SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Pengelolaan Pesisir dan Laut dengan Kearifan Lokal DI KABUPATEN MUNA
Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut melalui penguatan kearifan lokal merupakan suatu
kegiatan atau aktifitas stakeholders dalam memanfaatkan segala yang ada di pesisir dan laut,
khususnya sumberdaya ikan, terumbu karang, dan mangrove dengan cara-cara yang ramah
lingkungan untuk kesejahteraan hidup manusia. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut juga
mencakup aspek upaya atau usaha stakeholders dalam mengubah ekosistem pesisir dan laut
untuk memperoleh manfaat maksimal dengan mengupayakan kesinambungan produksi dan
menjamin kelestarian sumberdaya tersebut.
Aspek kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut tersebut
termanifestasikan pada kegiatan atau aktivitas yang ramah lingkungan karena kearifan lokal
itu sendiri merupakan berbagai gagasan berupa pengetahuan dan pemahaman masyarakat
setempat terkait hubungan manusia dengan alam dalam mengelola sumberdaya pesisir dan
laut yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, dan bernilai baik. Kearifan lokal juga
menyangkut keyakinan, budaya, adat kebiasaan dan etika yang baik tentang hubungan
manusia dengan alam (sumberdaya pesisir dan laut) sebagai suatu komunitas ekologis.
Sejak dahulu kala sebelum zaman kecanggihan tekhnologi, sumberdaya pesisir dan laut di
Kabupaten Muna dikelola dengan segala kearifan lokal yang ada. Berbagai kearifan lokal
yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut tersebut seperti kafoghira di
Desa Wadolao; Maluppa Tambar Adah Kampoh di Desa Tapi-tapi; Andre Sikullung Assena
dan Dipadoeang Pina di Desa Pasikuta; Decera di Desa Pajala; Kaago-ago di Desa Kembar
Maminasa; Maduai Pina di Desa Bangko; Bala di Kelurahan Napabalano; Kapopanga di
Kelurahan Tampo dan Katingka di Desa Napalakura.
Kearifan lokal tersebut mampu menjaga kelestarian sumberdaya pesisir dan laut di
Kabupaten Muna, khususnya sumberdaya ikan, mangrove dan terumbu karang. Sejumlah
stakeholders yang diwawancarai di lokasi penelitian menuturkan bahwa regulasi berbagai
kearifan lokal di Kabupaten Muna yang termuat dalam beberapa ketentuan budaya, adat
istiadat, dan tradisi masyarakat dijadikan oleh masyarakat pesisir sebagai penuntun moral
dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut secara ramah lingkungan.
“Awaghaituini, okapointa maitu nembali hukumu weloliwu. Insaidi taotehie, taharagamie, be
taangkafie welo taeghondohi kadadiha we tehi” kata La Merudi, salah seorang stakeholders
di lokasi penelitian.
Makna dari penuturan La Merudi tersebut adalah “Zaman dahulu kala, budaya dan tradisi
yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi hukum dalam
kehidupan masyarakat. Kami masyarakat sangat takut, taat, menghargai dan mengikuti semua
ketentuan tradisi dan budaya dalam aktivitas kami mencari kehidupan di pesisir dan laut”.
Stakeholder di lokasi penelitian mengakui bahwa berbagai aturan dan larangan dalam tradisi
dan budaya yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut mampu menjaga
kelestarian sumberdaya pesisir dan laut dari kerusakan. Tradisi dan budaya tersebut cukup
