SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Al-Hadits sebagai rujukan hukum Islam yang kedua, memiliki sejarah yang unik
dibandingkan al-Quran. jika al-Quran sebagai rujukan yang pertama, maka tidak heran
jika penjagaannya sangat serius dan signifikan mulai awal diwahyukan. Beda halnya
dengan al-Hadits, yang pada awalnya terkesan kurang begitu mendapat perhatian,
terutama ditinjau dari segi penulisannya. karena memang pada awal-awal Islam,
penulisan al-Hadits dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya "Iltibas"
(pencampuran / kesamaran) dengan ayat-yat al-Quran. hal ini memang masuk akal,
dikarenakan umat Islam pada awal-awal Islam masih terbilang sedikit yang hafal al-
Quran ataupun ahli Qiraah. namun akan janggal, ketika alasan "Iltibas" itu tetap
dipertahankan, ketika umat Islam sudah banyak yang hafal, dan para ahli Qiraah sudah
tidak terhitung banyaknya.[1
1]
Keadaan seperti itu terus berlanjut, hingga akhir abad pertama. para ulama
(Tabi'in) mulai merasa khawatir, ketika al-Hadits tidak dilestarikan (dikodofikasikan).
Dalam makalah singkat ini, penulis ingin sedikit menguraikan berbagai fase perjalanan
"pengkodifikasian" al-Hadits.
B Rumusan Masalah
1 Bagaimana Pengertian Kodifikasi Hadits ?
2 Bagaimana Keadaan Hadits Abad ke II H ?
3 Bagaimana Keadaan Hadits Abad ke III H ?
4 Bagaimana Keadaan Hadits Abad ke IV H ?
5 Bagaimana Keadaan Hadits Abad ke V sampai sekarang ?
C Tujuan Pembahasan
Dalam makalah singkat ini, penulis ingin sedikit menguraikan berbagai fase
perjalanan " Pengkodifikasian Hadist Pada Abab ke II, III, IV, V Sampai Sekarang”.
1[1] Muhammad Bin Alwi al-Maliki, "al-Manhalu al-Lathif Fi Ushuli al-Hadits al-Syarif". al-Sahr. tt. Jeddah. hlm 19-20.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 PENGERTIAN KODIFIKASI HADITS
Yang dimaksud kodifikasi ( Tadwinul Hadist ) adalah mengumpulkan,
menghimpun atau membukukan, yakni mengumpulkan dan menertibkannya. Adapun
yang dimaksud dengan kodifikasi hadis adalah menghimpun catatan-catatan hadis Nabi
dalam mushaf.
Antara kodifikasi (tadwin) hadist dan Jam’ul Qur’an memiliki perbedaan.
Sebagaimana dikatakan Muhammad Quraisy Syihab , pencatatan dan penghimpunan
(tadwin) hadist Nabi tidak sama dengan pencatatan dan penghimpunan al-Qur’an (Jam’ul
Qur’an) . Dalam tadwin hadist, tidak dibentuk tim, sedangkan dalam Jam’ul Qur’an
dibentuk tim . Kegiatan penghipunan hadist dilakukan secara mandiri oleh masing-
masing ulama ahli hadist. Sekiranya penghimpunan hadist itu harus dilakukan oleh
sebuah tim, niscaya tim itu akan menjumpai banyak kesulitan, karena jumlah periwayat
hadist sangat banyak dan tempat tinggal mereka tersebar di berbagai daerah Islam yang
cukup berjauhan.
Di samping itu, hadist Nabi SAW tidak hanya termuat dalam satu kitab saja. Kitab
yang memuat hadist Nabi cukup banyak ragamnya, baik dilihat dari segi nama
penghimpunnya, cara penghimpunannya, masalah yang dikemukakannya, maupun bobot
kualitasnya. Sedangkan kitab yang menghimpun Seluruh ayat al-Qur’an yang dikenal
dengan Mushaf al-Qur’an hanya satu macam saja. Dengan demikian, penghimpunan
hadist Nabi berbeda dengan penghimpunan al-Qur’an.
2 KEADAAN HADITS ABAD KE II H
Alasan Kodifikasi al-Hadits
Setelah agama Islam tersiar dengan luas di masyarakat, dipeluk dan dianut oleh penduduk
yag bertempat tinggal di luar jazirah arab, dan para sahabat mulai terpencar dibeberapa
wilayah bahkan tidak sedikit jumlahnya yang telah meninggal dunia, maka terasa perlu
al-Hadits diabadikan dalam bentuk tulisan dan dibukukan.
2
Urgensi ini menggerakkan Khalifah Umar bin Abdul Aziz (61-101 H.)[2
2] sebagai
(Khalifah kedelapan dari Bani Umayyah)[3
3] berinisiatif mengkodifikasikan al-Hadits
dengan beberapa pertimbangan :
a% Kenginan beliau yang kuat untuk menjaga keontetikan hadits. karena beliau khawatir
lenyapnya hadits dari perbendaharaan masyarakat, disebabkan belum adanya
