SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
Pesawat Angkat Dan
Alat Berat
Marfizal, ST,MT
Hoisting Equipment
Peralatan Pengagngkat
Hoisting Equipment
Hoisting Equipment Adalah grup mesin-esin yang mempunyai lifting gear yang ditujukan
untukpemindahan atau mengangkat load terutama dalam bentuk batchses. Grup ini terdiri
dari :
1. Hoisting machinere.
2. Cranes
3. Elevators.
TIPE UTAMA ALAT PENGANGKAT
ALAT PENGANGKAT
Mesin pengangkat Crane Elevator
PERLENGKAPAN PENGANGKAT
Kelompok perlengkapan pengangkat berikut ini mempunyai cirri khas yang berbeda, antara lain:
1. Mesin pengangkat adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodic yang didesain sebagai
peralatan swa-angkat, atau untuk mengangkat dan memindahkan muatan atau sebagai
mekanisme tersendiri bagi crane atau elevator.
2. Crane adalah gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk
mangangkat atau sekaligus mengangkat dan memindahkan muatan yang dapat dugantungkan
secara bebas atau diikatkan pada crane.
3. Elevator adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodic untuk mengangkat muatan pada
jalur pandu tertentu.
Hoist Crane adalah salah satu dari jenis pesawat
angkat yang banyak dipakai sebagai alat pengangkat
dan pengangkut pada daerah-daerah industri, pabrik,
maupun bengkel. Pesawat angkat ini dilengkapi
dengan roda dan lintasan rel agar dapat bergerak maju
dan mundur sebagai penunjang proses kerjany
Hoist Crane
Jenis- jenis Hoist Crane
Overhead Crane Single Girder
Overhead crane single girder merupakan alat
pengangkat dan pemindah barang dengan
gerakan 6 arah, yaitu ke kiri, kanan, maju,
mundur, atas, dan bawah. Overhead crane
biasanya berada di dalam ruangan. Overhead
crane merupakan konstruksi hoist crane yang
berada di bagian atas sebuah ruangan
Jenis- jenis Hoist Crane
Overhead Crane Double Girder
Pengertiannya sama dengan overhead crane single girder, hanya saja girder yang digubakan 2. Jadi hoist
yang digunakan pun harus double rail.
Jenis- jenis Hoist Crane
Semi Gantry Crane
Semi gantry crane merupakan konstruksi crane di mana satu sisi menggunakan kaki untuk menopang girder. Kaki tersebut biasa
disebut kaki gantry, dan mampu bergerak maju mundur. Dan disisi lain, girder di topang end carriage yang di letakkan pada console
atau tiang coloumn.
Jenis- jenis Hoist Crane
Gantry Crane
Gantry crane merupakan konstruksi di mana kedua sisinya menggunakan kaki. Kaki gantry tersebut berjalan di atas rel untuk bergerak
maju mundur. Pengaplikasian gantry crane ini biasanya memerlukan tingkat pengamanan yang lebih ekstra. Karena rel nya ada di lantai,
serta aliran listriknya mudah dijangkau. Oleh sebab itu jika menggunakan gantry crane, tingkat keamanan harus ditingkatkan
Jenis- jenis Hoist Crane
Suspension Crane
Suspension crane merupakan bentuk konstruksi crane di mana girder di gantung pada beam yang
melintang di bagian atap ruangan. Girder bisa melakukan gerakan maju dan mundur.
Jenis- jenis Hoist Crane
Jib Crane
Jib crane merupakan bentuk konstruksi hoist crane di mana hanya ada 1 tiang dan girder. Bentuk
konstruksi ini seperti huruf L terbalik. Hoist mampu bergerak ke kiri, kanan, atas, dan bawah pada girder
atau beam yang merupakan rail dari hoist tersebut. Girder juga bisa digerakan beberapa derajat dan sering
disebut gerakan swing. Pergerakan swing ini bisa dengan motor maupun manual
Jenis- jenis Hoist Crane
Monorail Crane
Monorail crane merupakan bentuk konstruksi di mana tidak ada pergerakan dari girder. Jadi hanya 1 rail atau beam tempat hoist
bergerak ke kiri dan ke kanan sepanjang rail atau beam tempat hoist menggantung
Tower Crane Aadalah Alat yang Biasa digunakan untuk mengankat beban pada
proyek konstruksi
Tower Crane
Fungsi Crane Sebagai Alat Pengangkut Material. Fungsi
Crane Sebagai Alat Pengangkut
Material. Crane termasuk di dalam kategori alat
pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut
material secara vertikal dan kemudian memindahkannya
secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil
Fungsi Crane
1. Crane Beroda Crawler
Dapat bergerak 360. Menggunakan roda crawler
Jenis-Jenis Cran
2. Truck Crane
Untuk menjaga keseimbangan, truck crane memiliki kaki.
)
'
Jenis-Jenis Cran
3. Tower crane
--
1

Jenis-Jenis Cran
Hidraulik Crane
Free-Standing Tower Crane
Jenis-Jenis Cran
Bagian utama tower crane
Bagian utama tower crane terdiri dari 3 yaitu:
Pondasi
Bagian utama tower crane
Pondasi
Pondasi pada tower crane berfungsi menahan tower crane agar tidak jatuh dan juga
berfungsi meneruskan beban dari tower crane ke tanah yang keras. Pada bagian inilah kaki
tower crane dibaut pada pondasi beton yang masif dan besar.
Bagian utama tower crane
Tiang/standard section
Tiang pada tower crane merupakan bagian vertical yang bias terus bertambah tinggi seiring
dengan kebutuhan proyek. Selain itu pada tiang terdapat tangga vertikal yang dibagi per
section yang nantinya akan digunakan oleh operator untuk naik ke atas
Bagian utama tower crane Unit yang berputar
Unit yang berputar
Unit berputar terdiri dari 3 bagian yaitu:
Horizontal jib
Horizontal jib biasa disebut juga sebagai hoisting jib atau working jib merupakan bagian
horizontal dari sebuah tower crane yang panjang dan berfungsi sebagai bagian
pengangkat beban.
Bagian utama tower crane Unit yang berputar
Machinery jib
Machinery jib atau biasa disebut juga counter balance jib yang berfungsi sebagai counter
balance. Pada bagian inilah terdapat motor penggerak tower crane, alat elektronik dan sebuah
beton masif.
Bagian utama tower crane Unit yang berputar
Operator’s cab
bagian ini merupakan sebuah tempat operator melakukan tugasnya. Cab ini haruslah
memiliki jendela besar untuk memastikan operator memiliki pandangan penuh
terhadap lokasi konstruksi. Mengingat letaknya yang tinggi, cab ini juga sebaiknya
dilengkapi dengan AC dan perlengkapan lainnya
Elevator
Elevator adalah alat
transpotasi pada bangunan
yang bergerak secara
vertikal yang membawa
penumpang, peralatan, dan
muatan dari satu tungkat
ketingkat yang lain.
Jenis Lift Berdasarkan Sistem Geraknya
Lift Elekrtik
Lift elektrik terdiri dari sebuah
tabung yang di pasang pada rel
pemandu, didukung oleh kabel
pengerek, dan dikemudikan
oleh mesin penggeraak elekrtis
pada mesin lift.
Lift Hidrolik
Lift hidrolik terdiri dari sebuah
tabung yang didukung oleh piston
yang bergerak searah atau
berlawanan dengan cairan yang
diberi tekanan. Tidak diperlukan
rumah lift, tapi lift hidrolik
memmiliki kecepatan rendah dan
panjang piston membatasi
penggunaannya hanya pada
bangunan enam lantai
Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya
Lift Penumpang
Passenger elevator atau lift penumpang biasanya dipasang pada
rumah tinggal, ruko, gedung rendah, medium, bahkan high rise. Jenis
ini merupakan lift yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dan
Indonesia khusunya
Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya
Lift Barang
Setiap gedung bertingkat banyak baik dalam bentuk perkantoran, flat, atau penggunaan
campuran dengan gedung komersiil pasti memerlukan sarana sirkulasi vertical untuk barang
di samping untuk orang. Kriteria untuk lift barang yang penting ialah ukuran dan berat
barang yang harus diangkut.
Kapasitas lift barang berkisar antara 1-5 ton dengan ukuran dalam antara 1.60 x 2.10 m
sampai 3.10 x 4.20 m dan kecepatan bergerak 1.5 – 2 m/detik maximum atau rata-rata 0.25
–1 m/detik.
Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya
Lift service
Lift ini juga merupakan lift penumpang, namun fungsinya dikhususkan bagi
karyawan gedung tersebut atau untuk membawa barang barang yang kecil. Lift ini
banyak kita temui di gedung perkantoran.
Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya
Lift rumah sakit
Lift ini digunakan di rumah sakit untuk membawa tempat tidur pasien, oleh karena itu
ukurannya disesuaikan dengan ukuran tempat tidur standar rumah sakit.
Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya
Observation Elevator
Lift jenis ini fungsinya sama seperti lift penumpang, hanya saja bedanya sebagian besar dinding
atau pintu lift ini terbuat dari kaca. Sehingga memungkinkan penumpangnya dapat melihat ke
arah luar. Lift jenis ini banyak kita jumpai di mall, hotel, atau gedung-gedung yang tidak terlalu
tinggi yang memiliki pemandangan indah.
Komponen Utama Hoisting Equipment
Secara umum dan secara garis besar bagian atau komponen utama hoisting equipment adalah
1. Flexible hoisting appliances, yang berupa rantai atau tali baja.
2. Pulley, pulley system, sprockets dan drums.
3. Load hadling attachments, adalah alat bantu untuk pengangkatan.
4. Stopping dan braking devices.
5. Drives / motor.
6. Transmisions dan components.
7. Rails dan travelling wheels.
8. Machine structures / frames.
9. Control devices.
KARAKTERISTIK UMUM MESIN PENGANGKAT
Parameter teknis mesin pngangkat adalah: kapasitas angkat, berat mati mesin
tersebut, kcepatan berbagai gerakan mesin, tinggi angkat dan ukuran
geometris mesin tersebut, bentangan, panjang dan lebar, dan sebagainya.
n – jumlah siklus mesin per jam
Q – berat muatan, dalam ton
jamtonnQQhr /
VQ 
Dengan :
V – kapasitas ember, alat pencengkeram dan sebagainya dalam meter kubik
Ψ – faktor pengisian
γ – berat jenis dalam ton/m3
Dengan:
Q – berat muatan, dalam ton
G – berat ember atau penahan, dalm tontonGQQ )( 



