SlideShare a Scribd company logo
1 of 84
Pesawat Angkat Dan Alat
Berat
Marfizal, ST,MT
Hoisting Equipment
Peralatan Pengagngkat
Hoisting Equipment
Hoisting Equipment Adalah grup mesin-esin yang mempunyai lifting gear yang ditujukan
untukpemindahan atau mengangkat load terutama dalam bentuk batchses. Grup ini terdiri
dari :
1. Hoisting machinere.
2. Cranes
3. Elevators.
Komponen Utama Hoisting Equipment
Secara umum dan secara garis besar bagian atau komponen utama hoisting equipment adalah
1. Flexible hoisting appliances, yang berupa rantai atau tali baja.
2. Pulley, pulley system, sprockets dan drums.
3. Load hadling attachments, adalah alat bantu untuk pengangkatan.
4. Stopping dan braking devices.
5. Drives / motor.
6. Transmisions dan components.
7. Rails dan travelling wheels.
8. Machine structures / frames.
9. Control devices.
Rantai
Rantai yang digunakan adalah rantai dengan sambungan las (welded chain), pemakaiannya
terbatas untuk alat bantu pengangkatan (mengikat beban). Bila dipakai untuk mengangkat
beban, terbatas pada kafasitas yang rendah misalnya pada hand operated hoist Beberapa
kekurangan dari rantai jenis ini dibandaing tali baja adalah berat (kg/m), tidak tahan
beban sentakan dan kelebihan beban, kemungkinan putus tiba-tiba dan lekas aus.
Kelebihannya sangat flexible untuk perubahan arah, diameter pulley/sprocket yang lebih
kecil, perencanaan dan pembuatannya mudah
RANTAI LASAN
• Rantai lasan (welded) terbuat dari jalinan baja oval yang berurutan. Ukuran utama
rantai (gambar 1) adalah :
• kisar (t), sama dengan panjang bagian dalam mata rantai lebar luar (B), dan diameter
batang rantai (d).
Gambar 1. ukuran utama mata rantai beban
Rantai lasan diklasifikasikan menjadi rantai mata pendek (t ≤ 3d)
dan rantai mata panjang (t > 3d).
Gambar. 2
mata rantai menghubungkan rantai beban..
RANTAI LASAN
Rantai lasan terbuat dari baja CT. 2 dan CT. 3. Mata rantai untuk rantai lasan dibentuk
dengan berbagai macam metode,yaitu : Pengelasan tempa dan pengelasan tahanan listrik.
Dengan pengelasan tempa mata rantai dibuat dari satu batang baja, sedangkan bila
menggunakan las tahanan listrik mata rantai terbuat dari dua potong baja lengkung yang
dilas temu.
RANTAI LASAN
RANTAI LASAN
Rantai lasan digunakan untuk mesin pengangkat kapasitas kecil (katrol, Derek, dan
crane yang digerakan tangan), & sebagai perabot pengangkat utama
Rantai lasan mempunyai kelemahan yakni berat, rentan terhadap sentuhan dan beban
lebih, keausan yang berlebihan pada sambungan antar mata rantai , dan hanya digunakan
untuk kecepatan rendah
Keunggulannya ialah flexible untuk semua arah, dapat menggunakan puli dan
drum dengan diameter yang kecil serta desain dan pembuatan yang sederhana
Rumus umum untuk memilih tegangan tarik rantai adalah :
K
Sbr
S s
RANTAI LASAN
dengan :
d = Diameter keliling dari untai, dalam cm
S = Beban pada tali, dalam kg
σbr = 100 kg/cm2, untuk tali putih tanpa aspal
σbr = 90 kg/cm2, untuk tali dengan aspal
Intensitas keausan yang terjadi pada rantai tergantung pada faktor berikut :
1. Perbandingan kisaran rantai dengan drum atau puli rantai
2. Tegangan dan kecepatan puli rantai
3. sudut belok relative bila rantai tersebut melewati pulinya
4. keadaan lingkungan kerja dan sebagainya.
Rantai las tempa selalu putus pada bagian lasnya. Pada rantai las tahanan listrik yang bermutu tinggi,
biasanya mata rantai putus berbentuk putus miring dengan penampang yang bersudut kecil terhadap
sumbu memanjang rantai, yang bermula pada bagian bagian tepi batas permukaan kontak mata rantai
yang dihubungkan
RANTAI LASAN
Gambar 9 rantai rol
RANTAI ROL
Rantai rol terdiri atas pelat yang dihubung- engsel pena
Rantai untuk beban ringan terbuat dari dua keping plat saja, sedangkan untuk beban
berat dapat menggunakan sampai lebih dari 2 keping pelat
Rantai rol mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan rantai lasan.
Karena rantai rol padat maka keandalan operasinya jauh lebih tinggi dibandingkan
rantai lasan. Rantai rol mempunyai flexisibelan yang baik sehingga dapat dipakai
pada sprocket dengan diameter lebih kecil dan jumlah gigi yang lebih sedikit.
Hal ini akan mengurangi ukuran mekanisme dan sekaligus mengurangi harganya. Juga,
gesekan pada rantai rol jauh lebih kecil dibandingkan dengan rantai lasan dengan
kapasitas angkat yang sama.
RANTAI ROL
Kecepatan maximum rantai rol ditentukan oleh standar Negara dan tidak boleh melebihi 0.25
mm/detik.
Nilai factor keamanan K, rasio D/d dan jumlah gigi sprocket untuk rantai las dan rol diberikan pada
table 4.
Table 4. Data rantai yang terseleksi
RANTAI Digerak
an
Factor K
keamanan
Ras
io
D/d
Jumlah minimum
gigi pada
sprocket
Dilas dikalibrasi dan tidak dikalibrasi.
……………………………………………..
dilas dikalibrasi pada katrol ...............
…………………..............................
dilas tidak dikalibrasi tidak
mengikat
beban…………………………………
Dilas tidak dikalibrasi tidak
mengikat beban
Roller
Tangan
Daya
Tangan
Daya
……
……
……
3
6
4.5
8
6
5
5
20
30
20
30
….
….
….
5
5
…..
…..
…..
…..
8
RANTAI ROL
Gbr. Penampang lintang tali rami,a)tali polos, b) tali kabel
a) b)
d d
TALI RAMI
Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin pengangkat yang digerakan tangan
(puli tali) karena sifat mekanisnya yang lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah,
mudah rusak oleh benda tajam, pengaruh lingkungan dan sebagainya) Tali rami
harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai
terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan
dengan serabut.
TALI RAMI
Berdasarkan metode pembuatan dan jumlah untaian tali rami dikelompokan menjadi tali
polos dan tali kabel. Yang terakhir terbuat dari lilitan 3 buah lilitan yang berbeda. Tali sering
dicelupkan pada aspal untuk mengurangi pelapukan. Walaupun tali rami yang dicelupkan
pada aspal lebih tahan terhadap pengaruh cuaca, namun jauh lebih berat dan lebih kurang
flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali biasa. Kekuatan putusnya membagi
tali rami menjadi dua kelas : kelas 1 dan kelas 2.
Pemilihan tali rami.
Tali rami dipilih hanya berdasarkan tariknya berdasarkan rumus
:
br
d2
S 
4
dengan :
d = Diameter keliling dari untai, dalam cm
S = Beban pada tali, dalam kg
σbr = 100 kg/cm2, untuk tali putih tanpa aspal
σbr = 90 kg/cm2, untuk tali dengan aspal
TALI RAMI
Gbr. Susunan tali baja
TALI BAJA
Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. Lebih ringan;
2. Lebih tahan terhadap sentakan;
3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi;
4. Keandalan operasi yang tinggi.
Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σ= 130 sampai 200
kg/mm2. Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan
digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang
tinggi.
TALI BAJA
Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi :
1)Tali pintal silang atau tali biasa;
2)Tali pintal parallel atau jenis lang;
3)Tali komposit atau pintal balik.
Tali Baja Serba Guna.
Tali yang terdapat pada Gambar 13 adalah tali baja konstruksi biasa (kawat seragam) yang berupa
kawat anyaman kawat yang sama diameternya
TALI BAJA ANTI PUNTIR
Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian dibentuk sesuai dgn
kedudukannya didalam tali. Akibatnya tali yang tidak dibebani tidak akan
mengalami tegangan internal. Tali ini tidak mempunyai kecenderungan untuk
terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul
TALI BAJA ANTI PUNTIR
Jenis Tali Baja Puntir mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang terjadi minimal.
2. Lebih fleksibel.
3. Keausan tali lebih kecil bila melewati puli dan digulung pada drum, karena tidak ada untaian atau
kawat yang menonjol pada kontur tali, dan keausan kawat terluar seragam; juga kawat yang putus
tidak akan mencuat keluar dari tali.
4. Keselamatan operasi yang lebih baik.
Gambar 16. Tali dengan untaian yang
dipipihkan.
Tali ini dipakai pada crane yang bekerja pada
tempat yang mengalami banyak gesekan dan
abrasi. Biasanya tali ini tebuat dari lima buah
untaian yang dipipihkan dengan inti kawat yang
juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti
yang terbuat dari rami
Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan
Tali dengan Anyaman Terkunci
Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan kereta gantung. Tali ini mempunyai
keunggulan dalam hal permukaan yang halus, susunan kawat yang padat dan tahan
terhadap keausan, kelemahannya adalah tidak fleksibel
Gbr. Cara mengukur
diameter tali baja
Tabel 5 Tali Rami untuk Pengangkat
* Enam posisi dari 19 serat pada setiap ditambah poros
Faktor mula-
mula
dari keamanan
tali terhadap
tegangan
KONSTRUKSI TALI
6 x 9 = 114 + 1c* 6 x 37 = 222 + 1c*
Posisi
berpotongan
Posisi sejajar Posisi
berpotongan
Posisi sejajar
Jumlah serat patah sepanjang satu tingkatan setelah tali
tertentu dibuang
kurang 9 14 7 23 12
'9 - 10 16 8 26 13
'10 - 12 18 9 29 14
'12 - 14 20 10 32 16
diatas 16 24 12 38 19
Tabel 6 Tali Untuk Crane dan Pengangkat
Faktor
mula-mula
dari
keamanan
tali
terhadap
tegangan
KONSTRUKSI TALI
6 x 19 = 114 + 1c 6 x 37 = 222 + 1c 6 x 61 = 366 + 1c 18 x 17 = 342 + 1c
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali
dibuang
Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18
6-7 14 7 26 13 38 19 38 19
Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20
Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa umur tali sangat dipengaruhi oleh
kelelahan. Umur tali dapat ditentukan dengan memakai perbandingan
Dmin/d dan Dmin/δ
Dimana ;
Dmin = diameter minimum puli atau drum
d = diameter tali
δ = diameter kawat pada tali
Umur tali
1
a
2 3 4 5
g
d f
e
6
a
b h
c
a 1
b
2
3
4
5
6
c
d
f
g
h
a
Gbr. Menentukan jumlah
lengkungan tali dengan puli
majemuk
a
1 b
c
2
3
df
5 4
e
1
2
3
4
5
a
b
c
d
e
Gbr. Menentukan jumlah
lengkungan tali dengan satu puli
bergerak
5 lengkungan
Lengkungan = 8/2 = 4
Tabel 7 menunjukkan nilai Dmin/d sebagai fungsi jumlah lengkungan.
Jumlah
lengkun
gan
Dmin
/d
Jumlah
lengkun
gan
Dmin
/d
Jumlah
lengkun
gan
Dmin/
d
Jumlah
lengkun
gan
Dmin
/d
1 16 5 26,5 9 32 13 36
2 20 6 28 10 33 14 37
3 23 7 30 11 34 15 37,5
4 25 8 31 12 35 16 38
Untuk mendapatkan umur tali yang seragam, pengaruh jumlah lengkungan harus dikompensasikan
dengan suatu perubahan pada perbandingan Dmin/d. seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ;
Diameter tali baja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut ;
d  1,5 i
1,5  i
Dengan ;
δ = diameter satu kawat
i = jumlah kawat dalam satu tali
D m in
Tegangan pada tali yang dibebani pada bagian yang melengkung
karena tarik dan lentur ;
Dmin

