Penelitian menunjukkan pentingnya pengetahuan sains tradisional masyarakat dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan. Pengetahuan ini mencakup larangan-larangan adat untuk melindungi habitat dan populasi flora dan fauna, serta teknik budidaya yang ramah lingkungan seperti penggunaan pupuk organik."
2. 01
Konsep Biologi
Konservasi
02
Pengetahuan Sains Asli
Masyarakat dalam
Biologi Konservasi
03
Hasil Penelitian Etnosains dalam
Konteks Biologi Konservasi
04
Implementasi Sains Asli Masyarakat
dalam Biologi Konservasi dalam
Pembelajaran IPA
Pokok Bahasan
5. Biologi konservasi merupakan studi mengenai alam dan status dari
keanekaragaman hayati bumi dengan tujuan melindungi spesies, habitat,
dan ekosistem hewan serta tumbuhan dari laju kepunahan dan erosi interaksi
biotik.
Biologi konservasi bertujuan untuk menjaga kelangsungan makhluk hidup yang
ada di bumi, yang memfokuskan kajiannya pada konservasi biodiversitas daripada
hanya pemanfaatan spesies tertentu.
Tujuan konservasi:
a. Memelihara proses ekologi yang esensial & sistem pendukung kehidupan;
b. Mempertahankan keanekaan genetis; dan
c. Menjamin pemenfaatan jenis (spesies) dan ekosistem secara berkelanjutan.
6. Nilai Konservasi dan Nilai Biodiversitas
Nilai Konservasi Nilai Biodiversitas
Sosial-Filosofis
Ekonomi
Nilai
Pemanfaatan
Langsung
Nilai
Pemanfaatan
Tidak Langsung
Nilai Warisan
• Mutu kehidupan
yang lebih baik
• Tanggung jawab
moral
• Sebagai warisan
anak cucu dan
kebanggaan
bangsa
• Pelestarian
tanah dan air
• Stabilitas iklim
• Konservasi
sumberdaya
alam hayati
yang dapat
diperbaharui
• Perlindungan
plasma nuftah
• Ekowisata
• Sumber bahan
pangan
• Sumber energi
terbarukan
• Sumber bahan
farmasi dan
obat-obatan
• Sumber produk
hasil pertanian,
perkebunan,
kelautan dan
perikanan
• Pariwisata
• Mengatur tata
air tanah
• Menjaga dan
melindungi
kesuburan
tanah
• Menyerap
karbon dan
menjaga
stabilitas iklim
• Mengurai dan
menyerap polusi
udara
• Keunikan
habitat &
lanskap
• Spesies langka
dan terancam
punah
• Keanekaragama
n hayati &
budaya
• Perlindungan
terhadap
kerusakan tak
terkendali
7. Kenapa Perlu Dilakukan Konservasi?
Secara tahunan, peningkatan
jumlah hewan yang terancam punah
berada di kisaran 1,4% hingga
8,9%. Kenaikannya yang paling
tinggi terjadi pada 2020 sebesar
8,9%.
(sumber:
https://databoks.katadata.co.id/data
publish/2021/08/06/spesies-hewan-
terancam-punah-naik-49-dalam-
satu-dekade-terakhir )
Jumlah Spesies Hewan yang Terancam Punah (2011-2020)
9. Kenapa Perlu Dilakukan Konservasi?
Keanekaragaman tumbuhan Indonesia yang tinggi menghadapi ancaman kepunahan
yang nyata di depan mata. Sampai dengan Februari 2023, dari total 4705 jenis
tumbuhan Indonesia yang sudah dinilai status konservasinya dalam Daftar Merah IUCN
(IUCN Red List), satu jenis sudah dinyatakan punah (extinct), 3 jenis dinyatakan punah
di alam (extinct in the wild), dan 1070 jenis lainnya (22.7%) terancam kepunahan
dengan status kritis (critically endangered), genting (endangered) dan rawan
(vulnerable). Satu jenis yang sudah dinyatakan punah adalah Honje (Etlingera
heyneana), jenis dari suku jahe-jehean yang hanya diketahui dari awetan herbarium
yang dikoleksi tahun 1918 di kawasan TPU Sentiong, Jakarta.