kodifikasi al-Hadits.
b% Keinginan beliau yang keras untuk membersihkan dan memelihara al-Hadits dari
hadits-hadits maudhu' yang dibuat oleh masyarakat untuk mempertahankan ediologi
golongan dan mempertahankan madzhabnya, disebabkan adanya Konflik Politik
ataupun "Fanatisme Madzhab" berlebihan, yang mulai tersiar sejak awal berdirinya
Khilafah Ali bin Abi thalib.
c% Alasan tidak terkodifikasinya al-Hadits di zaman Rasulullah saw. dan
khulafaurrasyidin karena adanya kekhawatiran bercampur aduknya dengan al-Quran,
telah hilang. hal ini disebabkan al-Quran telah dikumpulkan dalam satu mushaf dan
telah merata diseluruh pelosok. Ia telah dihafal dan diresapkan di hati sanubari
beribu-ribu umat Islam.
Hingga pada penghujung abad ke I, Khalifah Umar bin Abdul Aziz
menginstruksikan (secara resmi) kepada para pejabat dan ulama yang memegang
kekuasaan di wilayah kekuasaannya untuk mengumpulkan dan mengkodifikasikan hadits.
[4
4]
Beliau juga menginstruksikan kepada Wali Kota madinah, Abu Bakar bin Muhammad bin
Amr bin Hazm (177 H.), untuk mengumpulkan hadits yang ada padanya dan pada Tabi'iy
wanita, 'Amrah binti Abdur Rahman al-Anshariyah[5
5].
)
2[2] bahkan Umar bin Abdul Aziz sendiri termasuk orang yang menulis al-Hadits, lihat Dr. Muhammad Ajjaj al-Khothib,
"Ushulu al-Hadits Ulumuhu Wa Mushthalahuhu", Daru al-Fikr. tt.Beirut. hlm. 170
3[3] Drs. H. Mudasir "Ilmu Hadis" ; 2008 M./1429 H.Pustaka Setia. Surabaya. hlm.105
4[4] Dr. Muhammad Ajjaj al-Khothib, Opcit.. hlm. 172
5[5] dan al-Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar (107 H.). lihat Muhammad Bin Alwi al-Maliki,Opcit. hlm 22
3
"Tulislah padaku hadits Rasulullah saw. yang ada padamu dan hadits 'Amrah (binti
Abdur Rahman), sebab aku takut akan hilang dan punahnya ilmu"
Atas instruksi itu, Ibnu Hazm mengumpulkan hadits-hadits, baik yang ada pada
dirinya maupun yang ada pada 'Amrah, tabi'y wanita yang banyak meriwayatkan dari
'Aisyah r.s. begitu juga beliau menginstruksikan kepada Ibnu Syihab al-Zuhry seorang
Imam dan ulama di Hijaz dan Syam (124 H). beliau mengumpulkan dan menulis hadits-
hadits dalam lembaran-lembaran dan dikirimkan kepada masing-masing penguasa di tiap-
tiap wilayah satu lembar. itulah sebabnya para ahli sejarwan dan ulama menganggap
bahwa Ibnu Syihab adalah orang yang pertamakali mengodifikasikan hadits secara resmi
atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Setelah periode Ibnu Hazm dan Ibnu Syihab berlalu, muncullah periode pengkodifikasian
hadits yang di cetuskan oleh khalifah-khlalifah Abbasyiah. bangunlah ulama-ulama pada
periode ini seperti : di mekah, Ibnu Juraij al-Bashary (w. 150 H.). di Madinah, Abu Ishaq
(w. 151 H.) al-Imam Malik bin Anas (w. 179 H.). di Bashrah, al-Rabi' bin Shabih (w. 106
H) dan Hammad bin Salamah (w. 176 H.). di Kufah, Sufyan Atsaury (w. 166 H.). Di
Syam, al-Auza'iy (w. 156 H.). di Syam, Hasyim (w 156 H.) dan Ibnu al-Mubarak (w. 171
H.).
Oleh karena itu mereka hidup dalam generasi yang sama, yaitu pada abad kedua
H, sukar untuk ditetapkan siapa diantara mereka yang lebih dahulu. yang jelas bahwa
mereka itu sama berguru kepada Ibnu Hazm dan al-Zuhry.
3% KEADAAN HADITS ABAD KE III H
Periode ini dikenal dengan periode penyaringan Hadits atau seleksi hadits yang
ketika itu pemerintahan dipegang oleh Khalifah dari Bani Umayyah. pada masa ini para
ulama bersungguh-sungguh mengadakan penyaringan Hadist, melalui kaidah-kaidah
yang ditetapkan, mereka berhasil memisahkan hadits-hadits yang dhaif dari yang shahih,
dan hadits- yang mauquf dan maqthu' dari yang marfu', meskipun berdasarkan penelitian
masih ditemukan beberapa hadits dhaif yang terselip di kitab hadits shahih mereka.[6
6]
6[6] Drs. H. Mudasir "Ilmu Hadis" ; 2008 M./1429 H.Pustaka Setia. Surabaya. hlm.109
4
Pada abad ketiga hijrah, kondisinya jauh berbeda dengan abad sebelumnya. Abad
ini sampai dikenal dengan the golden age bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam,
