Makalah ini membahas tentang persatuan versi Pancasila. Ia menjelaskan pengertian persatuan sebagai kesatuan dari berbagai elemen menjadi satu. Makalah ini juga membahas tentang pentingnya persatuan bagi Indonesia yang majemuk agar tetap utuh sebagai satu bangsa. Akan tetapi, makalah ini juga mengkritik adanya penyimpangan dalam penerapan persatuan di Indonesia yang menyebabkan munculnya gerakan separatis.
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
"2017C_mohamad_mustofa.pdf"
1. Makalah Pendidikan Pancasila
Kritik Terhadap “Persatuan” Versi Pancasila
Dosen Pembimbing :
Dr. Made Pramono, M.hum
Disusun oleh :
Moch.mustofa
Ikor 2017C/17060484114
2. KATA PENGANTAR :
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih sekaligus Maha Penyayang, saya
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang kritikan terhadap “persatuan”
versi pancasila.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam memperlancar pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya dengan tangan terbuka
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini lebih baik lagi.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang kritikan terhadap “persatuan” versi
pancasila dapat bermanfaat terhadap pembaca.
Surabaya, 16 Februari 2018
Moch.Mustofa
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah.......................................................................4
1.2 Perumusan masalah.............................................................................5
1.3 Tujuan Penulis.....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian persatuan...........................................................................6
2.2 Penerapan dan penyimpangan persatuan………................................5
2.3 Persatuan indonesia…….....................................................................7
2.4 Kritik terhadap persatuan……...........................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8
4. BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Setiap manusia sebagai makhluk sosial pasti memiliki sebuah ideologi. Sebuah
pemikiran yang melandasi tata hidup dan pola fikir, sehingga tercipta keharmonisan dengan
sesama. Semakin tertata dan teraturnya pola hidup seseorang, akan semakin baik sistem hidup
orang tersebut. Sebagai warga dari sebuah bangsa dan negara yang memiliki ideologi yang
berasaskan Pancasila yang memiliki landasan yang kuat karena tersusun dari berbagai aspek
dasar kehidupan. Pancasila yang memilki sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradap, Persatuan Indonseia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia,
adalah satu kunci yang berlandaskan hukum atau norma yang berlaku di masyarakat
Indonesia.
Kesatuan dan persatuan suatu bangsa adalah hal yang patut diperjuangkan dengan
gigih terutama di Indonesia mengingat keadaan masyarakat Indonesia memiliki latar
belakang dan tingkat kepelbagaian yang sangat tinggi berdasarkan strata ekonomi, budaya,
sosial, dan sebagainya.
Kelompok-kelompok sosial di Indonesia, baik berdasarkan tempat tinggal, suku,
kepentingan, dan yang lainnya, hendaknya mampu mewujudkan cita-cita integralistik bangsa
Indonesia. Cita-cita integralistik ini tertuang dalam
Pancasila, khususnya pada sila ke-3, yakni „Persatuan Indonesia‟.
Namun demikian, realitas kini menunjukkan adanya elemen-elemen bangsa yang justru ingin
memisahkan dirinya dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini. Hal ini dapat disimak dari headline berita di berbagai media massa dalam
pemberit aan mereka mengenai munculnya gerakan-gerakan separatis yang makin marak
pada tahun-tahun belakangan ini. Gerakan separatis yang dibentuk oleh kelompok-kelompok
sosial masyarakat (antipemerintah) ini sebagian besar bersikap kritis dan menilai bahwa
masyarakat lokal yang mereka bela telah diperlakukan dengan tidak adil oleh
pemerintah.Mereka mengkalim masyarakat yang mereka bela telah „dianaktirikan‟ oleh
pemerintah Indonesia(pusat) dan tidak diperlakukan dengan sewajarnya sebagai bagian dari
NKRI
5. 1.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan persatuan?
2. Bagaimana peran dan fungsi persatuan?
3. Bagaimana pelaksanaan dan penyimpangan persatuan?
1.2 TUJUAN
1. Agar dapat memahami peran dan fungsi pentingnya persatuan .
2. Untuk dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan
bernegara.