Sumber: https://news.detik.com/kolom/d-6581134/berpacu-dengan-kepunahan-tumbuhan-
indonesia
11. Strategi Konservasi untuk Mencegah Kepunahan Flora dan Fauna
Strategi Konservasi Fauna Strategi Konservasi Flora
• Menetapkan peraturan perundang-undangan
a. UU No. 5 tahun 1999 tentang KSDAE
b. PP No. 7 th 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
dan Satwa
c. PP No. 8 Th.1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan
Satwa Liar
• Menetapkan golongan satwa liar yang dilindungi dan tidak
dilindungi
• Menetapkan kawasan konservasi
a. Kawasan Suaka Alam
1) Cagar alam
2) Suaka margasatwa
b. Kawasan Pelestarian Alam
1) Taman nasional
2) Tahura
3) Taman wisata alam
c. Taman Buru
• Konservasi in situ
a. Pembentukan Kawasan suaka alam
b. Zona inti taman nasional
• Konservasi ex situ:
a. Pembangunan kebun raya daerah
berbasis ecoregion
b. Penetapan spesies prioritas serta
strategi dan rencana aksi konservasi
c. Pembangunan dan pengembangan
bank biji modern
d. Pengayaan keragaman koleksi
e. Reintroduksi dan restorasi tumbuhan
langka
12. Berhasilnya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berkaitan
erat dengan tercapainya tiga sasaran konservasi yaitu: (1) menjamin
terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan
bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan manusia (perlindungan
sistem penyangga kehidupan), (2) menjamin terpeliharanya keanekaragaman
sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya sehingga mampu menunjang
pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan
pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan sumber daya alam
hayati bagi kesejahteraan, dan (3) mengendalikan cara-cara pemanfaatan
sumber daya alam hayati sehingga terjamin kelestariannya
14. Masyarakat lokal pada umumnya sangat mengenal dengan baik lingkungan di
sekitarnya. Mereka hidup dalam berbagai ekosistem alami yang ada di Indonesia, dan
telah lama hidup berdampingan dengan alam secara harmonis, sehingga mengenal
berbagai cara memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Dalam kaitannya
dengan pemanfaatan, penggunaan dan pengelolaan sumber daya hayati dan kelestarian
lingkungan, masyarakat tradisional memiliki pengetahuan lokalnya (indigenus knowledge)
terkait upaya pelestarian sumber daya hayati.
Kearifan lokal merupakan salah satu bentuk instrument masyarakat lokal dalam
memahami keharmonisan antara eksistensi manusia dengan lingkungannya, sekaligus
sebagai titik tolak konservasi, didasari dari pemahaman mengenai manusia sebagai
makhluk hidup memiliki persamaan dengan makhluk hidup lainnya, terhadap lingkungan
dan sumber daya yang ada sebagai penunjang kehidupan.
Kearifan lokal yang dapat mendukung konservasi terbentuk dari hasil interaksi antara
manusia dengan lingkungannya sehingga masyarakat lokal memiliki pemahaman yang
lebih mendalam terhadap lingkungannya
15. Adanya nilai-nilai sprititual dan magis pada masyarakat lokal memberikan
keyakinan/kepercayaan akan adanya kekuatan terhadap organisme tertentu
(hewan-tumbuhan) sehingga dijadikan sebagai simbol kepercayaan, kekuatan
atau kesejahteraan, membuat pandangan mereka terhadap keberadaan atau
perlindungan terhadap organisme tertentu sangat istimewa. Bahkan pada
masyarakat lokal ada tata cara yang kompleks yang mengatur dan melindungi
makhluk lain termasuk dalam melindungi dari perburuan, sebagai bahan
makanan, pemusnahan, cara penanganan bahkan sampai aturan dalam
menyebut nama atau sekedar melihat penampakan dari beberapa hewan atau
tumbuhan tertentu.
Kepercayaan spiritual dan larangan dari suatu prosesi ritual yang masih
berlangsung dan dipertahankan oleh sebagian masyarakat lokal memberikan
konsekuensi positif dalam upaya konserasi sumberdaya alam dan lingkungan.
16. Contoh pengetahuan asli masyarakat dalam biologi konservasi
1. Analisis Etnosains Tradisi Rantau Larangan Kampung Tandikat Sebagai Sumber
Belajar Biologi (Rikizaputra et al., 2022)
Sains Asli Masyarakat Sains Ilmiah
Masyarat meyakini sekali setahun anak ikan
mudik ke hulu, sehingga anak ikan menetap di
lokasi rantau larangan
Sungai mentawai merupakan sungai
yang bermuara ke sungai Rokan.
Sungai Rokan terkenal dengan
banyaknya ikan yang hidup disana.