terutama yang berkaitan dengan Hadits.
Para ulama bangkit mengumpulkan hadits, mereka memisahkan hadits dari fatwa-fatwa
itu. Mereka bukukan hadits saja dalam buku-buku hadits berdasarkan statusnya.
Perkembangan semacam itu akibat tumbuhnya semangat untuk mengadakan rihlah ilmiah
dalam rangka mencari hadits, Imam Al Bukhary lah yang mula-mula meluaskan daerah-
daerah yang dikunjungi untuk mencari hadits. Beliau pergi ke Maroko, Naisabur,
Baghdad, Makah, Madinah dan masih banyak lagi kota yang ia kunjungi.
Beliau membuat langkah mengumpulkan hadits-hadits yang tersebar diberbagai daerah.
16 tahun lamanya al Bukhary menjelajah untuk menyiapkan kitab shahihnya.
Pada abad ini banyak beredar buku-buku kumpulan hadits seperti, al-Kutub al-Sittah, dan
al-Masanid, yang sampai sekarang menjadi rujukan dalam bidang hadits. Semua buku
tersebut merupakan sumbangan besar dalam perkembangan ilmu hadits dari ulama yang
mempunyai wawasan keilmuan yang luas, seperti Imam Ahmad ibn Hanbal, Ali ibn al-
Madini, al-Bukhari, Imam Muslim, Ishaq ibn Rahwaih dan lain-lain.
4) KEADAAN HADITS ABAD KE IV H
Pada priode ini penghimpunan hadist disertai pemeliharaan nya tetap dilakakukan
walau tidak sebanyak yang sebelumnya. Hanya saja hadist-hadist yang di himpun
tidaklah sebanyak sebelum priode ini.
Didalam era ini jenis kitab-kitab hadsit Nabi SAW. Mencakup sebagain besar kitab-kitab
hadist yang sifatnya mengumpulkan kitab-kit ab hadist yang telah dihimpun dalam kitab-
kitab hadist Nabi SAW sebelumnya.
Kegiatan periwayatan hadist pada priode ini banyak dilakukan dengan cara ijazah
( lesensi/ sertifikat dari guru utnutk murid untuk mendapat izin meriwayatkan hadist ).
Sedikit sekali ulama’ yang melakukan seperti ulama’ Muqaddimin
Abad ke IV H ini merupakan abad pemisahan antara ulama’ Mutaqaddimin, yang
dalam menyusun kitab hadits mereka berusaha sendiri menemui para sahabat atau tabi’in
5
atau tabi’ tabi’in yang menghafal hadits dan kemudian menelitinya sendiri, dengan
ulama’ mutaakhirin yang dalam usahanya menyusun kitab-kitab hadits, mereka hanya
menukil dari kitab-kitab yang disusun oleh ulama mutaqaddimin.
Mereka berlomba-lomba untuk menghafal sebanyak-banyaknya hadits-hadits yang telah
dikodifikasikan, sehingga tidak mustahil sebagian dari mereka sanggup menghafal
beratus-ratus ribu hadits. Sejak periode inilah timbul bermacam-macam gelar keahlian
dalam ilmu hadits, seperti gelar al-Hakim dan al-Hafidz
5) KEADAAN HADITS ABAD KE V SAMPAI SEKARANG
Usaha ulama ahli hadits pada abad V dan seterusnya adalah ditujukan untuk
mengklasifikasikan al-Hadits dengan menghimpun hadits-hadits yang sejenis
kandungannya atau sejenis sifat-sifat isinya dalam satu kitab hadits. Disamping itu
mereka pada men-syarahkan (menguraikan dengan luas) dan mengikhtishar
(meringkaskan) kitab-kitab hadits yang telah disusun oleh ulama yang mendahuluinya.
Hadits dimasa abad V H sampai sekarang hanya ada sedikit tambahan dan
modifikasi kitab-kitab terdahulu. Sehingga karya-karya ulama hadits abad kelima lebih
luas, simple dan sistematis.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kodifikasi ( Tadwinul Hadist ) adalah mengumpulkan, menghimpun atau
membukukan, yakni mengumpulkan dan menertibkannya. Adapun yang dimaksud
dengan kodifikasi hadis adalah menghimpun catatan-catatan hadis Nabi dalam mushaf.
Dari sedikit uraian sejarah kodifikasi al-Hadits tersebut, dapat kita tarik sebuah
kesimpulan, bahwa hadits yang sekarang bisa kita nikmati dari kitab-kitab hadits
susuanan para ulama, ternyata memiliki sejarah perjuangan yang besar, dan melalui
pelbagai pertimbangan yang sangat matang, hingga ungkapan "terima kasih" belaka,
penulis kira tidak cukup jika tanpa di seimbangkan dengan aksi nyata. paling tidak
mengembangkan wawasan lebih luas lagi, baik dari segi memahami kandungan hadits
ataupun metode pemahamannya.
7