S

 E'
K F

 b

Dengan ;
δb = kekuatan putus bahan kawat tali, dalam kg/cm2
K = faktor keamanan tali
S = tarikan pada tali, dalam kg
F = penampang berguna tali, dalam cm2
E’ = 3/8 E  merupakan modulus elastisitas yang dikoreksi ;
E’ = 3/8 2,100,000 = 800,000 kg/cm2
Dengan mengubah rumus sebelumnya (F) akan diperoleh rumus untuk
satu ukuran kawat.
cm2
Dmin Dmin Dmin 1,5 i
d E'
.E' 
d
.

d K
E' 
S S S
KK
F 
bbb
 


Dengan menentukan K dan memilih jumlah kawat i yang tergantung pada
konstruksi tali, pada σb dan d/Dmin tertentu maka luas penampang tali
dapat ditentukan.
Kekuatan putus tali P dapat dapat dihitung ;
1,5 i
b

d
.
E'
DminK
S .b
P 
Dmin
b

S

 E'
K F
Rumus diatas diperoleh dari perbandingan antara momen dengan
jari-jari kelengkungan pada lengkungan dinyatakan sebagai ;
 
E I
M
Dengan ;
ρ
E
I
M
= jari-jari kelengkungan
= modulus elastisitas kawat
= momen inersia dari penampang kawat
= momen lengkung
DminI 2 2
  
M
.
  
EI
.
   E
   E
I 2

Tegangan tarik atau tekan terjadi ketika membengkokkan kawat
lurus pada serat yang terluar yang berada pada jarak δ/2 dari
pusat.
Pengalaman memperlihatkan bahwa momen lentur akan lebih
rendah nilainya dan rumus untuk σ harus dikoreksi dengan
faktor khusus yang berbeda menurut jenis pintalan dan kondisi
operasi. Nilainya berkisar 3/8
minmin

S
 3  
S

 E'*
F 8
E
D F D

Tali hannya diperiksa satu kali terhadap tegangan tarik, rumus ;
K
= tarikan maksimum yang diijinkan tali, kg.
= Kekuatan putus tali sebenarnya, kg
S 
P
Dengan ;
S
P
K = faktor keamanan sesuai jenis mekanisme dan
kondisi
Tarikan kerja maksimum pada bagian tali dari sistem puli beban
Sw, dihitung dengan rumus ;
Dengan ;
Q
n
η
η1
= berat muatan yang diangkat, kg
= jumlah muatan puli yang menyangga muatan
= efisiensi puli
= efisiensi yang disebabkan kerugian tali karena
kekakuan, 0,98
n ..1
Q
Sw 
Diameter drum atau puli minimum yang diizinkan
D  e1 . e2 .d
Dengan ;
D
d
e1
= diameter drum dan puli pada dasar alurnya, mm
= diameter tali, mm
= faktor yang tergantung pada alat pengangkat
dan kondisi operasi
= faktor yang tergantung pada konstruksi talie2
Efisiensi
Tabel 8 EFISIENSI PULI
Puli Tunggal
Jumlah
alur
Jumlah puli
yang
berputar
Gesekan
Jumlah pada
Jumlah puli yang permukaan
alur berputar puli (faktor
resisten
satu puli)
Gesekan
anguler pada
permukaan
puli (faktor
resisten satu
puli
2 1 4 2 0,951 0,971
3 2 6 4 0,906 0,945
4 3 8 6 0,861 0,918
5 4 10 8 0,823 0,892
6 5 12 10 0,784 0,873
Tabel 9 Harga Minimum Faktor k dan e1 yang diizinkan
TIPE ALAT PENGANGKAT Digerak
kan
oleh:
Kondisi
pengoperasian
Faktor
K
Faktor
e1
1. Lokomotif,caterpilar-mounted, traktor
dan truk yang mempunyai crane pilar
(termasuk excavator yang
dioperasikan sebagai crane dan
pengangkat mekanik pada daerah
konstruksi dan pekerjaan berkala.
2. Semua tipelain dari crane dan
pengangkat mekanis
3. Derek yang dioperasikan dengan
tangan, dengan kapasitas beban
terangkat diatas 1 ton yang digandeng
pada berbagai peralatan otomotif
(mobil, truk, dan sebagainya).
4. Pengangkat dengan troli
5. Penjepit mekanis (kecuali untuk puli
pada grabs) untuk pengangkat
mekanis pada no.1
6. Idem untuk pengangkat mekanik pada
no.2
Tangan
Daya
Daya
Daya
Tangan
Daya
Daya
-
-
-
-
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan
sangat
berat
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan
sangat
berat
-
-
-
-
4
5
5,5
6
4,5
5
5,5
6
4
5,5
5
5
16
16
18
20
18
20
25
30
12
20
20
30
Tabel 10 Harga faktor e 2 yang tergantung pada konstruksi tali
Konstrusi Tali Faktor
e2
Biasanya 6 x 19 = 114 + 1 poros
Posisi berpotongan…………………………………………………………
Posisi sejajar……………………………………………………………….
Compound 6 x 19 = 114 + 1 poros
a). Warrington
Posisi
berpotongan……………………………………………………..
Posisi sejajar……………………………………………………………
b). Seale
Posisi
berpotongan……………………………………………………..
Posisi sejajar……………………………………………………………
Biasanya 6 x 37 = 222 + 1 poros
Posisi berpotongan…………………………………………………………
Posisi sejajar……………………………………………………………….
1,00
0,90
0,90
0,85
0,95
0,85
1,00
0,90
CONTOH PEMAKAIAN TALI BAJA PADA LINGKUNGAN LAUT
S kelenturan
+ Kurang
++ Baik
Type Struktur dan diameter Contoh penerimaan S
7 x 7 (6/1)
Inti tengah : baja
� 12 sampai 28 mm
Standing rigging +
6 x 7 ( 6/1 )
Inti tengah : tekstil
� 8 Sampai 16 mm
Standing rigging
Harp untuk trawler kecil
Kapal-kapal kecil
+
6 x 12 (12/fibre)
Inti tengah : strand cores,
serat, � 8 sampai 16 mm
8ridle dan warp pada trawl
kecil
Morring dan running rigging
++
6 x 19 (9/9/1)
Inti tengah : darl baja atau
textil, � 16 - 30 mm
Tali penarik trawl (warp) +
6 x 19 (12/6/1)
Inti tengah : darl tekstil
� 8 sampai 30 mm
Tali penyapu (sweep) dan warp pada trawl
Running rigging
+
6 x 24 (15/9/fibre)
Inti tengah : darl tekstil
Running rigging
Tali penyapu (sweep) dan warp
pada trawl
Running rigging
+
6 x 37 (18/12/6/1)
Inti tengah : dari tekstil
� 20 sampai 72 mm
Purse wire
Morring dan running
Rigging mooring
++
√
Penggulungan ke gelondongan tergantung pada arah pilinan
tali
Lebar sheaves dibanding diameter tali baja
Klem tali baja harus dipasang dengan baut pada bagian tali
baja yang tengah
Contoh
Sebuah tali baja digunakan pada crane yang digunakan untuk menarik beban (S)
400 kg dengan sistem penggerak menggunakan satu buah puli yang digerakkan
oleh daya (motor). Dalam operasinya tali mengalami 5 kali lengkungan. Jika
diketahui kekuatan tarik tali 150 kg/mm2. Jumlah kawat untuk setiap tali 222 buah.
Modulus elastisitas yang dikoreksi sebesar 800.000 kg/cm2.
Hitung penampang berguna tali (cm2)
Penyelesaian ; cm2
Dmin 1,5 i
b

