SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
STATISTIKA
PENGUJIAN HIPOTESIS
Rizki Nurjehan
NIM. 8226185001
H0 H1
Ha
HT
PENDAHULUAN
Hipotesis dalam statistika bermakna pendugaan (conjecture)
yang diungkapkan dengan kalimat pernyataan tentang
parameter populasi.
Hipotesis statistika pada umumnya diturunkan dari
hipotesis penelitian. Setiap peneliti yang
menggunakan statistika sebagai alat analisisnya
harus mengetahui hubngan antara hipotesis
penelitian dengan hipotesis statistika secara
mendalam untuk selanjutnya diuji dengan Langkah-
Langkah pengujian hipotesis statistika.
Pada pengujian hipotesis dikenal 2 jenis pengujian yaitu:
Pengujian dua sisi atau dua arah
(two-side/two-talled test)
Bentuk umum dipotesis statistika:
H0 :  = 0
H1 :   0
Pengujian satu sisi atau satu arah
(one-side/one-talled test)
Bentuk umum hipotesis statistika:
H0 :  = 0 atau H0 :  = 0
H1 :  > 0 H1 :  < 0
Hipotesis (H0) selalu ditulis dengan menggunakan
tanda “=“ (memberikan satu nilai tertentu).
Dengan cara ini, peluang membuat kesalahan tipe
I selalu dapat dikontrol.
Catatan
Contoh 1
Seorang guru matematika di suatu kota mengklaim bahwa rata-rata nilai
matematika siswa SMA di kotanya melebihi nilai 6,5. Untuk menguji klaim guru
tersebut kita pakai hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H0 :  = 6,5
H1 :  > 6,5
(lambang > pada H1 menunjukkan pengujian hipotesis ini adalah pengujian
hipotesis satu arah, yaitu arah ke kanan)
.
Contoh 2
Seorang pembalap memperkirakan bahwa rata-rata keccepatan terendahnya
tidak pada angka 40 km perjam. Untuk menguji dugaannya itu dirumuskan
hipotesis:
H0 :  = 40
H1 :   40
(lambang  pada H1 menunjukkan pengujian hipotesis ini adalah pengujian
hipotesis dua arah)
.
PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESIS STATISTIKA
Tulis dan rumuskan hipotesis nol (H0)
Rumuskan hipotesis alternatif yang sesuai dengan
hipotesis penelitian dan letakkan pada H1, atau
pada Ha, atau pada HT
Tetapkan tingkat signifikan (α) misalnya α = 5 %
Pilih tes statistik yang sesuai, dan buat sketsa
kurva normal dan tetapkan daerah kritis (daerah
penolakan H0)
Hitung nilai statistik dari data-data sampel
6) Buat keputusan/kesimpulan:
H0 ditolak, bila nilai statistic “hitung’ pada (5) terletak di daerah
kritis, H0 diterima bila sebaliknya.
01
02
03
04
05
06
Gunakan lambang-lambang statistika ketika
merumuskan H0 dan Ha
Catatan
PENGUJIAN SIGNIFIKANSI RATA-RATA POPULASI
1. Jika varians populasi diketahui
(kasus ini tidak terjadi pada realitas
kehidupan, kecuali pada persoalan rekayasa
atau berdasarkan pengalaman sebelumnya)
2. Jika varians populasi tidak diketahui
(kasus ini terjadi pada realitas
kehidupan)
Apabila populasi berdistribusi normal dengan rata-rata  dan
varians 2 , maka : ẋ = 
Dan 
2
𝑥
=
2
𝑛
(populasi besar) dimana n= ukuran sampel berarti
Z =
ẋ−ẋ
ẋ
=
ẋ−

𝑛
berdistribusi normal
Karena hipotesis nol H0 :  = 0 ,
Maka Z =
ẋ−0

𝑛
berdistribusi normal
Varians Populasi diketahui
Contoh
Sebuah sampel beranggota 100
dicatat dari siswa-siswa SMA pada
suatu kabupaten dan didapat rata-
rata nilai matematika mereka
adalah 6,2. Jika simpangan baku
rata-rata nilai matematika siswa di
Indonesia adalah 0,9 apakah hal ini
mengindikasikan bahwa rata-rata
nilai matematika siswa di
Indonesia leih dari 6,0/ Gunakan
tingkat signifikan 5%.
Penyelesaian
Penyelesaian:
Diketahui : ẋ = 6,2;n = 100 ;  = 0,9
(1) H0 :  = 6,0
(2) H1 :  > 6,0
(3)  = 0,05
(4) Daerah krisis : Z > Z0,05 = 1,65 dimana
Z =
ẋ−0

