SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
3. Pengujian Hipotesis

3.1 Pendahuluan

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal
itu yang sering diinginkan dan akan dilakukan pengecekan.

Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, maka umumnya mengenai nilai –
nilai parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Contoh :
a). peluang lahirnya bayi berjenis laki – laki = 0, 5. 30% masyarakat termasuk golongan A
c). Rata – rata pendapatan keluarga di suatu daerah Rp. 35. 000, 00 tiap bulan.

Setiap hipotesis bisa benar atau tidak sehingga perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu
diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau
menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis.

3.2 Dua Jenis Kekeliruan

Untuk pengujian hipotesis, penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel acak, nilai –
nilai statistik dihitung dan dibandingkan, menggunakan kriteria tertentu dengan hipotesis. Jika
hasil yang didapatkan dari penelitian itu, jauh berbeda dengan hasil yang
diinginkan/diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika terjadi
sebaliknya, disebut hipotesis diterima. Walaupun berdasarkan penelitian yang dilakukan telah
menerima atau menolak hipotesis, tidak berarti telah membuktikan kebenaran atau tidak
kebenaran suatu hipotesis. Yang jelas hanya menerima atau menolak hipotesis saja.

Dalam pengujian hipotesis ini, dikenal dua jenis kekeliruan yang dikenal :
1). Kekeliruan tipe I : yaitu menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
2). Kekeliruan tipe II : yaitu menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.

                                                Keadaan Sebenarnya
           Kesimpulan
                                   Hipotesis Benar              Hipotesis Salah
        Terima Hipotesis                Benar             Keliru (Kekeliruan Tipe II)
        Tolak Hipotesis       Keliru (Kekeliruan Tipe I)            Benar

Ketika merencanakan suatu penelitian dalam rangka pengujian hipotesis, jelas bahwa kedua
tipe kekeliruan itu harus dibuat sekecil mungkin. Agar penelitian dapat dilakukan maka kedua
tipe kekeliruan itu dinyatakan dalam peluang. Peluang membuat kekeliruan tipe I dinyatakan
dengan α dan peluang membuat kekeliruan tipe II dinyatakan dengan β . Atau dikenal dengan
juga kekeliruan tipe I sebagai kekeliruan tipe α dan kekeliruan tipe II dikenal sebagai
kekeliruan tipe β .

Dalam penggunaannya, α disebut taraf signifikan atau taraf keberartian atau sering disebut
pula taraf nyata. Besar kecilnya α dan β dapat diterima dalam pengambilan keputusan
bergantung pada akibat – akibat atas diperbuatnya kekeliruan – kekeliruan. Kedua kekeliruan
ini saling berhubungan jika α diperkecil maka, β menjadi besar dan begitu sebaliknya. Pada
dasarnya harus dicapai hasil pengujian hipotesis yang lebih teliti, dimana semua pengujian
dapat dilakukan dengan harga α sama besar, diambil kekeliruan β paling kecil.
                                                                                         33
Biasanya α terlebih dahulu digunakan seperti α = 0, 01 atau 0, 05, misalkan α = 0, 05
dikenal dengan taraf nyata 5%, yang berarti 5 dari tiap 100 kesimpulan kita akan menolak
hipotesis yang seharusnya diterima. Dengan kata lain, 95% diyakini bahwa kesimpulan yang
dibuat benar, atau peluang berbuat salah sebesar 0, 05.

3.2 Langkah – Langkah Pengujian Hipotesis

Dari pengujian hipotesis dapat ditarik kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis.
Sehingga terdapat dua pilihan, daerah penerimaan (H0) dan daerah penolakan hipotesis (H1) ini
dikenal juga sebagai daerah kritis.

Jika yang akan diuji adalah parameter θ , (dalam penggunaannya bisa saja rata – rata µ ,
proporsi π , simpangan baku σ , dan lain – lain), maka perumusan pasangan hipotesisnya dapat
ditulis sebagai :

1). H0 : θ = θ 0   atau         H0 : θ = θ 0  atau    H0 : θ = θ 0
    H1 : θ ≠ θ 0                       H0 : θ > θ 0          H0 : θ < θ 0

2). Selanjutnya dipilih uji statistik yang sesuai, apakah uji z, t, X2, F atau uji lainnya. Nilai
    statistik yang dipilih, besarnya bergantung pada data sampel yang dianalisis. Kemudian,
    berdasarkan pilihan taraf nyata α atau disebut juga dengan ukuran daerah kritis, kriteria
    pengujian ditentukan sendiri (misalnya, 1%, 5%, 10%, dst).

3). Hipotesis H1 menentukan daerah kritis jika perumusannya tidak sama ( ≠ ), maka distribusi
    statistik yang digunakan, normal untuk angka z, student untuk t dan seterusnya. Dari
    informasi distribusi ini, diketahui dua daerah kritis masing – masing pada ujung – ujung
    distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada setiap ujung adalah ½α . Karena
    adanya dua daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis dinamakan uji dua pihak.


                 Daerah                                            Daerah
              Penolakan H0                                      Penolakan H0
              (daerah Kritis)                                   (daerah Kritis)


              Luas = ½α                   Daerah                    Luas = ½α
                                       Penerimaan H0

                                d1                         d2
    Kedua daerah ini dibatasi oleh d1 dan d2 yang harganya terdapat dalam daftar distribusi
    yang digunakan dengan menggunakan peluang yang ditentukan oleh α . Kriteria yang
    dilakukan adalah terima hipotesis H0 jika harga statistik yang dihitung berdasarkan data
    penelitian jatuh antara d1 dan d2, selain itu H0 ditolak.

4). Jika hipotesis H1 daerah kritisnya dirumuskan dengan notasi lebih besar (>), maka
                                                                Daerah
    distribusi yang digunakan diketahui dari daerah kritis yang letaknya diujung sebelah
                                                             Penolakan H0
    kanan. Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini sama dengan α .
                                                             (daerah Kritis)

                                         Daerah                    Luas = α                   34
                                      Penerimaan H0

                                                           d
Harga d, diketahui dari daftar distribusi data penelitian dengan peluang yang ditentukan
   oleh α , yang menjadi batas antara daerah kritits dan daerah penerimaan H0. kriteria yang
   digunakan adalah : tolah H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel tidak kurang
   dari d. Selain dai hal itu terima H0. Pengujian ini disebut uji satu pihak, (pihak kanan).

5). Jika hipotesis H1 daerah kritisnya dirumuskan dengan notasi lebih Kecil (<), maka daerah
    kritis yang letaknya diujung sebelah kiri dari distribusi yang digunakan. Luas daerah ini
    menjadi batas daerah penerimaan H0 oleh bilangan d yang terdapat dalam daftar distribusi
    data penelitian. Peluang mendapat nilai d ditentukan oleh taraf nyata α .

                 Daerah
              Penolakan H0
              (daerah Kritis)


               Luas = α                     Daerah
                                         Penerimaan H0

                                d
   Kriteria yang digunakan adalah : terima H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel
   lebih besar dari d. Selain itu tolak H0. Pengujian ini disebut uji satu pihak (pihak kiri).

   Dari dasar pengujian yang dilakukan, selanjutnya kesimpulan dapat dirumuskan

3.3 Menguji Rata – Rata (µ ) : Uji Dua Pihak

   Misalkan populasi berdistribusi normal dengan rata – rata µ dan simpangan baku (standar
   deviasi) σ , akan diuji parameter rata – rata µ , maka sampel acak berukuran n, dengan
   statistik x dan s dapat dibedakan atas :
   (1). Jika σ diketahui
        Hipotesisnya adalah :
              H0 : µ = µ 0
              H1 : µ ≠ µ 0
       dimana, µ 0 diketahui, statistik uji adalah :
                     x − μ0
                z=            , z berdistribusi normal baku n(0, 1).
                     σ/ n
     H0 diterima jika - z½(1 - α ) < z < z½(1 - α ). (lihat daftar normal baku).
   Contoh 3. 3. 1:
   Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa bertahan dipakai selama 800
   jam. Akan tetapi seorang distributor ragu dan menduga bahwa masa pakai lampu itu sudah

                                                                                           35
berubah. Untuk menentukan hal ini, distributor itu melakukan penelitian dengan jalan
menguji lampu sebanyak 50 buah, ternyata rata – ratanya 792 jam. Dari pengalaman,
diketahui bahwa simpangan baku masa hidup lampu 60 jam. Selidikilah dengan taraf nyata
0, 05 apakah kualitas lampu itu sudah berubah atau tidak.

Penyelesaian:
Diketahui :
Misalkan masa hidup Lampu berdistribusi normal maka,
(1) Hipotesis Ujinya adalah :
    H0 : µ = 800 Jam, (Berarti lampu masa pakainya sekitar 800 jam)
    H1 : µ ≠ 800 Jam, (Berarti kualitas lampu telah berubah dan bukan 800 jam lagi).

(2) Statistik uji adalah :
                 x − μ0
    z hitung =            ,
                 σ/ n
   Diketahui,
   Simpangan Baku (σ ) = 60 jam,
    x = 792 jam
   n = 50, µ 0 = 800 jam, maka,
                 792 − 800
    z hitung =             = – 0,9428.
                  60/ 50
(3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi normal baku dengan α = 0,05, adalah :
    ⇒ –z½(1 – 0,05) < z < z½(1 – 0,05) = –z½(0,95) < z < z½(0,95)
    ⇒ –z0,475 < z < z0,475 = –1, 96 < z < 1, 96
        (lihat Daftarl F, Buku Sudjana. dimana, z0,475 = 1, 96).

             Distribusi Nomal
             Baku (Standar)



           0, 025                         Daerah               0, 025
                                       Penerimaan H0

                              -1, 96                   1, 96
                                          – 0,9428

   Terima H0 jika zhitung terletak antara – 1, 96 dan 1, 96, karena zhitung = – 0,94 terletak
   diantara kedua titik itu maka H0 diterima.

(4) Kesimpulan :
    Berarti pada taraf nyata 0,05, penelitian distributor tersebut, menunjukkan masa pakai
    lampu masih sekitar 800 jam dan belum berubah (tidak berbeda secara signifikan).