d
.
E'
K
S
F 
Jika dibandingkan dengan peralatan pengangkat lainnya, tali kawat baja memiliki beberapa keunggulan, yaitu sebagai
berikut (Rudenko, 1994):
1. Memiliki daya dukung yang kuat.
2. Dapat dibengkokkan dalam segala arah, serta dapat mengikuti semua gerakan dengan mudah.
3. Kalau tali hendak patah, maka akan terlihat keausan dan patahnya beberapa buah kawat-kawat kecil.
4. Lebih ringan dan lebih tahan terhadap hentakan.
5. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi tinggi.
6. Keandalan operasi yang lebih tinggi.
7. Tali kawat baja memiliki ketahanan lebih baik terhadap tegangan, sebab beban terbagi merata pada semua
jalinan (strand).
8. Pemasangan yang lebih cepat, serta lebih fleksibel pada saat beroperasi.
Tali Baja
Jenis-jenis konstruksi tali kawat baja
Jenis-jenis konstruksi tali kawat baja adalah sebagai berikut :
a. 6 × 19 + 1 fibre core, hoisting rope dan lain–lain artinya sebuah tali kawat baja
dengan kontruksi yang terdiri dari 6 strand dan tiap strand terdiri dari 19 steel wire
dengan 1 inti serat (fiber core).
b. 6 × 37 Seal I.W.R.C (Independent Wire Rope Center), steel wire core, dengan inti
logam lunak.
c. 6 × 36 + 1 fc; 6 × 26; 6 × 41 dan lain–lain.
Pengelompokan Tali Baja
Tali kawat baja banyak sekali macamnya, hal ini dikelompokkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan jenis inti (core) dari tali kawat baja Dari jenis inti yang digunakan, tali kawat baja dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu (Rudenko, 1994):
1. Steel wire core atau Independent Wire Rope Center (I.W.R.C) dipakai bila:
a) Tali digunakan untuk sentakan yang berlebihan dan beban–beban yang tidak terduga.
b) Tali yang akan digulung pada drum dalam beberapa perletakan dan di bawah tegangan tinggi jadi
dapat menyebabkan deformasi.
c) Tali digunakan untuk pemakaian pada temperatur tinggi yang dapat mengeringkan core dan
dapat menyebabkan rapuh dan melenyapkan tahanannya terhadap tekanan standar
d) Tali digunakan untuk operasi kerja pada udara lembab dan korosif yang menyebabkan timbulnya
internal corosion.
.
Pengelompokan Tali Baja
2. Fibre core (inti serat)
Sering digunakan pada kondisi operasi yang memerlukan kefleksibelan dari tali kawat baja tersebut, inti
tali kawat baja ini terdiri dari serat lunak.
3. Armoure core
Digunakan untuk kondisi operasi pada suhu yang tinggi dan mengalami gaya tekan yang tinggi. Tali kawat
baja ini intinya merupakan suatu kombinasi dari kawat baja serta serat/fiber. Tali kawat baja ini biasa
digunakan pada daerah dekat tempat peleburan logam
4. Steel strand core (inti jalinan baja)
Tali jenis ini digunakan pada kondisi operasi yang sama dengan jenis tali kawat baja jenis I.W.R. Pada tali
kawat baja dengan inti terbuat dari jalinan baja biasanya digunakan pada alat angkat yang bekerja dengan
kondisi beban angkat yang sangat besar.
Jenis Inti Tali Kawat Baja
Berdasarkan bentuk pintalan dari masing-masing serat pada setiap strand kawat (wire), bentuk pintalan dalam tali
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu (Rudenko, 1996):
1. Tali pintal silang atau tali biasa
Tali biasa mempunyai penerapan yang luas. Tali ini dikonstruksi sedemikian rupa sehingga arah anyaman
kawat dalam untaian berlawanan dengan arah anyaman untaian pada tali.
2. Tali pintal paralel atau jenis lang
Pada tali paralel (lang) arah anyaman kawat dalam untaian sama dengan arah anyaman untaian pada tali. Tali
ini mampu menahan gesekan lebih baik dan lebih fleksibel tetapi cenderung untuk terpuntir.
3. Tali komposit atau pintal balik
Pada tali komposit kedua untaian yang berdekatan dianyam dengan arah yang berlawanan/terbalik. Di samping
itu anyaman untaian tali ini dapat dilakukan dengan arah kanan dan kiri, lilitan arah kanan lebih sering
digunakan.
Jenis Inti Tali Kawat Baja
Secara spesifik konstruksi tali kawat (wire) dalam jalinan (strand) tali (rope) dapat diletakkan dalam dua arah yang
berlainan, yaitu (Muin, 1995):
1. Right Regular Lay (RRL)
Arah strand ke kanan dan arah wire berlawanan arah dengan strand.
2. Left Regular Lay (LRL)
Arah strand ke kiri dan arah wire berlawanan dengan arah strand.
3. Right Lang Lay (RLL)
Arah strand ke kanan dan arah wire searah dengan strand.
4. Left Lang Lay (LLL)
Arah strand ke kiri dan arah wire searah dengan arah strand.
5. Composite atau Reverse Lay Rope
Bila strand terbagi dalam arah jalinan yang berlawanan.
Bentuk Pintalan Tali Kawat Baja
Bentuk Konstruksi Kawat Baja
Berdasarkan bentuk konstruksi dari kawat seratnya, tali kawat baja dapat dibedakan menjadi bermacam
jenis :
1. Sebuah konstruksi biasa (one size wire) dengan strand yang dipintal dari kawat yang berdiameter
sama yang dinamakan tali biasa (ordinary wire rope), seperti terlihat pada Gambar. Tali dengan
konstruksi one size wire memiliki serat-serat kawat (wire) dengan ukuran diameter yang seragam
Tali Baja
Tali Baja
3. Tali Rami
Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin pengangkat
yang digerakan tangan (puli tali) karena sifat mekanisnya
yang lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah, mudah
rusak oleh benda tajam, pengaruh lingkungan dan
sebagainya)
Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk
dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa
serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus
berlawanan dengan serabut.
Gbr. Penampang lintang tali rami,a)tali polos, b) tali kabel
a) b)
d d
Berdasarkan metode pembuatan dan jumlah untaian tali
rami dikelompokan menjadi tali polos dan tali kabel.
Yang terakhir terbuat dari lilitan 3 buah lilitan
aspal
rami
yang
untuk
yang
berbeda.
mengurangi
dicelupkan
Tali sering dicelupkan
Walaupun
pada
talipelapukan.
pada aspal lebih
lebih
tahan terhadap
berat dan lebih
pengaruh
cuaca, namun jauh kurang
flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali
biasa. Kekuatan putusnya membagi tali rami menjadi
dua kelas : kelas 1 dan kelas 2.
Pemilihan tali rami.
Tali rami dipilih hanya berdasarkan
tariknya berdasarkan rumus :
kekuatan
br
d2
S 
4
dengan :
d = Diameter keliling dari untai, dalam cm
S = Beban pada tali, dalam kg
σbr = 100 kg/cm2, untuk tali putih tanpa aspal
σbr = 90 kg/cm2, untuk tali dengan aspal
4. TALI BAJA
Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1.Lebih ringan;
2. Lebih tahan terhadap sentakan;
3.Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi
yang tinggi;
4. Keandalan operasi yang tinggi.
Gbr. Susunan tali baja
Tali baja terbuat dari kawat baja dengan
kekuatan σ= 130 sampai 200 kg/mm2. Didalam
proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan
panas tertentu dan digabung dengan penarikan
dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat
baja yang tinggi.
Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi :
1)Tali pintal silang atau tali biasa;
2)Tali pintal parallel atau jenis lang;
3)Tali komposit atau pintal balik.
Tali Baja Serba Guna.
Tali yang terdapat pada Gambar 13 adalah tali
baja konstruksi biasa (kawat seragam)
berupa kawat anyaman kawat yang
diameternya
yang
sama
TALI BAJA ANTI PUNTIR
Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan
untaian
didalam
dibebani
internal.
dibentuk sesuai dgn kedudukannya
tali.
tidak
Tali
Akibatnya tali yang tidak
akan mengalami
ini tidak
tegangan
mempunyai
kecenderungan untuk terurai walaupun ujung
tali ini tidak disimpul
Jenis Tali Baja Puntir mempunyai keunggulan
sebagai berikut :
1.Distribusi beban yang merata pada setiap kawat
sehingga tegangan internal yang terjadi minimal.
2. Lebih fleksibel.
3.Keausan tali lebih kecil bila melewati puli dan
digulung pada drum, karena tidak ada untaian atau
kawat yang menonjol pada kontur tali, dan
keausan kawat terluar seragam; juga kawat yang
putus tidak akan mencuat keluar dari tali.
4. Keselamatan operasi yang lebih baik.
Tali ini dipakai pada
crane yang bekerja pada
tempat
banyak
abrasi.
tebuat
untaian
dengan
yang mengalami
gesekan dan
iniBiasanya tali
dari lima
yang
buah
dipipihkan
inti kawat yang
juga dipipihkan; untaian
ini dipintal pada inti yang
terbuat dari rami
Tali Baja Dengan Untaian
Yang Dipipihkan.
Gambar 16. Tali dengan untaian yang
dipipihkan.
Tali dengan Anyaman Terkunci
Tali ini banyak digunakan pada
gantung. Tali ini
crane kabel dan
kereta
dalam
yang
mempunyai keunggulan
hal permukaan
padat dan
yang halus,
tahan terhadap
susunan kawat
keausan,
kelemahannya adalah tidak fleksibel.
Gbr. Cara mengukur
diameter tali baja
LITERATUR N. RUDENKO
Tabel 5 Tali Rami untuk Pengangkat
* Enam posisi dari 19 serat pada setiap ditambah poros
Faktor mula-
mula
dari keamanan
tali terhadap
tegangan
KONSTRUKSI TALI
6 x 9 = 114 + 1c* 6 x 37 = 222 + 1c*
Posisi
berpotongan
Posisi sejajar Posisi
berpotongan
Posisi sejajar
Jumlah serat patah sepanjang satu tingkatan setelah tali
tertentu dibuang
kurang 9 14 7 23 12
'9 - 10 16 8 26 13
'10 - 12 18 9 29 14
'12 - 14 20 10 32 16
diatas 16 24 12 38 19
Tabel 6 Tali Untuk Crane dan Pengangkat
Faktor
mula-mula
dari
keamanan
tali
terhadap
tegangan
KONSTRUKSI TALI
6 x 19 = 114 + 1c 6 x 37 = 222 + 1c 6 x 61 = 366 + 1c 18 x 17 = 342 + 1c
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Posisi
berpo-
tongan
Posisi
sejajar
Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali
dibuang
Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18
6-7 14 7 26 13 38 19 38 19
Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20
Percobaan-percobaan menunjukkan
sangat dipengaruhi oleh kelelahan.
bahwa
Umur
umur tali
tali dapat
ditentukan dengan memakai perbandingan
Dmin/d dan Dmin/δ
Dimana ;
Dmin
d

= diameter minimum puli atau drum
= diameter tali
= diameter kawat pada tali
Penyelidikan memperlihatkan bahwa dengan Dmin/d yang sama umur
tali kira-kira berbanding terbalik dengan jumlah lengkungan
Jumlah lengkungan dapat ditentukan dengan cukup akurat bila kita
membuat suatu diagram seperti jenis yang ditentukan dalam Gambar
berikut
Setiap perubahan arah lengkungan tali maka dihitung dua
lengkungan, jika searah dihitung satu (sumber mahasiswa)
1
a
2 3 4 5
g
d f
e
6
a
b h
c
a 1
b
2
3
4
5
6
c
d
f
g
h
a
Gbr. Menentukan jumlah
lengkungan tali dengan puli
majemuk
a
1 b
c
2
3
df
5 4
e
1
2
3
4
5
a
b
c
d
e
Gbr. Menentukan jumlah
lengkungan tali dengan satu puli
bergerak
5 lengkungan
Lengkungan = 8/2 = 4
Untukmendapatkan umur tali yang seragam, pengaruh jumlah
lengkungan harus dikompensasikan dengan suatu perubahan pada
perbandingan Dmin/d. seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ;
Tabel 7 menunjukkan nilai Dmin/d sebagai fungsi jumlah lengkungan.
Jumlah
lengkun
gan
Dmin
/d
Jumlah
lengkun
gan
Dmin
/d
Jumlah
lengkun
gan
Dmin/
d
Jumlah
lengkun
gan
Dmin
/d
1 16 5 26,5 9 32 13 36
2 20 6 28 10 33 14 37
3 23 7 30 11 34 15 37,5
4 25 8 31 12 35 16 38
Diameter tali baja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut ;
d  1,5 i
1,5  i
Dengan ;
δ = diameter satu kawat
i = jumlah kawat dalam satu tali
D m in
Tegangan pada tali yang dibebani pada bagian yang melengkung
karena tarik dan lentur ;
Dmin

