SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/ Mengkes/ SK/ III/
2007 Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan Indonesia. Deskripsi
kode etik bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai- nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi
yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk mengembangkan kompetensi dan
profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam memberikan pelayanan
berkualitas.
Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman tentang
etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat penting dalam memberikan asuhan
kebidanan. Dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien. Etika merupakan suatu
pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang
berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing
manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai- nilai yang di anutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu etik dan moral?
2. Apa saja masalah etik dan moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan?
3. Apa bedanya issue etik dalam kebidanan dengan issue moral dalam kebidanan?
4. Apa bedanya konflik moral dengan dilema moral?
5. Bagaimana masalah etik moral yang berhubungan dengan teknologi?
6. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah dilema etik?
7. Apa itu informed choice?
8. Apa itu informed consent?
C. Tujuan
Melalui makalah ini kita sebagai tenaga kesehatan bidan dapat mengetahui apasaja
masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktik kebidanan sehingga kita tau bagaimana
cara bersikap/etik moral dalam melaksanakan profesi kita dalam berpraktik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Etik Dan Moral
Etik merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan nilai benar
atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika adalah tentang apa yang baik dan
buruk dan bertentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Moral merupakan ajaran tentang baik
atau buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi
pekerti dan asusila.
Istilah-istilah dalam Etik :
1. Legislasi (Lieberman, 1970)
Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat
dengan tindakan.
2. Lisensi
Pemberian izin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah
diterapkan. Tujuannya untuk membatasi pemberian wewenang dan untuk meyakinkan
klien
3. Deontologi/Tugas
Keputusan yang diambil berdasarkan keserikatan/berhubungan dengan tugas. Dalam
pengambilan keputusan, perhatian utama pada tugas.
4. Hak
Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda dengan
keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
5. Instusioner
Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari kasus perkasus.
6. Beneficience
Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan.
7. Mal-efecience
Keputusan yang diambil merugikan pasien
8. Malpraktek
Gagal melakukan tugas/ kewajiban kepada klien, tidak melaksanakan tugas sesuai dengan
standar, melakukan tindakan yang mencederai klien, klien cedera karena kegagalan
melaksanakan tugas. Malpraktek terjadi karena ceroboh dan lupa.
2. Masalah Etik Dan Moral Yang Mungkin Terjadi Dalam Praktek Kebidanan
1. Tuntutan etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :
 Bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat
 Bertanggung jawab atas keputusan yang diambil
2. Untuk menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :
 Pengetahuan klinik yang baik
 Pengetahuan yang up to date
 Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan
3. Harapan Bidan dimasa depan :
 Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik
kebidanan (Daryl Koehn, Ground of Profesional Ethis, 1994)
 Dengan memahami peran bidan = tanggung jawab profesionalisme bidan terhadap
pasien atau klien akan meningkat
 Bidan berada dalam posisi baik = memfasilitasi klien dan membutuhkan peningkatan
pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik kebidanan.
3. Issue Etik Dalam Kebidanan Dengan Issue Moral Dalam Kebidanan
1. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
Issue adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang
belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Issue etik dalam pelayanan kebidanan
merupakan topik penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut
baik dan buruknya. Beberapa pembahasan masalah etik dalam kehidupan sehari hari adalah
sebagai berikut :
 Persetujuan dalam proses melahirkan.
 Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
 Kegagalan dalam proses persalinan.
 Pelaksanan USG dalam kehamilan.
 Konsep normal pelayanan kebidanan.
 Bidan dan pendidikan seks.
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:
 Perawatan intensif pada bayi.
 Skreening bayi.
 Transplantasi organ.
 Teknik reproduksi dan kebidanan.
Beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayananan kebidanan berhubungan dengan masalah-
masalah sebagai berikut:
 Agama / kepercayaan.
 Hubungan dengan pasien.
 Hubungan dokter dengan bidan.
 Pengambilan keputusan.
 Pengambilan data.
Dalam hal ini bidan dituntut untuk berprilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam
memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional.
2. Issue moral dalam pelayanan kebidanan
Issue moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik penting yang berhubungan
dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan
kebidanan. Beberapa contoh issue moral dalam kehidupan sehari-hari:
 Kasus abortus.
 Keputusan untuk terminasi kehamila
 Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari,
seperti yang menyangkut konflik dan perang.
4. Konflik Moral Dengan Dilema Moral
1. Konflik Moral
Dilema dan Konflik moral hal yang berbeda, konflik moral terjadi karena adanya
perbedaan antara prinsip moral antar individu. Konflik moral menyebabkan dilema moral.
Menurut Jhonson (1990) terdapat 2 tipe konflik moral yaitu :
 Konflik dalam prinsip yang sama
Bila seorang bidan berprinsip untuk menjunjung tinggi autonomi, autonomi siapa yang
akan diperjuangkan? autonomi bidan atau kliennya? keduanya memiliki kedudukan dan
kepentingan yang sama, sehingga sering kali menimbulkan konflik bagi bidan.
 Konflik dalam prinsip berbeda
Contoh dalam kasus ibu yang menolak episiotomi, bidan memiliki konflik antara
kewajiban untuk menghargai hak hidup janin sekaligus menghargai autonomi dan keinginan si
ibu.
2. Dilema Moral
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua
alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan
masalah. Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau
pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab
profesional, yaitu:
 Selalu bersikap mengutamakan keinginan, keselamatahn dan kesehatan pasien.
 Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan kesejahteraan pasien atau
klien.
 Memastikan tidak melanggar atau lalai dalam melakukan tanggung jawab yang dapat
mengganggu kepentingan dan kselamatan pasien dan klien.
 Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian [omission],
disertai ras tanggung jawab memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.
5. Masalah Etik Moral yang Berhubungan Dengan Teknologi
1. ABORSI
Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mencapai viabilitas dengan usia
kehamilan < 22 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.
Hukum Aborsi
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”
Yang menerima hukuman adalah:
 Ibu yang melakukan aborsi
 Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
 Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi.
Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh bidan untuk turut andil, upaya untuk menurunkan
kematian ibu dengan aborsi :
1. Mencegah terjadinya KTD dengan cara :
 melakukan advokasi kemasyarakat tentang isu – isu kespro
 consent inform kepada klien kontrasepsi
 Melakukan konseling pada perempuan dengan masalah KTD, tanpa sikap
menghakimi
2. Sampaikan informasi yang diperlukan, misalnya :
 Prosedur aborsi yang aman, kemungkinan efek samping
 Macam aborsi tidak aman dan dampaknya
 Resiko dari setiap keputusan yang diambil klien
 Cara mencegah KTD dikemudian hari
 Untuk kasus-kasus tertentu (KTD akibat perkosaan)/klien tetap memutuskan ingin
mengakhiri kehamilannya, rujuk klien kepada tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian dan keterampilan untuk tindakan aborsi yang aman.
2. EUTHANASIA
Euthanasia berasal dari Bahasa Yunani adalah praktik pencabutan kehidupan manusia
atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa
sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.
Aturan hukum mengenai masalah ini berbeda-beda di tiap negara dan seringkali berubah seiring
dengan perubahan norma-norma budaya maupun ketersediaan perawatan atau tindakan medis.
3. ADOPSI
Adopsi berasal dari kata “adaptie” dalam bahasa Belanda. Menurut kasus hukum berarti
“Pengangkatan seorang anak untuk anak kandungnya sendiri”. Dalam bahasa Malaysia dipakai
kata adopsi, berarti anak angkat atau mengangkat anak. Sedangkan dalam Bahasa Inggris,
“Edoft” (Adaption), berarti pengangkatan anak atau mengangkat anak.
4. TRANSPLANTASI
Transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh
yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi
ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:
 Autotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam
tubuh orang itu sendiri.
 Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke
tubuh orang lain.
 Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke
tubuh spesies lainnya.
5. BAYI TABUNG
Bayi tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur
diluar tubuh (in vitro fertilization). Setelah terjadi konsepsi hasil tersebut dimasukkan kembali ke
dalam rahim ibu atau embrio transfer sehingga dapat tumbuh menjadi janin sebagaimana
layaknya kehamilan biasa. Status bayi tabung ada 3 macam :
 Inseminasi buatan dengan sperma suami.
 Inseminasi buatan dengan sperma donor.
 Inseminasi bautan dengan model titipan.
6. Langkah-Langkah yang Dilakukan Dalam Menyelesaikan Masalah Dilema Etik
1. Pengkajian
Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah “adakah saya terlibat langsung dalam
dilema?”. Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan menjadi pendengar yang berempati.
Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan
pertanyaan yaitu :
 Apa yang menjadi fakta medik ?
 Apa yang menjadi fakta psikososial ?
 Apa yang menjadi keinginan klien ?
 Apa nilai yang menjadi konflik ?
2. Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and Thomson (1985) mendaftarkan
3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam perencanaan, yaitu:
 Tentukan tujuan dari treatment.
 Identifikasi pembuat keputusan
 Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi/pilihan.
3. Implementasi
Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan beserta
anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang dapat diterima dan saling
menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi. Peran