ampuh dalam mengendalikan berbagai aktivitas yang bersifat destruktif dan merusak.
Kondisi ini terjadi sebelum era tahun 1990-an.
Memasuki era tahun 1990-an, tanda-tanda kerusakan sumberdaya pesisir dan laut di
Kabupaten Muna mulai terlihat. Sejumlah stakeholders menilai, tanda-tanda kerusakan itu
seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Di era ini,
konfigurasi sistem pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut moderen mulai melemahkan
kearifan lokal yang ada. Munculnya armada dan alat penangkapan ikan modern yang dapat
menangkap ikan dalam jumlah besar namun tidak ramah lingkungan membuat banyak
masyarakat lokal meninggalkan kearifan lokalnya dengan mengabaikan berbagai tradisi dan
budaya yang mereka miliki.
Melemahnya kearifan lokal tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya pesisir
dan laut. Dampak ikutannya adalah menurunnya hasil tangkapan ikan akibat eksploitasi
berlebihan, termasuk hilangnya sejumlah jenis ikan akibat kerusakan terumbu karang dan
mangrove.
“Nando wawono minaho nanumando kapala balano, minaho nanumando opuka harimau,
minaho daebomu kenta, kabarihi taepoli kenta. Taerako kenta minahi nakodohoa we wuntano
tehi. Tamaka ampaitu nandoomo puka harimau, nobarimo mebomuno kenta, nohalimo
taeghawa kenta. Kaghawamani nendaimo. Tabea takala weundalo balano maka taepoli kenta
balahino” kata La Tadi, salah seorang stakeholders.
Makna dari penuturan La Tadi tersebut adalah “Dahulu kala sebelum adanya kapal besar,
sebelum adanya pukat harimau (trawl), sebelum adanya bom ikan, hasil tangkapan kami
selalu melimpah. Tak perlu ke laut lepas untuk menangkap ikan. Namun sekarang ini setelah
maraknya pukat harimau (trawl), maraknya bom ikan, kami sudah kesulitan mendapatkan
ikan. Hasil tangkapan kami semakin sedikit. Untuk mendapatkan ikan besar, kami harus ke
lautan lepas yang dalam”.
Belajar dari fenomena kerusakan lingkungan akibat meninggalkan nilai-nilai tradisi dan
budaya sebagai suatu kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, kini
masyarakat pesisir Kabupaten Muna mulai menggali kembali berbagai kearifan lokal yang
ada. Berbagai upaya dilakukan untuk menghidupkan dan menguatkan kembali tradisi dan
budaya yang ada sebagai suatu kearifan lokal agar menjadi penuntun sikap dan perilaku yang
baik bagi masyarakat dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut di Kabupaten Muna.
Upaya masyarakat pesisir dalam menguatkan kearifan lokal tersebut telah dilakukan sejak
tahun 2005 lalu yang diwujudkan dengan : (1) keikutsertaan stakeholders dalam setiap
kegiatan budaya, tradisi, dan/atau hukum adat yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya
pesisir dan laut meskipun tanpa dukungan pemerintah setempat; (2) adanya ide, gagasan, dan
kehendak stakeholders yang disampaikan kepada pemerintah daerah agar kearifan lokal
dijadikan produk hukum berupa peraturan daerah untuk mengelola sumberdaya pesisir dan
laut di Kabupaten Muna; dan (3) kepatuhan dan ketaatan stakeholders terhadap berbagai
tradisi, budaya, dan/atau hukum adat yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan
laut di Kabupaten Muna.
Seiring upaya penguatan kearifan lokal, masyarakat pesisir dalam melakukan berbagai