S

 E'
K F

 b

Dengan ;
δb = kekuatan putus bahan kawat tali, dalam kg/cm2
K = faktor keamanan tali
S = tarikan pada tali, dalam kg
F = penampang berguna tali, dalam cm2
E’ = 3/8 E  merupakan modulus elastisitas yang dikoreksi ;
E’ = 3/8 2,100,000 = 800,000 kg/cm2
Dengan mengubah rumus sebelumnya (F) akan diperoleh rumus untuk
satu ukuran kawat.
cm2
Dmin Dmin Dmin 1,5 i
d E'
.E' 
d
.

d K
E' 
S S S
KK
F 
bbb
 


Dengan menentukan K dan memilih jumlah kawat i yang tergantung pada
konstruksi tali, pada σb dan d/Dmin tertentu maka luas penampang tali
dapat ditentukan.
Kekuatan putus tali P dapat dapat dihitung ;
1,5 i
b

d
.
E'
DminK
S .b
P 
Dmin
b

S

 E'
K F
Rumus diatas diperoleh dari perbandingan antara momen dengan
jari-jari kelengkungan pada lengkungan dinyatakan sebagai ;
 
E I
M
Dengan ;
ρ
E
I
M
= jari-jari kelengkungan
= modulus elastisitas kawat
= momen inersia dari penampang kawat
= momen lengkung
DminI 2 2
  
M
.
  
EI
.
   E
   E
I 2

Tegangan tarik atau tekan terjadi ketika membengkokkan kawat
lurus pada serat yang terluar yang berada pada jarak δ/2 dari
pusat.
Pengalaman memperlihatkan bahwa momen lentur akan lebih
rendah nilainya dan rumus untuk σ harus dikoreksi dengan
faktor khusus yang berbeda menurut jenis pintalan dan kondisi
operasi. Nilainya berkisar 3/8
minmin

S
 3  
S

 E'*
F 8
E
D F D

Tali hannya diperiksa satu kali terhadap tegangan tarik, rumus ;
K
= tarikan maksimum yang diijinkan tali, kg.
= Kekuatan putus tali sebenarnya, kg
S 
P
Dengan ;
S
P
K = faktor keamanan sesuai jenis mekanisme dan
kondisi
Tarikan kerja maksimum pada bagian tali dari sistem puli beban
Sw, dihitung dengan rumus ;
Dengan ;
Q
n
η
η1
= berat muatan yang diangkat, kg
= jumlah muatan puli yang menyangga muatan
= efisiensi puli
= efisiensi yang disebabkan kerugian tali karena
kekakuan, 0,98 LITERATUR N. RUDENKO
n ..1
Q
Sw 
Diameter drum atau puli minimum yang diizinkan
D  e1 . e2 .d
Dengan ;
D
d
e1
= diameter drum dan puli pada dasar alurnya, mm
= diameter tali, mm
= faktor yang tergantung pada alat pengangkat
dan kondisi operasi
= faktor yang tergantung pada konstruksi talie2
Efisiensi
Tabel 8 EFISIENSI PULI
Puli Tunggal
Jumlah
alur
Jumlah puli
yang
berputar
Gesekan
Jumlah pada
Jumlah puli yang permukaan
alur berputar puli (faktor
resisten
satu puli)
Gesekan
anguler pada
permukaan
puli (faktor
resisten satu
puli
2 1 4 2 0,951 0,971
3 2 6 4 0,906 0,945
4 3 8 6 0,861 0,918
5 4 10 8 0,823 0,892
6 5 12 10 0,784 0,873
Tabel 9 Harga Minimum Faktor k dan e1 yang diizinkan
TIPE ALAT PENGANGKAT Digerak
kan
oleh:
Kondisi
pengoperasian
Faktor
K
Faktor
e1
1. Lokomotif,caterpilar-mounted, traktor
dan truk yang mempunyai crane pilar
(termasuk excavator yang
dioperasikan sebagai crane dan
pengangkat mekanik pada daerah
konstruksi dan pekerjaan berkala.
2. Semua tipelain dari crane dan
pengangkat mekanis
3. Derek yang dioperasikan dengan
tangan, dengan kapasitas beban
terangkat diatas 1 ton yang digandeng
pada berbagai peralatan otomotif
(mobil, truk, dan sebagainya).
4. Pengangkat dengan troli
5. Penjepit mekanis (kecuali untuk puli
pada grabs) untuk pengangkat
mekanis pada no.1
6. Idem untuk pengangkat mekanik pada
no.2
Tangan
Daya
Daya
Daya
Tangan
Daya
Daya
-
-
-
-
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan
sangat
berat
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan
sangat
berat
-
-
-
-
4
5
5,5
6
4,5
5
5,5
6
4
5,5
5
5
16
16
18
20
18
20
25
30
12
20
20
30
Tabel 10 Harga faktor e 2 yang tergantung pada konstruksi tali
Konstrusi Tali Faktor
e2
Biasanya 6 x 19 = 114 + 1 poros
Posisi berpotongan…………………………………………………………
Posisi sejajar……………………………………………………………….
Compound 6 x 19 = 114 + 1 poros
a). Warrington
Posisi
berpotongan……………………………………………………..
Posisi sejajar……………………………………………………………
b). Seale
Posisi
berpotongan……………………………………………………..
Posisi sejajar……………………………………………………………
Biasanya 6 x 37 = 222 + 1 poros
Posisi berpotongan…………………………………………………………
Posisi sejajar……………………………………………………………….
1,00
0,90
0,90
0,85
0,95
0,85
1,00
0,90
CONTOH PEMAKAIAN TALI BAJA PADA LINGKUNGAN LAUT
S kelenturan
+ Kurang
++ Baik
Type Struktur dan diameter Contoh penerimaan S
7 x 7 (6/1)
Inti tengah : baja
� 12 sampai 28 mm
Standing rigging +
6 x 7 ( 6/1 )
Inti tengah : tekstil
� 8 Sampai 16 mm
Standing rigging
Harp untuk trawler kecil
Kapal-kapal kecil
+
6 x 12 (12/fibre)
Inti tengah : strand cores,
serat, � 8 sampai 16 mm
8ridle dan warp pada trawl
kecil
Morring dan running rigging
++
6 x 19 (9/9/1)
Inti tengah : darl baja atau
textil, � 16 - 30 mm
Tali penarik trawl (warp) +
6 x 19 (12/6/1)
Inti tengah : darl tekstil
� 8 sampai 30 mm
Tali penyapu (sweep) dan warp pada trawl
Running rigging
+
6 x 24 (15/9/fibre)
Inti tengah : darl tekstil
Running rigging
Tali penyapu (sweep) dan warp
pada trawl
Running rigging
+
6 x 37 (18/12/6/1)
Inti tengah : dari tekstil
� 20 sampai 72 mm
Purse wire
Morring dan running
Rigging mooring
++
√
Penggulungan ke gelondongan tergantung pada arah pilinan
tali
Lebar sheaves dibanding diameter tali baja
Klem tali baja harus dipasang dengan baut pada bagian tali
baja yang tengah
Contoh
Sebuah tali baja digunakan pada crane yang digunakan untuk menarik beban (S)
400 kg dengan sistem penggerak menggunakan satu buah puli yang digerakkan
oleh daya (motor). Dalam operasinya tali mengalami 5 kali lengkungan. Jika
diketahui kekuatan tarik tali 150 kg/mm2. Jumlah kawat untuk setiap tali 222 buah.
Modulus elastisitas yang dikoreksi sebesar 800.000 kg/cm2.
Hitung penampang berguna tali (cm2)
Penyelesaian ; cm2
Dmin 1,5 i
b

d
.
E'
K
S
F 
Pertemuan 0 pesawat angkat

More Related Content

What's hot

Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif Rumah Belajar
 
Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
Pertemuan 10 pesawat angkat ok
Pertemuan 10 pesawat angkat ok Pertemuan 10 pesawat angkat ok
Pertemuan 10 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower cranePresentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower craneBung HaFied
 
Pertemuan 6 pesawat angkat ok
Pertemuan 6 pesawat angkat ok Pertemuan 6 pesawat angkat ok
Pertemuan 6 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Dewi Izza
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
Bab II Sistem kemudi dan suspensi
Bab II Sistem kemudi dan suspensiBab II Sistem kemudi dan suspensi
Bab II Sistem kemudi dan suspensirizky putra
 
Bagian - Bagian Belt Conveyor
Bagian - Bagian Belt ConveyorBagian - Bagian Belt Conveyor
Bagian - Bagian Belt ConveyorCV. Bakti
 
studi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower cranestudi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower craneBung HaFied
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
PowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiPowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiFirdika Arini
 
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)Zhafran Anas
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamLailatul Arofah
 

What's hot (20)

Conveyor
ConveyorConveyor
Conveyor
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
 
Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok
 
Pertemuan 3 pesawat angkat
Pertemuan 3 pesawat angkatPertemuan 3 pesawat angkat
Pertemuan 3 pesawat angkat
 
Pertemuan 10 pesawat angkat ok
Pertemuan 10 pesawat angkat ok Pertemuan 10 pesawat angkat ok
Pertemuan 10 pesawat angkat ok
 
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower cranePresentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
 
Pertemuan 6 pesawat angkat ok
Pertemuan 6 pesawat angkat ok Pertemuan 6 pesawat angkat ok
Pertemuan 6 pesawat angkat ok
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Bab II Sistem kemudi dan suspensi
Bab II Sistem kemudi dan suspensiBab II Sistem kemudi dan suspensi
Bab II Sistem kemudi dan suspensi
 
Gardan
GardanGardan
Gardan
 
Bagian - Bagian Belt Conveyor
Bagian - Bagian Belt ConveyorBagian - Bagian Belt Conveyor
Bagian - Bagian Belt Conveyor
 
studi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower cranestudi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower crane
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
PowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiPowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem Transmisi
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logam
 
Perhitungan propulsi kapal
Perhitungan propulsi kapalPerhitungan propulsi kapal
Perhitungan propulsi kapal
 

Similar to Pertemuan 0 pesawat angkat

Alat angkat presentasi
Alat angkat presentasiAlat angkat presentasi
Alat angkat presentasiHunain Irianto
 
Handout mesin pengangkat 4
Handout mesin pengangkat 4Handout mesin pengangkat 4
Handout mesin pengangkat 4serasipohan
 
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.pptpdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.pptRiskyRahmann
 