More Related Content

What's hot

penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanKeonk Hawk
 
Pengumpulan al quran
Pengumpulan al quranPengumpulan al quran
Pengumpulan al quranWan Syafawati
 
7575777 makalah-ulumul-hadist
7575777 makalah-ulumul-hadist7575777 makalah-ulumul-hadist
7575777 makalah-ulumul-hadistgigin ginanjar
 
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadisSejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadisRoedyblack V-one
 
Bidayah wan nihayah ibnu katsir
Bidayah wan nihayah   ibnu katsirBidayah wan nihayah   ibnu katsir
Bidayah wan nihayah ibnu katsirabemat1
 
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis Musyfi'ah Musyfi'ah
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatKhairul Muttaqin
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranHaubibBro
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
 
KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
 KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAHannisa arsya wardani
 
Sejarah pemeliharaan al qur’an
Sejarah pemeliharaan al qur’anSejarah pemeliharaan al qur’an
Sejarah pemeliharaan al qur’answirawan
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi savedFakhri Cool
 

What's hot (20)

penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraan
 
Pengumpulan al quran
Pengumpulan al quranPengumpulan al quran
Pengumpulan al quran
 
Hadis pada masa rasul
Hadis pada masa rasulHadis pada masa rasul
Hadis pada masa rasul
 
Sejarah pembinaan dan penghimpunan hadits by Bapak Noor Fuady
Sejarah pembinaan dan penghimpunan hadits by Bapak Noor FuadySejarah pembinaan dan penghimpunan hadits by Bapak Noor Fuady
Sejarah pembinaan dan penghimpunan hadits by Bapak Noor Fuady
 
7575777 makalah-ulumul-hadist
7575777 makalah-ulumul-hadist7575777 makalah-ulumul-hadist
7575777 makalah-ulumul-hadist
 
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadisSejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
 
Bidayah wan nihayah ibnu katsir
Bidayah wan nihayah   ibnu katsirBidayah wan nihayah   ibnu katsir
Bidayah wan nihayah ibnu katsir
 
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
 
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quran
 
Fiqh al sirah
Fiqh al sirahFiqh al sirah
Fiqh al sirah
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
 
KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
 KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
 
Sejarah pemeliharaan al qur’an
Sejarah pemeliharaan al qur’anSejarah pemeliharaan al qur’an
Sejarah pemeliharaan al qur’an
 
Fiqh al sirah 1
Fiqh al sirah 1Fiqh al sirah 1
Fiqh al sirah 1
 
Kuliah 2
Kuliah 2Kuliah 2
Kuliah 2
 
Ulumul quran 1
Ulumul quran 1Ulumul quran 1
Ulumul quran 1
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
 
Sejarah hadits
Sejarah  haditsSejarah  hadits
Sejarah hadits
 

Viewers also liked

Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)UIN Alaluddin Makassar
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistNur Afifah
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMakalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMiftah Iqtishoduna
 

Viewers also liked (6)

Kelompok 1 -- ulumul hadits
Kelompok 1  -- ulumul haditsKelompok 1  -- ulumul hadits
Kelompok 1 -- ulumul hadits
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul haditsMakalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
 
Makalah aik (hadits)
Makalah aik (hadits)Makalah aik (hadits)
Makalah aik (hadits)
 