aktivitas di pesisir dan laut selalu berpedoman pada tradisi dan budaya yang ada. Mereka
menjadikan tradisi dan budaya sebagai petunjuk dan penuntun moral dalam mengelola
sumberdaya pesisir dan laut yang ada. Seluruh pemali (larangan) dalam berbagai budaya dan
tradisi yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dipatuhi sehingga
kelestarian lingkungan pesisir dan laut tetap terjaga.
Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah kondisi mangrove di Desa Bangko Kecamatan
Maginti, Kabupaten Muna. Diera tahun 1990-2000, kondisi mangrove di daerah tersebut
sangat memprihatinkan karena berada diambang kehancuran. Namun setelah upaya
penguatan kearifan lokal yang dilakukan sejak tahun 2005 lalu melalui penetapan budaya
memelihara pohon bakau menjadi sebuah peraturan desa yang sifatnya mengikat, dimana
setiap pelaku penebangan satu pohon bakau yang belum layak panen dikenai sanksi menanam
10 pohon bakau pengganti hingga usia bakau dewasa, maka mengrove di daerah tersebut kini
lestari kembali. Nampak seluruh daerah pesisir pantai Desa Bangko tertutup dengan
mangrove. Selain itu, dampak ikutan dari kelestarian hutan mangrove tersebut adalah
meningkatnya hasil tangkapan nelayan, khususnya ikan dan kepiting bakau.
“Dulu sebelum tahun 2005, mangrove di sini nyaris punah. Masyarakat merambah habishabisan pohon bakau untuk berbagai kepentingan, mulai dari kayu bakar sampai bahan baku
pembuatan rumah. Bersamaan dengan itu, hasil tangkapan ikan oleh nelayan sangat kurang
dan kepiting bakau sulit kami dapatkan. Menyikapi hal itu, kami bersama aparat desa
berembuk dan sepakat untuk menetapkan budaya menanam bakau menjadi peraturan desa.
Setiap yang menebang bakau yang masih muda, dikenai hukuman menanm sepuluh bakau
dan memeliharanya hingga dewasa. Peraturan desa ini sangat efektif dan kini hasilnya kami
sudah nikmati” kata M Hayal, stakeholders yang juga Kepala Desa Bangko.
Kondisi membaik dan lestarinya sumberdaya pesisir dan laut akibat penguatan kearifan lokal
juga terjadi di Desa Pajala. Di daerah tersebut, kata Kepala Desa Pajala, Ambo Ibrahim,
sumberdaya ikan melimpah setelah masyarakat mematuhi pemali (larangan) dari budaya
Decera. Dalam budaya Decera, masyarakat dilarang menangkap ikan dengan bom atau racun.
Kepatuhan masyarakat terhadap larangan dalam budaya Decera tersebut berimplikasi pada
meningkatnya hasil tangkapan nelayan. Hal ini terjadi karena terumbu karang sebagai tempat
hidup dan tempat mencari makan bagi ikan kondisinya semakin membaik akibat
berkurangnya aktivtas penangkapan tidak ramah lingkungan seperti bom dan racun yang
dapat merusak terumbu karang.
Dampak positif berupa kelestarian sumberdaya pesisir dan laut serta meningkatnya hasil
tangkapan nelayan akibat penguatan kearifan lokal juga dialami oleh masyarakat Desa
Pasikuta. Menurut Sekretaris Desa Pasikuta, H Mardin, kepatuhan masyarakat terhadap
pemali dalam tradisi Andre Sikullung Assena yakni berupa larangan menangkap ikan dengan
bom dan racun, berimplikasi positif terhadap meningkatnya hasil tangkapan ikan oleh
nelayan setempat. Peningkatan hasil tangkapan itu disinyalir oleh H. Mardin akibat
kelestarian terumbu karang sebagai tempat bagi ikan untuk hidup dan mencari
makan…………….RamadaN
KearifanLokalMuna