1
3600
t
n Dengan: Σ ti – total waktu yang dibutuhkan
KARAKTERISTIK UMUM MESIN PENGANGKAT
Semua jenis crane dan mesin penangkat dapat dibagi lagi menjadi empat kelompok sesuai dngan kondisi operasi
dan gabungan faktor berikut:
- beban pada mesin
- penggunaan mesin harian dan tahunan
- faktor kerja relatif (jangka waktu mesin dihidupkan DF%)
- temperatur sekitar
KARAKTERISTIK KERJA
KONDISI
OPERASI
Penggunaan mesin rata-rata (mean)
K beban
Waktu Faktor
kerja
DF%
Tem-
Peratur
Sekitar °C
K tahun K hari
Ringan (L)
Sedang (M)
Berat (H)
Sangat Berat (VH)
0.5
0.5
0.5
0.5
0.25
0.
0.75
1.0
0.33 (shift satu)
0.67 (shift dua)
0.67 (shift dua)
1.0 (shift tiga)
15
25
40
40
25
25
25
45
Nilai-nilai ini ditentukan dari operasi rata-rata atau data desain.
Kerja Nominal Ringan Sedang Berat Sangat
Berat
Jumlah perubahan operasi per
jam
60 120 240 300-720
PERLENGKAPAN KHUSUS PERMUKAAN DAN OVERHEAD
1. Truk tanpa rel adalah fasilitas transportasi permukaan yang bergerak diatas jalur rel
yang sempit
2. Kendaraan yang berbadan sempit adalah fasilitas transportasi permukaan yang
bergerak di atas jalur rel yang sempit
3. Peralatan penanganan silang adalah fasilitas transportasi permukaan yang
memindahkan kereta rel di dalam ruang lingkup suatu perusahaan
4. Sistem lintasan overhead adalah struktur jalur pembawa/pemindah tau kabel tempat
truk yang bermuatan tersebut bergerak
KARAKTERISTIK UMUM FASILITAS TRANSPORTASI
PERMUKAN DAN OVERHEAD
Peralatan permukaan dan overhead
Truk tanpa rel
Kendaraan yang berbadan sempit
Peralatan untuk penanganan silang
Sistem lintasan overhead
PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PENANGANAN
BAHAN
Fasilitas transpor dipilih sedemikian rupa agar sesauai dengan laju aliran bahan yang
menggambarkan sistem umum dari gerak bahan, barang setengah jadi dan produk pada
departemen atau pabrik tersebut.
Rantai Lasan
rantai lasan (welded) terbuat dari jalinan baja oval yang berurutan. Ukuran utama rantai (gambar 7) adalah : kisar (t), sama
dengan panjang bagian dalam mata rantai lebar luar (B), dan diameter batang rantai (d). tergantung pada perbandingan kisar
dan diameter batang rantai, rantai lasan diklasifikasikan menjadi rantai mata pendek (t ≤ 3d) dan rantai mata panjang (t >
3d).
Gambar 7. ukuran utama mata
rantai beban
Gambar 8.mata rantai
menghubungkan rantai beban..
Rantai Lasan
Rantai lasan terbuat dari baja CT. 2 dan CT. 3. Mata rantai untuk rantai lasan dibentuk dengan berbagai macam
metode,yaitu pengelasan tempa dan pengelasan tahanan listrik. Dengan pengelasan tempa mata rantai dibuat dari satu
batang baja, sedangkan bila menggunakan las tahanan listrik mata rantai terbuat dari dua potong baja lengkung yang dilas
temu.
Rantai lasan digunakan untuk mesin pengangkat kapasitas kecil (katrol, Derek, dan crane yang digerakan tangan), &
sebagai perabot pengangkat utama
Rantai lasan mempunyai kelemahan yaknik berat, rentan terhadap sentuhan dan beban lebih, kerusaan yang tiba-tiba,
keausan yang berlebihan pada sambungan antar mata rantai , dan hanya digunakan untuk kecepatan rendah
Keunggulannya ialah flexible untuk semua arah, dapat menggunakan puli dan drum dengan diameter yang kecil serta
desain dan pembuatan yang sederhana
Rumus umum untuk memilih
tegangan tarik rantai adalah :
Ss =
Dengan
Ss = beban aman yang diterima rantai, dalam kg
Sbr = beban putus dalam kg
K = Faktor keamanan
K
Sbr
Intensitas keausan yang terjadi pada rantai tegantung pada factor berikut :
perbandingan kisaran rantai dengan drum atau puli rantai, tegangan kecepatan
puli rantai, sudut belok relative bila rantai tersebut melewati pulinya, keadaan
lingkungan kerja dan sebagainya.
Rantai las tempa selalu putus pada bagian lasnya. Pada rantai las tahanan listrik
yang bermutu tinggi, biasanya mata rantai putus berbentuk putus miring dengan
penampang yang bersudut kecil terhadap sumbu memanjang rantai, yang
bermula pada bagian bagian tepi batas permukaan kontak mata rantai yang
dihubungkan.
Rantai Rol
Rantai rol terdiri atas pelat yang dihubung engsel pana pena (gambar 9). Rantai untuk beban ringan terbuat dari
dua keping plat saja, sedangkan untuk beban berat dapat menggunakan sampai lebih dari 2 keping pelat
Gambar 9 rantai rol
Rantai rol mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan rantai lasan. Karena rantai rol padat maka
keandalan operasinya jauh lebih tinggi dibandingkan rantai lasan. Rantai rol mempunyai flexisibelan yang baik
sehingga dapat dipakai pada sprocket dengan diameter lebih kecil dan jumlah gigi yang lebih sedikit. Hal ini akan
mengurangi ukuran mekanisme dan sekaligus mengurangi harganya. Juga, gesekan pada rantai rol jauh lebih kecil
dibandingkan dengan rantai lasan dengan kapasitas angkat yang sama.
Rantai Rol
Kecepatan maximum rantai rol ditentukan oleh standar Negara dan tidak boleh melebihi 0.25 mm/detik.
Nilai factor keamanan K, rasio dan jumlah gigi sprocket untuk rantai las dan rol diberikan pada table 4.
d
D
Table 4
Data rantai yang terseleksi
Berdasarkan metode pembuatan pembuatan dan jumlah untaian tali rami dikelompokan menadi tali polos dan tali kabel. Yang
terakhir terbuat dari lilitan 3 buah lilitan yang berbeda. Tali sering dicelupkan pada aspal untuk mengurangi pelapukan.
Walaupun tali rami yang dicelupkan pada aspal lebih tahan terhadap pengaruh cuaca, namun jauh lebih berat dan lebih kurang
flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali biasa. Kekuatan putusnya membagi tali rami menjadi dua kelas : kelas 1
dan kelas 2.
Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang
berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan dengan serabut.
Tali Rami
Gbr. Penampang lintang tali rami,a)tali polos, b) tali kabel
a) b)
d d
TALI RAMI
Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin pengangkat yang digerakan tangan
(puli tali) karena sifat mekanisnya yang lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah,
mudah rusak oleh benda tajam, pengaruh lingkungan dan sebagainya) Tali rami
harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai
terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan
dengan serabut.
Pemilihan tali rami. Tali rami dipilih hanya berdasarkan kekuatan tariknya berdasarkan rumus
:
br
d
S 

