalinan, dengan menolong persalinan,
berat badan, dan panjang badan saat lahir, keadaan setelah lahir,
riwayat neonatal, riwayat imunisasi, dan riwayat tumbang.
4. Riwayat penyakit dahulu, apakah anak menderita penyakit sampai
diopname, penyakit apa dan berapa lama dirawat serta bagaimana
pengobatannya.
5. Riwayat keluarga, apakah ada anggota keluarga lain yang menderita
penyakit yang sama dengan pasien, atau menderita penyakit seperti
asma, TBC, jantung, DM.
6. Pola-pola fungsi kesehatan meliputi:
Pola nutrisi :
Pola eliminasi :
Pola aktivitas :
Pola istirahat :
Bagaimana pola makan sehari-hari anak, jenis
makanan yang dikonsumsi, dan bagaimana nafsu
makan.
Bagaimana aktivitas eliminasi alvi dan miksi
sehari-hari, apakah ada keluhan, adakah diare,
berapa lama.
Kebiasaan aktivitas kegiatan yang dilakukan sehari
– hari, apakah ada gangguan aktivitas setelah sakit.
Berapa lama anak bisa tidur, apakah ada gangguan atau
tidak.
1.2.1.2.Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum yang meliputi: kesadaran Composmentis, lemah, rewel,
kebersihan kurang, berat badan, tinggi badan, nadi, suhu, dan pernapasan.
2. Kepala : lingkar kepala, warna rambut, UUB sudah menutup atau
belum
3. Muka : sembab karena odema, tampak moonface
Mata : apakah ada ikterus, anemi ataupun infeksi pada mata
Telinga : apakah ada tanda-tanda infeksi
Hidung : apakah ada sekret, bagaimana pernapasannya, terpasang
sonde
Mulut : Stomatitis, lesi, mukosa bibir, gigi tumbuh
5. 5
4. Tenggorokan : apakah ada tanda pembesaran tonsil, tanda-tanda
peradangan.
5. Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku kuduk, pembesaran
kelenjar limfe.
6. Torax: apakah ada lingkar dada, adakah tarikan dinding dada, wheezing,
ronchi.
7. Abdomen : apakah ada meteorismus, acites, bising usus, apakah ada
pembesaran hepar.
8. Extremitas
Atas : Lingkar lengan atas, akral hangat, odema
Bawah : Odema,
9. Kulit : adakah Crazy pavement dermatosis, keadaan turgor kulit, odema
1.2.1.2.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah meliputi albumin, globulin, protein total,
elektrolit serum, biakan darah.
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap dan kulture urine
3. Uji faal hati
4. EKG
5. X foto paru
6. Konsul THT : adanya otitis media
Setelah dilakukan pengkajian, kemudian data dikelompokan yang
meliputi data subyektif dan obyektif. Selanjutnya data dianalisa dengan
mengkaitkan, menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep, teori,
prinsip yang relevan untuk mengetahui masalah kesehatan pasien.
Selanjutnya diidentifikasi sesuai dengan prioritas masalah-masalah yang
mengancam jiwa, merusak sistem jaringan maupun merusak fungsi organ.
(Ratna Indrawati, 1994).
1.2.2. Analisa Data
Analisa data merupakan proses intelektual dengan
meliputi kegiatan mentabulasi, menyeleksi, mengklasifikasi,
mengelompokan, mengaitkan data, menentukan kesenjangan
informasi, melihat pola data, membanding-kan dengan standar,
menginterpretasi dan akhirnya membuat kesimpulan. Hasil
6. 6
analisa data adalah pernyataan masalah keperawatan atau
dengan disebut sebagai diagnosa keperawatan.
1.2.3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan
pasti tentang masalah pasien/klien serta penyebabnya yang dapat
dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan. (Pusdiknakes.
1989).
Diagnosa yang sering muncul pada pasien dengan Kwashiorkor:
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
(Ngastiyah, 1997 ).
2. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan
diare, muntah, tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan.
(Marilan E. Doenges, 1999)
3. Resiko terjadinya komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh
rendah. (Ngastiyah, 1997)
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi, dan
odema. (Marilan E Doenges, 1999)
5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
nutrisi. (Marilan E Doenges, 1999).
1.2.4. Intervensi Keperawatan
Merupakan penentuan apa yang akan dilakukan untuk membantu
klien memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mengatasi masalah
keperawatan yang telah ditentukan.(Pusdiknakes,1985).
Rencana ini disusun dengan melibatkan klien secara maksimal dan
dengan petugas lain yang melayani pasien/klien. Unsur tahap pelayanan
ada 4, yaitu: memprioritaskan masalah, perumusan tujuan, penentuan
tindakan keperawatan dan penentuan kriteria evaluasi.
Adapun perencanaan tindakan sesuai diagnosa keperawatan yang
sering timbul pada pasien dengan kwashiorkor adalah sebagai berikut:
a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
- Berat badan sesuai dengan umur.
- Nafsu makan kembali normal.
- Tanda-tanda kwashiorkor berkurang/hilang.
7. 7
Intervensi dan rasional :
1. Kaji faktor penyebab gangguan kebutuhan gizi.
R/ Menentukan penatalaksanaan dari penyakit.