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptxTKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptxssuserb425d4
 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxZwingCADAcademy
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingDewi Izza
 
Pekan ke 5 - Rantai.pptx
Pekan ke 5 - Rantai.pptxPekan ke 5 - Rantai.pptx
Pekan ke 5 - Rantai.pptxNazmamaarif
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfDeni Prasetyo
 
Makalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakMakalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakHari Hidayat
 
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptxKULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx09jully1991
 

Similar to Pertemuan 0 pesawat angkat (20)

Alat angkat presentasi
Alat angkat presentasiAlat angkat presentasi
Alat angkat presentasi
 
Handout mesin pengangkat 4
Handout mesin pengangkat 4Handout mesin pengangkat 4
Handout mesin pengangkat 4
 
Makalah tali baja
Makalah tali bajaMakalah tali baja
Makalah tali baja
 
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.pptpdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
 
JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdf
 
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptxTKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Jaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendahJaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendah
 
Pekan ke 5 - Rantai.pptx
Pekan ke 5 - Rantai.pptxPekan ke 5 - Rantai.pptx
Pekan ke 5 - Rantai.pptx
 
206 id
206 id206 id
206 id
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
 
REL.ppt
REL.pptREL.ppt
REL.ppt
 
Bab 07-poros1
Bab 07-poros1Bab 07-poros1
Bab 07-poros1
 
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLTSALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
 
Makalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakMakalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan Pasak
 
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptxKULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
 
Http
HttpHttp
Http
 
1 - Dasar Mesin.ppt
1 - Dasar Mesin.ppt1 - Dasar Mesin.ppt
1 - Dasar Mesin.ppt
 
Mah smk
Mah smkMah smk
Mah smk
 

More from Marfizal Marfizal

More from Marfizal Marfizal (20)

MKE Pertemuan 3 edit ok.pptx
MKE  Pertemuan 3 edit ok.pptxMKE  Pertemuan 3 edit ok.pptx
MKE Pertemuan 3 edit ok.pptx
 
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptxMKE  Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
MKE Pertemuan 7 edit tampil okk.pptx
 
Ketel Dan Turbin Uap 8.pptx
Ketel Dan Turbin Uap 8.pptxKetel Dan Turbin Uap 8.pptx
Ketel Dan Turbin Uap 8.pptx
 
Motor listrik.docx
Motor listrik.docxMotor listrik.docx
Motor listrik.docx
 
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdf
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdfPengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdf
Pengaruh Pencampuran Bahan Bakar Terhadap Performa Sepeda Motor Matic.pdf
 
[Philip_A._Schweitzer]_Fundamentals_of_metallic_co(BookFi).pdf
[Philip_A._Schweitzer]_Fundamentals_of_metallic_co(BookFi).pdf[Philip_A._Schweitzer]_Fundamentals_of_metallic_co(BookFi).pdf
[Philip_A._Schweitzer]_Fundamentals_of_metallic_co(BookFi).pdf
 
Bahan ajar 12 2017
Bahan ajar 12  2017Bahan ajar 12  2017
Bahan ajar 12 2017
 
Bahan ajar 11 2017
Bahan ajar 11  2017Bahan ajar 11  2017
Bahan ajar 11 2017
 
Bahan ajar 10 2017
Bahan ajar 10  2017Bahan ajar 10  2017
Bahan ajar 10 2017
 
Bahan ajar 9 2017
Bahan ajar 9  2017Bahan ajar 9  2017
Bahan ajar 9 2017
 
Bahan ajar 8 2017
Bahan ajar 8  2017Bahan ajar 8  2017
Bahan ajar 8 2017
 
Bahan ajar 7 2017
Bahan ajar 7  2017Bahan ajar 7  2017
Bahan ajar 7 2017
 
Bahan ajar 6 2017
Bahan ajar 6  2017Bahan ajar 6  2017
Bahan ajar 6 2017
 
Bahan ajar 5 2017
Bahan ajar 5  2017Bahan ajar 5  2017
Bahan ajar 5 2017
 
Bahan ajar 4 2017
Bahan ajar 4  2017Bahan ajar 4  2017
Bahan ajar 4 2017
 
Bahan ajar 3 2017
Bahan ajar 3  2017Bahan ajar 3  2017
Bahan ajar 3 2017
 
Bahan ajar 2 2017
Bahan ajar 2  2017Bahan ajar 2  2017
Bahan ajar 2 2017
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 10
Mekanika fluida 1 pertemuan 10Mekanika fluida 1 pertemuan 10
Mekanika fluida 1 pertemuan 10
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
Mekanika fluida 1 pertemuan 10 [autosaved]
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
 

Recently uploaded

Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualdendranov19
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxpkmcipakudrive
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxadnijayautama
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015IrfanAdiPratomo1
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxDevaldiferdiansyah
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxHeruHadiSaputro
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madyadedekhendro370
 

Recently uploaded (16)

obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 

Pertemuan 0 pesawat angkat

  • 1. Pesawat Angkat Dan Alat Berat Marfizal, ST,MT Hoisting Equipment Peralatan Pengagngkat
  • 2. Hoisting Equipment Hoisting Equipment Adalah grup mesin-esin yang mempunyai lifting gear yang ditujukan untukpemindahan atau mengangkat load terutama dalam bentuk batchses. Grup ini terdiri dari : 1. Hoisting machinere. 2. Cranes 3. Elevators.
  • 3. Komponen Utama Hoisting Equipment Secara umum dan secara garis besar bagian atau komponen utama hoisting equipment adalah 1. Flexible hoisting appliances, yang berupa rantai atau tali baja. 2. Pulley, pulley system, sprockets dan drums. 3. Load hadling attachments, adalah alat bantu untuk pengangkatan. 4. Stopping dan braking devices. 5. Drives / motor. 6. Transmisions dan components. 7. Rails dan travelling wheels. 8. Machine structures / frames. 9. Control devices.
  • 4. Rantai Rantai yang digunakan adalah rantai dengan sambungan las (welded chain), pemakaiannya terbatas untuk alat bantu pengangkatan (mengikat beban). Bila dipakai untuk mengangkat beban, terbatas pada kafasitas yang rendah misalnya pada hand operated hoist Beberapa kekurangan dari rantai jenis ini dibandaing tali baja adalah berat (kg/m), tidak tahan beban sentakan dan kelebihan beban, kemungkinan putus tiba-tiba dan lekas aus. Kelebihannya sangat flexible untuk perubahan arah, diameter pulley/sprocket yang lebih kecil, perencanaan dan pembuatannya mudah
  • 5. RANTAI LASAN • Rantai lasan (welded) terbuat dari jalinan baja oval yang berurutan. Ukuran utama rantai (gambar 1) adalah : • kisar (t), sama dengan panjang bagian dalam mata rantai lebar luar (B), dan diameter batang rantai (d). Gambar 1. ukuran utama mata rantai beban
  • 6. Rantai lasan diklasifikasikan menjadi rantai mata pendek (t ≤ 3d) dan rantai mata panjang (t > 3d). Gambar. 2 mata rantai menghubungkan rantai beban.. RANTAI LASAN
  • 7. Rantai lasan terbuat dari baja CT. 2 dan CT. 3. Mata rantai untuk rantai lasan dibentuk dengan berbagai macam metode,yaitu : Pengelasan tempa dan pengelasan tahanan listrik. Dengan pengelasan tempa mata rantai dibuat dari satu batang baja, sedangkan bila menggunakan las tahanan listrik mata rantai terbuat dari dua potong baja lengkung yang dilas temu. RANTAI LASAN
  • 8. RANTAI LASAN Rantai lasan digunakan untuk mesin pengangkat kapasitas kecil (katrol, Derek, dan crane yang digerakan tangan), & sebagai perabot pengangkat utama Rantai lasan mempunyai kelemahan yakni berat, rentan terhadap sentuhan dan beban lebih, keausan yang berlebihan pada sambungan antar mata rantai , dan hanya digunakan untuk kecepatan rendah Keunggulannya ialah flexible untuk semua arah, dapat menggunakan puli dan drum dengan diameter yang kecil serta desain dan pembuatan yang sederhana
  • 9. Rumus umum untuk memilih tegangan tarik rantai adalah : K Sbr S s RANTAI LASAN dengan : d = Diameter keliling dari untai, dalam cm S = Beban pada tali, dalam kg σbr = 100 kg/cm2, untuk tali putih tanpa aspal σbr = 90 kg/cm2, untuk tali dengan aspal
  • 10. Intensitas keausan yang terjadi pada rantai tergantung pada faktor berikut : 1. Perbandingan kisaran rantai dengan drum atau puli rantai 2. Tegangan dan kecepatan puli rantai 3. sudut belok relative bila rantai tersebut melewati pulinya 4. keadaan lingkungan kerja dan sebagainya. Rantai las tempa selalu putus pada bagian lasnya. Pada rantai las tahanan listrik yang bermutu tinggi, biasanya mata rantai putus berbentuk putus miring dengan penampang yang bersudut kecil terhadap sumbu memanjang rantai, yang bermula pada bagian bagian tepi batas permukaan kontak mata rantai yang dihubungkan RANTAI LASAN
  • 11. Gambar 9 rantai rol RANTAI ROL Rantai rol terdiri atas pelat yang dihubung- engsel pena Rantai untuk beban ringan terbuat dari dua keping plat saja, sedangkan untuk beban berat dapat menggunakan sampai lebih dari 2 keping pelat
  • 12. Rantai rol mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan rantai lasan. Karena rantai rol padat maka keandalan operasinya jauh lebih tinggi dibandingkan rantai lasan. Rantai rol mempunyai flexisibelan yang baik sehingga dapat dipakai pada sprocket dengan diameter lebih kecil dan jumlah gigi yang lebih sedikit. Hal ini akan mengurangi ukuran mekanisme dan sekaligus mengurangi harganya. Juga, gesekan pada rantai rol jauh lebih kecil dibandingkan dengan rantai lasan dengan kapasitas angkat yang sama. RANTAI ROL
  • 13. Kecepatan maximum rantai rol ditentukan oleh standar Negara dan tidak boleh melebihi 0.25 mm/detik. Nilai factor keamanan K, rasio D/d dan jumlah gigi sprocket untuk rantai las dan rol diberikan pada table 4. Table 4. Data rantai yang terseleksi RANTAI Digerak an Factor K keamanan Ras io D/d Jumlah minimum gigi pada sprocket Dilas dikalibrasi dan tidak dikalibrasi. …………………………………………….. dilas dikalibrasi pada katrol ............... ………………….............................. dilas tidak dikalibrasi tidak mengikat beban………………………………… Dilas tidak dikalibrasi tidak mengikat beban Roller Tangan Daya Tangan Daya …… …… …… 3 6 4.5 8 6 5 5 20 30 20 30 …. …. …. 5 5 ….. ….. ….. ….. 8 RANTAI ROL
  • 14. Gbr. Penampang lintang tali rami,a)tali polos, b) tali kabel a) b) d d TALI RAMI Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin pengangkat yang digerakan tangan (puli tali) karena sifat mekanisnya yang lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah, mudah rusak oleh benda tajam, pengaruh lingkungan dan sebagainya) Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan dengan serabut.
  • 15. TALI RAMI Berdasarkan metode pembuatan dan jumlah untaian tali rami dikelompokan menjadi tali polos dan tali kabel. Yang terakhir terbuat dari lilitan 3 buah lilitan yang berbeda. Tali sering dicelupkan pada aspal untuk mengurangi pelapukan. Walaupun tali rami yang dicelupkan pada aspal lebih tahan terhadap pengaruh cuaca, namun jauh lebih berat dan lebih kurang flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali biasa. Kekuatan putusnya membagi tali rami menjadi dua kelas : kelas 1 dan kelas 2.
  • 16. Pemilihan tali rami. Tali rami dipilih hanya berdasarkan tariknya berdasarkan rumus : br d2 S  4 dengan : d = Diameter keliling dari untai, dalam cm S = Beban pada tali, dalam kg σbr = 100 kg/cm2, untuk tali putih tanpa aspal σbr = 90 kg/cm2, untuk tali dengan aspal TALI RAMI
  • 17. Gbr. Susunan tali baja TALI BAJA Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1. Lebih ringan; 2. Lebih tahan terhadap sentakan; 3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi; 4. Keandalan operasi yang tinggi.
  • 18. Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σ= 130 sampai 200 kg/mm2. Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang tinggi. TALI BAJA Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi : 1)Tali pintal silang atau tali biasa; 2)Tali pintal parallel atau jenis lang; 3)Tali komposit atau pintal balik. Tali Baja Serba Guna. Tali yang terdapat pada Gambar 13 adalah tali baja konstruksi biasa (kawat seragam) yang berupa kawat anyaman kawat yang sama diameternya
  • 19. TALI BAJA ANTI PUNTIR Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian dibentuk sesuai dgn kedudukannya didalam tali. Akibatnya tali yang tidak dibebani tidak akan mengalami tegangan internal. Tali ini tidak mempunyai kecenderungan untuk terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul
  • 20. TALI BAJA ANTI PUNTIR Jenis Tali Baja Puntir mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1. Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang terjadi minimal. 2. Lebih fleksibel. 3. Keausan tali lebih kecil bila melewati puli dan digulung pada drum, karena tidak ada untaian atau kawat yang menonjol pada kontur tali, dan keausan kawat terluar seragam; juga kawat yang putus tidak akan mencuat keluar dari tali. 4. Keselamatan operasi yang lebih baik.
  • 21. Gambar 16. Tali dengan untaian yang dipipihkan. Tali ini dipakai pada crane yang bekerja pada tempat yang mengalami banyak gesekan dan abrasi. Biasanya tali ini tebuat dari lima buah untaian yang dipipihkan dengan inti kawat yang juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti yang terbuat dari rami Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan
  • 22. Tali dengan Anyaman Terkunci Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan kereta gantung. Tali ini mempunyai keunggulan dalam hal permukaan yang halus, susunan kawat yang padat dan tahan terhadap keausan, kelemahannya adalah tidak fleksibel
  • 24. Tabel 5 Tali Rami untuk Pengangkat * Enam posisi dari 19 serat pada setiap ditambah poros Faktor mula- mula dari keamanan tali terhadap tegangan KONSTRUKSI TALI 6 x 9 = 114 + 1c* 6 x 37 = 222 + 1c* Posisi berpotongan Posisi sejajar Posisi berpotongan Posisi sejajar Jumlah serat patah sepanjang satu tingkatan setelah tali tertentu dibuang kurang 9 14 7 23 12 '9 - 10 16 8 26 13 '10 - 12 18 9 29 14 '12 - 14 20 10 32 16 diatas 16 24 12 38 19
  • 25. Tabel 6 Tali Untuk Crane dan Pengangkat Faktor mula-mula dari keamanan tali terhadap tegangan KONSTRUKSI TALI 6 x 19 = 114 + 1c 6 x 37 = 222 + 1c 6 x 61 = 366 + 1c 18 x 17 = 342 + 1c Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali dibuang Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18 6-7 14 7 26 13 38 19 38 19 Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20
  • 26. Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa umur tali sangat dipengaruhi oleh kelelahan. Umur tali dapat ditentukan dengan memakai perbandingan Dmin/d dan Dmin/δ Dimana ; Dmin = diameter minimum puli atau drum d = diameter tali δ = diameter kawat pada tali Umur tali
  • 27. 1 a 2 3 4 5 g d f e 6 a b h c a 1 b 2 3 4 5 6 c d f g h a Gbr. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan puli majemuk a 1 b c 2 3 df 5 4 e 1 2 3 4 5 a b c d e Gbr. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan satu puli bergerak 5 lengkungan Lengkungan = 8/2 = 4
  • 28. Tabel 7 menunjukkan nilai Dmin/d sebagai fungsi jumlah lengkungan. Jumlah lengkun gan Dmin /d Jumlah lengkun gan Dmin /d Jumlah lengkun gan Dmin/ d Jumlah lengkun gan Dmin /d 1 16 5 26,5 9 32 13 36 2 20 6 28 10 33 14 37 3 23 7 30 11 34 15 37,5 4 25 8 31 12 35 16 38 Untuk mendapatkan umur tali yang seragam, pengaruh jumlah lengkungan harus dikompensasikan dengan suatu perubahan pada perbandingan Dmin/d. seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ;
  • 29. Diameter tali baja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ; d  1,5 i 1,5  i Dengan ; δ = diameter satu kawat i = jumlah kawat dalam satu tali D m in Tegangan pada tali yang dibebani pada bagian yang melengkung karena tarik dan lentur ; Dmin  S   E' K F   b  Dengan ; δb = kekuatan putus bahan kawat tali, dalam kg/cm2 K = faktor keamanan tali S = tarikan pada tali, dalam kg F = penampang berguna tali, dalam cm2