4
2

dengan :
d = Diameter keliling dari untai, dalam cm
S = Beban pada tali, dalam kg
Tali Rami
Gbr. Susunan tali baja
TALI BAJA
Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. Lebih ringan;
2. Lebih tahan terhadap sentakan;
3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi;
4. Keandalan operasi yang tinggi.
Wire Rope
Wire Rope adalah tali baja yang terbuat dari beberapa WIRE yang dipilin membentuk STRAND,
lalu beberapa STRAND tersebut dipilin mengelilingi CORE untuk membentuk wire rope
Konstruksi menyatakan banyaknya wire dan strand dalam suatu wire rope. Format konstruksi
wire rope : Banyaknya Strand dikali Banyaknya Wire.
Contoh: Wire Rope 6 x 37 terdiri dari 6 strand yang
mengelilingi 1 core dimana masing masing strand terdiri
dari 37 wire.
Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σ= 130 sampai 200
kg/mm2. Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan
digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang
tinggi.
TALI BAJA
Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi :
1)Tali pintal silang atau tali biasa;
2)Tali pintal parallel atau jenis lang;
3)Tali komposit atau pintal balik.
Tali Baja Serba Guna.
Tali yang terdapat pada Gambar 13 adalah tali baja konstruksi biasa (kawat seragam) yang berupa
kawat anyaman kawat yang sama diameternya
TALI BAJA ANTI PUNTIR
Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian dibentuk sesuai dgn
kedudukannya didalam tali. Akibatnya tali yang tidak dibebani tidak akan
mengalami tegangan internal. Tali ini tidak mempunyai kecenderungan untuk
terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul
TALI BAJA ANTI PUNTIR
Jenis Tali Baja Puntir mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang terjadi minimal.
2. Lebih fleksibel.
3. Keausan tali lebih kecil bila melewati puli dan digulung pada drum, karena tidak ada untaian atau
kawat yang menonjol pada kontur tali, dan keausan kawat terluar seragam; juga kawat yang putus
tidak akan mencuat keluar dari tali.
4. Keselamatan operasi yang lebih baik.
Gambar 16. Tali dengan untaian yang
dipipihkan.
Tali ini dipakai pada crane yang bekerja pada
tempat yang mengalami banyak gesekan dan
abrasi. Biasanya tali ini tebuat dari lima buah
untaian yang dipipihkan dengan inti kawat yang
juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti
yang terbuat dari rami
Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan
Tali dengan Anyaman Terkunci
Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan kereta gantung. Tali ini mempunyai
keunggulan dalam hal permukaan yang halus, susunan kawat yang padat dan tahan
terhadap keausan, kelemahannya adalah tidak fleksibel
Gbr. Cara mengukur
diameter tali baja
Klasifikasi berdasarkan kuat tarik kawat
Standard Kontruksi Tali
Penggunaan tali baja pada Hoisting Equipment untuk alat panarik beban (pada
crane dan hoist) atau untuk alat bantu mengikat beban. Contoh standard tali baja
:6 x 9 x 1c berarti tali baja yang dipintal dengan 6 tali kecil, sedang setiap tali
kecil terdiri dari 19 kawat baja dan 1 inti
Jumlah puntiran minimum kawat baja
Tabel 5 Tali Rami untuk Pengangkat
* Enam posisi dari 19 serat pada setiap ditambah poros
Faktor mula-
mula
dari keamanan
tali terhadap
tegangan
KONSTRUKSI TALI
6 x 9 = 114 + 1c* 6 x 37 = 222 + 1c*
Posisi
berpotongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpotonga
n
Posisi sejajar
Jumlah serat patah sepanjang satu tingkatan setelah tali
tertentu dibuang
kurang 9 14 7 23 12
'9 - 10 16 8 26 13
'10 - 12 18 9 29 14
'12 - 14 20 10 32 16
diatas 16 24 12 38 19
Tabel 6 Tali Untuk Crane dan Pengangkat
Faktor
mula-mula
dari
keamanan
tali
terhadap
tegangan
KONSTRUKSI TALI
6 x 19 = 114 + 1c 6 x 37 = 222 + 1c 6 x 61 = 366 + 1c 18 x 17 = 342 + 1c
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali dibuang
Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18
6-7 14 7 26 13 38 19 38 19
Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20
Konstruksi dan penampang tali kawat baja
Konstruksi dan penampang tali kawat baja
Konstruksi dan penampang tali kawat baja
Konstruksi dan penampang tali kawat baja
Umur tali
Pada umumnya setiap tali hanya dapat mengalami lengkungan tertentu sepanjang umur pakai,
sejumlah lengkungan tertentu yang telah melewati batas ini akan rusak dengan cepat. Umur tali
dapat di tentukan dengan memakai perbandingan 𝐷𝑚𝑖𝑛 𝑑 (Dmin adalah diameter minimum
puli atau drum dan d adalah diameter tali) dan 𝐷𝑚𝑖𝑛 𝛿 (δ adalah diameter kawat pada tali).
Lengkungan berbalik yakni menuju arah berlawanan dengan lengkungan yang sebenarnya
mengurangi umur tali sebanyak setengahnya. Jumlah lengkungan yang di tentukan oleh jumlah
titik (puli atau drum) tempat tali lewat, lengkungan dalam satu arah pada titik tersebut setara
dengan lengkungan tunggal dan lengkungan variabel setara dengan lengkungan ganda sistem puli
yang banyak digunakan dan jumlah lengkungan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Kelengkungan Tali
a
1 b
c
2
3
df
5 4
e
1
2
3
4
5
a
b
c
d
e
Gbr. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan satu puli bergerak
5 lengkungan
Kelengkungan Tali
Kelengkungan Tali
Kelengkungan Tali
Tabel 7 menunjukkan nilai sebagai fungsi jumlah lengkungan.
Tabel 7
d
Dmin
Jumlah
lengk
unga
n
Jumlah
lengk
ungan
Jumlah
leng
kun
gan
Jumlah
lengk
ungan
1 16 5 26,5 9 32 13 36
2 20 6 28 10 33 14 37
3 23 7 30 11 34 15 37,5
4 25 8 31 12 35 16 38
Tabel 8
EFISIENSI PULI
Puli Tunggal Puli Ganda Efisiensi
Jumlah
alu
r
Jumlah puli yang
berputar
Jumlah alur
Jumlah puli
yang
berpu
tar
Gesekan pada
permukaa
n puli
(faktor
resisten
satu puli)
Gesekan anguler
pada
permukaan
puli (faktor
resisten satu
puli
2 1 4 2 0,951 0,971
3 2 6 4 0,906 0,945
4 3 8 6 0,861 0,918
5 4 10 8 0,823 0,892
6 5 12 10 0,784 0,873
Tabel 9
Harga Minimum Faktor k dan e1 yang diizinkan
TIPE ALAT PENGANGKAT
Digerakkan oleh: Kondisi pengoperasian Faktor
K
Faktor e1
1. Lokomotif,caterpilar-mounted, traktor dan truk
yang mempunyai crane pilar (termasuk excavator
yang dioperasikan sebagai crane dan
pengangkat mekanik pada daerah konstruksi dan
pekerjaan berkala.
2. Semua tipelain dari crane dan pengangkat
mekanis
3. Derek yang dioperasikan dengan tangan, dengan
kapasitas beban terangkat diatas 1 ton yang
digandeng pada berbagai peralatan otomotif
(mobil, truk, dan sebagainya).
4. Pengangkat dengan troli
5. Penjepit mekanis (kecuali untuk puli pada grabs)
untuk pengangkat mekanis pada no.1
6. Idem untuk pengangkat mekanik pada no.2
Tangan
Daya
Daya
Daya
Tangan
Daya
Daya
-
-
-
-
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan sangat berat
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan sangat berat
-
-
-
-
4
5
5,5
6
4,5
5
5,5
6
4
5,5
5
5
16
16
18
20
18
20
25
30
12
20
20
30
Tabel 10
Harga faktor e 2 yang
tergantung pada
konstruksi tali
Konstrusi Tali
Faktor e2
Biasanya 6 x 19 = 114 + 1 poros
Posisi berpotongan…………………………………………………………
Posisi sejajar……………………………………………………………….
Compound 6 x 19 = 114 + 1 poros
a). Warrington
Posisi berpotongan……………………………………………………..
Posisi sejajar……………………………………………………………
b). Seale
Posisi berpotongan……………………………………………………..
Posisi sejajar……………………………………………………………
Biasanya 6 x 37 = 222 + 1 poros
Posisi berpotongan…………………………………………………………
Posisi sejajar……………………………………………………………….
1,00
0,90
0,90
0,85
0,95
0,85
1,00
0,90
PERHITUNGAN DAYA TAHAN (KEKUATAN BATAS KELELAHAN) TALI KAWAT BAJA
DENGAN METODE PROFESOR ZHITKOV
• Metode perhitungan daya tahan tali kawat yang dijelaskan berikut dihasilkan oleh penelitian bertahun-tahun yang dilakukan
di hammer dan sickle works. berbagai konstruksi tali yang berdiameter dari 3 mm sampai 28 mm diuji dengan tiga unit
mesin khusus untuk menentukan metalurgi, produksi, desain dan operasi yang mempengaruhi kekuatan tali.
• Pada tahap pertama, karakteristik umur tali dikumpulkan dari semua pengujian dalam bentuk grafik yang menghasilkan
hubungan
z = ƒ1(σ) dan z = ƒ2( )
• Data ini kemudian dipakai untuk menggambarkan suatu diagram yang menunjukkan hubungan σ = ƒ3 ( ) dengan
berbagai jumlah lengkungan tali dan untuk mendapatkan secara matematis rumus desain:
A = = mσCC1C2
d
D
d
D
d
D
• Bila kita mengetahui kondisi operasi mekanisme pengangkat, dan telah menentukan umur tali, kita dapat menentukan
jumlah lengkungan yang diperbolehkan z1 dengan rumus :
z1 = a z2 N β
dengan :
N = umur tali dalam bulan
a = jumlah siklus kerja rata-rata per bulan
z2= jumlah lengkungan berulang per siklus kerja (mengangkat dan menurunkan) pada tinggi pengangkatan
penuh dan lengkungan satu sisi.
β = faktor perubahan daya tahan tali akibat mengangkut muatan lebih rendah dari tinggi total dan lebih
ringan dari muatan penu
Gambar Penggantungan pada sistem puli
majemuk
PENGIKATAN RANTAI DAN TALI
Pengikatan Rantai Beban Lasan
Pengikatan Rantai Rol
Pengikatan Tali Rami
Pengikatan Tali Baja
Gambar Metode pengikatan rantai beban
lassan
Gambar Pengikatan rantai roller beban Gambar Pengikatan tali rami Gambar Pengikatan tali kawat dalam soket
tirus
Soket Baji. Tali dilewatkan mengitari baji-baja beralur dan diikat bersama dengan baji kedalam
soket rata yang sesuai yang terbuat dari baja tuang. Beban akan menarik tali kedalam soket dan
akan menambah daya ikatnya.
Mata Pengikat. Tali dililitkan mengelilingi mata pengikat dan ujung bebasnya dililitkan dengan
bagian utama tali. Panjang lilitan 1 > 15d dan minimum sepanjang 500 mm. menunjukan kait yang
diikat pada tali dengan mata pengikat.
Disamping dililitkan, mata pengikat dapat dikencangkan dengan memakai klip khusus bulldog (bull-
dog clip) atau pengapit pada tali kawat . Jumlah pengapit minimum adalah tiga buah. menunjukan
tali kawat yang diikat pada mata pengikat dengan plat dan baut.