                                                                                           36
(2).Jika σ tidak diketahui
    Jika simpangan baku (σ ) tidak diketahui dan ini sering terjadi, maka taksirannya
    adalah pada simpangan baku s yang dihitung dari sampel menggunakan rumus :

            ∑(X           − X)
             n
                                 2
                      i
    S=      i =1
                                     , Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis :
              n-1
           H0 : µ = µ 0
           H1 : µ ≠ µ 0
   adalah :
                              x − μ0
                 t hitung =            , t ∼ Student (dk = n – 1).
                              s/ n
   Kriteria pengujian digunakan distribusi student dengan batas – batas kriteria uji dua
   pihak didapatkan dari daftar distribusi distribusi student.
   H0 diterima jika –t(1 – ½ α );n-1 < thitung < t(1– ½α );n-1
   (lihat tabel t dengan peluang (1 – ½α ) dan dk = n – 1).

Contoh 3. 3. 2:
Misalkan pada contoh 3. 3. 1 tentang masa lampu, dan misalkan simpangan baku populasi
tak diketahui, dan dari sampel diketahui s = 55 jam. Diketahui, x = 793, µ = 800 jam.
Selidikilah dengan taraf nyata 0, 05 apakah kualitas lampu itu sudah berubah atau tidak.

Penyelesaian :

Diketahui :
Misalkan masa hidup Lampu berdistribusi normal maka,
(1) Hipotesis Ujinya adalah :
    H0 : µ = 800 jam, (Berarti lampu masa pakainya sekitar 800 jam)
    H1 : µ ≠ 800 jam, (Berarti kualitas lampu telah berubah dan bukan 800 jam lagi).

(2) Statistik uji adalah :
                 x − μ0
    t hitung =
                   s/ n
   Diketahui :
   Simpangan Baku sampel (s) = 55 jam,
    x = 793 jam
   n = 50, µ 0 = 800 jam, maka,
                 792 − 800
    t hitung =             = – 1, 029
                  55/ 50

(3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi student, untuk uji dua pihak dengan α =
   0,05, adalah :
   ⇒ –t (1 – ½0,05);n-1 < t < t(1 –½0,05);n-1
    ⇒ –t(0,975);54 < t < t(0,975);54 = –2,01 < t < 2, 01.
         (lihat Daftar G, Buku Sudjana. dimana, t(0,975);54 = 2, 01)
                                                                                                     37
Distribusi Student
                          dk = 49


                                               – 1, 029
                  0, 025                                                         0, 025


                                  -2, 01                          2, 01


       Terima H0 jika thitung terletak antara – 2,01 dan 2,01 karena t = –1, 029 terletak diantara
       kedua titik itu maka H0 diterima.

   (4) Kesimpulan :
       Berarti pada taraf nyata 0,05, penelitian distributor tersebut, menunjukkan masa pakai
       lampu masih sekitar 800 jam dan belum berubah (tidak berbeda secara signifikan).

3.4 Menguji Rata – Rata (µ ) : Uji Satu Pihak

   Prinsip kerja dari uji ini mirip dengan uji dua pihak. Misalkan populasi berdistribusi
   normal dengan rata – rata µ dan simpangan baku (standar deviasi) σ , akan diuji
   parameter rata – rata µ , maka sampel acak berukuran n, dengan statistik x dan s dapat
   dibedakan atas :
   (1). Jika σ diketahui
        Hipotesis uji pihak kanan adalah :
              H0 : µ = µ 0
              H1 : µ > µ 0
       dimana, µ 0 diketahui, statistik uji adalah :
                             x − μ0
                z hitung =            , z berdistribusi normal baku n(0, 1).
                             σ/ n
     H0 diterima jika zhitung ≤ z (½ - α ), dan tolak H0 jika zhitung ≥ z (½ - α ).
     (lihat daftar normal baku).
   Contoh 3. 4. 1:
   Sebuah perusahaan dalam proses pembuatan barang rata – rata menghasilkan 15, 7 unit per
   jam. Hasil produksi mempunyai variansi 2, 3. Metode baru diusulkan untuk menganti yang
   lama jika rata – rata per jam menghasilkan paling sedikit 16 buah. Untuk menentukan
   apakah metode diganti atau tidak, metode baru dicoba 20 kali dan ternyata rata – rata per
   jam menghasilkan 16, 9 buah. Perusahaan bermaksud mengambil risiko 5 % untuk
   menggunakan metode baru apabila metode ini rata – rata menghasilkan lebih dari 16 buah.
   Apakah keputusan perusahaan tersebut ?

   Penyelesaian:
   Diketahui :
   Misalkan hasil produksi berdistribusi normal, maka,
   (1). Hipotesis Ujinya adalah :
       H0 : µ = 16, (Rata – rata hasil metode baru paling tinggi 16).
       H1 : µ > 16, (Rata – rata hasil metode baru lebih dari 16 & metode lama perlu diganti )
                                                                                               38
(2) Statistik uji adalah :
                 x − μ0
    z hitung =            ,
                 σ/ n
   Diketahui,
   n = 20,
    x = 16, 9
   σ = √2, 3, µ 0 = 16, maka,
                 16,9 − 16
    z hitung =
                  ( 2,3 ) /20 = 2, 65.
(3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi normal baku dengan α = 0,05, adalah :
    ⇒ z ≤ z (½ – 0,05) = z ≤ z½(0,45)
    ⇒ z ≤ z0,45 = z ≤ 1, 64
        (lihat Daftar F, Buku Sudjana. dimana, z0,475 = 1, 96).

             Distribusi Nomal
             Baku (Standar)



                                         Daerah                      0, 05
                                      Penerimaan H0

                                                          1, 64

                                                                  2, 65

   Terima H0 jika zhitung ≤ 1, 64, karena zhitung = 2, 65 besar maka maka H0 ditolak.

(4) Kesimpulan :
    Berarti pada taraf nyata 0,05, perusahaan akan menolak menggunakan metode baru
    tersebut.

(2).Jika σ tidak diketahui
    Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak kanan) :
            H0 : µ = µ 0
            H1 : µ > µ 0
    adalah :
                          x − μ0
             t hitung =            , t ∼ Student (dk = n – 1).
                          s/ n
   Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 2 menggunakan distribusi student dengan
   batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar distribusi distribusi student.
   H0 diterima jika thitung < t(1– ½α );n-1 dan sebaliknya.
   (lihat tabel t dengan peluang (1 – ½α ) dan dk = n – 1).

Contoh 3. 4. 2:


                                                                                           39
Diketahui bahwa dengan menyuntikkan sejenis hormon tertentu, pada ayam akan
menambah berat telurnya rata – rata 4, 5 gram. Sampel acak yang terdiri atas 31 butir telur
dari ayam yang telah diberi suntukan hormon tersebut memberikan rata – rata 4, 9 gram
dan simpangan baku s = 0, 8 gram. Masuk akalkah untuk menerima pernyataan bahwa
pertambahan rata – rata berat telur paling sedikit 4, 5 gram ?
Penyelesaian:
Diketahui :
(1). Hipotesis Ujinya adalah :
    H0 : µ = 4, 5
    H1 : µ > 4, 5

(2) Diketahui,
    n = 31,
    x = 4, 9
   s = 0, 8 dan µ 0 = 4, 5.
   Statistik uji adalah :
                 x − μ0
    t hitung =            ,
                 s/ n
                 4,9 − 4,5
    t hitung =
                    0,8    = 2, 78.
                     31

(3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi t dengan α = 0,01, adalah :
    ⇒ t ≤ t (1 - ½0,05);30 = t ≤ t(0,975)
    ⇒ t ≤ 2, 46
        (lihat Daftar G, Buku Sudjana. dimana, t0,975 = 2,46).

                   Distribusi t
                    (student)



                                         Daerah                  0, 05
                                      Penerimaan H0

                                                      2, 46

                                                              2, 78

   Terima H0 jika thitung ≤ 2, 46, karena thitung = 2, 78 besar maka maka H0 ditolak.

(4) Kesimpulan :
    Berarti pada taraf nyata 0,01, penyuntikkan hormon menambah berat telur ayam rata –
    rata 4, 5 gram.




                                                                                        40
3.5 Menguji Proporsi (π )

   Pengujian dengan proporsi jika populasi berdistribusi binomial dengan propoprsi A = π
   Berdasarkan sampel acak yang diambil dari populasi itu :

   (1). Jika dua pihak
       Hipotesis uji dua pihak adalah :
              H0 : π = π 0
              H1 : π ≠ π 0
       Dengan, π 0 diketahui, statistik ujinya :
                             x
                                − π0
              z hitung =    n               , z berdistribusi normal baku n(0, 1).
                         π 0 ( 1 − π 0 ) /n
       H0 diterima jika z(½ - α ) ≤ zhitung ≤ z(½ - α ), dan sebaliknya.
       (lihat daftar normal baku).

   Contoh 3. 5. 1:
   Akan diuji bahwa distribusi jenis kelamin laki – laki dan jenis kelamin perempuan adalah
   sama. Sebuah sampel acak terdiri atas 4.800 orang terdiri dari 2.458 laki – laki. Dalam
   taraf nyata 0. 05, betulkah distribusi kedua jenis kelamin itu sama ? ?

   Penyelesaian:
   Diketahui :
   Misalkan π = peluang terdapatnya laki – laki, maka,
   (1). Akan diuji pasangan hipotesis :
       H0 : π = ½
       H1 : π ≠ ½

   (2) Diketahui,
       n = 4.800
       x = 2. 458
       π 0 = ½, maka,
       Statistik uji adalah :
                        x
                           − π0
       z hitung =      n
                    π 0 ( 1 − π 0 ) /n
                    2.458             −1
       z hitung =             4800 2 = 1. 68
                     ( 0.5 )( 0.5 ) /4.800
   (3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi normal baku dengan α = 0,05, adalah :
      ⇒ z ≤ z (½ – 0,05) = z ≤ z½(0,45)
      ⇒ z ≤ z0,45 = z ≤ 1, 64

       Terima H0 jika zhitung ≤ 1, 64, karena zhitung = 1, 68 besar maka maka H0 ditolak.