More Related Content

What's hot

Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayasuningterusberkarya
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1 Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1 Syawalina Soerbakti
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanPepen Mahale
 
Pengamatan kualitas dengan standar bulog
Pengamatan kualitas dengan standar bulogPengamatan kualitas dengan standar bulog
Pengamatan kualitas dengan standar bulogrizky hadi
 
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR.pptx
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR.pptxBUDIDAYA IKAN AIR TAWAR.pptx
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR.pptxRekieRDz
 
Pencegahan Perkawinan Usia Anak.pdf
Pencegahan Perkawinan Usia Anak.pdfPencegahan Perkawinan Usia Anak.pdf
Pencegahan Perkawinan Usia Anak.pdfariecahyono2
 
Teknik Pembenihan Ikan
Teknik Pembenihan IkanTeknik Pembenihan Ikan
Teknik Pembenihan IkanlombkTBK
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirSugeng Budiharsono
 
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANANINDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANANSunoto Mes
 
Upacara bakar batu di papua
Upacara bakar batu di papuaUpacara bakar batu di papua
Upacara bakar batu di papuaAfif Fachruddien
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapNasruddin Asnah
 
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANITRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANINazaruddin Margolang
 
Revolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & MinapolitanRevolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & MinapolitanArya Bima
 

What's hot (20)

Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
 
Pengembangan pariwisata bahari
Pengembangan pariwisata bahariPengembangan pariwisata bahari
Pengembangan pariwisata bahari
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1 Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
 
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan IkanBDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
biologi dasar - ekosistem laut
biologi dasar - ekosistem lautbiologi dasar - ekosistem laut
biologi dasar - ekosistem laut
 
Pengamatan kualitas dengan standar bulog
Pengamatan kualitas dengan standar bulogPengamatan kualitas dengan standar bulog
Pengamatan kualitas dengan standar bulog
 
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR.pptx
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR.pptxBUDIDAYA IKAN AIR TAWAR.pptx
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR.pptx
 
Pengelolaan Pesisir
Pengelolaan  PesisirPengelolaan  Pesisir
Pengelolaan Pesisir
 
Pencegahan Perkawinan Usia Anak.pdf
Pencegahan Perkawinan Usia Anak.pdfPencegahan Perkawinan Usia Anak.pdf
Pencegahan Perkawinan Usia Anak.pdf
 
Teknik Pembenihan Ikan
Teknik Pembenihan IkanTeknik Pembenihan Ikan
Teknik Pembenihan Ikan
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
 
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANANINDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
 
5. sumber daya laut
5. sumber daya laut5. sumber daya laut
5. sumber daya laut
 
Upacara bakar batu di papua
Upacara bakar batu di papuaUpacara bakar batu di papua
Upacara bakar batu di papua
 
Zonasi destinasi pariwisata
Zonasi destinasi pariwisataZonasi destinasi pariwisata
Zonasi destinasi pariwisata
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
 
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANITRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
 
Revolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & MinapolitanRevolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & Minapolitan
 

Viewers also liked (8)

Funció integral I
Funció integral IFunció integral I
Funció integral I
 
Latar belakang kabupaten muna
Latar belakang kabupaten munaLatar belakang kabupaten muna
Latar belakang kabupaten muna
 
LA VIDA EN LOS BOSQUES
LA VIDA EN LOS BOSQUESLA VIDA EN LOS BOSQUES
LA VIDA EN LOS BOSQUES
 
Seni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten munaSeni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten muna
 
Makalah kaago ago dalam bahasa muna
Makalah kaago ago dalam bahasa munaMakalah kaago ago dalam bahasa muna
Makalah kaago ago dalam bahasa muna
 
Makalah tradisi lisan kantola
Makalah tradisi lisan kantolaMakalah tradisi lisan kantola
Makalah tradisi lisan kantola
 
MAKALAH KEBUDAYAAN MUNA
MAKALAH KEBUDAYAAN MUNA MAKALAH KEBUDAYAAN MUNA
MAKALAH KEBUDAYAAN MUNA
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
 

Similar to KearifanLokalMuna

Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveerikakurnia
 
140304 presentasi penyu
140304 presentasi penyu140304 presentasi penyu
140304 presentasi penyuVeda Santiaji
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANcindyanggrainy
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Operator Warnet Vast Raha
 
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxPPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxSuBagio6
 
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)ridwantobukublogspot
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikannautika
 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangAlfian Muhammad
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiamasmukriyadi
 

Similar to KearifanLokalMuna (20)

