SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang...................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1
BAB II ISI
Konsep “Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan” dalam Pidato
Ir. Soekarno dalam Pengusulan Asas Dasar Negara di Sidang BPUPKI ............. 2
Arti Kebudayaan................................................................................................... 3
Keterkaitan antara Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan dengan
Keanekaragaman Budaya di Indonesia................................................................. 3
BAB III KESIMPULAN 7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan, setiap pulau mempunyai sejarah
tersendiri dan nenek moyang yang berbeda - beda. Oleh karena itu Indonesia
terdiri dari beranekaragam budaya, ras, suku, dan agama. Walaupun penduduk di
Indonesia beranekaragam tapi mereka hidup berdampingan dengan damai, saling
membantu, dan saling menghargai antara penganut agama yang satu dengan yang
lainnya. Kemudian pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno
berpidato untuk mengemukakan usulan tentang dasar negara dan salah satu dari
usulannya tersebut beliau menyebutkan konsep “Ke-Tuhanan Yang
Berkebudayaan”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep “Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan” yang dikemukakan
oleh Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI jika dikaitkan dengan keanekaragaman
budaya di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kaitan dari
konsep “Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan” dengan keanekaragaman budaya di
Indonesia.
BAB II
ISI
A. Konsep “Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan” dalam Pidato Ir. Soekarno
dalam Pengusulan Asas Dasar Negara di Sidang BPUPKI
Dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengajukan
lima rancangan dasar negara Indonesia Merdeka, yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia,
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
3. Mufakat atau Demokrasi,
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
Paham Kebangsaan yang diusulkan oleh Ir. Soekarno mengarah kepada arti
luas yaitu kesatuan Indonesia yang terdiri dari kepulauan. Bangsa Indonesia
merupakan seluruh manusia – manusia yang menurut geo-politik yang telah
ditentukan oleh Allah SWT tinggal di kesatuan semua pulau – pulau di Indonesia
dari ujung Sumatera sampai Irian. Hal tersebut ada dalam pidato Ir. Soekarno
“Saya minta saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo dan saudara Islam lainnya :
maafkanlah saya memakai perkataan “kebangsaan” ini! Saya pun orang Islam.
Tetapi saya minta kepada saudara – saudara, janganlah saudara – saudara salah
faham jikalau saya katakan bahwa dasar pertama buat Indonesia ialah dasar
kebangsaan. Itu bukan berarti satu kebangsaan dalam arti sempit, tetapi saya
menghendaki satu Nasionale Staat, seperti yang saya katakan dalam rapat di
Taman Raden Saleh beberapa hari yang lalu. Satu Nasionale Staat Indonesia
bukan berarti staat yang sempit. Sebagai saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo
katakan kemarin, maka tuan adalah orang bangsa Indonesia, bapak tuan pun
adalah orang Indonesia, nenek tuan pun bangsa Indonesia, datuk – datuk tuan,
nenek-moyang tuan pun orang Indonesia. Diatas satu kebangsaan Indonesia,
dalam arti yang dimaksudkan oleh saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo itulah, kita
dasarkan negara Indonesia”1
Prinsip kedua yang diusulkan oleh Ir. Soekarno ada dalam pidatonya yang
berbunyi “kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita
harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa – bangsa. Justru inilah prinsip
saya yang kedua. Inilah filosofisch principe yang nomor dua yang saya usulkan
kepada tuan – tuan, yang boleh saya namakan internasionalisme.”2
Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik
Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 92 - 93
Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik
Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 97
Prinsip yang ketiga adalah mufakat, dasar perwakilan, dasar dan
permusyawaratan. Menurut Ir. Soekarno, Indonesia bukanlah negara untuk satu orang,
bukan juga untuk satu golongan, walaupun golongan itu kaya. Namun negara Indonesia
didirikan untuk semua kalangan “satu buat semua, semua buat satu”.
Prinsip yang keempat adalah Kesejahteraan, sesuai dalam pidato beliau
“kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi
permusyawaratan dalam mencari hidup, yakni politiek-economische democratie
yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial!”3
Prinsip yang kelima menurut Ir. Soekarno adalah Tuhan Yang Maha Esa
yang dalam pidatonya beliau menyampaikan “Segenap rakyat hendaknya ber-
Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada egoisme-agama. Dan hendaknya
negara Indonesia satu Negara yang ber-Tuhan.”4
B. Arti Kebudayaan
Dalam pidato Ir. Soekarno, beliau mengakatakan “ber-Tuhan secara
kebudayaan”. Kebudayaan mempunyai beberapa definisi. Menurut Tylor definisi
budaya adalah “keseluruhan kompleks yang memuat pengetahuan, kepercayaan,
seni, moral, hukum, adat kebiasaan, dan segala kemampuan serta kebiasaan yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.”5
Kebudayaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian,
dan adat istiadat.”6
C. Keterkaitan antara Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan dengan
Keanekaragaman Budaya di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau – pulau. Dengan jumlah
penduduk lebih dari 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar di pulau - pulau
di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan,
hingga perkotaan.
Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik
Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 100
Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik
Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 101
Franz – Joseph Eilers, Communicating Between Cultures, Universitas Gregorianas, Roma,
1987, hlm. 16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Cetakan ke 2, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hlm. 131
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa
dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Karena hal tersebut tidak dapat
dipungkiri adanya keanekaragaman budaya di Indonesia.
Oleh karena itu Ir. Soekarno dalam menentukan dasar negara yang dimana
sebagai kepribadian bangsa Indonesia, berarti bahwa Pancasila mempunyai sifat