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadist
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMakalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
 

Similar to Mengkodifikasi Hadis

Sejarah Perkembangan Hadis.pptx
Sejarah Perkembangan Hadis.pptxSejarah Perkembangan Hadis.pptx
Sejarah Perkembangan Hadis.pptxAmanahTahfiz
 
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadistsejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadistHamimTohari7
 
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranPP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranqoida malik
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Liseu Taqillah
 
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an fajar ramadhan alfarisi
 
Sirah nabawiyah-jilid-i
Sirah nabawiyah-jilid-iSirah nabawiyah-jilid-i
Sirah nabawiyah-jilid-iAsep Hidayat
 
PROSES PERIWAYATAN HADIS MASA TABIIN.pdf
PROSES PERIWAYATAN HADIS MASA TABIIN.pdfPROSES PERIWAYATAN HADIS MASA TABIIN.pdf
PROSES PERIWAYATAN HADIS MASA TABIIN.pdfMuhamadIhsan56
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierYudi Wahyudin
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalRatih Aini
 
Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8mas karebet
 
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptxSharifahNurulhuda3
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quranNisa Ell
 
Ilmuwan muslim terkemuka daulah umayyah
Ilmuwan muslim terkemuka daulah umayyahIlmuwan muslim terkemuka daulah umayyah
Ilmuwan muslim terkemuka daulah umayyahNurWahid25
 

Similar to Mengkodifikasi Hadis (20)

Sejarah Perkembangan Hadis.pptx
Sejarah Perkembangan Hadis.pptxSejarah Perkembangan Hadis.pptx
Sejarah Perkembangan Hadis.pptx
 
Makalah ilmu hadis (1).docx
Makalah ilmu hadis (1).docxMakalah ilmu hadis (1).docx
Makalah ilmu hadis (1).docx
 
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadistsejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
 
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranPP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
 
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
 
Sirah nabawiyah-jilid-i
Sirah nabawiyah-jilid-iSirah nabawiyah-jilid-i
Sirah nabawiyah-jilid-i
 
PROSES PERIWAYATAN HADIS MASA TABIIN.pdf
PROSES PERIWAYATAN HADIS MASA TABIIN.pdfPROSES PERIWAYATAN HADIS MASA TABIIN.pdf
PROSES PERIWAYATAN HADIS MASA TABIIN.pdf
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH SYARIF HIDAYAT LASE. SM IV MD-E. FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH SYARIF HIDAYAT LASE. SM IV MD-E. FDK UINSU 2019/2020TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH SYARIF HIDAYAT LASE. SM IV MD-E. FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH SYARIF HIDAYAT LASE. SM IV MD-E. FDK UINSU 2019/2020
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
 
ULUM AL- QUR'AN
ULUM AL- QUR'ANULUM AL- QUR'AN
ULUM AL- QUR'AN
 
Ulum hadith
Ulum hadithUlum hadith
Ulum hadith
 
Ulumul quran
Ulumul quranUlumul quran
Ulumul quran
 
Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8
 
Makalah studi qur'an
Makalah studi qur'anMakalah studi qur'an
Makalah studi qur'an
 
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
 
Kodifikasi Hadits : Periode 4
Kodifikasi Hadits  : Periode 4Kodifikasi Hadits  : Periode 4
Kodifikasi Hadits : Periode 4
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quran
 
Ilmuwan muslim terkemuka daulah umayyah
Ilmuwan muslim terkemuka daulah umayyahIlmuwan muslim terkemuka daulah umayyah
Ilmuwan muslim terkemuka daulah umayyah
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

