SlideShare a Scribd company logo
1 of 243
Download to read offline
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT &
ANGKUT
2/26/2014Teknik Mesin PNL
TM336304 / 2SKS, 4JAM
Konsentrasi Perancangan / Semester VI
Muhammad Razi, ST, MT
Assalamua’laikum Wr.Wb
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
Teknik Mesin PNL2/26/2014
Tujuan : Membekali mahasiswa tentang
wawasan dan pengetahuan Pesawat Pemindah
Bahan dan Penerapannya dalam pemecahan
masalah Mengangkat dan Mengangkut Beban.
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
Teknik Mesin PNL2/26/2014
Materi :
• Pesawat Pemindah Behan
• Komponen-komponen Sistem Pengangkat
• Alat Pengantung Beban
• Alat-alat Pengangkat dan Pemindah Bahan
• Crane
• Crane Tetap
• Crane Jalan
• Crane Menara
• Crane Jembatan
• Crane Khusus
• Lengan
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
Teknik Mesin PNL2/26/2014
Referensi :
• A. Muin Syamsir, Pesawat-pesawat Pengangkat, PT. Pradnya Paramita, Jakarta,
1995.
• Baslim Abbas, Pesawat-pesawat Bahan, Naskah Ir. Je De Vier, Buku Teknik M
Stam, Jakarta, 1986.
• Daryanto, Alat Pesawat Pengangkat, PT. Rineka Cipta, Jakarta,1992.
• M. J. Djoko Setyardjo, Mesin Pengangkat I, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1993.
• N. Rodenko, Mesin Pemindah Bahan, Erlangga, Jakarta, 1992.
• Suarpradja Tedja, Alat Pengangkat I, Jakarta, 1978.
• Spivakovsky, Conveyor and Related Equipment.
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
Teknik Mesin PNL2/26/2014
Ketentuan Perkuliahan :
• Jumlah Tatap Muka di kelas : 16 X
• Kewajiban hadir kuliah minimal 80 %
• Keterlambatan kuliah maksimum 20 menit (5X)
• Bobot nilai : Tugas = 15 %, Quiz = 20%, UTS =
25 % dan UAS = 40 %
Pesawat Pemindah Bahan
Pesawat Pengangkat Pesawat Pengangkut
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Alat-alat Pengangkat
Mesin-mesin Pengangkat
Ban-ban Pengangkut
Lori-lori Pengangkut
Pesawat Pengangkat
Alat-alat Pengangkat Mesin-mesin Pengangkat
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
Pesawat Pengangkat :
Kelompok mesin dengan peralatan pengangkat
yang bertujuan untuk memindahkan muatan
dengan besar dan jarak yang terbatas.
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Transport Equipment. Peralatan yang digunakan untuk
memindahkan material dari satu lokasi ke lokasi yang lain
(contoh, antara tempat kerja, antara tempat pemuatan dan tempat
penyimpanan,dll) . Katagori utama dari alat transport adalah
conveyors, cranes, and industrial trucks.
Alat-alat Pengangkat :
Alat pengangkat adalah semua alat
(yang tidak berpesawat) yang
berfungsi sebagai alat pengangkat
beban (memindahkan dalam jarak
yang relatif dekat) dan digerakkan
dengan tangan (manual).
Teknik Mesin PNL2/26/2014
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
PESAWAT PENGANGKAT
Contoh:
 Dongkrak (Roda gigi,
sekrup, hidrolik,
pneumatik, tuas dan
lain-lain)
 Sistem puli tangan
 Lir tangan (Hand
Winch)
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Mesin-mesin Pengangkat :
Mesin-mesin pengangkat adalah alat
pengangkat yang diberi berpesawat
(Mekanisme) dan yang digerakkan
dengan mesin (Listrik, motor bakar,
turbin uap dan sebagainya).
Teknik Mesin PNL2/26/2014
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
PESAWAT PENGANGKAT
Contoh:
 Dongkrak (Hidrolik,
pneumatik dan listrik)
 Lir Bermesin
 Crane
 Elevator (lift)
 Eskalator
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Escalator
Elevator
Lir mesin
2/26/2014Teknik Mesin PNL2/26/2014
Industrial Trucks Crane
Grafity roller
Conveyor
2/26/2014Teknik Mesin PNL
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
Pesawat Pengangkut :
Kelompok mesin yang mungkin tidak mempunyai
peralatan pengangkat yang dapat
memindahkan muatan secara berkesinambungan
dan jarak yang relatif jauh.
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
Ban-ban Pengangkut :
Ada lima macam ban pengangkut, yaitu:
1. Konveyor Ban (Belt Conveyor)
2. Konveyor Ban berpasak metal (Conveyor with
metal cleat belt)
3. Konveyor Keranjang (Bucket Conveyor)
4. Konveyor Goyang (Vibration Conveyor)
5. Konveyor Sekrup (Screw Conveyor)
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
Lori-lori Pengangkut
Ada lima macam lori pengangkut, yaitu:
1. Truk, Traktor dan Trailer
2. Lori Spur
3. Lori Lir dan Kapstan
4. Lori Kabel (Cable Car)
5. Kereta Kabel (Sky Van)
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
Faktor-faktor teknis ini digunakan dalam menentukan pilihan jenis alat-
alat yang dapat dipakai pada proses penanganan bahan adalah :
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Dasar Pemilihan Pesawat Pengangkat dan Pesawat Pengangkut
1. Jenis dan sifat muatan yang akan ditangani
2. Kapasitas per jam yang dibutuhkan
3. Arah dan jarak perpindahan
4. Cara menyusun muatan pada tempat asal, akhir dan antara
5. Karakteristik proses produksi yang terlibat dalam pemindahan
muatan
6. Kondisi lokal yang spesifik
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Pemilihan peralatan pengangkat/pengangkut juga
ditentukan oleh:
1. Pertimbangan kemungkinan pengembangan perusahaan
2. Jangka waktu penggunaan alat tersebut (permanen atau
temporer)
3. Jenis sumber energi yang tersedia
4. Masalah sanitasi
5. Keselamatan dan kenyamanan kerja
6. Ekonomi / Investasi awal (Capital Outlay) dan biaya
operasional (Operational Cost)
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Biaya investasi awal meliputi:
1. Biaya peralatan (The cost of equipment)
2. Biaya pemasangan (eraction)
3. Biaya pengangkutan (Transportation)
4. Biaya konstruksi (termasuk instalasi dan operasi)
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Biaya operasional mencakup :
1. Upah dan gaji (Wage and salary) dari pekerja,
ditambah dengan tunjangan lain (Tunjangan
sosial/social service).
2. Biaya untuk listrik yang dipakai
3. Biaya untuk pelumasan, pembersihan (Wiping),
pemboran (Rigging), peralatan khusus lainnya,
bahan, dan sebagainya.
4. Biaya perbaikan dan pemeliharaan
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Pesawat pengangkat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa karakteristik :
1. Rancangan
2. Tujuan Penggunaan
3. Tipe
4. Pergerakan / Karakteristik Kinematik
5. Cara Beraksi
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
Kharakteristik (Parameter Teknik) yang utama dari
sebuah pesawat pengangkat adalah:
1. Kapasitas angkat (Lifting Capacity)
2. Berat mati dari pesawat ( Dead Weight)
3. Kecepatan dari berbagai gerakan
4. Tinggi pengangkatan (Lifting Height)
5. Ukuran-ukuran geometris (Geometrical Dimention)
dari pesawat seperti rentangan (Span),
jangkauan dan sebagainya
PERLENGKAPAN PENGANGKAT
Kelompok perlengkapan pengangkat berikut ini
mempunyai cirri khas yang berbeda, antara lain:
Mesin pengangkat adalah kelompok mesin yang
bekerja secara periodic yang didesain sebagai peralatan
swa-angkat, atau untuk mengangkat dan memindahkan
muatan atau sebagai mekanisme tersendiri bagi crane
atau elevator.
Crane adalah gabungan mekanisme pengangkat secara
terpisah dengan rangka untuk mangangkat atau sekaligus
mengangkat dan memindahkan muatan yang dapat
dugantungkan secara bebas atau diikatkan pada crane.
Elevator adalah kelompok mesin yang bekerja secara
periodic untuk mengangkat muatan pada jalur pandu
tertentu.
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
TIPE UTAMA ALAT PENGANGKAT
ALAT PENGANGKAT
Mesin pengangkat Crane Elevator
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
JENIS UTAMA CRANE
CRANE
Crane putar yang diam
Crane yang bergerak pada rel
Crane tanpa lintasan
Crane yang dipasang di atas traktor rantai
Crane tipe jembatan
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
KARAKTERISTIK UMUM MESIN PENGANGKAT
Parameter teknis mesin pngangkat adalah:
kapasitas angkat, berat mati mesin tersebut,
kcepatan berbagai gerakan mesin, tinggi
angkat dan ukuran geometris mesin tersebut,
bentangan, panjang dan lebar, dan
sebagainya.
dengan:
n – jumlah siklus mesin per jam
Q – berat muatan, dalam ton
jamtonnQQhr /=
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Dengan :
V – kapasitas ember, alat pencengkeram dan
sebagainya dalam meter kubik
Ψ – faktor pengisian
γ – berat jenis dalam ton/m3
ψγVQ =
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Dengan:
Q – berat muatan, dalam ton
G – berat ember atau penahan, dalm ton
Dengan:
Σ ti – total waktu yang dibutuhkan
tonGQQ )( +=
∑
∑
=
1
3600
t
n
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Semua jenis crane dan mesin penangkat dapat dibagi lagi
menjadi empat kelompok sesuai dngan kondisi operasi dan
gabungan faktor berikut:
- beban pada mesin
- penggunaan mesin harian dan tahunan
- faktor kerja relatif (jangka waktu mesin dihidupkan DF%)
- temperatur sekitar
2/26/2014Teknik Mesin PNL
KARAKTERISTIK KERJA
KONDISI
OPERASI
Penggunaan mesin rata-rata (mean)
Beban
K beban
Waktu Faktor
kerja
DF%
Tem-
Peratur
Sekitar °C
K
tahun
K hari
Ringan (L)
Sedang (M)
Berat (H)
Sangat Berat
(VH)
0.5
0.5
0.5
0.5
0.25
0.
0.75
1.0
0.33 (shift
satu0
0.67 (shift dua)
0.67 (shift dua)
1.0 (shift tiga)
15
25
40
40
25
25
25
45
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Nilai-nilai ini ditentukan dari operasi rata-rata atau data
desain.
Kerja Nominal Ringan Sedang Berat Sangat
Berat
Jumlah perubahan
operasi
per jam …….. 60 120 240 300-
720
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
PERLENGKAPAN KHUSUS PERMUKAAN DAN OVERHEAD
Truk tanpa rel adalah fasilitas transportasi permukaan
yang bergerak diatas jalur rel yang sempit
Kendaraan yang berbadan sempit adalah fasilitas
transportasi permukaan yang bergerak di atas jalur rel
yang sempit
Peralatan penanganan silang adalah fasilitas transportasi
permukaan yang memindahkan kereta rel di dalam ruang
lingkup suatu perusahaan
Sistem lintasan overhead adalah struktur jalur
pembawa/pemindah tau kabel tempat truk yang
bermuatan tersebut bergerak
2/26/2014Teknik Mesin PNL
KARAKTERISTIK UMUM FASILITAS TRANSPORTASI
PERMUKAN DAN OVERHEAD
Peralatan permukaan dan overhead
Truk tanpa rel
Kendaraan yang berbadan sempit
Peralatan untuk penanganan silang
Sistem lintasan overhead
2/26/2014Teknik Mesin PNL
PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PENANGANAN
BAHAN
Fasilitas transpor dipilih sedemikian rupa agar sesauai
dengan laju aliran bahan yang menggambarkan sistem
umum dari gerak bahan, barang setengah jadi dan produk
pada departemen atau pabrik tersebut.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
BAB 3
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 1. Rantai Lasan
rantai lasan (welded) terbuat dari
jalinan baja oval yang berurutan.
Ukuran utama rantai (gambar 7)
adalah : kisar (t), sama dengan
panjang bagian dalam mata rantai
lebar luar (B), dan diameter batang
rantai (d). tergantung pada
perbandingan kisar dan diameter
batang rantai, rantai lasan
diklasifikasikan menjadi rantai mata
pendek (t ≤ 3d) dan rantai mata
panjang (t > 3d).
Gambar 7. ukuran
utama mata rantai
beban
Gambar 8.mata
rantai
menghubungkan
rantai beban..
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Rantai lasan terbuat dari baja CT. 2 dan CT. 3. Mata rantai untuk rantai lasan
dibentuk dengan berbagai macam metode,yaitu pengelasan tempa dan
pengelasan tahanan listrik. Dengan pengelasan tempa mata rantai dibuat dari
satu batang baja, sedangkan bila menggunakan las tahanan listrik mata rantai
terbuat dari dua potong baja lengkung yang dilas temu.
Rantai lasan digunakan untuk mesin pengangkat kapasitas kecil (katrol,
Derek, dan crane yang digerakan tangan), & sebagai perabot pengangkat
utama
Rantai lasan mempunyai kelemahan yaknik berat, rentan terhadap sentuhan
dan beban lebih, kerusaan yang tiba-tiba, keausan yang berlebihan pada
sambungan antar mata rantai , dan hanya digunakan untuk kecepatan
rendah
Keunggulannya ialah flexible untuk semua arah, dapat menggunakan puli
dan drum dengan diameter yang kecil serta desain dan pembuatan yang
sederhana
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Rumus umum untuk memilih
tegangan tarik rantai adalah :
Ss =
Dengan
Ss = beban aman yang diterima rantai, dalam
kg
Sbr = beban putus dalam kg
K = Faktor keamanan
K
Sbr
Intensitas keausan yang terjadi pada rantai tegantung pada factor
berikut : perbandingan kisaran rantai dengan drum atau puli rantai,
tegangan kecepatan puli rantai, sudut belok relative bila rantai
tersebut melewati pulinya, keadaan lingkungan kerja dan
sebagainya.
Rantai las tempa selalu putus pada bagian lasnya. Pada rantai las tahanan
listrik yang bermutu tinggi, biasanya mata rantai putus berbentuk putus
miring dengan penampang yang bersudut kecil terhadap sumbu memanjang
rantai, yang bermula pada bagian bagian tepi batas permukaan kontak mata
rantai yang dihubungkan.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 2. Rantai Rol
rantai rol terdiri atas pelat
yang dihubung-
engsel pana pena
(gambar 9). Rantai untuk
beban ringan terbuat dari
dua keping plat saja,
sedangkan untuk beban berat
dapat menggunakan
sampai lebih dari 2
keping pelat
Gambar 9 rantai rol
Rantai rol mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan
rantai lasan. Karena rantai rol padat maka keandalan operasinya
jauh lebih tinggi dibandingkan rantai lasan. Rantai rol mempunyai
flexisibelan yang baik sehingga dapat dipakai pada sprocket
dengan diameter lebih kecil dan jumlah gigi yang lebih sedikit. Hal
ini akan mengurangi ukuran mekanisme dan sekaligus mengurangi
harganya. Juga, gesekan pada rantai rol jauh lebih kecil
dibandingkan dengan rantai lasan dengan kapasitas angkat yang
sama. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
Kecepatan maximum rantai rol ditentukan oleh standar Negara dan tidak
boleh melebihi 0.25 mm/detik.
Nilai factor keamanan K, rasio dan jumlah gigi sprocket untuk rantai las
dan rol diberikan pada table 4.d
D
Table 4
Data rantai yang terseleksi
Rasi
o
d
D
RANTAI
Digeraka
n
Factor K
keamana
n
Jumlah
minimu
m gigi
pada
sprocke
t
Dilas dikalibrasi dan tidak dikalibrasi
…………............
dilas dikalibrasi pada katrol
…………………..............................
dilas tidak dikalibrasi tidak mengikat
beban
Dilas tidak dikalibrasi tidak mengikat
beban
Roller
Tangan
Daya
Tangan
Daya
……
……
……
3
6
4.5
8
6
5
5
20
30
20
30
….
….
….
5
5
…..
…..
…..
…..
8
2/26/2014Teknik Mesin PNL
3. Tali Rami
Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin
pengangkat yang
digerakan tangan (puli tali) karena sifat mekanisnya yang
lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah, mudah rusak oleh
benda tajam, pengaruh lingkungan dan sebagainya)
Berdasarkan metode pembuatan pembuatan dan jumlah untaian tali rami
dikelompokan menadi tali polos dan tali kabel. Yang terakhir terbuat dari
lilitan 3 buah lilitan yang berbeda. Tali sering dicelupkan pada aspal untuk
mengurangi pelapukan. Walaupun tali rami yang dicelupkan pada aspal
lebih tahan terhadap pengaruh cuaca, namun jauh lebih berat dan lebih
kurang flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali biasa.
Kekuatan putusnya membagi tali rami menjadi dua kelas : kelas 1 dan kelas
2.
Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai
rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan
untaian harus berlawanan dengan serabut.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Pemilihan tali rami. Tali rami dipilih hanya berdasarkan kekuatan tariknya
berdasarkan rumus :
br
d
S σ
π
4
2
=
dengan :
d = Diameter keliling dari untai, dalam cm
S = Beban pada tali, dalam kg
 4. TALI BAJA
Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. Lebih ringan;
2. Lebih tahan terhadap sentakan;
3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi;
4. Keandalan operasi yang tinggi.
Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σ= 130 sampai 200
kg/mm2. Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas
tertentu dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat
mekanis kawat baja yang tinggi.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi :
1) Tali pintal silang atau tali biasa;
2) Tali pintal parallel atau jenis lang;
3) Tali komposit atau pintal balik.
Tali Baja Serba Guna. Tali yang terdapat
pada Gambar 13 adalah tali baja konstruksi
biasa (kawat seragam) yang berupa kawat
anyaman kawat yang sama diameternya
Gambar 13. Lapisan serat tali baja.
Tali Baja Anti-Puntir.
Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat
dan untaian dibentuk sesuai dgn
kedudukannya didalam tali. Akibatnya tali
yang tidak dibebani tidak akan mengalami
tegangan internal. Tali ini tidak mempunyai
kecenderungan untuk terurai walaupun ujung
tali ini tidak disimpul
Jenis Tali Baja Puntir mempunyai
keunggulan sebagai berikut :
1. Distribusi beban yang merata
pada setiap kawat sehingga
tegangan internal yang terjadi
minimal.
2. Lebih fleksibel.
3. Keausan tali lebih kecil bila
melewati puli dan digulung pada
drum, karena tidak ada untaian
atau kawat yang menonjol pada
kontur tali, dan keausan kawat
terluar seragam; juga kawat yang
putus tidak akan mencuat keluar
dari tali.
4. Keselamatan operasi yang lebih
baik.
Gambar 15. Tali anti-puntir dan tali biasa
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan. Tali ini (Gambar 16) dipakai pada
crane yang bekerja pada tempat yang mengalami banyak gesekan dan abrasi.
Biasanya tali ini tebuat dari lima buah untaian yang dipipihkan dengan inti kawat
yang juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti yang terbuat dari rami
Gambar 16. Tali dengan untaian yang dipipihkan.
Tali dengan Anyaman Terkunci. Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan
kereta gantung. Tali ini mempunyai keunggulan dalam hal permukaan yang halus,
susunan kawat yang padat dan tahan terhadap keausan, kelemahannya adalah
tidak fleksibel.
Gambar 17. Lilitan tali yang dikunci.
Cara mengukur diameter luar tali dapat dilihat pada Gambar 19, yaitu dengan
mengukur dua untaian yang berlawanan letaknya.
Gambar 19. Cara mengukur diameter
tali
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tabel 5
Tali Rami untuk Pengangkat
Faktor mula-
mula KONSTRUKSI TALI
dari
keama
nan 6 x 9 = 114 + 1c* 6 x 37 = 222 + 1c*
tali terhadap
Posisi
berpoto
ngan
Posisi
sej
aj
ar
Posisi
berpoto
ngan
Posisi
sej
aj
ar
tegangan
Jumlah serat patah sepanjang satu tingkatan setelah tali
tertentu dibuang
kurang 9 14 7 23 12
'9 - 10 16 8 26 13
'10 -
12 18 9 29 14
'12 -
14 20 10 32 16
diatas 16 24 12 38 19
Tabel 6
Tali Untuk Crane dan Pengangkat
Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa umur tali sangat
dipengaruhi oleh kelelahan. Umur tali dapat ditentukan dengan
memakai perbandingan (Dmin adalah diameter minimum puli atau drum
dan d ialah diameter tali) dan (δ -diameter kawat pada tali).
d
Dmin
δ
minD
Jumlah lengkungan dapat ditentukan dengan cukup akurat bila kita membuat suatu
diagram seperti jenis yang ditentukan dalam Gambar 21.
Gambar 21. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan satu puli penggerak.
Faktor
mula-mula
dari
keamanan
tali
terhadap
tegangan
KONSTRUKSI TALI
6 x 19 = 114
+ 1c
6 x 37 = 222
+ 1c
6 x 61 = 366
+ 1c
18 x 17 = 342
+ 1c
Posis
i
berp
oto-
ngan
Posis
i
sejaj
ar
Posis
i
berp
oto-
ngan
Posis
i
sejaj
ar
Posis
i
berp
oto-
ngan
Posis
i
sejaj
ar
Posis
i
berp
oto-
ngan
Posis
i
sejaj
ar
Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali dibuang
Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18
6-7 14 7 26 13 38 19 38 19
Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Sistem puli yang banyak digunakan dan jumlah lengkungannya dapat dilihat pada
Gambar 23
Gambar 23. menentukan lengkungan untuk berbagai sistem puli
pengangkat
Tabel 7 menunjukkan nilai sebagai fungsi jumlah lengkungan.
Tabel 7
d
Dmin
Jumlah
lengk
unga
n
Jumlah
lengk
ungan
Jumlah
leng
kun
gan
Jumlah
lengk
ungan
1 16 5 26,5 9 32 13 36
2 20 6 28 10 33 14 37
3 23 7 30 11 34 15 37,5
4 25 8 31 12 35 16 38
Tabel 8
EFISIENSI PULI
Puli Tunggal Puli Ganda Efisiensi
Jumlah alur
Jumlah puli yang
berputar
Jumlah alur
Jumlah puli
yang
berput
ar
Gesekan pada
permukaan
puli (faktor
resisten
satu puli)
Gesekan anguler pada
permukaan
puli (faktor
resisten satu
puli
2 1 4 2 0,951 0,971
3 2 6 4 0,906 0,945
4 3 8 6 0,861 0,918
5 4 10 8 0,823 0,892
6 5 12 10 0,784 0,873
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tabel 9
Harga Minimum Faktor k dan e1 yang diizinkan
TIPE ALAT PENGANGKAT
Digerakkan oleh: Kondisi pengoperasian Faktor
K
Faktor e1
1. Lokomotif,caterpilar-mounted, traktor dan truk
yang mempunyai crane pilar (termasuk excavator
yang dioperasikan sebagai crane dan
pengangkat mekanik pada daerah konstruksi dan
pekerjaan berkala.
2. Semua tipelain dari crane dan pengangkat
mekanis
3. Derek yang dioperasikan dengan tangan, dengan
kapasitas beban terangkat diatas 1 ton yang
digandeng pada berbagai peralatan otomotif
(mobil, truk, dan sebagainya).
4. Pengangkat dengan troli
5. Penjepit mekanis (kecuali untuk puli pada grabs)
untuk pengangkat mekanis pada no.1
6. Idem untuk pengangkat mekanik pada no.2
Tangan
Daya
Daya
Daya
Tangan
Daya
Daya
-
-
-
-
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan sangat berat
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan sangat berat
-
-
-
-
4
5
5,5
6
4,5
5
5,5
6
4
5,5
5
5
16
16
18
20
18
20
25
30
12
20
20
30
Tabel 10
Harga faktor e 2 yang
tergantung pada
konstruksi tali
Konstrusi Tali
Faktor e2
Biasanya 6 x 19 = 114 + 1 poros
Posisi berpotongan…………………………………………………………
Posisi sejajar……………………………………………………………….
Compound 6 x 19 = 114 + 1 poros
a). Warrington
Posisi berpotongan……………………………………………………..
Posisi sejajar……………………………………………………………
b). Seale
Posisi berpotongan……………………………………………………..
Posisi sejajar……………………………………………………………
Biasanya 6 x 37 = 222 + 1 poros
Posisi berpotongan…………………………………………………………
Posisi sejajar……………………………………………………………….
1,00
0,90
0,90
0,85
0,95
0,85
1,00
0,90
2/26/2014Teknik Mesin PNL
5. PERHITUNGAN DAYA TAHAN (KEKUATAN BATAS KELELAHAN)
TALI KAWAT BAJA DENGAN METODE PROFESOR ZHITKOV
Metode perhitungan daya tahan tali kawat yang dijelaskan berikut dihasilkan oleh
penelitian bertahun-tahun yang dilakukan di hammer dan sickle works. berbagai
konstruksi tali yang berdiameter dari 3 mm sampai 28 mm diuji dengan tiga unit mesin
khusus untuk menentukan metalurgi, produksi, desain dan operasi yang mempengaruhi
kekuatan tali.
Pada tahap pertama, karakteristik umur tali dikumpulkan dari semua pengujian dalam
bentuk grafik yang menghasilkan hubungan
z = ƒ1(σ) dan z = ƒ2( )
Data ini kemudian dipakai untuk menggambarkan suatu diagram yang menunjukkan
hubungan σ = ƒ3 ( ) dengan berbagai jumlah lengkungan tali (gambar 24) dan untuk
mendapatkan secara matematis rumus desain:
A = = mσCC1C2
Gambar.24 Diagram untuk menentukan jumlah lengkungan tali
d
D
d
D
d
D
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Bila kita mengetahui kondisi operasi mekanisme pengangkat, dan telah menentukan
umur tali, kita dapat menentukan jumlah lengkungan yang diperbolehkan z1 dengan
rumus :
z1 = a z2 N β
dengan :
N = umur tali dalam bulan
a = jumlah siklus kerja rata-rata per bulan
z2= jumlah lengkungan berulang per siklus kerja (mengangkat dan menurunkan)
pada tinggi pengangkatan penuh dan lengkungan satu sisi.
β = faktor perubahan daya tahan tali akibat mengangkut muatan lebih rendah dari
tinggi total dan lebih ringan dari muatan penu
Gambar 26. Penggantungan pada sistem puli
majemuk
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Gambar 28 menunjukan faktor-faktor utama yang mempengaruhi mutu tali kawat ba
2/26/2014Teknik Mesin PNL
6. PENGIKATAN RANTAI DAN TALI
 Pengikatan Rantai Beban Lasan
 Pengikatan Rantai Rol
 Pengikatan Tali Rami
 Pengikatan Tali Baja
Gambar 29 Metode pengikatan rantai beban
lassan
Gambar 30 Pengikatan rantai roller
beban
Gambar 31 Pengikatan tali
rami
Gambar 32 Pengikatan tali kawat dalam soket
tirus
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Soket Baji. Tali dilewatkan mengitari baji-baja beralur (Gambar 34a) dan diikat
bersama dengan baji kedalam soket rata yang sesuai yang terbuat dari baja tuang.
Beban akan menarik tali kedalam soket dan akan menambah daya ikatnya.
Mata Pengikat. Tali dililitkan mengelilingi mata pengikat (Gambar 34b) dan ujung
bebasnya dililitkan dengan bagian utama tali. Panjang lilitan 1 > 15d dan minimum
sepanjang 500 mm. Gambar 34c menunjukan kait yang diikat pada tali dengan mata
pengikat.
Disamping dililitkan, mata pengikat dapat dikencangkan dengan memakai klip khusus
bulldog (bull-dog clip) atau pengapit pada tali kawat (Gambar 35). Jumlah pengapit
minimum adalah tiga buah. Gambar 36 menunjukan tali kawat yang diikat pada mata
pengikat dengan plat dan baut.
Gambar 34 Baji soket tali (a) dan pengikatan dengan alat berlubang (b,c)
Gambar 36 Tali alat berlubang dengan plat dan sekrup
Gambar 35 Klem bull dog
2/26/2014Teknik Mesin PNL
7. PERABOT PENGGANTUNG BEBAN
 Anduh Rantai. Anduh (sling) ini terbuat dari rantai lasan tak terkalibrasi biasa
dengan mata dan kait untuk penggantungan atau cengkeram berbentuk capit untuk
mengangkat obyek. Juga digunakan rantai tanpa ujung dan rantai lepas dengan
cincin tanpa ujungnya
 Gambar 38a menunjukan rantai tanpa ujung, Gambar 38b rantai lepas dengan
cincin , Gambar 38c - rantai dengan kait dan cincin, Gambar 38d – anduh utas
dua, Gambar 38e cengkeram berbentuk cakar untuk membentuk lingkaran pada
rantai. Gambar 38f menunjukan tong yang diangkat dengan cengkeram rantai
berbentuk capit yang memegang bagian ujung tong
 Anduh rantai terutama digunakan untuk pelayanan kerja berat dan selalu pada
temperatur tinggi. Kecuali dipakai pelindung khusus yang terbuat dari logam lunak
(Gambar 38g), Anduh rantai biasanya akan merusak sudut (ujung) benda yang
dingkat
Gambar 38 Anduh rantai
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Anduh Tali Rami. Tali rami polos yang disimpul mati banyak sekali digunakan untuk
menhan muatan pada kait crane. Kekuatannya jauh lebih rendah dibandingkan
dengan tali baja, tetapi memiliki keluwesan yang lebih tinggi dan mudah diikat
menjadi simpul. Tali rami mudah sekali dirusak oleh ujung tajam benda yang
diangkat dan harus dilindungi dengan bantal linak (Gambar 38g) atau alat
pelindung khusus lainnya (plat sudut). Metode mengikat dengan tali rami dapat
dilihat pada Gambar 39.
 Anduh Tali Kawat Baja. Umumnya beban yang berat umumnya dingkat dengan
anduh tali baja. Dibandingkan dengan rantai, tali baja lebih ringan tetapi terlalu
kaku dan cenderung untuk terpuntir. Di samping itu apabila digunakan untuk
mengangkat benda yang berujung tajam, tali baja akan melengkung terlalu tajam
dan akan cepat aus. Tali baja ini rentan terhadap temperatur yang tinggi. Muatan
yang diangkat oleh anduh tali dan rantai harus diikat dengan aman sehingga tidak
berpindah posisinya sewaktu bergerak.
Gambar 40a menunjukkan anduh tali baja dengan utas tunggal dan gambar
40b menunjukan tali dengan dua dan empat utas.
Gambar 40 anduh serat tali baja2/26/2014Teknik Mesin PNL
ALAT TAMBAHAN
PENANGANAN MUATAN
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Pada crane serbaguna yang mengangkat
berbagai bentuk muatan ditangani dengan
memakai anduh (sling) rantai yang dikatkan
pada kait. Kait tunggal (standar) dan kait
tanduk adalah jenis kait yang paling sering
dipakai untuk keperluan ini. Kadang-kadang
digunakan kait segitiga. Kait standar dan
tanduk dibuat dengan ditempa pada cetakan
rata atau cetakan tertutup atau dapat juga
dibuat dari beberapa plat dengan bentuk kait
yang dijadikan satu.
1. URAIAN UMUM
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Kemampuan Angkat
1. Kait tempa :
 Kait standar sampai 50 ton
 Kait tanduk mulai dari 25 ton ke atas
2. Kait segitiga dan kait berlapis mempunyai kemampuan
angkat diatas 100 ton
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Pada umumnya, muatan
digantung pada anduh
berutas-empat dengan
dua lilitan tali pada kait
(Gambar 61).
Kait sering kali mempunyai
bentuk penampang
tarapesium yang dibuat
lebih lebar di dalam.
Q
Q
Q
P 35,0
45cos4cos
4 ≈
°
==
γ
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Perhitungan Dimensi Kait
Tegangan tarik :
t : kisar ulir
do : diameter luar ulir
d1 : diameter dalam ulir
Tinggi minimum :
σ : tegangan satuan pada jarak y
dari sumbu netral
Q : beban pada kait
F : luas penampang kritis
r : jari-jari kelengkungan pada
daerah kritis
x : faktor bentuk bentuk penampang
4
2
1d
Q
t
π
σ =
( )pdd
Qt
H 2
1
2
0
4
−
=
π
2. KAIT TEMPA STANDAR
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Momen lentur M diasumsikan bernilai positif bila
menyebabkan kelengkungan kait bertambah (jari-jarinya
berkurang) dan bernilai negatif bila kelengkungannya berkurang.
Karena beban cenderung untuk membuka kait, momennya bernilai
negatif (Gambar 62a) :
M = -Qr = -Q (0,5a + e1)
Nilai x didapat dari persamaan :
untuk trapesium dengan sisi b1 dan b2 dan tinggi h akan menjadi
Bila kita mengambil nilai h = a, dan bila dan
maka rumus diatas setelah ditransformasikan akan berbentuk
∫ +
=
2
1
1
e
e
dF
ry
y
F
x
( )
( ) ( )





