Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Pembuatan Aplikasi VTS
1. Pembuatan Aplikasi Vehicle Tracking System
Dengan Menggunakan Data Spasial
Veri Ferdiansyah#1
, Sukrisno Mardiyanto#2
#
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganehsa 10, Bandung, Indonesia
1
if17092@students.if.itb.ac.id
2
sukrisno@stei.itb.ac.id
Abstrak— Aplikasi vehicle tracking system merupakan aplikasi
yang wajib dimiliki oleh setiap enterprise yang bergerak dibidang
transportasi baik barang maupun jasa. Hal tersebut
dimaksudkan untuk memantau penggunaan dari aset bergerak
yang mereka miliki agar penggunaannya efektif dan efisien
sehingga tidak merugikan perusahaan. Pemantauan ini
diperlukan karena aset-aset bergerak tersebut sulit untuk
dipantau secara langsung dikarenakan lokasinya yang selalu
berubah-ubah dan biasanya jauh dari kantor perusahaan. Oleh
karena itu, dibutuhkan sebuah metode yang dapat memantau
pergerakkan dari aset bergerak tersebut secara akurat.
Pembangunan aplikasi vehicle tracking system ini akan
memanfaatkan data spasial yang berupa koordinat latitude dan
longitude yang merepresentasikan lokasi aset bergerak.
Koordinat ini didapat dengan memanfaatkan sebuah mobile
device yang ada pada setiap aset bergerak. Selanjutnya,
koordinat ini akan dikirim melalui web service ke komputer
server milik perusahaan dan akan ditampilkan ke dalam peta
elektronik. Setelah itu, komputer server akan melakukan update
terhadap lokasi aset bergerak pada basis data sehingga lokasi
aset bergerak tersebut akan diketahui.
Kata kunci— data spasial, basis data spasial, vehicle tracking
system.
I. PENDAHULUAN
Teknologi GPS (Global Positioning System) atau sistem
navigasi berbasis satelit sudah berkembang sejak setengah
abad yang lalu. Teknologi ini pertama kali digunakan pada
masa Perang Dingin dimana Angkatan Laut Amerika Serikat
membutuhkan sebuah sistem navigasi canggih yang mampu
menuntun Submarine-Launched Ballistic Missiles (SLBMs)
atau rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam ke
sasarannya secara akurat. Awalnya, teknologi ini hanya boleh
dipergunakan untuk kepentingan militer. Namun, sejak terjadi
sebuah kasus yaitu ditembak jatuhnya sebuah pesawat
komersil Korea Selatan yang mengangkut sekitar 300
penumpang oleh Angkatan Udara Uni Soviet karena diduga
pesawat mata-mata, pemakaian teknologi GPS ini mulai
diperbolehkan untuk dipakai secara bebas oleh presiden
Amerika Serikat saat itu. Sejak teknologi GPS diperkenalkan
kepada masyarakat luas, teknologi ini semakin berkembang
pesat dan dipergunakan hampir diseluruh belahan dunia
terutama di daerah Eropa dan Amerika.
Teknologi GPS ini menawarkan kemudahan bagi para
pemakainya untuk menentukan posisi mereka saat ini, mencari
sebuah lokasi atau membantu para pemakainya untuk pergi ke
sebuah lokasi yang diinginkan dengan bantuan navigasi satelit
dan terjadi secara real-time. Sampai saat ini, ada sekitar 24
satelit yang mengorbit bumi yang memang khusus digunakan
untuk memaksimalkan sistem navigasi GPS ini.
Pemakaian teknologi GPS pada masa sekarang ini tidak
hanya merambah kalangan individu yang notabene
membutuhkan penunjuk arah apabila bepergian ke suatu
tempat yang belum familiar bagi mereka, tetapi juga sudah
merambah kalangan enterprise. Pada beberapa enterprise,
terutama yang bergerak dalam bidang transportasi, barang,
dan jasa, pasti memiliki aset bergerak. Aset bergerak yang
dimaksudkan di sini adalah kendaraan-kendaraan milik
perusahaan seperti truk container, mobil pickup, maupun alat-
alat berat seperti bulldozer yang biasanya selalu berpindah-
pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Karena aset-aset
tersebut selalu berpindah-pindah, diperlukan sebuah
mekanisme tertentu agar keberadaan aset-aset tersebut dapat
terus dipantau oleh perusahaan. Salah satu mekanisme yang
sekarang ini lazim digunakan dikalangan enterprise adalah
dengan mengimplementasikan vehicle tracking system.