  • 30. E’ = 3/8 E  merupakan modulus elastisitas yang dikoreksi ; E’ = 3/8 2,100,000 = 800,000 kg/cm2 Dengan mengubah rumus sebelumnya (F) akan diperoleh rumus untuk satu ukuran kawat. cm2 Dmin Dmin Dmin 1,5 i d E' .E'  d .  d K E'  S S S KK F  bbb     Dengan menentukan K dan memilih jumlah kawat i yang tergantung pada konstruksi tali, pada σb dan d/Dmin tertentu maka luas penampang tali dapat ditentukan. Kekuatan putus tali P dapat dapat dihitung ; 1,5 i b  d . E' DminK S .b P 
  • 31. Dmin b  S   E' K F Rumus diatas diperoleh dari perbandingan antara momen dengan jari-jari kelengkungan pada lengkungan dinyatakan sebagai ;   E I M Dengan ; ρ E I M = jari-jari kelengkungan = modulus elastisitas kawat = momen inersia dari penampang kawat = momen lengkung
  • 32. DminI 2 2    M .    EI .    E    E I 2  Tegangan tarik atau tekan terjadi ketika membengkokkan kawat lurus pada serat yang terluar yang berada pada jarak δ/2 dari pusat. Pengalaman memperlihatkan bahwa momen lentur akan lebih rendah nilainya dan rumus untuk σ harus dikoreksi dengan faktor khusus yang berbeda menurut jenis pintalan dan kondisi operasi. Nilainya berkisar 3/8 minmin  S  3   S   E'* F 8 E D F D 
  • 33. Tali hannya diperiksa satu kali terhadap tegangan tarik, rumus ; K = tarikan maksimum yang diijinkan tali, kg. = Kekuatan putus tali sebenarnya, kg S  P Dengan ; S P K = faktor keamanan sesuai jenis mekanisme dan kondisi Tarikan kerja maksimum pada bagian tali dari sistem puli beban Sw, dihitung dengan rumus ; Dengan ; Q n η η1 = berat muatan yang diangkat, kg = jumlah muatan puli yang menyangga muatan = efisiensi puli = efisiensi yang disebabkan kerugian tali karena kekakuan, 0,98 n ..1 Q Sw 
  • 34. Diameter drum atau puli minimum yang diizinkan D  e1 . e2 .d Dengan ; D d e1 = diameter drum dan puli pada dasar alurnya, mm = diameter tali, mm = faktor yang tergantung pada alat pengangkat dan kondisi operasi = faktor yang tergantung pada konstruksi talie2
  • 35. Efisiensi Tabel 8 EFISIENSI PULI Puli Tunggal Jumlah alur Jumlah puli yang berputar Gesekan Jumlah pada Jumlah puli yang permukaan alur berputar puli (faktor resisten satu puli) Gesekan anguler pada permukaan puli (faktor resisten satu puli 2 1 4 2 0,951 0,971 3 2 6 4 0,906 0,945 4 3 8 6 0,861 0,918 5 4 10 8 0,823 0,892 6 5 12 10 0,784 0,873
  • 36. Tabel 9 Harga Minimum Faktor k dan e1 yang diizinkan TIPE ALAT PENGANGKAT Digerak kan oleh: Kondisi pengoperasian Faktor K Faktor e1 1. Lokomotif,caterpilar-mounted, traktor dan truk yang mempunyai crane pilar (termasuk excavator yang dioperasikan sebagai crane dan pengangkat mekanik pada daerah konstruksi dan pekerjaan berkala. 2. Semua tipelain dari crane dan pengangkat mekanis 3. Derek yang dioperasikan dengan tangan, dengan kapasitas beban terangkat diatas 1 ton yang digandeng pada berbagai peralatan otomotif (mobil, truk, dan sebagainya). 4. Pengangkat dengan troli 5. Penjepit mekanis (kecuali untuk puli pada grabs) untuk pengangkat mekanis pada no.1 6. Idem untuk pengangkat mekanik pada no.2 Tangan Daya Daya Daya Tangan Daya Daya - - - - Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat - - - - 4 5 5,5 6 4,5 5 5,5 6 4 5,5 5 5 16 16 18 20 18 20 25 30 12 20 20 30
  • 37. Tabel 10 Harga faktor e 2 yang tergantung pada konstruksi tali Konstrusi Tali Faktor e2 Biasanya 6 x 19 = 114 + 1 poros Posisi berpotongan………………………………………………………… Posisi sejajar………………………………………………………………. Compound 6 x 19 = 114 + 1 poros a). Warrington Posisi berpotongan…………………………………………………….. Posisi sejajar…………………………………………………………… b). Seale Posisi berpotongan…………………………………………………….. Posisi sejajar…………………………………………………………… Biasanya 6 x 37 = 222 + 1 poros Posisi berpotongan………………………………………………………… Posisi sejajar………………………………………………………………. 1,00 0,90 0,90 0,85 0,95 0,85 1,00 0,90
  • 38. CONTOH PEMAKAIAN TALI BAJA PADA LINGKUNGAN LAUT S kelenturan + Kurang ++ Baik Type Struktur dan diameter Contoh penerimaan S 7 x 7 (6/1) Inti tengah : baja � 12 sampai 28 mm Standing rigging + 6 x 7 ( 6/1 ) Inti tengah : tekstil � 8 Sampai 16 mm Standing rigging Harp untuk trawler kecil Kapal-kapal kecil + 6 x 12 (12/fibre) Inti tengah : strand cores, serat, � 8 sampai 16 mm 8ridle dan warp pada trawl kecil Morring dan running rigging ++ 6 x 19 (9/9/1) Inti tengah : darl baja atau textil, � 16 - 30 mm Tali penarik trawl (warp) + 6 x 19 (12/6/1) Inti tengah : darl tekstil � 8 sampai 30 mm Tali penyapu (sweep) dan warp pada trawl Running rigging + 6 x 24 (15/9/fibre) Inti tengah : darl tekstil Running rigging Tali penyapu (sweep) dan warp pada trawl Running rigging + 6 x 37 (18/12/6/1) Inti tengah : dari tekstil � 20 sampai 72 mm Purse wire Morring dan running Rigging mooring ++
  • 39.
  • 40. Penggulungan ke gelondongan tergantung pada arah pilinan tali Lebar sheaves dibanding diameter tali baja
  • 41. Klem tali baja harus dipasang dengan baut pada bagian tali baja yang tengah
  • 42. Contoh Sebuah tali baja digunakan pada crane yang digunakan untuk menarik beban (S) 400 kg dengan sistem penggerak menggunakan satu buah puli yang digerakkan oleh daya (motor). Dalam operasinya tali mengalami 5 kali lengkungan. Jika diketahui kekuatan tarik tali 150 kg/mm2. Jumlah kawat untuk setiap tali 222 buah. Modulus elastisitas yang dikoreksi sebesar 800.000 kg/cm2. Hitung penampang berguna tali (cm2) Penyelesaian ; cm2 Dmin 1,5 i b  d . E' K S F 
  • 43.
  • 44. Jika dibandingkan dengan peralatan pengangkat lainnya, tali kawat baja memiliki beberapa keunggulan, yaitu sebagai berikut (Rudenko, 1994): 1. Memiliki daya dukung yang kuat. 2. Dapat dibengkokkan dalam segala arah, serta dapat mengikuti semua gerakan dengan mudah. 3. Kalau tali hendak patah, maka akan terlihat keausan dan patahnya beberapa buah kawat-kawat kecil. 4. Lebih ringan dan lebih tahan terhadap hentakan. 5. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi tinggi. 6. Keandalan operasi yang lebih tinggi. 7. Tali kawat baja memiliki ketahanan lebih baik terhadap tegangan, sebab beban terbagi merata pada semua jalinan (strand). 8. Pemasangan yang lebih cepat, serta lebih fleksibel pada saat beroperasi. Tali Baja
  • 45. Jenis-jenis konstruksi tali kawat baja Jenis-jenis konstruksi tali kawat baja adalah sebagai berikut : a. 6 × 19 + 1 fibre core, hoisting rope dan lain–lain artinya sebuah tali kawat baja dengan kontruksi yang terdiri dari 6 strand dan tiap strand terdiri dari 19 steel wire dengan 1 inti serat (fiber core). b. 6 × 37 Seal I.W.R.C (Independent Wire Rope Center), steel wire core, dengan inti logam lunak. c. 6 × 36 + 1 fc; 6 × 26; 6 × 41 dan lain–lain.
  • 46. Pengelompokan Tali Baja Tali kawat baja banyak sekali macamnya, hal ini dikelompokkan sebagai berikut: a. Berdasarkan jenis inti (core) dari tali kawat baja Dari jenis inti yang digunakan, tali kawat baja dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu (Rudenko, 1994): 1. Steel wire core atau Independent Wire Rope Center (I.W.R.C) dipakai bila: a) Tali digunakan untuk sentakan yang berlebihan dan beban–beban yang tidak terduga. b) Tali yang akan digulung pada drum dalam beberapa perletakan dan di bawah tegangan tinggi jadi dapat menyebabkan deformasi. c) Tali digunakan untuk pemakaian pada temperatur tinggi yang dapat mengeringkan core dan dapat menyebabkan rapuh dan melenyapkan tahanannya terhadap tekanan standar d) Tali digunakan untuk operasi kerja pada udara lembab dan korosif yang menyebabkan timbulnya internal corosion. .
  • 47. Pengelompokan Tali Baja 2. Fibre core (inti serat) Sering digunakan pada kondisi operasi yang memerlukan kefleksibelan dari tali kawat baja tersebut, inti tali kawat baja ini terdiri dari serat lunak. 3. Armoure core Digunakan untuk kondisi operasi pada suhu yang tinggi dan mengalami gaya tekan yang tinggi. Tali kawat baja ini intinya merupakan suatu kombinasi dari kawat baja serta serat/fiber. Tali kawat baja ini biasa digunakan pada daerah dekat tempat peleburan logam 4. Steel strand core (inti jalinan baja) Tali jenis ini digunakan pada kondisi operasi yang sama dengan jenis tali kawat baja jenis I.W.R. Pada tali kawat baja dengan inti terbuat dari jalinan baja biasanya digunakan pada alat angkat yang bekerja dengan kondisi beban angkat yang sangat besar.
  • 48. Jenis Inti Tali Kawat Baja Berdasarkan bentuk pintalan dari masing-masing serat pada setiap strand kawat (wire), bentuk pintalan dalam tali dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu (Rudenko, 1996): 1. Tali pintal silang atau tali biasa Tali biasa mempunyai penerapan yang luas. Tali ini dikonstruksi sedemikian rupa sehingga arah anyaman kawat dalam untaian berlawanan dengan arah anyaman untaian pada tali. 2. Tali pintal paralel atau jenis lang Pada tali paralel (lang) arah anyaman kawat dalam untaian sama dengan arah anyaman untaian pada tali. Tali ini mampu menahan gesekan lebih baik dan lebih fleksibel tetapi cenderung untuk terpuntir. 3. Tali komposit atau pintal balik Pada tali komposit kedua untaian yang berdekatan dianyam dengan arah yang berlawanan/terbalik. Di samping itu anyaman untaian tali ini dapat dilakukan dengan arah kanan dan kiri, lilitan arah kanan lebih sering digunakan.
  • 49. Jenis Inti Tali Kawat Baja Secara spesifik konstruksi tali kawat (wire) dalam jalinan (strand) tali (rope) dapat diletakkan dalam dua arah yang berlainan, yaitu (Muin, 1995): 1. Right Regular Lay (RRL) Arah strand ke kanan dan arah wire berlawanan arah dengan strand. 2. Left Regular Lay (LRL) Arah strand ke kiri dan arah wire berlawanan dengan arah strand. 3. Right Lang Lay (RLL) Arah strand ke kanan dan arah wire searah dengan strand. 4. Left Lang Lay (LLL) Arah strand ke kiri dan arah wire searah dengan arah strand. 5. Composite atau Reverse Lay Rope Bila strand terbagi dalam arah jalinan yang berlawanan.
  • 50. Bentuk Pintalan Tali Kawat Baja
  • 51. Bentuk Konstruksi Kawat Baja Berdasarkan bentuk konstruksi dari kawat seratnya, tali kawat baja dapat dibedakan menjadi bermacam jenis : 1. Sebuah konstruksi biasa (one size wire) dengan strand yang dipintal dari kawat yang berdiameter sama yang dinamakan tali biasa (ordinary wire rope), seperti terlihat pada Gambar. Tali dengan konstruksi one size wire memiliki serat-serat kawat (wire) dengan ukuran diameter yang seragam
  • 54. 3. Tali Rami Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin pengangkat yang digerakan tangan (puli tali) karena sifat mekanisnya yang lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah, mudah rusak oleh benda tajam, pengaruh lingkungan dan sebagainya) Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan dengan serabut. Gbr. Penampang lintang tali rami,a)tali polos, b) tali kabel a) b) d d