−−
+
+






+
−
+
+
+−= 21
1
2
2
21
2
21
1
2
1 bb
er
er
nre
h
bb
b
hbb
r
x
( )
( ) ( )[ ] 1109861,15,05,1
13
75
2
−−−−
+
+
= nn
n
n
x
1=
a
h
n
b
b
=
2
1
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
dengan mengabaikan perpindahan sumbu netral relaif terhadap pusat massa
bagian tersebut diperoleh
Dalam keadaan tersebut rumus diatas dapat digunakan untuk mencari
x untuk semua nilai
Denganmendistribusikan nilai M = -Qr = -Q (0,5a + e1),
r = 0,5a + e1, y = -e1 (untuk bagian terdalam yang tertarik) dan y = e2
(untuk bagian terluar yang tertekan) ke dalam rumus (61) dan kita dapatkan
tegangan satuan pada penampang antara titik I dan II.
Tegangan maksimum pada bagian terdalam
Tegangan maksimum pada bagian terdalam
31
2
1
h
n
n
e
+
+
≈
2
1
b
b
( ) ( ) =











+
+
+
−=
+
−
−
+
−=
ry
y
xr
ea
F
Q
ry
y
xFr
eaQ
Fr
eaQ
F
Q 1
1
5,0
1
15,05,0 111
σ
a
e
xF
Q
er
e
xr
ea
F
Q 1
1
1 211
1
5,0
1 =