More Related Content

What's hot

Basic lifting rigging module 03
Basic lifting rigging module 03Basic lifting rigging module 03
Basic lifting rigging module 03dafit43424
 
Handout mesin pengangkat
Handout mesin pengangkatHandout mesin pengangkat
Handout mesin pengangkatAlen Pepa
 
Pertemuan 6 pesawat angkat ok
Pertemuan 6 pesawat angkat ok Pertemuan 6 pesawat angkat ok
Pertemuan 6 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
Pertemuan 10 pesawat angkat ok
Pertemuan 10 pesawat angkat ok Pertemuan 10 pesawat angkat ok
Pertemuan 10 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
Basic lifting rigging module 02
Basic lifting rigging module 02Basic lifting rigging module 02
Basic lifting rigging module 02dafit43424
 
Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
Pertemuan 13 pesawat angkat ok
Pertemuan 13 pesawat angkat ok Pertemuan 13 pesawat angkat ok
Pertemuan 13 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
studi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower cranestudi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower craneBung HaFied
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 
Pertemuan 5 pesawat angkat ok
Pertemuan 5 pesawat angkat ok Pertemuan 5 pesawat angkat ok
Pertemuan 5 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
Cek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableCek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableAfret Nobel
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat beratAhmad Wiratama
 
Principles manual handling
Principles manual handling Principles manual handling
Principles manual handling Winarso Arso
 

What's hot (20)

Basic lifting rigging module 03
Basic lifting rigging module 03Basic lifting rigging module 03
Basic lifting rigging module 03
 
Handout mesin pengangkat
Handout mesin pengangkatHandout mesin pengangkat
Handout mesin pengangkat
 
Pertemuan 6 pesawat angkat ok
Pertemuan 6 pesawat angkat ok Pertemuan 6 pesawat angkat ok
Pertemuan 6 pesawat angkat ok
 
Pertemuan 10 pesawat angkat ok
Pertemuan 10 pesawat angkat ok Pertemuan 10 pesawat angkat ok
Pertemuan 10 pesawat angkat ok
 
Pertemuan 3 pesawat angkat
Pertemuan 3 pesawat angkatPertemuan 3 pesawat angkat
Pertemuan 3 pesawat angkat
 
Basic lifting rigging module 02
Basic lifting rigging module 02Basic lifting rigging module 02
Basic lifting rigging module 02
 
Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok
 
Pertemuan 13 pesawat angkat ok
Pertemuan 13 pesawat angkat ok Pertemuan 13 pesawat angkat ok
Pertemuan 13 pesawat angkat ok
 
Sni tali kawat baja
Sni tali kawat bajaSni tali kawat baja
Sni tali kawat baja
 
studi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower cranestudi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower crane
 
Alat berat
Alat beratAlat berat
Alat berat
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
Pertemuan 5 pesawat angkat ok
Pertemuan 5 pesawat angkat ok Pertemuan 5 pesawat angkat ok
Pertemuan 5 pesawat angkat ok
 
Makalah tali baja
Makalah tali bajaMakalah tali baja
Makalah tali baja
 
Cek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gableCek penampang kolom baja gable
Cek penampang kolom baja gable
 
Tower crane
Tower craneTower crane
Tower crane
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat
 
Forklift 02
Forklift 02Forklift 02
Forklift 02
 
Principles manual handling
Principles manual handling Principles manual handling
Principles manual handling
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 

Similar to Pertemuan 4 pesawat angkat

Peswt Angkat I no 2 Klasifikasi Peralatan ppt
Peswt Angkat I no 2 Klasifikasi Peralatan pptPeswt Angkat I no 2 Klasifikasi Peralatan ppt
Peswt Angkat I no 2 Klasifikasi Peralatan pptWartono9
 
Andika Widia Putra_Teknik Pelaksanaaan Konstruksi_Alat berat_Crane
Andika Widia Putra_Teknik Pelaksanaaan Konstruksi_Alat berat_CraneAndika Widia Putra_Teknik Pelaksanaaan Konstruksi_Alat berat_Crane
Andika Widia Putra_Teknik Pelaksanaaan Konstruksi_Alat berat_CraneAndika Widia Putra
 
SISTEM UTILITAS 2.ppt
SISTEM UTILITAS 2.pptSISTEM UTILITAS 2.ppt
SISTEM UTILITAS 2.pptFandiAlzayn
 
09. Presentasi Rigging Lifting .ppt
09. Presentasi Rigging Lifting .ppt09. Presentasi Rigging Lifting .ppt
09. Presentasi Rigging Lifting .pptimamdiani
 
PTM alat berat alat pengangkut material
PTM alat berat   alat pengangkut materialPTM alat berat   alat pengangkut material
PTM alat berat alat pengangkut materialOkitanawa Everrobert
 
Aplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevatorAplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevatorsuparman unkhair
 
Transportasi Pada Gedung Bertingkat
Transportasi Pada Gedung BertingkatTransportasi Pada Gedung Bertingkat
Transportasi Pada Gedung BertingkatRaja Marpaung
 
materi nautik crane.pptx
materi nautik crane.pptxmateri nautik crane.pptx
materi nautik crane.pptxLilikBudiyanto1
 
presentasi tower crane-.pdf
presentasi tower crane-.pdfpresentasi tower crane-.pdf
presentasi tower crane-.pdfPutera20
 