2. Berikan makanan bertahap dan formula mudahdicerna, pekat
protein.
R/ Karena intoleransi terhadap makanan dan susu maka harus
diberikan secara bertahap.
3. Berikan Modisco ½, 1, atau 2, atau 3 sesuai kebutuhan
R/ Untuk memenuhi kebutuhan akan kalori, protein, lemak dan
karbohidrat.
4. Observasi berat badan setiap hari.
R/ Deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Berikan vitamin A 1x 100.000 IU IM dan vitamin BC + C 3x1
tablet oral.
R/ Vitamin tersebut diperlukan untuk berbagai enzim yang
dibutuhkan untuk pencernaan makanan dan membantu penyerapan
makanan.
b. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan
diare, muntah, tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan.
Tujuan :
Mempertahankan keseimbangan elektrolit dan volume cairan.
Kriteria Hasil :
- Pasien tidak diare.
- Muntah teratasi.
- Tanda-tanda dehidrasi tidak nampak.
- Turgor kulit baik.
Intervensi dan rasional :
1. Observasi tanda-tanda vital.
R/ Deteksi dini adanya tanda-tanda kelainan.
2. Kaji status hidrasi (turgor kulit).
R/ Untuk mengetahui dehidrasi dilihat dari buruknya turgor dan
kekeringan kulit
3. Observasi jumlah dan tipe masukan cairan.
R/ Mengetahui asupan cairan yang masuk dan keluar sehingga
dehidrasi teratasi.
4. Observasi diare.
8. 8
R/ Bila diare masih terus berlangsung dapat diberikan obat untuk
diare.
5. Atur pola diit untuk mengatasi muntah dengan cara makan sedikit-
sedikit tapi sering, bila masih muntah, pasang sonde.
R/ Pada anak terjadi toleransi terhadap makanan yang rendah maka
pemberian makananya harus bertahap.
c. Resiko terjadinya komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh
rendah
Tujuan :
Tidak terjadi komplikasi.
Kriteria Hasil :
- Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi sehingga meningkatkan daya
tahan tubuh.
- Anak dalam keadaan baik.
Intervensi dan rasional :
1. Ajarkan pada keluarga cara menjaga kebersihan mulut dan kulit.
Rasional : Mencegah terjadinya noma dan decubitus.
2. Awasi pemberian diit bila perlu pasang sonde.
Rasional : Kecukupan kalori dan protein terpenuhi dan
meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi, dan
odema.
Tujuan : Integritas kulit kembali normal.
Kriteria hasil :
- Gatal hilang/berkurang.
- Kulit kembali halus, kenyal dan utuh.
Intervensi dan rasional :
1. Anjurkan pada keluarga tentang pentingnya merubah posisi
sesering mungkin.
Rasional : Mencegah ulcus decubitus.
2. Anjurkan keluarga lebih sering mengganti pakaian anak bila basah
atau kotor dan kulit anak tetap kering.
Rasional : Mencegah iritasi kulit dan mengurangi gatal.
3. Kolaborasi dengan dokter kulit untuk pengobatan lebih lanjut.
9. 9
Rasional : Tindakan interdependent bidan/perawat dengan dokter.
e. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
nutrisi
Tujuan : Pengetahuan keluarga bertambah.
Kriteria hasil :
- Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan.
- Dapat mengulangi isi penyuluhan.
- Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti
sampai di rumah.
Intervensi dan rasional :
1. Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar.
Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kebenaran
informasi yang di dapat dan kesiapan untuk belajar.
2. Jelaskan tentang: nama penyakit anak, penyebab penyakit, akibat
yang ditimbulkan, pengobatan yang dilakukan.
Rasional : Keluarga mengerti dan memahami penyakit anak dan
menambah pengetahuan keluarga.
3. Jelaskan tentang: pengertian nutrisi dan pentingnya, pola makan
yang betul untuk anak sesuai umurnya, bahan makanan yang
banyak mengandung vitamin terutama banyak mengandung
protein.
Rasional : Keluarga mengerti dan memahami serta menambah
pengetahuan tentang nutrisi.
4. Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan.
Rasional :Mengetahui sejauh mana isi penyuluhan dipahami oleh
keluarga.
5. Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi
setelah pulang dari rumah sakit.
Rasional : Pemantauan tumbuh kembang anak selanjutnya
1.2.5. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang
diberikan kepada pasien/klien, yang meliputi pelaksanaan rencana
pelayanan keperawatan. (Pusdiknakes, 1985).
Pada kasus kwashiorkor ini pelaksanaan keperawatan dilaksanakan
sesuai rencana.
10. 10
1.2.6. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut
pengumpulan data obyektif dan subyektif yang akan menunjukan apakah
tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum, masalah apa
yang sudah dipecahkan dan apa yang perlu dikaji, direncanakan,
dilaksanakan dan dinilai kembali. Evaluasi yang diharapkan dari kasus ini
adalah:
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2. Diare dan muntah teratasi serta adekuatnya masukan makanan dan
cairan sehingga tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuh.
3. Kulit kembali halus dan utuh serta terbebas dari kerusakan integrasi
kulit.
4. Pengetahuan keluarga bertambah tentang kebutuhan nutrisi
5. Tubuh tidak terjadi komplikasi.