−
−
+
−=
aman
h
a
e
xF
Q
σσ <
+
=
2
1 2
1
aman
a
e
xF
Q
σσ <= 1
1
21
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Nilai x adalah jarak dari titik O ke garis
vertikal yang bersangkutan; y adalah
panjang garis vertikal di dalam bagian
penampang. Titik-titik terluar ordinat
kemudian dihubungkan dengan suatu
garis. Absis titik pusat penampang
tersebut ditentukan dengan
Dengan ;
f : luas daerah yang dibatasi oleh kurva
F : luas penampang kait
Luas penampang daerah f dan F
ditentukan dengan memaki planimeter.
∫
∫
= h
h
c
ydx
yxdx
x
0
0
Metode Grafik untuk menetukan Faktor x
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Dengan meneruskan prosedur yang sama untuk semua
garis vertikal akan didapatkan sejumlah titik dan bila titik
tersebut dihubungkan, kita akan adapat mencari luas daerah f1
dan f2 pada titik C. Perbedaan f1-f2 akan selalu bernilai negatif.
Luas daerah f1 dan f2 dapat ditentukan dengan memakai
planimeter.
Faktor x akan sama dengan
Jarak antara garis nol (netral) adan garis pusat adalah
Dengan :
ρ : jari-jari kelengkungan titik pusat
( )
F
ff
dF
ry
y
F
x
e
e
21
2
1
21 −
−=
+
−= ∫
x
x
+
=
1
ρ
γ
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Tegangan aman satuan yang didapatkan
dengan rumus (64) dan (65) tidak boleh
melebihi 1500 kg/cm2 untuk baja 20.
Penampang III dan IV diperiksa
kekuatannya pada sudut maksimum yang
diizinkan 2α = 120° dengan cara yang
sama seperti Penampang I dan II. Dengan
mengabaikan gaya geser
perhitungan
untuk gaya dilakuakn dengan
memakai cara yang sama dengan
sebelumnya, tetap memakai nilai r’dan
bukan hubungkan dimensi yang
bersangkutan dari penampang tersebut.
Bagian silindris tangkai kait yang masuk
ke lubang pada bintang-lintang akan
mengalami tegangan tarik. Akan tetapi
tegangan lentur akan timbul akibat salah
stel sebab itu tegangan yang diizinkan
dalam hal ini akan jauh berkembang
2
Q
αtan
2
Q
Tegangan aman
2
a
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Beban digantung pada satu tanduk. Tangkai utama akan dibebani lebih
dari yang diizinkan, tegangan satuan maksimumnya dapat ditentukan
melalui pertimbangan berikut (penampang kritis V-VI)
βcos
2
1
Q
p =
F
pQ
p t
tsh == σβ,sin
2
F
Psh
sh =τDAN
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Tegangan lentur yang timbul dari momen Akibatnya
)
2
(1
da
PMlentur
+
−=
22
1 3)( τσσσ ++=∑ lentur
Contoh soal: Memeriksa tegangan pada bagian
lengkung kait tanduk tempa.
Diketahui: Kapasitas angkat 15 ton; dimensi pada
gambar 66.
1.Beban total 15=Q TON
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
2.Gaya normal pada penampung rumus (69)
adalah:
.750.13
45cos3
77sin00.152
cos3
)sin(2
1 kg
xxQ
P =
°
°
=
+
=
α
βα
3.factor χ
Luas penampang F = 115,8 cm2
Luas daerah tambahan f = 789 cm3. Absis titik
pusat ialah
cm
F
f
xc 8,6
8,115
789
===
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Zambian Luas daerah
Sehingga factor
2
2
2
1 7,1171,5 cmfdancmf ==
104,0
8,115
)7,1171,5(2)(2 21
=
−
−
=
−
−
=
f
ff
x
Jarak antara titik nol dan titik pusat adalah:
cm
x
29,1
104,01
104,08,13
1
=
+
×
=
+
=
ρπ
γ
Jarak antara bagian bagian terdalam
dengan garis nol
cmxe c 51,529,18,61 =−=−= β
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
4.Tegangan satuan adalah
211
1 /900
14
51,52
104,0
1
8,115
750.1321
. cmkg
x
a
e
xF
P
=××==σ
2
21
21
/520
16
2
14
45,10
104,0
1
5,115
750.13
2
1
cmkg
ee
a
e
xF
p
II −=
+
××−=
++
−=σ
Kedua rantai diatas berada dalam batas
yang diizinkan.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
4. KAIT MATA SEGITIGA PADAT
Kait mata pada segitiga padat dipakai pada
crane dengan kapasitas angkat yang besar (di
atas 10 ton), dan hanya kadang-kadang saja
dipakai juga pada crane dengan kapasitas
sedang. Kelmahan kait ini adalah anduh yang
mengangkat muatan harus dilewatkan kedalam
lubang kait tersebut. Kait segitiga ditempa
langsung dari satu potong baja utuh.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Ditinjau dari segitiga luar (eksternal) kait
segitiga dapat ditentukan secara statis, dan dari
segi tegangan kait ditentukan secara statis tak
tentu. Karena lengkungan bagian bawah dibuat
utuh dengan sisinya dan akan mengalami gaya
lentur maka bagian sisinya akan terpengaruh
gaya lentur tersebut juga.
Dari penyelidikan yang dilakukan, momen
lentur pada lengkunagan bawah adalah:
6
1
1
Q
M =
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Momen lentur pada pertemuan kedua sisinya
dengan busur ialah
13
1
2
Q
M =
Gaya tarik yang bekerja pada bagian sisi ialah
2
cos2
1
a
Q
p =
Dengan:
a - sudut antara kedua sisi
Q – beban
I – panjang busur yang diukur
sepanjang garis netral
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Sambungan antara busur, sisi dan
tangkainya tidak boleh membentuk sudut yang
tajam tetapi harus rata dan halus.
Tegangan satuan maksimum pada bagian
sumbu dapat ditentukan dengan rumus
F
P
W
Mlentur 1
+=σ xP
Q
Mlentur 1
6
1
+≈
Dengan:
2
tan
2
1
aQ
P = — gaya tekan yang bekerja
pada busur, dalam kg
W — momen perlawanan
F — luas penampang busur
Tegangan satuan aman untuk baja 3
adalah 2
/800 cmkgaman =σ 2/26/2014Teknik Mesin PNL
5. KAIT SEGITIGA BERSENDI
Pembuatan kait mata segitiga ternyata
mengalami banyak kesulitan dalam proses
produksinya. Sehingga untuk menangani beban
yang besar kait segitiga bersendi rakitan lebih
disukai untuk digunakan.
Tegangan satuan pada sambungan kait
tiga-sendi rakitan adalah
F
a
Q
2
cos4
1 =σ
Nilai yang diizinkan adalah
2
1 /200.1 cmkg=σ 2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tegangan satuan ditentukan sebagai
tegangan pada bentangan lengkung
eR
e
xFR
M
FR
M
F
P
−
++= 11
σ
Dengan xP
Q
M 1
4
1
+=
2
tan
2
1
aQ
P =
Dengan:
F — luas penampang
1e — jarak antara sambungan netral dengan
lapisan yang menerima beban terbesar.2/26/2014Teknik Mesin PNL
Factor x untuk ellips didapat dengan rumus
642
64
5
8
1
4
1






+





+





=
R
a
R
a
R
a
x
Dengan:
a — luas penampang
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tegangan pada mata tangkai diperiksa
dengan rumus hasil
( )
22
22
1
dD
dDP
−
+
=σ
Dengan:
bd
a
Q
P
2
cos4
=
b — lebar lubang
(tekanan satuan)
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
6. PERABOT UNTUK
MENGGANTUNGKAN KAIT
 Pemberat kait. Untuk mengangkat muatan ringan (=sampai 5
ton) biasanya kait langsung diikatkan pada takal pengangkat
fleksibel. Untuk meredam kejut, kadang-kadang pemberat
kait dilengkapi dengan pegas. Penggunaan peredam kejut ini
sangat diperlukan untuk crane yang melayani alu tempa.
 Bantalan kait. Bantalan peluru aksial memungkinkan kait
dapat berputar dengan mudah ketika menangani beban
diatas 3 ton. Bantalan ini dipasang pada batang lintang
dipakai menahan mur kait.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
BATANG LINTANG UNTUK KAIT
Batang lintang kait dapat berputar pada pelat sisi rumahnya yang
diperkuat dengan setrap atau sekal yang terbuat dari pelat baja. Hal ini
akan memungkinkan kait berputar pada dua arah yang saling tegak lurus.
Batang lintang ini ditempa dari baja dan diberi trunion (batang gerak)
pada ujungnya. Diameter lubang untuk tangkai kait harus sedikit lebih
besar dari tangkainya sendiri.
Gambar. 70 penampang-lintang untuk kait.
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
6. PERABOT UNTUK MENGGANTUNGKAN KAIT
Pemberat kait. Untuk mengangkat muatan ringan (=sampai 5
ton) biasanya kait langsung diikatkan pada takal pengangkat
fleksibel. Untuk meredam kejut, kadang-kadang pemberat kait
dilengkapi dengan pegas. Penggunaan peredam kejut ini sangat
diperlukan untuk crane yang melayani alu tempa.
Bantalan kait. Bantalan peluru aksial memungkinkan kait dapat
berputar dengan mudah ketika menangani beban diatas 3 ton.
Bantalan ini dipasang pada batang lintang dipakai menahan mur
kait.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
BATANG LINTANG UNTUK KAITBatang lintang kait dapat berputar pada pelat sisi rumahnya
yang diperkuat dengan setrap atau sekal yang terbuat dari
pelat baja. Hal ini akan memungkinkan kait berputar pada dua
arah yang saling tegak lurus. Batang lintang ini ditempa dari
baja dan diberi trunion (batang gerak) pada ujungnya. Diameter
lubang untuk tangkai kait harus sedikit lebih besar dari
tangkainya sendiri.
Gambar. 70 penampang-lintang untuk kait.
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
TABEL UKURAN DAN BEBAN UNTUK BANTALAN
SWA-PENYEBARIS UNTUK KAIT YANG
MENGANGKAT BEBAN MULAI 5 SAMPAI 75 TON
kapasitas
pengangkat Q d1 d4 d5 D D1 k R r Limit beban
ton kerja, ton.
5 50 52 75 92 100 36 75 1,5 7.5
7,5 60 62 85 106 115 41 85 2 9,0
10 70 72 95 120 130 44 95 2 11,6
15 80 82 110 136 145 50 110 2 15,8
20 90 93 125 155 165 57 125 2 20,6
25 100 103 140 172 185 64 140 2 26,0
30 115 120 160 200 215 74 160 3 35,5
40 125 130 175 220 220 79 175 3 41,5
50 130 135 185 240 250 101 185 3,5 58,0
60 150 155 205 260 270 106 205 4 67,4
75 170 175 230 285 300 111 230 4 77,5
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
MOMEN LENTUR MAKSIMUMNYA
ADALAH
Dengan :
D1= diameter luar cincin dudukan bantalan.
Momen perlawanannya adalah
)5,01(
4422
1
2
1
1
1 d
Qd
x
Q
x
Qmaks
−=−=Μ
2
1 )(
6
1
hdbw −=
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
TEGANGAN LENTUR AMAN
σlentur = 600 – 1000 Kg/cm2
Momen lentur pada trunion batang-lintang :
Tekanan satuan antara trunion dan rumah
Dengan :
s = tabel sakel
s1 = tabel pelat samping
22
1
2
ss
x
Q
M
+
=
( )12 ssd
Q
P
+
=
2
1ss
l
+
=
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Trunion batang-lintang tidak boleh bergerak secara aksial tetapi harus
dapat berputar. Pengencangannya dapat dilakukan dengan cincin
penyetel yang diikat dengan memakai pena tirus atau cincin belah yang
dimasukan ke dalam alur trunion yang dipasang dengan skrup ke strap
atau sekal.
Momen lentur pada trunion:
Gambar 71 penampang-lintang untuk pemasangan dua
roda penuntun tali






+−++=
2222
0
01
Dl
ss
Q
M
maks λ






++= ss
Q
M 02
22
λ
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Gambar 72 Penampang-lintang sakel dengan rumah empat buah roda
penuntun.
Pada penampang A1B1 (gambar 72)
Pada penampang A2B2
Pada penampang A2B2 dipakai rumus lame, tekanan satuannya ialah:
bs
Q
2
1 =σ
( )sdb
Q
−
=
2
1σ
ds
Q
P
2
=
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Tegangan satuan pada permukaan dalam:
Tegangan satuan pada permukaan luar:
Tegangan maksimumnya akan terjadi pada permukaan dalam yakni:
Maka
( )[ ]
( ) 22
22
3
2
2
dR
dRP
A
−
+
=σ
( ) 22
2
3
2
2
dR
dp
B
−
=σ
( )
( )22
22
3
42
4
dRds
dRQ
A
−
+
=σ
22
22
1 4
4
2 dR
dR
x
d
Q
s
−
+
=
σ
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
PERHITUNGAN KEKUATAN BATANG LINTANG
SECARA TEPAT DENGAN METODE YANG
DIKEMBANGKAN OLEH A.A. STAROSELSKY
Bila batang lintang didesain dengan bantalan anti-gesek,
tekanan pada daerah permukaan kontak yang dibebani
dapat diasumsikan terbagi merata pada permukaan
setengah silinder menurut hukum berikut :
Pc= p cos ϕ
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Gambar 73 Diagram perhitungan untuk penampang-lintang
Jika P merupakan resultan pada gambar dari persamaan itu kita peroleh :
Dan rumus yang dapat digunakan :
cmKg
R
P
xp /
2
π
=
PR
R
M
P
R
N