𝑛
(5) Menghitung untuk ẋ = 6,2; = 0,9 dan n = 100
diperoleh Zhitung =
6,2−6,0
0,9
100
= 22,2
(6) Kesimpulan : karena Zhit : 22,2 ≥ 1,65 = Z0,05.
H0 ditolak.
Jadi rata-rata nilai matematika siswa di Indonesia
lebih dari 6,0.
Karena 2 tidak diketahui, kita estimasi 2 dengan s2. Sehingga
untuk populasi besar, kita estimasi 
2
𝑥
dengan s
2
𝑥
dimana : s
2
𝑥
=
𝑠2
𝑛
Selanjutnya, kita gunakan distribusi t, yaitu
t =
ẋ−0
𝑠ẋ
=
ẋ−
𝑠
𝑛
dengan derajat kebebasan (n-1).
Karena H0 :  = 0 , maka: t =
ẋ−0
𝑠
𝑛
Varians Populasi tidak diketahui
Contoh
Berdasarkan pengalamannya seorang
guru SMA mencatat bahwa rata-
rata waktu yang dibutuhkan
siswanya untuk menyelesaikan
suatu paket soal matematika
adalah 100 menit. Dari sebuah
sampel beranggotakan 20 siswa,
diperoleh rata-rata wkatu yang
diperlukan menyelesaikan soal-
soal tes tersebut adalah 95 mneit
dengan simpangan baku 10 menit.
Ujilah hipotesis tersebut pada
tingkat signifikan 0,025.
Penyelesaian
Penyelesaian:
Diketahui : ẋ = 95;s = 100 ; n = 20 ; α = 0,025
(1) H0 :  = 100
(2) H1 :  < 100
(3)  = 0,025 ; V = n-1 = 19
(4) Daerah krisis : t < -t0,0025 ; 19 = -2,093
Dimana t =
ẋ−0
𝑠
𝑛
Lanjutan Penyelesaian
(5) Menghitung t
Karena x = 95 ; s = 10 ; n = 20 ; 0 = 100,
Maka t =
95−100
10
20
= -2,236
(6) Kesimpulan
Karena t : -2,236 < -2,093 = t0,025;19 , maka H0
ditolak.
(H1 diterima)
Berarti rata-rata waktu yang diperlukan oleh anak-
anak SMA untuk menyelesaikan paket soal
matematika tersebut kurang dari 100 menit.
Pengujian Perbedaan Dua Rata-rata Populasi
Untuk sampel-sampel yang tidak berkolerasi
Pandang dua populasi berdistribusi normal, dengan rata-rata berturut-turut 1
dan 2 dan varian berturut-turut 1
2 dan 2
2 , kita tahu bahwa
x1-1 = x1 - 2 = 1 - 2 dan x1
2
-ẋ2
=
1
2
𝑛1
+ 2
2
𝑛2
(untuk populasi besar)
Demikian pula,
Z =
ẋ1
− ẋ2
− ẋ1
−ẋ2
ẋ1
−
ẋ2
=
ẋ1
− ẋ2
− 1
−2
1
2
𝑛1
+
2
2
𝑛2
berdistribusi normal
Hipotesis nol : tidak ada perbedaan antara mean populasi 1 dengan populasi
2, dapat ditulis sebagai berikut : H0 : 1 = 2 atau 1-2 = 0.
Bila 1
2 dan 2
2 diketahui, diperleh :
Z=
ẋ1
− ẋ2
1
2
𝑛1
+
2
2
𝑛2
, Berdistribusi normal
Kasus 1 :
Apabila H1 : 1 - 2  0 berarti H0 ditolak jika Zhitung > Z
2
atau Zhitung < - Z 
2
Kasus 2 :
Apabila H1 : 1 - 2 > 0 berarti H0 ditolak jika Zhitung > Z.
Kasus 3 :
Apabila H1 : 1 - 2 < 0 berarti H0 ditolak jika Zhitung < -Z
Bila 1
2 dan 2
2 tidak diketahui dan asumsi 1
2 = 2
2
= 2 , maka kita estimasi 2 dengan s2 dimana:
s2 =
𝑠1
2
𝑛1−1 +𝑠2
2
(𝑛2−1)
𝑛1
+𝑛2
−2
sehingga diperoleh distribusi t sebagai berikut:
t =
ẋ1
−ẋ2
−(1
−2
)
𝑠ẋ1
−
ẋ2
= ẋ1−ẋ2
𝑠2
2
𝑛1
+
𝑠2
2
𝑛2
atau t =
ẋ1−ẋ2
𝑠
1
𝑛1
+
1
𝑛2
dalam hal ini derajat kebebasan : V = n1+n2-2
“This is a quote, words full of
wisdom that someone
important said and can make
the reader get inspired.”
—Someone Famous
Awesome words
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Do you have any questions?
rnurjehan@mhs.unimed.ac.id
+6285359791896
Thanks!