Dengan menggunakan vehicle tracking system ini, sebuah
enterprise dapat memantau aset-aset bergerak mereka secara
kontinu. Vehicle tracking system ini mengombinasikan
pemasangan sebuah alat elektronik pada kendaraan dan
menggabungkannya dengan sebuah perangkat lunak agar
pemilik kendaraan tersebut, yang dalam hal ini adalah sebuah
enterprise, dapat memantau keberadaan kendaraan.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan sebuah aplikasi vehicle tracking system
adalah dengan memanfaatkan data spasial. Data spasial ini
dapat diinterpretasikan ke dalam peta elektronik dan diberikan
sebuah pengenal seperti pushpin atau gambar untuk
merepresentasikan sebuah objek pada sebuah lokasi tertentu,
sesuai dengan lokasi yang direpresentasikan oleh data spasial
tersebut. Hal inilah yang menjadi latar belakang pengerjaan
Tugas Akhir ini. Diharapkan dengan pengerjaan Tugas Akhir
ini, sebuah contoh prototype dari aplikasi vehicle tracking
system yang memanfaatkan data spasial dapat dibangun.
Jurnal Sarjana Institut Teknologi Bandung bidang Teknik Elektro dan Informatika
Volume 1, Number 1, April 2012
79
2. II. SISTEM SEJENIS
Sebenarnya, aplikasi vehicle tracking system ini bukan
merupakan sebuah teknologi yang baru. Sudah ada beberapa
perangkat sejenis yang menawarkan hal yang sama yaitu
memantau pergerakan aset bergerak. Diantara aplikasi-
aplikasi vehicle tracking system yang sudah ada saat ini adalah
Helios buatan Starcom Systems, Akari GPS buatan PT
Panggung Electric Citrabuana, dan GPS Tracking Indonesia.
TABLE I
PERBANDINGAN SISTEM SEJENIS
Helios Akari GPS GPS Tracking
Indonesia
Speed restrictions Info posisi, arah, dan
rute kendaraan
Real-time
monitoring
Perimeter based
alerts
Info catu daya GPS
terlepas
History replay
Complete security
system
Info antenna GPS
terlepas
Over-the-air
configuration
GSM Quad Band Memutuskan
pengapian kendaraan
Geofencing
Encryption HiJack/Panic Alert
Navigation Support Sensor 1 dan 2
Fuel consumption
tracking
III. DATA SPASIAL
Data secara umum adalah representasi fakta dari dunia
nyata. Data dapat disajikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
Bentuk Uraian (Deskriptif).
Bentuk Tabular.
Bentuk Grafik dan Diagram.
Bentuk Peta.
Sedangkan, data spasial secara sederhana dapat diartikan
sebagai data yang memiliki referensi ruang kebumian
(georeference). Data spasial merupakan salah satu butir dari
informasi, dimana didalamnya terdapat informasi mengenai
bumi termasuk permukaan bumi, bawah permukaan bumi,
perairan, kelautan, dan bawah atmosfir [1]. Setiap bagian dari
data tersebut selain memberikan gambaran tentang suatu
fenomena, juga selalu dapat memberikan informasi mengenai
lokasi dan juga persebaran dari fenomena tersebut dalam suatu
wilayah di permukaan bumi [2]. Mapping Science Committee
(1995) menjelaskan mengenai pentingnya posisi lokasi, yaitu:
Pengetahuan mengenai sebuah lokasi dari suatu
aktifitas, memungkinkan adanya keterhubungan
dengan aktifitas lain atau elemen lain dalam daerah
yang sama atau dalam lokasi yang berdekatan dengan
daerah tersebut.
Pengetahuan mengenai lokasi memungkinkan
diperhitungkannya jarak, pembuatan peta, serta
memberikan arahan dalam membuat keputusan
spasial yang bersifat kompleks.
