Dokumen tersebut membahas tentang penentuan ukuran sampel dalam penelitian, mulai dari definisi populasi, sampel, dan kerangka sampel. Terdapat beberapa formula dan pertimbangan untuk menentukan ukuran sampel seperti rumus Slovin, Issac dan Michael, serta Taro Yamane. Dokumen juga membedakan antara desain sampel probabilitas dan non probabilitas beserta kelebihan dan kekurangannya.
2. Beberapa Terminologi
• Populasi : kelompok elemen yang lengkap, yang
biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian
di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau
menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009)
• Unit pengambilan sampel : sekelompok elemen yang
tidak tumpang tindih dengan populasi.
• Kerangka pengambilan sampel studi : representasi fisik
dari objek, individu, kelompok, yang sangat penting
dalam penentuan sampel.
• Kerangka populasi adalah sebuah daftar dari semua
elemen dalam populasi, darimana sampel akan ditarik
3. • Sampel : subset dari populasi, terdiri dari
beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006).
– Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak
mungkin kita meneliti seluruh anggota populasi, oleh
karena itu kita membentuk sebuah perwakilan
populasi yang disebut sampel.
– Bila dari populasi 1000 orang manajer pemasaran
akan diambil 250 yang mewakili, maka 250 manajer
pemasaran itu adalah sampel kita.
– Dengan meneliti sampel, seorang peneliti dapat
menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasi untuk
seluruh populasinya
4. Pertimbangan Penentuan Jumlah
Sampel
• Jumlah sampel penelitian dipengaruhi oleh
beberapa faktor (Davis & Cosenza, 1993 dalam
Kuncoro , 2009):
– Homogenitas
– Derajat Kepercayaan
– Presisi
– Prosedur Analisis
– Kendala Sumber Daya
5. Pertimbangan Penentuan Jumlah
Sampel
• Menurut Gay & Diehl ( 1996) dalam Kuncoro (2009),
jumlah sampel minimal yang dapat diterima untuk
suatu studi tergantung dari jenis studi. Pedomannya
antara lain:
– Untuk studi deskriptif' sampel 10% dari populasi dianggap
merupakan jumlah amat minimal. Untuk populasi yang
lebih kecil , setidaknya 20% mungkin diperlukan.
– Untuk studi korelasional dibutuhkan minimal 30 sampel
untuk menguji ada/tidak hubungan
– Untuk studi kausal-komparatif, minimal 30 subjek per grup
– Untuk studi eksperimen, minimal 15 subjek per grup
6. Pertimbangan Penentuan Jumlah Sampel
• Rules of thumb penentuan jumlah sampel
menurut ROSCOE (1975) dalam Sekaran & Roger
(2016):
1. Jumlah sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500
adalah tepat untuk kebanyakan penelitian
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel
(pria/wanita, junior/senior, dsb), ukuran sampel
minimum 30 untuk tiap kategori
3. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis
regresi berganda), jumlah sampel sebaiknya 10x
lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan
kontrol eskperimen yang ketat, kemungkinan
penelitian yang sukses dengan ukuran sampel kecil
antara 10 sampai dengan 20
7. Pertimbangan Penentuan Jumlah
Sampel
• Fraenkel dkk (2012: 107) menyarankan
besar sampel minimum untuk:
1. Penelitian deskriptif sebanyak 100 sampel
2. Penelitian korelasional sebanyak 50 sampel
3. Penelitian kausal-perbandingan sebanyak
30/group
4. Penelitian eksperimental sebanyak 30/15 per
group
8. Pertimbangan Penentuan Jumlah
Sampel
• Malhotra , dkk (2016: 334 ) memberikan
panduan ukuran sampel yang diambil
dapat ditentukan dengan cara:
–Mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau
5x jumlah variabel.
–Misal: Jika jumlah variabel yang diamati
berjumlah 20, maka sampel minimalnya
adalah 5 x 20 = 100.