atau ciri khas bagi bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dahulu, berkembang
hingga sekarang dan tentu saja pada masa yang akan datang. Sehingga dalam
menyikapi keberanekaragaman kebudayaan khususnya agama, beliau dalam prinsip
yang ke lima mengatakan bahwa “Prinsip Indonesia Merdeka dengan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia
yang ber-Tuhan, tetapi masing – masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan.
Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih,
yang belum ber-Tuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, orang Buddha
menjalankan ibadatnya menurut kitab – kitab yang ada padanya. Tetapi marilah
kita semuanya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada “egoisme-
agama”. Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang ber-Tuhan.” 6
Maksud dari “ber-Tuhan secara kebudayaan” menurut beliau diungkapkan
juga dalam pidatonya yang berbunyi “Marilah kita amalkan, jalan agama, baik
Islam, maupun Kristen, dengan cara yang berkeadapan. Apakah cara yang
berkeadaban itu? Ialah hormat - menghormati satu sama lain. Nabi Muhammad
SAW telah memberi bukti yang cukup tentang verdraagzaamheid, tentang
menghormati agama – agama yang lain. Nabi Isa pun telah menunjukkan
verdraagzaamheid itu. Marilah kita di dalam Indonesia Merdeka yang kita susun
ini, sesuai dengan itu, menyatakan bahwa prinsip kelima daripada negara kita
ialah Ketuhanan yang berkebudayaan, ke-Tuhanan yang berbudi pekerti yang
luhur, ke-Tuhanan yang hormat – menghotmati satu sama lain. Hatiku akan
berpesta raya, jikalau saudara – saudara menyetujui bahwa Negara Indonesia
Merdeka berasaskan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.”7
Dalam membetuk negara diperlukan adanya persatuan dari beranekaragam
budaya. “Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak hanya
merupakan peristiwa politik, tetapi juga merupakan peristiwa budaya. Salah satu
aspek budaya adalah perubahan dari kesatuan kesatuan - etnis kepada kesatuan
yang baru, yaitu negara kebangsaan mengimplikasikan perubahan identitas
masyarakat. Individu harus mengidentifikasikan dirinya secara baru dalam suatu
sistem politik yang baru.
Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik
Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 101
Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik
Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 101
Identitas dengan basis kesukuan, agama, atau sistem budaya tertentu barulah
menjadi identitas berdasarkan nasionalisme.”8
Dengan konsep Ir. Soekarno yang
kelima tersebut maka mempermudah dalam pembentukan persatuan bangsa
Indonesia yang agamanya beranekaragam, meningkatkan dan memantapkan
kerukunan hidup antar umat beragama sehingga terciptanya suasana kehidupan
yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan.
Dalam upaya mencapai tujuan dari prinsip Ketuhanan Yang Berkebuyaan
itu dicantumkan pada UUD 1945:
Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali. **)
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nurani. **)
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing – masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaan itu.
Di Indonesia ada 5 agama yang diakui oleh negara dan dianut oleh rakyat
Indonesia, agama tersebut antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
Dengan adanya pasal tersebut telah terlihat bahwa negara sangat menjujung tinggi
adanya keanekaragaman budaya di Indonesia khususnya agama, sehingga
membebaskan warga negaranya untuk memeluk salah satu agama dari kelima
agama yang sesuai dengan kepercayaan yang mereka miliki.
Dalam setiap agama tersebut pastilah ada perintah bagi umatnya untuk
beribadat. Dalam melakukan ibadat pun negara memberi kebebasan, justru malah
melindungi kemerdekaan mereka yang sedang beribadat. Oleh karena itu,
hendaknya umat agama yang satu saling menghormati terhadap umat agama yang
lain, sehingga kerukunan antar umat pun terjaga.
Seperti yang dikatakan Abdurrahman Wahid mengenai Pancasila sebagai
ideologi dalam kaitannya dengan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa “Agama – agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa akan tetap saling berbeda, baik secara kelembagaan maupun orientasi
kehidupannya.
Oetojo Oesman dan Alfian, Pancasila Sebagai Ideologi : Dalam Berbagai Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, Perum Percetakan Negara R.I, Jakarta, 1991, hlm. 149
Namun, di balik perbedaan – perbedaan itu, secara keseluruhan agama – agama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap mengembangkan sejumlah
pandangan yang bersifat universal. Tekanan pada kejujuran (baik sikap maupun
perilaku), keikhlasan dan ketulusan dalam sikap dan tindakan, tekanan pada sisi
keakhiratan dan keduniawian dalam porsi cukup seimbang, dan sejumlah hal – hal
lain yang mendasar dapat ditarik dari agama - agama yang ada dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini lalu dapat dilakukan inventarisasi
sejumlah etos tertentu yang dianggap disepakati bersama, untuk dijadikan
landasan seterusnya.”9
Oetojo Oesman dan Alfian, Pancasila Sebagai Ideologi : Dalam Berbagai Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, Perum Percetakan Negara R.I, Jakarta, 1991, hlm. 168
BAB III
KESIMPULAN
Indonesia terdiri dari beranekaragam budaya yang khususnya agama.
Agama di Indonesia terdiri dari 5 agama, yang diantaranya Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, dan Buddha. Untuk mencapai persatuan negara dibutuhkannya kerukunan
antara umat agama yang satu dengan yang lain. Maka dengan itu Ir. Sokerno dalam
mengemukakan prinsip dasar negara yang kelima adalah Ketuhanan Yang
Berkebudayaan maksudnya yaitu setiap orang bebas memilih dan memeluk agama
yang mereka percayai, bebas melakukan ibadat sesuai dengan perintah agamanya
masing – masing, saling menghormati antara umat agama yang satu dengan umat
agama yang lain, meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat
beragama sehingga terciptanya suasana kehidupan yang harmonis.
DAFTAR PUSTAKA
Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945. Sekretariat Negara
Republik Indonesia Jakarta. 1998
Oesman, Oetojo dan Alfian. Pancasila Sebagai Ideologi : Dalam Berbagai Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara. Perum Percetakan Negara R.I.
Jakarta. 1991
Daroeso, Bambang dan Suyamo. Filsafat Pancasila. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.
1989
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Cetakan ke 2. Balai Pustaka. Jakarta. 1989