Peralatan Pengangkat ppt.pptx
Peralatan Pengangkat ppt.pptxPeralatan Pengangkat ppt.pptx
Peralatan Pengangkat ppt.pptxindra809107
 
02. drilling rig sistem angkat hoisting system ok
02. drilling rig  sistem angkat  hoisting system ok02. drilling rig  sistem angkat  hoisting system ok
02. drilling rig sistem angkat hoisting system okrusihan
 

Similar to Pertemuan 4 pesawat angkat (20)

Peswt Angkat I no 2 Klasifikasi Peralatan ppt
Peswt Angkat I no 2 Klasifikasi Peralatan pptPeswt Angkat I no 2 Klasifikasi Peralatan ppt
Peswt Angkat I no 2 Klasifikasi Peralatan ppt
 
Pertemuan 9_Crane.pdf
Pertemuan 9_Crane.pdfPertemuan 9_Crane.pdf
Pertemuan 9_Crane.pdf
 
Andika Widia Putra_Teknik Pelaksanaaan Konstruksi_Alat berat_Crane
Andika Widia Putra_Teknik Pelaksanaaan Konstruksi_Alat berat_CraneAndika Widia Putra_Teknik Pelaksanaaan Konstruksi_Alat berat_Crane
Andika Widia Putra_Teknik Pelaksanaaan Konstruksi_Alat berat_Crane
 
Crane 3
Crane 3Crane 3
Crane 3
 
SISTEM UTILITAS 2.ppt
SISTEM UTILITAS 2.pptSISTEM UTILITAS 2.ppt
SISTEM UTILITAS 2.ppt
 
09. Presentasi Rigging Lifting .ppt
09. Presentasi Rigging Lifting .ppt09. Presentasi Rigging Lifting .ppt
09. Presentasi Rigging Lifting .ppt
 
PTM alat berat alat pengangkut material
PTM alat berat   alat pengangkut materialPTM alat berat   alat pengangkut material
PTM alat berat alat pengangkut material
 
Aplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevatorAplikasi motor listrik pada elevator
Aplikasi motor listrik pada elevator
 
Transportasi Pada Gedung Bertingkat
Transportasi Pada Gedung BertingkatTransportasi Pada Gedung Bertingkat
Transportasi Pada Gedung Bertingkat
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
materi nautik crane.pptx
materi nautik crane.pptxmateri nautik crane.pptx
materi nautik crane.pptx
 
Bucket Elevator
Bucket ElevatorBucket Elevator
Bucket Elevator
 
presentasi tower crane-.pdf
presentasi tower crane-.pdfpresentasi tower crane-.pdf
presentasi tower crane-.pdf
 
Peralatan Pengangkat ppt.pptx
Peralatan Pengangkat ppt.pptxPeralatan Pengangkat ppt.pptx
Peralatan Pengangkat ppt.pptx
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Utilitas 2 lift dan elevator
Utilitas 2 lift dan elevatorUtilitas 2 lift dan elevator
Utilitas 2 lift dan elevator
 
Conveyor
ConveyorConveyor
Conveyor
 
Pemindahan Tenaga RBT1044
Pemindahan Tenaga RBT1044Pemindahan Tenaga RBT1044
Pemindahan Tenaga RBT1044
 
deskripsi alat berat
deskripsi alat beratdeskripsi alat berat
deskripsi alat berat
 
02. drilling rig sistem angkat hoisting system ok
02. drilling rig  sistem angkat  hoisting system ok02. drilling rig  sistem angkat  hoisting system ok
02. drilling rig sistem angkat hoisting system ok
 

More from Marfizal Marfizal

More from Marfizal Marfizal (20)

MKE Pertemuan 3 edit ok.pptx
MKE  Pertemuan 3 edit ok.pptxMKE  Pertemuan 3 edit ok.pptx
MKE Pertemuan 3 edit ok.pptx
 
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptxMKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
 
Ketel Dan Turbin Uap 8.pptx
Ketel Dan Turbin Uap 8.pptxKetel Dan Turbin Uap 8.pptx
Ketel Dan Turbin Uap 8.pptx
 
Motor listrik.docx
Motor listrik.docxMotor listrik.docx
Motor listrik.docx
 
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdf
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdfPengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdf
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdf
 
[Philip_A._Schweitzer]_Fundamentals_of_metallic_co(BookFi).pdf
[Philip_A._Schweitzer]_Fundamentals_of_metallic_co(BookFi).pdf[Philip_A._Schweitzer]_Fundamentals_of_metallic_co(BookFi).pdf
[Philip_A._Schweitzer]_Fundamentals_of_metallic_co(BookFi).pdf
 
Bahan ajar 12 2017
Bahan ajar 12  2017Bahan ajar 12  2017
Bahan ajar 12 2017
 
Bahan ajar 11 2017
Bahan ajar 11  2017Bahan ajar 11  2017
Bahan ajar 11 2017
 
Bahan ajar 10 2017
Bahan ajar 10  2017Bahan ajar 10  2017
Bahan ajar 10 2017
 
Bahan ajar 9 2017
Bahan ajar 9  2017Bahan ajar 9  2017
Bahan ajar 9 2017
 
Bahan ajar 8 2017
Bahan ajar 8  2017Bahan ajar 8  2017
Bahan ajar 8 2017
 
Bahan ajar 7 2017
Bahan ajar 7  2017Bahan ajar 7  2017
Bahan ajar 7 2017
 
Bahan ajar 6 2017
Bahan ajar 6  2017Bahan ajar 6  2017
Bahan ajar 6 2017
 
Bahan ajar 5 2017
Bahan ajar 5  2017Bahan ajar 5  2017
Bahan ajar 5 2017
 
Bahan ajar 4 2017
Bahan ajar 4  2017Bahan ajar 4  2017
Bahan ajar 4 2017
 
Bahan ajar 3 2017
Bahan ajar 3  2017Bahan ajar 3  2017
Bahan ajar 3 2017
 
Bahan ajar 2 2017
Bahan ajar 2  2017Bahan ajar 2  2017
Bahan ajar 2 2017
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 10
Mekanika fluida 1 pertemuan 10Mekanika fluida 1 pertemuan 10
Mekanika fluida 1 pertemuan 10
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (9)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

