1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PRAKTIKUM I
PREPARAT APUS (SMEAR PREPARATION)
OLEH :
NAMA : WD. LENI MARLINA
STAMBUK : F1D113040
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN PEMBIMBING : EFIS AMALIA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
2. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroteknik hewan adalah pengetahuan yang mempelajari cara-cara
membuat sediaan atau preparat sehingga dapat diamati dan dianalisis dengan
alat optik (mikroskop cahaya). Organisme yaitu susunan yang memiliki organ,
jaringan dan sel yang fungsi dan hubungannya merupakan ciri khas sesuatu
individu/spesies. Organ yaitu susunan bagian dari organisme yang tujuannya
melakukan fungsi tertentu. Jaringan yaitu kumpulan sel yang mempunyai
fungsi tertentu khas bagi perkembangannya dan sel merupakan penyusun
dasar suatu jaringan, merupakan bagian dari semua mahluk hidup. Tujuan
belajar mikroteknik hewan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman
dalam pembuatan preparat/ sediaan mikroskopis hewan.
Sediaan apus darah ini tidak hanya digunakan untuk mempelajari sel
darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-
masing sel darah. Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu
metode yang disebut metode oles (metode smear) yang merupakan suatu
sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film) dan substansi.
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma yang dapat
dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya
terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma.
Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh
sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan
3. penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Berdasarkan latar belakang di atas maka di lakukan praktikum
preparat apusan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Preparat Apusan (Smear Prepration)
yaitu bagaimana membuat film darah tipis untuk mempelajari korpuskula
darah?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum Preparat Apusan (Smear
Prepration) yaitu untuk membuat film darah tipis untuk mempelajari
korpuskula darah.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang akan diperoleh dari praktikum Preparat Apusan (Smear
Prepration) yaitu dapat membuat film darah tipis untuk mempelajari
korpuskula darah.
4. II. TINJAUAN PUSTAKA
Preparat organisme adalah sediaan berupa organ, jaringan, sel, atau tubuh
organisme yang diawetkan didalam suatu media sehingga memberi kemudahan
seseorang untuk mempelajari, mengamati, atau meneliti. Berdasarkan ukurannya,
preparat organisme dibagi menjadi dua yaitu, preparat mikroskopis (preparat apus,
preparat rentang, preprat pollen, preparat squash, preparat whole mount dan
preparat section) dan preparat mikroskopis atau preparat kering dan preparat basah
atau segar (Holil, 2003).
Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh dan beredar ke
seluruh tubuh. Darah pada umumnya terdiri atas unsur-unsur seluler dan matrik
cairan yang disebut plasma. Darah terdiri atas plasma dan komponen-komponen
seluler yaitu sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit dan
trombosit. Plasma merupakan cairan yang mengandung ion-ion dan molekul
organik meliputi protein, elektrolit, nitrien, materi sampah, zat terlarut dan materi
terlarut (Campbell, 2004).
Satu tetes darah segar diperiksa di bawah mikroskop, terlihat sel-sel darah
merah sebagai sel-sel bikonkaf dengan diameter sebesar hampir 8 mikrometer.
Dalam keadaan segar mereka tampak berwarna lebih kehijau-hijauan daripada
merah. Lekuk pada bagian pusat tiap sel darah merah menimbulkn bintik terang,
yang pada penglihatan pertama dapat disalah tafsirkan sebagai nukleus
(Bevelander, 1988).
Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum
merah, dan kelenjar limpa. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk fagosit
5. (pemakan) bibit penyakit/benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Fungsi fagosit
sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar
pembuluh darah. Jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing
yang masuk tubuh. Kemampuan leukosit untuk menembus dinding pembuluh
darah (kapiler) untuk mencapai daerah tertentu disebut diapedes (Subowo, 2006).
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang
terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut
bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni (Marianti, 2010).
6. III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Preparat Apus (Smear Preparation) dilaksanakan pada hari
Sabtu, 01 November 2014 pukul 13.00-16.00 WITA, dan bertempat di
Laboratorium Zoologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan ada praktikum Preparat Apus (Smear
Preparation) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaaan pada praktikum Preparat Apus (Smear
Preparation)
No Nama Alat Kegunaan
1. Kaca objek Untuk menyimpan hasil pengamatan
2. Jarum Frankle Untuk menusuk jari
3. Pipet tetes Untuk mengambil larutan
4. Kamera Untuk mengambil gambar hasil pengamatan
5. Mikroskop Untuk mengamati objek pengamatan
6. Stopwatch Untuk menghitung waktu
7. 2. Bahan
Bahan yang digunakan ada praktikum Preparat Apus (Smear
Preparation) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaaan pada praktikum Preparat Apus (Smear
Preparation)
No Nama Bahan Kegunaan
1. Darah manusia Sebagai bahan pengamatan
2. Alkohol Untuk fiksasi
3. Giemsa 3 % Untuk mewarnai objek pengamatan
4. Aquades Untuk mencuci bahan yang diamati
5. Kapas Untuk membersihkan alat dan darah
6. Kertas label Untuk memberi tanda
7. Tissue Untuk mengeringkan alat
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum Preparat Apus (Smear Preparation)
adalah sebagai berikut :
1. Menusuk jari kiri dengan jarum frankle yang sebelumnya sudah diurut dan
membersihkan dengan kapas beralkohol 70 %.