perawat selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema
etis sering kali menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih/berduka, marah, dan
emosi kuat yang lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan komunikasi pada
para pengambil keputusan. Perawat harus ingat “Saya disini untuk melakukan yang terbaik bagi
klien”. Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua) alternatif yang
menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik, bahkan tak mengenakkan. Sekali tercapai
kesepakatan, pengambil keputusan harus menjalankannya. Kadang kala kesepakatan tak tercapai
karena semua pihak tak dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau lain waktu, perawat
tak dapat menangkap perhatian utama klien. Sering kali klien/keluarga mengajukan permintaan
yang sulit dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat dihormati.
4. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang ditentukan sebagai
outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat
dipakai untuk mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi
diantara para pengambil keputusan masih harus dipelihara. Dilema etik yang sering ditemukan
dalam praktek keperawatan dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit
dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis.
Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit karena keputusan yang akan diambil keduanya
sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan. Pada saat berhadapan dengan dilema etis juga
terdapat dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan
keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi
yang baik dari seorang perawat. Masalah pengambilan keputusan dalam pemberian transplantasi
ginjal juga sering menimbulkan dilema etis karena sangat berhubungan dengan hak asasi
manusia, pertimbangan tingkat keberhasilan tindakan dan keterbatasan sumber-sumber organ
tubuh yang dapat didonorkan kepada orang lain sehingga memerlukan pertimbangan yang
matang. Oleh karena itu sebagai perawat yang berperan sebagai konselor dan pendamping harus
dapat meyakinkan klien bahwa keputusan akhir dari komite merupakan keputusan yang terbaik.
7. Informed Choice
Menurut Jhon M. Echols dalam kamus bahasa inggris indonesia tahun 2003 Informed
berarti telah diberitahukan, telah disampaikan, telah di informasikan. Sedangkan Choice berarti
pilihan. Dengan demikian secara umum Infrmed Choice dapat diartikan memberitahukan atau
menjelaskan pilihan-pilihan yang ada pada klien. Tujuannya adalah untuk mendorong wanita
memilih asuhannya, peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam menejemen asuhan
kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih asuhan dan keinginannya
terpenuhi. Menurut kode etik bidan internasional tahun 1993, ”bidan harus menghormati hak
informed choice ibu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan
tanggung jawabnya tentang hasil dari pilihannya” Informasi yang diberikan kepada ibu, tentang
pemahaman resiko, manfaat, keuntungan, dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. Tetapi
sebagian besar wanita masih sulit untuk membuat keputusan karena alasan social, ekonomi,
kurangnya pendidikan, dan pemahaman masalah kesehatan. Kesulitan bahasa, dan pehamanan
sistem kesehatan yang tersedia dan lain-lain. Berikut rambu-rambu yang harus di ingat dalam
Informed Choice :
 Informed Choice bukan sekedar mengetahui berbagai pilihan yang ada, namun juga
mengerti benar manfaat dan resiko dari setiap pilihan yang ditawarkan.
 Informed choice tidak sama dengan membujuk atau memaksa klien mengambil
keputusan yang menurut orang lain baik (meskipun dilakukan dengan cara halus)
8. Informed Consent
Menurut Jusuf Hanafiah (1999) Informed consent adalah persetujuan yang diberikan
pasien kepada dokter setelah diberikan penjelasan. Hal ini dilakukan setiap melakukan tindakan
medis sekecil apapun tindakan tersebut. Menurut Depkes (2002),informed consent dibagi
menjadi 2 bentuk yaitu:
 Implied consent, yaitu persetujuan yang dinyatakan secara langsung.
 Express consent yaitu persetujuan yang dinyatakan dalam bentuk tulisan atau ferbal.
Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum dimintakan persetujuan tindakan
kedokteran kepada klien adalah:
 Dalam keadaan gawat darurat (emergensi), dimana dokter harus segera bertindak untuk
menyelamatkan jiwa.
 Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa menghadapi situasi
dirinya. Ini tercantum dalam Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008.
Menurut Culver and Gert, ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu consent/persetujuan:
 Sukarela (voluntariness)
 Informasi (information)
 Kompetensi (competence)
 Keputusan (decision)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan
sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang
sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih
dimengerti sebagai filsafat moral. Berdasarkan pembahasan diatas kita telah mengetahui etika
serta nilai dalam profesi kebidanan. Dengan kita mengetahui nilai etika kebidanan maka dalam
penyerapan dan pembentukan nilai oleh tenaga bidan dapat dilakukan dengan tepat dan tidak
melenceng dari nilai serta kode etik kebidanan.
B. Saran
Diharapkan tenaga bidan memahami tentang apa itu etika kebidanan sehingga dengan
mudah menyerap dan membetuk nilai etika kebidanan. Sehingga pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat tidak mengecewakan dan tidak ada pihak yang dirugikan