+−=






+=
1
034,012,0
1
21
4
1
1
1
π
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
RUMAH KAIT
Rumah kait merupakan keseluruhan takel gantung yang
mencakup :alat pengangkat (kait), batang lintang, roda puli
bawah, dan pelat rumah sekal tempat gandar roda puli
dan pemutar batang lintang diikat
Gambar 77 menunjukkan rumah dengan satu buah roda puli
dan perabot untuk mencegah tali terlepas
Gambar 78 - 79
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
MUATAN YANG DITANGANI DALAM
PERUSAHAAN INDUSTRI DAPAT DIBAGI DALAM
BEBERAPA KELOMPOK SEBAGAI BERIKUT :
1. Muatan satuan yang biasanya berukuran besar misalnya ; ketel, rakitan mesin, struktur logam, dan lainnya.
2. Muatan satuan massal ; biled baja coran berukuran besar, hasil, komponen mesin, baja canai, lembaran dan
pelat, kotak, tong dan sebagainya.
3. Muatan satuan massal berukuran kecil ; coran, tempa, dan kom[onen mesin berukuran kecil, biji logam, baut,
paku keling dan sebagainya.
4. Bahan lepasan ; batu bara, pasir, kokas, gas, abu, tatal, dan sebagainya.
5. Bahan cair ; besi cor cair, baja, dan logam cair lainnya
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
7. PENCENGKERAM CRANE UNTUK MUATAN SATUANFaktor penggunaan dan kapasitas penanganan yang lebih tinggi dan
perabot pengangkat berbanding langsung dengan waktu yang
diperlukan untuk menggantung dan melepaskan muatan. Waktu ini
dapat dikurangi dengan penggunaan pencengkeram khusus yang
harus :
1. Sesuai dengan sifat dan bentuk muatan
2. Mencengkeram dan melepaskan muatan dengan cepat
3. Mempunyai kekuatan dan keandalan mekanis yang memadai
4. Memenuhi syarat keamanan
5. Tidak merusak muatan
6. Mempunyai bobot yang minimum
7. Mudah dalam pengoperasiannya
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
CENGKERAM DAN PENGAPIT
CRANE
Komponen yang serupa misalnya : pasangan roda,
as, lembaran dan pelat baja roll kertas, gulungan
kawat dan sebagainya ditangani dengan
cengkeram yang sesuai bentuknya dengan muatan
tersebut. Jenis cengkeram untuk pasangan roda,
poros dan gandar tergantung pada panjang dan
jumlah komponen yang ditangani sekaligus.
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
PLATFORM MUATAN DAN EMBER
CURAH SAMPING
Perabot ini dipakai untuk menangani muatan satuan
dalam jumlah besar (kotak bal baja batangan,
komponen mesin dan sebagainya) dan juga muatan
yang berukuran kecil (briket, batu bata, biji logam
dan komponen besi cor berukuran kecil lainnya).
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, muatan yang
berukuran kecil tidak boleh dipindahkan pada
platform dan ember terbuka. Isi platform dan ember
dapat dipindahkan dengan crane ke gerbong rata.
Biasanya platform, dan ember tersebut ialah jenis
yang dapat di lepas atau dicurah.
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
TANG BIASA DAN SWA JEPIT
SENDIRI
Kecenderungan untuk mengurangi tenaga kerja untuk menangani muatan
satuan sekecil mungkin telah menyebabkan berkembangnya berbagi jenis
tang dan cengkeram otomatis lainnya. Pada pronsipnya, tang dibuat
bersifat swa jepit, yakni penjepit ini akan menutup sendiri akibat muatan
yang ditangani. Tang dibuka secara manual dengan tuas khusus.
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
8. MAGNET PENGANGKAT ELEKTRIS
Magnet pengangkat digunakan sebagai bahan
magnetik dalam berbagai bentuk (ingot, batang, rel, baja
lembaran dan pelat, pipa, tatal, biji, kotak yang berisi benda
– benda terbuat dari baja). Magnet pengangkat dapat
digunakan secara luas khususnya pada pekerjaan
rekasanya metalurgi dan mekanis. Keunggulan utamanya
ialah tidak diperlukannya pengikatan muatan secara manual
sehingga mengurangi waktu yang diperlukan untuk operasi
ini secara drastis.
kelemahan magnet peralatan ini yaitu pengurangan
kapasitas angakt akibat bobot magnet ini sendiri, akan
tetapi alat ini dapat mengatasi muatan yang jumlahnya
cukup besar dengan waktu yang minimal dan peningkatan
efisiensi pengangkat yang cukup besar.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
9. CENGKERAM UNTUK BAHAN LEPASAN
Bak. Bak swa – curah digantungkan pada kait crane, dan dapat dibalikan /
diputar pada trunion horizontal. Bak ini mempunyai kapasitas antara 0,25 –
3 M3
.
Bak Curah – Bawah Dan Curah Samping.
Dipakai untuk menangani kerikil, pasir, tanha dan
sebagianya dengan bantuan crane jenis ini lebih unggul
dibandingkan bak miring, karena tidak mencecerkan bahan
ketika pencurahan.
Bak Dengan Sekop.bak jenis ini berkapasitas 1 – 3 m3 dan
untuk penggunaan khusus dapat sampai 8 m3. Bak ini mempunyai
dua buah sekop bersendi dengan alas yang dibulatkan.
Ember cengkram .didesain untuk proses pencurahan
otomtis tetapi memerlukan tenaga kerja dan mekanisme manual
untuk pengoperasiannya. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
EMBER CENGKRAM TALI GANDA.
OPERASI PENGANGKATANNYA DILAKUKAN OLEH
SATU KELOMPOK TALI (ATAU SUATU TALI)
Ember Cengkram Tauber Dengan Tali Ganda. Terdiri
atas bentuk lonceng yang dibentuk oleh dua buah dinding
memanjang yang sejajar yang dihubungkan dengan suatu pelat
horizontal,
Ember Cengkeram Tali Tunggal. Ember
cengkeram yang dalam kedua macam operasinya (naik
turun, membuka dan menutup) dilakukan dengan satu
alat penarik, biasanya tali.
Ember Cengkeram yang Digerakkan Motor. Pada
ember cengkeram yang digerakkan motor, sekop dibuka dan
ditutup dengan rantai ataupun tali yang digerakkan motor yang
terpasang pada rangka pemegang itu sendiri.
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
EMBER CENGKERAM YANG DIGERAKKAN MOTOR
DENGAN PENGANGKAT LISTRIK SEKOPNYA DIKENDALIKAN
DENGAN TALI PULI YANG RODA PULINYA DIPASANG PADA . SEBATANG-
SILANG BAWAH.
Ember Cengkeram Khusus. Mempunyai sekop yang
berbentuk khusus untuk menyesuaikan diri dengan jenis operasi dan
bahan yang akan ditangani.
Ember Cengkeram Tangan Majemuk. Bentuknya
menyerupai tangga, sekop, atau lebih tepat disebut dengan tangan,
alat ini terdiri dari 3 sampai 8 tangan yang dapat mencengkeram
bahan bongkahan dengan mudah tanpa merusakkan bahan.
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
10. METODE UNTUK MENDESAIN EMBER CENGKERAM
 Sifat bahan curah berikut mempengaruhi parameter alat cengkeram: ukuran dan bentuk
bongkahan, kandungan air, viskositas gaya, gesek dalam, berat jenis (bulk weight), derajat
ketahanan bahan terhadap penembusan benda asing, dan sebagainya. Metode mendesain
cengkeram berdasarkan sifat fisik bahan curah dikatakan ideal.
 Ketergantungan antara bobot dan kapasitas cengkeram dapat diungkapkan dengan
perbandingan sebagai berikut:
(a) untuk cengkeram pelayanan ringan
(b) Untuk cengkeram pelayanan medium
(c) Untuk cengkeram pelayanan berat
(d) Untuk cengkeram pelayanan sangat berat
Dengan:
berat cengkeram, dalam ton,
kapasitas cengkeram, dalam meter kubik
5,08,0 += VGgr
5,05,1 += VGgr
5,03,2 += VGgr
5,03 += VGgr
−grG
−V
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Dengan memakai diagram perpindahan dari mekanisme cengkeram dan data
berat komponennya dapat kita tentukan gaya yang bekerja pada komponen tersebut
berdasarkan statika.
Data percobaan menyarankan hubungan berat sebagai berikut:
dengan:
berat batang-silang bawah dengan pengimbangan
berat sekop
berat btang-silang atas dengan batang hubung
Dengan gaya yang ditentukan ini diperiksa kekuatan komponen cengkeram, sehingga
kita menentukan gaya yang diperlukan untuk menutup sekop tersebut.
grGG 2,01 =
grGG 5,02 =
grGG 3,03 =
1G
2G
3G
2/26/2014Teknik Mesin PNL
11. PERLENGKAPAN CRANE UNTUK MENANGANI BAHAN CAIR
Krusibel (untuk mencairkan paduan baja dan logam lainnya)
dibuat dari bahan tahan panas: dan krusibel ini dapat menampung
muatan mulai 40 sampai 300 kg logam.
Krusibel diangkat dari tanur dan dipindahkan dengan tang
garpu.
Ladel untuk menangani bahan cair dibuat dari plat baja dan
mempunyai lapisan tahan panas.
Keamanan dan pelayanan yang mudah (pekerja lebih terlindung
terhadap radiasi kalor dibandingkan dengan pelayanan ladel biasa)
dan kehilangan kalor yang lebih kecil akibat radiasi (karena drum
tertutup) menyebabkan penggunaan ladel drum sangat efektif
2/26/2014Teknik Mesin PNL
PERALATAN PENAHAN
DAN REM
 PERALATAN PENAHAN
Alat penahan digunakan untuk menahan beban yang sedang
diangkat oleh Derek.
 Peralatan Racet. Jenis peralatan ini terdiri atas roda racet
dan sebuah pengunci. Gigi racet dapat diletakkan pada
bagian dalam atau luar pada sisi ataupun roda racet. Gigi
tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga racet dapat
bergerak bebas ketika beban diangkat.
 Gambar 109 a menunjukkan desain peralatan racet yang
paling sering digunakan dengan gigi pada bagian luar roda
racet.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Penahan terbaik diperoleh pada titik kontak antara
garis singgung yang melewati titik putar pengunci dan
diameter luar roda racet. Dalam hal ini tekanan pada
pengunci diarahkan sepanjang gaya keliling roda
racet.
 Menurut tujuannya roda racet dapat didesain dengan
jumlah gigi yang berbeda-beda :
 z = 6 sampai 8 untuk dongkrak batang dan pinion,
racet dan rem yang digerakkan oleh beban yang
diangkat (pengangkat dengan penggerak roda
cacing).
 z = 12 sampai 20, untuk penahan racet yang bebas
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 z = 16 sampai 25 atau selebihnya untuk rem jenis
racet.
 Panjang gigi (lebar daerah tumpuan pengunci) dipilih
dengan memperhatikan tekanan satuan linear.
b = P
p
 dengan :
P = gaya keliling
p = tekanan satu linear
Biasanya tekanan satuan diambil p = 50 – 100
kg/cm untuk pengunci baja
2/26/2014Teknik Mesin PNL
dan roda racet besi cor dan p = 150 – 300 kg/cm
untuk pengunci dan roda racet yang terbuat dari
baja.
Gambar 109 Peralatan racet dengan gigi luar
 Gigi racet dengan pertemuan pada bagian luar
diperiksa terhadap kelenturan dengan rumus :
m ≈ 23 M
zψ [σ lentur ]
Dengan :
 m = modul yang setara dengan kisar pada
diameter luar dibagi dengan π
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 M = momen gaya yang ditransmisikan dalam kg – cm.
 z = jumlah gigi
 [σ lentur ] = tegangan lentur aman
Rumus (95) (lihat gambar 109b) diturunkan
sebagai berikut .
Anggapan ABCD adalah daerah patahan gigi.
Persamaan kekuatan terhadap lentur adalah
Ph = a ² b [σ lentur ]
6
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Biasanya a = m dan h = 0,75 m; b = ψm;P = 2M
dan D = zm D
Maka :
2M 0,75 m = m² ψm [σ lentur ]
zm 6
dan :
m ≈ 23 M
zψ [σ lentur ]
 Kecepatan keliling roda racet tersebut berbanding
lurus dengan diameternya. Karena gaya tumbukan
pada pengunci dan gigi meningkat secara
proporsional
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 dengan kuadrat kecepatannya, maka peningkatan
kecepatan harus dibatasi sampai nilai yang dapat
diizinkan.
 Tumbukan pada kecepatan tinggi dikurangi
dengan memakai gigi dan kisar yang lebih kecil;
dapat juga sepersekian dipakai dua atau beberapa
pengunci yang titik pertemuannya digeser
sepersekian bagian kisar, sesuai dengan jumlah
penguncinya. Pada perlengkapan racet bebas atau
rem jenis roda racet selalu terpasang mati pada
poros.
 Pengunci racet dapat didesain seperti pada
Gambar 109 a ataupun dengan bentuk seperti
penahan yang ditunjukkan Gambar 109 a.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Pengunci diperiksa terhadap tekanan eksentris
ataupun tarikan eksentris;
σ = M lentur + P
W F
Dengan :
 M lentur = P e 1
 W = bx² adalah momen ketahanan minimum
yang diperlukan (Gambar 109 d)
Biasanya pena pengunci (Gambar 110a)
dianggap sebagai batang kantilever yang
mengalami pembebanan.
Persamaan kekuatan ialah :
Pl = 0,1 d³ [σ lentur ]
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Untuk l = b + a dan P = 2 M kita peroleh
2 zm
d = 2,71 M b + a
zm [σ lentur ] 2
Dengan memperhatikan penggunaan beban
tumbukan, biasanya pena racet dibuat dari Baja 45
yang mempunyai tegangan lentur aman yang agak
diperkecil.
[σ lentur ] = (300 sampai 500) kg/cm²
Kondisi yang terbaik untuk pengunci yang
bergeser pada gigi racet didapatkan bila φ > ρ
dengan ρ adalah sudut gesek (Gambar 110b).
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Gaya T = P sin φ cenderung mendorong pengunci kea
rah akar gigi sedangkan gaya gesek N μ (di mana N
= P cos φ) dan daya gesek pada pena pengunci
akan melawan gerakan ini.
Bila ∑ MA = 0 didapatkan
(T – Nμ) L cos φ – Pμ1 d = 0
2
 Dengan mensubstitusikan nilai T dan N dan
menghilangkan cos² φ tan p > 0 ;
 Maka φ - 0 > 0 atau φ akan menjadi lebih besar
dari p.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tabel 22
Konstruksi untuk Profil Gigi dan Roda Racet
 Tabel 22 memberikan data yang diperlukan untuk
konstruksi profil gigi dan roda racet dengan gigi
dalam dan luar.
 Urutan berikut ini dapat dipakai untuk
mengkonstruksikan profil gigi luar (lihat Tabel 22).
Pertama-tama kita gambarkan lingkaran addendum
NN dan dendum atau lingkaran kaki SS. Lingkaran
NN, yang juga merupakan lingkaran kisar, dibagi
dengan kisar t menjadi bagian yang sama besar.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Dari sembarang titik bagi tersebut kita
menggambarkan tali busur AB = a. Pada tali busur BC
kita membuat sudur 30° dari titik C.
 Kemudian garis tegak lurus LM ditarik pada
bagian tengah tali busur BC sampai berpotongan
dengan sisi CK pada titik O. Dari titik O kemudian
kita gambarkan lingkaran dengan jari-jari OC.
 Titik E, yang merupakan perpotongan lingkaran
ini dengan lingkaran SS, merupakan salah satu titik
sudut titik sudut sisi (vertex) dengan sudut 60°.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Profil gigi-dalam dikonstruksikan sebagai berikut.
Pertama digambarkan lingkaran addendum NN dan
addendum atau lingkaran kaki SS. Lingkaran NN
dibagi dengan kisat t menjadi bagian yang sama
panjang. Dari sembarang titik bagi tersebut
digambarkan tali busur AB = a. Pada tali busur BC
dibuat sudut 20° dari titik C. Kemudian garis tegak
lurus LM ditarik pada bagian tengah tali busur BC
sampai berpotongan dengan sisi CK pada titik E yang
berupa titik perpotongan lingkaran ini dengan
lingkaran SS adalah vertex dengan sudut 70°.
 Sumbu titik putar pengunci didapat dengan
konstruksi berikut (Gambar 110c).
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Jarak antara pusat ke pusat OA (antara pusat
pengunci dan roda racet) diambil sebagai diameter
setengah lingkaran yang perpotongannya pada titik B
dengan lingkaran addendum roda akan memberikan
kedudukan gigi yang bertemu dengan pengunci dan
potongan BA akan merupakan panjang pengunci.
 Garis BA akan tegak lurus dengan jari-jari racet
OB dari persamaan geometris. Biasanya panjang
pengunci BA diambil sama dengan 2t. Pengunci yang
tidak bertemu dengan gigi akibat bobot mereka
sendiri diberi pemberat tambahan atau pegas
(Gambar 111a).
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Bila muatan sedang diangkat gigi roda racet
akan bergeser di bawah pengunci dan menimbulkan
bunyi klik yang tidak diinginkan (terutama bila poros
berputar dengan kecepatan tinggi). Bunyi tersebut
dapat dihilangkan dengan memakai pengunci yang
dikenal sebagai pengunci tanpa bunyi (noiseless),
yang beroperasi dengan menggunakan cincin gesek
(Gambar 111b). Pengunci demikian hanya digunakan
pada rem racet.
 Roda racet dengan gigi-dalam dipakai hanya pada
roda rem racet. Giginya dicor pada sisi-dalam drum
rem yang terpasang bebas pada poros.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Satu atau dua buah pengunci dipsang pada tuas
yang diikat pada poros dan dioperasikan oleh cincin
gesek (Gambar 112). Jumlah gigi berkisar dari z =
16 sampai 30.
 Gigi pada bagian dalam roda racet jauh lebih j
auh lebih kuat dibandingkan dengan gigi pada
bagian luar. Akibatnya persamaan kekuatan
mempunyai bentuk yang berbeda :
M
zψ [σ lentur ]
Simbol yang dipakai mewakili nilai yang sama
dengan persamaan (95).
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Penahan gesek. Dibandingkan dengan penahan gigi,
penahan gesek mempunyai keunggulan tertentu:
beroperasi tanpa bunyi dan tanpa guncangan. Akan
tetapi pda penahan jenis ini tekanan pada titik putar
pal dan poros lebih tinggi dibandingkan dengan
penahan bergigi. Akibatnya penggunaan terbatas
dan selalu dipakai bersamaan dengan rem.
 Gambar 113 menunjukkan penahan gesek
dengan gigi-dalam penahan berbentuk baji. Sudut
bajinya bisanya diambil sebesar 2α ≈ 45° - 50°.
Koefisien gesek μ ≈ 0,1. Sudut φ adalah 15° pada
nilai rata-rata.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Untuk mencegah aksi dua arah dipakai dua buah
cakar yang ditempatkan pada kedudukan yang
berlawanan pada diameter lingkaran roda
geseknya..
Gambar 112 Roda racet dengan gigi dalam
Tekanan pada titik putar pengunci adalah :`
P0 = P
Tan φ
Di mana :
P = gaya keliling
 Cakram rem harus diperkuat dengan sirip untuk
menahan beban yang ditimbulkan tekanan pengunci.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Racet Rol. Biasanya penggunaan racet rol secara
meluas dipakai bersamaan dengan rem. Gambar
114a menunjukkan racet rol pada rumah yang
terpisah dengan rem. Peralatan racet semacam ini
beroperasi sebagai berikut.
 Poros 1 yang akan ditahan mempunyai bus 2
yang diberi alur sebagai tempat rol 3. Cincin 6
dipasang dengan pasak 5 pada badan 4. Rol 3 tidak
menghalangi putaran yang berlawanan arah dengan
jarum jam bus 2 bersama dengan poros 1. Bila poros
1 mulai berputara searah dengan jarum jam akibat
muatan (poros 1 mendukung drum yang dililiti tali
pengangkat) rol akan tertekan pada alur oleh bus 2
dan ditekan pada cincin tetap 6.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Untuk mencegah rol jatuh ke dalam alur akibat
bobotnya sendiri dipasang pegas penahan seperti
yang ditunjukkan Gambar 114b. Gambar 115
menunjukkan berbagai desain racet rol.
Gambar 113 Penahan gesek
Gambar 114 Racet Rol
Gambar 115 Berbagai desain racet rol
 Desain Racet Rol (Gambar 116). Rola yang
ditekan antara penggerak dan pengikut pada pusat
gaya normal N1 dan N2 dan daya gesek tangesial
μ1 N1 dan μ2N2 . Dengan roll yang berada pada
ketidak seimbangan gaya, resultan R1 = R2.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Momem gaya yang ditransmisikan adalah :
M = zμN D
2
dengan :
z = jumlah rol (biasanya z = 4). Koefisien gesek μ ≈
0,06.
 Bila μ = tan p > tan α kita dapatkan
N < 2M (N =N1 = N2)
z D tan a
3
 Akan tetapi, untuk mendapatkan keandalah yang
lebih baik, gaya yang bekerja pada sebuah rol
diasumsikan sebagai :
2/26/2014Teknik Mesin PNL
N = 2M (98)
zD tan a
2
Panjang rol l = N dengan p = 450 kg/cm bila
p
elemen yang beroperasi dibuat
dari baja yang bermutu tinggi dan diperkeras
dengan baik.
 Tabel 23 menyenaraikan dimensi utama racet rol
dengan kekerasan Rockwell pada permukaan operasi
Rc = 58 sampai 61.
 Bahan yang dipakai adalah Baja 15 dengan
perkerasan kulit (case hardered).
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Gambar 116 Diagram desain racet rol
Tabel 23
Dimensi Utama Rachet Rol
 Rachet rol dipilih dengan memakai rumus berikut :
 Naman = 100N 100
nK
dengan:
n = rupa yang sebenarnya
k = factor keamanan, diambil mulai 1,5
sampai 2.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
REM SEPATU
 Pada mesin pengangkat, rem digunakan untuk
mengatur kecepatan penurunan muatan ataupun
untuk menahan muatan agar diam. Rem digunakan
juga untuk menyerap inersia massa yang bergerak
(truk, crane, muatan, dan sebagainya). Tergantung
pada kegunaannya rem dapat diklasifikasikan
sebagai jenis penahan (parkir), jenis penurunan
atau gabungan keduanya. Rem jenis gabungan
melayani kedua fungsi penghentian muatan dan
mengatur kecepatan penurunan.
 Rem dapat dibedakan menjadi rem automatis dan
rem yang dieprasikan manual.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Jenis rem yang termasuk rem manual ialah : rem
sepatu atau blok, rem pita, rem kerucut, rem cakram
dan rem racet serta rem, dengan gagang pengaman.
 Jenis rem yang termasuk rem otomatis adalah rem
sentrifugal (untuk mengatur kecepatan) dan rem yang
digerakkan oleh bobot muatan yang diangkat.
 Rem sepatu atau blok dapat didesain dengan sepatu
luar atau dalam. Rem sepatu luar adalah jenis rem
yang umum digunakkan pada mesin pengangkat,
sedangkan rem, sepatu dalam hanya ditujukan untuk
penggunaan crane yang dipasang pada truk.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Prinsip Operasi Rem. Untuk memahami prinsip
operasi rem sepatu marilah kita lihat diagram rem
sepatu tunggal yang ditunjukkan pada Gambar 117.
 Karena aksi satu arah sepatu tunggal menimbulkan
lenturan pada poros rem, rem sepatu tunggal hanya
dapat dipakai untuk menahan momen gaya yang kecil
pada penggerak tangan bila diameter poros tidak
melebihi 50 mm. Tekanan yang diberikan oleh sepatu
besi cor pada roda rem haruslah sedemikian rupa
sehingga gaya gesek yang dihasilkan pada
permukaan roda mengimbangi gaya kelilingnya.
Gambar 117 Diagram untuk rem sepatu tunggal