Latar belakang ksda
Latar belakang ksdaLatar belakang ksda
Latar belakang ksda
 
Etnozoology.pptx
Etnozoology.pptxEtnozoology.pptx
Etnozoology.pptx
 
Laot.pdf
Laot.pdfLaot.pdf
Laot.pdf
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
 
140304 presentasi penyu
140304 presentasi penyu140304 presentasi penyu
140304 presentasi penyu
 
Mangrove care
Mangrove careMangrove care
Mangrove care
 
Mangrove care
Mangrove careMangrove care
Mangrove care
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
 
Metode penelitian pesisir
Metode penelitian  pesisirMetode penelitian  pesisir
Metode penelitian pesisir
 
8 bab vi lingkungan maritim
8 bab vi lingkungan maritim8 bab vi lingkungan maritim
8 bab vi lingkungan maritim
 
Explore
ExploreExplore
Explore
 
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxPPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
 
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
 
Hp3 vs nelayan tradisional
Hp3 vs nelayan tradisionalHp3 vs nelayan tradisional
Hp3 vs nelayan tradisional
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu Karang
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

KearifanLokalMuna

  • 1. Pengelolaan Pesisir dan Laut dengan Kearifan Lokal DI KABUPATEN MUNA Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut melalui penguatan kearifan lokal merupakan suatu kegiatan atau aktifitas stakeholders dalam memanfaatkan segala yang ada di pesisir dan laut, khususnya sumberdaya ikan, terumbu karang, dan mangrove dengan cara-cara yang ramah lingkungan untuk kesejahteraan hidup manusia. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut juga mencakup aspek upaya atau usaha stakeholders dalam mengubah ekosistem pesisir dan laut untuk memperoleh manfaat maksimal dengan mengupayakan kesinambungan produksi dan menjamin kelestarian sumberdaya tersebut. Aspek kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut tersebut termanifestasikan pada kegiatan atau aktivitas yang ramah lingkungan karena kearifan lokal itu sendiri merupakan berbagai gagasan berupa pengetahuan dan pemahaman masyarakat setempat terkait hubungan manusia dengan alam dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, dan bernilai baik. Kearifan lokal juga menyangkut keyakinan, budaya, adat kebiasaan dan etika yang baik tentang hubungan manusia dengan alam (sumberdaya pesisir dan laut) sebagai suatu komunitas ekologis. Sejak dahulu kala sebelum zaman kecanggihan tekhnologi, sumberdaya pesisir dan laut di Kabupaten Muna dikelola dengan segala kearifan lokal yang ada. Berbagai kearifan lokal yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut tersebut seperti kafoghira di Desa Wadolao; Maluppa Tambar Adah Kampoh di Desa Tapi-tapi; Andre Sikullung Assena dan Dipadoeang Pina di Desa Pasikuta; Decera di Desa Pajala; Kaago-ago di Desa Kembar Maminasa; Maduai Pina di Desa Bangko; Bala di Kelurahan Napabalano; Kapopanga di Kelurahan Tampo dan Katingka di Desa Napalakura. Kearifan lokal tersebut mampu menjaga kelestarian sumberdaya pesisir dan laut di Kabupaten Muna, khususnya sumberdaya ikan, mangrove dan terumbu karang. Sejumlah stakeholders yang diwawancarai di lokasi penelitian menuturkan bahwa regulasi berbagai kearifan lokal di Kabupaten Muna yang termuat dalam beberapa ketentuan budaya, adat istiadat, dan tradisi masyarakat dijadikan oleh masyarakat pesisir sebagai penuntun moral dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut secara ramah lingkungan.