9. Pertimbangan Penentuan Jumlah
Sampel
• Menurut Hair, dkk (2014:172) yaitu:
– Regresi sederhana dapat efektif dengan ukuran
sampel 20, tetapi untuk mempertahankan
kepercayaan pada 0,80 dalam regresi berganda
memerlukan sampel minimal 50 dan lebih disukai 100
pengamatan untuk sebagian besar penelitian
– Rasio minimum pengamatan terhadap variabel adalah
5:1, tetapi rasio yang disukai adalah 15:1 atau 20:1
– Memaksimalkan derajat kebebasan (db) dapat
meningkatkan generalisasi
10. Pertimbangan Penentuan Jumlah
Sampel (Paul Leedy, dkk, 2015)
• Menurut Gay, Mills, dan Airasian (2012: 139)
dalam Paul Leedy, dkk (2015). Panduan dalam
memilih ukuran sampel:
– Untuk populasi yang lebih kecil, katakanlah, N = 100
atau lebih sedikit, tidak ada gunanya mengambil
sampel; survei seluruh populasi.
– Jika ukuran populasi sekitar 500 (memberi atau
menerima 100), 50% harus dijadikan sampel.
– Jika ukuran populasi sekitar 1.500, 20% harus
dijadikan sampel.
– Di luar titik tertentu (sekitar N = 5.000) atau lebih
besar, maka ukuran sampel 400 (karegori cukup)
11. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Diketahui
1. Formulas Slovin
2. Rumus Issac dan Michael
3. Rumus Taro Yamane
4. Tabel Krejcie and Morgan
12. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Diketahui
1. Formulas Rumus Slovin (Tomas P. Ryan, 2013) :
– Mempersyaratkan anggota populasi diketahui
jumlahnya atau populasi terhingga.
– Teknik sampling yang digunakan harus dengan Non
Probability Sampling.
– Ukuran sampel dengan margin error 0,01 (1%) dan
0,05 (5%)
• Catatan Penting: Publikasi tentang Formula
Rumus Slovin “sangat terbatas” dan “ agak
misterius” ?
13. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Diketahui
• Formula Slovin (Tomas P. Ryan, 2013 : 20-21):
𝑛 =
𝑁
(1 + 𝑁𝑒2)
Di mana,
– n = jumlah sampel
– N = jumlah populasi
– e = margin error yang diperkenankan atau taraf
signifikansi (1% atau 5%)
14. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Diketahui
2. Rumus Issac dan Michael:
𝑆 =
𝜒2
𝑁𝑃(1 − 𝑃)
𝑑2 𝑁 − 1 + 𝜒2𝑃 1 − 𝑃
Di mana,
– S = jumlah sampel
– N = jumlah populasi
– P = Proporsi dalam populasi, asumsi diambil P=0,50
– d = Ketelitian (error) (1%, 5%, 10%)
– 𝜒2 = harga tabel chi-kuadrat untuk df tertentu
15. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Diketahui
Contoh Rumus Issac dan Michael:
• Diketahui: populasi = 21.977 org dengan derajat ketelitian (5%) dan
banyaknya variabel (df) = 4 (𝜒2 = 9,488) maka jumlah sampel yang
diambil sebanyak 909,57 org dibulatkan menjadi 910 org.
𝑆 =
9,488𝑥21977𝑥0,5(1−0,5)
0,052 21977−1 +9,488𝑥0,5 1−0,5
= 909,57 = 910
Di mana,
– S = jumlah sampel
– N = jumlah populasi
– P = Proporsi dalam populasi, asumsi diambil P=0,50
– d = Ketelitian (error) (1%, 5%, 10%)
– 𝜒2 = harga tabel chi-kuadrat untuk df tertentu
16. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Diketahui
3. Rumus Taro Yamane (1973) dalam Ferdinand,
2006:
𝒏 =
𝑁
1 + 𝑑2
Di mana,
– n = jumlah sampel
– N = ukuran populasi
– d = presisi yang ditetapkan atau prosentasi kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (1% atau 5%)
17. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Diketahui
4. Tabel Krejcie and Morgan dalam Sekaran &
Roger (2006):
–Krejcie dan Morgan (1970)
menyederhanakan keputusan pengambilan
jumlah sampel dengan menyediakan Tabel
yang dapat memastikan model keputusan
yang baik pada populasi yang diketahui.
18. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Diketahui
Tabel ukuran sampel untuk jumlah populasi tertentu
(Tabel Krejcie and Morgan):
20. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Tidak Diketahui
1. Rumus Zikmund, dkk
2. Dasar-dasar pengambilan sampel
pada populasi yang tidak diketahui
(infinite) dan populasi yang
diketahui (finite) dapat dipelajari
kembali pada buku Nazir (2011)
21. Penentuan Jumlah Sampel Pada
Populasi yang Tidak Diketahui
1. Zikmund, dkk (2000) dalam Kuncoro (2009),
formula sampel yang diusulkan:
𝑛 =
(𝑍𝑆)2
𝐸
Di mana,
– p = jumlah sampel
– Z = nilai yang sudah distandardisasi sesuai derajat
keyakinan
– S = deviasi standar sampel atau estimasi deviasi standar
populasi
– E = tingkat kesalahan yang ditoleransi, plus minus faktor
kesalahan (rentangnya antara setengah dari total derajat
keyakinan)
22. Pertimbangan Penentuan Jumlah
Sampel
• Misalkan, peneliti mempelajari pengeluaran para
wanita untuk membeli produk kosmetik, dan
menginginkan derajat kepercayaan 95% (berarti
nilai Z = 1,96), perkiraan deviasi standar $29 (S),
dan rentang kesalahan (E) kurang dari $2.
𝑛 =
(𝑍𝑆)2
𝐸
=
1,96 𝑥 (29)2
2
= 808
• Tahapan penentuan jumlah sampel yang lebih
rinci dapat dilihat pada Nasir (2011).
23. Desain Sampel
• Secara umum 2 jenis desain sampel (Kuncoro,
2009):
– Desain probabilitas
– Desain Non probabilitas
• Pertimbangan penggunaan desain sampel:
– Biaya
– Akurasi
– Waktu
– Penerimaan hasil
– Kemampuan generalisasi
24. Perbedaan Sampel Probabilitas dan
Nonprobabilitas
Pertimbangan
Jenis Desain
Probabilitas Non Probabilitas
Biaya Lebih mahal Lebih murah
Akurasi Lebih tepat Kurang tepat
Waktu Lebih lama Lebih cepat
Penerimaan Hasil Penerimaan
universal
Penerimaan
masuk akal
Kemampuan Generalisasi Baik Jelek
Sumber: Kuncoro (2012), Dimodifikasi dari Davis & Cosennza (1993: 226)
31. Desain Sampel Non Probabilitas
• Convenience Sampling : prosedur untuk mendapatkan unit
sampel menurut keinginan peneliti, daftar pertanyaan
dalam jumlah yang besar dan lengkap, paling sesuai untuk
penelitian eksploratif
• Judgment Sampling : salah satu jenis purposive dan quota
sampling, peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian
terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang
disesuaikan dengan maksud penelitian
• Quota Sampling : jenis kedua dari purposive sampling,
digunakan untuk memastikan berbagai subgrup dalam
populasi telah terwakili dengan berbagai karakteristik
sampel sampai batas tertentu seperti yang dikehendaki.
• Snowball Sampling : sebuah prosedur pengambilan sampel
dimana responden pertama dipilih dengan metode
probabilitas, dan kemudian responden selanjutnya
diperoleh dari informasi yang diberikan oleh responden
pertama (Kuncoro, 2009)
33. Bahan Bacaan
• Augusfy Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian
Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
• Fraenkel, Jack R., Norman Wallen, Helen, Hyun. 2012. How to design and evaluate
research in education. 8th ed. McGraw-Hill Companies, Inc.
• Joseph F. Hair Jr.; William C. Black; Barry J. Babin; Rolph E. Anderson. 2014.
Multivariate Data Analysis. Pearson Education Limited.
• Kuncoro, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3. Penerbit Erlangga
• Malhotra, Naresh K. and Satyabhusan Dash. 2016. Marketing Research An Applied
Orientation . Seventh Edition. Pearson India Education Services Pvt. Ltd.
• Nazir, M., 2011. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia.
• Paul D. Leedy and Jeanne Ellis Ormrod. 2015. Practical Research : Planning and
Design. Eleventh edition, Global edition. Pearson Education Limited
• Sekaran dan Roger, 2016. Research Methods for Business: A Skill-Building
Approach. John Wiley & Sons Ltd.
• Thomas P. Ryan. 2013. Sample Size Determination and Power. Wiley Series In
Probability And Statistics.
• William G. Zikmund, Barry J. Babin, Jon C. Carr, Mitch Griffin. 2009. Business
Research Methods, 8th Edition. South-Western College Pub