Minimal sekali setahun, sungai rokan
akan mengalami pendangkalan ,
begitu juga dengan sungai mentawai
sehingga dibit dan arus air sungai
berkurang, dengan kondisi demikian
anak ikan akan lebih mudah
melanjutkan perjalanan ke hulu karena
kuranya tekanan air
17. Sains Asli Masyarakat Sains Ilmiah
Dilarang menangkap ikan selama 1 tahun atau 2
tahun, alasan masyarakat agar ikannya banyak ketika
saat acara membuka larangan
Dilarang menangkap ikan selama waktu
yang ditetapkan dapat memberikan waktu
untuk ikan dapat berkembang menjadi besar
dan berkembang biak. Hal ini menunjukan
bentuk konservasi ikan dan biota perairan
lainnya
Dilarang menyentrum atau meracun ikan
Pelarangan menyentrum dan meracun ikan
dapat membahayakan ekosistem dan
manusia. Penggunaan arus listrik maupun
zat kimia tidak hanya melumpuhkan ikan
berukuran besar akan tetapi juga ikan
berukuran kecil. Sehingga semua ikan bisa
mati dan menghilangkan bibit. Selain itu,
aliran listrik dan zat kimia juga dapat
membunuh biota air lainnya yang
merupakan sumber makanan ikan. Matinya
biota air lainnya berpotensi merusak
keseimbangan ekosistem sungai
18. Sains Asli Masyarakat Sains Ilmiah
Dilarang menebang pohon disekitar bantaran
sungai
Keberadaan pohon pohon berkayu ditepi
sungai akan memberikan kekuatan pada
tebing agar tidak lonsor yang nantinya
kan menggangu tempat persembunyian
ikan
Beberapa lubuk di kawasan rantau laranagan
dianggap sakti sehingga banyak ikannya
Dibeberapa titik di sepanjang rantau
larangan menjadi tempat yang banyak
ikannya, karena tempat tersebut berupa
lubuk yang mimiliki kedalam lebih dari
bagian sungai lainnya, karena dalam
sehingga arusnya berkurang sehingga
ampah sampah dedaunan dan sisa sisa
makan yang dibuang masayarakat
terkumpul disana sehingga mengundang
ikan untuk banyak datang ketempat
tersebut
19. Contoh pengetahuan asli masyarakat dalam biologi konservasi
2. Usaha Perikanan Berbasis Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
yang Berkelanjutan (Ambarini et al., 2018)
Sains Asli Masyarakat Sains Ilmiah
Pepatah adat “Ikan sejerek, bere secupak” (ikan seikat,
beras satu liter), yang berarti nelayan hanya boleh
menangkap atau mengambil ikan dari laut satu ikat
yang dapat ditukarkan dengan beras satu liter. Hal
tersebut mengandung makna bahwa nelayan hanya
boleh mengambil ikan secukupnya untuk kebutuhan
dirinya dan keluarganya
Tujuan dari pepatah adat tersebut yaitu
untuk mencegah terjadinya kelebihan
tangkap (overfishing), dimana overfishing
dapat menyebabkan menurunnya populasi
ikan sehingga hasil tangkapan berkurang
dan wilayah penangkapan semakin jauh
Larangan penggunaan racun dalam menangkap ikan
Penggunaan racun seperti sianida dalam
penangkapan ikan dapat menyebabkan:
• Kepunahan jenis ikan karang, seperti
ikan kerapu dan ikan napoleon
• Memudarkan warna terumbu karang
menjadi putih, hingga berujung pada
kematian terumbu karang
20. Contoh pengetahuan asli masyarakat dalam biologi konservasi
3. Kearifan Lokal Petani Tradisional Samin di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten
Blora (Kurniasari et al., 2018)
Sains Asli Masyarakat Sains Ilmiah
Penggunaan pupuk kendang sebagai penyubur tanah
dalam ajaran Samin. Ajaran ini mengajarkan bahwa
dalam mendapatkan kebutuhan sehari-hari tidak boleh
merusak lingkungan, karena alam merupakan sumber
penghidupan mereka
Pupuk kandang sangatlah efektif untuk
menyuburkan tanah dan tumbuhan.
Keunggulan pupuk ini antara lain:
memperbaiki struktur fisik tanah, memacu
aktivitas biologi tanah, dan membantu
perkembangan kehidupan mikroorganisme
tanah. Jika menggunakan pupuk kimia
secara terus menerus dapat membuat tanah
mengeras dan kehilangan porositasnya.