More Related Content

What's hot

Makalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAANMakalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAANMardinalMatoda
 
pengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasilapengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasilaRudi Wicaksana
 
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraPilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraDino Zeta
 
Pendidikan Pancasila
Pendidikan PancasilaPendidikan Pancasila
Pendidikan PancasilaIrmaNurAfni
 
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan Cloudys04
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILASatria Manggala
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasilafebhy30
 
Pkn materi semester 1
Pkn materi semester 1Pkn materi semester 1
Pkn materi semester 1jhon korse
 
Materi 1-pengertian dan landasan pancasila
Materi 1-pengertian dan landasan pancasilaMateri 1-pengertian dan landasan pancasila
Materi 1-pengertian dan landasan pancasilaAbdulMahmudASune
 
"2017C_mohamad_mustofa.pdf"
"2017C_mohamad_mustofa.pdf""2017C_mohamad_mustofa.pdf"
"2017C_mohamad_mustofa.pdf"mohamad mustofa
 
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa IndonesiaFungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesiapjj_kemenkes
 

What's hot (17)

Pancasila sebagai pemersatu bangsa
Pancasila sebagai pemersatu bangsaPancasila sebagai pemersatu bangsa
Pancasila sebagai pemersatu bangsa
 
Makalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAANMakalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAAN
 
4 pilar kebangsaan
4 pilar kebangsaan 4 pilar kebangsaan
4 pilar kebangsaan
 
pengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasilapengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasila
 
Makalah nilai nilai pancasila 2014
Makalah nilai nilai pancasila 2014Makalah nilai nilai pancasila 2014
Makalah nilai nilai pancasila 2014
 
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraPilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
 
IDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONALIDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONAL
 
Pendidikan Pancasila
Pendidikan PancasilaPendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila
 