More Related Content

Similar to Statistika Pengukuran Hipotesis

Similar to Statistika Pengukuran Hipotesis (20)

Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
 
Makalah statistik
Makalah statistikMakalah statistik
Makalah statistik
 
1 dan 2 ratarata statistik
1 dan 2 ratarata statistik1 dan 2 ratarata statistik
1 dan 2 ratarata statistik
 
Ppt hipotesis benar
Ppt hipotesis benarPpt hipotesis benar
Ppt hipotesis benar
 
2561905.ppt
2561905.ppt2561905.ppt
2561905.ppt
 
UJI HIPOTESIS.pptx
UJI   HIPOTESIS.pptxUJI   HIPOTESIS.pptx
UJI HIPOTESIS.pptx
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
Uji hipotesis 2 rata rata
Uji hipotesis 2 rata rataUji hipotesis 2 rata rata
Uji hipotesis 2 rata rata
 
Uji hipotesis
Uji hipotesisUji hipotesis
Uji hipotesis
 
Bab 5 uji hipotesis
Bab 5 uji hipotesisBab 5 uji hipotesis
Bab 5 uji hipotesis
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
 
Statistika dan probabilitas tugas IV
Statistika dan probabilitas tugas IVStatistika dan probabilitas tugas IV
Statistika dan probabilitas tugas IV
 
Materi 3 statistika dasar
Materi 3 statistika dasarMateri 3 statistika dasar
Materi 3 statistika dasar
 
statistika dasar
statistika dasar statistika dasar
statistika dasar
 
Uji Beda Mean
Uji Beda MeanUji Beda Mean
Uji Beda Mean
 
Uji+hipotesis
Uji+hipotesisUji+hipotesis
Uji+hipotesis
 
Uji beda mean
Uji beda meanUji beda mean
Uji beda mean
 
statistik dasar3
statistik dasar3statistik dasar3
statistik dasar3
 
Makalah pegujian hipotesis mas
Makalah pegujian hipotesis masMakalah pegujian hipotesis mas
Makalah pegujian hipotesis mas
 
Ek107 122215-714-12
Ek107 122215-714-12Ek107 122215-714-12
Ek107 122215-714-12
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Statistika Pengukuran Hipotesis