   (4) Kesimpulan :
                                                                                            41
Berarti pada taraf nyata 0,05 , peluang laki – laki dan perempuan sama.

   (2).Jika satu pihak
              Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak
       kanan) :
               H0 : π = π 0

               H1 : π > π 0
       adalah :
                               x
                                  − π0
                z hitung =    n
                           π 0 ( 1 − π 0 ) /n
       Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 1 menggunakan distribusi normal baku
       dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar distribusi Normal
       baku.
       H0 diterima jika zhitung ≤ z (½ - α ), dan tolak H0 jika zhitung ≥ z (½ - α ).
       (lihat daftar normal baku).

              Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak
               kiri) :
               H0 : π = π 0
               H1 : π < π 0
       adalah :
                               x
                                  − π0
                z hitung =    n
                           π 0 ( 1 − π 0 ) /n
       Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 1 menggunakan distribusi normal baku
       dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar distribusi Normal
       baku.
       H0 diterima jika zhitung ≥ z (½ - α ), dan tolak H0 jika zhitung ≤ z (½ - α ).

3.6 Menguji Variansi (σ 2)
   Pengujian dengan variansi pada suatu populasi normal dengan sampel acak berukuran n,
   maka uji variansi s2 :

   (1). Jika dua pihak

       Hipotesis uji pihak kanan adalah :
               H0 : σ 2 = σ 02
               H1 : σ 2 ≠ σ 02
       Pengujian ini menggunakan statistik chi – kuadrat adalah :
                χ 2 hitung =
                             ( n − 1) s 2
                                   2      ,
                                 σ0
       H0 diterima jika χ 2(1 - ½ α ); n – 1 ≤ χ 2hitung ≤ χ 2(1 - ½ α );n – 1, dan sebaliknya.
       (lihat daftar chi – kuadrat).

   (2). Jika satu pihak


                                                                                                  42
           Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak
    kanan) :
            H0 : σ 2 = σ 02
            H1 : σ 2 > σ 02
    adalah :
             χ 2 hitung =
                          ( n − 1) s 2
                                2      ,
                              σ0
    Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 2 menggunakan distribusi normal baku
    dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar statistik chi –
    kuadrat
    H0 diterima jika χ 2hitung ≥ χ 2(1 - ½ α );n – 1, dan sebaliknya. (lihat daftar chi – kuadrat).

           Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak
            kiri) :
            H0 : σ 2 = σ 02
            H1 : σ 2 < σ 02
    adalah :
             χ 2 hitung =
                          ( n − 1) s 2
                                2      ,
                              σ0
    Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 2 menggunakan distribusi normal baku
    dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar statistik chi –
    kuadrat.
    H0 diterima jika χ 2hitung ≤ χ 2(1 - ½ α );n – 1, dan sebaliknya. (lihat daftar chi – kuadrat).

Contoh 3. 6. 1:
Proses pengisian sejenis minuman ke dalam botol oleh mesin, paling mencapai varians 0,
50 cc. Akhir – akhir ini ada dugaan bahwa isi botol telah mempunyai variabilitas yang
lebih besar. Diteliti 20 buah botol dan isi ditimbang. Ternyata sampel ini menghasilkan
simpangan baku 0, 09 cc. Dengan α = 0, 05 perlukah mesin diubah ?
Penyelesaian:
Diketahui :
 (1). Akan diuji pasangan hipotesis :
    H0 : σ = 0, 5
    H1 : σ > 0, 5

(2) Diketahui,
    s2 = 0, 81
    n = 20 dan σ = 0, 5 maka,
    Statistik uji adalah :

    χ 2 hitung =
                   ( n − 1) s 2
                        2         ,
                       σ0


    χ 2 hitung =
                   ( 20 - 1)( 0,81)
                                      = 30, 78
                        0,50

(3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi chi kuadrat dengan α = 0,05, adalah :
    ⇒ χ 2hitung ≤ χ 2 (1 - ½ α );n – 1
                                                                                                43
⇒ χ 2hitung ≤ χ 20,95; 19 = 30,1

     Terima H0 jika χ 2hitung ≤ χ 20,95; 19 , karena zhitung = 30, 78 besar maka maka H0 ditolak.

  (4) Kesimpulan :
      Berarti pada taraf nyata 0,05 , dianjurkan untuk mengubah mesin.

3.7 Menguji Kesamaan Dua Rata – Rata : Uji Dua Pihak

  Perbandingan dua keadaan atau dua populasi. Misalnya membandingkan dua cara
  mengajar, dua cara produksi, daya sembuh dua obat dan lain sebagainya. Untuk hal seperti
  ini digunakan distribusi sampling mengenai selisih statistik, misalnya selisih rata – rata dan
  selisih proporsi.

  (1). σ 1 = σ 2 = σ dan σ diketahui

     Hipotesis uji dua pihak adalah :
            H0 : µ 1 = µ 2
            H1 : µ 1 ≠ µ 2
     Pengujian menggunakan statistik normal baku adalah :
                         x1 − x 2
            z hitung =
                           1      1 ,
                       σ     +
                          n1 n 2
     H0 diterima jika z(½ - α ) ≤ zhitung ≤ z(½ - α ), dan sebaliknya.
     (lihat daftar normal baku).

  (2). σ 1 = σ 2 = σ dan σ tidak diketahui

     Hipotesis uji dua pihak adalah :
            H0 : µ 1 = µ 2
            H1 : µ 1 ≠ µ 2
     Pengujian menggunakan statistik student yaitu :
                         x1 − x 2
            t hitung =                            ( n − 1) s12 + ( n − 1) s 22
                          1      1 , dengan s 2 =
                       s     +                          n1 + n 2 − 2
                          n1 n 2
     H0 diterima jika t(½ - α ) ≤ thitung ≤ t(½ - α ), dan sebaliknya.
     (lihat daftar student).

  (3). σ 1 ≠ σ 2 dan σ kedua - duanya tidak diketahui

     Hipotesis uji dua pihak adalah :
            H0 : µ 1 = µ 2
            H1 : µ 1 ≠ µ 2
     Pengujian menggunakan statistik student adalah :
                          x1 − x 2
              ′
            t hitung =
                        s 12   s 2  ,
                                    2
                        + 
                       n  n 
                        1  2
                                                                                               44
H0 diterima jika,
        w t + w2t2                   w1t1 + w2 t 2
     − 1 1            ≤ t′ hitung ≤                            ,
          w1 + w2                        w1 + w 2
     dengan,
             2           2
            s1          s2
     w1 =       ; w2 =      , t 1 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n1 − 1 ) dan t 2 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n2 −1 )
            n1         n2
     (lihat daftar tabel student).

3.8 Menguji Kesamaan Dua Rata – rata : Uji Satu Pihak
  Dalam pengujian yang akan ditinjau adalah sampel saja karena σ 1 dan σ 2 pada umumya
  tidak diketahui.
  (1). Uji pihak kanan

     Hipotesis uji satu pihak adalah :
                 H0 : µ 1 = µ 2
                 H1 : µ 1 > µ 2
     Pengujian menggunakan statistik distribusi student yaitu :
                                x1 − x 2
                  t hitung =                                            ( n − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22
                                  1      1 , dengan              s2 = 1
                             s       +                                        n1 + n 2 − 2
                                 n1 n 2
     H0 diterima jika,
                     w1t1 + w2 t 2
     t′ hitung ≥                      , dan sebaliknya.
                        w1 + w 2
     dengan,
                2               2
               s1              s2
      w1 =           ; w2 =        , t 1 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n1 − 1 ) dan t 2 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n2 −1 )
               n1              n2
     (lihat daftar student).

  (2). Uji pihak kiri

     Hipotesis uji dua pihak adalah :
                H0 : µ 1 = µ 2
                H1 : µ 1 < µ 2
     Pengujian menggunakan statistik distribusi student yaitu :
                                 x1 − x 2
                 t hitung =                                  ( n − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22
                                          1 , dengan s = 1
                                                         2
                                   1
                              s      +                             n1 + n 2 − 2
                                  n1 n 2
     H0 diterima jika,
                        w1 t 1 + w 2 t 2
     t′ hitung ≤ −                       , dan sebaliknya.
                          w1 + w2
     dengan,
               s2               s2
      w 1 = 1 ; w 2 = 2 , t 1 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n1 − 1 ) dan t 2 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n2 − 1 )
               n1               n2
     (lihat daftar student).

3.9 Menguji Kesamaan Dua Proporsi : Uji Dua Pihak
                                                                                                            45
Hampir sama dengan uji sebelumnya hanya peristiwa yang berbeda, yaitu
memperbandingkan dua populasi binomial. Jika populasi berdistribusi binomial dengan
propoprsi A = π Berdasarkan sampel acak yang diambil dari populasi itu :

(1). Jika dua pihak
    Hipotesis uji dua pihak adalah :
            H0 : π 1 = π 2
            H1 : π 1 ≠ π 2
    Statistik ujinya yaitu :
                          x1   x 2 
                          − 
                         n  n 
             z hitung =   1  2
                                              , z berdistribusi normal baku n(0, 1).
                            1   1  
                        pq   +   
                               
                            n 1   n 2  
    Diketahui,
                  x1 + x 2
             p=            dan q = 1 – p.
                  n1 + n 2
    H0 diterima jika z(½ - α ) ≤ zhitung ≤ z(½ - α ), dan sebaliknya.
    (lihat daftar normal baku).


(2).Jika satu pihak
            Hipotesis uji satu pihak (pihak kanan) adalah :
            H0 : π 1 = π 2
            H1 : π 1 > π 2
    Statistik ujinya yaitu :
                              x1   x 2 
                              − 
                             n  n 
             z hitung =       1  2
                                                 , z berdistribusi normal baku n(0, 1).
                               1   1  
                          pq   +   
                                   
                               n 1   n 2  
    Diketahui,
                    x + x2
             p= 1              dan q = 1 – p.
                    n1 + n 2
    H0 diterima jika zhitung ≥ z(½ - α ), dan sebaliknya.
    (lihat daftar normal baku).

           Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak
            kiri) :
            H0 : π 1 = π 2
            H1 : π 1 < π 2
    adalah :
                            x
                               − π0
             z hitung =    n
                        π 0 ( 1 − π 0 ) /n



                                                                                          46
Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 1 menggunakan distribusi normal baku
        dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar distribusi Normal
        baku.
        H0 diterima jika zhitung ≤ z (½ - α ), dan sebaliknya.

4.0 Menguji Kesamaan Dua Variansi

     Jika populasi mempunyai variansi yang sama maka disebut dengan variansi yang
     homogen. Dan sebaliknya disebut dengan variansi yang heterogen. Misalkan dua populasi
     normal dengan variansi σ 12 dan σ 22.

     Uji dua pihak untuk hipotesis variansi itu adalah :
                H0 : σ 12 = σ 22
                H1 : σ 12 ≠ σ 22
     Uji hipotesis diatas digunakan statistik :
                            2
                          s1
                Fhitung = 2
                          s2
     Kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika
         F( 1− α ) ( v1 ,v 2 ) < Fhitung < Fα ( v   1   ,v 2 )
               2                             2

     dengan v1 = n – 1, v2 = n – 1

Latihan Soal :

1.       Ujian akhir mata kuliah A telah diberikan kepada kelompok mahasiswa dan mahasiswi.
     Dalam ujian tersebut telah ikut 68 mahasiswa dan 46 mahasiswi. Setelah dinilai, ternyata
     untuk mahasiswa mencapai rata – rata 84 dengan simpangan baku 9, dan untuk mahasiswi
     mencapai rata – rata 80 dengan simpangan baku 10. Dapat disimpulkan bahwa kedua
     kelompok peserta ujian itu mempunyai kepandaian yang sama dalam hal mata kuliah A
     jika dimabil rataf nyata 0, 057? Dengan asumsi taraf pengujian 0, 01 ? asumsi apakah
     yang dapat diambil ketika menarik kesimpulan diatas ? jelaskan bagaimana usaha agar –
     gara asumsi – asumsi itu dapat dipenuhi ?

2.       Untuk menguji pengaruh pupuk baru terhadap hasil kacang tanah, sebidang tanah
     dibagi menjadi 80 bagian yang sama luasnya. Pengaruh – pengaruh lain seperti : air, sinar
     matahari, kegemburan tanah asal dan sebagainya dimisalkan sama utnuk tiap bagian.
     Pupuk baru digunakan pada tanaman kacang sebanyak 40 bagian, sedangkan sisanya
     digunakan pupuk lama. Rata – rata hasil dengan menggunakan pupuk baru mencapai 28, 4
     kg. tiap bagian dengan simpangan baku 0, 87 kg. dengan pupuk lama angka – angka
     tersebut masing –masing 27, 2 kg dan 0, 62 kg. dalam taraf nyata 0, 05 dapatkah
     disimpulkan bahwa pupuk baru lebih baik daripada pupuk lama ? sebutkan semua sumsi
     yang dipakai untuk menyelidiki hal ini ! Bagaimana usaha dari asumsi – asumsi ketika
     melakukan percobaan ?

3.       Sepuluh orang pasien melakukan diet makanan. Berat badan sebelum diet dan sesudahnya
     ditimbang untuk mengetahui apakah diet itu berhasil atau tidak. Hasilnya dalam Kg, diberikan
     sebagai berikut :
                       Pasien    Berat sebelum Diet      Berat Sesudah Diet
                         1              78.3                    77.4
                         2              84.7                    83.2
                                                                                              47
3              77.4                    75.7
                               4              95.6                    92.4
                               5              82.0                    80.2
                               6              69.4                    68.1
                               7              79.7                    76.9
                               8              85.6                    83.9
                               9              92.8                    90.4
                              10              99.2                    95.2
                             * = Dua angka dibelakang NIM jika < 30 tambahkan 40.

   a. Asumsi apakah yang harus diambil mengenai distribusi berat badan tersebut ?
   b. Ujilah pada taraf α = 0. 05 apakah diet iru berhasil atau tidak ?
Penyelesaian :

1. Diketahui :
   (1). Akan diuji pasangan hipotesis :
      H0 : µ 1 = µ 2
      H1 : µ 1 ≠ µ 2

   (2) Diketahui,
       n1 = 68, n2 = 46
       x 1 = 84, x 2 = 80 dan s = 9, s = 10 maka,
                               1      2


       Statistik ujinya adalah :
              ( n1 − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22
       s2 =
                        n1 + n 2 − 2

          =
              ( 68 − 1)( 9 ) 2 + ( 46 − 1)( 10 ) 2 = ( 68 − 1)( 9 ) 2 + ( 46 − 1)( 10 ) 2 = 88, 63
                           68 + 46 − 2                        68 + 46 − 2
       S = 9, 41
                        x1 − x 2               84 − 80
       t hitung =
                         1   1 =       1   1              2, 2
                    s      +     9,41    +
                         n1 n 2       68 46

   (3) Kriteria yang digunakan dari daftar student dengan α = 0,05, adalah :
       t(½ - α ) ≤ thitung ≤ t(½ - α ),
       ⇒ –t (1 – ½0,05);113 < t < t(1 –½0,05);113
        ⇒ –2,58 < thitung < 2,58.
       H0 diterima karena –2,58 < thitung = 2, 24 < 2,58.

    (4) Kesimpulan :

       Berarti pada taraf nyata 0,05 , kedua kelompok mahasiswa ini mempunyai kepandaian
       yang sama.

2. Diketahui :
   (1). Akan diuji pasangan hipotesis :
      H0 : µ 1 = µ 2
      H1 : µ 1 > µ 2

                                                                                                     48
(2) Diketahui,
       n1 = 40, n2 = 40
       x 1 = 28, 4, x 2 = 27, 2 dan s = 0, 87, s = 0, 62 maka,
                                     1          2



                 ( n1 − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22       ( 40 − 1)( 0.87 ) 2 + ( 40 − 1)( 0,62 ) 2 = 0.57
       s2 =                                       =
                          n1 + n 2 − 2                            40 + 40 − 2

       S = 0, 75
       Statistik ujinya adalah :
                          x1 − x 2             28 − 27,2
       t hitung =
                           1   1       = 0, 75    1      1 = 7, 16
                      s      +                        +
                           n1 n 2               0,87 0,62


   (3) Kriteria yang digunakan dari daftar student dengan α = 0,05, adalah :
       t(½ - α ) ≤ thitung ≤ t(½ - α ),
       ⇒ –t (1 – ½0,05);78 < t < t(1 –½0,05);78
        ⇒ –1,99 < thitung < 1, 99.
       H0 ditolak karena thitung = 7, 16

    (4) Kesimpulan :
       Berarti pada taraf nyata 0,05 , pupuk baru lebih baik dari pada pupuk lama.

3. Diketahui :
   (1). Akan diuji pasangan hipotesis :
      H0 : µ 1 = µ 2
      H1 : µ 1 ≠ µ 2

   (2) Diketahui,
       n1 = 10, n2 = 10
       x 1 =84, 47, x 2 = 82, 34. dan s = 9, 16, s = 8, 43. maka,
                                       1          2


       Statistik ujinya adalah :
                 ( n1 − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22       ( 10 − 1)( 9,16 ) 2 + ( 10 − 1)( 8, 43 ) 2 = 77, 49
       s   2
               =                                  =
                          n1 + n 2 − 2                            10 + 10 − 2

       S = 8, 80
                          x1 − x 2          84,47 − 82,34
       t hitung =
                           1   1 =       1   1 = 0,54
                      s      +     8,80    +
                           n1 n 2       10 10

   (3) Kriteria yang digunakan dari daftar student dengan α = 0,05, adalah :
       t(½ - α ) ≤ thitung ≤ t(½ - α ),
       ⇒ –t (1 – ½0,05);18 < t < t(1 –½0,05);18
        ⇒ –2,10 < thitung < 2, 10.

                                                                                                            49
H0 diterima karena thitung = 0, 54 berada diantara –2,10 < thitung < 2, 10.
(4) Kesimpulan :
   Berarti pada taraf nyata 0,05 , diet itu tidak berhasil karena berat badan pasien rata –
    rata tidak berubah..




                                                                                        50

More Related Content

What's hot

BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITCabii
 
Statistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangStatistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangEko Mardianto
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuRaden Maulana
 
STATISTIKA-Pengujian hipotesis
STATISTIKA-Pengujian hipotesisSTATISTIKA-Pengujian hipotesis
STATISTIKA-Pengujian hipotesisYousuf Kurniawan
 
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterStatistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterRetna Rindayani
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parametermatematikaunindra
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresiSoal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresiVivin Dolpin
 
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptDistribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptAisyah Turidho
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasMaya Umami
 
Menguji Hipotesis (Statistika)
Menguji Hipotesis (Statistika)Menguji Hipotesis (Statistika)
Menguji Hipotesis (Statistika)adi wibawa
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
Anava 2 arah
Anava 2 arahAnava 2 arah
Anava 2 arahyositria
 
uji hipotesis dua rata rata ppt
uji hipotesis dua rata rata pptuji hipotesis dua rata rata ppt
uji hipotesis dua rata rata pptAisyah Turidho
 
Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2radar radius
 

What's hot (20)

BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
 
Statistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangStatistika Konsep Peluang
Statistika Konsep Peluang
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 
STATISTIKA-Pengujian hipotesis
STATISTIKA-Pengujian hipotesisSTATISTIKA-Pengujian hipotesis
STATISTIKA-Pengujian hipotesis
 
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterStatistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresiSoal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
Soal dan jawaban uci chi kuadrat dan regresi
 
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptDistribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
 
Uji Rata-Rata
Uji Rata-RataUji Rata-Rata
Uji Rata-Rata
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
 
Menguji Hipotesis (Statistika)
Menguji Hipotesis (Statistika)Menguji Hipotesis (Statistika)
Menguji Hipotesis (Statistika)
 
Akt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitasAkt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitas
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
10. uji hipotesis satu rata rata
10. uji hipotesis satu rata rata10. uji hipotesis satu rata rata
10. uji hipotesis satu rata rata
 