2. Mengusap 2-3 tetes darah dengan kertas isap.
3. Meneteskan tetes berikutnya pada kaca benda, sedemikian rupa sehingga
membentuk lingkaran diameter kurang lebih 2 mm.
4. Meletakkan kaca benda lain pada sisi yang pendek di muka tetes darah
tersebut, lalu menarik ke belakang sedkit sampai kira-kira setengah
lingkaran darah timbul kaoilaritas yang menyebabkan darah dengan
sendirinya merata ke kanan dank e kiri tepi kaca benda pertama. Sudut
antar kedua kaca kurang lebih 45ο.
8. 5. Mendorong kaca benda yang kedua maju ke depan dengan kekuatan dan
kecepatan yang sama rata supaya mendapatkan film darah yang tipis dan
sama.
6. Mengeringkan di udara
7. Memfiksasi film darah yang telah kering dengan metal alcohol selama 3-5
menit, atau alcohol absolute selama 30 menit.
8. Mengeringkan di udara.
9. Menetesi film darah dengan larutan giemsa 3% biarkan selama 30 menit.
10. Membuang cairan, mencuci film darah dengan aquades.
11. Mengeringkan di udara.
12. Melihat dan mengamati gambar pada mikroskop
13. Mengambil gambar hasil pengamatan.
9. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Apus (Smear Preparation)
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Apus (Smear
Preparation)
No.
Hasil Pengamatan
Keterangan
GambarPengamatan GambarLiteratur
1 Limfosit
2 Eusofil
3 Basofil
4
Sel darah
merah
(Eritrosit)
5
Keping-keping
darah
(Trombosit)
10. B. Pembahasan
Pembuatan sediaan apus darah biasanya digunakan dua buah kaca
sediaan yang sangat bersih terutama harus bebas lemak. Satu buah kaca
sediaan bertindak sebagai tempat tetes darah yang hendak diperiksa dan yang
lain bertindak sebagai alat untuk meratakan tetes darah agar didapatkan
lapisan tipis darah (kaca preparat). Darah dapat diperoleh dari tusukan jarum
pada ujung jari. Sebaiknya tetesan darah pertama dibersihkan agar diperoleh
hasil yang memuaskan. Tetesan yang kedua diletakan pada daerah ujung kaca
sediaan yang bersih. Salah satu ujung sisi pendek kaca perata diletakan
miring dengan sudut kira- kira 45 derajat tepat didepan tetes darah menyebar
sepanjang sisi pendek kaca perata, maka dengan mempertahankan sudutnya,
kaca perata digerakan secara cepat sehingga terbentuklah selapis tipis darah
diatas kaca sediaan. Setelah sediaan darah dikeringkan pada suhu kamar
barulah dilakukan pewarnaan sesudah difiksasi menurut metode yang dipilih,
yaitu metode Giemsa.
Zat warna yang digunakan dalam metode geser adalah Giemsa yang
sebelumnya telah diencerkan dengan aquades. Sediaan apus yang telah
dikeringkan diudara selama 30 menit. Semakin lama pewarnaan yang
dilakukan maka intensitasnya menjadi semakin tua. Preparat apus yang yang
telah selesai dibuat kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran
100x. Gambar yang didapat dalam hasil menunjukan sel-sel butir darah baik
eritrosit, leukosit, trombosit, atau yang lain.
11. Fungsi dari larutan-larutan pada pembuatan preparat apus darah
manusia adalah alkohol untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel
pada sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di
dalamnya, pewarna Giemsa 10% sebagai pewarna yang umum digunakan
agar sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering disebut juga pewarnaan
Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak dipakai untuk mempelajari
morfologi darah, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi parasit-parasit
darah misalnya dari jenis protozoa. Zat ini tersedia dalam bentuk serbuk atau
larutan yang disimpan di dalam botol yang gelap. Di dalam laboratorium-
laboratorium banyak dipakai larutan Giemsa 3% yang dibuat dari larutan
baku Giemsa yang berupa cairan (larutan).
Sediaan apus darah secara rutin diwarnai dengan campuran zat warna
khusus yang pertama kali ditemukan oleh oleh Dimitri Romanosky dan
diubah oleh penyelidik lainnya. Pada tahun 1891, Romanosky menemukan
campuran methylen blue dan eosin dalam perbandingan tertentu memberi
warna ungu inti leukosit. Pewarnaan ini disebabkan karena oksidasi methylen
blue dan pembentukan senyawa baru dalam campuran yang dinamakan azure.
