Dokumen tersebut membahas penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan jangka pendek dengan menjelaskan konsep biaya relevan dan sunk cost serta beberapa contoh penerapannya dalam situasi spesial order, make or buy, keep or drop, dan sell or process further."
2. PENDAHULUAN
• Salah satu kegunaan utama dari sistem informasi akuntansi manajemen
adalah memberikan informasi yang dapat dipergunakan manajemen untuk
pengambilan keputusan.
• Keputusan jangka pendek merupakan keputusan yang diambil manajer
yang hasil dari keputusan tersebut dapat langsung dirasakan pada tahun
saat keputusan tersebut diambil.
3. PERBEDAAN RELEVAN COST VS SUNK COST
Relevant Cost merupakan biaya yang belum terjadi dan
berbeda untuk setiap alternative yang berbeda. Biaya
tersebut baru akan terjadi apabila keputusan yang dipilih
perusahaan dilaksanakan
Sunk Cost merupakan biaya-biaya yang sudah terjadi
atau sudah dikeluarkan perusahaan. Uang yang akan
dikeluarkan perusahaan untuk biaya-biaya tersebut
tidak dapat ditarik kembali
4. Contoh Relevant cost
Perusahaan memiliki kapasitas produksi sebanyak 100.000
unit , namun jumlah kapasitas yang terpakai hanya 80.000
unit. Saat ini perusahaan memproduksi tambahan 10.000 unit.
Biaya yang relevan untuk keputusan ini adalah biaya variabel,
karena biaya variabel tersebut tidak akan muncul kalau
perusahaan tidak memproduksi tambahan 10.000 unit
tersebut. Namun, jika menambah produksi, maka biaya
variabel akan muncul. Nilai variabel akan berbeda untuk
keputusan yang berbeda, maka biaya variabel termasuk
dalam kategori biaya relevan. Sedangkan biaya tetap bukan
merupakan biaya relevan untuk pengambilan keputusan.
Keputusan perusahaan untuk memproduksi 80.000 unit atau
90.000 unit pun akan memiliki total biaya tetap yang sama.
Contoh Sunk Cost
Biaya yang terdapat pada persediaan perusahaan, baik itu
persediaan bahan mentah, barang dalam proses maupun
barang jadi. Nilai persediaan barang jadi berasal dari biaya
produksi dari barang-barang yang sudah selesi diproduksi.
Karena semua biaya-biaya telah dikeluarkan, maka biaya
tersebut merupakan sunk cost bagi perusahaan. Biaya
produksi tersebut bukan merupakan biaya relevan dalam
pengambilan keputusan.
5. RELEVAN COST DALAM SITUASI SPESIAL ORDER
Situasi ini muncul saat perusahaan memproduksi
dalam kapasitas dibawah yang dimiliki perusahaan.
Pada saat demikian terdapat calon pembeli yang ingin
melakukan pesanan khusus pada perusahaan dengan
harga jual di bawah harga reguler perusahaan.
6. Contoh:
PT. Serasi adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam furniture. Saat ini usaha
perusahaan sedang mengalami kelesuan. Perusahaan saat ini memiliki kapasitas produksi sebanyak
100.000 jam mesin, namun yang terpakai hanya 60.000 jam mesin.
Dalam kondisi seperti ini, terdapat seorang calon pembeli yang ingin membeli sebanyak
5.000 buah kursi. Untuk memproduksi kursi tersebut dibutuhkan total jam mesin sebanyak 10.000 jam.
Biaya bahan mentah langsung untuk membuat satu kursi pesanan adalah Rp20.000. Sedangkan jam
buruh langsung yang dibutuhkan untuk membuat kursi adalah 15 menit per kursi. Biaya buruh langsung
adalah Rp16.000 per jam buruh langsung.
