SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Filasafat Ilmu Pendidikan
“Dasar-dasar Ilmu
Pengetahuan
Kelompok 3:
Intan Hermaya (22177009)
Khairina Mayarni (2217700)
Yogi Valfa (22177019)
Kelompok 3
01. 02.
Pengertian Logika dan jenis
penarikan Kesimpulan
03.
cara manusia untuk
mendapatkan
pengetahuan yang
benar
04.
Teori dan kriteria
kebenaran
Penalaran Logika
Sumber Pengetahuan Kriteria Kebenaran
Konsep dan Hakikat
Penalaran
01.
Konsep dan Hakikat
Penalaran
Penalaran
Andi Hakim Nasoetion,
Manusia mengembangkan pengetahuannya
untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan
hidup. Manusia mengembangkan kebudayaan,
memberi makna pada kehidupan, dan manusia
“memanusiakan” diri dalam hidupnya, artinya
manusia memiliki tujuan tertentu yang lebih
tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya.
Inilah yang menyebabkan manusia
mengembangkan pengetahuannya dan
pengetahuan ini jugalah yang mendorong
manusia menjadi makhluk yang bersifat khas di
muka bumi ini.
Manusia mempunyai bahasa
yang mampu
mengkomunikasikan informasi
dan jalan pikiran yang melatar
belakangi informasi tersebut.
1 2
Kemampuan berpikir menurut
suatu alur kerangka berpikir
tertentu. Secara garis besar cara
berpikir seperti ini disebut
penalaran. Binatang mampu
berpikir namun tidak dapat
bernalar
Dua Hal Yang Dapat Menyebabkan Manusia
Mampu Mengembangkan Pengetahuan
Penalaran merupakan
kegiatan berpikir yang
mempunyai karakteristik
tertentu dalam menemukan
kebenaran dimana tiap-tiap
jenis penalaran mempunyai
kriteria kebenarannya masing-
masing
Hakikat Penalaran
Adanya suatu pola pikir yang secara
luas dapat disebut logika.
• penalaran mempunyai logikanya
tersendiri, kegiatan penalaran
merupakan suatu proses berpikir
logis, dimana berpikir logis disini
harus diartikan sebagai kegiatan
berpikir menurut suatu pola tertentu,
atau logika tertentu
1
2
Sifat analitik dari proses
berpikirnya.
Penalaran merupakan suatu
kegiatan berpikir yang
menyandarkan diri kepada suatu
analisis dan kerangka berpikir yang
dipergunakan untuk analisis
tersebut adalah logika penalaran
yang bersangkutan. Artinya
penalaran ilmiah merupakan suatu
kegiatan analisis yang
mempergunakan logika ilmiah, dan
demikian juga penalaran lainnya
yang mempunyai logika tersendiri
pula.
Sebagai kegiatan berpikir,
maka penalaran memiliki ciri-ciri:
Instuisi yaitu Kegiatan berpikir yang
tidak berdasarkan penalaran. Intuisi
merupakan suatu kegiatan berpikir
yang nonanalitik yang tidak
mendasarkan diri kepada suatu pola
berpikir tertentu
Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka
menemukan kebenaran, kita dapat bedakan dua
jenis pengetahuan
Pengetahuan yang didapatkan sebagai
hasil usaha yang aktif dari manusia
untuk menemukan kebenaran, baik
melalui penalaran maupun lewat
kegiatan lain seperti pera saan dan intuisi
1
Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka
menemukan kebenaran, kita dapat bedakan dua
jenis pengetahuan
Pengetahuan yang bukan merupakan kebenaran yang didapat
sebagai hasil usaha aktif manusia.
Dalam hal ini maka pengetahuan yang didapat itu bukan berupa
kesimpulan sebagai produk dari usaha aktif manusia dalam
menemukan kebenaran, melainkan berupa pengetahuan yang
ditawarkan atau diberikan, umpamanya wahyu yang diberikan Tuhan
lewat malaikat-malaikat dan nabi-nabinya. Manusia dalam menemukan
kebenaran ini bersifat pasif sebagai penerima pemberitaan tersebut,
yang kemudian dipercaya atau tidak dipercaya, berdasarkan masing-
masing keyakinan nya.
2
02
Logika
● Suatu penarikan kesimpulan baru
dianggap sahih (Valid) kalau proses
penarikan kesimpulan tersebut
dilakukan menurut cara tertentu
tersebut.
● Cara penarikan kesimpulan ini disebut
logika.
● Dimana logika secara luas dapat
didefinisikan sebagai "pengkajian untuk
berpikir secara sahih".
LOGIKA
Logika induktif
Logika induktif erat
hubungannya dengan
penarikan kesimpulan dari
kasus-kasus individual
nyata menjadi kesimpulan
yang bersifat umum.
logika deduktif, yang
membantu kita dalam
menarik kesimpulan dari hal
yang bersifat umum menjadi
khusus.
logika deduktif
Cara Penarikan Kesimpulan
Cara Penarikan Kesimpulan
Penalaran Induktif
● Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.
● Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-
pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
nenyusun argumertasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
● Contohnya kita mempunyai fakta bahwa kambing mempunyai mata, gajah
mempunyai mata, demikian juga singa, kucing dan berbagai binatang lainnya.
Dari kenyataan-kenyataan ini kita dapat menarik kesimpulan yang bersifat
umum yakni semua binatang mempunyai mata
1
Cara Penarikan Kesimpulan
● Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran
induktif.
● Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
● Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir
yang dinamakan silogismus.
● Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian
dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan
merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan
kedua premis tersebut. Ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal
yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan
pengambilan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut
persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang ditariknya akan salah.
2
03.
cara manusia untuk
mendapatkan pengetahuan
yang benar
Sumber Pengetahuan
mendasar kan diri
kepada rasio
mendasar kan diri
kepada pengalaman
Dua cara manusia untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar
Dua cara manusia untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar
● Kaum rasionalis mengembangkan paham apa yang kita kenal dengan
rasionalisme.
● Kaum rasionalis mempergunakan metode deduktif dalam menyusun
pengetahuannya. Premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide
yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka
bukanlah ciptaan pikiran manusia.
● Secara singkat dapat dikatakan bahwa ide bagi kaum rasionalis adalah bersifat
apriori dan prapengalaman yang didapatkan manusia lewat penalaran rasional.
● Masalah utama yang timbul dari cara berpikir ini adalah mengenai kriteria
untuk mengetahui akan kebenaran dari suatu ide yang menurut seseorang
adalah jelas dan dapat dipercaya . Jadi masalah utama yang dihadapi kaum
rasionalis adalah evaluasi dari kebenaran premis-premis yang dipakainya
dalam penalaran deduktif.
● Karena premis-premis ini semuanya bersumber pada penalaran rasional yang
bersifat abstrak dan terbebas dari pengalaman maka evaluasi semacam ini tak
dapat dilakukan.
1
Dua cara manusia untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar
● Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapatkan
lewat penalaran rasional yang abstrak namun lewat pengalaman yang
kongkret.
● Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat
kongkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan pancaindera manusia. Gejala
itu kalau kita telaah lebih lanjut mempunyai beberapa karakteristik tertentu
umpamanya saja terdapat pola yang teratur mengenai suatu kejadian tertentu.
Suatu benda padat kalau dipanaskan akan memanjang. Langit mendung diikuti
dengan turunnya hujan. Demikian seterusnya di mana pengamatan kita akan
membuahkan pengetahuan mengenai berbagai gejala yang mengikuti pola-
pola tertentu.
● Dengan mempergunakan metode induktif maka dapat disusun pengetahuan
yang berlaku secara umum lewat pengamatan terhadap gejala-gejala fisik yang
bersifat individual. Masalah utama yang timbul dalam penyusunan
pengetahuan secaral empiris ini ialah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan
itu cenderung untuk menjadi suatu kumpulan fakta-fakta.
2
Di samping rasionalisme dan empirisme,
masih terdapat cara untuk mendapatkan
pengetahuan yang lain
INTUISI
• Intuisi bersifat personal dan tidak bisa
diramalkan.
• Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan
secara teratur maka intuisi ini tidak bisa
diandalkan.
• Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan sebagai
hipotesis bagi analisis selanjutnya dalam
menentukan benar tidaknya pernyataan yang
dikemukakannya. Kegiatan intuitif dan analitik
bisa bekerja saling membantu dalam
menemukan kebenaran.
• Wahyu merupakan pengetahuan yang
disampaikan oleh Tuhan kepada manusia yang
disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya
sepanjang zaman. Agama merupakan
pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan
sekarang yang terjangkau pengalaman, namun
juga menca kup masalah-masalah yang bersifat
transedental seperti latar belakang penciptaan
manusia dan hari kemudian di akhirat nanti.
Pengetahuan ini didasarkan kepada
kepercayaan akan hal-hal yang gaib
(supernatural).
WAHYU
04.
Teori dan kriteria kebenaran
Teori Kebenaran
Teori Koherensi
Teori Korespondensi
Teori Kebenaran
Teori Pragmatis
TEORI KOHERENSI
Secara sederhana dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan teori koherensi
suatu pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar.
1
2
TEORI KORESPONDENSI
Bagi penganut teori korespondensi
maka suatu pernyataan adalah
benar jika materi pengetahuan
yang dikandung pernyataan itu
berkorespondensi
(berhubungan) dengan obyek
yang dituju oleh pernyataan
tersebut.
TEORI KEBENARAN
Kedua teori kebenaran ini dipergunakan dalam cara berpikir ilmiah. Penalaran teoretis
yang berdasarkan logika deduktif jelas mempergunakan teori koherensi ini.
Sedangkan proses pembuktian secara empiris dalam bentuk pengum pulan fakta-
fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu memper gunakan teori kebenaran
yang lain yang disebut teori kebenaran pragmatis.
Teori Kebenaran
Teori pragmatis
● Bagi seorang pragmatis maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu
pernyataan adalah benar, jika pernyata an itu atau konsekuensi dari pernyataan itu
mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
● Kaum pragmatis berpaling kepada metode ilmiah sebagai metode untuk mencari
pengetahuan tentang alam ini yang dianggapnya fungsional dan berguna dalam
menafsirkan gejala-gejala alamiah.
● Kriteria pragmatisme ini juga di pergunakan oleh ilmuwan dalam menentukan kebenaran
ilmiah dilihat dalam perspektif waktu.
● Dihadapkan dengan masalah seperti ini maka ilmuwan bersifat pragmatis: selama
pernyataan itu fungsional dan mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar;
sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian, disebabkan perkembangan ilmu itu
sendiri yang menghasilkan pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan.
1
Thank You!

