2. MOTOR MEKANISME PENGANGKATAN
Tenaga penggerak yang dapat digunakan dalam
perancangan suatu pesawat pengangkat ada bermacam –
macam jenis, antara lain
1.Penggerak daya hidrolik
2.Penggerak daya pneumatik
3.Penggerak daya mesin uap
4.Penggerak daya motor bakar
5.Penggerak daya motor listrik
4. TENAGA PENGGERAK
Tenaga penggerak menggunakan tenaga daya motor listrik.
Besarnya daya yang dibutuhkan oleh elektromotor dapat
dihitung dengan rumus :
ηtot= efisiensi mekanis
v = Kecepatan angkat, direncanakan
Q = Beban Angkat Total
5. TENAGA PENGGERAK
Jika
• ηtot= efisiensi mekanis pengangkat, diasumsikan 0,8 dengan tiga
pasang roda gigi
• v = Kecepatan angkat, direncanakan v = 1,5 m/menit = 0,025
m/det
• Q= beban angkat total 133.000 kg sehingga,
6. MOMEN GAYA MOTOR
Untuk daya N = 55,4 Hp untuk elektromotor dengan
putaran 560 rpm disesuaikan dengan standart, jumlah
kutub enam buah, momen girasi motor (GD rot =
0,22kg/m2).
Momen gaya ternilai dari motor (Mrated)
Nrated = daya motor
Mrated = Torsi motor
n = Putaran Motor
8. TEGANGAN TARIK YANG
DIIZINKAN
Bahan poros penggerak dipilih S50C dengan kekuatan tarik bahan σ = 7500 kg/cm2.
Tegangan tarik yang diizinkan adalah :
k = faktor keamanan untuk pengangkat kran, diambil k = 8
Tegangan puntir yang diizinkan
9. DIAMETER POROS PENGGERAK
Maka diameter poros penggerak adalah
Dipilih diameter poros penggerak dp = 38 mm yang diambil dari tabel standar
10. MOMEN GIRASI KOPLING
Momen girasi kopling dapat dicari dengan rumus :
G = percepatan gravitasi, g = 9,81 m/det2
I = momen inersia kopling, I = 0,78 kg.cm2
11. MOMEN GIRASI ROTOR DAN KOPLING
PADA POROS MOTOR
Momen girasi rotor dan kopling pada poros motor adalah
Momen gaya dinamis (M dyn) dapat dihitung
12. Momen gaya motor yang diperlukan untuk start adalah :
Momen statis poros motor adalah
13. Pemeriksaan motor terhadap beban
Dari perhitungan didapat harga di atas maka pemakaian motor aman terhadap beban
lebih.
14. KOPLING PADA CRANE
KOPLING TETAP ADALAH ELEMEN MESIN YANG BERFUNGSI MENERUSKAN
DAYA DAN PUTARAN DARI POROS PENGGERAK KE POROS YANG
DIGERAKKAN SECARA PASTI (TANPA SLIP), DIMANA SUMBU KEDUA
POROS TERSEBUT TERLETAK PADA SUATU GARIS LURUS ATAU DAPAT
SEDIKIT BERBEDA SUMBUNYA. CRANE DIRENCANAKAN MEMAKAI SEBUAH
KOPLING JENIS FLENS KAKU, GAMBAR DIBAWAH MENUNJUKKAN BENTUK
DARI KOPLING FLENS YANG DIRENCANAKAN.
15. DATA-DATA AWAL PERENCANAAN :
• DAYA MOTOR (P) = 55,4 HP = 40,7 KW
• PUTARAN MOTOR (N) = 560 RPM
KOPLING
dimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2
Diameter poros (D) = 38 mm (Perhitungan Sebelumnya)
16. Diameter lubang D = 38 mm, dari table dibawah diperoleh diameter terluar kopling A =
145,2 mm, lebar kopling H = 32,5 mm, panjang dudukan poros L = 51,5 mm, diameter
luar dudukan poros C = 67,4 mm, diameter lobang baut d = 11 mm, diameter jarak pusat
lobang baut B = 103 mm, G = 128 mm, F = 18,5 mm, K = 4,5 mm dan jumlah baut n = 6
baut
Bahan kopling dipilih dari besi cor kelabu (FC 20) dengan kekuatan tarik bahan σb = 20
kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan σb = 70
kg/mm2
17. Tegangan geser pada baut dengan efektivitas baut 50 % (jumlah baut yang menerima beban
terbagi merata hanya 3 buah) dapat dicari dengan persamaan :
dimana : d = diameter baut, sesuai dengan diameter
lobang baut yang disarankan untuk kopling dengan
diameter 38,8 mm sebesar 11 mm,
Tegangan geser izin untuk baut dari baja karbon adalah
Harga Sf1 =6 dan Sf2 =2 adalah faktor
keamanan terhadap kelelahan puntir
dan konsentrasi tegangan.
18. Tegangan geser pada kopling, dicari dengan rumus :
harga-harga dimensi kopling dipakai disini, sehingga
Tegangan geser izin bahan baja karbon cor sebesar :
Dari perhitungan dapat dilihat bahwa tegangan geser izin kopling lebih besar
daripada tegangan geser yang terjadi sehingga kopling aman buat dipakai