More Related Content

What's hot

Prinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananPrinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananaulia rahmah
 
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatanMakalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatanOperator Warnet Vast Raha
 
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Mk4. konsep etika profesi dalam dalam praktik keperawatan
Mk4. konsep etika profesi dalam dalam praktik keperawatanMk4. konsep etika profesi dalam dalam praktik keperawatan
Mk4. konsep etika profesi dalam dalam praktik keperawatanocto zulkarnain
 
Aspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifAspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifFredy Akbar K
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahRumandani Choirunisa
 
Etika keperawatan dilema etik
Etika keperawatan dilema etik Etika keperawatan dilema etik
Etika keperawatan dilema etik Praseta Okta Viana
 
Refleksi tentang etika keperawatan
Refleksi tentang etika keperawatanRefleksi tentang etika keperawatan
Refleksi tentang etika keperawatanFredy Akbar K
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikCahya
 
Model pengambilan keputusan dilema etik dan masalah
Model pengambilan keputusan dilema etik dan masalahModel pengambilan keputusan dilema etik dan masalah
Model pengambilan keputusan dilema etik dan masalahFuzzam Madridistas
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahRumandani Choirunisa
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatanAde Rahman
 

What's hot (17)

Prinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananPrinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidanan
 
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatanMakalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
 
Moral AKPER PEMKAB MUNA
Moral AKPER PEMKAB MUNA Moral AKPER PEMKAB MUNA
Moral AKPER PEMKAB MUNA
 
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Mk4. konsep etika profesi dalam dalam praktik keperawatan
Mk4. konsep etika profesi dalam dalam praktik keperawatanMk4. konsep etika profesi dalam dalam praktik keperawatan
Mk4. konsep etika profesi dalam dalam praktik keperawatan
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Aspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifAspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatif
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
Etika keperawatan dilema etik
Etika keperawatan dilema etik Etika keperawatan dilema etik
Etika keperawatan dilema etik
 
Dilema hukum
Dilema hukum Dilema hukum
Dilema hukum
 
Refleksi tentang etika keperawatan
Refleksi tentang etika keperawatanRefleksi tentang etika keperawatan
Refleksi tentang etika keperawatan
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etik
 
Model pengambilan keputusan dilema etik dan masalah
Model pengambilan keputusan dilema etik dan masalahModel pengambilan keputusan dilema etik dan masalah
Model pengambilan keputusan dilema etik dan masalah
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 

Similar to Asyura (20)

ETIKA_ppt_03_ppt.ppt
ETIKA_ppt_03_ppt.pptETIKA_ppt_03_ppt.ppt
ETIKA_ppt_03_ppt.ppt
 
Makalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatanMakalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatan
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasia
 
Fidelity dkk
Fidelity dkkFidelity dkk
Fidelity dkk
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Konsep Dasar Etika, Hukum, dan Moral - Yuna Yunita.pdf
Konsep Dasar Etika, Hukum, dan Moral - Yuna Yunita.pdfKonsep Dasar Etika, Hukum, dan Moral - Yuna Yunita.pdf
Konsep Dasar Etika, Hukum, dan Moral - Yuna Yunita.pdf
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
 
Tugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docxTugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docx
 
Konsep Dasar Etika
Konsep Dasar Etika Konsep Dasar Etika
Konsep Dasar Etika
 
eTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptxeTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptx
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
Konsep Dasar Etika Profesi Kebidanan
Konsep Dasar Etika Profesi KebidananKonsep Dasar Etika Profesi Kebidanan
Konsep Dasar Etika Profesi Kebidanan
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 
Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik Keperawatan
 
Etik dan moral dalam praktek keperawatan
Etik dan moral dalam praktek keperawatanEtik dan moral dalam praktek keperawatan
Etik dan moral dalam praktek keperawatan
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

Asyura

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/ Mengkes/ SK/ III/ 2007 Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan Indonesia. Deskripsi kode etik bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai- nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam memberikan pelayanan berkualitas. Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman tentang etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan. Dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien. Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai- nilai yang di anutnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu etik dan moral? 2. Apa saja masalah etik dan moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan? 3. Apa bedanya issue etik dalam kebidanan dengan issue moral dalam kebidanan? 4. Apa bedanya konflik moral dengan dilema moral? 5. Bagaimana masalah etik moral yang berhubungan dengan teknologi? 6. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah dilema etik? 7. Apa itu informed choice? 8. Apa itu informed consent?
  • 2. C. Tujuan Melalui makalah ini kita sebagai tenaga kesehatan bidan dapat mengetahui apasaja masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktik kebidanan sehingga kita tau bagaimana cara bersikap/etik moral dalam melaksanakan profesi kita dalam berpraktik.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi Etik Dan Moral Etik merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan nilai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika adalah tentang apa yang baik dan buruk dan bertentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Moral merupakan ajaran tentang baik atau buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti dan asusila. Istilah-istilah dalam Etik : 1. Legislasi (Lieberman, 1970) Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan. 2. Lisensi Pemberian izin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah diterapkan. Tujuannya untuk membatasi pemberian wewenang dan untuk meyakinkan klien 3. Deontologi/Tugas Keputusan yang diambil berdasarkan keserikatan/berhubungan dengan tugas. Dalam pengambilan keputusan, perhatian utama pada tugas. 4. Hak Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan. 5. Instusioner Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari kasus perkasus. 6. Beneficience Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan. 7. Mal-efecience Keputusan yang diambil merugikan pasien 8. Malpraktek
  • 4. Gagal melakukan tugas/ kewajiban kepada klien, tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar, melakukan tindakan yang mencederai klien, klien cedera karena kegagalan melaksanakan tugas. Malpraktek terjadi karena ceroboh dan lupa. 2. Masalah Etik Dan Moral Yang Mungkin Terjadi Dalam Praktek Kebidanan 1. Tuntutan etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :  Bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat  Bertanggung jawab atas keputusan yang diambil 2. Untuk menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :  Pengetahuan klinik yang baik  Pengetahuan yang up to date  Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan 3. Harapan Bidan dimasa depan :  Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik kebidanan (Daryl Koehn, Ground of Profesional Ethis, 1994)  Dengan memahami peran bidan = tanggung jawab profesionalisme bidan terhadap pasien atau klien akan meningkat  Bidan berada dalam posisi baik = memfasilitasi klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik kebidanan. 3. Issue Etik Dalam Kebidanan Dengan Issue Moral Dalam Kebidanan 1. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan Issue adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya. Beberapa pembahasan masalah etik dalam kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut :  Persetujuan dalam proses melahirkan.  Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.  Kegagalan dalam proses persalinan.