Mengkodifikasi Hadis

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Al-Hadits sebagai rujukan hukum Islam yang kedua, memiliki sejarah yang unik dibandingkan al-Quran. jika al-Quran sebagai rujukan yang pertama, maka tidak heran jika penjagaannya sangat serius dan signifikan mulai awal diwahyukan. Beda halnya dengan al-Hadits, yang pada awalnya terkesan kurang begitu mendapat perhatian, terutama ditinjau dari segi penulisannya. karena memang pada awal-awal Islam, penulisan al-Hadits dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya "Iltibas" (pencampuran / kesamaran) dengan ayat-yat al-Quran. hal ini memang masuk akal, dikarenakan umat Islam pada awal-awal Islam masih terbilang sedikit yang hafal al- Quran ataupun ahli Qiraah. namun akan janggal, ketika alasan "Iltibas" itu tetap dipertahankan, ketika umat Islam sudah banyak yang hafal, dan para ahli Qiraah sudah tidak terhitung banyaknya.[1 1] Keadaan seperti itu terus berlanjut, hingga akhir abad pertama. para ulama (Tabi'in) mulai merasa khawatir, ketika al-Hadits tidak dilestarikan (dikodofikasikan). Dalam makalah singkat ini, penulis ingin sedikit menguraikan berbagai fase perjalanan "pengkodifikasian" al-Hadits. B Rumusan Masalah 1 Bagaimana Pengertian Kodifikasi Hadits ? 2 Bagaimana Keadaan Hadits Abad ke II H ? 3 Bagaimana Keadaan Hadits Abad ke III H ? 4 Bagaimana Keadaan Hadits Abad ke IV H ? 5 Bagaimana Keadaan Hadits Abad ke V sampai sekarang ? C Tujuan Pembahasan Dalam makalah singkat ini, penulis ingin sedikit menguraikan berbagai fase perjalanan " Pengkodifikasian Hadist Pada Abab ke II, III, IV, V Sampai Sekarang”. 1[1] Muhammad Bin Alwi al-Maliki, "al-Manhalu al-Lathif Fi Ushuli al-Hadits al-Syarif". al-Sahr. tt. Jeddah. hlm 19-20. 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 1 PENGERTIAN KODIFIKASI HADITS Yang dimaksud kodifikasi ( Tadwinul Hadist ) adalah mengumpulkan, menghimpun atau membukukan, yakni mengumpulkan dan menertibkannya. Adapun yang dimaksud dengan kodifikasi hadis adalah menghimpun catatan-catatan hadis Nabi dalam mushaf. Antara kodifikasi (tadwin) hadist dan Jam’ul Qur’an memiliki perbedaan. Sebagaimana dikatakan Muhammad Quraisy Syihab , pencatatan dan penghimpunan (tadwin) hadist Nabi tidak sama dengan pencatatan dan penghimpunan al-Qur’an (Jam’ul Qur’an) . Dalam tadwin hadist, tidak dibentuk tim, sedangkan dalam Jam’ul Qur’an dibentuk tim . Kegiatan penghipunan hadist dilakukan secara mandiri oleh masing- masing ulama ahli hadist. Sekiranya penghimpunan hadist itu harus dilakukan oleh sebuah tim, niscaya tim itu akan menjumpai banyak kesulitan, karena jumlah periwayat hadist sangat banyak dan tempat tinggal mereka tersebar di berbagai daerah Islam yang cukup berjauhan. Di samping itu, hadist Nabi SAW tidak hanya termuat dalam satu kitab saja. Kitab yang memuat hadist Nabi cukup banyak ragamnya, baik dilihat dari segi nama penghimpunnya, cara penghimpunannya, masalah yang dikemukakannya, maupun bobot kualitasnya. Sedangkan kitab yang menghimpun Seluruh ayat al-Qur’an yang dikenal dengan Mushaf al-Qur’an hanya satu macam saja. Dengan demikian, penghimpunan hadist Nabi berbeda dengan penghimpunan al-Qur’an. 2 KEADAAN HADITS ABAD KE II H Alasan Kodifikasi al-Hadits Setelah agama Islam tersiar dengan luas di masyarakat, dipeluk dan dianut oleh penduduk yag bertempat tinggal di luar jazirah arab, dan para sahabat mulai terpencar dibeberapa wilayah bahkan tidak sedikit jumlahnya yang telah meninggal dunia, maka terasa perlu al-Hadits diabadikan dalam bentuk tulisan dan dibukukan. 2
