Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi dan etiologi goiter. Secara garis besar, goiter dapat disebabkan oleh defisiensi iodium, peradangan, neoplasma, dan stimulasi pertumbuhan kelenjar tiroid. Goiter dapat muncul dalam bentuk difus atau nodular, dan dapat disertai hipertiroidisme, hipotiroidisme, atau eutiroidisme.
2. Definisi
• Goiter atau struma adalah suatu keadaan
pembesaran kelenjar gondok (tiroid) apapun
penyebabnya
3. Embriologi
• Berasal dari penebalan endoderm lengkung
faring.
• Mulai terbentuk minggu ke-4
• Mengalami desensus dari foreamen sekum
hingga minggu ke-7
• Mulai berfungsi pada minggu ke-12
15. Epidemiologi Goiter
• Goiter endemik terdapat di hampir seluruh
benua: daerah pegunungan andes, Himalaya,
alpen, Finlandia, dan Netherland, Asia
(Jepang, Yunani, Afrika, dan Amerika Selatan)
• Goiter endemik di Indonesia: Jawa Tengah,
Lombok Utara, Jawa Timur, dan Sulawesi
Utara
16. • Daerah dengan prevalensi goiter >1%
populasi: daerah endemik
19. Patogenesis Goiter difus vs goiter
nodular
• Goiter difus: terjadi bila stimulasi
pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid
direspon secara homogen oleh semua sel-sel
folikel kelenjar tiroid
20. • Goiter nodular:
– Setiap goiter yang berasal dari multiplikasi sel epitel
folikular akan membentuk folikel baru.
– Terdapat sekelompok sel yang memiliki kepekaan
lebih tinggi terhadap stimulus pertumbuhan
dibandingkan dengan kelompok sel lain.
– Sel-sel dari klon yang sama dapat memiliki aktivitas
dan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda.
– Variasi respon sel-sel folikular dalam merespon
stimulasi TSH
21. – Adanya faktor pertumbuhan sel-sel tiroid selain
TSH.
– perubahan goiter difus nodular
– Neoplasma tiroid
22. Etiologi goiter
• Secara garis besar, goiter dapat disertai
tampilan klinis berupa:
– Hipertiroidisme
– Hipotiroidisme
– eutiroid
23.
24.
25.
26. Diagnosis
• Penegakkan diagnosis pada pasien dengan
goiter bertujuan untuk menentukan kausa dan
menilai fungsi kelenjar tiroid
• Penting untuk menilai adanya kemungkinan
keganasan tiroid melalui anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
27. • Goiter nodosa nontoksik curiga ganas apabila:
– Umur <20 tahun atau >50 tahun
– Riwayat terpapar radiasi leher pada masa kanak-kanak
– Pembesaran kelenjar tiroid yang cepat
– Suara parau
– Disfagia
– Nyeri
– Riwayat keluarga yang menderita kanker
– Pembesaran kelenjar tiroid yang tetap berlanjut
– Struma dengan sesak nafas
28. • Pemeriksaan fisik goiter noduler harus mampu
memberikan informasi berupa:
– Lokasi nodul (lobus kanan/kiri/ismus)
– Ukuran
– Jumlah nodul
– Konsistensi nodul
– Nyeri saat dipalpasi
– Mobilitas nodul terhadap kulit atau dasar
– Pembesaran KGB
29.
30.
31. • Tes fungsi tiroid
– Kadar serum TSH
– Kadar T4 total
– Kadar FT4
• Pencitraan tiroid
– USG tiroid
– CT scan dan MRI leher
• Radionuklida (I123, I131)/ tes ambilan iodine
radioaktif
36. Definisi
• Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan yang
berasal dari kelenjar tiroid. Proses keganasan
ini dapat berasal dari sel folikular dan medulla
tiroid
37. Epidemiologi
• Jarang terjadi (penyebab kematian <1% kasus
keganansan)
• Insidensi lebih tinggi pada daerah goiter
endemik (terutama jenis folikular dan
anaplastik)
• Usia puncak 21-40 tahun
• 2-4 kali lebih banyak pada wanita
• 25% ditampilkan sebagai goiter nodosa
42. Manifestasi klinis
• Umumnya muncul sebagai goiter uninodular
atau multinodular non-toksik
• Tidak nyeri
• Gejala penyerta lain tergantung keterlibatan
struktur di sekitar tiroid atau ada tidaknya
metastase jauh