More Related Content

Similar to MAKALAH 3.pptx

Similar to MAKALAH 3.pptx (20)

KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
 
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipaRingkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
 
Epistimologi
EpistimologiEpistimologi
Epistimologi
 
Kelompok 5 logika
Kelompok 5 logikaKelompok 5 logika
Kelompok 5 logika
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
 
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuModul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
 
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
 
Review henry kurniawan
Review henry kurniawanReview henry kurniawan
Review henry kurniawan
 
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmuPpt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
 
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Bab ii kti ..
Bab ii kti ..Bab ii kti ..
Bab ii kti ..
 
Tajuk 6 Epistemologi
Tajuk 6 EpistemologiTajuk 6 Epistemologi
Tajuk 6 Epistemologi
 
Metodologi penelitian
Metodologi penelitianMetodologi penelitian
Metodologi penelitian
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
 

Recently uploaded

MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
riska190321
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 

MAKALAH 3.pptx

  • 1. Filasafat Ilmu Pendidikan “Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Kelompok 3: Intan Hermaya (22177009) Khairina Mayarni (2217700) Yogi Valfa (22177019) Kelompok 3
  • 2. 01. 02. Pengertian Logika dan jenis penarikan Kesimpulan 03. cara manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar 04. Teori dan kriteria kebenaran Penalaran Logika Sumber Pengetahuan Kriteria Kebenaran Konsep dan Hakikat Penalaran
  • 4. Andi Hakim Nasoetion, Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup. Manusia mengembangkan kebudayaan, memberi makna pada kehidupan, dan manusia “memanusiakan” diri dalam hidupnya, artinya manusia memiliki tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuannya dan pengetahuan ini jugalah yang mendorong manusia menjadi makhluk yang bersifat khas di muka bumi ini.
  • 5. Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut. 1 2 Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran. Binatang mampu berpikir namun tidak dapat bernalar Dua Hal Yang Dapat Menyebabkan Manusia Mampu Mengembangkan Pengetahuan
  • 6. Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing- masing Hakikat Penalaran
  • 7. Adanya suatu pola pikir yang secara luas dapat disebut logika. • penalaran mempunyai logikanya tersendiri, kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis disini harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu, atau logika tertentu 1 2 Sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan demikian juga penalaran lainnya yang mempunyai logika tersendiri pula. Sebagai kegiatan berpikir, maka penalaran memiliki ciri-ciri:
  • 8. Instuisi yaitu Kegiatan berpikir yang tidak berdasarkan penalaran. Intuisi merupakan suatu kegiatan berpikir yang nonanalitik yang tidak mendasarkan diri kepada suatu pola berpikir tertentu Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka menemukan kebenaran, kita dapat bedakan dua jenis pengetahuan Pengetahuan yang didapatkan sebagai hasil usaha yang aktif dari manusia untuk menemukan kebenaran, baik melalui penalaran maupun lewat kegiatan lain seperti pera saan dan intuisi 1
  • 9. Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka menemukan kebenaran, kita dapat bedakan dua jenis pengetahuan Pengetahuan yang bukan merupakan kebenaran yang didapat sebagai hasil usaha aktif manusia. Dalam hal ini maka pengetahuan yang didapat itu bukan berupa kesimpulan sebagai produk dari usaha aktif manusia dalam menemukan kebenaran, melainkan berupa pengetahuan yang ditawarkan atau diberikan, umpamanya wahyu yang diberikan Tuhan lewat malaikat-malaikat dan nabi-nabinya. Manusia dalam menemukan kebenaran ini bersifat pasif sebagai penerima pemberitaan tersebut, yang kemudian dipercaya atau tidak dipercaya, berdasarkan masing- masing keyakinan nya. 2
  • 11. ● Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (Valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut. ● Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika. ● Dimana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai "pengkajian untuk berpikir secara sahih". LOGIKA
  • 12. Logika induktif Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. logika deduktif, yang membantu kita dalam menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi khusus. logika deduktif Cara Penarikan Kesimpulan
  • 13. Cara Penarikan Kesimpulan Penalaran Induktif ● Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. ● Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan- pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam nenyusun argumertasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. ● Contohnya kita mempunyai fakta bahwa kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata, demikian juga singa, kucing dan berbagai binatang lainnya. Dari kenyataan-kenyataan ini kita dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum yakni semua binatang mempunyai mata 1