  • 3. Urgensi ini menggerakkan Khalifah Umar bin Abdul Aziz (61-101 H.)[2 2] sebagai (Khalifah kedelapan dari Bani Umayyah)[3 3] berinisiatif mengkodifikasikan al-Hadits dengan beberapa pertimbangan : a% Kenginan beliau yang kuat untuk menjaga keontetikan hadits. karena beliau khawatir lenyapnya hadits dari perbendaharaan masyarakat, disebabkan belum adanya kodifikasi al-Hadits. b% Keinginan beliau yang keras untuk membersihkan dan memelihara al-Hadits dari hadits-hadits maudhu' yang dibuat oleh masyarakat untuk mempertahankan ediologi golongan dan mempertahankan madzhabnya, disebabkan adanya Konflik Politik ataupun "Fanatisme Madzhab" berlebihan, yang mulai tersiar sejak awal berdirinya Khilafah Ali bin Abi thalib. c% Alasan tidak terkodifikasinya al-Hadits di zaman Rasulullah saw. dan khulafaurrasyidin karena adanya kekhawatiran bercampur aduknya dengan al-Quran, telah hilang. hal ini disebabkan al-Quran telah dikumpulkan dalam satu mushaf dan telah merata diseluruh pelosok. Ia telah dihafal dan diresapkan di hati sanubari beribu-ribu umat Islam. Hingga pada penghujung abad ke I, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menginstruksikan (secara resmi) kepada para pejabat dan ulama yang memegang kekuasaan di wilayah kekuasaannya untuk mengumpulkan dan mengkodifikasikan hadits. [4 4] Beliau juga menginstruksikan kepada Wali Kota madinah, Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm (177 H.), untuk mengumpulkan hadits yang ada padanya dan pada Tabi'iy wanita, 'Amrah binti Abdur Rahman al-Anshariyah[5 5]. ) 2[2] bahkan Umar bin Abdul Aziz sendiri termasuk orang yang menulis al-Hadits, lihat Dr. Muhammad Ajjaj al-Khothib, "Ushulu al-Hadits Ulumuhu Wa Mushthalahuhu", Daru al-Fikr. tt.Beirut. hlm. 170 3[3] Drs. H. Mudasir "Ilmu Hadis" ; 2008 M./1429 H.Pustaka Setia. Surabaya. hlm.105 4[4] Dr. Muhammad Ajjaj al-Khothib, Opcit.. hlm. 172 5[5] dan al-Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar (107 H.). lihat Muhammad Bin Alwi al-Maliki,Opcit. hlm 22 3
  • 4. "Tulislah padaku hadits Rasulullah saw. yang ada padamu dan hadits 'Amrah (binti Abdur Rahman), sebab aku takut akan hilang dan punahnya ilmu" Atas instruksi itu, Ibnu Hazm mengumpulkan hadits-hadits, baik yang ada pada dirinya maupun yang ada pada 'Amrah, tabi'y wanita yang banyak meriwayatkan dari 'Aisyah r.s. begitu juga beliau menginstruksikan kepada Ibnu Syihab al-Zuhry seorang Imam dan ulama di Hijaz dan Syam (124 H). beliau mengumpulkan dan menulis hadits- hadits dalam lembaran-lembaran dan dikirimkan kepada masing-masing penguasa di tiap- tiap wilayah satu lembar. itulah sebabnya para ahli sejarwan dan ulama menganggap bahwa Ibnu Syihab adalah orang yang pertamakali mengodifikasikan hadits secara resmi atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Setelah periode Ibnu Hazm dan Ibnu Syihab berlalu, muncullah periode pengkodifikasian hadits yang di cetuskan oleh khalifah-khlalifah Abbasyiah. bangunlah ulama-ulama pada periode ini seperti : di mekah, Ibnu Juraij al-Bashary (w. 150 H.). di Madinah, Abu Ishaq (w. 151 H.) al-Imam Malik bin Anas (w. 179 H.). di Bashrah, al-Rabi' bin Shabih (w. 106 H) dan Hammad bin Salamah (w. 176 H.). di Kufah, Sufyan Atsaury (w. 166 H.). Di Syam, al-Auza'iy (w. 156 H.). di Syam, Hasyim (w 156 H.) dan Ibnu al-Mubarak (w. 171 H.). Oleh karena itu mereka hidup dalam generasi yang sama, yaitu pada abad kedua H, sukar untuk ditetapkan siapa diantara mereka yang lebih dahulu. yang jelas bahwa mereka itu sama berguru kepada Ibnu Hazm dan al-Zuhry. 3% KEADAAN HADITS ABAD KE III H Periode ini dikenal dengan periode penyaringan Hadits atau seleksi hadits yang ketika itu pemerintahan dipegang oleh Khalifah dari Bani Umayyah. pada masa ini para ulama bersungguh-sungguh mengadakan penyaringan Hadist, melalui kaidah-kaidah yang ditetapkan, mereka berhasil memisahkan hadits-hadits yang dhaif dari yang shahih, dan hadits- yang mauquf dan maqthu' dari yang marfu', meskipun berdasarkan penelitian masih ditemukan beberapa hadits dhaif yang terselip di kitab hadits shahih mereka.[6 6] 6[6] Drs. H. Mudasir "Ilmu Hadis" ; 2008 M./1429 H.Pustaka Setia. Surabaya. hlm.109 4