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Gambar 118 Diagram untuk rem sepatu ganda
 Rem sepatu ganda (Gambar 118) sering digunakan
pada mekanisme pengangkat, pemindah dan
pemutar crane, yang berbeda dengan rem sepatu
tunggal, rem sepatu ganda tidak menimbulkan
defleksi pada poros rem. Penjepit dan crane yang
digerakkan listrik hampir selalu didesain dengan rem
sepatu ganda. Rem digerakkan oleh pemberat G dan
dilepaskan dengan electromagnet. Akibatnya,
pengereman yang permanent hanya bekerja bila
electromagnet dinyalakan. Biasanya rangkaian
listriknya dibuat saling mengunci antara motor
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 dan magnet secara otomatis menghasilkan aksi
pengereman walaupun motor berhenti secara
mendadak.
 Rem sepatu ganda (Gambar 118) beroperasi dengan
prinsip kerja sebagai berikut: pemberat G
menyebabkan tangkai I bergerak kebawah bersama
dengan batang tarik 2. Batang tarik 2 akan memutar
segitiga kaku 3 melalui sendi C. Bila kita asumsikan
titik A diam di tempat, titik C bergerak ke bawah;
dalam kasus ini titik B akan berpindah ke kanan.
Gerakan ini akan ditransimisikan oleh batang tarik 4
dan tuas 6 yang akan mendorong sepatu 8 ke arah
roda rem. Bila sepatu 8 sudah tidak dapat bergerak
lagi,
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 titik C akan diam di tempat dan segitiga 3 akan
berotasi pada titik C tersebut. Akibatnya titik A akan
berpindah ke kiri dan akan menggerakan sepatu 7
melalui tuas 5.
 Pada desain sebenarnya dari rem yang ditunjukkan
pada Gambar 118, tuas 1 terdiri atas dua bagian
yang dihubungkan menjadi satu dengan
menggunakan kopling batang (turnbuckle) untuk
menyetel rem.
 Diagram lain rem sepatu ganda ditunjukkan oleh
Gambar 119
 Pengoperasian rem (Gambar 119) dengan pemberat
yang dipasang pada tuas rem mempunyai kelemahan
sebagai berikut.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Setelah arus diputuskan dan pemberatnya jatuh,
pemberat ini akan bergetar bersama dengan
tangkainya, menurunkan dan menaikkan tekanan
sepatu pada roda dan akan mengubah besarnya
momen gaya pengereman. Perubahan secara periodic
pada momen gaya pengereman ini merupakan
fenomena yang tidak dikehendaki pada mekanisme
pengangkat maupun pada mekanisme pemindah.
Dalam hal ini pegas dapat lebih diandalkan karena
dapat beroperasi lebih halus dan dapat disetel lebih
tepat dengan jangka penyetelan yang lebih luas.
 Gambar 120 merupakan desain rem yang
digerakkan oleh pegas.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
ELEMEN REM SEPATU
 Roda Rem. Biasanya mesin pengangkat yang
digerakkan tangan didesain dengan roda dari besi cor
dan digerakkan oleh penggerak daya. Roda yang
dipakai terbuat dari baja cor dengan tingkat diatas 55
j I Group III, atau baja tempa dengan tingkat diatas 45
sesuai dengan standar soviet dengan kekerasan
minimum permukaan gesek 280 Bhn. Mekanisme
penggerak truk dapat digunakan roda rem dari besi
cor. Roda rem harus seimbang secara dinamis. Lebar
roda boleh melebihi lebar sepatu sebesar 5 – 10 mm.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Roda rem harus diberi sirip untuk pelepasan kalor yang
lebih baik dan dilengkapi dengan lubang diantara
siripnya untuk mendapatkan sirkulasi udara yang lebih
baik dan untuk melepaskan kalor lebih efektif ke
atmosfer. Bila rem dipasang pada kopling fleksibel, rem
harus dipasang pada bagian yang berhubungan dengan
mekanisme penggerak.
 Sepatu rem. Sepatu rem dibuat dari kayu mapel atau
poplar dipasang pada tuas dengan baut. Untuk
mekanisme pembuat sepatu dibuat dari besi cor (dengan
cetakan permanen, tingkat CH 12 – 28) dan diberikan
lapisan rem khusus (Gambar 121 a).
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Lapisan tersebut dapat diikat demgan paku keeling
(Gambar 121 b). Ataupun dengan sekrup yang terbenam.
 Lapisan rem. Lapisan rem harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
 Mempuyai koefisien yang besar;
 Mampu bekerja dengan baik sampai temperatur 300°C;
 Dapat menahan keausan pada kecepatan; Tekanan
satuan; dan temperature tertinggi;
 Mudah dibuat;
 Murah.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Saat ini, bahan yang paling banyak dipakai ialah pita
canai.
 Pita canai dibuat dengan mesin canai dari asbes non
tekstil yang murah dengan karet dan ditambahkan
belerang untuk proses vulkanisir. Pita canai dibuat dengan
ketebalan sampai 8 mm dan lebar sampai 100 mm. Pita
canai sangat elastis dan dapat dibentuk dengan mudah.
Mempunyai koefisien gesek yang stabil dan tinggi antara
0,42 sampai 0,53 dan dapat menahan temperature
sampai 220°C.
 Gambar 121 Pengikatan lapisan rem ke sepatu rem
dengan paku keeling
2/26/2014Teknik Mesin PNL
BABVIII
PERALATAN PENGANGKAT
Mekanisme pengangkat dibagi menjadi tiga kelompok menurut
penggeraknya:
1. penggerak tangan
2. penggerak daya tersendiri (biasanya elektris)
3. satu motor penggerak sekutu untuk beberapa mekanisme
MEKANISME PENGANGKAT PENGGERAK TANGAN
Gerakan ditranmisikan dari gagang engkol tangan l melalui
tiga pasang roda gigi lurus ke drum yang dipasang pada poros IV
dengan jari-jari R tanpa tali pengangkat digulung pada saat beban q
diangkat. Seperti terlihat pada gambar 7.1
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Gambar 7.1 diagram mekanisme pengangkat a- penggerak
tangan b- penggerak electrik
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Efisiensi mekanisme adalah perbandingan antara kerja pengakat yang digunakan
dengan semua yang dilakukan. Kerja yang digunakan didapat dari persamaan:
Ao = Qh……………………………………………(1)
Dengan :
Q = bobot beban (kg)
H = jarak yang ditempuh oleh beban(m)
A = Ks……………………………………………………(2)
Dengan:
K = kerja yang dihasilkan oleh operator pada gagang engkol
s = lintasan gaya K yang bersesuai dengan lintasan h
maka, efisiensi pada mekanisme ini ialah
dengan :
v = kecepatan pengangkat
c = kecepatan pada titik kerja gaya penggerak (c = 30 sampai 45m/menit)
Ko = kerja ideal pada gagang engklol dengan mengabaikan kerugian akibat
gesekan
W = tahanan total akibat gesekan pada mekanisme
Kerja yang dilakukan operator pada saat gagang engkol ketika menaikkan
muatan ialah
kerja ini tidak boleh lebih besar dari nilai yang diberikan pada tabel 8.1
2/26/2014Teknik Mesin PNL
tabel 8.1
Kerja Maksimum Setiap Orang, Dalam kg
PERIODE
OPERASI
Pada
gagang
kemudi
Pada
rantai
penarik
Pada
pedal
katrol
Pada
batang
katrol
Operasi
terus-
menerus
(continue)…
12 20 25 18
Operasi tidak
lebih dari 5
menit…
25 40 35 20
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Efisiensi total mekanisme (untuk diagram gambar 8.1a) ialah:
drum roda gigi
puli = efisiensi puliη
η
drum = efisiensi drum
pul
i
η η
3
η η=
roda gigi = efisiensi satu pasangan roda gigi
perbandingan transmisi total
mekanisme ditentukan dengan
perbandingan berikut
η
η._
_
gayamomen
bebanmomen
= Mk
MQ
= Ka
QR
ηI =
Dengan puli yang ada,bobot muatan Q
yang harus dilawan oleh tarikan tali
2
Q
s =
Q
ks
v η
=
(Gambar 81a). kecepatan pengangkatan
muatan akan menjadi:
2/26/2014Teknik Mesin PNL
MEKANISME PENGANGKATAN DENGAN
PENGGERAK ELECTRIK INDIVIDU
Daya ditranmisikan dari motor electric (Gambar8.1b) (poros i)
melalaui tiga pasangan roda gigi ke drum (poros IV) tempat tali
penggulung.
Pada kecepatan angkat yang konstan (v= konst) (gerakan yang
seragam dan tunak) daya yang dihasilkan oleh motor electric akan
menjadi
hpN Qv
η75=
dengan:
v = kecepatan angkat muatan, dalam m/det
motor pada poros motor ialah
M’ =
cmkg
nm
N
−71620
Perbandingan transmisi antara motor dan drum ialah
drum
motor
drumkec
motorkec
i
η
η
==
.
.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
kecepatan tali pada drum adalah
Vdrum = Vi puli
Dengan Ipuli = perbandingan transmisi puli (pada system puli
untuk mendapatkan bati gaya ipuli > i).
Kecepatan drum dalam rpm ialah
rpm
D
vdrum
π
N drum =
Dengan:
vdrum kecepatan tali pada drum, dalam m/men
D diameter drum, dalam m
2/26/2014Teknik Mesin PNL
MEKANISME PENGANGKAT YANG BEROPERASI DARI SATU MOTOR PENGERAK
SEKUTU UNTUK BEBERAPA MEKANISME
Mekanisma ini didesain untuk crane yang dipasang pad truk atau traktor,
kereta berel dan crane rantai (crawler crane) juga untuk crane Derek(derrick
crane) dan Derek cengkram (grap wince).
Mesin uap atau motor baker adalah pengerak utam ayang dipakai untuk
semua pengangkat ini kecuali pada Derek cekram.
Diagram crane yang dipasang pada mobil yang dibuat oleh Odessa Works yang
ditunjukan pada Gambar 8.2. dari mesin gerakan ditramisikan pada mekanisme
crane pengangkat, dan pemutar.dari kotak pengatur daya 12 gerakan
ditramisikan melalui kotak pembalik 1 keporos 3 melalui poros garden 2.
melalui gigi reduksi 4. poros 3menggerakan poros transmisi utama 7 yang dari
sini digerakan ditranmiosikan melalui kopling dan pengerak cacing 5 dan 6
kedrum 8 (untuyk mendongkrak tiang crane) atau drum 9 (untuk
pengangkatan). Disamping itu kopling dapat 10 dapat mentranmisikan gerakan
kepenggerak cacing 11 untuk penggerakan pengangkat. Daya poros pengerakan
f untuk
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Pengangkat ialah dengan:
efisiensi mekanisme antara poros drum I dan poros f
η
η75
Qv
Nf =
momen gaya pada poros pengerak ialah
nf
Nf
Mf 620.71=
dan pertandingan tranmisinya ialah
ni
nf
i =
Gambar 8.2 diagram mekanisme crane yang dipasang pada crane
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
BAB VII
PENGGERAK PERALATAN PENGANGKAT
7.1 PENGGERAK TANGAN DAN TUAS PENGANGKAT
7.1.1 Komponen utama dari penggerak tangan ialah gagang engkol, dan roda
penggerak dengan rantai penggeraknya.
Kapasitas angkat peralatan pengangkat yang digerakan dengan tangan tidak
dapat melebihi 15000 kg.
7.1.1.1 Gagang engkol
Gagang engkol penggerak tangan dapat pada dongkrak, batang gigi dan pinion
dan lokomotif, penjepit dinding dan ereksi.
Ukuran utama tangan gagang engkol diberikan pada table 7.1
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Usaha yang dapat diberi pada gagang engkol dapat dilihat pada table 7.2
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Table 7.1
Dimensi utama gagang engkol pengerak tangan
Jumlah
Operator
Ukuran, mm
Diameter
gagang
busing
Panjang
busing l
Panjang
Penjepit l
Panjang
lengan
gagang l
1 (1,8-2,0)
d
(1-1,5) d 250-350 300- 400
2 (1,8-2,0)
d
(1-1,5) d 400-500 300-400
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tabel 7.2
Kerja maksimum setiap orang, dalam kg
Periode
operasi
Pada
gagang
kemudi
Pada
rantai
penarik
Pada
pedal
katrol
Pada
batang
katrol
Operasi terus
menerus
(continue)
12 20 25 18
Operasi tidak
lebih dari 5
menit
25 40 35 20
2/26/2014Teknik Mesin PNL
7.1.1.2 Racet
Racet berfungsi seperti penggerak tangan dongkrak ulir. Racet lebih
ringan dari gagang engkol dan sangat mudah mengoperasikannya.
Gambar 7.2 menunjukan sebuah Racet
Gambar 7.2 Racet
l- roda racet, 2-pena pengunci, 3-kepala racet, 4-pegas kembali pengunci
ketempatnya, 5-pengunci, 6-pegas pengencang skrup
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Gagangnya dapat diperpanjang dengan sebatang pipa dapat digerakan
kedepan dan kebelakang pesamaan dengan kunci penahan dengan sudut yang
kecil. Pada gerak kebelakang pengunci tergelincir di atas gigi roda racet yang
dihubungkan ke poros penggeraknya. Untuk gerak baliknya (ke depan)
pengunci bertaut dengan gigi roda racet sehingga poros penggerak berputar
sesuai dengan sudut gerak tuas penggerak. Untuk menggerakan poros
penggerak dengan arah yang berlawanan, racet dapat dengan mudah dibalik
dengan poros rangkaian persegi racet yang dapat bergerak dua arah dengan
pengunci yang berpindah banyak dipakai pada sekarang ini. Panjang tuas
racet (bersama dengan pipa memanjang tersebut) berkisar antara 800
sampai 1000 mm operator dapat menghasilkan daya sampai 30 Kg.
7.2 PENGGERAK DAYA
Penggerak electric merupakan pilihan utama diantara
beberapa jenis penggerak daya pada saat ini. Crane yang digerakan
oleh tenaga electric di desain untuk mengangkat beban sampai 2000
ton.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
7.2.1 PENGGERAK HIDROLIK
Pada umumnya penggerak hidrolic digunakan untuk mengangkat beban
berat 200-600 ton pada jarak angkatan terkecil 100-300 mm.
7.2.2 PENGGERAK PNEUMATIK
Tenaga pneumatic banyak dipakai pada katrol angin gantung kecil dan
blok puli pneumatic yang beroperasi pada daerah rawan dadakan dimana
penggerak listrik tidak dapat digunakan.
7.2.3 PENGGERAK UAP
Penggerak uap dipakai terutama pada crane dalam jalan lokomotif
untuk pelayanan umum pada rel Bantu di station disekitar pabrik dan
galangan kapal.
7.2.4 PENGGERAK ELECTRIK
Arus listrik yang digunakan dapat berupa arus searah 110, 220, 440
dan 50 Volt atau arus 3 fase yang digunakan dengan tegangan 380, 500 dan
550 Volt ( umumnya dengan frekuensi 50 Hz ).
2/26/2014Teknik Mesin PNL
GEAR PENGGERAK
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Mekanisme Penggerak Dengan Rel
 Gear penggerak dapat didefinisikan ke dalam
mekanisme penggerak untuk troli dan crane yang
bergerak pada rel dan mekanisme untuk crane atau
troli tanpa rel dengan roda karet dan roda rantai.
 Mekanisme penggerak troli crane dapat
dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok yaitu
yang dioperasikan dengan tangan, dengan
penggerak daya tersendiri (biasanya penggerak
listrik) dan penggerak daya dengan tali.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Elemen-elemen berikut digunakan pada mekanisme
penggerak troli tanpa tergantung pada desainnya :
 Motor atau roda penggerak pada penggerak tangan.
 Transmisi antara poros penggerak dan poros yang
digerakkan pada roda troli.
 Roda yang berjalan pada rel.
 Rangka (badan) troli yang ditempati oleh mekanisme
penggerak dan pengangkat.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Troli Tangan
 Prinsip kerja dari troli ini adalah gerakan
ditransmisikan dari roda penggerak melalui dua
pasang roda gigi ke roda penggerak.
 Dalam menentukan beban pada roda untuk troli
dengan empat buah roda dibebani beban secara
simetris dan distribusi bebannya merata pada
keempat rodanya, yang dikenakan pada rodanya
ialah dengan
Q – bobot-beban
G0 – bobot troli
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Bila beban digantung secara asimetris pada troli
dengan dua pengangkat maka gaya yang dikenakan
pada rodanya kira-kira sama dengan
G0 Q b2
Pmaks. = A ≈ +
4 2 b
G0 Q b1
Pmin. = B ≈ +
4 2 b
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Troli Crane dengan Penggerak Elektrik Terpisah
 Prinsip kerja dari troli ini yaitu gerakan ditransmisikan
dari motor elektrik melalui tiga pasang roda gigi lurus
ke roda gigi penggerak. Pada gerakan yang tunak
daya dihasilkan oleh motor elektrik adalah
Wv
N = hp
75η
Dengan :
v – kecepatan jalan, dalam m/detik
η – efisiensi total mekanisme
W - tahanan gerak, dalam kg
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Perbandingan transmisi :
kecepatan motor nmot
i = =
kecepatan roda penggerak nt-w
 Kecepatan roda penggerak adalah
v
nt-w =
πD
dengan
v – kecepatan, dalam m/det
D – diameter roda
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Mekanisme Pejalan Crane Gantri dan
Crane Jalan
 Crane Jalan yang digerakkan Tangan
Prinsip kerja dari crane ini yaitu gerakan
ditransmisikan dari roda operasi yang dipasang pada
poros transmisi utama melalui dua pasangan roda gigi
pararel menuju dua buah roda pejalan pada crane.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Gaya maksimum yang bekerja pada roda penggerak
crane beroda empat :
G Q + G0 L – e
Pmaks ≈ +
4 2 L
Crane Gantri (portal)
 Mekanisme penggerak crane ini dilengkapi dua poros
vertical dengan pengerak roda gigi kerucut untuk
menggerakkan roda penggerak yang dipasang pada
kaki penyangga crane. Sedangkan crae semigantri
didesain hanya dengan satu batang poros vertical.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
 Crane Kantilever
Gaya maksimum yang bekerja pada roda penggerak
vertical adalah
maks. V Q + G0 + G
P vert ≈ =
2 2
Dengan :
V - dorongan vertical
Q – bobot muatan
G – bobot crane tanpa troli
G0 – bobot troli
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Rel Gerak
 Menurut kegunaannya rel untuk crane dapat
diklasifikasikan :
 Rel untuk untuk troli crane jalan overhead dan rel untuk
mekanisme pejalan crane yang digerakkan oleh tangan
(batang bentang). Rel tersebut terbuat dari baja reta dengan
sudut yang dibulatkan.
 Rel khusus untuk crane jalan overhead yang dibuat dengan
dasar yang lebar dan pendek. Rel ini mempunyai momen
inersia yang relative lebih besar.
 Rel untuk crane monorel, crane kereta rel, gantri dan crane
jenis lainnya.
 Monorel untuk troli dan katrol jalan.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Roda penggerak
 Roda penggerak dibagi menjadi tiga :
 Roda penggerak untuk monorel, yaitu roda yang berjalan pada
flens di atas batang –I dipakai hanya untuk troli yang
digerakkan oleh tangan.
 Roda pejalan untuk rel baja rata dan untuk rel crane dan rel
kereta, roda untuk crane yang digerakkan penggerak daya
dibuat dari baja cor atau roda baja tempa dengan suaian
paksa.
 Roda sorong (roda rel tanpa flens), roda sorong ini digunakan
bila roda tersebut tidak mengalami beban lateral sama sekali.
Roda sorong dipakai pada crane monorel dan kantilever, crane
jalan dengan lengan.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Mekanisme Rantai
 Mekanisme rantai digunakan pada crane putar dan
berbagai jenis pemuat.
 Crane dengan rantai dibelokkan arahnya dengan
mengerem putaran salah satu rantai-rantai geraknya,
misalnya dengan mengurangi kecepatan atau
menghentikan satu rantainya.
 Karena gaya adhesive rantai yang besar, mekanisme
pejalan rantai dapat mengatasi gradient yang lebih
besardibandingkan dengan transportasi melalui rel
 Tekanan satuan aman pada tanah tergantung pada sifat
dan kondisinya yang berbeda-beda, untuk crane rantai
mulai 0,8 sampai 15 kg/cm2.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Mekanisme dengan Ban Karet
 Desain ban karet yang paling sering digunakan adalah
ban karet mati yang dipasang pada roda.
 Tahanan yang ditimbulkan pada sewaktu crane berban
karet berjalan (tanpa memperhitungkan tahanan angin)
dapat menggunakan rumus :
W = G (cos αω + sin α)
Dengan :
G – bobot total crane
w – koefisien tahanan gerak
α – gradien permukaan medan, tanda plus untuk
mendaki dan tanda minus untuk menurun
2/26/2014Teknik Mesin PNL
BAB 10
PERALATAN PEMUTAR LENGAN, DAN PENDONGAK
1. MEKANISME PEMUTAR
Tergantung pada desain komponen pendukung mekanisme pemutar, crane
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok utama berikut.
Suprastruktur crane berputar bersama dengan pilar tiang pada bantalannya,
biasanya terpasang pada pondasi ataupun dipasang pada kolom bangunan.
Suprastruktur crane berputar pada pilar yang dipasang mati pada pondasi
atau pada truk crane.
Crane berputar pada poros pemutar pusat yang dipasang mati pada
komponen tak berputar; meja putar crane ditumpu oleh sejumlah rol yang
berputar pada rel yang berbentuk lingkaran dan dipasang pada pondasi
ataupun pada truk crane.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Mekanisme pemutar crane dengan pilar berputar. Gambar 198
menunjukkan crane dengan pilar kolom berputar. Pendukung bagian
atas, yang diikat pada kolom bangunan, diberi bantalan radial dan
pendukung bagian bawah, dengan dipasang pada pondasi, diberi
bantalan radial dan dorong. Crane seperti ini biasanya diputar dengan
tangan, dengan mendorong muatan yang digantungkan pada crane
tersebut. Akan tetapi, muatan mulai dari 5 ton ke atas memerlukan
motor elektrik untuk memutarnya.
Pendukung pilar. Pena putar pilar atas dan bawah biasanya diikat pada
pemegangnya. Salah satu desain pena putar bawahditunjukkan oleh
gambar 199a. bantalan ini mengalami lenturan akibat gaya horisontal
H1 tekanan oleh gaya vertikal V.
Momen lentur pada penampang kritisnya ialah
M1 = H1y1
Momen lentur pada bagian bawah bahu ialah
M1 = H1y
Dengan:
H1 = (Qa + Ge); V = Q + G
(Q-bobot muatan; G-bobot crane)
h
1
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Resultan tegangannya ialah
σΣ = ± σlentur - σcom = (240)
Pelat bawah harus diperiksa terhadap tekanan satuan antara bantalan dengan
pelat (tekanan pada dinding lubang akibat gaya H1 dan tekanan vertikal
antara bahu bantalan dengan pelatakibat gaya V)
Resistensi terhadap putaran. Momen resistensi akibat gaya gesek relatif pada
sumbu putar ialah
M = Wa = Vµ1 r + H1µ2r + H1µ3r1 (241)
Di sini M = M1 + M2 + M3 (M1-momen) resistensi pada bantalan tekan/aksial;
M2dan M3 – momen dari resistensi pada bantalan bagian baweah dan atas.
Rumus tersebut mencangkup M1 = Vµ1 r untuk bantalan dorong tak beralur
pada bagian atas. Pada bantalan dorong dengan permukaan tekan cincin
(Gambar 199a) momen resistensi akibat gesekan ialah sebesar
M1 = V µ1 (242)
[ ]com
d
V
d
yH
σ
ππ
≤−
±
2
1
2
1
11
432
3
2
2
0
2
3
0
3
22
22