Pertemuan 4 pesawat angkat

  • 1. Pesawat Angkat Dan Alat Berat Marfizal, ST,MT Hoisting Equipment Peralatan Pengagngkat
  • 2. Hoisting Equipment Hoisting Equipment Adalah grup mesin-esin yang mempunyai lifting gear yang ditujukan untukpemindahan atau mengangkat load terutama dalam bentuk batchses. Grup ini terdiri dari : 1. Hoisting machinere. 2. Cranes 3. Elevators.
  • 3. TIPE UTAMA ALAT PENGANGKAT ALAT PENGANGKAT Mesin pengangkat Crane Elevator
  • 4. PERLENGKAPAN PENGANGKAT Kelompok perlengkapan pengangkat berikut ini mempunyai cirri khas yang berbeda, antara lain: 1. Mesin pengangkat adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodic yang didesain sebagai peralatan swa-angkat, atau untuk mengangkat dan memindahkan muatan atau sebagai mekanisme tersendiri bagi crane atau elevator. 2. Crane adalah gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mangangkat atau sekaligus mengangkat dan memindahkan muatan yang dapat dugantungkan secara bebas atau diikatkan pada crane. 3. Elevator adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodic untuk mengangkat muatan pada jalur pandu tertentu.
  • 5. Hoist Crane adalah salah satu dari jenis pesawat angkat yang banyak dipakai sebagai alat pengangkat dan pengangkut pada daerah-daerah industri, pabrik, maupun bengkel. Pesawat angkat ini dilengkapi dengan roda dan lintasan rel agar dapat bergerak maju dan mundur sebagai penunjang proses kerjany Hoist Crane
  • 6. Jenis- jenis Hoist Crane Overhead Crane Single Girder Overhead crane single girder merupakan alat pengangkat dan pemindah barang dengan gerakan 6 arah, yaitu ke kiri, kanan, maju, mundur, atas, dan bawah. Overhead crane biasanya berada di dalam ruangan. Overhead crane merupakan konstruksi hoist crane yang berada di bagian atas sebuah ruangan
  • 7. Jenis- jenis Hoist Crane Overhead Crane Double Girder Pengertiannya sama dengan overhead crane single girder, hanya saja girder yang digubakan 2. Jadi hoist yang digunakan pun harus double rail.
  • 8. Jenis- jenis Hoist Crane Semi Gantry Crane Semi gantry crane merupakan konstruksi crane di mana satu sisi menggunakan kaki untuk menopang girder. Kaki tersebut biasa disebut kaki gantry, dan mampu bergerak maju mundur. Dan disisi lain, girder di topang end carriage yang di letakkan pada console atau tiang coloumn.
  • 9. Jenis- jenis Hoist Crane Gantry Crane Gantry crane merupakan konstruksi di mana kedua sisinya menggunakan kaki. Kaki gantry tersebut berjalan di atas rel untuk bergerak maju mundur. Pengaplikasian gantry crane ini biasanya memerlukan tingkat pengamanan yang lebih ekstra. Karena rel nya ada di lantai, serta aliran listriknya mudah dijangkau. Oleh sebab itu jika menggunakan gantry crane, tingkat keamanan harus ditingkatkan
  • 10. Jenis- jenis Hoist Crane Suspension Crane Suspension crane merupakan bentuk konstruksi crane di mana girder di gantung pada beam yang melintang di bagian atap ruangan. Girder bisa melakukan gerakan maju dan mundur.
  • 11. Jenis- jenis Hoist Crane Jib Crane Jib crane merupakan bentuk konstruksi hoist crane di mana hanya ada 1 tiang dan girder. Bentuk konstruksi ini seperti huruf L terbalik. Hoist mampu bergerak ke kiri, kanan, atas, dan bawah pada girder atau beam yang merupakan rail dari hoist tersebut. Girder juga bisa digerakan beberapa derajat dan sering disebut gerakan swing. Pergerakan swing ini bisa dengan motor maupun manual
  • 12. Jenis- jenis Hoist Crane Monorail Crane Monorail crane merupakan bentuk konstruksi di mana tidak ada pergerakan dari girder. Jadi hanya 1 rail atau beam tempat hoist bergerak ke kiri dan ke kanan sepanjang rail atau beam tempat hoist menggantung
  • 13. Tower Crane Aadalah Alat yang Biasa digunakan untuk mengankat beban pada proyek konstruksi Tower Crane
  • 14. Fungsi Crane Sebagai Alat Pengangkut Material. Fungsi Crane Sebagai Alat Pengangkut Material. Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertikal dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil Fungsi Crane
  • 15. 1. Crane Beroda Crawler Dapat bergerak 360. Menggunakan roda crawler Jenis-Jenis Cran
  • 16. 2. Truck Crane Untuk menjaga keseimbangan, truck crane memiliki kaki. ) ' Jenis-Jenis Cran
  • 20. Bagian utama tower crane Bagian utama tower crane terdiri dari 3 yaitu: Pondasi
  • 21. Bagian utama tower crane Pondasi Pondasi pada tower crane berfungsi menahan tower crane agar tidak jatuh dan juga berfungsi meneruskan beban dari tower crane ke tanah yang keras. Pada bagian inilah kaki tower crane dibaut pada pondasi beton yang masif dan besar.
  • 22. Bagian utama tower crane Tiang/standard section Tiang pada tower crane merupakan bagian vertical yang bias terus bertambah tinggi seiring dengan kebutuhan proyek. Selain itu pada tiang terdapat tangga vertikal yang dibagi per section yang nantinya akan digunakan oleh operator untuk naik ke atas
  • 23. Bagian utama tower crane Unit yang berputar Unit yang berputar Unit berputar terdiri dari 3 bagian yaitu: Horizontal jib Horizontal jib biasa disebut juga sebagai hoisting jib atau working jib merupakan bagian horizontal dari sebuah tower crane yang panjang dan berfungsi sebagai bagian pengangkat beban.
  • 24. Bagian utama tower crane Unit yang berputar Machinery jib Machinery jib atau biasa disebut juga counter balance jib yang berfungsi sebagai counter balance. Pada bagian inilah terdapat motor penggerak tower crane, alat elektronik dan sebuah beton masif.
  • 25. Bagian utama tower crane Unit yang berputar Operator’s cab bagian ini merupakan sebuah tempat operator melakukan tugasnya. Cab ini haruslah memiliki jendela besar untuk memastikan operator memiliki pandangan penuh terhadap lokasi konstruksi. Mengingat letaknya yang tinggi, cab ini juga sebaiknya dilengkapi dengan AC dan perlengkapan lainnya
  • 26. Elevator Elevator adalah alat transpotasi pada bangunan yang bergerak secara vertikal yang membawa penumpang, peralatan, dan muatan dari satu tungkat ketingkat yang lain.
  • 27. Jenis Lift Berdasarkan Sistem Geraknya Lift Elekrtik Lift elektrik terdiri dari sebuah tabung yang di pasang pada rel pemandu, didukung oleh kabel pengerek, dan dikemudikan oleh mesin penggeraak elekrtis pada mesin lift. Lift Hidrolik Lift hidrolik terdiri dari sebuah tabung yang didukung oleh piston yang bergerak searah atau berlawanan dengan cairan yang diberi tekanan. Tidak diperlukan rumah lift, tapi lift hidrolik memmiliki kecepatan rendah dan panjang piston membatasi penggunaannya hanya pada bangunan enam lantai
  • 28. Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya Lift Penumpang Passenger elevator atau lift penumpang biasanya dipasang pada rumah tinggal, ruko, gedung rendah, medium, bahkan high rise. Jenis ini merupakan lift yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dan Indonesia khusunya
  • 29. Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya Lift Barang Setiap gedung bertingkat banyak baik dalam bentuk perkantoran, flat, atau penggunaan campuran dengan gedung komersiil pasti memerlukan sarana sirkulasi vertical untuk barang di samping untuk orang. Kriteria untuk lift barang yang penting ialah ukuran dan berat barang yang harus diangkut. Kapasitas lift barang berkisar antara 1-5 ton dengan ukuran dalam antara 1.60 x 2.10 m sampai 3.10 x 4.20 m dan kecepatan bergerak 1.5 – 2 m/detik maximum atau rata-rata 0.25 –1 m/detik.
  • 30. Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya Lift service Lift ini juga merupakan lift penumpang, namun fungsinya dikhususkan bagi karyawan gedung tersebut atau untuk membawa barang barang yang kecil. Lift ini banyak kita temui di gedung perkantoran.
  • 31. Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya Lift rumah sakit Lift ini digunakan di rumah sakit untuk membawa tempat tidur pasien, oleh karena itu ukurannya disesuaikan dengan ukuran tempat tidur standar rumah sakit.
  • 32. Jenis Elevator Berdasarkan Fungsinya Observation Elevator Lift jenis ini fungsinya sama seperti lift penumpang, hanya saja bedanya sebagian besar dinding atau pintu lift ini terbuat dari kaca. Sehingga memungkinkan penumpangnya dapat melihat ke arah luar. Lift jenis ini banyak kita jumpai di mall, hotel, atau gedung-gedung yang tidak terlalu tinggi yang memiliki pemandangan indah.