  • 55. Berdasarkan metode pembuatan dan jumlah untaian tali rami dikelompokan menjadi tali polos dan tali kabel. Yang terakhir terbuat dari lilitan 3 buah lilitan aspal rami yang untuk yang berbeda. mengurangi dicelupkan Tali sering dicelupkan Walaupun pada talipelapukan. pada aspal lebih lebih tahan terhadap berat dan lebih pengaruh cuaca, namun jauh kurang flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali biasa. Kekuatan putusnya membagi tali rami menjadi dua kelas : kelas 1 dan kelas 2.
  • 56. Pemilihan tali rami. Tali rami dipilih hanya berdasarkan tariknya berdasarkan rumus : kekuatan br d2 S  4 dengan : d = Diameter keliling dari untai, dalam cm S = Beban pada tali, dalam kg σbr = 100 kg/cm2, untuk tali putih tanpa aspal σbr = 90 kg/cm2, untuk tali dengan aspal
  • 57. 4. TALI BAJA Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1.Lebih ringan; 2. Lebih tahan terhadap sentakan; 3.Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi; 4. Keandalan operasi yang tinggi. Gbr. Susunan tali baja
  • 58. Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σ= 130 sampai 200 kg/mm2. Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang tinggi.
  • 59. Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi : 1)Tali pintal silang atau tali biasa; 2)Tali pintal parallel atau jenis lang; 3)Tali komposit atau pintal balik. Tali Baja Serba Guna. Tali yang terdapat pada Gambar 13 adalah tali baja konstruksi biasa (kawat seragam) berupa kawat anyaman kawat yang diameternya yang sama
  • 60. TALI BAJA ANTI PUNTIR Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian didalam dibebani internal. dibentuk sesuai dgn kedudukannya tali. tidak Tali Akibatnya tali yang tidak akan mengalami ini tidak tegangan mempunyai kecenderungan untuk terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul
  • 61. Jenis Tali Baja Puntir mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1.Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang terjadi minimal. 2. Lebih fleksibel. 3.Keausan tali lebih kecil bila melewati puli dan digulung pada drum, karena tidak ada untaian atau kawat yang menonjol pada kontur tali, dan keausan kawat terluar seragam; juga kawat yang putus tidak akan mencuat keluar dari tali. 4. Keselamatan operasi yang lebih baik.
  • 62. Tali ini dipakai pada crane yang bekerja pada tempat banyak abrasi. tebuat untaian dengan yang mengalami gesekan dan iniBiasanya tali dari lima yang buah dipipihkan inti kawat yang juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti yang terbuat dari rami Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan. Gambar 16. Tali dengan untaian yang dipipihkan.
  • 63. Tali dengan Anyaman Terkunci Tali ini banyak digunakan pada gantung. Tali ini crane kabel dan kereta dalam yang mempunyai keunggulan hal permukaan padat dan yang halus, tahan terhadap susunan kawat keausan, kelemahannya adalah tidak fleksibel.
  • 64. Gbr. Cara mengukur diameter tali baja LITERATUR N. RUDENKO
  • 65. Tabel 5 Tali Rami untuk Pengangkat * Enam posisi dari 19 serat pada setiap ditambah poros Faktor mula- mula dari keamanan tali terhadap tegangan KONSTRUKSI TALI 6 x 9 = 114 + 1c* 6 x 37 = 222 + 1c* Posisi berpotongan Posisi sejajar Posisi berpotongan Posisi sejajar Jumlah serat patah sepanjang satu tingkatan setelah tali tertentu dibuang kurang 9 14 7 23 12 '9 - 10 16 8 26 13 '10 - 12 18 9 29 14 '12 - 14 20 10 32 16 diatas 16 24 12 38 19
  • 66. Tabel 6 Tali Untuk Crane dan Pengangkat Faktor mula-mula dari keamanan tali terhadap tegangan KONSTRUKSI TALI 6 x 19 = 114 + 1c 6 x 37 = 222 + 1c 6 x 61 = 366 + 1c 18 x 17 = 342 + 1c Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Posisi berpo- tongan Posisi sejajar Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali dibuang Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18 6-7 14 7 26 13 38 19 38 19 Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20
  • 67. Percobaan-percobaan menunjukkan sangat dipengaruhi oleh kelelahan. bahwa Umur umur tali tali dapat ditentukan dengan memakai perbandingan Dmin/d dan Dmin/δ Dimana ; Dmin d  = diameter minimum puli atau drum = diameter tali = diameter kawat pada tali Penyelidikan memperlihatkan bahwa dengan Dmin/d yang sama umur tali kira-kira berbanding terbalik dengan jumlah lengkungan Jumlah lengkungan dapat ditentukan dengan cukup akurat bila kita membuat suatu diagram seperti jenis yang ditentukan dalam Gambar berikut Setiap perubahan arah lengkungan tali maka dihitung dua lengkungan, jika searah dihitung satu (sumber mahasiswa)
  • 68. 1 a 2 3 4 5 g d f e 6 a b h c a 1 b 2 3 4 5 6 c d f g h a Gbr. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan puli majemuk a 1 b c 2 3 df 5 4 e 1 2 3 4 5 a b c d e Gbr. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan satu puli bergerak 5 lengkungan Lengkungan = 8/2 = 4
  • 69. Untukmendapatkan umur tali yang seragam, pengaruh jumlah lengkungan harus dikompensasikan dengan suatu perubahan pada perbandingan Dmin/d. seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ; Tabel 7 menunjukkan nilai Dmin/d sebagai fungsi jumlah lengkungan. Jumlah lengkun gan Dmin /d Jumlah lengkun gan Dmin /d Jumlah lengkun gan Dmin/ d Jumlah lengkun gan Dmin /d 1 16 5 26,5 9 32 13 36 2 20 6 28 10 33 14 37 3 23 7 30 11 34 15 37,5 4 25 8 31 12 35 16 38
  • 70. Diameter tali baja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ; d  1,5 i 1,5  i Dengan ; δ = diameter satu kawat i = jumlah kawat dalam satu tali D m in Tegangan pada tali yang dibebani pada bagian yang melengkung karena tarik dan lentur ; Dmin  S   E' K F   b  Dengan ; δb = kekuatan putus bahan kawat tali, dalam kg/cm2 K = faktor keamanan tali S = tarikan pada tali, dalam kg F = penampang berguna tali, dalam cm2
  • 71. E’ = 3/8 E  merupakan modulus elastisitas yang dikoreksi ; E’ = 3/8 2,100,000 = 800,000 kg/cm2 Dengan mengubah rumus sebelumnya (F) akan diperoleh rumus untuk satu ukuran kawat. cm2 Dmin Dmin Dmin 1,5 i d E' .E'  d .  d K E'  S S S KK F  bbb     Dengan menentukan K dan memilih jumlah kawat i yang tergantung pada konstruksi tali, pada σb dan d/Dmin tertentu maka luas penampang tali dapat ditentukan. Kekuatan putus tali P dapat dapat dihitung ; 1,5 i b  d . E' DminK S .b P 
  • 72. Dmin b  S   E' K F Rumus diatas diperoleh dari perbandingan antara momen dengan jari-jari kelengkungan pada lengkungan dinyatakan sebagai ;   E I M Dengan ; ρ E I M = jari-jari kelengkungan = modulus elastisitas kawat = momen inersia dari penampang kawat = momen lengkung
  • 73. DminI 2 2    M .    EI .    E    E I 2  Tegangan tarik atau tekan terjadi ketika membengkokkan kawat lurus pada serat yang terluar yang berada pada jarak δ/2 dari pusat. Pengalaman memperlihatkan bahwa momen lentur akan lebih rendah nilainya dan rumus untuk σ harus dikoreksi dengan faktor khusus yang berbeda menurut jenis pintalan dan kondisi operasi. Nilainya berkisar 3/8 minmin  S  3   S   E'* F 8 E D F D 
  • 74. Tali hannya diperiksa satu kali terhadap tegangan tarik, rumus ; K = tarikan maksimum yang diijinkan tali, kg. = Kekuatan putus tali sebenarnya, kg S  P Dengan ; S P K = faktor keamanan sesuai jenis mekanisme dan kondisi Tarikan kerja maksimum pada bagian tali dari sistem puli beban Sw, dihitung dengan rumus ; Dengan ; Q n η η1 = berat muatan yang diangkat, kg = jumlah muatan puli yang menyangga muatan = efisiensi puli = efisiensi yang disebabkan kerugian tali karena kekakuan, 0,98 LITERATUR N. RUDENKO n ..1 Q Sw 
  • 75. Diameter drum atau puli minimum yang diizinkan D  e1 . e2 .d Dengan ; D d e1 = diameter drum dan puli pada dasar alurnya, mm = diameter tali, mm = faktor yang tergantung pada alat pengangkat dan kondisi operasi = faktor yang tergantung pada konstruksi talie2
  • 76. Efisiensi Tabel 8 EFISIENSI PULI Puli Tunggal Jumlah alur Jumlah puli yang berputar Gesekan Jumlah pada Jumlah puli yang permukaan alur berputar puli (faktor resisten satu puli) Gesekan anguler pada permukaan puli (faktor resisten satu puli 2 1 4 2 0,951 0,971 3 2 6 4 0,906 0,945 4 3 8 6 0,861 0,918 5 4 10 8 0,823 0,892 6 5 12 10 0,784 0,873
  • 77. Tabel 9 Harga Minimum Faktor k dan e1 yang diizinkan TIPE ALAT PENGANGKAT Digerak kan oleh: Kondisi pengoperasian Faktor K Faktor e1 1. Lokomotif,caterpilar-mounted, traktor dan truk yang mempunyai crane pilar (termasuk excavator yang dioperasikan sebagai crane dan pengangkat mekanik pada daerah konstruksi dan pekerjaan berkala. 2. Semua tipelain dari crane dan pengangkat mekanis 3. Derek yang dioperasikan dengan tangan, dengan kapasitas beban terangkat diatas 1 ton yang digandeng pada berbagai peralatan otomotif (mobil, truk, dan sebagainya). 4. Pengangkat dengan troli 5. Penjepit mekanis (kecuali untuk puli pada grabs) untuk pengangkat mekanis pada no.1 6. Idem untuk pengangkat mekanik pada no.2 Tangan Daya Daya Daya Tangan Daya Daya - - - - Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat - - - - 4 5 5,5 6 4,5 5 5,5 6 4 5,5 5 5 16 16 18 20 18 20 25 30 12 20 20 30
  • 78. Tabel 10 Harga faktor e 2 yang tergantung pada konstruksi tali Konstrusi Tali Faktor e2 Biasanya 6 x 19 = 114 + 1 poros Posisi berpotongan………………………………………………………… Posisi sejajar………………………………………………………………. Compound 6 x 19 = 114 + 1 poros a). Warrington Posisi berpotongan…………………………………………………….. Posisi sejajar…………………………………………………………… b). Seale Posisi berpotongan…………………………………………………….. Posisi sejajar…………………………………………………………… Biasanya 6 x 37 = 222 + 1 poros Posisi berpotongan………………………………………………………… Posisi sejajar………………………………………………………………. 1,00 0,90 0,90 0,85 0,95 0,85 1,00 0,90
  • 79. CONTOH PEMAKAIAN TALI BAJA PADA LINGKUNGAN LAUT S kelenturan + Kurang ++ Baik Type Struktur dan diameter Contoh penerimaan S 7 x 7 (6/1) Inti tengah : baja � 12 sampai 28 mm Standing rigging + 6 x 7 ( 6/1 ) Inti tengah : tekstil � 8 Sampai 16 mm Standing rigging Harp untuk trawler kecil Kapal-kapal kecil + 6 x 12 (12/fibre) Inti tengah : strand cores, serat, � 8 sampai 16 mm 8ridle dan warp pada trawl kecil Morring dan running rigging ++ 6 x 19 (9/9/1) Inti tengah : darl baja atau textil, � 16 - 30 mm Tali penarik trawl (warp) + 6 x 19 (12/6/1) Inti tengah : darl tekstil � 8 sampai 30 mm Tali penyapu (sweep) dan warp pada trawl Running rigging + 6 x 24 (15/9/fibre) Inti tengah : darl tekstil Running rigging Tali penyapu (sweep) dan warp pada trawl Running rigging + 6 x 37 (18/12/6/1) Inti tengah : dari tekstil � 20 sampai 72 mm Purse wire Morring dan running Rigging mooring ++
  • 80.
  • 81. Penggulungan ke gelondongan tergantung pada arah pilinan tali Lebar sheaves dibanding diameter tali baja
  • 82. Klem tali baja harus dipasang dengan baut pada bagian tali baja yang tengah
  • 83. Contoh Sebuah tali baja digunakan pada crane yang digunakan untuk menarik beban (S) 400 kg dengan sistem penggerak menggunakan satu buah puli yang digerakkan oleh daya (motor). Dalam operasinya tali mengalami 5 kali lengkungan. Jika diketahui kekuatan tarik tali 150 kg/mm2. Jumlah kawat untuk setiap tali 222 buah. Modulus elastisitas yang dikoreksi sebesar 800.000 kg/cm2. Hitung penampang berguna tali (cm2) Penyelesaian ; cm2 Dmin 1,5 i b  d . E' K S F 