−











−





dd
dd
2/26/2014Teknik Mesin PNL
dan pada bantalan bertingkat yang memakai bola sebagai permukaangeseknya
ialah
M1 = V µ0 (243)
Dalam rumus – rumus tersebut:
W- tahanan putar pada ujung tiang lengan crane
a- jangkauan tiang lengan crane
R = d/2 --- jari-jari titik putar
µ1- koefisien gesekan pada bantalan dorong
Q = Q + G - Gaya vertikal akibat bobot muatan pada Crane
d- diameterbantalan bawah
d0 - diameter dalam bantalan dorong berbentuk cincin (atau diameter alur)
µ1 dan µ2- koefisien gesek pada bantalan radial bawah dan atas
r1- jari-jari bantalan bagian atas
µ0- koefisien gesek pada bantalan jenis bola menurut diamater bantalannya.
Rumus (241) mengabaikan tahanan terhadap putaran Ww akibat tekanan
angin. Tahanan ini harus diperhitungkan untuk crane yang akan beroperasi
diruang terbuka.
Penggerak mekanisme pemutar. Pada pemutar tangan, usaha yang dikerjakan
oleh operator untuk memutar crane ialah
αsin
W
P =
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Dengan :
α - kemiringan tali penarik dari bidabg vertikal dalam memutar (α biasanya diambil
sampai 450)
W - resistensi terhadap pemutaran yang bekerja pada ujung tiang lengan crane.
Dengan penggerak daya danpada kecepatan tunak, daya yang dihasilkan motor ialah
N=
Dengan:
V - kecepatan pada ujung tiang lengan crane, dalam m/dt
- efisiensi penggerak
perbandingan transmisi antara motor dengan struktur crane yang berputar
ialah
dengan:
nmot –rpm motor
hp
Wv
η75
η
a
v
ncr
ncr
nmot
i
π2
60
; ==
2/26/2014 Teknik Mesin PNL
Mekanisme pemutarcrane dengan pilar yang terpasang mati marilah kita
periksa contoh crane monorel (gambar 186). Pada crane jenis ini, pilar
tetap 6 dipasang pada truk; tiang lengan crane jenis bertumpu pada pilar
yang menahan semua gaya vertikal dan horizontal yangakan timbul kitika
pengoperasian crane dan meneruskan gaya-gaya tersebut kerel dan
pondasinya melalui truk bawah
Bus bantalan pilar tas diberi bantalan radial dan pendorong yang dipasang
pada gilder khusus pada rangka crane. Gaya horizontal bagian bawah
ditransmisilkan dari bantalan rol radial ke tonjolan silindris khusus pada pilar
yang dipasangpada truk.
Pilar creane (gambar 201) pilardibuat daribaja tempa, yang berbentuk konis.
Pada bagian atasnya diberikan bus silindris dan pada bagian bawah dengan
ujung tirus yang akan dipasang pada pondasi plat (crane putar diam)
ataupada rangka truk (misalnya pada crane monorel). Pilar akan mengalami
lenturan akibat momen Hfh dan tekanan akibatgaya vertikal v. gayav dan Hf
dapat ditentukan dengan rumus (205) dan (206). Penampang kritis pilar
tersebut terdapat pada ujung yanmg diikat. Panjang pilar antara bus
bantalan atas dan tonjolan silindris bawah untuk lenutran karena gaya tekan
v sangatkecil nilainya, sehingga praktis dapat diabaikan.
…. (244)
3
32
311
cm
d
lentur
GgLgLGqa
lentur
Mmaks
W
π
σσ
=
−+
==
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Dengan :
q-bobotmuatan
a-jangkauan crane
G1-bobot struktur putar crane
L1-lengan resultante bobot G1
Gg-pengimbang
Ls-lengan pengimbang relatif terhadap sumbu putar.
Resultante tegangan pada bus bantalan atas (gambar 201) ialah
dengan d =2r
Dari bentuk pilar secara titik kerja gaya horizontal atas dan gaya
horizontal bawah Hf akan serupa grafik pangkat tiga, yang harus digambarkan
sebelum mulai mendesain pilar.
Gambar202 menunjukan diagram momen dan tegangan untuk
memeriksa perhitungan penampang pilar. Metode berikut ini dilakukan untuk
menentukan defleksi maksimum pilar secara grafis pada titik kerja gaya
horizontal atas Hf . dalam menentukan defleksiakibat penampang pilar yang
berbeda-beda, pertama-tama M/I diagram harus dibuat, dengan beban khayal
M/I ini diberikan pada batang diikat mati. Daerah diagram dibagi
menjadibeberapa bagian F1-F13 dengan beban yang dipusatkan pda titik
beratnya. Setiap daerah diagram dianggap sebagai gaya khayal dan gariselastis
digambarkan sebagai kurva yang mulus. Defleksi maksimum akan terjadi pada
[ ]com
gf
comlentur
d
gGq
d
yH
σ
ππ
σσσ <
++
−±=−±=Σ
432
2
1
3
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tegangan tekan mempunyai nilai yang lebih besar.
Gambar 203c ˚menunjukan distribusi tegangan resultante Σ
relatif terhadap sumbu NN yang digambarkan melalui titik potong arah
tegangan v dan kmasing - masing.
Trunion batang lintang diperiksa terhadap defleksi akibat
setengah dari resultan tekanan P = Hf + V dan tekanan satuannya.
Gambar204 menunjukan batang lintang pilar tetap yang terpasang pada
bantalan rol.
Bantalan radial bawah. Crane kecil menggunakan bantalan rol
dengan sebuah rol yang dipasang pada sisi tiang lengan. Crane besar
diberi dua buah bantalan rol di bagian depan.Bila memakai pengimbang
diberi dua pasang rol di depan dan dibelakang (gambar 205 ) yang
dipasang pada kotak khusus pada ujung bawah tiang lengan crane. Bila
kita menandai Hf untuk tekanan bantalan horizontal [rumus ( 206 )] dan 2
α sudut antara dua buah rol bantalan (biasanya sama dengan 600) maka
gaya yang dikerahkan setiap rol pada pilar adalah :
αcos2
fH
N =
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tergantung pada beban yang ditumpunya, rol terbuat dari baja ataupun besi cor
dengan ukuran yang sekecil mungkin dan harus mempunyai permukaan yang
cembung. Rol harus dapat berputar dengan bebas pada pena yang diikat pada
kotak oleh pemegang. Diameter rol yang diperoleh secara percobaan ialah D2 =
( 2,5 sampai 3 ) d2, dengan d2 dengan d2 diameter pena rol. Pada crane putar
untuk pelayanan berat dengan pilar kisi pendukung bagian bawah didesaian
dengan enam buah rol. Tahanan terhadap perputaran. Momen resistensi akibat
gaya gesek relatif pada sumbu perputaran dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut ;
2
21
2
2
1322
0
2
0
3
1 22
3
2
R
RR
Nk
R
r
xRNrH
rr
rr
VWaM f
+
+++
−
−
== µµµ
Dengan :
µ1, µ2 dan µ3: Masing – masing koefisien gesek bantalan dorong,bantlan
bus atas dan pada pena bantalan rol bawah
k: Koefisien gesek gelinding padabantalan rol bawah
W: Tahanan terhadap putar yang bekerja pada ujung tiang lengan
a: Jangkauan tiang lengan.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Peralatan Pemutar Crane Dengan Meja Putar
Diagram crane dengan meja putar ditunjukkan pada gambar 208.
Pada crane ini berat muatan ditransmisikan pada struktur putar crane
melalui bantalan rol ( perputaran ) pada jalur lingkar yang dipasang
padapondasi atau truk crane. Pada sumbu putar terdapat pilar pusat atau
titik pusat yang dipasang pada bagian crane yang diam. Apabila crane
yang bekerja titik putar pusat ini akan mernahan kedua gaya horizontal
dan vertikal.
Tahanan terhadap perputaran. Kasus pertama. Titik pusat grafitasi
struktur putar crane (termasuk muatan),berada diluar lingkaran bantalan
(jalur lingkar). Di sini beban bekerja pada rol depan dan titik putar pusat
(titik putar tersebut mngalami penarikan).
Momen tahanan akibat gaya gesek relatif pada suhu perputaran ialah
0322
0
2
3
0
3
1 '
2
)(
3
2
M
R
R
k
d
PP
rr
rr
PWM s
pa +





+++
−
−
== βµµ
2/26/2014Teknik Mesin PNL
dengan :
W = tahanan terhadap putaran ujung lengan tiang
a = jangkauan tiang lengan
Pp = gaya reaksi vertikal pada pusat putaran
µ1 = koefisien gesek pada bantalan dorong pusat puteran
r dan r0= diameter luar dan dalam bantuan dorong pusat putaran
P2 dan P1= gaya-gaya yang bekerja pada rol perputaran depan
µ = koefisien gesek luncur pada bus bantalan rol perputaran
d = diameter bus bantalan pada rol perputaran
2/26/2014Teknik Mesin PNL
PERPUTRAN
R = JARI-JARI ROL PERPUTARAN
RS = JARI-JARI JALUR LINGKAR
= FAKTOR YANG MEMPERHITUNGKAN TAMBAHAN
AKIBAT GESEKAN PADA NAP (UNTUK ROL)
ATAU AKIBAT LUNCURAN LATERAL ROL PADA JALUR (UNTUK
ROL SILINDRIS), DIAMBIL SAMA DENGAN 1,2-1,3.
M0 = MOMEN GESEK TAMBAHAN YANG DIDAPAT
DENGAN RUMUS (206).Reaksi pada pusat putaran Pp dan gaya yang dikerahkan pada rol
perputaran P2 dan P3 (dengan mengabaikan tekanan angin) dapat
ditentukan dengan rumus :
β
818811
2
()(
cos
1
GGQiGlGQa
R
Pp ++−−+=
β
)(
cos2
1
881132 iGlGQa
R
PP
s
−+==
β
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Di sini :
= setengah sudut antara dua rol yang berurutan
Q = bobot muatan
G1 = bobot struktur putar
G8 = bobot pengimbang, yang lainnya seperti pada gambar 208
Dalam kasus ini pusat putaran akan mengalami tarikan. Penampang kritis
terdapat pada diameter teras ulir pada pusat putaran. Mur atas dan
bawah pada pusat putaran harus dilengkapi dengan alat pengunci
untuk mencegah terlepasnya mur tersebut. Biasanya jenis ulir ialah jenis
ulir gergaji.
Kasus kedua. Titik pusat gravitasi keseluruhan sistem yang berputar berada
di dalam lingkaran bantalan. Di sini beban diteruskan ke semua rol.
Pusat putar tidak mengalami gaya vertikal. Momen tahanan terhadap
perputaran akibat gaya gesek adalah






+





+++= 081
2
)( M
R
R
k
d
GGQM s
βµ
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Kasus ketiga. Titik pusat gravitasi sistem secara keseluruhan berada di dalam
lingkaran bantalan. Beban ditahan oleh rol di dalam sangkar (gambar 209) yang
disusun diantara dua cincin, yang satu diam dan yang lain dipasang pada struktur
putar crane. Pusat putar titik mengalami gaya vertikal dam momen tahanan
terhadap perputaran akibat gaya gesek adalah
Menentukan momen gesek tambahan M0 di samping momen gesek di atas,
pada ketiga kasus terlibat juga momen gesek tambahan yang terjadi
pada bantalan radial pusat putar. Momen gesek ini dihasilkan akibat
gaya yang ditimbulkan pada puat putar oleh gigi terakhir penggerak
planet mekanisme pemutar dan akibat yang ditimbulkan bentuk rol
struktur putar crane yang tirus tersebut
Cincin gigi berukuran besar pada penggerak planet ini diikat pada
bagian crane yang diam. Roda gigi planet akan berputar mengelilingi
cincin gigi dan memutar crane melalui bantalan porosnya karena
bantalan ini diikat pada meja putar.
081 ')( M
R
R
kGGQM s
+++= β
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Penggerak planet dapat didesain dengan cincin gigi luar maupun dalam.
(Gambar 210a).
Pada cincin gigi dalam, gaya horisontal pada bantalan roda gigi penggerak dan
pada pusat putar adalah
pada cincin gigi luar.
(275)………………………
−
= Σ
rR
M
Ppt
258)(…………………………
+
= Σ
rR
M
Ppt
Dengan:
MΣ – total tahanan momen terhadap perputaran( untuk gerakan yang
dimaksudkan )
2/26/2014Teknik Mesin PNL
YANG BEKERJA PADA PUSAT PUTAR. MARILAH KITA TANDAI
PMAKS SEBAGAI GAYA MAKSIMUM PADA SATUBUAH ROL
TIRUS PADA SISI MUATAN DAN ΑSEBAGAI SUDUTKE TIRUSAN
ROL
(GAMBAR 210B), MAKA GAYA INI AKAN MENGHASILKAN
KOMPONEN HORIZONTAL AKIBAT KETIRUSAN ROL SEBESAR
Tekanan angin hanya dapat diperhitungkan untuk dua rol pada desain dengan
empat buah rol (pada kasus yang paling buruk akibatnya untukl gaya yang
bekerja pada rol) komponen horizontal H’ dan H” kedua rol lainya ditentukan
dengan mengabaikan tekanan angin. Maka, gaya horizontal yang bekerja
pada pusat putar akibat ketirusan rol, akan sama dengan selisih antara
resultan gaya yang bekerja pada pasangan rol yang berlawanan letaknya:
Ptap = [( H1 + H’ ) – ( H2 + H” )] cos β
Atau
Ptap = [( Pmaks +P’ ) - ( Pmin + P” )] tan … (259)
2
tan1
σ
maksPH =
2/26/2014
Teknik Mesin PNL
Dengan:
Pmaks dan Pmin – beban maksimum pada rol bagian depan dan beban minimum
pada rol bagianbelakangdengan memperhitungkan tekanan
angin yang ditentukan oleh rumus (236) dan (264)
P’ dan P”– beban pada rol depan dan belakan dengan mengabaikan tekanan
angin
Α – sudut ketirusan roler
Β – setengah sudut antara dua rol yang berdekatan
Maka penambahan momen gesek pada pusat putar akan menjadi
Mo = ( Ppt + Ptap ) µ2 r2 …… .(260)
Dengan
 μ2 – koefisien gesek pada bantalan radial pusat putar
 r2 – jari-jari busbantalan titik putar
Momen resitansi terhadap perputaran total (untuk gerakan tunak) adalh jumlah momen
akibat gaya gesek dan momen resistansi terhadap perputaran akibat angin Mw.
MΣ = M + Mw …………(261)
Momen akibat tekanan angin dapat ditentukan dengan rumus
Mw = Pw Smuatan a + Pw Scrl1 -PwScreg …..(262)
Dengan
 Pw = tekanan angin, dalam kg/m2
 Smuatan Scr,,Scw = luas bidang yang mengalami tekanan angin pada muatan, pada
struktur putar crane dan pada pengimbang dalam M2 2/26/2014Teknik Mesin PNL
2. Peralatan perentang dan pendongak
 Mekanisme untuk mengubah jangkauan crane dapat dikelompokkan ke
dalam dua kelompok :
 mekanisme perentang yang mengubah jangkauna dngan troli yang bergerak
pada girder yang horizontal ataupun miring
 mekanisme pendongak yang menaikkan atau menurunkan tianglengan
(boom)
 troli dapat digerakkan dengan tenaga daya ataupun dengan tangan
dengan memakai penggerak tali.
 Mekanisme perentang. Crane putar rentang dengan jangkauan yang
bervariasi ditunjukan pada gambar 214. troli a membawa tali atau rantai b
yang tidak berujung yang digerakan roda penggerak tali c atau dengan
drum (gaya gesek) ataupun dengan spoket rantai (dengan pertemuan
positif). Roda puli atau spoket diputar oleh roda operasi d melalui roda gigi
dari motor listik terpisah. Tali pengangakat emembelit roda pulu f pada troli
dan roda puli gerak h pada rumah kait. Salah satu ujung tali pengangkat
diikat pada ujung luar (g) tiang lengan dan ujung lainnya dililitkan pada
drum pengangkat.
 Pengangkat merupakan unit yang berdiri sendiri dan dapat tetap
mengangkat beban walaupun troli bergerak ataupun diam.
2/26/2014Teknik Mesin PNL
W = W1 + W2 (272)
Dengan :
W1 dan W2 – tahanan pada roda gerak dan pada roda puli tali pengangkat
 Tahanan akibat roda gerak troli adalah
Dengan :
 Q = bobot muatan
 q = bobot takel pendukung muatan
 Go = bobot troli ( tidak termasuk bobot takel pendukung muatan )
 Β = koefisien untuk memperhitungkan gesekan pada flens roda gerak β = 1,2
sampai 1,3 untuk bantalan luncur dan β = 1,8 untuk bantalan rol
 µ =koefisien gesekpada bantalan roda
 d =diameter garda roda
 k = koefisien gesek pada gelinding roda
 D = diameter roda
( ) (273).............................................
2
01 