3. Sebagai pedoman menjadi masyarakat yang patuh pada konstitusi Negara Indonesia
dan bias menjaga persatuan dan kesatuan negara.
6. BAB II
ISI
Pengertian persatuan dan kesatuan
Berdasarkan istilah persatuan dan kesatuan sendiri berasal dari kata satu yang berarti
utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai
komponen yang membentuk menjadi satu. Sedangkan Kesatuan merupakan hasil
perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh. Sehingga kesatuan erat hubungannya
dengan keutuhan. Dengan demikian persatuan dan kesatuan mengandung arti bersatunya
macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup (way of life) dan ideologi bangsa
Indonesia. Menurut Darmodiharjo (1979), Pancasila sebagai pandangan hidup digunakan
sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala
bidang. Artinya, semua tingkah laku dan tindak-perbuatan setiap manusia Indonesia harus
dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila, karena Pancasila sebagai
pandangan hidup selalu merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dilepas-pisahkan satu dengan
yang lain; keseluruhan sila di dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis
(Darmodihardjo, 1979). Tidak jauh berbeda dengan Pancasila sebagai pandangan hidup,
Pancasila sebagai ideologi, dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai (value),
yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (atau masyarakat) untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya
(Poespawardojo, 1996). Berdasarkan kedua pengertian mengenai Pancasila sebagai
pandangan hidup dan ideologi bangsa tersebut, dapat dikatakan bahwa Pancasila seharusnya
menjadi landasan bersama bagi setiap komponen yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia
untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individual maupun komunal.
7. PERSATUAN INDONESIA
Makna sila ini adalah menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Rela berkorban demi bangsa dan negara, Cinta akan Tanah Air, Berbangga
sebagai bagian dari Indonesia, Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam krisis multidimensi yang melanda Indonesia dan tak kunjung pulih
sepenuhnya serta ancaman disintegrasi bangsa, selain separatisme juga pertentangan antara
pusat dengan daerah serta antara daerah (tingkat satu) dengan daerah (tingkat dua), maka
orang akan mempertanyakan persatuan Indonesia. Apakah persatuan Indonesia masih ada
ketika pembelahan masyarakat miskin dengan masyarakat kaya semakin besar dan semakin
membesar. Masihkah layak kita berbicara tentang persatuan nasional ketika kesenjangan
sosial kian merebak.
Persatuan adalah kata yang diucapkan oleh hampir seluruh anggota Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI dalam merumuskan dasar
negara tahun 1945. Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 merupakan pidato yang mendapat
sambutan sangat meriah dari para anggota BPUPKI yang menegaskan tentang hal ini.“Kita
hendak mendirikan suatu negara „semua buat semua‟. Bukan buat satu orang, bukan buat satu
golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi „semua buat
semua‟.”
Negara itu tentu didiami oleh bangsa. Menurut Renan, syarat bangsa adalah
kehendak untuk bersatu. Soekarno menambahkan dengan mengutip anggota BPUPKI yang
lain Bagus Hadikusumo, yang dibutuhkan adalah persatuan antara orang dengan tempat,
antara manusia dengan tempatnya. Tempat itu tidak lain dari tanah air. Tanah air itu adalah
suatu kesatuan.
Rumusan Pancasila 1 Juni 1945 mendapatkan tantangan dengan tambahan tujuh kata
“dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” yang kemudian
diakomodasi dalam apa yang disebut Mukadimah (Sukarno) atau Piagam Jakarta
(Muhammad Yamin) tanggal 22 Juni 1945.
Namun ketika Pancasila disahkan sebagai dasar negara, maka ungkapan yang terdapat
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tidak lagi menggunakan rumusan Piagam
Jakarta. Ketiga peristiwa proses Pancasila sejak dicetuskan oleh Bung Karno, lalu menjadi
Piagam Jakarta sampai dijadikan sebagai dasar negara, 18 Agustus memperlihatkan sikap
kenegarawanan founding fathers dan founding mothers kita saat itu. Rumusan tertanggal 18
Agustus itu meskipun tidak disebut secara eksplisit dalam teksnya sebagai Pancasila sudah
8. kita terima secara resmi. Rumusan itu merupakan kompromi yang memperlihatkan bahwa
pendiri bangsa kita lebih mengutamakan persatuan karena musuh sudah berada di depan
pintu.