  • 33. Komponen Utama Hoisting Equipment Secara umum dan secara garis besar bagian atau komponen utama hoisting equipment adalah 1. Flexible hoisting appliances, yang berupa rantai atau tali baja. 2. Pulley, pulley system, sprockets dan drums. 3. Load hadling attachments, adalah alat bantu untuk pengangkatan. 4. Stopping dan braking devices. 5. Drives / motor. 6. Transmisions dan components. 7. Rails dan travelling wheels. 8. Machine structures / frames. 9. Control devices.
  • 34. KARAKTERISTIK UMUM MESIN PENGANGKAT Parameter teknis mesin pngangkat adalah: kapasitas angkat, berat mati mesin tersebut, kcepatan berbagai gerakan mesin, tinggi angkat dan ukuran geometris mesin tersebut, bentangan, panjang dan lebar, dan sebagainya. n – jumlah siklus mesin per jam Q – berat muatan, dalam ton jamtonnQQhr / VQ  Dengan : V – kapasitas ember, alat pencengkeram dan sebagainya dalam meter kubik Ψ – faktor pengisian γ – berat jenis dalam ton/m3
  • 35. Dengan: Q – berat muatan, dalam ton G – berat ember atau penahan, dalm tontonGQQ )(     1 3600 t n Dengan: Σ ti – total waktu yang dibutuhkan KARAKTERISTIK UMUM MESIN PENGANGKAT Semua jenis crane dan mesin penangkat dapat dibagi lagi menjadi empat kelompok sesuai dngan kondisi operasi dan gabungan faktor berikut: - beban pada mesin - penggunaan mesin harian dan tahunan - faktor kerja relatif (jangka waktu mesin dihidupkan DF%) - temperatur sekitar
  • 36. KARAKTERISTIK KERJA KONDISI OPERASI Penggunaan mesin rata-rata (mean) K beban Waktu Faktor kerja DF% Tem- Peratur Sekitar °C K tahun K hari Ringan (L) Sedang (M) Berat (H) Sangat Berat (VH) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.25 0. 0.75 1.0 0.33 (shift satu) 0.67 (shift dua) 0.67 (shift dua) 1.0 (shift tiga) 15 25 40 40 25 25 25 45 Nilai-nilai ini ditentukan dari operasi rata-rata atau data desain. Kerja Nominal Ringan Sedang Berat Sangat Berat Jumlah perubahan operasi per jam 60 120 240 300-720
  • 37. PERLENGKAPAN KHUSUS PERMUKAAN DAN OVERHEAD 1. Truk tanpa rel adalah fasilitas transportasi permukaan yang bergerak diatas jalur rel yang sempit 2. Kendaraan yang berbadan sempit adalah fasilitas transportasi permukaan yang bergerak di atas jalur rel yang sempit 3. Peralatan penanganan silang adalah fasilitas transportasi permukaan yang memindahkan kereta rel di dalam ruang lingkup suatu perusahaan 4. Sistem lintasan overhead adalah struktur jalur pembawa/pemindah tau kabel tempat truk yang bermuatan tersebut bergerak
  • 38. KARAKTERISTIK UMUM FASILITAS TRANSPORTASI PERMUKAN DAN OVERHEAD Peralatan permukaan dan overhead Truk tanpa rel Kendaraan yang berbadan sempit Peralatan untuk penanganan silang Sistem lintasan overhead
  • 39. PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PENANGANAN BAHAN Fasilitas transpor dipilih sedemikian rupa agar sesauai dengan laju aliran bahan yang menggambarkan sistem umum dari gerak bahan, barang setengah jadi dan produk pada departemen atau pabrik tersebut.
  • 40. Rantai Lasan rantai lasan (welded) terbuat dari jalinan baja oval yang berurutan. Ukuran utama rantai (gambar 7) adalah : kisar (t), sama dengan panjang bagian dalam mata rantai lebar luar (B), dan diameter batang rantai (d). tergantung pada perbandingan kisar dan diameter batang rantai, rantai lasan diklasifikasikan menjadi rantai mata pendek (t ≤ 3d) dan rantai mata panjang (t > 3d). Gambar 7. ukuran utama mata rantai beban Gambar 8.mata rantai menghubungkan rantai beban.. Rantai Lasan
  • 41. Rantai lasan terbuat dari baja CT. 2 dan CT. 3. Mata rantai untuk rantai lasan dibentuk dengan berbagai macam metode,yaitu pengelasan tempa dan pengelasan tahanan listrik. Dengan pengelasan tempa mata rantai dibuat dari satu batang baja, sedangkan bila menggunakan las tahanan listrik mata rantai terbuat dari dua potong baja lengkung yang dilas temu. Rantai lasan digunakan untuk mesin pengangkat kapasitas kecil (katrol, Derek, dan crane yang digerakan tangan), & sebagai perabot pengangkat utama Rantai lasan mempunyai kelemahan yaknik berat, rentan terhadap sentuhan dan beban lebih, kerusaan yang tiba-tiba, keausan yang berlebihan pada sambungan antar mata rantai , dan hanya digunakan untuk kecepatan rendah Keunggulannya ialah flexible untuk semua arah, dapat menggunakan puli dan drum dengan diameter yang kecil serta desain dan pembuatan yang sederhana
  • 42. Rumus umum untuk memilih tegangan tarik rantai adalah : Ss = Dengan Ss = beban aman yang diterima rantai, dalam kg Sbr = beban putus dalam kg K = Faktor keamanan K Sbr Intensitas keausan yang terjadi pada rantai tegantung pada factor berikut : perbandingan kisaran rantai dengan drum atau puli rantai, tegangan kecepatan puli rantai, sudut belok relative bila rantai tersebut melewati pulinya, keadaan lingkungan kerja dan sebagainya. Rantai las tempa selalu putus pada bagian lasnya. Pada rantai las tahanan listrik yang bermutu tinggi, biasanya mata rantai putus berbentuk putus miring dengan penampang yang bersudut kecil terhadap sumbu memanjang rantai, yang bermula pada bagian bagian tepi batas permukaan kontak mata rantai yang dihubungkan.
  • 43. Rantai Rol Rantai rol terdiri atas pelat yang dihubung engsel pana pena (gambar 9). Rantai untuk beban ringan terbuat dari dua keping plat saja, sedangkan untuk beban berat dapat menggunakan sampai lebih dari 2 keping pelat Gambar 9 rantai rol Rantai rol mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan rantai lasan. Karena rantai rol padat maka keandalan operasinya jauh lebih tinggi dibandingkan rantai lasan. Rantai rol mempunyai flexisibelan yang baik sehingga dapat dipakai pada sprocket dengan diameter lebih kecil dan jumlah gigi yang lebih sedikit. Hal ini akan mengurangi ukuran mekanisme dan sekaligus mengurangi harganya. Juga, gesekan pada rantai rol jauh lebih kecil dibandingkan dengan rantai lasan dengan kapasitas angkat yang sama. Rantai Rol
  • 44. Kecepatan maximum rantai rol ditentukan oleh standar Negara dan tidak boleh melebihi 0.25 mm/detik. Nilai factor keamanan K, rasio dan jumlah gigi sprocket untuk rantai las dan rol diberikan pada table 4. d D Table 4 Data rantai yang terseleksi
  • 45. Berdasarkan metode pembuatan pembuatan dan jumlah untaian tali rami dikelompokan menadi tali polos dan tali kabel. Yang terakhir terbuat dari lilitan 3 buah lilitan yang berbeda. Tali sering dicelupkan pada aspal untuk mengurangi pelapukan. Walaupun tali rami yang dicelupkan pada aspal lebih tahan terhadap pengaruh cuaca, namun jauh lebih berat dan lebih kurang flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali biasa. Kekuatan putusnya membagi tali rami menjadi dua kelas : kelas 1 dan kelas 2. Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan dengan serabut. Tali Rami
  • 46. Gbr. Penampang lintang tali rami,a)tali polos, b) tali kabel a) b) d d TALI RAMI Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin pengangkat yang digerakan tangan (puli tali) karena sifat mekanisnya yang lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah, mudah rusak oleh benda tajam, pengaruh lingkungan dan sebagainya) Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan dengan serabut.
  • 47. Pemilihan tali rami. Tali rami dipilih hanya berdasarkan kekuatan tariknya berdasarkan rumus : br d S   4 2  dengan : d = Diameter keliling dari untai, dalam cm S = Beban pada tali, dalam kg Tali Rami
  • 48. Gbr. Susunan tali baja TALI BAJA Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1. Lebih ringan; 2. Lebih tahan terhadap sentakan; 3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi; 4. Keandalan operasi yang tinggi.
  • 49. Wire Rope Wire Rope adalah tali baja yang terbuat dari beberapa WIRE yang dipilin membentuk STRAND, lalu beberapa STRAND tersebut dipilin mengelilingi CORE untuk membentuk wire rope Konstruksi menyatakan banyaknya wire dan strand dalam suatu wire rope. Format konstruksi wire rope : Banyaknya Strand dikali Banyaknya Wire. Contoh: Wire Rope 6 x 37 terdiri dari 6 strand yang mengelilingi 1 core dimana masing masing strand terdiri dari 37 wire.
  • 50. Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σ= 130 sampai 200 kg/mm2. Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang tinggi. TALI BAJA Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi : 1)Tali pintal silang atau tali biasa; 2)Tali pintal parallel atau jenis lang; 3)Tali komposit atau pintal balik. Tali Baja Serba Guna. Tali yang terdapat pada Gambar 13 adalah tali baja konstruksi biasa (kawat seragam) yang berupa kawat anyaman kawat yang sama diameternya
