1. Metode Pengikatan Ke Muka & Pengikatan Ke Belakang Modul Ilmu Ukur Tanah Oleh:
Tutus Kusuma
A. Pendahuluan Dalam Ilmu Ukur Tanah, terdapat beberapa metode penentuan posisi:
penentuan posisi titik berdasarkan pengukuran jarak dan• Metode polar azimuth titik
tersebut terhadap titik acuan yang sudah diketahui koordinatnya. penentuan posisi
dimana alat berpindah setiap selesai• Metode poligon pematokan, kemudian titik
belakang (backsight) digunakan sebagai acuan arah untuk titik berikutnya. penentuan
posisi titik dari dua titik yang• Metode pengikatan ke muka diketahui koordinatnya,
dimana pengukuran dilakukan secara serentak dari kedua titik tersebut (2 alat).
penentuan posisi titik terhadap dua titik• Metode pengikatan ke belakang yang
diketahui koordinatnya, dimana pengukuran dilakukan dari titik yang akan diukur (1
alat).
A. Pendahuluan Penentuan posisi metode polar: titik A dan B diketahui koordinatnya,
diukur jarak dan azimuth ke titik 1. T U Z XA YA XB YB A B Pt1
A. Pendahuluan Penentuan posisi metode poligon: pematokan dilakukan secara berurutan
dari titik acuan awal ke titik berikutnya. A B 1 2 3 A 1 2 3 A 1 2 3 B B Langkah I
Langkah III Langkah II
A. Pendahuluan Penentuan posisi metode pengikatan ke muka: alat berdiri di dua titik
acuan yang diketahui koordinatnya. (Pengikatan ke belakang: alat berdiri di titik yang
akan diukur.) A B C 2 2 1 1
B. Pengikatan ke Muka Pengikatan ke muka adalah suatu metode penentuan posisi dari
dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di
lapangan tempat berdiri target (prisma atau jalon) yang akan diketahui koordinatnya dari
titik tersebut. Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis.
Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut
beta dan alfa diperoleh dari lapangan.
B. Pengikatan ke Muka Karakteristik penentuan posisi dengan pengikatan ke muka: •
Bentuk yang digunakan segitiga. • Dilakukan pengukuran dua sudut (alfa dan beta). •
Salah satu panjang sisi harus diukur untuk mengetahui bentuk dan besar segitiga.
Pemotongan ke muka banyak digunakan pada pengukuran titik triangulasi dan
konstruksi.
B. Pengikatan ke Muka Tahapan perhitungannya: 1. Menghitung sudut jurusan tg Ψab =
(Xb - Xa) / (Yb - Ya) Ψab = ArcTan 2. Menghitung jarak dab1 = (Xb - Xa) / (Sin Ψab)
dab2 = (Yb - Ya) / (Cos Ψab) dab = (dab1 + dab2)/2 3. Menghitung koefisien jarak γ = α
+ β m = dab / (Sin γ) 4. Menghitung jarak dap dan dbp dap = m . sin β dbp = m . sin α
B. Pengikatan ke Muka 5. Menghitung koordinat P dari titik A Ψap = Ψab - α ΔXap =
dap . sin Ψap ΔYap = dap . cos Ψap Xpa = Xa + ΔXap Ypa = Ya + ΔYap 6. Menghitung
koordinat P dari titik B Ψbp = (Ψab + β) + 180 ΔXbp = dbp . sin Ψbp ΔYbp = dbp . cos
Ψbp Xpb = Xb + ΔXbp Ypb = Yb + ΔYbp 7. Menghitung koordinat P rata-rata Xp =
(Xpa + Xpb)/2 Yp = (Ypa + Ypb)/2
C. Pengikatan ke Belakang Pengikatan ke belakang adalah suatu metode penentuan posisi
sebuah titik terhadap dua buah atau lebih titik yang diketahui koordinatnya. Bedanya
dengan pengikatan ke muka adalah pada metode ini alat berdiri pada titik yang akan
ditentukan posisinya. Sudut yang diukur adalah sudut alfa dan beta. Ada beberapa metode
yang sering digunakan, yang paling populer adalah metode Collins dan Cassini. Di sini
akan dijelaskan metode Collins.
2. C. Pengikatan ke Belakang Tahapan perhitungannya: 1. Menentukan posisi titik bantu
Collins “H”. Titik P diikat dengan cara ke belakang pada titik A, B, dan C. Buatlah
sekarang suatu lingkaran sebagai tempat kedudukan melalui titik-titk A, B dan P
hubungkanlah titik P dengan titik C maka garis CP dimisalkan memotong lingkaran tadi
di titik H yang di namakan titik penolong Collins. 2. Menghitung koordinat titik H (lihat
gambar di atas kanan). Xh = Xa + dah sin ᾀ ah Yh = Ya + dah cos ᾀ ah a. Nilai ᾀ ah
dapat dicari dengan rumus: ᾀ ah = ᾀ ab + β Sudut jurusan AB dapat dihitung dari
koordinat A dan B.
C. Pengikatan ke Belakang b. Nilai dah bisa dihitung setelah nilai dab diketahui, sehingga
dah dapat ditentukan dengan menggunakan perbandingan antara sinus sudut dengan garis
sehadap sudut tersebut. Dengan analogi yang sama, koordinat H dapat dihitung dari titik
B.
C. Pengikatan ke Belakang 3. Menghitung koordinat titik P. Xp = Xa + dap sin ᾀ ap Yp =
Ya + dap cos ᾀ ap a. Nilai ᾀ ap dapat dicari dengan rumus: ᾀ ap = ᾀ ab + ˠ Dimana: ˠ = ᾀ
hc - ᾀ hb, dan ᾀ hb didapat dari ᾀ bh + 180o Sudut jurusan HC dapat dihitung dari
koordinat H dan C.
C. Pengikatan ke Belakang b. Nilai dap dapat dihitung dengan rumus: Dengan analogi
yang sama, koordinat P dapat dihitung dari titik B.
C. Pengikatan ke Belakang
Tutus Kusuma 08112503588 – 081328855570 tutus.kusuma81@gmail.com
http://titorahadhiangettra.blogspot.com/