 +
++=
D
kd
GqQW
µ
β
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Tahanan pada roda puli tali pengangkat (ketika troli yang dibebani bergerak,
roda puli berputar) adalah W2 = Son - Soff (274)
 Gambar 215a menunjukan diagram roda puli untuk tali pengangkat.
Bila kita menganggap Soff = , maka tarikan pada berbagai titk pada
tali akan menjadi:
 S2 = Soff ε; S3 = S2 ε ; = Sg ε
 ε = koefisien roda puli
 Tarikan maksimum tali atau rantai untuk memindahkan toil adalah
jumlah yang diakibatkan gerak troli W, tarikan tali S akibat
terdefleksinya tali tersebut dan tahanan roda puli penggerak dan
penuntun.
 Tarikan tali aatau rantai f akibat bobot dan defleksinya sendiri f
dapat ditentukan dari keaedaan kesetimbangan momen (Gambar
215b):
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Maka
dengan:
 qr = bobbot tali atau rantai permeter panjangnya
 x = setengah panjang atau rantai yang terdefleksi (nilai maksimum xmaks
akan terjadi ketika troli berada pada salh satu kedudukan ujung.
 f = defleksi tali atau rantai yang diizinkan, biasanya diambil sebesar
2
x
xqSf r=
f
xq
S r
2
2
=
maksxsampaif 





=
200
1
100
1
2/26/2014Teknik Mesin PNL
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat
Pesawat Angkat

More Related Content

What's hot

Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Dewi Izza
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Rumah Belajar
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisBambang Utama
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Surya BS
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahRumah Belajar
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi IndustriOpi Sumardi
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Khairul Fadli
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutEssyKarundeng
 
Pertemuan 5 pesawat angkat ok
Pertemuan 5 pesawat angkat ok Pertemuan 5 pesawat angkat ok
Pertemuan 5 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGANDwi Ratna
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Makalah alat berat
Makalah alat beratMakalah alat berat
Makalah alat beratroni_279
 
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubutAspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubutTresna Hikmawan
 
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower cranePresentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower craneBung HaFied
 
Cara menghitung volume silinder
Cara menghitung volume silinderCara menghitung volume silinder
Cara menghitung volume silinderNdg Putt
 

What's hot (20)

Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
 
Pertemuan 5 pesawat angkat ok
Pertemuan 5 pesawat angkat ok Pertemuan 5 pesawat angkat ok
Pertemuan 5 pesawat angkat ok
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Makalah alat berat
Makalah alat beratMakalah alat berat
Makalah alat berat
 
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubutAspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
Aspek aspek keselamatan kerja dalam membubut
 
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower cranePresentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
 
Cara menghitung volume silinder
Cara menghitung volume silinderCara menghitung volume silinder
Cara menghitung volume silinder
 

Similar to Pesawat Angkat

MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptxMPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptxramaganesya
 
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdfMuhrazaSiddiq
 
2007 05-alat berat
2007 05-alat berat2007 05-alat berat
2007 05-alat beratahmad fuadi
 
Material-handling.ppt
Material-handling.pptMaterial-handling.ppt
Material-handling.pptBkkKramat
 
Material handling equipment
Material handling equipmentMaterial handling equipment
Material handling equipmentmitzgun
 
Makalah conveyor
Makalah conveyorMakalah conveyor
Makalah conveyorammidoang
 
8.pengenalan alat berat (1).pptx
8.pengenalan alat berat (1).pptx8.pengenalan alat berat (1).pptx
8.pengenalan alat berat (1).pptxajudan
 
Presentasi Aprianto.pptx
Presentasi Aprianto.pptxPresentasi Aprianto.pptx
Presentasi Aprianto.pptxMas S2
 
presentasi tower crane-.pdf
presentasi tower crane-.pdfpresentasi tower crane-.pdf
presentasi tower crane-.pdfPutera20
 
Manajemen Transportasi Materi 3
Manajemen Transportasi Materi 3Manajemen Transportasi Materi 3
Manajemen Transportasi Materi 3Arjuna Ahmadi
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan BahanMercu Buana University
 
Inspeksi alat-berat-tambang
Inspeksi alat-berat-tambangInspeksi alat-berat-tambang
Inspeksi alat-berat-tambangAyu Wulansari
 
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...chysar
 
Standar k3yudy01stpart2
Standar k3yudy01stpart2Standar k3yudy01stpart2
Standar k3yudy01stpart2Didik Nuryanto
 
5.material handling
5.material handling5.material handling
5.material handlingDuta Pratama
 

Similar to Pesawat Angkat (20)

MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptxMPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
MPKL TUGAS 2 - Kelompok 2.pptx
 
Silabus ptm
Silabus ptmSilabus ptm
Silabus ptm
 
Silabus ptm
Silabus ptmSilabus ptm
Silabus ptm
 
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
11-k3-alat-angkat-dan-angkut-m3-rev3.pdf
 
2007 05-alat berat
2007 05-alat berat2007 05-alat berat
2007 05-alat berat
 
Material-handling.ppt
Material-handling.pptMaterial-handling.ppt
Material-handling.ppt
 
Material handling equipment
Material handling equipmentMaterial handling equipment
Material handling equipment
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Makalah conveyor
Makalah conveyorMakalah conveyor
Makalah conveyor
 
8.pengenalan alat berat (1).pptx
8.pengenalan alat berat (1).pptx8.pengenalan alat berat (1).pptx
8.pengenalan alat berat (1).pptx
 
Presentasi Aprianto.pptx
Presentasi Aprianto.pptxPresentasi Aprianto.pptx
Presentasi Aprianto.pptx
 
98 193-1-sm
98 193-1-sm98 193-1-sm
98 193-1-sm
 
presentasi tower crane-.pdf
presentasi tower crane-.pdfpresentasi tower crane-.pdf
presentasi tower crane-.pdf
 
Manajemen Transportasi Materi 3
Manajemen Transportasi Materi 3Manajemen Transportasi Materi 3
Manajemen Transportasi Materi 3
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
 
Inspeksi alat-berat-tambang
Inspeksi alat-berat-tambangInspeksi alat-berat-tambang
Inspeksi alat-berat-tambang
 
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
 
Standar k3yudy01stpart2
Standar k3yudy01stpart2Standar k3yudy01stpart2
Standar k3yudy01stpart2
 