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Pkn materi semester 1
Pkn materi semester 1Pkn materi semester 1
Pkn materi semester 1
 
Materi 1-pengertian dan landasan pancasila
Materi 1-pengertian dan landasan pancasilaMateri 1-pengertian dan landasan pancasila
Materi 1-pengertian dan landasan pancasila
 
"2017C_mohamad_mustofa.pdf"
"2017C_mohamad_mustofa.pdf""2017C_mohamad_mustofa.pdf"
"2017C_mohamad_mustofa.pdf"
 
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negaraMakalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
 
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa IndonesiaFungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
 
Makalah pancasila sebagai terminologi
Makalah pancasila sebagai terminologiMakalah pancasila sebagai terminologi
Makalah pancasila sebagai terminologi
 

Viewers also liked

Wireless sensors white paper
Wireless sensors white paperWireless sensors white paper
Wireless sensors white paperEric Domont
 
εργασια τηλεοπτικη παραγωγη
εργασια τηλεοπτικη παραγωγηεργασια τηλεοπτικη παραγωγη
εργασια τηλεοπτικη παραγωγηxristoforos foris
 
Parque nacional la malinche
Parque nacional la malincheParque nacional la malinche
Parque nacional la malincheAiaz HL
 
Made in ukraine
Made in ukraineMade in ukraine
Made in ukrainesavostina
 
ENGG437 Entrepreneurship and Leadership
ENGG437 Entrepreneurship and LeadershipENGG437 Entrepreneurship and Leadership
ENGG437 Entrepreneurship and Leadershipwahdan94
 
Sourcesofenergy rohit &shabrinath 10th-b k.v vikas puri
Sourcesofenergy rohit &shabrinath 10th-b k.v vikas puriSourcesofenergy rohit &shabrinath 10th-b k.v vikas puri
Sourcesofenergy rohit &shabrinath 10th-b k.v vikas puriRohit Naik
 
Analisisdelacompetencia
AnalisisdelacompetenciaAnalisisdelacompetencia
AnalisisdelacompetenciaAiaz HL
 
Hukum Perdata : Kawin Kontrak
Hukum Perdata : Kawin KontrakHukum Perdata : Kawin Kontrak
Hukum Perdata : Kawin KontrakRizki Amalia
 
Tugas praktikum komputer dan administrasi perpajakan
Tugas praktikum komputer dan administrasi perpajakanTugas praktikum komputer dan administrasi perpajakan
Tugas praktikum komputer dan administrasi perpajakanindah1994
 
Zn & Cu, Biochemistry minerals
Zn & Cu, Biochemistry mineralsZn & Cu, Biochemistry minerals
Zn & Cu, Biochemistry mineralshaseeb tariq
 
Problem Management proattivo di sicurezza secondo ITIL: attività di Ethical H...
Problem Management proattivo di sicurezza secondo ITIL: attività di Ethical H...Problem Management proattivo di sicurezza secondo ITIL: attività di Ethical H...
Problem Management proattivo di sicurezza secondo ITIL: attività di Ethical H...Andrea Praitano
 
Amino acid metabolism
Amino acid metabolismAmino acid metabolism
Amino acid metabolismhaseeb tariq
 
Futbolo protkovės su "Viasat Sport Baltic"
Futbolo protkovės su "Viasat Sport Baltic"Futbolo protkovės su "Viasat Sport Baltic"
Futbolo protkovės su "Viasat Sport Baltic"Martynas Šimulis
 
Krepšinio protų klausimai 10.19
Krepšinio protų klausimai 10.19Krepšinio protų klausimai 10.19
Krepšinio protų klausimai 10.19Martynas Šimulis
 

Viewers also liked (20)

Wireless sensors white paper
Wireless sensors white paperWireless sensors white paper
Wireless sensors white paper
 
εργασια τηλεοπτικη παραγωγη
εργασια τηλεοπτικη παραγωγηεργασια τηλεοπτικη παραγωγη
εργασια τηλεοπτικη παραγωγη
 
Parque nacional la malinche
Parque nacional la malincheParque nacional la malinche
Parque nacional la malinche
 
Made in ukraine
Made in ukraineMade in ukraine
Made in ukraine
 
ENGG437 Entrepreneurship and Leadership
ENGG437 Entrepreneurship and LeadershipENGG437 Entrepreneurship and Leadership
ENGG437 Entrepreneurship and Leadership
 