  • 5.  Pelaksanan USG dalam kehamilan.  Konsep normal pelayanan kebidanan.  Bidan dan pendidikan seks. Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:  Perawatan intensif pada bayi.  Skreening bayi.  Transplantasi organ.  Teknik reproduksi dan kebidanan. Beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayananan kebidanan berhubungan dengan masalah- masalah sebagai berikut:  Agama / kepercayaan.  Hubungan dengan pasien.  Hubungan dokter dengan bidan.  Pengambilan keputusan.  Pengambilan data. Dalam hal ini bidan dituntut untuk berprilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional. 2. Issue moral dalam pelayanan kebidanan Issue moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik penting yang berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan. Beberapa contoh issue moral dalam kehidupan sehari-hari:  Kasus abortus.  Keputusan untuk terminasi kehamila  Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang.
  • 6. 4. Konflik Moral Dengan Dilema Moral 1. Konflik Moral Dilema dan Konflik moral hal yang berbeda, konflik moral terjadi karena adanya perbedaan antara prinsip moral antar individu. Konflik moral menyebabkan dilema moral. Menurut Jhonson (1990) terdapat 2 tipe konflik moral yaitu :  Konflik dalam prinsip yang sama Bila seorang bidan berprinsip untuk menjunjung tinggi autonomi, autonomi siapa yang akan diperjuangkan? autonomi bidan atau kliennya? keduanya memiliki kedudukan dan kepentingan yang sama, sehingga sering kali menimbulkan konflik bagi bidan.  Konflik dalam prinsip berbeda Contoh dalam kasus ibu yang menolak episiotomi, bidan memiliki konflik antara kewajiban untuk menghargai hak hidup janin sekaligus menghargai autonomi dan keinginan si ibu. 2. Dilema Moral Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab profesional, yaitu:  Selalu bersikap mengutamakan keinginan, keselamatahn dan kesehatan pasien.  Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan kesejahteraan pasien atau klien.  Memastikan tidak melanggar atau lalai dalam melakukan tanggung jawab yang dapat mengganggu kepentingan dan kselamatan pasien dan klien.  Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian [omission], disertai ras tanggung jawab memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.
  • 7. 5. Masalah Etik Moral yang Berhubungan Dengan Teknologi 1. ABORSI Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mencapai viabilitas dengan usia kehamilan < 22 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram. Hukum Aborsi Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis” Yang menerima hukuman adalah:  Ibu yang melakukan aborsi  Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi  Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh bidan untuk turut andil, upaya untuk menurunkan kematian ibu dengan aborsi : 1. Mencegah terjadinya KTD dengan cara :  melakukan advokasi kemasyarakat tentang isu – isu kespro  consent inform kepada klien kontrasepsi  Melakukan konseling pada perempuan dengan masalah KTD, tanpa sikap menghakimi 2. Sampaikan informasi yang diperlukan, misalnya :  Prosedur aborsi yang aman, kemungkinan efek samping  Macam aborsi tidak aman dan dampaknya  Resiko dari setiap keputusan yang diambil klien  Cara mencegah KTD dikemudian hari  Untuk kasus-kasus tertentu (KTD akibat perkosaan)/klien tetap memutuskan ingin mengakhiri kehamilannya, rujuk klien kepada tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk tindakan aborsi yang aman. 2. EUTHANASIA Euthanasia berasal dari Bahasa Yunani adalah praktik pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.
  • 8. Aturan hukum mengenai masalah ini berbeda-beda di tiap negara dan seringkali berubah seiring dengan perubahan norma-norma budaya maupun ketersediaan perawatan atau tindakan medis. 3. ADOPSI Adopsi berasal dari kata “adaptie” dalam bahasa Belanda. Menurut kasus hukum berarti “Pengangkatan seorang anak untuk anak kandungnya sendiri”. Dalam bahasa Malaysia dipakai kata adopsi, berarti anak angkat atau mengangkat anak. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, “Edoft” (Adaption), berarti pengangkatan anak atau mengangkat anak. 4. TRANSPLANTASI Transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:  Autotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri.  Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain.  Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke tubuh spesies lainnya. 5. BAYI TABUNG Bayi tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur diluar tubuh (in vitro fertilization). Setelah terjadi konsepsi hasil tersebut dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu atau embrio transfer sehingga dapat tumbuh menjadi janin sebagaimana layaknya kehamilan biasa. Status bayi tabung ada 3 macam :  Inseminasi buatan dengan sperma suami.  Inseminasi buatan dengan sperma donor.  Inseminasi bautan dengan model titipan.