Salah satu cita yang terdapat dalam Pancasila adalah cita integralistik yang secara
khusus tertuang dalam sila ke-3 yang berbunyi „Persatuan Indonesia‟. Menurut
Darmodihardjo (1979), persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan; sedangkan Indonesia yang dimaksudkan dalam sila
ke-3 ini mengandung makna bangsa dalam arti politis, yaitu bangsa yang hidup di dalam
wilayah tersebut. Jadi „Persatuan Indonesia‟ ialah persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah Indonesia ini bersatu karena didorong untuk
mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan
berdaulat (Darmodihardjo, 1979). Ditinjau dari sejarah kelahirannya, Pancasilasesungguhnya
adalah suatu kompromi atau kesepakatan politik mengenai dasar negara yang diperlukan
untuk mempertahankan kesatuan negara baru yang bernama Republik Indonesia (Kaisiepo,
2006). Kesatuan ini diperlukan mengingat struktur dan komposisi masyarakat Indonesia yang
sangat pluralis, baik dari segi agama, suku, etnis, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa hal yang mempersatukan bangsa Indonesia bukanlah
kesamaan identitas sebagai suatu kelompok, melainkan perasaan senasib yang pada akhirnya
menumbuhkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk bersatu. Makna persatuan hakikatnya
adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah.
Sila Persatuan Indonesia dengan sifat kepribadian dan perilaku ontologi tentang satu,
yang menyadari fakta bahwa masyarakat dan bangsa Indonesia yang majemuk namun
memiliki fungsi untuk menjadi masyarakat dan bangsa yang menyatu dan kokoh. Dalam hal
ini Sujana (2006 : 37) mengkonstruksi perilaku sebagai berkut : (a) Menyakini adanya
hakekat tunggal atau satu dari realitas yang jamak. (b) Mengakui makna dari Bhineka
Tunggal Ika sebagai pernyataan ontologis. (c) Mengakui Eksistensi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk dari perwujudan persatuan dan kesatuan. (d)
Menyakini nilai persatuan dan kesatuan terlahir dari Proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945.
(e) Menyakini bahwa ketidak adilan dan ketidak jujuran sebagai Simber konflik Sosial. (f)
Dan sebagainya. Pandangan di atas dapat dipahami bila dikolaborasikan dengan pandangan
yang telah berkembang dalam masyarakat yang antara lain sebagai berikut. (a) Bangsa
Indonesia pada umumnya memiliki jiwa untuk rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negaranya. Dan kondisi ini didukung oleh sikap yang mampu menempatkan persatuan,
9. kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi atau golongan (telah terbukti antara lain perjuangan bangsa
Indonesia yang telah menghasilkan Proklamasi dan mempertahankan kedaulatan Negara). (b)
Perilaku untuk mengekspresikan cinta tanah air dan bangsa. (c) Perilaku untuk
mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. (d) Perilaku
untuk mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Ketika manusia
telah hidup bersama baik sebagai bangsa maupun Negara, maka akan timbul benturan-
benturan hak, untuk menyelesaikan ataupun untuk menghindari terjadinya benturan agar
tidak melahirkan konflik, maka terekspresikan perilaku antara lain sebagai berikut. Bahwa
manusia Indonesia baik sebagai warga masyarakat, bangsa, dan Negara, memiliki kedudukan
hak dan kewajiban yang sama, sehingga pada diri masing-masing tidak berperilaku
memaksakan kehendak kepada orang lain, tetapi lebih mengutamakan musyawarah dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Di dalam musyawarah diutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan dan musyawarah dilakukan
dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Hasil keputusan musyawarah
harus dilaksanakan dengan etika baik dan rasa tanggung jawab.