  • 2. “Awaghaituini, okapointa maitu nembali hukumu weloliwu. Insaidi taotehie, taharagamie, be taangkafie welo taeghondohi kadadiha we tehi” kata La Merudi, salah seorang stakeholders di lokasi penelitian. Makna dari penuturan La Merudi tersebut adalah “Zaman dahulu kala, budaya dan tradisi yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi hukum dalam kehidupan masyarakat. Kami masyarakat sangat takut, taat, menghargai dan mengikuti semua ketentuan tradisi dan budaya dalam aktivitas kami mencari kehidupan di pesisir dan laut”. Stakeholder di lokasi penelitian mengakui bahwa berbagai aturan dan larangan dalam tradisi dan budaya yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut mampu menjaga kelestarian sumberdaya pesisir dan laut dari kerusakan. Tradisi dan budaya tersebut cukup ampuh dalam mengendalikan berbagai aktivitas yang bersifat destruktif dan merusak. Kondisi ini terjadi sebelum era tahun 1990-an. Memasuki era tahun 1990-an, tanda-tanda kerusakan sumberdaya pesisir dan laut di Kabupaten Muna mulai terlihat. Sejumlah stakeholders menilai, tanda-tanda kerusakan itu seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Di era ini, konfigurasi sistem pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut moderen mulai melemahkan kearifan lokal yang ada. Munculnya armada dan alat penangkapan ikan modern yang dapat menangkap ikan dalam jumlah besar namun tidak ramah lingkungan membuat banyak masyarakat lokal meninggalkan kearifan lokalnya dengan mengabaikan berbagai tradisi dan budaya yang mereka miliki. Melemahnya kearifan lokal tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya pesisir dan laut. Dampak ikutannya adalah menurunnya hasil tangkapan ikan akibat eksploitasi berlebihan, termasuk hilangnya sejumlah jenis ikan akibat kerusakan terumbu karang dan mangrove. “Nando wawono minaho nanumando kapala balano, minaho nanumando opuka harimau, minaho daebomu kenta, kabarihi taepoli kenta. Taerako kenta minahi nakodohoa we wuntano tehi. Tamaka ampaitu nandoomo puka harimau, nobarimo mebomuno kenta, nohalimo taeghawa kenta. Kaghawamani nendaimo. Tabea takala weundalo balano maka taepoli kenta balahino” kata La Tadi, salah seorang stakeholders.
  • 3. Makna dari penuturan La Tadi tersebut adalah “Dahulu kala sebelum adanya kapal besar, sebelum adanya pukat harimau (trawl), sebelum adanya bom ikan, hasil tangkapan kami selalu melimpah. Tak perlu ke laut lepas untuk menangkap ikan. Namun sekarang ini setelah maraknya pukat harimau (trawl), maraknya bom ikan, kami sudah kesulitan mendapatkan ikan. Hasil tangkapan kami semakin sedikit. Untuk mendapatkan ikan besar, kami harus ke lautan lepas yang dalam”. Belajar dari fenomena kerusakan lingkungan akibat meninggalkan nilai-nilai tradisi dan budaya sebagai suatu kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, kini masyarakat pesisir Kabupaten Muna mulai menggali kembali berbagai kearifan lokal yang ada. Berbagai upaya dilakukan untuk menghidupkan dan menguatkan kembali tradisi dan budaya yang ada sebagai suatu kearifan lokal agar menjadi penuntun sikap dan perilaku yang baik bagi masyarakat dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut di Kabupaten Muna. Upaya masyarakat pesisir dalam menguatkan kearifan lokal tersebut telah dilakukan sejak tahun 2005 lalu yang diwujudkan dengan : (1) keikutsertaan stakeholders dalam setiap kegiatan budaya, tradisi, dan/atau hukum adat yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut meskipun tanpa dukungan pemerintah setempat; (2) adanya ide, gagasan, dan kehendak stakeholders yang disampaikan kepada pemerintah daerah agar kearifan lokal dijadikan produk hukum berupa peraturan daerah