Perusahaan membebankan biaya overhead untuk masing-masing produk berdasarkan jam
mesin. Sedangkan tarif biaya overhead tetap adalah Rp80.000 per jam mesin. Tarif overhead tetap ini
dihitung berdasarkan kapasitas mesin sebesar 100.000 jam mesin. Tidak ada biaya-biaya lain yang akan
dikeluarkan perusahaan terkait dengan pesanan ini. Selama ini perusahaan menjual kursi tersebut
dengan harga Rp60.000 per kursi.
7. Pertanyaan
• Jika pesanan tersebut memberikan penawaran harga sebesar Rp42.000
per kursi, menurut anda apakah tawaran tersebut sebaiknya diterima?
• Dengan penawaran yang sama, apakah pesanan tersebut sebaiknya
diterima apabila perusahaan sudah berproduksi dalam kapasitas penuh?
• Dengan penawaran yang sama, apakah pesanan tersebut sebaiknya
diterima apabila saat ini perusahaan sudah mempergunakan 95.000 jam
mesin untuk pesanan regulernya?
8. 1. Mengacu pada teori biaya relevan, maka dalam kasus perusahaan saat ini memproduksi dibawah kapasitas
yang ada, maka total biaya tetap bukan merupakan biaya relevan, karena perusahaan memproduksi dengan
kapasitas 60.000 jam mesin maupun dengan kapasitas 100.000 jam mesin, maka total biaya overhead tetap
adalah sama. Yang merupakan biaya relevan adalah biaya yang berubah kalau perusahaan menerima pesanan
tersebut. Dalam hal ini semua biaya variabel (bahan mentah langsung, buruh langsung dan overhead pabrik
variabel) merupakan biaya relevan. Karena itu untuk menentukan apakah pesanan tersebut diterima atau
tidak, perusahaan harus membandingkan antara pendapatan relevan dan biaya relevan akibat adanya pesanan
tersebut. Besarnya pendapatan relevan adalah harga beli yang diajukan pelanggan, yaitu Rp 42.000 per kursi,
sedangkan besarnya biaya relevan adalah Rp 20.000 + Rp 4.000 + Rp 12.000 = Rp 36.000 per kursi. Karena
pendapatan relevan lebih besar dari biaya relevan, maka berdasarkan pertimbangan kuantitatif maka
sebaiknya pesanan ini diterima.
9. 2. Jika perusahaan sudah berproduksi dalam kapasitas penuh, maka perusahaan
memerlukan tambahan kapasitas untuk memproduksi. Tambahan kapasitas tersebut
akan menimbulkan tambahan biaya tetap, sehingga tambahan biaya tetap tersebut
merupakan biaya relevan. Jika perusahaan sudah beroperasi dalam kapasitas penuh,
maka terdapat alternatif lain untuk memenuhi pesanan tersebut, yaitu dengan
mengorbankan penjualan yang ada sekarang. Untuk opsi ini, maka perusahaan harus
membandingkan antara marjin kontribusi yang diperoleh dari pesanan tersebut
dengan marjin kontribusi yang harus dikorbankan untuk memenuhi pesanan tersebut.
Karena marjin kontribusi penjualan reguler lebih besar dari marjin kontribui pesanan,
maka sebaiknya pesanan tersebut ditolak.
10. 3. Dalam pertanyaan nomor 3, perusahaan memiliki kapasitas menganggur sebanyak
5.000 jam, namun yang dibutuhkan untuk memproses semua pesanan tersebut adalah
10.000 jam (karena calon pembeli tidak mau membeli kurang dari 5.000 kursi). Jika
perusahaan menerima pesanan tersebut, maka total marjin kontribusi yang diperoleh
adalah (Rp 42.000 – Rp 36.000) X 5.000 kursi = Rp30.000.000. sedangkan total marjin
kontribusi yang harus dikorbankan adalah (Rp 60.000–Rp36.000) X 2.500 kursi =
Rp60.000.000. karena marjin kontribusi yang harus dikorbankan lebih besar dari total
marjin kontribusi yang akan diterima dari pesanan itu, maka sebaiknya pesanan
tersebut ditolak.