Prezentatsia
PrezentatsiaPrezentatsia
Prezentatsia
 
Sourcesofenergy rohit &shabrinath 10th-b k.v vikas puri
Sourcesofenergy rohit &shabrinath 10th-b k.v vikas puriSourcesofenergy rohit &shabrinath 10th-b k.v vikas puri
Sourcesofenergy rohit &shabrinath 10th-b k.v vikas puri
 
Analisisdelacompetencia
AnalisisdelacompetenciaAnalisisdelacompetencia
Analisisdelacompetencia
 
Hukum Perdata : Kawin Kontrak
Hukum Perdata : Kawin KontrakHukum Perdata : Kawin Kontrak
Hukum Perdata : Kawin Kontrak
 
Gaji atau Upah
Gaji atau UpahGaji atau Upah
Gaji atau Upah
 
Kidneys
KidneysKidneys
Kidneys
 
Tugas praktikum komputer dan administrasi perpajakan
Tugas praktikum komputer dan administrasi perpajakanTugas praktikum komputer dan administrasi perpajakan
Tugas praktikum komputer dan administrasi perpajakan
 
Suprarenal glands
Suprarenal glandsSuprarenal glands
Suprarenal glands
 
Zn & Cu, Biochemistry minerals
Zn & Cu, Biochemistry mineralsZn & Cu, Biochemistry minerals
Zn & Cu, Biochemistry minerals
 
Problem Management proattivo di sicurezza secondo ITIL: attività di Ethical H...
Problem Management proattivo di sicurezza secondo ITIL: attività di Ethical H...Problem Management proattivo di sicurezza secondo ITIL: attività di Ethical H...
Problem Management proattivo di sicurezza secondo ITIL: attività di Ethical H...
 
Pem multimedia
Pem multimediaPem multimedia
Pem multimedia
 
Amino acid metabolism
Amino acid metabolismAmino acid metabolism
Amino acid metabolism
 
Futbolo protkovės su "Viasat Sport Baltic"
Futbolo protkovės su "Viasat Sport Baltic"Futbolo protkovės su "Viasat Sport Baltic"
Futbolo protkovės su "Viasat Sport Baltic"
 
Kp iii turas
Kp iii turasKp iii turas
Kp iii turas
 
Krepšinio protų klausimai 10.19
Krepšinio protų klausimai 10.19Krepšinio protų klausimai 10.19
Krepšinio protų klausimai 10.19
 

Similar to Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan

MAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxMAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxVellaSufa
 
MATERI PKN KELAS XI SEMESTER 1.pptx
MATERI PKN KELAS XI SEMESTER 1.pptxMATERI PKN KELAS XI SEMESTER 1.pptx
MATERI PKN KELAS XI SEMESTER 1.pptxAnggaMonigir1
 
How to Strenghten Nationalism
How to Strenghten NationalismHow to Strenghten Nationalism
How to Strenghten NationalismSoya Odut
 
Tugas 5 tik
Tugas 5 tikTugas 5 tik
Tugas 5 tiknovhal
 
MATERI KELAS VIII Pancasila.pptx
MATERI KELAS VIII Pancasila.pptxMATERI KELAS VIII Pancasila.pptx
MATERI KELAS VIII Pancasila.pptxHafidMuhammadRafdi
 
Pkn Kelas VIII semester 1
Pkn Kelas VIII semester 1Pkn Kelas VIII semester 1
Pkn Kelas VIII semester 1Annas Dwi
 
2017 d febiana safira
2017 d febiana safira2017 d febiana safira
2017 d febiana safiranugrohodwic7
 
Pancasila sebagai identitas_nasional_bangsa_indonesia
Pancasila sebagai identitas_nasional_bangsa_indonesia Pancasila sebagai identitas_nasional_bangsa_indonesia
Pancasila sebagai identitas_nasional_bangsa_indonesia Taufi Qurrachman
 
makalh pkn tentamg pancasila
makalh pkn tentamg pancasilamakalh pkn tentamg pancasila
makalh pkn tentamg pancasilaHanif Mouhamamd
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunianorma 28
 
makna dan fungsi pancasila
makna dan fungsi pancasilamakna dan fungsi pancasila
makna dan fungsi pancasilamiftah_rahmat
 
Pemikiran Para Presiden RI tentang Pancasila
Pemikiran Para Presiden RI tentang PancasilaPemikiran Para Presiden RI tentang Pancasila
Pemikiran Para Presiden RI tentang PancasilaCandraAinurRofiq
 
pancasila bersifat piramida
pancasila bersifat piramidapancasila bersifat piramida
pancasila bersifat piramidaTaqwa nuddin
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"aliffya_irlandha
 

Similar to Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan (20)

MAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxMAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docx
 