Upacara pensucian alat-alat pertanian seperti sabit dan
sangkul yang disebut sebagai upacara adat Jamasan
Pembersihan alat-alat pertanian merupakan
bagian dari SOP untuk menjaga
kehigienisan alat-alat pertanian, sehingga
petani terhindar dari infeksi bakteri sekaligus
menjaga kualitas mutu produk hasil
pertanian
22. Nama/Tahun/Judul Penelitian/Jurnal Hasil Peneltian
Fakhriyah, Yeyendra, & A Marianti
(2021)
Integrasi Smart Water Management
Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya
Konservasi Sumber Daya Air di
Indonesia
Indonesian Journal of Conservation,
Vol. 10 (1):67-41
• Konsep “Smart” dalam Smart Water Management
(SWM) dimaksudkan untuk menjadikan penggunaan
SDA dikelola secara efektif, dan, efisien termasuk
menyediakan, air dengan, standar kualitas baik dengan
mengeluarkan dana yang sangat minim.
• Karifan lokal dalam SWM
a. Membuat aliran air dari bambu, serta menanam
pohon dadap, dan kiara oleh masyarakat Desa
Bingkeng DAS, Citandu
b. Petani Subak di Bali membuat bangunan
penangkap air sungai, yang ditempatkan di hulu
sungai
c. Mentaati pantangan (tabu dan pamali),oleh
masyarakat di DAS Citanduy
d. Terowongan irigasi dibuat melengkung
menggunakan kekuatan batu asli di Subak
23. Nama/Tahun/Judul Penelitian/Jurnal Hasil Peneltian
Ida Ayu Komang Candraningsih, Ida
Bagus Gde Pujaastawa, dan I Gusti
Putu Sudiarna (2018)
Konservasi Hutan Berbasis Kearifan
Lokal di Desa Tigawasa, Kecamatan
Banjar, Kabupaten Buleleng
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya
Unud, Vol. 22 (2): 311-319
• Masyarakat Desa Tigawasa menganggap bahwa hutan-
hutan yang ada di desanya merupakan suatu anugerah
Tuhan atau pemberian dari Tuhan yang sifatnya suci
dan sakral. Mereka beranggapan bahwa anugerah
tersebut harus dijaga keberadaannya agar tidak
musnah. Selain itu, mereka juga percaya bahwa hutan-
hutan adat tersebut adalah tempat berstana-nya bhatara
gunung yang melindungi desa mereka dari ancaman
bahaya. Oleh karenanya, hutan-hutan adat di Tigawasa
tidak boleh dimasuki maupun dieksploitasi secara
sembarangan.
• Adanya mitos bhatara penguasa hutan dan macan duwe
penjaga hutan serta peraturan tertulis terwujud dalam
awig-awig desa adat dan peraturan tidak tertulis yaitu
dresta adat membuat masyarakat Tigawasa berusaha
untuk selalu menjaga hubungan antara mereka, Tuhan
dan juga lingkungan alamnya agar tetap harmonis
24. Nama/Tahun/Judul
Penelitian/Jurnal
Hasil Peneltian
Wasada Ansar, Elly
Purnamasari, dan Nurul Ovia
Oktawati (2020)
Kearifan Lokal Nelayan Bagan
Suku Bugis Dalam Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan di Desa
Muara Badak Ilir Kecamatan
Muara Badak Kabupaten Kutai
Kartanegara
JPPA, Vol. 7(1): 86-99
Tradisi masyarakat nelayan Bagan Suku Bugis di
Desa Muara Badak Kabupaten Kutai
Kartanegara yang selalu selektif dalam memilih
jenis hasil tangkapan seperti mengutamakan
hasil laut yang bernilai ekonomis tinggi. Selain
itu, ada pula tradisi diversifikasi pengolahan hasil
perikanan, dimana hasil tangkap yang
didapatkan sebagiannya diolah menjadi kerupuk
ikan, ikan kering dan udang ebi untuk di jual ke
pasar dan pengepul atau juga untuk di konsumsi
sendiri
25. Nama/Tahun/Judul
Penelitian/Jurnal
Hasil Peneltian
Nugroho Hari Purnomo (2008)
Kajian Kearifan Lokal Sebagai
Pranata Budaya dalam Pemanfaatan
Sumberdaya Pesisir
Jurnal Ilmu Sosial, Vol. 1(2):67-74
Upacara adat “nyalamaq” pada masyarakat Desa
Haruku Pulau Lombok, dimana selama kurun waktu
upacara adat pemanfaatan sumberdaya pesisir sangat
dibatasi. Secara ekeologis, upacara adat tersebut akan
memberikan kesempatan adanya tenggang waktu
untuk regenerasi biotik. Masyarakat nelayan memiliki
pandangan bahwa alam juga memerlukan waktu untuk
pulih kembali setelah dilakukan eksploitasi.