untuk mengelola sumberdaya pesisir dan laut di Kabupaten Muna; dan (3) kepatuhan dan ketaatan stakeholders terhadap berbagai tradisi, budaya, dan/atau hukum adat yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut di Kabupaten Muna. Seiring upaya penguatan kearifan lokal, masyarakat pesisir dalam melakukan berbagai aktivitas di pesisir dan laut selalu berpedoman pada tradisi dan budaya yang ada. Mereka menjadikan tradisi dan budaya sebagai petunjuk dan penuntun moral dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut yang ada. Seluruh pemali (larangan) dalam berbagai budaya dan tradisi yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dipatuhi sehingga kelestarian lingkungan pesisir dan laut tetap terjaga. Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah kondisi mangrove di Desa Bangko Kecamatan Maginti, Kabupaten Muna. Diera tahun 1990-2000, kondisi mangrove di daerah tersebut sangat memprihatinkan karena berada diambang kehancuran. Namun setelah upaya penguatan kearifan lokal yang dilakukan sejak tahun 2005 lalu melalui penetapan budaya
  • 4. memelihara pohon bakau menjadi sebuah peraturan desa yang sifatnya mengikat, dimana setiap pelaku penebangan satu pohon bakau yang belum layak panen dikenai sanksi menanam 10 pohon bakau pengganti hingga usia bakau dewasa, maka mengrove di daerah tersebut kini lestari kembali. Nampak seluruh daerah pesisir pantai Desa Bangko tertutup dengan mangrove. Selain itu, dampak ikutan dari kelestarian hutan mangrove tersebut adalah meningkatnya hasil tangkapan nelayan, khususnya ikan dan kepiting bakau. “Dulu sebelum tahun 2005, mangrove di sini nyaris punah. Masyarakat merambah habishabisan pohon bakau untuk berbagai kepentingan, mulai dari kayu bakar sampai bahan baku pembuatan rumah. Bersamaan dengan itu, hasil tangkapan ikan oleh nelayan sangat kurang dan kepiting bakau sulit kami dapatkan. Menyikapi hal itu, kami bersama aparat desa berembuk dan sepakat untuk menetapkan budaya menanam bakau menjadi peraturan desa. Setiap yang menebang bakau yang masih muda, dikenai hukuman menanm sepuluh bakau dan memeliharanya hingga dewasa. Peraturan desa ini sangat efektif dan kini hasilnya kami sudah nikmati” kata M Hayal, stakeholders yang juga Kepala Desa Bangko. Kondisi membaik dan lestarinya sumberdaya pesisir dan laut akibat penguatan kearifan lokal juga terjadi di Desa Pajala. Di daerah tersebut, kata Kepala Desa Pajala, Ambo Ibrahim, sumberdaya ikan melimpah setelah masyarakat mematuhi pemali (larangan) dari budaya Decera. Dalam budaya Decera, masyarakat dilarang menangkap ikan dengan bom atau racun. Kepatuhan masyarakat terhadap larangan dalam budaya Decera tersebut berimplikasi pada meningkatnya hasil tangkapan nelayan. Hal ini terjadi karena terumbu karang sebagai tempat hidup dan tempat mencari makan bagi ikan kondisinya semakin membaik akibat berkurangnya aktivtas penangkapan tidak ramah lingkungan seperti bom dan racun yang dapat merusak terumbu karang. Dampak positif berupa kelestarian sumberdaya pesisir dan laut serta meningkatnya hasil tangkapan nelayan akibat penguatan kearifan lokal juga dialami oleh masyarakat Desa Pasikuta. Menurut Sekretaris Desa Pasikuta, H Mardin, kepatuhan masyarakat terhadap pemali dalam tradisi Andre Sikullung Assena yakni berupa larangan menangkap ikan dengan bom dan racun, berimplikasi positif terhadap meningkatnya hasil tangkapan ikan oleh nelayan setempat. Peningkatan hasil tangkapan itu disinyalir oleh H. Mardin akibat kelestarian terumbu karang sebagai tempat bagi ikan untuk hidup dan mencari makan…………….RamadaN