  • 51. TALI BAJA ANTI PUNTIR Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian dibentuk sesuai dgn kedudukannya didalam tali. Akibatnya tali yang tidak dibebani tidak akan mengalami tegangan internal. Tali ini tidak mempunyai kecenderungan untuk terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul
  • 52. TALI BAJA ANTI PUNTIR Jenis Tali Baja Puntir mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1. Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang terjadi minimal. 2. Lebih fleksibel. 3. Keausan tali lebih kecil bila melewati puli dan digulung pada drum, karena tidak ada untaian atau kawat yang menonjol pada kontur tali, dan keausan kawat terluar seragam; juga kawat yang putus tidak akan mencuat keluar dari tali. 4. Keselamatan operasi yang lebih baik.
  • 53. Gambar 16. Tali dengan untaian yang dipipihkan. Tali ini dipakai pada crane yang bekerja pada tempat yang mengalami banyak gesekan dan abrasi. Biasanya tali ini tebuat dari lima buah untaian yang dipipihkan dengan inti kawat yang juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti yang terbuat dari rami Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan
  • 54. Tali dengan Anyaman Terkunci Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan kereta gantung. Tali ini mempunyai keunggulan dalam hal permukaan yang halus, susunan kawat yang padat dan tahan terhadap keausan, kelemahannya adalah tidak fleksibel
  • 57. Standard Kontruksi Tali Penggunaan tali baja pada Hoisting Equipment untuk alat panarik beban (pada crane dan hoist) atau untuk alat bantu mengikat beban. Contoh standard tali baja :6 x 9 x 1c berarti tali baja yang dipintal dengan 6 tali kecil, sedang setiap tali kecil terdiri dari 19 kawat baja dan 1 inti
  • 59. Tabel 5 Tali Rami untuk Pengangkat * Enam posisi dari 19 serat pada setiap ditambah poros Faktor mula- mula dari keamanan tali terhadap tegangan KONSTRUKSI TALI 6 x 9 = 114 + 1c* 6 x 37 = 222 + 1c* Posisi berpotongan Posisi sejajar Posisi berpotonga n Posisi sejajar Jumlah serat patah sepanjang satu tingkatan setelah tali tertentu dibuang kurang 9 14 7 23 12 '9 - 10 16 8 26 13 '10 - 12 18 9 29 14 '12 - 14 20 10 32 16 diatas 16 24 12 38 19
  • 60. Tabel 6 Tali Untuk Crane dan Pengangkat Faktor mula-mula dari keamanan tali terhadap tegangan KONSTRUKSI TALI 6 x 19 = 114 + 1c 6 x 37 = 222 + 1c 6 x 61 = 366 + 1c 18 x 17 = 342 + 1c Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali dibuang Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18 6-7 14 7 26 13 38 19 38 19 Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20
  • 61. Konstruksi dan penampang tali kawat baja
  • 62. Konstruksi dan penampang tali kawat baja
  • 63. Konstruksi dan penampang tali kawat baja
  • 64. Konstruksi dan penampang tali kawat baja
  • 65. Umur tali Pada umumnya setiap tali hanya dapat mengalami lengkungan tertentu sepanjang umur pakai, sejumlah lengkungan tertentu yang telah melewati batas ini akan rusak dengan cepat. Umur tali dapat di tentukan dengan memakai perbandingan 𝐷𝑚𝑖𝑛 𝑑 (Dmin adalah diameter minimum puli atau drum dan d adalah diameter tali) dan 𝐷𝑚𝑖𝑛 𝛿 (δ adalah diameter kawat pada tali). Lengkungan berbalik yakni menuju arah berlawanan dengan lengkungan yang sebenarnya mengurangi umur tali sebanyak setengahnya. Jumlah lengkungan yang di tentukan oleh jumlah titik (puli atau drum) tempat tali lewat, lengkungan dalam satu arah pada titik tersebut setara dengan lengkungan tunggal dan lengkungan variabel setara dengan lengkungan ganda sistem puli yang banyak digunakan dan jumlah lengkungan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
  • 67. a 1 b c 2 3 df 5 4 e 1 2 3 4 5 a b c d e Gbr. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan satu puli bergerak 5 lengkungan Kelengkungan Tali
  • 70. Tabel 7 menunjukkan nilai sebagai fungsi jumlah lengkungan. Tabel 7 d Dmin Jumlah lengk unga n Jumlah lengk ungan Jumlah leng kun gan Jumlah lengk ungan 1 16 5 26,5 9 32 13 36 2 20 6 28 10 33 14 37 3 23 7 30 11 34 15 37,5 4 25 8 31 12 35 16 38 Tabel 8 EFISIENSI PULI Puli Tunggal Puli Ganda Efisiensi Jumlah alu r Jumlah puli yang berputar Jumlah alur Jumlah puli yang berpu tar Gesekan pada permukaa n puli (faktor resisten satu puli) Gesekan anguler pada permukaan puli (faktor resisten satu puli 2 1 4 2 0,951 0,971 3 2 6 4 0,906 0,945 4 3 8 6 0,861 0,918 5 4 10 8 0,823 0,892 6 5 12 10 0,784 0,873
  • 71. Tabel 9 Harga Minimum Faktor k dan e1 yang diizinkan TIPE ALAT PENGANGKAT Digerakkan oleh: Kondisi pengoperasian Faktor K Faktor e1 1. Lokomotif,caterpilar-mounted, traktor dan truk yang mempunyai crane pilar (termasuk excavator yang dioperasikan sebagai crane dan pengangkat mekanik pada daerah konstruksi dan pekerjaan berkala. 2. Semua tipelain dari crane dan pengangkat mekanis 3. Derek yang dioperasikan dengan tangan, dengan kapasitas beban terangkat diatas 1 ton yang digandeng pada berbagai peralatan otomotif (mobil, truk, dan sebagainya). 4. Pengangkat dengan troli 5. Penjepit mekanis (kecuali untuk puli pada grabs) untuk pengangkat mekanis pada no.1 6. Idem untuk pengangkat mekanik pada no.2 Tangan Daya Daya Daya Tangan Daya Daya - - - - Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat - - - - 4 5 5,5 6 4,5 5 5,5 6 4 5,5 5 5 16 16 18 20 18 20 25 30 12 20 20 30 Tabel 10 Harga faktor e 2 yang tergantung pada konstruksi tali Konstrusi Tali Faktor e2 Biasanya 6 x 19 = 114 + 1 poros Posisi berpotongan………………………………………………………… Posisi sejajar………………………………………………………………. Compound 6 x 19 = 114 + 1 poros a). Warrington Posisi berpotongan…………………………………………………….. Posisi sejajar…………………………………………………………… b). Seale Posisi berpotongan…………………………………………………….. Posisi sejajar…………………………………………………………… Biasanya 6 x 37 = 222 + 1 poros Posisi berpotongan………………………………………………………… Posisi sejajar………………………………………………………………. 1,00 0,90 0,90 0,85 0,95 0,85 1,00 0,90
  • 72. PERHITUNGAN DAYA TAHAN (KEKUATAN BATAS KELELAHAN) TALI KAWAT BAJA DENGAN METODE PROFESOR ZHITKOV • Metode perhitungan daya tahan tali kawat yang dijelaskan berikut dihasilkan oleh penelitian bertahun-tahun yang dilakukan di hammer dan sickle works. berbagai konstruksi tali yang berdiameter dari 3 mm sampai 28 mm diuji dengan tiga unit mesin khusus untuk menentukan metalurgi, produksi, desain dan operasi yang mempengaruhi kekuatan tali. • Pada tahap pertama, karakteristik umur tali dikumpulkan dari semua pengujian dalam bentuk grafik yang menghasilkan hubungan z = ƒ1(σ) dan z = ƒ2( ) • Data ini kemudian dipakai untuk menggambarkan suatu diagram yang menunjukkan hubungan σ = ƒ3 ( ) dengan berbagai jumlah lengkungan tali dan untuk mendapatkan secara matematis rumus desain: A = = mσCC1C2 d D d D d D
  • 73. • Bila kita mengetahui kondisi operasi mekanisme pengangkat, dan telah menentukan umur tali, kita dapat menentukan jumlah lengkungan yang diperbolehkan z1 dengan rumus : z1 = a z2 N β dengan : N = umur tali dalam bulan a = jumlah siklus kerja rata-rata per bulan z2= jumlah lengkungan berulang per siklus kerja (mengangkat dan menurunkan) pada tinggi pengangkatan penuh dan lengkungan satu sisi. β = faktor perubahan daya tahan tali akibat mengangkut muatan lebih rendah dari tinggi total dan lebih ringan dari muatan penu Gambar Penggantungan pada sistem puli majemuk
  • 74. PENGIKATAN RANTAI DAN TALI Pengikatan Rantai Beban Lasan Pengikatan Rantai Rol Pengikatan Tali Rami Pengikatan Tali Baja Gambar Metode pengikatan rantai beban lassan Gambar Pengikatan rantai roller beban Gambar Pengikatan tali rami Gambar Pengikatan tali kawat dalam soket tirus
  • 75. Soket Baji. Tali dilewatkan mengitari baji-baja beralur dan diikat bersama dengan baji kedalam soket rata yang sesuai yang terbuat dari baja tuang. Beban akan menarik tali kedalam soket dan akan menambah daya ikatnya. Mata Pengikat. Tali dililitkan mengelilingi mata pengikat dan ujung bebasnya dililitkan dengan bagian utama tali. Panjang lilitan 1 > 15d dan minimum sepanjang 500 mm. menunjukan kait yang diikat pada tali dengan mata pengikat. Disamping dililitkan, mata pengikat dapat dikencangkan dengan memakai klip khusus bulldog (bull- dog clip) atau pengapit pada tali kawat . Jumlah pengapit minimum adalah tiga buah. menunjukan tali kawat yang diikat pada mata pengikat dengan plat dan baut.