Makalah pancasila xii ipa 2
Makalah pancasila xii ipa 2Makalah pancasila xii ipa 2
Makalah pancasila xii ipa 2
 
MATERI PKN KELAS XI SEMESTER 1.pptx
MATERI PKN KELAS XI SEMESTER 1.pptxMATERI PKN KELAS XI SEMESTER 1.pptx
MATERI PKN KELAS XI SEMESTER 1.pptx
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
How to Strenghten Nationalism
How to Strenghten NationalismHow to Strenghten Nationalism
How to Strenghten Nationalism
 
Tugas 5 tik
Tugas 5 tikTugas 5 tik
Tugas 5 tik
 
MATERI KELAS VIII Pancasila.pptx
MATERI KELAS VIII Pancasila.pptxMATERI KELAS VIII Pancasila.pptx
MATERI KELAS VIII Pancasila.pptx
 
Pkn Kelas VIII semester 1
Pkn Kelas VIII semester 1Pkn Kelas VIII semester 1
Pkn Kelas VIII semester 1
 
Pancasila dalam kehidupan
Pancasila dalam kehidupanPancasila dalam kehidupan
Pancasila dalam kehidupan
 
2017 d febiana safira
2017 d febiana safira2017 d febiana safira
2017 d febiana safira
 
Pancasila sebagai identitas_nasional_bangsa_indonesia
Pancasila sebagai identitas_nasional_bangsa_indonesia Pancasila sebagai identitas_nasional_bangsa_indonesia
Pancasila sebagai identitas_nasional_bangsa_indonesia
 
makalh pkn tentamg pancasila
makalh pkn tentamg pancasilamakalh pkn tentamg pancasila
makalh pkn tentamg pancasila
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
 
makna dan fungsi pancasila
makna dan fungsi pancasilamakna dan fungsi pancasila
makna dan fungsi pancasila
 
pancasila
pancasila pancasila
pancasila
 
2529 tkd
2529 tkd2529 tkd
2529 tkd
 
Pemikiran Para Presiden RI tentang Pancasila
Pemikiran Para Presiden RI tentang PancasilaPemikiran Para Presiden RI tentang Pancasila
Pemikiran Para Presiden RI tentang Pancasila
 
pancasila bersifat piramida
pancasila bersifat piramidapancasila bersifat piramida
pancasila bersifat piramida
 
Makalah pancasila xii ipa 2
Makalah pancasila xii ipa 2Makalah pancasila xii ipa 2
Makalah pancasila xii ipa 2
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
 

