Dokumen tersebut membahas perbandingan antara rasionalisme dan empirisme sebagai sumber pengetahuan. Rasionalisme mengandalkan akal budi sementara empirisme mengandalkan pengalaman indrawi. Tokoh-tokoh seperti Plato, Descartes, Locke, dan Hume dikutip untuk menjelaskan pemikiran masing-masing tentang sumber pengetahuan.
1. Anggota :
Yuni Kristinawati (071211531017)
Natalia Dwi P (071211531018)
Radyastuti (071211531019)
Khusnul Alif N (071211531020)
Ramadanty (071211531021)
Anindya Natadewi (071211531022)
Bonifasius Airlangga (071211531023)
Duwi Anggraeni (071211531024)
2. 1. SUMBER PENGETAHUAN
2. RASIONALISME
3. PLATO, RENE DECRATES
4. BEBERAPA HAL PENTING… I
5. EMPIRISME
6. JOHN LOCKE
7. DAVID HUME
8. BEBERAPA HAL PENTING… 2
4. Hanya dengan menggunakan prosedur tertentu dari
akal saja kita bisa sampai pada pengetahuan yang
sebenarnya, yaitu pengetahuan yang tidak mungkin
salah. Beberapa tinjauan pemikiran dari para tokoh,
antara lain :
- Plato
- Rene Descrates
5. Menurut Plato, satu-satunya pengetahuan
sejati adalah apa yang disebutnya sebagai
episteme, yaitu pengetahuan tunggal dan
tidak berubah, sesuai dengan ide-ide abadi.
RENE DESCRATES
Descartes menghendaki agar kita tetap
meragukan untuk sementara waktu apa saja
yang tidak bisa dilihat dengan terang akal
budi sebagai yang pasti benar dan tidak
diragukan lagi (keraguan metodis)
6. 1. Kaum rasionalis lebih mengandalkan geometri atau
ilmu ukur dan matematika.
2. Konsekuensinya, kaum rasionalis meremehkan peran
pengalaman dan pengamatan pancaindra bagi
pengetahuan.
7. Paham filosofis yang mengatakan bahwa sumber satu-
satunya bagi pengetahuan manusia adalah ‘pengalaman’.
Pengalaman yang terjadi melalui dan berkat bantuan
pancaindera, khususnya yang bersifat spontan dan
langsung.
Berikut adalah pokok-pokok pemikiran dari beberapa
kaum empirisisme :
8. Semua konsep atau ide yang
mengungkapkan pengetahuan manusia,
sesungguhnya berasal dari pengalaman
manusia yang diperoleh dari pancaindra.
Locke ingin menjawab 2 pertanyaan pokok
yaitu :
Darimana kita memperoleh ide-ide kita
tentang sesuatu?
Apakah kita dapat mengandalkan apa yang
ditangkap oleh pancaindra kita untuk bisa
sampai pada pengetahuan?
9. Dalam menjawab 2 pertanyaan pokok tersebut, Locke melakukan
pembedaan-pembedaan, antara lain :
Membedakan 2 macam ide :
Ide-ide sederhana, yang kita tangkap melalui penciuman,
penglihatan, rabaan, dan semacamnya.
Ide-ide kompleks, hasil dari refleksi & olah pikir akal budi.
Membedakan antara sifat (kualitas primer) & sifat (kualitas
sekunder) dari objek di sekitar kita :
Kualitas primer mencakup berat, luas, gerak, dan jumlah
(pancaindra kita mereproduksi sifat atau kualitas objektif pada
objek apa adanya).
Kualitas sekunder mencakup rasa, warna, panas-dingin, dan
semacamnya (pancaindra hanya mereproduksi sifat atau kualitas
luar saja dari objek itu)
10. Melalui naluri alamiah manusia, manusia
bisa mencapai kepastian-kepastian yang
memungkinkan pengetahuan manusia.
Hume membedakan 2 proses mental dalam
diri manusia, yaitu sebagai berikut :
Kesan (impresi) : semua penerapan
pancaindra yang lebih hidup dan
sifatnya langsung
Pemikiran atau ide yang kurang langsung
sifatnya
11. Keterkaitan antar ide bisa dicapai dengan 3 prinsip, yaitu:
Prinsip kemiripan
Prinsip kontinuitas
Prinsip sebab dan akibat
Semua objek akal budi manusia dapat dibagi menjadi 2,
yaitu :
Relasi ide-ide
Kenyataan
12. 1. Kaum empirisme mengakui bahwa persepsi atau proses pengindraan
sampai tingkat tertentu tidak dapat diragukan (indubitable)
2. Empirisisme hanyalah sebuah tesis tentang pengetahuan empiris, ada
pengetahuan tertentu yang tidak diperoleh melalui pengalaman
indrawi.
3. Kaum empiris lebih menekankan metode pengetahuan induktif (cara-
cara kerja ilmu-ilmu empiris mendasarkan diri pada pengamatan)
4. Kepastian mengenai pengetahuan empiris harus dicek berdasarkan
pengamatan, data, pengalaman, dan bukan berdasarkan akal budi.