Pada pemanfaatannya, data spasial yang diolah dengan
menggunakan komputer, menggunakan model sebagai
pendekatannya. Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu
model data raster dan model data vektor. Keduanya memiliki
karakteristik yang berbeda dan dalam pemanfaatannya,
bergantung dari masukkan data dan hasil akhir yang akan
dihasilkan. Referensi [3] menjabarkan model data vektor
menjadi beberapa bagian kecil lagi (seperti pada Fig. 1Error!
Reference source not found.).
DATA SPASIAL
MODEL DATA VEKTOR MODEL DATA RASTER
NON-TOPOLOGI TOPOLOGI
DATA SEDERHANA
(SIMPLE DATA)
DATA TINGKAT TINGGI
(HIGHER-DATA LEVEL)
TIN
(TRIANGULATED
IRREGULAR NETWORK)
REGIONS
DYNAMIC
SEGMENTATION
Fig. 1 Klasifikasi model data spasial
IV.BASIS DATA SPASIAL
Penelitian tentang basis data spasial sudah berlangsung
sejak beberapa dekade yang lalu dan beberapa hasil riset
tersebut sudah digunakan dalam beberapa area. Salah satu
contohnya adalah struktur index multidimensional seperti R-
tree [4,5] dan Quad-tree [6,7] yang digunakan untuk
mengakses data spasial, sekarang sudah digunakan pada
bidang grafis komputer dan image processing. Bidang
penelitian basis data spasial ini bisa dibedakan menurut hasil
yang dicapainya; penelitian basis data spasial saat ini berfokus
pada peningkatan fungsionalitas, ekstensibilitas, dan
performansi. Dorongan untuk meningkatkan fungsionalitas
dari basis data spasial ini datang dari kebutuhan perangkat
lunak yang sudah ada sekarang seperti GIS (Geographic
Information System), LBS (Location-Based Services) [8],
sensor networks [9], menejemen ekologi dan lingkungan [10],
keamanan publik, transportasi [11], ilmu bumi, epidemiologi
[12], analisis kriminal [13], dan klimatologi.
V. WEB SERVICE
Web service merupakan sebuah API (Application
Programming Interface) atau Web API yang diakses melalui
HTTP (Hyertext Transfer Protocol) dan dieksekusi oleh
sebuah remote system yang menjadi host dari service tersebut.
Teknologi web service ini sudah banyak di implementasikan
oleh organisasi-organisasi bisnis untuk mengkolaborasikan
sistem-sistem di dalam internal organisasi.
Web service menjanjikan banyak keuntungan seperti
peningkatan produktivitas, efisiensi, dan akurasi. Fokus atau
tujuan utama dari web service ini adalah untuk membantu
aplikasi agar dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Web
service yang tergabung ke dalam jaringan dapat mendukung
kegiatan bisnis internal maupun eksternal organisasi seperti E-
Pembuatan Aplikasi Vehicle Tracking System Dengan Menggunakan Data Spasial
80
3. commerce, keuangan, manufaktur, Supply-Chain management,
dan Customer-Relationship management [14].
Web service tidak bergantung kepada sebuah protokol.
Semua protokol transpor yang berbasiskan internet seperti
HTTP, SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), dan FTP (File
Transfer Protocol) bisa diimplementasikan untuk saling
bertukar pesan melalui web service. Menurut [15] web service
memiliki banyak kelebihan, diantaranya adalah:
Web service merupakan sebuah platform dan bahasa
pemrograman yang netral serta sebuah mekanisme
komunikasi yang independen.
Servisnya bersifat modular, sehingga membuat
pengguna dapat memilih teknik apa yang akan
mereka gunakan dalam pengimplementasiannya.
Penggunaan web service diharapkan dapat
mengurangi kompleksitas.
Karena menggunakan pesan berbasis XML, web service
memiliki model yang fleksibel untuk pertukaran data.
VI.TEKNOLOGI PEMETAAN ELEKTRONIK
Peta elektronik yang ada saat ini pada dasarnya merupakan
gambar hasil citra satelit yang dibuat dalam bentuk data raster.