  • 14. Cara Penarikan Kesimpulan ● Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif. ● Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. ● Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. ● Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang ditariknya akan salah. 2
  • 15. 03. cara manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar Sumber Pengetahuan
  • 16. mendasar kan diri kepada rasio mendasar kan diri kepada pengalaman Dua cara manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar
  • 17. Dua cara manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar ● Kaum rasionalis mengembangkan paham apa yang kita kenal dengan rasionalisme. ● Kaum rasionalis mempergunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukanlah ciptaan pikiran manusia. ● Secara singkat dapat dikatakan bahwa ide bagi kaum rasionalis adalah bersifat apriori dan prapengalaman yang didapatkan manusia lewat penalaran rasional. ● Masalah utama yang timbul dari cara berpikir ini adalah mengenai kriteria untuk mengetahui akan kebenaran dari suatu ide yang menurut seseorang adalah jelas dan dapat dipercaya . Jadi masalah utama yang dihadapi kaum rasionalis adalah evaluasi dari kebenaran premis-premis yang dipakainya dalam penalaran deduktif. ● Karena premis-premis ini semuanya bersumber pada penalaran rasional yang bersifat abstrak dan terbebas dari pengalaman maka evaluasi semacam ini tak dapat dilakukan. 1
  • 18. Dua cara manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar ● Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapatkan lewat penalaran rasional yang abstrak namun lewat pengalaman yang kongkret. ● Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat kongkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan pancaindera manusia. Gejala itu kalau kita telaah lebih lanjut mempunyai beberapa karakteristik tertentu umpamanya saja terdapat pola yang teratur mengenai suatu kejadian tertentu. Suatu benda padat kalau dipanaskan akan memanjang. Langit mendung diikuti dengan turunnya hujan. Demikian seterusnya di mana pengamatan kita akan membuahkan pengetahuan mengenai berbagai gejala yang mengikuti pola- pola tertentu. ● Dengan mempergunakan metode induktif maka dapat disusun pengetahuan yang berlaku secara umum lewat pengamatan terhadap gejala-gejala fisik yang bersifat individual. Masalah utama yang timbul dalam penyusunan pengetahuan secaral empiris ini ialah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung untuk menjadi suatu kumpulan fakta-fakta. 2
  • 19. Di samping rasionalisme dan empirisme, masih terdapat cara untuk mendapatkan pengetahuan yang lain INTUISI • Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. • Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi ini tidak bisa diandalkan. • Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan sebagai hipotesis bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakannya. Kegiatan intuitif dan analitik bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran. • Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia yang disalurkan lewat nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga menca kup masalah-masalah yang bersifat transedental seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari kemudian di akhirat nanti. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang gaib (supernatural). WAHYU
  • 20. 04. Teori dan kriteria kebenaran Teori Kebenaran
  • 21. Teori Koherensi Teori Korespondensi Teori Kebenaran Teori Pragmatis
  • 22. TEORI KOHERENSI Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori koherensi suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan- pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. 1 2 TEORI KORESPONDENSI Bagi penganut teori korespondensi maka suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. TEORI KEBENARAN Kedua teori kebenaran ini dipergunakan dalam cara berpikir ilmiah. Penalaran teoretis yang berdasarkan logika deduktif jelas mempergunakan teori koherensi ini. Sedangkan proses pembuktian secara empiris dalam bentuk pengum pulan fakta- fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu memper gunakan teori kebenaran yang lain yang disebut teori kebenaran pragmatis.
  • 23. Teori Kebenaran Teori pragmatis ● Bagi seorang pragmatis maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyata an itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. ● Kaum pragmatis berpaling kepada metode ilmiah sebagai metode untuk mencari pengetahuan tentang alam ini yang dianggapnya fungsional dan berguna dalam menafsirkan gejala-gejala alamiah. ● Kriteria pragmatisme ini juga di pergunakan oleh ilmuwan dalam menentukan kebenaran ilmiah dilihat dalam perspektif waktu. ● Dihadapkan dengan masalah seperti ini maka ilmuwan bersifat pragmatis: selama pernyataan itu fungsional dan mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar; sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian, disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri yang menghasilkan pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan. 1