Pelaksanaan sila ketiga
Pelaksanaan sila ketiga dapat dilakukan dengan cara :
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b.Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d.Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
e.Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Penyimpangan sila ketiga
Kondisi bangsa Indonesia saat ini dapat dikaji dan identifikasi dengan melihat prilaku
dan kepribadian masyarakat Indonesia tercermin pada tingkah laku masyarakat Indonesia
10. sehari-hari. Perilaku masyarakat Indonesia saat ini yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila contohnya ialah sila ketiga yaitu dengan memudarnya rasa persatuan dan kesatuan
yang terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini.Misalnya:tawuran antar pelajar,bentrok antar
warga seperti perang sampit, bentrok antar suku seperti kisah perang sampit,dan lain
sebagainya.
Kritik terhadap persatuan
Kritik terhadap persatuan :1. Ketika teknologi maju, peradaban semakin maju pesat, semakin
cepat pula Adat istiadat berkurang dan melemah, bahasa – bahasa daerah di Indonesia mulai
punah tak ada generasi penerusnya. Karena pemuda pemudinya sedang asyik belajar bahasa
orang lain. Ini juga dapat memecahkan persatuan tanpa kita sadari.
2. Kondisi bangsa dan Negara kita saat ini mencerminkan bahwa penerapan langsung arti
nilai-nilai pancasila belum terealisasi dengan baik.Segala konflik dan perpecahan bangsa
sungguh tidak mencerminkan jati bangsa Indonesia,pancasila hanya dijadikan sebagai
pajangan saja.Salah satu hal nyata yang tidak dapat dipungkiri saat ini yang telah
menyimpang dari pancasila sila Ke-3 yaitu Persatuan Indonesiayang memilliki makna,
menempatkan manusia Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Menempatkan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi, berarti manusia
Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan Bangsa, bila
diperlukan. Sikap rela berkorban untuk kepentingan Bangsa dan Negara, maka
dikembangkanlah rasa kebangsaan dan bertanah air Indonesia, dalam rangka memelihara
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Persatuan dikembangkan tas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi
kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia yang memiliki makna yakni Keluar nya Papua dari
NKRI.
Apabila Persatuan Indonesia tidak terwujud dengan baik, maka tidak akan tercapai
tujuan akhir dari pancasila, yaitu sila ke-lima yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”. Karena sila-sila dalam pancasila memiliki keterikatan atau saling
11. berhubungan satu dengan yang lainnya. Jika Satu sila tidak terwujud kemungkinannya adalah
sila sebelumnya bermasalah atau mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.
Persatuan sangatlah penting untuk mencapai cita-cita dan tujuan bangsa. Persatuan
juga betujuan untuk menyatukan berbagai perbedaan. Di Indonesia, persatuan menjadi
teramat penting, karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari keanekaragaman. Baik
keragaman budaya, ras, agama, dsb. Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh
banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai
pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan
karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya. Berbagai keragaman tersebut membuat
persatuan jadi sangat penting. Para pendiri bangsa saja sudah sejak dulu memfokuskan untuk
persatuan Indonesia. Karena pada saat itu ada penggolongan kelas-kelas dalam kelompok
masyarakat. Maka dari itu Ir.Soekarno ingin menghilangkan pembedaan tersebut dan
menjadikan semuanya sama dan satu. Bersatu seluruh kalangan, tidak ada pembeda.
12. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Persatuan adalah suatu bentuk kekuatan bangsa yang harus terus dijaga dan diperkuat
sebab runtuhnya rasa persatuan bagi suatu Negara akan mengkibatkan hancurnya Negara
tersebut,begitupun bangsa Indonesia haruslah menjaga rasa persatuan dan kesatuan seperti
yang terdapat dalam sila ke tiga yang berbunyi “persatun Indonesia” oleh karena itu kita
harus bisa mengamalkannya dan mempelajari akan sejarah dahulu yang membuat bangsa
Indonesia merdeka dengan persatuan rakyat Indonesia.