Anava 2 arah
Anava 2 arahAnava 2 arah
Anava 2 arah
 
uji hipotesis dua rata rata ppt
uji hipotesis dua rata rata pptuji hipotesis dua rata rata ppt
uji hipotesis dua rata rata ppt
 
Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2
 

Similar to statistik dasar3

UJI hipotesis pada penelitian kesehatan baru
UJI hipotesis pada penelitian kesehatan baruUJI hipotesis pada penelitian kesehatan baru
UJI hipotesis pada penelitian kesehatan baruyudha509586
 
hypothesis
hypothesishypothesis
hypothesisNandiGeo
 
Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1andrewpratama
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis Wisma Morgans
 
1 dan 2 ratarata statistik
1 dan 2 ratarata statistik1 dan 2 ratarata statistik
1 dan 2 ratarata statistikfebirenicoselvia
 
Ppt hipotesis benar
Ppt hipotesis benarPpt hipotesis benar
Ppt hipotesis benardiamarsella
 
makalahstatistik-140811215134-phpapp02 (1).pdf
makalahstatistik-140811215134-phpapp02 (1).pdfmakalahstatistik-140811215134-phpapp02 (1).pdf
makalahstatistik-140811215134-phpapp02 (1).pdfCandraPrasetyoWibowo1
 
Hipotesis (serapan dari bahasa man..pptx
Hipotesis (serapan dari bahasa man..pptxHipotesis (serapan dari bahasa man..pptx
Hipotesis (serapan dari bahasa man..pptxSanaji4
 
2561905.ppt
2561905.ppt2561905.ppt
2561905.pptDifUzi
 
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptxUji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptxRIZKINURJEHAN3
 

Similar to statistik dasar3 (20)

Uji+hipotesis
Uji+hipotesisUji+hipotesis
Uji+hipotesis
 
Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1
 
UJI hipotesis pada penelitian kesehatan baru
UJI hipotesis pada penelitian kesehatan baruUJI hipotesis pada penelitian kesehatan baru
UJI hipotesis pada penelitian kesehatan baru
 
hypothesis
hypothesishypothesis
hypothesis
 
Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
Pendugaan dan-pengujian-hipotesis
 
1 dan 2 ratarata statistik
1 dan 2 ratarata statistik1 dan 2 ratarata statistik
1 dan 2 ratarata statistik
 
Ppt hipotesis benar
Ppt hipotesis benarPpt hipotesis benar
Ppt hipotesis benar
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
makalahstatistik-140811215134-phpapp02 (1).pdf
makalahstatistik-140811215134-phpapp02 (1).pdfmakalahstatistik-140811215134-phpapp02 (1).pdf
makalahstatistik-140811215134-phpapp02 (1).pdf
 
Hipotesis (serapan dari bahasa man..pptx
Hipotesis (serapan dari bahasa man..pptxHipotesis (serapan dari bahasa man..pptx
Hipotesis (serapan dari bahasa man..pptx
 
Uji hipotesis
Uji hipotesisUji hipotesis
Uji hipotesis
 
Uji hipotesis
Uji hipotesisUji hipotesis
Uji hipotesis
 
Hipotesis
HipotesisHipotesis
Hipotesis
 
Makalah statistik
Makalah statistikMakalah statistik
Makalah statistik
 
2561905.ppt
2561905.ppt2561905.ppt
2561905.ppt
 
Statistika dan probabilitas tugas IV
Statistika dan probabilitas tugas IVStatistika dan probabilitas tugas IV
Statistika dan probabilitas tugas IV
 
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptxUji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx
 
Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11
 

More from Amri Sandy

More from Amri Sandy (20)

Ujian akhirpersdiff
Ujian akhirpersdiffUjian akhirpersdiff
Ujian akhirpersdiff
 
Soa uaspdsk2011(januari)
Soa uaspdsk2011(januari)Soa uaspdsk2011(januari)
Soa uaspdsk2011(januari)
 