11. RELEVAN COST DALAM SITUASI MAKE OR BUY
Dalam kasus ini, perusahaan biasanya memproduksi
komponen yang dipakai pada produknya di dalam perusahaan
itu sendiri, namun terdapat penawaran yang lebih murah dari
pemasok di luar perusahaan untuk memasok komponen
tersebut. Dalam hal ini, keputusan yang harus diambil
perusahaan adalah tetap memproduksi komponen di dalam
perusahaan atau membelinya dari pemasok.
12. Contoh
PT. Indah Abadi adalah perusahaan yang memproduksi kipas angin. Selama ini perusahaan memproduksi
pisau kipas angin didalam perusahaan itu sendiri, biaya untuk membuat pisau kipas angin adalah:
• Biaya bahan mentah langsung .....................Rp10.000 per pisau
• Biaya buruh langsung .......................Rp6.000 per jam buruh langsung
• Biaya Overhead pabrik variabel ..................Rp4.000 per jam buruh langsung
Diperlukan waktu 10 menit buruh langsung untuk membuat satu unit pisau. Perusahaan menyewa satu
buah mesin yang dikhususkan untuk membuat pisau, dan biaya sewa mesin adalah Rp100.000.000 per
tahun. Jika produksi pisau dihentikan, maka kontrak sewa mesin tersebut dapat dibatalkan. Besar biaya
penyusutan untuk ruang pabrik yang dipergunakan untuk membuat pisau adalah Rp40.000.000 per tahun.
Jika pisau tidak diproduksi, maka ruangan tersebut akan menganggur dan tidak dapat dipergunakan untuk
apapun. Jumlah pisau yang diproduksi adalah 20.000 pisau dalam 1 tahun. Saat ini terdapat pemasok dari
luar perusahaan yang menawarkan untuk memasok pisau dengan harga Rp17.000 per pisau.
Menurut anda, apakah sebaiknya perusahaan tetap memproduksi pisau didalam perusahaan atau
membelinya dari luar?
13. Jawaban
• Jika perusahaan memproduksi sendiri, maka biaya variabel akan muncul, namun jika
perusahaan membeli dari luar maka biaya variabel ini dapat dihilangkan.
• Biaya yang relevan dalam kasus ini adalah semua biaya variabel (Rp11.000 per pisau)
dan biaya sewa mesin (Rp100.000.000 per tahun atau Rp5.000 per pisau). Dengan
demikian biaya relevan per pisau adalah Rp16.000 per pisau. Jika dibandingkan dengan
penawaran dari pemasok luar, maka opsi memproduksi sendiri masih lebih murah.
• Namun, jika penawaran dari pemasok luar lebih murah, maka terdapat faktor kualitatif
yang juga harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Faktor-faktor
tersebut antara lain, kualitas dari bahan baku atau komponem yang akan dipasok,
kontinuitas pasokan ketepatan waktu kedatangan pasokan, dan sebagainya. Sekali lagi,
meskipun harga pasokan dari luar lebih murah, namun jika faktor kualitatif tidak
mendukung, maka sebaiknya perusahaan tetap memproduksi komponen tersebut
sendiri.
14. RELEVAN COST DALAM SITUASI KEEP OR DROP
Dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam keluarga produk
atau product line atau yang memiliki berbagai departmen penghasil laba, ada
kalanya manajemen puncak menghadapi salah satu keluarga produknya salah
satu departemennya mengalami kerugian usaha yang diperkirakan ajkan
berlangsung terus. Dalam menghadapi kondisi ini manajemen perlu
mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi
produk atau kegiatan usaha departemen yang mengalami kerugian tersebut.