  • 2.
  • 3. PENDAHULUAN Hipotesis dalam statistika bermakna pendugaan (conjecture) yang diungkapkan dengan kalimat pernyataan tentang parameter populasi. Hipotesis statistika pada umumnya diturunkan dari hipotesis penelitian. Setiap peneliti yang menggunakan statistika sebagai alat analisisnya harus mengetahui hubngan antara hipotesis penelitian dengan hipotesis statistika secara mendalam untuk selanjutnya diuji dengan Langkah- Langkah pengujian hipotesis statistika.
  • 4. Pada pengujian hipotesis dikenal 2 jenis pengujian yaitu: Pengujian dua sisi atau dua arah (two-side/two-talled test) Bentuk umum dipotesis statistika: H0 :  = 0 H1 :   0 Pengujian satu sisi atau satu arah (one-side/one-talled test) Bentuk umum hipotesis statistika: H0 :  = 0 atau H0 :  = 0 H1 :  > 0 H1 :  < 0
  • 5. Hipotesis (H0) selalu ditulis dengan menggunakan tanda “=“ (memberikan satu nilai tertentu). Dengan cara ini, peluang membuat kesalahan tipe I selalu dapat dikontrol. Catatan
  • 6. Contoh 1 Seorang guru matematika di suatu kota mengklaim bahwa rata-rata nilai matematika siswa SMA di kotanya melebihi nilai 6,5. Untuk menguji klaim guru tersebut kita pakai hipotesis nol dan hipotesis alternatif H0 :  = 6,5 H1 :  > 6,5 (lambang > pada H1 menunjukkan pengujian hipotesis ini adalah pengujian hipotesis satu arah, yaitu arah ke kanan) .
  • 7. Contoh 2 Seorang pembalap memperkirakan bahwa rata-rata keccepatan terendahnya tidak pada angka 40 km perjam. Untuk menguji dugaannya itu dirumuskan hipotesis: H0 :  = 40 H1 :   40 (lambang  pada H1 menunjukkan pengujian hipotesis ini adalah pengujian hipotesis dua arah) .
  • 8. PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESIS STATISTIKA Tulis dan rumuskan hipotesis nol (H0) Rumuskan hipotesis alternatif yang sesuai dengan hipotesis penelitian dan letakkan pada H1, atau pada Ha, atau pada HT Tetapkan tingkat signifikan (α) misalnya α = 5 % Pilih tes statistik yang sesuai, dan buat sketsa kurva normal dan tetapkan daerah kritis (daerah penolakan H0) Hitung nilai statistik dari data-data sampel 6) Buat keputusan/kesimpulan: H0 ditolak, bila nilai statistic “hitung’ pada (5) terletak di daerah kritis, H0 diterima bila sebaliknya. 01 02 03 04 05 06
  • 9. Gunakan lambang-lambang statistika ketika merumuskan H0 dan Ha Catatan
  • 10. PENGUJIAN SIGNIFIKANSI RATA-RATA POPULASI 1. Jika varians populasi diketahui (kasus ini tidak terjadi pada realitas kehidupan, kecuali pada persoalan rekayasa atau berdasarkan pengalaman sebelumnya) 2. Jika varians populasi tidak diketahui (kasus ini terjadi pada realitas kehidupan)
  • 11. Apabila populasi berdistribusi normal dengan rata-rata  dan varians 2 , maka : ẋ =  Dan  2 𝑥 = 2 𝑛 (populasi besar) dimana n= ukuran sampel berarti Z = ẋ−ẋ ẋ = ẋ−  𝑛 berdistribusi normal Karena hipotesis nol H0 :  = 0 , Maka Z = ẋ−0  𝑛 berdistribusi normal Varians Populasi diketahui