Qiuzsimulasi
QiuzsimulasiQiuzsimulasi
Qiuzsimulasi
 
Met num 10
Met num 10Met num 10
Met num 10
 
Met num 9
Met num 9Met num 9
Met num 9
 
Met num 8
Met num 8Met num 8
Met num 8
 
Met num 7
Met num 7Met num 7
Met num 7
 
Met num 6
Met num 6Met num 6
Met num 6
 
Met num 5
Met num 5Met num 5
Met num 5
 
Met num 4-1
Met num 4-1Met num 4-1
Met num 4-1
 
Met num 4-0
Met num 4-0Met num 4-0
Met num 4-0
 
Met num 3
Met num 3Met num 3
Met num 3
 
Met num 2
Met num 2Met num 2
Met num 2
 
Met num 1
Met num 1Met num 1
Met num 1
 
statistik dasar4
statistik dasar4statistik dasar4
statistik dasar4
 
statistik dasar2
statistik dasar2statistik dasar2
statistik dasar2
 
statistik dasar1
statistik dasar1statistik dasar1
statistik dasar1
 
Matematika bisnis11
Matematika bisnis11Matematika bisnis11
Matematika bisnis11
 
Matematika bisnis10
Matematika bisnis10Matematika bisnis10
Matematika bisnis10
 
Matematika bisnis9
Matematika bisnis9Matematika bisnis9
Matematika bisnis9
 

statistik dasar3

  • 1. 3. Pengujian Hipotesis 3.1 Pendahuluan Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering diinginkan dan akan dilakukan pengecekan. Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, maka umumnya mengenai nilai – nilai parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik. Contoh : a). peluang lahirnya bayi berjenis laki – laki = 0, 5. 30% masyarakat termasuk golongan A c). Rata – rata pendapatan keluarga di suatu daerah Rp. 35. 000, 00 tiap bulan. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak sehingga perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis. 3.2 Dua Jenis Kekeliruan Untuk pengujian hipotesis, penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel acak, nilai – nilai statistik dihitung dan dibandingkan, menggunakan kriteria tertentu dengan hipotesis. Jika hasil yang didapatkan dari penelitian itu, jauh berbeda dengan hasil yang diinginkan/diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika terjadi sebaliknya, disebut hipotesis diterima. Walaupun berdasarkan penelitian yang dilakukan telah menerima atau menolak hipotesis, tidak berarti telah membuktikan kebenaran atau tidak kebenaran suatu hipotesis. Yang jelas hanya menerima atau menolak hipotesis saja. Dalam pengujian hipotesis ini, dikenal dua jenis kekeliruan yang dikenal : 1). Kekeliruan tipe I : yaitu menolak hipotesis yang seharusnya diterima. 2). Kekeliruan tipe II : yaitu menerima hipotesis yang seharusnya ditolak. Keadaan Sebenarnya Kesimpulan Hipotesis Benar Hipotesis Salah Terima Hipotesis Benar Keliru (Kekeliruan Tipe II) Tolak Hipotesis Keliru (Kekeliruan Tipe I) Benar Ketika merencanakan suatu penelitian dalam rangka pengujian hipotesis, jelas bahwa kedua tipe kekeliruan itu harus dibuat sekecil mungkin. Agar penelitian dapat dilakukan maka kedua tipe kekeliruan itu dinyatakan dalam peluang. Peluang membuat kekeliruan tipe I dinyatakan dengan α dan peluang membuat kekeliruan tipe II dinyatakan dengan β . Atau dikenal dengan juga kekeliruan tipe I sebagai kekeliruan tipe α dan kekeliruan tipe II dikenal sebagai kekeliruan tipe β . Dalam penggunaannya, α disebut taraf signifikan atau taraf keberartian atau sering disebut pula taraf nyata. Besar kecilnya α dan β dapat diterima dalam pengambilan keputusan bergantung pada akibat – akibat atas diperbuatnya kekeliruan – kekeliruan. Kedua kekeliruan ini saling berhubungan jika α diperkecil maka, β menjadi besar dan begitu sebaliknya. Pada dasarnya harus dicapai hasil pengujian hipotesis yang lebih teliti, dimana semua pengujian dapat dilakukan dengan harga α sama besar, diambil kekeliruan β paling kecil. 33
  • 2. Biasanya α terlebih dahulu digunakan seperti α = 0, 01 atau 0, 05, misalkan α = 0, 05 dikenal dengan taraf nyata 5%, yang berarti 5 dari tiap 100 kesimpulan kita akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Dengan kata lain, 95% diyakini bahwa kesimpulan yang dibuat benar, atau peluang berbuat salah sebesar 0, 05. 3.2 Langkah – Langkah Pengujian Hipotesis Dari pengujian hipotesis dapat ditarik kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis. Sehingga terdapat dua pilihan, daerah penerimaan (H0) dan daerah penolakan hipotesis (H1) ini dikenal juga sebagai daerah kritis. Jika yang akan diuji adalah parameter θ , (dalam penggunaannya bisa saja rata – rata µ , proporsi π , simpangan baku σ , dan lain – lain), maka perumusan pasangan hipotesisnya dapat ditulis sebagai : 1). H0 : θ = θ 0 atau H0 : θ = θ 0 atau H0 : θ = θ 0 H1 : θ ≠ θ 0 H0 : θ > θ 0 H0 : θ < θ 0 2). Selanjutnya dipilih uji statistik yang sesuai, apakah uji z, t, X2, F atau uji lainnya. Nilai statistik yang dipilih, besarnya bergantung pada data sampel yang dianalisis. Kemudian, berdasarkan pilihan taraf nyata α atau disebut juga dengan ukuran daerah kritis, kriteria pengujian ditentukan sendiri (misalnya, 1%, 5%, 10%, dst). 3). Hipotesis H1 menentukan daerah kritis jika perumusannya tidak sama ( ≠ ), maka distribusi statistik yang digunakan, normal untuk angka z, student untuk t dan seterusnya. Dari informasi distribusi ini, diketahui dua daerah kritis masing – masing pada ujung – ujung distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada setiap ujung adalah ½α . Karena adanya dua daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis dinamakan uji dua pihak. Daerah Daerah Penolakan H0 Penolakan H0 (daerah Kritis) (daerah Kritis) Luas = ½α Daerah Luas = ½α Penerimaan H0 d1 d2 Kedua daerah ini dibatasi oleh d1 dan d2 yang harganya terdapat dalam daftar distribusi yang digunakan dengan menggunakan peluang yang ditentukan oleh α . Kriteria yang dilakukan adalah terima hipotesis H0 jika harga statistik yang dihitung berdasarkan data penelitian jatuh antara d1 dan d2, selain itu H0 ditolak. 4). Jika hipotesis H1 daerah kritisnya dirumuskan dengan notasi lebih besar (>), maka Daerah distribusi yang digunakan diketahui dari daerah kritis yang letaknya diujung sebelah Penolakan H0 kanan. Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini sama dengan α . (daerah Kritis) Daerah Luas = α 34 Penerimaan H0 d
  • 3. Harga d, diketahui dari daftar distribusi data penelitian dengan peluang yang ditentukan oleh α , yang menjadi batas antara daerah kritits dan daerah penerimaan H0. kriteria yang digunakan adalah : tolah H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel tidak kurang dari d. Selain dai hal itu terima H0. Pengujian ini disebut uji satu pihak, (pihak kanan). 5). Jika hipotesis H1 daerah kritisnya dirumuskan dengan notasi lebih Kecil (<), maka daerah kritis yang letaknya diujung sebelah kiri dari distribusi yang digunakan. Luas daerah ini menjadi batas daerah penerimaan H0 oleh bilangan d yang terdapat dalam daftar distribusi data penelitian. Peluang mendapat nilai d ditentukan oleh taraf nyata α . Daerah Penolakan H0 (daerah Kritis) Luas = α Daerah Penerimaan H0 d Kriteria yang digunakan adalah : terima H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel lebih besar dari d. Selain itu tolak H0. Pengujian ini disebut uji satu pihak (pihak kiri). Dari dasar pengujian yang dilakukan, selanjutnya kesimpulan dapat dirumuskan 3.3 Menguji Rata – Rata (µ ) : Uji Dua Pihak Misalkan populasi berdistribusi normal dengan rata – rata µ dan simpangan baku (standar deviasi) σ , akan diuji parameter rata – rata µ , maka sampel acak berukuran n, dengan statistik x dan s dapat dibedakan atas : (1). Jika σ diketahui Hipotesisnya adalah : H0 : µ = µ 0 H1 : µ ≠ µ 0 dimana, µ 0 diketahui, statistik uji adalah : x − μ0 z= , z berdistribusi normal baku n(0, 1). σ/ n H0 diterima jika - z½(1 - α ) < z < z½(1 - α ). (lihat daftar normal baku). Contoh 3. 3. 1: Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa bertahan dipakai selama 800 jam. Akan tetapi seorang distributor ragu dan menduga bahwa masa pakai lampu itu sudah 35
  • 4. berubah. Untuk menentukan hal ini, distributor itu melakukan penelitian dengan jalan menguji lampu sebanyak 50 buah, ternyata rata – ratanya 792 jam. Dari pengalaman, diketahui bahwa simpangan baku masa hidup lampu 60 jam. Selidikilah dengan taraf nyata 0, 05 apakah kualitas lampu itu sudah berubah atau tidak. Penyelesaian: Diketahui : Misalkan masa hidup Lampu berdistribusi normal maka, (1) Hipotesis Ujinya adalah : H0 : µ = 800 Jam, (Berarti lampu masa pakainya sekitar 800 jam) H1 : µ ≠ 800 Jam, (Berarti kualitas lampu telah berubah dan bukan 800 jam lagi). (2) Statistik uji adalah : x − μ0 z hitung = , σ/ n Diketahui, Simpangan Baku (σ ) = 60 jam, x = 792 jam n = 50, µ 0 = 800 jam, maka, 792 − 800 z hitung = = – 0,9428. 60/ 50 (3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi normal baku dengan α = 0,05, adalah : ⇒ –z½(1 – 0,05) < z < z½(1 – 0,05) = –z½(0,95) < z < z½(0,95) ⇒ –z0,475 < z < z0,475 = –1, 96 < z < 1, 96 (lihat Daftarl F, Buku Sudjana. dimana, z0,475 = 1, 96). Distribusi Nomal Baku (Standar) 0, 025 Daerah 0, 025 Penerimaan H0 -1, 96 1, 96 – 0,9428 Terima H0 jika zhitung terletak antara – 1, 96 dan 1, 96, karena zhitung = – 0,94 terletak diantara kedua titik itu maka H0 diterima. (4) Kesimpulan : Berarti pada taraf nyata 0,05, penelitian distributor tersebut, menunjukkan masa pakai lampu masih sekitar 800 jam dan belum berubah (tidak berbeda secara signifikan). 36