15. Contoh
PT. Bagus Hijau memproduksi dan menjual tiga jenis produk, yaitu produk A,B, dan C. Hasil
kerja perusahaan pada tahun 20X4 adalah:
A B C Total
Penjualan 195.000.000 225.000.000 275.000.000 695.000.000
By Bahan Mentah Langsung 36.000.000 28.000.000 60.000.000 124.000.000
By Buruh Langsung 15.000.000 18.000.000 20.000.000 53.000.000
By Overhead Pabrik -
Variabel 22.000.000 24.000.000 26.000.000 72.000.000
Beban Pemasaran - Variabel 47.000.000 64.000.000 32.000.000 143.000.000
Marjin Kontribusi 75.000.000 91.000.000 137.000.000 303.000.000
By Tetap Langsung 15.000.000 26.000.000 85.000.000 126.000.000
By Tetap Bersama 20.000.000 30.000.000 58.000.000 108.000.000
Laba Neto 40.000.000 35.000.000 (6.000.000) 69.000.000
16. Dari laporan tersebut terlihat bahwa produk C mengalami kerugian, dan perusahaan harus
memutuskan apakah produk C akan dipertahankan atau dihentikan. Dalam contoh soal,
diasumsikan bahwa jika produk C dihentikan, maka semua biaya tetap langsung dapat
dihilangkan, sedangkan biaya tetap bersama tidak dapat dihilangkan, hasil keputusan
tersebut adalah:
A B C Total
Penjualan 195.000.000 225.000.000 420.000.000
By Bahan Mentah Langsung 36.000.000 28.000.000 64.000.000
By Buruh Langsung 15.000.000 18.000.000 33.000.000
By Overhead Pabrik -
Variabel 22.000.000 24.000.000 46.000.000
Beban Pemasaran - Variabel 47.000.000 64.000.000 111.000.000
Marjin Kontribusi 75.000.000 91.000.000 166.000.000
B. Tetap Langsung 15.000.000 26.000.000 41.000.000
B. Tetap Bersama 20.000.000 30.000.000 58.000.000 108.000.000
Laba Neto 40.000.000 35.000.000 (58.000.000) 17.000.000
17. Dari tabel diatas terlihat bahwa keputusan untuk menghentikan produk C
merupakan keputusan salah, karena total profit perusahaan akan berkurang.
Faktor kualitatif yang dapat mempengaruhi keputusan ini antara lain adalah
masalah moral pegawai apabila ada pegawai yang diberhentikan karena produk
dihentikan atau divisi dimana mereka bekerja ditutup.
18. RELEVAN COST DALAM SITUASI SELL OR PROCESS FURTHER
Adakalanya manajemen puncak dihadapkan pada pilihan menjual produk
tertentu pada kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi
produk lain yang lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan
semacam ini, informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen
adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif
memproses lebih lanjut dipilih
19. • Contoh
PT. Kimia Rumit adalah perusahaan yang memproduksi bahan-bahan kimia. Dalam salah satu proses
produksi yang dilakukan, perusahaan menghasilkan tiga produk, yaitu AAA, BBB, dan CCC. Joint costs yang
yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi adalah Rp100.000.000. Unit yang diproduksi dari proses
tersebut adalah 3.000 kg AAA, 4.000 kg BBB, dan 4.000 kg CCC. Semua produk tersebut langsung dapat
dijual pada saat selesai diproduksi (pada titik split-off). Harga jual untuk produk AAA dapat diproses lebih
lanjut menjadi AAA1. Biaya untuk memproses lebih lanjut adalah Rp2.000 per kg, dan harga jual produk
AAA1 adalah Rp.23.000 per kg. Apakah produk AAA lebih baik diproses lebih lanjut atau langsung dijual
pada titik split-off?
• Jawaban
Seperti yang telah dijelaskan, alokasi joint cost tidak relevan untuk keputusan ini. Karena itu yang
merupakan biaya dan pendapatan relevan dalam situasi ini adalah tambahan pendapatan dan tambahan
biaya akiba pemrosesan lebih lanjut. Jika produk AAA diproses lebih lanjut, maka akan ada penambahan
pendapatan sebesar Rp3.000 per kg, sedangkan pertambahan biaya adalah Rp2.000 per kg. Karena
pertambahan pendapatan lebih besar dari pertambahan biaya, maka produk AAA sebaiknya diproses lebih
lanjut menjadi AAA1.