Recently uploaded

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan

  • 1. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang...................................................................................................... 1 Rumusan Masalah................................................................................................. 1 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1 BAB II ISI Konsep “Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan” dalam Pidato Ir. Soekarno dalam Pengusulan Asas Dasar Negara di Sidang BPUPKI ............. 2 Arti Kebudayaan................................................................................................... 3 Keterkaitan antara Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan dengan Keanekaragaman Budaya di Indonesia................................................................. 3 BAB III KESIMPULAN 7 DAFTAR PUSTAKA 8
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan, setiap pulau mempunyai sejarah tersendiri dan nenek moyang yang berbeda - beda. Oleh karena itu Indonesia terdiri dari beranekaragam budaya, ras, suku, dan agama. Walaupun penduduk di Indonesia beranekaragam tapi mereka hidup berdampingan dengan damai, saling membantu, dan saling menghargai antara penganut agama yang satu dengan yang lainnya. Kemudian pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato untuk mengemukakan usulan tentang dasar negara dan salah satu dari usulannya tersebut beliau menyebutkan konsep “Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan”. B. Rumusan Masalah Bagaimana konsep “Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan” yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI jika dikaitkan dengan keanekaragaman budaya di Indonesia? C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kaitan dari konsep “Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan” dengan keanekaragaman budaya di Indonesia.
  • 3. BAB II ISI A. Konsep “Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan” dalam Pidato Ir. Soekarno dalam Pengusulan Asas Dasar Negara di Sidang BPUPKI Dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia Merdeka, yaitu : 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, 3. Mufakat atau Demokrasi, 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa Paham Kebangsaan yang diusulkan oleh Ir. Soekarno mengarah kepada arti luas yaitu kesatuan Indonesia yang terdiri dari kepulauan. Bangsa Indonesia merupakan seluruh manusia – manusia yang menurut geo-politik yang telah ditentukan oleh Allah SWT tinggal di kesatuan semua pulau – pulau di Indonesia dari ujung Sumatera sampai Irian. Hal tersebut ada dalam pidato Ir. Soekarno “Saya minta saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo dan saudara Islam lainnya : maafkanlah saya memakai perkataan “kebangsaan” ini! Saya pun orang Islam. Tetapi saya minta kepada saudara – saudara, janganlah saudara – saudara salah faham jikalau saya katakan bahwa dasar pertama buat Indonesia ialah dasar kebangsaan. Itu bukan berarti satu kebangsaan dalam arti sempit, tetapi saya menghendaki satu Nasionale Staat, seperti yang saya katakan dalam rapat di Taman Raden Saleh beberapa hari yang lalu. Satu Nasionale Staat Indonesia bukan berarti staat yang sempit. Sebagai saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo katakan kemarin, maka tuan adalah orang bangsa Indonesia, bapak tuan pun adalah orang Indonesia, nenek tuan pun bangsa Indonesia, datuk – datuk tuan, nenek-moyang tuan pun orang Indonesia. Diatas satu kebangsaan Indonesia, dalam arti yang dimaksudkan oleh saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo itulah, kita dasarkan negara Indonesia”1 Prinsip kedua yang diusulkan oleh Ir. Soekarno ada dalam pidatonya yang berbunyi “kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa – bangsa. Justru inilah prinsip saya yang kedua. Inilah filosofisch principe yang nomor dua yang saya usulkan kepada tuan – tuan, yang boleh saya namakan internasionalisme.”2 Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 92 - 93 Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 97
  • 4. Prinsip yang ketiga adalah mufakat, dasar perwakilan, dasar dan permusyawaratan. Menurut Ir. Soekarno, Indonesia bukanlah negara untuk satu orang, bukan juga untuk satu golongan, walaupun golongan itu kaya. Namun negara Indonesia didirikan untuk semua kalangan “satu buat semua, semua buat satu”. Prinsip yang keempat adalah Kesejahteraan, sesuai dalam pidato beliau “kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan dalam mencari hidup, yakni politiek-economische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial!”3 Prinsip yang kelima menurut Ir. Soekarno adalah Tuhan Yang Maha Esa yang dalam pidatonya beliau menyampaikan “Segenap rakyat hendaknya ber- Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada egoisme-agama. Dan hendaknya negara Indonesia satu Negara yang ber-Tuhan.”4 B. Arti Kebudayaan Dalam pidato Ir. Soekarno, beliau mengakatakan “ber-Tuhan secara kebudayaan”. Kebudayaan mempunyai beberapa definisi. Menurut Tylor definisi budaya adalah “keseluruhan kompleks yang memuat pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan, dan segala kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.”5 Kebudayaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.”6 C. Keterkaitan antara Ke-Tuhanan Yang Berkebudayaan dengan Keanekaragaman Budaya di Indonesia Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau – pulau. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar di pulau - pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 100 Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 101 Franz – Joseph Eilers, Communicating Between Cultures, Universitas Gregorianas, Roma, 1987, hlm. 16 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Cetakan ke 2, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hlm. 131