Pengamatan mereka di lapangan menunjukan telah
terjadi penurunan jumlah ikan yang ada di lautan dari
waktu ke waktu. Mereka berkeyakinan telah terjadi
penurunan kulitas perairan. Dengan penurunan kualitas
perairan maka keberlangsungan kehidupan mereka
akan terancam, karena selama ini kehidupan mereka
sangat tergantung oleh hasil tangkapan ikan
27. Implementasi sains asli masyarakat tentang biologi konservasi
pada pembelajaran IPA dilakukan melalui empat tahap yaitu; (1)
mengidentifikasi atau mengeksplorasi kearifan lokal dalam konteks
biologi konservasi, (2) menganalisis keterkaitan kearifan lokal
dengan capaian pembelajaran/materi pembelajaran, (3)
merekonstruksi sains asli ke dalam konsep sains ilmiah, dan (4)
penentuan pendekatan implementasi, yaitu; general learning,
embedded learning, dan mixed learning.
28. Contoh Implementasi:
1. Analisis Etnosains Tradisi Rantau Larangan Kampung Tandikat Sebagai Sumber Belajar Biologi
(Rikizaputra et al., 2022)
Deskripsi Potensi Kearifan Lokal dalam
Pembelajaran IPA Biologi
Keterkaitan dalam Pembelajaran Biologi
KD Materi
• Memanfaatkan kearifan lokal tradisi
rantau laraangan sebagai wujud
kelestarian ekosistem sungai.
• Dapat mengidentifikasikan jenisjenis ikan
yang ada di sungai.
• Dapat menganalisis terjadinya
pencemaran lingkungan dan dampaknya
bagi ekosistem
3.7 Menganalisis interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya
serta dinamika populasi akibat
interaksi tersebut.
3.8 Menganalisis terjadinya
pencemaran lingkungan dan
dampaknya bagi ekosistem.
3.9. Menganalisis informasi/data
dari berbagai sumber tentang
ekosistem dan semua interaksi
yang berlangsung didalamnya.
3.10. Menganalisis data perubahan
lingkungan dan dampak dari
perubahan perubahan tersebut
bagi kehidupan
Ekologi
• Komponen ekosistem
• Aliran energi
• Daur biogeokimia
• Interaksi dalam ekosistem
Kesesimbangan lingkungan
• Kerusakan lingkungan/
pencemaran lingkungan
• Pelestarian lingkungan
29. Contoh Implementasi:
2. Integrasi Pendidikan Biologi Dalam Konservasi Lembu Putih Taro Berbasis Kearifan Lokal
(Maduriana dan Gata, 2022)
Deskripsi Potensi Kearifan Lokal dalam
Pembelajaran Biologi
Keterkaitan dalam Pembelajaran Biologi
KD Materi
• Sejak lembu putih dipelihara secara
intensif dengan pemagaran di sekeliling
kandang, menyebabkan kecil
kemungkinan terjadinya kontak seksual
antara lembu putih dengan ternak sapi
peliharaan penduduk sehingga kemurnian
sifat-sifat turunan dari masing-masing
jenis akan lebih terjamin
• Adanya ancaman kemunculan sapi
heterozigot karier jika terjadi perkawinan
silang antara sapi karier dan albino
• Keberadaan sapi albino dapat dijadikan
media dari topik kelainan albinisme.
• Keberadaan sapi heterozigot karier dapat
dijadikan media genetika carier
3.5 Menerapkan prinsip
pewarisan sifat makhluk hidup
berdasarkan hukum Mendel
4.5 Menyajikan hasil penerapan
hukum Mandel dalam perhitungan
peluang dari persilangan makhluk
hidup di bidang pertanian dan
peternakan
Hukum Mendel
dan Penyimpangan Semu Hukum
Mendel
• Persilangan Monohibrid dan
dihybrid
• Penyimpangan semu : interaksi
gen, kriptomeri
epistasis/hipostatis, gen
komplementer, dan polimeri