20. RELEVAN COST DALAM SITUASI PENENTUAN BAURAN PRODUK
Penentuan bauran produk dengan kendala terjadi apabila perusahaan memiliki
kapasitas produksi yang terbatas sehingga tidak dapat memenuhi permintaan
yang ada. Karena itu perusahaan harus memprioritaskan produk mana yang
harus diproduksinya agar dapat menghasilkan keuntungan maksimal. Dalam
kondisi ini, perusahaan harus memprioritaskan produk-produk yang memiliki
margin kontribusi per menit consraint yang paling tinggi.
21. • Contoh
PT. Cahaya Gelap memproduksi tiga jenis produk, yaitu produk A1, A2, dan A3, informasi
yang berkaitan dengan masing-masing produk adalah:
Kapasitas produksi perusahaan adalah 3.000 jam atau 18.000 menit per tahun. Berdasarkan
informasi yang diberikan, tentukan bauran produk yang dapat memaksimalkan keuntungan
perusahaan.
Jika dilihat pada tabel yang diberikan, maka terlihat bahwa produk A1 walaupun memiliki
marjin kontribusi per unit yang paling tinggi, namun memiliki marjin kontribusi per menit
yang paling rendah. Hal ini dikarenakan untuk memproduksi produk A1 diperlukan waktu
yang paling lama. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka prioritas pemilihan
produk harus didasarkan pada marjin kontribusi per menit yang paling tinggi, maka prioritas
akan diberikan pada produk A3, lalu A2, baru kemudian A1.
A1 A2 A3
Harga Jual per Unit (Rp) 10.000 8.000 7.000
Biaya Variabel per Unit (Rp) 5.000 4.000 3.500
Marjin Kontribusi per Unit (Rp) 5.000 4.000 3.500
Permintaan Pasar (unit) 1.000 2.000 3.000
Waktu Produksi per Unit (Menit) 10 4 2
Marjin Kontribusi per Menit (Rp) 500 1.000 1.750
22. Untuk memproduksi produk A3 akan dibutuhkan total waktu 6.000 menit, A2 8.000 menit,
sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk membuat kedua produk tersebut adalah
14.000 menit. Waktu yang tersisa untuk membuat produk A1 adalah 4.000 menit, sehingga
jumlah produk A1 yang dapat dibuat hanya sebesar 400 unit (4.000 menit/10 menit). Total
maksimal marjin kontribusi yang dapat diperoleh perusahaan adalah Rp10.500.000 untuk
produk A3, Rp8.000.000 untuk produk A2 Rp2.000.000 untuk produl A1, dengan total marjin
kontribusi sebesar Rp20.500.000.
23. KONSEP THEORY OF CONSTRAINT DAN KAITANNYA DENGAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN JANGKA PENDEK
Teori kendala (Theory of Constraint) adalah suatu konsep yang mencoba
memaksimalkan keuntungan perusahaan yang beroperasi dengan kendala – kendala
yang dihadapi. Teori kendala adalah suatu filosofi manajemen yang membantu
sebuah perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan
produksinya dan meminimalisasi semua ongkos atau biaya yang relevan seperti biaya
simpan, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya modal
24. KENDALA-KENDALA DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Kendala internal (internal constraint)
adalah kendala yang berasal dari
dalam perusahaan, misalnya kapasitas
perusahaan yang terbatas untuk
memenuhi permintaan pasar dan
keterbatasan jam mesin.
Kendala eksternal (external constraint)
adalah kendala yang berasal dari luar
perusahaan, misalnya permintaan
pasar yang rendah atau kuantitas
bahan baku yang tersedia dari pemasok
tidak mencukupi.
25. 5 langkah yang harus diterapkan
dalam Teori kendala
• Identifikasi konstrain sistem (identifying the constraint).
• Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint).
• Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources).
• Evaluasi konstrain (Elevating the constraint).
• Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process).