  • 5. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Karena hal tersebut tidak dapat dipungkiri adanya keanekaragaman budaya di Indonesia. Oleh karena itu Ir. Soekarno dalam menentukan dasar negara yang dimana sebagai kepribadian bangsa Indonesia, berarti bahwa Pancasila mempunyai sifat atau ciri khas bagi bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dahulu, berkembang hingga sekarang dan tentu saja pada masa yang akan datang. Sehingga dalam menyikapi keberanekaragaman kebudayaan khususnya agama, beliau dalam prinsip yang ke lima mengatakan bahwa “Prinsip Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia yang ber-Tuhan, tetapi masing – masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan. Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang belum ber-Tuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, orang Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab – kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada “egoisme- agama”. Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang ber-Tuhan.” 6 Maksud dari “ber-Tuhan secara kebudayaan” menurut beliau diungkapkan juga dalam pidatonya yang berbunyi “Marilah kita amalkan, jalan agama, baik Islam, maupun Kristen, dengan cara yang berkeadapan. Apakah cara yang berkeadaban itu? Ialah hormat - menghormati satu sama lain. Nabi Muhammad SAW telah memberi bukti yang cukup tentang verdraagzaamheid, tentang menghormati agama – agama yang lain. Nabi Isa pun telah menunjukkan verdraagzaamheid itu. Marilah kita di dalam Indonesia Merdeka yang kita susun ini, sesuai dengan itu, menyatakan bahwa prinsip kelima daripada negara kita ialah Ketuhanan yang berkebudayaan, ke-Tuhanan yang berbudi pekerti yang luhur, ke-Tuhanan yang hormat – menghotmati satu sama lain. Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara – saudara menyetujui bahwa Negara Indonesia Merdeka berasaskan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.”7 Dalam membetuk negara diperlukan adanya persatuan dari beranekaragam budaya. “Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak hanya merupakan peristiwa politik, tetapi juga merupakan peristiwa budaya. Salah satu aspek budaya adalah perubahan dari kesatuan kesatuan - etnis kepada kesatuan yang baru, yaitu negara kebangsaan mengimplikasikan perubahan identitas masyarakat. Individu harus mengidentifikasikan dirinya secara baru dalam suatu sistem politik yang baru. Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 101 Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 101
  • 6. Identitas dengan basis kesukuan, agama, atau sistem budaya tertentu barulah menjadi identitas berdasarkan nasionalisme.”8 Dengan konsep Ir. Soekarno yang kelima tersebut maka mempermudah dalam pembentukan persatuan bangsa Indonesia yang agamanya beranekaragam, meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga terciptanya suasana kehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan. Dalam upaya mencapai tujuan dari prinsip Ketuhanan Yang Berkebuyaan itu dicantumkan pada UUD 1945: Pasal 28E (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. **) (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nurani. **) Pasal 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing – masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu. Di Indonesia ada 5 agama yang diakui oleh negara dan dianut oleh rakyat Indonesia, agama tersebut antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Dengan adanya pasal tersebut telah terlihat bahwa negara sangat menjujung tinggi adanya keanekaragaman budaya di Indonesia khususnya agama, sehingga membebaskan warga negaranya untuk memeluk salah satu agama dari kelima agama yang sesuai dengan kepercayaan yang mereka miliki. Dalam setiap agama tersebut pastilah ada perintah bagi umatnya untuk beribadat. Dalam melakukan ibadat pun negara memberi kebebasan, justru malah melindungi kemerdekaan mereka yang sedang beribadat. Oleh karena itu, hendaknya umat agama yang satu saling menghormati terhadap umat agama yang lain, sehingga kerukunan antar umat pun terjaga. Seperti yang dikatakan Abdurrahman Wahid mengenai Pancasila sebagai ideologi dalam kaitannya dengan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Agama – agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan tetap saling berbeda, baik secara kelembagaan maupun orientasi kehidupannya. Oetojo Oesman dan Alfian, Pancasila Sebagai Ideologi : Dalam Berbagai Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, Perum Percetakan Negara R.I, Jakarta, 1991, hlm. 149
  • 7. Namun, di balik perbedaan – perbedaan itu, secara keseluruhan agama – agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap mengembangkan sejumlah pandangan yang bersifat universal. Tekanan pada kejujuran (baik sikap maupun perilaku), keikhlasan dan ketulusan dalam sikap dan tindakan, tekanan pada sisi keakhiratan dan keduniawian dalam porsi cukup seimbang, dan sejumlah hal – hal lain yang mendasar dapat ditarik dari agama - agama yang ada dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini lalu dapat dilakukan inventarisasi sejumlah etos tertentu yang dianggap disepakati bersama, untuk dijadikan landasan seterusnya.”9 Oetojo Oesman dan Alfian, Pancasila Sebagai Ideologi : Dalam Berbagai Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, Perum Percetakan Negara R.I, Jakarta, 1991, hlm. 168
  • 8. BAB III KESIMPULAN Indonesia terdiri dari beranekaragam budaya yang khususnya agama. Agama di Indonesia terdiri dari 5 agama, yang diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Untuk mencapai persatuan negara dibutuhkannya kerukunan antara umat agama yang satu dengan yang lain. Maka dengan itu Ir. Sokerno dalam mengemukakan prinsip dasar negara yang kelima adalah Ketuhanan Yang Berkebudayaan maksudnya yaitu setiap orang bebas memilih dan memeluk agama yang mereka percayai, bebas melakukan ibadat sesuai dengan perintah agamanya masing – masing, saling menghormati antara umat agama yang satu dengan umat agama yang lain, meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga terciptanya suasana kehidupan yang harmonis.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Risalah Sidang BPUPKI – PPKI 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945. Sekretariat Negara Republik Indonesia Jakarta. 1998 Oesman, Oetojo dan Alfian. Pancasila Sebagai Ideologi : Dalam Berbagai Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara. Perum Percetakan Negara R.I. Jakarta. 1991 Daroeso, Bambang dan Suyamo. Filsafat Pancasila. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta. 1989 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Cetakan ke 2. Balai Pustaka. Jakarta. 1989