  • 12. Contoh Sebuah sampel beranggota 100 dicatat dari siswa-siswa SMA pada suatu kabupaten dan didapat rata- rata nilai matematika mereka adalah 6,2. Jika simpangan baku rata-rata nilai matematika siswa di Indonesia adalah 0,9 apakah hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata nilai matematika siswa di Indonesia leih dari 6,0/ Gunakan tingkat signifikan 5%. Penyelesaian Penyelesaian: Diketahui : ẋ = 6,2;n = 100 ;  = 0,9 (1) H0 :  = 6,0 (2) H1 :  > 6,0 (3)  = 0,05 (4) Daerah krisis : Z > Z0,05 = 1,65 dimana Z = ẋ−0  𝑛 (5) Menghitung untuk ẋ = 6,2; = 0,9 dan n = 100 diperoleh Zhitung = 6,2−6,0 0,9 100 = 22,2 (6) Kesimpulan : karena Zhit : 22,2 ≥ 1,65 = Z0,05. H0 ditolak. Jadi rata-rata nilai matematika siswa di Indonesia lebih dari 6,0.
  • 13. Karena 2 tidak diketahui, kita estimasi 2 dengan s2. Sehingga untuk populasi besar, kita estimasi  2 𝑥 dengan s 2 𝑥 dimana : s 2 𝑥 = 𝑠2 𝑛 Selanjutnya, kita gunakan distribusi t, yaitu t = ẋ−0 𝑠ẋ = ẋ− 𝑠 𝑛 dengan derajat kebebasan (n-1). Karena H0 :  = 0 , maka: t = ẋ−0 𝑠 𝑛 Varians Populasi tidak diketahui
  • 14. Contoh Berdasarkan pengalamannya seorang guru SMA mencatat bahwa rata- rata waktu yang dibutuhkan siswanya untuk menyelesaikan suatu paket soal matematika adalah 100 menit. Dari sebuah sampel beranggotakan 20 siswa, diperoleh rata-rata wkatu yang diperlukan menyelesaikan soal- soal tes tersebut adalah 95 mneit dengan simpangan baku 10 menit. Ujilah hipotesis tersebut pada tingkat signifikan 0,025. Penyelesaian Penyelesaian: Diketahui : ẋ = 95;s = 100 ; n = 20 ; α = 0,025 (1) H0 :  = 100 (2) H1 :  < 100 (3)  = 0,025 ; V = n-1 = 19 (4) Daerah krisis : t < -t0,0025 ; 19 = -2,093 Dimana t = ẋ−0 𝑠 𝑛
  • 15. Lanjutan Penyelesaian (5) Menghitung t Karena x = 95 ; s = 10 ; n = 20 ; 0 = 100, Maka t = 95−100 10 20 = -2,236 (6) Kesimpulan Karena t : -2,236 < -2,093 = t0,025;19 , maka H0 ditolak. (H1 diterima) Berarti rata-rata waktu yang diperlukan oleh anak- anak SMA untuk menyelesaikan paket soal matematika tersebut kurang dari 100 menit.
  • 16. Pengujian Perbedaan Dua Rata-rata Populasi Untuk sampel-sampel yang tidak berkolerasi Pandang dua populasi berdistribusi normal, dengan rata-rata berturut-turut 1 dan 2 dan varian berturut-turut 1 2 dan 2 2 , kita tahu bahwa x1-1 = x1 - 2 = 1 - 2 dan x1 2 -ẋ2 = 1 2 𝑛1 + 2 2 𝑛2 (untuk populasi besar) Demikian pula, Z = ẋ1 − ẋ2 − ẋ1 −ẋ2 ẋ1 − ẋ2 = ẋ1 − ẋ2 − 1 −2 1 2 𝑛1 + 2 2 𝑛2 berdistribusi normal Hipotesis nol : tidak ada perbedaan antara mean populasi 1 dengan populasi 2, dapat ditulis sebagai berikut : H0 : 1 = 2 atau 1-2 = 0. Bila 1 2 dan 2 2 diketahui, diperleh : Z= ẋ1 − ẋ2 1 2 𝑛1 + 2 2 𝑛2 , Berdistribusi normal
  • 17. Kasus 1 : Apabila H1 : 1 - 2  0 berarti H0 ditolak jika Zhitung > Z 2 atau Zhitung < - Z  2 Kasus 2 : Apabila H1 : 1 - 2 > 0 berarti H0 ditolak jika Zhitung > Z. Kasus 3 : Apabila H1 : 1 - 2 < 0 berarti H0 ditolak jika Zhitung < -Z
  • 18. Bila 1 2 dan 2 2 tidak diketahui dan asumsi 1 2 = 2 2 = 2 , maka kita estimasi 2 dengan s2 dimana: s2 = 𝑠1 2 𝑛1−1 +𝑠2 2 (𝑛2−1) 𝑛1 +𝑛2 −2 sehingga diperoleh distribusi t sebagai berikut: t = ẋ1 −ẋ2 −(1 −2 ) 𝑠ẋ1 − ẋ2 = ẋ1−ẋ2 𝑠2 2 𝑛1 + 𝑠2 2 𝑛2 atau t = ẋ1−ẋ2 𝑠 1 𝑛1 + 1 𝑛2 dalam hal ini derajat kebebasan : V = n1+n2-2
  • 19. “This is a quote, words full of wisdom that someone important said and can make the reader get inspired.” —Someone Famous Awesome words
  • 20. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Do you have any questions? rnurjehan@mhs.unimed.ac.id +6285359791896 Thanks!