  • 5. (2).Jika σ tidak diketahui Jika simpangan baku (σ ) tidak diketahui dan ini sering terjadi, maka taksirannya adalah pada simpangan baku s yang dihitung dari sampel menggunakan rumus : ∑(X − X) n 2 i S= i =1 , Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis : n-1 H0 : µ = µ 0 H1 : µ ≠ µ 0 adalah : x − μ0 t hitung = , t ∼ Student (dk = n – 1). s/ n Kriteria pengujian digunakan distribusi student dengan batas – batas kriteria uji dua pihak didapatkan dari daftar distribusi distribusi student. H0 diterima jika –t(1 – ½ α );n-1 < thitung < t(1– ½α );n-1 (lihat tabel t dengan peluang (1 – ½α ) dan dk = n – 1). Contoh 3. 3. 2: Misalkan pada contoh 3. 3. 1 tentang masa lampu, dan misalkan simpangan baku populasi tak diketahui, dan dari sampel diketahui s = 55 jam. Diketahui, x = 793, µ = 800 jam. Selidikilah dengan taraf nyata 0, 05 apakah kualitas lampu itu sudah berubah atau tidak. Penyelesaian : Diketahui : Misalkan masa hidup Lampu berdistribusi normal maka, (1) Hipotesis Ujinya adalah : H0 : µ = 800 jam, (Berarti lampu masa pakainya sekitar 800 jam) H1 : µ ≠ 800 jam, (Berarti kualitas lampu telah berubah dan bukan 800 jam lagi). (2) Statistik uji adalah : x − μ0 t hitung = s/ n Diketahui : Simpangan Baku sampel (s) = 55 jam, x = 793 jam n = 50, µ 0 = 800 jam, maka, 792 − 800 t hitung = = – 1, 029 55/ 50 (3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi student, untuk uji dua pihak dengan α = 0,05, adalah : ⇒ –t (1 – ½0,05);n-1 < t < t(1 –½0,05);n-1 ⇒ –t(0,975);54 < t < t(0,975);54 = –2,01 < t < 2, 01. (lihat Daftar G, Buku Sudjana. dimana, t(0,975);54 = 2, 01) 37
  • 6. Distribusi Student dk = 49 – 1, 029 0, 025 0, 025 -2, 01 2, 01 Terima H0 jika thitung terletak antara – 2,01 dan 2,01 karena t = –1, 029 terletak diantara kedua titik itu maka H0 diterima. (4) Kesimpulan : Berarti pada taraf nyata 0,05, penelitian distributor tersebut, menunjukkan masa pakai lampu masih sekitar 800 jam dan belum berubah (tidak berbeda secara signifikan). 3.4 Menguji Rata – Rata (µ ) : Uji Satu Pihak Prinsip kerja dari uji ini mirip dengan uji dua pihak. Misalkan populasi berdistribusi normal dengan rata – rata µ dan simpangan baku (standar deviasi) σ , akan diuji parameter rata – rata µ , maka sampel acak berukuran n, dengan statistik x dan s dapat dibedakan atas : (1). Jika σ diketahui Hipotesis uji pihak kanan adalah : H0 : µ = µ 0 H1 : µ > µ 0 dimana, µ 0 diketahui, statistik uji adalah : x − μ0 z hitung = , z berdistribusi normal baku n(0, 1). σ/ n H0 diterima jika zhitung ≤ z (½ - α ), dan tolak H0 jika zhitung ≥ z (½ - α ). (lihat daftar normal baku). Contoh 3. 4. 1: Sebuah perusahaan dalam proses pembuatan barang rata – rata menghasilkan 15, 7 unit per jam. Hasil produksi mempunyai variansi 2, 3. Metode baru diusulkan untuk menganti yang lama jika rata – rata per jam menghasilkan paling sedikit 16 buah. Untuk menentukan apakah metode diganti atau tidak, metode baru dicoba 20 kali dan ternyata rata – rata per jam menghasilkan 16, 9 buah. Perusahaan bermaksud mengambil risiko 5 % untuk menggunakan metode baru apabila metode ini rata – rata menghasilkan lebih dari 16 buah. Apakah keputusan perusahaan tersebut ? Penyelesaian: Diketahui : Misalkan hasil produksi berdistribusi normal, maka, (1). Hipotesis Ujinya adalah : H0 : µ = 16, (Rata – rata hasil metode baru paling tinggi 16). H1 : µ > 16, (Rata – rata hasil metode baru lebih dari 16 & metode lama perlu diganti ) 38
  • 7. (2) Statistik uji adalah : x − μ0 z hitung = , σ/ n Diketahui, n = 20, x = 16, 9 σ = √2, 3, µ 0 = 16, maka, 16,9 − 16 z hitung = ( 2,3 ) /20 = 2, 65. (3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi normal baku dengan α = 0,05, adalah : ⇒ z ≤ z (½ – 0,05) = z ≤ z½(0,45) ⇒ z ≤ z0,45 = z ≤ 1, 64 (lihat Daftar F, Buku Sudjana. dimana, z0,475 = 1, 96). Distribusi Nomal Baku (Standar) Daerah 0, 05 Penerimaan H0 1, 64 2, 65 Terima H0 jika zhitung ≤ 1, 64, karena zhitung = 2, 65 besar maka maka H0 ditolak. (4) Kesimpulan : Berarti pada taraf nyata 0,05, perusahaan akan menolak menggunakan metode baru tersebut. (2).Jika σ tidak diketahui Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak kanan) : H0 : µ = µ 0 H1 : µ > µ 0 adalah : x − μ0 t hitung = , t ∼ Student (dk = n – 1). s/ n Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 2 menggunakan distribusi student dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar distribusi distribusi student. H0 diterima jika thitung < t(1– ½α );n-1 dan sebaliknya. (lihat tabel t dengan peluang (1 – ½α ) dan dk = n – 1). Contoh 3. 4. 2: 39
  • 8. Diketahui bahwa dengan menyuntikkan sejenis hormon tertentu, pada ayam akan menambah berat telurnya rata – rata 4, 5 gram. Sampel acak yang terdiri atas 31 butir telur dari ayam yang telah diberi suntukan hormon tersebut memberikan rata – rata 4, 9 gram dan simpangan baku s = 0, 8 gram. Masuk akalkah untuk menerima pernyataan bahwa pertambahan rata – rata berat telur paling sedikit 4, 5 gram ? Penyelesaian: Diketahui : (1). Hipotesis Ujinya adalah : H0 : µ = 4, 5 H1 : µ > 4, 5 (2) Diketahui, n = 31, x = 4, 9 s = 0, 8 dan µ 0 = 4, 5. Statistik uji adalah : x − μ0 t hitung = , s/ n 4,9 − 4,5 t hitung = 0,8 = 2, 78. 31 (3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi t dengan α = 0,01, adalah : ⇒ t ≤ t (1 - ½0,05);30 = t ≤ t(0,975) ⇒ t ≤ 2, 46 (lihat Daftar G, Buku Sudjana. dimana, t0,975 = 2,46). Distribusi t (student) Daerah 0, 05 Penerimaan H0 2, 46 2, 78 Terima H0 jika thitung ≤ 2, 46, karena thitung = 2, 78 besar maka maka H0 ditolak. (4) Kesimpulan : Berarti pada taraf nyata 0,01, penyuntikkan hormon menambah berat telur ayam rata – rata 4, 5 gram. 40
  • 9. 3.5 Menguji Proporsi (π ) Pengujian dengan proporsi jika populasi berdistribusi binomial dengan propoprsi A = π Berdasarkan sampel acak yang diambil dari populasi itu : (1). Jika dua pihak Hipotesis uji dua pihak adalah : H0 : π = π 0 H1 : π ≠ π 0 Dengan, π 0 diketahui, statistik ujinya : x − π0 z hitung = n , z berdistribusi normal baku n(0, 1). π 0 ( 1 − π 0 ) /n H0 diterima jika z(½ - α ) ≤ zhitung ≤ z(½ - α ), dan sebaliknya. (lihat daftar normal baku). Contoh 3. 5. 1: Akan diuji bahwa distribusi jenis kelamin laki – laki dan jenis kelamin perempuan adalah sama. Sebuah sampel acak terdiri atas 4.800 orang terdiri dari 2.458 laki – laki. Dalam taraf nyata 0. 05, betulkah distribusi kedua jenis kelamin itu sama ? ? Penyelesaian: Diketahui : Misalkan π = peluang terdapatnya laki – laki, maka, (1). Akan diuji pasangan hipotesis : H0 : π = ½ H1 : π ≠ ½ (2) Diketahui, n = 4.800 x = 2. 458 π 0 = ½, maka, Statistik uji adalah : x − π0 z hitung = n π 0 ( 1 − π 0 ) /n 2.458 −1 z hitung = 4800 2 = 1. 68 ( 0.5 )( 0.5 ) /4.800 (3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi normal baku dengan α = 0,05, adalah : ⇒ z ≤ z (½ – 0,05) = z ≤ z½(0,45) ⇒ z ≤ z0,45 = z ≤ 1, 64 Terima H0 jika zhitung ≤ 1, 64, karena zhitung = 1, 68 besar maka maka H0 ditolak. (4) Kesimpulan : 41
  • 10. Berarti pada taraf nyata 0,05 , peluang laki – laki dan perempuan sama. (2).Jika satu pihak  Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak kanan) : H0 : π = π 0 H1 : π > π 0 adalah : x − π0 z hitung = n π 0 ( 1 − π 0 ) /n Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 1 menggunakan distribusi normal baku dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar distribusi Normal baku. H0 diterima jika zhitung ≤ z (½ - α ), dan tolak H0 jika zhitung ≥ z (½ - α ). (lihat daftar normal baku).  Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak kiri) : H0 : π = π 0 H1 : π < π 0 adalah : x − π0 z hitung = n π 0 ( 1 − π 0 ) /n Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 1 menggunakan distribusi normal baku dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar distribusi Normal baku. H0 diterima jika zhitung ≥ z (½ - α ), dan tolak H0 jika zhitung ≤ z (½ - α ). 3.6 Menguji Variansi (σ 2) Pengujian dengan variansi pada suatu populasi normal dengan sampel acak berukuran n, maka uji variansi s2 : (1). Jika dua pihak Hipotesis uji pihak kanan adalah : H0 : σ 2 = σ 02 H1 : σ 2 ≠ σ 02 Pengujian ini menggunakan statistik chi – kuadrat adalah : χ 2 hitung = ( n − 1) s 2 2 , σ0 H0 diterima jika χ 2(1 - ½ α ); n – 1 ≤ χ 2hitung ≤ χ 2(1 - ½ α );n – 1, dan sebaliknya. (lihat daftar chi – kuadrat). (2). Jika satu pihak 42
  • 11. Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak kanan) : H0 : σ 2 = σ 02 H1 : σ 2 > σ 02 adalah : χ 2 hitung = ( n − 1) s 2 2 , σ0 Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 2 menggunakan distribusi normal baku dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar statistik chi – kuadrat H0 diterima jika χ 2hitung ≥ χ 2(1 - ½ α );n – 1, dan sebaliknya. (lihat daftar chi – kuadrat).  Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak kiri) : H0 : σ 2 = σ 02 H1 : σ 2 < σ 02 adalah : χ 2 hitung = ( n − 1) s 2 2 , σ0 Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 2 menggunakan distribusi normal baku dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar statistik chi – kuadrat. H0 diterima jika χ 2hitung ≤ χ 2(1 - ½ α );n – 1, dan sebaliknya. (lihat daftar chi – kuadrat). Contoh 3. 6. 1: Proses pengisian sejenis minuman ke dalam botol oleh mesin, paling mencapai varians 0, 50 cc. Akhir – akhir ini ada dugaan bahwa isi botol telah mempunyai variabilitas yang lebih besar. Diteliti 20 buah botol dan isi ditimbang. Ternyata sampel ini menghasilkan simpangan baku 0, 09 cc. Dengan α = 0, 05 perlukah mesin diubah ? Penyelesaian: Diketahui : (1). Akan diuji pasangan hipotesis : H0 : σ = 0, 5 H1 : σ > 0, 5 (2) Diketahui, s2 = 0, 81 n = 20 dan σ = 0, 5 maka, Statistik uji adalah : χ 2 hitung = ( n − 1) s 2 2 , σ0 χ 2 hitung = ( 20 - 1)( 0,81) = 30, 78 0,50 (3) Kriteria yang digunakan dari daftar distribusi chi kuadrat dengan α = 0,05, adalah : ⇒ χ 2hitung ≤ χ 2 (1 - ½ α );n – 1 43