Namun, peta raster pada kenyataannya hanya merupakan
sebuah gambar peta dalam bentuk elektronik yang tidak jauh
berbeda dengan peta biasa sehingga dibutuhkan sebuah
metode tertentu untuk meningkatkan interaktivitas dari peta
elektronik tersebut. Metode yang digunakan adalah
menggabungkan peta raster dengan peta vektor.
Penggabungan peta raster dengan peta vektor ini
menghasilkan sebuah peta elektronik yang interaktif dan bisa
dikustomasi sesuai dengan kebutuhan dari pengembang.
Penggabungan peta raster dan peta vektor menjadikan peta
elektronik memiliki beberapa layer. Layer yang paling bawah
adalah peta raster yang menjadi peta dasar. Layer selanjutnya
merupakan peta vektor yang bisa dikustomasi sesuai dengan
kebutuhan dari pihak pengembang. Contohnya dapat dilihat
pada Fig. 2 di bawah.
Fig. 2 Layering pada Microsoft Bing Maps
VII. PENGUJIAN
Pengujian yang dilakukan bersifat black box yaitu
pengujian dilakukan dengan menguji fungsionalitas yang
dimiliki oleh perangkat lunak. Hasil keseluruhan dari
pengujian perangkat lunak dapat dilihat pada Table II.
TABLE II
Hasil pengujian
Fitur
yang
diuji
Strategi
Pengujian
Kasus Uji Hasil
Pengujian
Evaluasi
Perangkat
lunak
dapat
mendeteks
i dan
mengirim
kan data
lokasi
Memanipul
asi data
lokasi pada
emulator
Menguji
lima
koordinat
yang
berbeda,
yang
sudah
diuji pada
real
device
Kelima
data lokasi
berhasil
disimpan di
basis data
Data
lokasi
berhasil
tersimpa
n ke
dalam
basis
data
tanpa
ada error
Perangkat
lunak
dapat
menamba
hkan item
ke dalam
vehicle
Mengubah
field
Vehicle ID
pada item
Menamba
h item
baru dan
menamba
hkannya
pada
vehicle
Item baru
berhasil
ditambahka
n ke dalam
vehicle
Data
item
yang
baru dan
yang
diubah
berhasil
disimpan
ke dalam
basis
data
tanpa
ada error
Mengedit
item yang
sudah ada
untuk
ditambahk
an ke
vehicle
Item yang
sudah ada
berhasil
ditambahka
n ke dalam
vehicle
Perangkat
lunak
dapat
mencari
lokasi
sebuah
item
Memasukk
an connote
dari item
yang ingin
dicari
lokasinya
Mencari
lokasi dari
lima item
yang
berbeda
Kelima
item yang
dicari
berhasil
diambil
lokasinya
dari basis
data
Sistem
berhasil
mengam
bil lokasi
dari item
yang
dicari
dan
menampi
lkannya
pada
penggun
a
Perangkat
lunak
dapat
mencari
lokasi dari
beberapa
item
sekaligus
Memasukk
an connote
dari item-
item yang
ingin dicari
lokasinya,
dipisahkan
oleh tanda
koma
Mencari
lokasi dari
lima item
yang
berbeda
sekaligus
Kelima
item yang
dicari
berhasil
diambil
lokasinya
dari basis
data
Sistem
berhasil
mengam
bil lokasi
dari item
yang
dicari
dan
menampi
lkannya
pada
penggun
a
Perangkat
lunak
dapat
menampil
kan lokasi
sebuah
item pada
peta
Mengklik
tombol
Mengklik
tombol
“Show on
Map”
pada item
yang ingin
dilihat
lokasinya
Perangkat
lunak
menampilk
an lokasi
dari item
pada peta
Pushpin
yang
menunju
kkan
lokasi
item
muncul
pada
Map
MapLayer
Pushpin, Polyline, Polygon
Veri Ferdiansyah, et al.