Setelah pemberiaan campuran jenis Romanosky, diferensiasi sel-sel dapat
dilakukan berdasarkan 4 sifat pewarnaan yang menyatakan afinitas struktur
sel oleh masing-masing zat warna dari campuran, yaitu afinitas untuk
methylen blue, afinitas untuk azure dikenal sebagai azurefilik (ungu), afinitas
untuk eosin (suatu zat warna asam) dikenal sebagai asidofilik atau eosinofilia
(merah muda kekuningan), afinitas untuk komplek zat warna yang terdapat
12. dalam campuran, secara tidak tepat dianggap netral, dikenal sebagai
neutrofilia (salmon-pink smplilac).
Darah dianggap sebagai jaringan khusus yang menjalani sirkulasi.
Aliran darah dalam seluruh tubuh menjamin lingkungan yang tetap, agar
semua sel serta jaringan mampu melaksanakan fungsinya. Darah mempunyai
dua komponen, yaitu komponen cairan dan komponen sel darah yang terdiri
dari tiga macam yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh dan beredar
ke seluruh tubuh. Darah pada umumnya terdiri atas unsur-unsur seluler dan
matrik cairan yang disebut plasma. Darah terdiri atas plasma dan komponen-
komponen seluler yaitu sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau
leukosit dan trombosit. Plasma merupakan cairan yang mengandung ion-ion
dan molekul organik meliputi protein, elektrolit, nitrien, materi sampah, zat
terlarut dan materi terlarut.
Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu eritrosit, lekosit dan
trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat
bikonkaf dengan diameter 7,2 µm tanpa inti, lebih dari separuh komposisi
eritrosit terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal padat.
Sel ni bersifat elastis dan lunak. Leukosit (sel darah putih) terdapat pada
bagian pinggir sel darah, leukosit ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan
agranulosit.
Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu tetrofil (terbanyak) berbentuk
bulat dengan diameter 10-12 µm, eosinofil yang strukturnya lebih besar
13. daripada netrofil (10-15 µm) dan basofil (paling sedikit) dengan ukuran
hampir sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan.
Agranulosit dibagi menjadi dua yaitu limfosit yang mempunyai ukuran yang
bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan berperan
penting dalam imunitas tubuh, dan monosit (sel leukosit terbesar), intinya
berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan membentuk
pseudopodia. Tipe ketiga yaitu trombosit (disebut juga keping darah),
berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma lengkap dengan membran yang
mengelilinginya, Trombosit terdapat khusus pada sel darah mammalia.
Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada
umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya
digunakan untuk mrmpelajari sel darah tapi juga digunakan untuk
menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah. Pembuatan
preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang disebut metode
geser (metode smear) yang merupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles
atau membuat selaput (film) dan substansi yang berupa cairan atau bukan
cairan di atas kaca preparat yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian
difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup.
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan preparat
dengan metode smear yaitu ketebalan film, film difiksasi agar melekat erat
pada kaca preparat sehingga yakin bahwa sel-sel di dalamnya strukturnya
tetap normal, memberi warna (pewarnaan), menutup dengan kaca penutup
film darah (sediaan geser) ini dapat diwarnai dengan berbagai macam metode
14. termasuk larutan-larutan yang sederhana antara lain pewarnaan Giemsa, ,
pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan lain-lain.
Pewarnaan Giemsa disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode
pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel darah,
sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi parasit-parasit darah misal
Tripanosoma, Plasmodia dan lain-lain dari golongan protozoa. Hasil
pewarnaan dengan Giemsa pada darah manusia akan memperlihatkan eritrosit
berwarna merah muda, nukleolus lekosit berwarna ungu kebiru-biruan,
sitoplasma lekosit berwarna sangat ungu muda, granula dari lekosit eosinofil
berwarna ungu tua, granula dari lekosit netrofil dan lekosit basofil berwarna
ungu.
15. V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum Preparat Apus (Smear Preparation) yaitu
pembuatan preparat apus darah ini dilakukan dengan metode apus/ smear/
oles. Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh dan beredar
ke seluruh tubuh. Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil (terbanyak)
berbentuk bulat dengan diameter 10-12 µm, Eosinofil yang strukturnya lebih
besar daripada netrofil (10-15 µm) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran
hampir sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan.
Agranulosit dibagi menjadi dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang
bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan berperan
penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel leukosit terbesar), intinya
berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan membentuk
pseudopodia. Korpuskula darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan dari praktikum preparat apus yaitu sebaiknya
praktikan tidak bermain-main dalam laboratorium dan asisten memberi arahan
terutama pada pemakaian bahan pewarnaan agar zat pewarna tidak terpakai sia-
sia.
16. DAFTAR PUSTAKA
Bevelander, G., Ramaley, J.A., 1988, Dasar-Dasar Histologi, Erlangga, Jakarta.
Campbell, dkk., 2004, Biologi, Edisi Kelima Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Holil, K., 2003, Pembuatan Preparat Sebagai Media Pendidikan Pada Bidang
Studi Biologi, J. Dedikasi, I (I): 136
Marianti, A., 2010, Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan, Biologi FMIPA
UNNES, Semarang.
Subowo, 2006, Histologi Umum, PT Bumi Aksara, Jakarta.