2. “Kami ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam
sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul. Ya Allah,
tambahkanlah kepadaku ilmu dan
berikanlah aku pengertian yang baik.”
3. Istilah moral erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan.
Menurut Megawangi komponen penting yang harus diperhatikan
dalam pendidikan moralitas adalah menumbuhkan keinginan untuk
berbuat baik. Keinginan untuk berbuat baik bersumber dari kecintaan
berbuat baik. Dengan demikian, membentuk moralitas berarti
menumbuhkan pikiran, hati, dan tindakan.
Lickona menegaskan bahwa moralitas yang menjadi suatu karakter
yang baik berawal dari pengetahuan akan kebaikan, lalu keinginan untuk
melakukan kebaikan dan akhirnya melakukan kebaikan.
5. Stages of Moral Reasoning
• Level One: Preconventional (Personal Impact)
• Stage 1: Punishment/Obedience
• It is wrong, if you are punished for it.
• Physical consequences
• A big punishment then means what to a child?
• Stage 2: Personal Reward
• It is right if I benefit from it
• Personal needs are most important
• Magnitude of the benefit tells what about the action?
6. Stages of Moral Reasoning
• Level Two: Conventional (Personal Approval)
• Stage 3: Good Boy/Good Girl
• If I do this, Mommy will think I’m a “good boy/girl”
• Right & wrong reasoned based on other’s approval
• Pre-pubescent- Approval of authority figures
• Post-pubescent- Approval of peers
• Stage 4: Law & Order
• Because it’s against the Law!
• Laws are absolute, no gray areas or chaos will erupt
• Family obligations?
7. Stages of Moral Reasoning
• Level Three: Post-Conventional (Personal
Interpretation)
• Stage 5: Social Contract
• Given my situation I had no other choice!
• Laws are attempts at morality but are still contrived.
• Meant for most situations but not all situations
• Stage 6: Universal Ethic
• Always right?
• Always wrong?
8. • Moral Reasoning dapat disebut juga dengan mencari nilai moral,
untuk menentukan suatu perbuatan yang sebaiknya diperbuat pada
suatu kondisi tertentu dengan memberikan alasan-alasan yang
melatarbelakanginya.
9. Contoh kasus moral reasoning...
• Ny. G usia 20 tahun G1P0A0, datang ke bidan pukul 08.00 WITA
dengan keluhan nyeri perut tembus belakang sejak kemarin, ibu
merasa ingin BAB. Setelah bidan melakukan pemeriksaan dalam
didapatkan pembukaan sudah lengkap, setelah dipimpin meneran 1
jam ibu tak kunjung melahirkan. TTV dalam batas normal, DJJ 144
X/M dan his 4x10’ durasi 40 detik. Bidan segera memberitahu
keluarga Ny. G bahwa ibu harus dirujuk untuk dilakukan Sc.
Dalam kasus tersebut, bidan melanggar kode etik, mengapa?
10. MASIH INGAT 7 KODE ETIK BIDAN?
1) Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir).
2) Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir).
3) Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan Iainnya (2
butir).
4) Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir).
5) Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir).
6) Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air
(2 butir).
7) Penutup (1 butir).
11. Contoh kasus moral reasoning...
• Ny. G usia 20 tahun G1P0A0, datang ke bidan pukul 08.00 WITA
dengan keluhan nyeri perut tembus belakang sejak kemarin, ibu
merasa ingin BAB. Setelah bidan melakukan pemeriksaan dalam
didapatkan pembukaan sudah lengkap, setelah dipimpin
meneran 1 jam ibu tak kunjung melahirkan. Ibu menjert sangat
kesakitan. TTV dalam batas normal dan his 5x10’ durasi 60 detik,
DJJ 161. Bidan segera memberitahu keluarga Ny. G bahwa ibu
harus segera dirujuk namun keluarga ibu menolak dan memaksa
tetap ingin melahirkan di tempat bidan.
Bidan mengalami dilema etik
Apa yang harus dilakukan bidan?
12. • Dalam menentukan penyelesaian suatu kasus, seorang BIDAN harus
menyertakan alasan-alasan mereka dalam pemberian alternative
jawabannya. Melalui pemberian alasan inilah seorang BIDAN belajar
untuk menentukan sikap, karena mereka akan belajar memprediksi
konsekuensi dari perbuatan mereka dan belajar menganalisis setiap
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
• Dalam memberikan asuhan kebidanan S O A P