81
4. peta
Perangkat
lunak
dapat
menampil
kan lokasi
beberapa
item
sekaligus
pada peta
Mengklik
tombol
Mengklik
tombol
“Show All
on Map”
Perangkat
lunak
menampilk
an lokasi
dari semua
item pada
peta
Pushpin
yang
menunju
kkan
lokasi
item
muncul
pada
peta
VIII. SIMPULAN
Simpulan yang diperoleh selama pengerjaan paper ini
adalah:
1. Aplikasi vehicle tracking system dapat dibangun
dengan memanfaatkan sensor GPS yang biasanya
sudah terpasang pada telepon genggam yang berjenis
smartphone.
2. Akurasi sensor GPS yang terdapat pada telepon
genggam sudah cukup tinggi sehingga bisa
dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan
pemantauan lokasi aset bergerak yang akurat.
3. Informasi tentang lokasi dari sebuah aset bergerak
dapat didapatkan dengan melakukan geocode
terhadap sebuah koordinat dengan menggunakan
Bing Maps Geocode Service, baik SOAP maupun
REST, atau dengan menggunakan Google Maps API.
4. Pengiriman data spasial dengan menggunakan web
service tidak memerlukan penanganan khusus. Data
spasial tersebut bisa diperlakukan sebagai teks biasa
dan bisa langsung dikirim menggunakan web service.
5. Lokasi dari sebuah aset bergerak dapat ditentukan
secara relatif berdasarkan lokasi terakhir yang
diketahui dari aset bergerak tersebut dengan
melakukan perhitungan spasial menggunakan
formula Vincenty.
6. Basis data spasial dapat dijadikan pilihan utama
dalam membangun sebuah aplikasi yang
menggunakan data spasial walaupun tidak menutup
kemungkinan basis data non-spasial juga dapat
digunakan untuk kasus-kasus tertentu.
REFERENSI
[1] Radjabidfard, Abbas, and I.P. Williamson,Spatial Data Infrastructures:
Concept, SDI Hierarchy and Future Directions, Spatial Data Research
Group, Department of Geomatics, The University of Melbourne, 2000.
[2] Radjabidfard, Abbas, SDI Hierarchy, from Local to Global SDI
Initiatives, Spatial Data Research Group, Departement of Geomatics,
The University of Melbourne, 2001.
[3] Chang, Kang-Tsung, Introduction to Geographic Information Systems,
McGraw-Hill, 2002.
[4] Theodoridis, Yanis, and Timos Sellis, “A Model for the Prediction of
R-tree Performance,” in Proceedings of the Fifteenth ACM SIGACT-
SIGMOD-SIGART Symposium on Principles of Database Systems,
1996.
[5] Guttman, Antonin, R-trees: A Dynamic Index Structure for Spatial
Searching, 1984.
[6] Tzouramanis, Theodoros, Michael Vassilakopoulos, and Yannis
Manolopoulos, “Overlapping Linear Quadtrees and Spatio-Temporal
Query Processing,” The Computer Journal, Vol. 43, No. 4, 2000.
[7] Finkel, Raphael A. and Jon Louis Bentley, “Quadtrees: A Data
Structure for Retrieval on Composite Keys,” Acta Informatica, vol. 4,
pp.1–9, 1974.
[8] Schiller, Jochen, and Agnes Voisard, Location-Based Services, Morgan
Kaufmann, 2004.
[9] Stefanidis, Anthony, and Silvia Nittel, GeoSensor Networks, CRC
Press, 2004.
[10] Scally, Robert, GIS for Environmental Management. ESRI Press, 2006.
[11] Lang, Laura, Transportation GIS, ESRI Press, 1999.
[12] Elliott, P., Jon Wakefield, Nicola Best, and David Briggs, Spatial
Epidemiology: Methods and Applications, Oxford University Press,
2000.
[13] Leipnik, Mark R. and Donald Patrick Albert, GIS in Law Enforcement:
Implementation Issues and Case Studies, CRC Press, 2002
[14] Moradian, Esmiralda and Anne Hakansson, “Possible Attacks on XML
Web Services,” International Journal of Computer Science and
Network Security, Vol. 6, No. 1B, 2006.
[15] Hartman, Bret, Donald J. Flinn, Konstantin Beznosov, Shirley
Kawamoto, Mastering Web Services Security, Wiley, 2003.
Pembuatan Aplikasi Vehicle Tracking System Dengan Menggunakan Data Spasial
82