2. Pengertian Etnozoologi dan cakupannya
• Merupakan studi mengenai hubungan
masa lalu dan sekarang antara
kebudayaan manusia dengan hewan
disekitarnya.
• Cakupan studi ini meliputi klasifikasi dan
penamaan bentuk zoologi, serta kajian
mengenai kebudayaan yang berkaitan
dengan hewan sekitar serta
pemanfaatan baik hewan liar maupun
domestik
3. Pengertian
Ethnoichtyology
• Etnoiktiologi adalah bidang dalam antropologi
yang mengkaji pengetahuan manusia tentang
ikan, penggunaan ikan, dan pentingnya ikan
dalam masyarakat manusia yang berbeda,
meliputi pengetahuan dari berbagai bidang
termasuk ichthyology, ekonomi, oseanografi,
dan botani laut.
• Bidang studi ini berupaya memahami detail
interaksi manusia dengan ikan, termasuk aspek
kognitif dan perilaku.
• Pengetahuan etnoiktiologi berbeda-beda antar
budaya. Setiap kelompok budaya memiliki cara
yang berbeda dalam berinteraksi dengan
spesies ikan di lingkungannya.
Marques, J. G. W. (2012). Etnoictiologia: pescando pescadores nas águas da transdiciplinaridade. Revista Ouricuri, 2(2), 009-038.
4. Ethnoichtyology
• Etnoiktiologi berfokus terutama pada pengetahuan lokal,
ekspresi linguistik, pentingnya nutrisi, praktik rakyat, bukti
material dan persepsi kognitif ikan dan konsekuensi
lingkungan dari interaksi ini.
• Studi ini juga mengkaji pengaruh sejarah panjang ikan yang
diperkenalkan ke perairan baru oleh manusia, sengaja atau
tidak sengaja, sementara yang lain menghilang atau punah.
Terkadang, pengenalan satu spesies menyebabkan
pemusnahan spesies lain
Svanberg, I., & Locker, A. (2020). Ethnoichthyology of freshwater fish in Europe: a review of
vanishing traditional fisheries and their cultural significance in changing landscapes from the
later medieval period with a focus on northern Europe. Journal of ethnobiology and
ethnomedicine, 16(1), 1-29.
5. Contoh kajian
• Salah satu contoh pendekatan Etnoiktiologi seperti penelitian yang dilakukan oleh
Fakhrurrozi et al., (2016) terhadap masyarakat kabupaten Belitung timur mengenai
entitas dan potensi ikan cempedik yang merupakan ikan endemik belitung timur.
• Studi ini berfokus untuk memperkenalkan dan membantu masyarakat melakukan
pengelolaan potensi ikan cempedik dan entitasnya melalui pendekatan biologi dan
etnobiologi.
6. Pengetahuan masyarakat mengenai ikan
Cempedik
• Ikan cempedik merupakan ikan endemik kabupaten belitung timue, terutama di kecematan
Gantung
• Ikan ini terutama dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi
• Masyarakat menyimpulkan bahwa ikan cempedik hanya dapat ditemukan pada musim penghujan
sehingga masyarakat hanya melalukan penangkatan ikan ini pada musim penghujan.
• Kesimpulan tersebut didapatkan dari praktik masa lalu dimana masyarakat mendapati kesulitan
memperoleh ikan cempedik di daerah hilir (pintu keluar bendungan Pice)
• namun hasil penelitian menemukan bahwa ikan tersebt masih dapat ditemukan pada musim
kemarau baik di daerah hulu maupun hilir.
7. Pengetahuan masyarakat
mengenai ikan Cempedik
• Kelimpahan jumlah ikan cempedik pada musim
penghujan disebabkan oleh siklus
reproduksinya, dimana ikan tersebut melakukan
pemijahan di awal musim penghujan..
• Masyakarat menamai ikan cempedik dengan
nama lokal yaitu ikan Kapaet dan
mendeskripsikan morfologi ikan berwarna
keperakan, bentuk sirip caudal bercakag dan
memiliki sungut di ujung mulut serta berukuran
5-6.5 cm
• Masyarakat memanfaatkan alat tradisonal
dalam praktik menangkap ikan cempedik yaitu
Sero atau Bubu dengan umpan berupa ikan
asin.
8. Sustainability of Cempedik Fish
• Entitas ikan cempedik di kabupatan Belitung Timur tidak mengalami ancaman dan masih lestari hal ini berkaitan
dengan praktik penangkapan ikan tersebut yang dilakukan oleh masyarakat setempat, diantaranya:
• Pengunaan bubu atau sero yang merupakan alat tangkat tradisonal yang pasir serta ramah lingkungan menjadi
salah satu faktor utama populasi ikan cempedik tidak terganggu
• Terdapat kearifan lokal berupa larangan untuk memasuki kawasan sungai tertentu yang berlandaskan mitos bahaya
dan menimbulkan risiko bagi seseorang yang memasukinya, menjadikan kelesatrian dan kealamian kawasan
tersebut tetap terjaga.
• Adanya ketakutan masyarakat terhadap bahaya buaya yang berhabitat di sungai menekan praktik eksploitasi ikan
cempedik secaara besar-besaran.
• Pendekatan etnobiologi telah diterapkan terutama oleh pemerintah lokal untuk meningkatkan potensi pengelolaan
ikan empedik berdasarkan kearifan lokal sehingga sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan secara
berkenajutan.
• upaya tersebut berupa budidaya sehingga produksi dan produktivitas tidak hanya pada musim penghujan.