  • 9. 6. Langkah-Langkah yang Dilakukan Dalam Menyelesaikan Masalah Dilema Etik 1. Pengkajian Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah “adakah saya terlibat langsung dalam dilema?”. Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan menjadi pendengar yang berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu :  Apa yang menjadi fakta medik ?  Apa yang menjadi fakta psikososial ?  Apa yang menjadi keinginan klien ?  Apa nilai yang menjadi konflik ? 2. Perencanaan Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and Thomson (1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam perencanaan, yaitu:  Tentukan tujuan dari treatment.  Identifikasi pembuat keputusan  Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi/pilihan. 3. Implementasi Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang dapat diterima dan saling menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema etis sering kali menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih/berduka, marah, dan emosi kuat yang lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan komunikasi pada para pengambil keputusan. Perawat harus ingat “Saya disini untuk melakukan yang terbaik bagi klien”. Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua) alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik, bahkan tak mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan, pengambil keputusan harus menjalankannya. Kadang kala kesepakatan tak tercapai karena semua pihak tak dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau lain waktu, perawat
  • 10. tak dapat menangkap perhatian utama klien. Sering kali klien/keluarga mengajukan permintaan yang sulit dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat dihormati. 4. Evaluasi Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para pengambil keputusan masih harus dipelihara. Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit karena keputusan yang akan diambil keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan. Pada saat berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat. Masalah pengambilan keputusan dalam pemberian transplantasi ginjal juga sering menimbulkan dilema etis karena sangat berhubungan dengan hak asasi manusia, pertimbangan tingkat keberhasilan tindakan dan keterbatasan sumber-sumber organ tubuh yang dapat didonorkan kepada orang lain sehingga memerlukan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu sebagai perawat yang berperan sebagai konselor dan pendamping harus dapat meyakinkan klien bahwa keputusan akhir dari komite merupakan keputusan yang terbaik. 7. Informed Choice Menurut Jhon M. Echols dalam kamus bahasa inggris indonesia tahun 2003 Informed berarti telah diberitahukan, telah disampaikan, telah di informasikan. Sedangkan Choice berarti pilihan. Dengan demikian secara umum Infrmed Choice dapat diartikan memberitahukan atau menjelaskan pilihan-pilihan yang ada pada klien. Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya, peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam menejemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. Menurut kode etik bidan internasional tahun 1993, ”bidan harus menghormati hak informed choice ibu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan tanggung jawabnya tentang hasil dari pilihannya” Informasi yang diberikan kepada ibu, tentang
  • 11. pemahaman resiko, manfaat, keuntungan, dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. Tetapi sebagian besar wanita masih sulit untuk membuat keputusan karena alasan social, ekonomi, kurangnya pendidikan, dan pemahaman masalah kesehatan. Kesulitan bahasa, dan pehamanan sistem kesehatan yang tersedia dan lain-lain. Berikut rambu-rambu yang harus di ingat dalam Informed Choice :  Informed Choice bukan sekedar mengetahui berbagai pilihan yang ada, namun juga mengerti benar manfaat dan resiko dari setiap pilihan yang ditawarkan.  Informed choice tidak sama dengan membujuk atau memaksa klien mengambil keputusan yang menurut orang lain baik (meskipun dilakukan dengan cara halus) 8. Informed Consent Menurut Jusuf Hanafiah (1999) Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah diberikan penjelasan. Hal ini dilakukan setiap melakukan tindakan medis sekecil apapun tindakan tersebut. Menurut Depkes (2002),informed consent dibagi menjadi 2 bentuk yaitu:  Implied consent, yaitu persetujuan yang dinyatakan secara langsung.  Express consent yaitu persetujuan yang dinyatakan dalam bentuk tulisan atau ferbal. Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum dimintakan persetujuan tindakan kedokteran kepada klien adalah:  Dalam keadaan gawat darurat (emergensi), dimana dokter harus segera bertindak untuk menyelamatkan jiwa.  Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa menghadapi situasi dirinya. Ini tercantum dalam Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008. Menurut Culver and Gert, ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu consent/persetujuan:  Sukarela (voluntariness)  Informasi (information)  Kompetensi (competence)  Keputusan (decision)
  • 12. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih dimengerti sebagai filsafat moral. Berdasarkan pembahasan diatas kita telah mengetahui etika serta nilai dalam profesi kebidanan. Dengan kita mengetahui nilai etika kebidanan maka dalam penyerapan dan pembentukan nilai oleh tenaga bidan dapat dilakukan dengan tepat dan tidak melenceng dari nilai serta kode etik kebidanan. B. Saran Diharapkan tenaga bidan memahami tentang apa itu etika kebidanan sehingga dengan mudah menyerap dan membetuk nilai etika kebidanan. Sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak mengecewakan dan tidak ada pihak yang dirugikan