  • 5. Pada abad ketiga hijrah, kondisinya jauh berbeda dengan abad sebelumnya. Abad ini sampai dikenal dengan the golden age bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam, terutama yang berkaitan dengan Hadits. Para ulama bangkit mengumpulkan hadits, mereka memisahkan hadits dari fatwa-fatwa itu. Mereka bukukan hadits saja dalam buku-buku hadits berdasarkan statusnya. Perkembangan semacam itu akibat tumbuhnya semangat untuk mengadakan rihlah ilmiah dalam rangka mencari hadits, Imam Al Bukhary lah yang mula-mula meluaskan daerah- daerah yang dikunjungi untuk mencari hadits. Beliau pergi ke Maroko, Naisabur, Baghdad, Makah, Madinah dan masih banyak lagi kota yang ia kunjungi. Beliau membuat langkah mengumpulkan hadits-hadits yang tersebar diberbagai daerah. 16 tahun lamanya al Bukhary menjelajah untuk menyiapkan kitab shahihnya. Pada abad ini banyak beredar buku-buku kumpulan hadits seperti, al-Kutub al-Sittah, dan al-Masanid, yang sampai sekarang menjadi rujukan dalam bidang hadits. Semua buku tersebut merupakan sumbangan besar dalam perkembangan ilmu hadits dari ulama yang mempunyai wawasan keilmuan yang luas, seperti Imam Ahmad ibn Hanbal, Ali ibn al- Madini, al-Bukhari, Imam Muslim, Ishaq ibn Rahwaih dan lain-lain. 4) KEADAAN HADITS ABAD KE IV H Pada priode ini penghimpunan hadist disertai pemeliharaan nya tetap dilakakukan walau tidak sebanyak yang sebelumnya. Hanya saja hadist-hadist yang di himpun tidaklah sebanyak sebelum priode ini. Didalam era ini jenis kitab-kitab hadsit Nabi SAW. Mencakup sebagain besar kitab-kitab hadist yang sifatnya mengumpulkan kitab-kit ab hadist yang telah dihimpun dalam kitab- kitab hadist Nabi SAW sebelumnya. Kegiatan periwayatan hadist pada priode ini banyak dilakukan dengan cara ijazah ( lesensi/ sertifikat dari guru utnutk murid untuk mendapat izin meriwayatkan hadist ). Sedikit sekali ulama’ yang melakukan seperti ulama’ Muqaddimin Abad ke IV H ini merupakan abad pemisahan antara ulama’ Mutaqaddimin, yang dalam menyusun kitab hadits mereka berusaha sendiri menemui para sahabat atau tabi’in 5
  • 6. atau tabi’ tabi’in yang menghafal hadits dan kemudian menelitinya sendiri, dengan ulama’ mutaakhirin yang dalam usahanya menyusun kitab-kitab hadits, mereka hanya menukil dari kitab-kitab yang disusun oleh ulama mutaqaddimin. Mereka berlomba-lomba untuk menghafal sebanyak-banyaknya hadits-hadits yang telah dikodifikasikan, sehingga tidak mustahil sebagian dari mereka sanggup menghafal beratus-ratus ribu hadits. Sejak periode inilah timbul bermacam-macam gelar keahlian dalam ilmu hadits, seperti gelar al-Hakim dan al-Hafidz 5) KEADAAN HADITS ABAD KE V SAMPAI SEKARANG Usaha ulama ahli hadits pada abad V dan seterusnya adalah ditujukan untuk mengklasifikasikan al-Hadits dengan menghimpun hadits-hadits yang sejenis kandungannya atau sejenis sifat-sifat isinya dalam satu kitab hadits. Disamping itu mereka pada men-syarahkan (menguraikan dengan luas) dan mengikhtishar (meringkaskan) kitab-kitab hadits yang telah disusun oleh ulama yang mendahuluinya. Hadits dimasa abad V H sampai sekarang hanya ada sedikit tambahan dan modifikasi kitab-kitab terdahulu. Sehingga karya-karya ulama hadits abad kelima lebih luas, simple dan sistematis. 6
  • 7. BAB III PENUTUP Kesimpulan Kodifikasi ( Tadwinul Hadist ) adalah mengumpulkan, menghimpun atau membukukan, yakni mengumpulkan dan menertibkannya. Adapun yang dimaksud dengan kodifikasi hadis adalah menghimpun catatan-catatan hadis Nabi dalam mushaf. Dari sedikit uraian sejarah kodifikasi al-Hadits tersebut, dapat kita tarik sebuah kesimpulan, bahwa hadits yang sekarang bisa kita nikmati dari kitab-kitab hadits susuanan para ulama, ternyata memiliki sejarah perjuangan yang besar, dan melalui pelbagai pertimbangan yang sangat matang, hingga ungkapan "terima kasih" belaka, penulis kira tidak cukup jika tanpa di seimbangkan dengan aksi nyata. paling tidak mengembangkan wawasan lebih luas lagi, baik dari segi memahami kandungan hadits ataupun metode pemahamannya. 7