  • 12. ⇒ χ 2hitung ≤ χ 20,95; 19 = 30,1 Terima H0 jika χ 2hitung ≤ χ 20,95; 19 , karena zhitung = 30, 78 besar maka maka H0 ditolak. (4) Kesimpulan : Berarti pada taraf nyata 0,05 , dianjurkan untuk mengubah mesin. 3.7 Menguji Kesamaan Dua Rata – Rata : Uji Dua Pihak Perbandingan dua keadaan atau dua populasi. Misalnya membandingkan dua cara mengajar, dua cara produksi, daya sembuh dua obat dan lain sebagainya. Untuk hal seperti ini digunakan distribusi sampling mengenai selisih statistik, misalnya selisih rata – rata dan selisih proporsi. (1). σ 1 = σ 2 = σ dan σ diketahui Hipotesis uji dua pihak adalah : H0 : µ 1 = µ 2 H1 : µ 1 ≠ µ 2 Pengujian menggunakan statistik normal baku adalah : x1 − x 2 z hitung = 1 1 , σ + n1 n 2 H0 diterima jika z(½ - α ) ≤ zhitung ≤ z(½ - α ), dan sebaliknya. (lihat daftar normal baku). (2). σ 1 = σ 2 = σ dan σ tidak diketahui Hipotesis uji dua pihak adalah : H0 : µ 1 = µ 2 H1 : µ 1 ≠ µ 2 Pengujian menggunakan statistik student yaitu : x1 − x 2 t hitung = ( n − 1) s12 + ( n − 1) s 22 1 1 , dengan s 2 = s + n1 + n 2 − 2 n1 n 2 H0 diterima jika t(½ - α ) ≤ thitung ≤ t(½ - α ), dan sebaliknya. (lihat daftar student). (3). σ 1 ≠ σ 2 dan σ kedua - duanya tidak diketahui Hipotesis uji dua pihak adalah : H0 : µ 1 = µ 2 H1 : µ 1 ≠ µ 2 Pengujian menggunakan statistik student adalah : x1 − x 2 ′ t hitung =  s 12   s 2  , 2  +  n  n   1  2 44
  • 13. H0 diterima jika, w t + w2t2 w1t1 + w2 t 2 − 1 1 ≤ t′ hitung ≤ , w1 + w2 w1 + w 2 dengan, 2 2 s1 s2 w1 = ; w2 = , t 1 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n1 − 1 ) dan t 2 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n2 −1 ) n1 n2 (lihat daftar tabel student). 3.8 Menguji Kesamaan Dua Rata – rata : Uji Satu Pihak Dalam pengujian yang akan ditinjau adalah sampel saja karena σ 1 dan σ 2 pada umumya tidak diketahui. (1). Uji pihak kanan Hipotesis uji satu pihak adalah : H0 : µ 1 = µ 2 H1 : µ 1 > µ 2 Pengujian menggunakan statistik distribusi student yaitu : x1 − x 2 t hitung = ( n − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22 1 1 , dengan s2 = 1 s + n1 + n 2 − 2 n1 n 2 H0 diterima jika, w1t1 + w2 t 2 t′ hitung ≥ , dan sebaliknya. w1 + w 2 dengan, 2 2 s1 s2 w1 = ; w2 = , t 1 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n1 − 1 ) dan t 2 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n2 −1 ) n1 n2 (lihat daftar student). (2). Uji pihak kiri Hipotesis uji dua pihak adalah : H0 : µ 1 = µ 2 H1 : µ 1 < µ 2 Pengujian menggunakan statistik distribusi student yaitu : x1 − x 2 t hitung = ( n − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22 1 , dengan s = 1 2 1 s + n1 + n 2 − 2 n1 n 2 H0 diterima jika, w1 t 1 + w 2 t 2 t′ hitung ≤ − , dan sebaliknya. w1 + w2 dengan, s2 s2 w 1 = 1 ; w 2 = 2 , t 1 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n1 − 1 ) dan t 2 = t ( 1− 1 2 α ) ;( n2 − 1 ) n1 n2 (lihat daftar student). 3.9 Menguji Kesamaan Dua Proporsi : Uji Dua Pihak 45
  • 14. Hampir sama dengan uji sebelumnya hanya peristiwa yang berbeda, yaitu memperbandingkan dua populasi binomial. Jika populasi berdistribusi binomial dengan propoprsi A = π Berdasarkan sampel acak yang diambil dari populasi itu : (1). Jika dua pihak Hipotesis uji dua pihak adalah : H0 : π 1 = π 2 H1 : π 1 ≠ π 2 Statistik ujinya yaitu :  x1   x 2   −  n  n  z hitung =  1  2 , z berdistribusi normal baku n(0, 1).  1   1   pq   +         n 1   n 2   Diketahui, x1 + x 2 p= dan q = 1 – p. n1 + n 2 H0 diterima jika z(½ - α ) ≤ zhitung ≤ z(½ - α ), dan sebaliknya. (lihat daftar normal baku). (2).Jika satu pihak  Hipotesis uji satu pihak (pihak kanan) adalah : H0 : π 1 = π 2 H1 : π 1 > π 2 Statistik ujinya yaitu :  x1   x 2   −  n  n  z hitung =  1  2 , z berdistribusi normal baku n(0, 1).  1   1   pq   +         n 1   n 2   Diketahui, x + x2 p= 1 dan q = 1 – p. n1 + n 2 H0 diterima jika zhitung ≥ z(½ - α ), dan sebaliknya. (lihat daftar normal baku).  Statistik yang digunakan untuk menguji pasangan hipotesis satu pihak (pihak kiri) : H0 : π 1 = π 2 H1 : π 1 < π 2 adalah : x − π0 z hitung = n π 0 ( 1 − π 0 ) /n 46
  • 15. Prosedur pengujian sama dengan contoh 3. 3. 1 menggunakan distribusi normal baku dengan batas – batas kriteria uji satu pihak didapatkan dari daftar distribusi Normal baku. H0 diterima jika zhitung ≤ z (½ - α ), dan sebaliknya. 4.0 Menguji Kesamaan Dua Variansi Jika populasi mempunyai variansi yang sama maka disebut dengan variansi yang homogen. Dan sebaliknya disebut dengan variansi yang heterogen. Misalkan dua populasi normal dengan variansi σ 12 dan σ 22. Uji dua pihak untuk hipotesis variansi itu adalah : H0 : σ 12 = σ 22 H1 : σ 12 ≠ σ 22 Uji hipotesis diatas digunakan statistik : 2 s1 Fhitung = 2 s2 Kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika F( 1− α ) ( v1 ,v 2 ) < Fhitung < Fα ( v 1 ,v 2 ) 2 2 dengan v1 = n – 1, v2 = n – 1 Latihan Soal : 1. Ujian akhir mata kuliah A telah diberikan kepada kelompok mahasiswa dan mahasiswi. Dalam ujian tersebut telah ikut 68 mahasiswa dan 46 mahasiswi. Setelah dinilai, ternyata untuk mahasiswa mencapai rata – rata 84 dengan simpangan baku 9, dan untuk mahasiswi mencapai rata – rata 80 dengan simpangan baku 10. Dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok peserta ujian itu mempunyai kepandaian yang sama dalam hal mata kuliah A jika dimabil rataf nyata 0, 057? Dengan asumsi taraf pengujian 0, 01 ? asumsi apakah yang dapat diambil ketika menarik kesimpulan diatas ? jelaskan bagaimana usaha agar – gara asumsi – asumsi itu dapat dipenuhi ? 2. Untuk menguji pengaruh pupuk baru terhadap hasil kacang tanah, sebidang tanah dibagi menjadi 80 bagian yang sama luasnya. Pengaruh – pengaruh lain seperti : air, sinar matahari, kegemburan tanah asal dan sebagainya dimisalkan sama utnuk tiap bagian. Pupuk baru digunakan pada tanaman kacang sebanyak 40 bagian, sedangkan sisanya digunakan pupuk lama. Rata – rata hasil dengan menggunakan pupuk baru mencapai 28, 4 kg. tiap bagian dengan simpangan baku 0, 87 kg. dengan pupuk lama angka – angka tersebut masing –masing 27, 2 kg dan 0, 62 kg. dalam taraf nyata 0, 05 dapatkah disimpulkan bahwa pupuk baru lebih baik daripada pupuk lama ? sebutkan semua sumsi yang dipakai untuk menyelidiki hal ini ! Bagaimana usaha dari asumsi – asumsi ketika melakukan percobaan ? 3. Sepuluh orang pasien melakukan diet makanan. Berat badan sebelum diet dan sesudahnya ditimbang untuk mengetahui apakah diet itu berhasil atau tidak. Hasilnya dalam Kg, diberikan sebagai berikut : Pasien Berat sebelum Diet Berat Sesudah Diet 1 78.3 77.4 2 84.7 83.2 47
  • 16. 3 77.4 75.7 4 95.6 92.4 5 82.0 80.2 6 69.4 68.1 7 79.7 76.9 8 85.6 83.9 9 92.8 90.4 10 99.2 95.2 * = Dua angka dibelakang NIM jika < 30 tambahkan 40. a. Asumsi apakah yang harus diambil mengenai distribusi berat badan tersebut ? b. Ujilah pada taraf α = 0. 05 apakah diet iru berhasil atau tidak ? Penyelesaian : 1. Diketahui : (1). Akan diuji pasangan hipotesis : H0 : µ 1 = µ 2 H1 : µ 1 ≠ µ 2 (2) Diketahui, n1 = 68, n2 = 46 x 1 = 84, x 2 = 80 dan s = 9, s = 10 maka, 1 2 Statistik ujinya adalah : ( n1 − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22 s2 = n1 + n 2 − 2 = ( 68 − 1)( 9 ) 2 + ( 46 − 1)( 10 ) 2 = ( 68 − 1)( 9 ) 2 + ( 46 − 1)( 10 ) 2 = 88, 63 68 + 46 − 2 68 + 46 − 2 S = 9, 41 x1 − x 2 84 − 80 t hitung = 1 1 = 1 1 2, 2 s + 9,41 + n1 n 2 68 46 (3) Kriteria yang digunakan dari daftar student dengan α = 0,05, adalah : t(½ - α ) ≤ thitung ≤ t(½ - α ), ⇒ –t (1 – ½0,05);113 < t < t(1 –½0,05);113 ⇒ –2,58 < thitung < 2,58. H0 diterima karena –2,58 < thitung = 2, 24 < 2,58. (4) Kesimpulan : Berarti pada taraf nyata 0,05 , kedua kelompok mahasiswa ini mempunyai kepandaian yang sama. 2. Diketahui : (1). Akan diuji pasangan hipotesis : H0 : µ 1 = µ 2 H1 : µ 1 > µ 2 48
  • 17. (2) Diketahui, n1 = 40, n2 = 40 x 1 = 28, 4, x 2 = 27, 2 dan s = 0, 87, s = 0, 62 maka, 1 2 ( n1 − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22 ( 40 − 1)( 0.87 ) 2 + ( 40 − 1)( 0,62 ) 2 = 0.57 s2 = = n1 + n 2 − 2 40 + 40 − 2 S = 0, 75 Statistik ujinya adalah : x1 − x 2 28 − 27,2 t hitung = 1 1 = 0, 75 1 1 = 7, 16 s + + n1 n 2 0,87 0,62 (3) Kriteria yang digunakan dari daftar student dengan α = 0,05, adalah : t(½ - α ) ≤ thitung ≤ t(½ - α ), ⇒ –t (1 – ½0,05);78 < t < t(1 –½0,05);78 ⇒ –1,99 < thitung < 1, 99. H0 ditolak karena thitung = 7, 16 (4) Kesimpulan : Berarti pada taraf nyata 0,05 , pupuk baru lebih baik dari pada pupuk lama. 3. Diketahui : (1). Akan diuji pasangan hipotesis : H0 : µ 1 = µ 2 H1 : µ 1 ≠ µ 2 (2) Diketahui, n1 = 10, n2 = 10 x 1 =84, 47, x 2 = 82, 34. dan s = 9, 16, s = 8, 43. maka, 1 2 Statistik ujinya adalah : ( n1 − 1) s12 + ( n2 − 1) s 22 ( 10 − 1)( 9,16 ) 2 + ( 10 − 1)( 8, 43 ) 2 = 77, 49 s 2 = = n1 + n 2 − 2 10 + 10 − 2 S = 8, 80 x1 − x 2 84,47 − 82,34 t hitung = 1 1 = 1 1 = 0,54 s + 8,80 + n1 n 2 10 10 (3) Kriteria yang digunakan dari daftar student dengan α = 0,05, adalah : t(½ - α ) ≤ thitung ≤ t(½ - α ), ⇒ –t (1 – ½0,05);18 < t < t(1 –½0,05);18 ⇒ –2,10 < thitung < 2, 10. 49
  • 18. H0 diterima karena thitung = 0, 54 berada diantara –2,10 < thitung < 2, 10. (4) Kesimpulan : Berarti pada taraf nyata 0,05 , diet itu tidak berhasil karena berat badan pasien rata – rata tidak berubah.. 50