5.material handling
5.material handling5.material handling
5.material handling
 
Fixed.pdf
Fixed.pdfFixed.pdf
Fixed.pdf
 

Pesawat Angkat

  • 1. PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT 2/26/2014Teknik Mesin PNL TM336304 / 2SKS, 4JAM Konsentrasi Perancangan / Semester VI Muhammad Razi, ST, MT Assalamua’laikum Wr.Wb
  • 2. PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Teknik Mesin PNL2/26/2014 Tujuan : Membekali mahasiswa tentang wawasan dan pengetahuan Pesawat Pemindah Bahan dan Penerapannya dalam pemecahan masalah Mengangkat dan Mengangkut Beban.
  • 3. PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Teknik Mesin PNL2/26/2014 Materi : • Pesawat Pemindah Behan • Komponen-komponen Sistem Pengangkat • Alat Pengantung Beban • Alat-alat Pengangkat dan Pemindah Bahan • Crane • Crane Tetap • Crane Jalan • Crane Menara • Crane Jembatan • Crane Khusus • Lengan
  • 4. PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Teknik Mesin PNL2/26/2014 Referensi : • A. Muin Syamsir, Pesawat-pesawat Pengangkat, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1995. • Baslim Abbas, Pesawat-pesawat Bahan, Naskah Ir. Je De Vier, Buku Teknik M Stam, Jakarta, 1986. • Daryanto, Alat Pesawat Pengangkat, PT. Rineka Cipta, Jakarta,1992. • M. J. Djoko Setyardjo, Mesin Pengangkat I, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1993. • N. Rodenko, Mesin Pemindah Bahan, Erlangga, Jakarta, 1992. • Suarpradja Tedja, Alat Pengangkat I, Jakarta, 1978. • Spivakovsky, Conveyor and Related Equipment.
  • 5. PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Teknik Mesin PNL2/26/2014 Ketentuan Perkuliahan : • Jumlah Tatap Muka di kelas : 16 X • Kewajiban hadir kuliah minimal 80 % • Keterlambatan kuliah maksimum 20 menit (5X) • Bobot nilai : Tugas = 15 %, Quiz = 20%, UTS = 25 % dan UAS = 40 %
  • 6. Pesawat Pemindah Bahan Pesawat Pengangkat Pesawat Pengangkut 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN Alat-alat Pengangkat Mesin-mesin Pengangkat Ban-ban Pengangkut Lori-lori Pengangkut
  • 7. Pesawat Pengangkat Alat-alat Pengangkat Mesin-mesin Pengangkat 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
  • 8. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Pesawat Pengangkat : Kelompok mesin dengan peralatan pengangkat yang bertujuan untuk memindahkan muatan dengan besar dan jarak yang terbatas. BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN Transport Equipment. Peralatan yang digunakan untuk memindahkan material dari satu lokasi ke lokasi yang lain (contoh, antara tempat kerja, antara tempat pemuatan dan tempat penyimpanan,dll) . Katagori utama dari alat transport adalah conveyors, cranes, and industrial trucks.
  • 9. Alat-alat Pengangkat : Alat pengangkat adalah semua alat (yang tidak berpesawat) yang berfungsi sebagai alat pengangkat beban (memindahkan dalam jarak yang relatif dekat) dan digerakkan dengan tangan (manual). Teknik Mesin PNL2/26/2014 PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT PESAWAT PENGANGKAT Contoh:  Dongkrak (Roda gigi, sekrup, hidrolik, pneumatik, tuas dan lain-lain)  Sistem puli tangan  Lir tangan (Hand Winch) BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
  • 10. Mesin-mesin Pengangkat : Mesin-mesin pengangkat adalah alat pengangkat yang diberi berpesawat (Mekanisme) dan yang digerakkan dengan mesin (Listrik, motor bakar, turbin uap dan sebagainya). Teknik Mesin PNL2/26/2014 PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT PESAWAT PENGANGKAT Contoh:  Dongkrak (Hidrolik, pneumatik dan listrik)  Lir Bermesin  Crane  Elevator (lift)  Eskalator BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN Escalator Elevator Lir mesin
  • 11. 2/26/2014Teknik Mesin PNL2/26/2014 Industrial Trucks Crane Grafity roller Conveyor
  • 13. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Pesawat Pengangkut : Kelompok mesin yang mungkin tidak mempunyai peralatan pengangkat yang dapat memindahkan muatan secara berkesinambungan dan jarak yang relatif jauh. BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
  • 14. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Ban-ban Pengangkut : Ada lima macam ban pengangkut, yaitu: 1. Konveyor Ban (Belt Conveyor) 2. Konveyor Ban berpasak metal (Conveyor with metal cleat belt) 3. Konveyor Keranjang (Bucket Conveyor) 4. Konveyor Goyang (Vibration Conveyor) 5. Konveyor Sekrup (Screw Conveyor) BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
  • 15. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Lori-lori Pengangkut Ada lima macam lori pengangkut, yaitu: 1. Truk, Traktor dan Trailer 2. Lori Spur 3. Lori Lir dan Kapstan 4. Lori Kabel (Cable Car) 5. Kereta Kabel (Sky Van) BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN
  • 16. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Faktor-faktor teknis ini digunakan dalam menentukan pilihan jenis alat- alat yang dapat dipakai pada proses penanganan bahan adalah : BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN Dasar Pemilihan Pesawat Pengangkat dan Pesawat Pengangkut 1. Jenis dan sifat muatan yang akan ditangani 2. Kapasitas per jam yang dibutuhkan 3. Arah dan jarak perpindahan 4. Cara menyusun muatan pada tempat asal, akhir dan antara 5. Karakteristik proses produksi yang terlibat dalam pemindahan muatan 6. Kondisi lokal yang spesifik
  • 17. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN Pemilihan peralatan pengangkat/pengangkut juga ditentukan oleh: 1. Pertimbangan kemungkinan pengembangan perusahaan 2. Jangka waktu penggunaan alat tersebut (permanen atau temporer) 3. Jenis sumber energi yang tersedia 4. Masalah sanitasi 5. Keselamatan dan kenyamanan kerja 6. Ekonomi / Investasi awal (Capital Outlay) dan biaya operasional (Operational Cost)
  • 18. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN Biaya investasi awal meliputi: 1. Biaya peralatan (The cost of equipment) 2. Biaya pemasangan (eraction) 3. Biaya pengangkutan (Transportation) 4. Biaya konstruksi (termasuk instalasi dan operasi)
  • 19. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN Biaya operasional mencakup : 1. Upah dan gaji (Wage and salary) dari pekerja, ditambah dengan tunjangan lain (Tunjangan sosial/social service). 2. Biaya untuk listrik yang dipakai 3. Biaya untuk pelumasan, pembersihan (Wiping), pemboran (Rigging), peralatan khusus lainnya, bahan, dan sebagainya. 4. Biaya perbaikan dan pemeliharaan
  • 20. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN Pesawat pengangkat diklasifikasikan berdasarkan beberapa karakteristik : 1. Rancangan 2. Tujuan Penggunaan 3. Tipe 4. Pergerakan / Karakteristik Kinematik 5. Cara Beraksi
  • 21. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL PERANCANGAN PESAWAT ANGKAT & ANGKUT BAB I. PESAWAT PEMINDAH BAHAN Kharakteristik (Parameter Teknik) yang utama dari sebuah pesawat pengangkat adalah: 1. Kapasitas angkat (Lifting Capacity) 2. Berat mati dari pesawat ( Dead Weight) 3. Kecepatan dari berbagai gerakan 4. Tinggi pengangkatan (Lifting Height) 5. Ukuran-ukuran geometris (Geometrical Dimention) dari pesawat seperti rentangan (Span), jangkauan dan sebagainya
  • 22. PERLENGKAPAN PENGANGKAT Kelompok perlengkapan pengangkat berikut ini mempunyai cirri khas yang berbeda, antara lain: Mesin pengangkat adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodic yang didesain sebagai peralatan swa-angkat, atau untuk mengangkat dan memindahkan muatan atau sebagai mekanisme tersendiri bagi crane atau elevator. Crane adalah gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mangangkat atau sekaligus mengangkat dan memindahkan muatan yang dapat dugantungkan secara bebas atau diikatkan pada crane. Elevator adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodic untuk mengangkat muatan pada jalur pandu tertentu. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 23. TIPE UTAMA ALAT PENGANGKAT ALAT PENGANGKAT Mesin pengangkat Crane Elevator 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 24. JENIS UTAMA CRANE CRANE Crane putar yang diam Crane yang bergerak pada rel Crane tanpa lintasan Crane yang dipasang di atas traktor rantai Crane tipe jembatan 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 25. KARAKTERISTIK UMUM MESIN PENGANGKAT Parameter teknis mesin pngangkat adalah: kapasitas angkat, berat mati mesin tersebut, kcepatan berbagai gerakan mesin, tinggi angkat dan ukuran geometris mesin tersebut, bentangan, panjang dan lebar, dan sebagainya. dengan: n – jumlah siklus mesin per jam Q – berat muatan, dalam ton jamtonnQQhr /= 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 26. Dengan : V – kapasitas ember, alat pencengkeram dan sebagainya dalam meter kubik Ψ – faktor pengisian γ – berat jenis dalam ton/m3 ψγVQ = 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 27. Dengan: Q – berat muatan, dalam ton G – berat ember atau penahan, dalm ton Dengan: Σ ti – total waktu yang dibutuhkan tonGQQ )( += ∑ ∑ = 1 3600 t n 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 28. Semua jenis crane dan mesin penangkat dapat dibagi lagi menjadi empat kelompok sesuai dngan kondisi operasi dan gabungan faktor berikut: - beban pada mesin - penggunaan mesin harian dan tahunan - faktor kerja relatif (jangka waktu mesin dihidupkan DF%) - temperatur sekitar 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 29. KARAKTERISTIK KERJA KONDISI OPERASI Penggunaan mesin rata-rata (mean) Beban K beban Waktu Faktor kerja DF% Tem- Peratur Sekitar °C K tahun K hari Ringan (L) Sedang (M) Berat (H) Sangat Berat (VH) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.25 0. 0.75 1.0 0.33 (shift satu0 0.67 (shift dua) 0.67 (shift dua) 1.0 (shift tiga) 15 25 40 40 25 25 25 45 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 30. Nilai-nilai ini ditentukan dari operasi rata-rata atau data desain. Kerja Nominal Ringan Sedang Berat Sangat Berat Jumlah perubahan operasi per jam …….. 60 120 240 300- 720 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 31. PERLENGKAPAN KHUSUS PERMUKAAN DAN OVERHEAD Truk tanpa rel adalah fasilitas transportasi permukaan yang bergerak diatas jalur rel yang sempit Kendaraan yang berbadan sempit adalah fasilitas transportasi permukaan yang bergerak di atas jalur rel yang sempit Peralatan penanganan silang adalah fasilitas transportasi permukaan yang memindahkan kereta rel di dalam ruang lingkup suatu perusahaan Sistem lintasan overhead adalah struktur jalur pembawa/pemindah tau kabel tempat truk yang bermuatan tersebut bergerak 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 32. KARAKTERISTIK UMUM FASILITAS TRANSPORTASI PERMUKAN DAN OVERHEAD Peralatan permukaan dan overhead Truk tanpa rel Kendaraan yang berbadan sempit Peralatan untuk penanganan silang Sistem lintasan overhead 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 33. PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PENANGANAN BAHAN Fasilitas transpor dipilih sedemikian rupa agar sesauai dengan laju aliran bahan yang menggambarkan sistem umum dari gerak bahan, barang setengah jadi dan produk pada departemen atau pabrik tersebut. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 35.  1. Rantai Lasan rantai lasan (welded) terbuat dari jalinan baja oval yang berurutan. Ukuran utama rantai (gambar 7) adalah : kisar (t), sama dengan panjang bagian dalam mata rantai lebar luar (B), dan diameter batang rantai (d). tergantung pada perbandingan kisar dan diameter batang rantai, rantai lasan diklasifikasikan menjadi rantai mata pendek (t ≤ 3d) dan rantai mata panjang (t > 3d). Gambar 7. ukuran utama mata rantai beban Gambar 8.mata rantai menghubungkan rantai beban.. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 36. Rantai lasan terbuat dari baja CT. 2 dan CT. 3. Mata rantai untuk rantai lasan dibentuk dengan berbagai macam metode,yaitu pengelasan tempa dan pengelasan tahanan listrik. Dengan pengelasan tempa mata rantai dibuat dari satu batang baja, sedangkan bila menggunakan las tahanan listrik mata rantai terbuat dari dua potong baja lengkung yang dilas temu. Rantai lasan digunakan untuk mesin pengangkat kapasitas kecil (katrol, Derek, dan crane yang digerakan tangan), & sebagai perabot pengangkat utama Rantai lasan mempunyai kelemahan yaknik berat, rentan terhadap sentuhan dan beban lebih, kerusaan yang tiba-tiba, keausan yang berlebihan pada sambungan antar mata rantai , dan hanya digunakan untuk kecepatan rendah Keunggulannya ialah flexible untuk semua arah, dapat menggunakan puli dan drum dengan diameter yang kecil serta desain dan pembuatan yang sederhana 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 37. Rumus umum untuk memilih tegangan tarik rantai adalah : Ss = Dengan Ss = beban aman yang diterima rantai, dalam kg Sbr = beban putus dalam kg K = Faktor keamanan K Sbr Intensitas keausan yang terjadi pada rantai tegantung pada factor berikut : perbandingan kisaran rantai dengan drum atau puli rantai, tegangan kecepatan puli rantai, sudut belok relative bila rantai tersebut melewati pulinya, keadaan lingkungan kerja dan sebagainya. Rantai las tempa selalu putus pada bagian lasnya. Pada rantai las tahanan listrik yang bermutu tinggi, biasanya mata rantai putus berbentuk putus miring dengan penampang yang bersudut kecil terhadap sumbu memanjang rantai, yang bermula pada bagian bagian tepi batas permukaan kontak mata rantai yang dihubungkan. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 38.  2. Rantai Rol rantai rol terdiri atas pelat yang dihubung- engsel pana pena (gambar 9). Rantai untuk beban ringan terbuat dari dua keping plat saja, sedangkan untuk beban berat dapat menggunakan sampai lebih dari 2 keping pelat Gambar 9 rantai rol Rantai rol mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan rantai lasan. Karena rantai rol padat maka keandalan operasinya jauh lebih tinggi dibandingkan rantai lasan. Rantai rol mempunyai flexisibelan yang baik sehingga dapat dipakai pada sprocket dengan diameter lebih kecil dan jumlah gigi yang lebih sedikit. Hal ini akan mengurangi ukuran mekanisme dan sekaligus mengurangi harganya. Juga, gesekan pada rantai rol jauh lebih kecil dibandingkan dengan rantai lasan dengan kapasitas angkat yang sama. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 39. Kecepatan maximum rantai rol ditentukan oleh standar Negara dan tidak boleh melebihi 0.25 mm/detik. Nilai factor keamanan K, rasio dan jumlah gigi sprocket untuk rantai las dan rol diberikan pada table 4.d D Table 4 Data rantai yang terseleksi Rasi o d D RANTAI Digeraka n Factor K keamana n Jumlah minimu m gigi pada sprocke t Dilas dikalibrasi dan tidak dikalibrasi …………............ dilas dikalibrasi pada katrol ………………….............................. dilas tidak dikalibrasi tidak mengikat beban Dilas tidak dikalibrasi tidak mengikat beban Roller Tangan Daya Tangan Daya …… …… …… 3 6 4.5 8 6 5 5 20 30 20 30 …. …. …. 5 5 ….. ….. ….. ….. 8 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 40. 3. Tali Rami Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin pengangkat yang digerakan tangan (puli tali) karena sifat mekanisnya yang lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah, mudah rusak oleh benda tajam, pengaruh lingkungan dan sebagainya) Berdasarkan metode pembuatan pembuatan dan jumlah untaian tali rami dikelompokan menadi tali polos dan tali kabel. Yang terakhir terbuat dari lilitan 3 buah lilitan yang berbeda. Tali sering dicelupkan pada aspal untuk mengurangi pelapukan. Walaupun tali rami yang dicelupkan pada aspal lebih tahan terhadap pengaruh cuaca, namun jauh lebih berat dan lebih kurang flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali biasa. Kekuatan putusnya membagi tali rami menjadi dua kelas : kelas 1 dan kelas 2. Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan dengan serabut. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 41. Pemilihan tali rami. Tali rami dipilih hanya berdasarkan kekuatan tariknya berdasarkan rumus : br d S σ π 4 2 = dengan : d = Diameter keliling dari untai, dalam cm S = Beban pada tali, dalam kg  4. TALI BAJA Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1. Lebih ringan; 2. Lebih tahan terhadap sentakan; 3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi; 4. Keandalan operasi yang tinggi. Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σ= 130 sampai 200 kg/mm2. Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang tinggi. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 42. Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi : 1) Tali pintal silang atau tali biasa; 2) Tali pintal parallel atau jenis lang; 3) Tali komposit atau pintal balik. Tali Baja Serba Guna. Tali yang terdapat pada Gambar 13 adalah tali baja konstruksi biasa (kawat seragam) yang berupa kawat anyaman kawat yang sama diameternya Gambar 13. Lapisan serat tali baja. Tali Baja Anti-Puntir. Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian dibentuk sesuai dgn kedudukannya didalam tali. Akibatnya tali yang tidak dibebani tidak akan mengalami tegangan internal. Tali ini tidak mempunyai kecenderungan untuk terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul Jenis Tali Baja Puntir mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1. Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang terjadi minimal. 2. Lebih fleksibel. 3. Keausan tali lebih kecil bila melewati puli dan digulung pada drum, karena tidak ada untaian atau kawat yang menonjol pada kontur tali, dan keausan kawat terluar seragam; juga kawat yang putus tidak akan mencuat keluar dari tali. 4. Keselamatan operasi yang lebih baik. Gambar 15. Tali anti-puntir dan tali biasa 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 43. Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan. Tali ini (Gambar 16) dipakai pada crane yang bekerja pada tempat yang mengalami banyak gesekan dan abrasi. Biasanya tali ini tebuat dari lima buah untaian yang dipipihkan dengan inti kawat yang juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti yang terbuat dari rami Gambar 16. Tali dengan untaian yang dipipihkan. Tali dengan Anyaman Terkunci. Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan kereta gantung. Tali ini mempunyai keunggulan dalam hal permukaan yang halus, susunan kawat yang padat dan tahan terhadap keausan, kelemahannya adalah tidak fleksibel. Gambar 17. Lilitan tali yang dikunci. Cara mengukur diameter luar tali dapat dilihat pada Gambar 19, yaitu dengan mengukur dua untaian yang berlawanan letaknya. Gambar 19. Cara mengukur diameter tali 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 44. Tabel 5 Tali Rami untuk Pengangkat Faktor mula- mula KONSTRUKSI TALI dari keama nan 6 x 9 = 114 + 1c* 6 x 37 = 222 + 1c* tali terhadap Posisi berpoto ngan Posisi sej aj ar Posisi berpoto ngan Posisi sej aj ar tegangan Jumlah serat patah sepanjang satu tingkatan setelah tali tertentu dibuang kurang 9 14 7 23 12 '9 - 10 16 8 26 13 '10 - 12 18 9 29 14 '12 - 14 20 10 32 16 diatas 16 24 12 38 19 Tabel 6 Tali Untuk Crane dan Pengangkat Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa umur tali sangat dipengaruhi oleh kelelahan. Umur tali dapat ditentukan dengan memakai perbandingan (Dmin adalah diameter minimum puli atau drum dan d ialah diameter tali) dan (δ -diameter kawat pada tali). d Dmin δ minD Jumlah lengkungan dapat ditentukan dengan cukup akurat bila kita membuat suatu diagram seperti jenis yang ditentukan dalam Gambar 21. Gambar 21. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan satu puli penggerak. Faktor mula-mula dari keamanan tali terhadap tegangan KONSTRUKSI TALI 6 x 19 = 114 + 1c 6 x 37 = 222 + 1c 6 x 61 = 366 + 1c 18 x 17 = 342 + 1c Posis i berp oto- ngan Posis i sejaj ar Posis i berp oto- ngan Posis i sejaj ar Posis i berp oto- ngan Posis i sejaj ar Posis i berp oto- ngan Posis i sejaj ar Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali dibuang Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18 6-7 14 7 26 13 38 19 38 19 Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 45. Sistem puli yang banyak digunakan dan jumlah lengkungannya dapat dilihat pada Gambar 23 Gambar 23. menentukan lengkungan untuk berbagai sistem puli pengangkat Tabel 7 menunjukkan nilai sebagai fungsi jumlah lengkungan. Tabel 7 d Dmin Jumlah lengk unga n Jumlah lengk ungan Jumlah leng kun gan Jumlah lengk ungan 1 16 5 26,5 9 32 13 36 2 20 6 28 10 33 14 37 3 23 7 30 11 34 15 37,5 4 25 8 31 12 35 16 38 Tabel 8 EFISIENSI PULI Puli Tunggal Puli Ganda Efisiensi Jumlah alur Jumlah puli yang berputar Jumlah alur Jumlah puli yang berput ar Gesekan pada permukaan puli (faktor resisten satu puli) Gesekan anguler pada permukaan puli (faktor resisten satu puli 2 1 4 2 0,951 0,971 3 2 6 4 0,906 0,945 4 3 8 6 0,861 0,918 5 4 10 8 0,823 0,892 6 5 12 10 0,784 0,873 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 46. Tabel 9 Harga Minimum Faktor k dan e1 yang diizinkan TIPE ALAT PENGANGKAT Digerakkan oleh: Kondisi pengoperasian Faktor K Faktor e1 1. Lokomotif,caterpilar-mounted, traktor dan truk yang mempunyai crane pilar (termasuk excavator yang dioperasikan sebagai crane dan pengangkat mekanik pada daerah konstruksi dan pekerjaan berkala. 2. Semua tipelain dari crane dan pengangkat mekanis 3. Derek yang dioperasikan dengan tangan, dengan kapasitas beban terangkat diatas 1 ton yang digandeng pada berbagai peralatan otomotif (mobil, truk, dan sebagainya). 4. Pengangkat dengan troli 5. Penjepit mekanis (kecuali untuk puli pada grabs) untuk pengangkat mekanis pada no.1 6. Idem untuk pengangkat mekanik pada no.2 Tangan Daya Daya Daya Tangan Daya Daya - - - - Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat Ringan Ringan Medium Berat dan sangat berat - - - - 4 5 5,5 6 4,5 5 5,5 6 4 5,5 5 5 16 16 18 20 18 20 25 30 12 20 20 30 Tabel 10 Harga faktor e 2 yang tergantung pada konstruksi tali Konstrusi Tali Faktor e2 Biasanya 6 x 19 = 114 + 1 poros Posisi berpotongan………………………………………………………… Posisi sejajar………………………………………………………………. Compound 6 x 19 = 114 + 1 poros a). Warrington Posisi berpotongan…………………………………………………….. Posisi sejajar…………………………………………………………… b). Seale Posisi berpotongan…………………………………………………….. Posisi sejajar…………………………………………………………… Biasanya 6 x 37 = 222 + 1 poros Posisi berpotongan………………………………………………………… Posisi sejajar………………………………………………………………. 1,00 0,90 0,90 0,85 0,95 0,85 1,00 0,90 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 47. 5. PERHITUNGAN DAYA TAHAN (KEKUATAN BATAS KELELAHAN) TALI KAWAT BAJA DENGAN METODE PROFESOR ZHITKOV Metode perhitungan daya tahan tali kawat yang dijelaskan berikut dihasilkan oleh penelitian bertahun-tahun yang dilakukan di hammer dan sickle works. berbagai konstruksi tali yang berdiameter dari 3 mm sampai 28 mm diuji dengan tiga unit mesin khusus untuk menentukan metalurgi, produksi, desain dan operasi yang mempengaruhi kekuatan tali. Pada tahap pertama, karakteristik umur tali dikumpulkan dari semua pengujian dalam bentuk grafik yang menghasilkan hubungan z = ƒ1(σ) dan z = ƒ2( ) Data ini kemudian dipakai untuk menggambarkan suatu diagram yang menunjukkan hubungan σ = ƒ3 ( ) dengan berbagai jumlah lengkungan tali (gambar 24) dan untuk mendapatkan secara matematis rumus desain: A = = mσCC1C2 Gambar.24 Diagram untuk menentukan jumlah lengkungan tali d D d D d D 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 48.  Bila kita mengetahui kondisi operasi mekanisme pengangkat, dan telah menentukan umur tali, kita dapat menentukan jumlah lengkungan yang diperbolehkan z1 dengan rumus : z1 = a z2 N β dengan : N = umur tali dalam bulan a = jumlah siklus kerja rata-rata per bulan z2= jumlah lengkungan berulang per siklus kerja (mengangkat dan menurunkan) pada tinggi pengangkatan penuh dan lengkungan satu sisi. β = faktor perubahan daya tahan tali akibat mengangkut muatan lebih rendah dari tinggi total dan lebih ringan dari muatan penu Gambar 26. Penggantungan pada sistem puli majemuk 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 49. Gambar 28 menunjukan faktor-faktor utama yang mempengaruhi mutu tali kawat ba 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 50. 6. PENGIKATAN RANTAI DAN TALI  Pengikatan Rantai Beban Lasan  Pengikatan Rantai Rol  Pengikatan Tali Rami  Pengikatan Tali Baja Gambar 29 Metode pengikatan rantai beban lassan Gambar 30 Pengikatan rantai roller beban Gambar 31 Pengikatan tali rami Gambar 32 Pengikatan tali kawat dalam soket tirus 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 51. Soket Baji. Tali dilewatkan mengitari baji-baja beralur (Gambar 34a) dan diikat bersama dengan baji kedalam soket rata yang sesuai yang terbuat dari baja tuang. Beban akan menarik tali kedalam soket dan akan menambah daya ikatnya. Mata Pengikat. Tali dililitkan mengelilingi mata pengikat (Gambar 34b) dan ujung bebasnya dililitkan dengan bagian utama tali. Panjang lilitan 1 > 15d dan minimum sepanjang 500 mm. Gambar 34c menunjukan kait yang diikat pada tali dengan mata pengikat. Disamping dililitkan, mata pengikat dapat dikencangkan dengan memakai klip khusus bulldog (bull-dog clip) atau pengapit pada tali kawat (Gambar 35). Jumlah pengapit minimum adalah tiga buah. Gambar 36 menunjukan tali kawat yang diikat pada mata pengikat dengan plat dan baut. Gambar 34 Baji soket tali (a) dan pengikatan dengan alat berlubang (b,c) Gambar 36 Tali alat berlubang dengan plat dan sekrup Gambar 35 Klem bull dog 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 52. 7. PERABOT PENGGANTUNG BEBAN  Anduh Rantai. Anduh (sling) ini terbuat dari rantai lasan tak terkalibrasi biasa dengan mata dan kait untuk penggantungan atau cengkeram berbentuk capit untuk mengangkat obyek. Juga digunakan rantai tanpa ujung dan rantai lepas dengan cincin tanpa ujungnya  Gambar 38a menunjukan rantai tanpa ujung, Gambar 38b rantai lepas dengan cincin , Gambar 38c - rantai dengan kait dan cincin, Gambar 38d – anduh utas dua, Gambar 38e cengkeram berbentuk cakar untuk membentuk lingkaran pada rantai. Gambar 38f menunjukan tong yang diangkat dengan cengkeram rantai berbentuk capit yang memegang bagian ujung tong  Anduh rantai terutama digunakan untuk pelayanan kerja berat dan selalu pada temperatur tinggi. Kecuali dipakai pelindung khusus yang terbuat dari logam lunak (Gambar 38g), Anduh rantai biasanya akan merusak sudut (ujung) benda yang dingkat Gambar 38 Anduh rantai 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 53.  Anduh Tali Rami. Tali rami polos yang disimpul mati banyak sekali digunakan untuk menhan muatan pada kait crane. Kekuatannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan tali baja, tetapi memiliki keluwesan yang lebih tinggi dan mudah diikat menjadi simpul. Tali rami mudah sekali dirusak oleh ujung tajam benda yang diangkat dan harus dilindungi dengan bantal linak (Gambar 38g) atau alat pelindung khusus lainnya (plat sudut). Metode mengikat dengan tali rami dapat dilihat pada Gambar 39.  Anduh Tali Kawat Baja. Umumnya beban yang berat umumnya dingkat dengan anduh tali baja. Dibandingkan dengan rantai, tali baja lebih ringan tetapi terlalu kaku dan cenderung untuk terpuntir. Di samping itu apabila digunakan untuk mengangkat benda yang berujung tajam, tali baja akan melengkung terlalu tajam dan akan cepat aus. Tali baja ini rentan terhadap temperatur yang tinggi. Muatan yang diangkat oleh anduh tali dan rantai harus diikat dengan aman sehingga tidak berpindah posisinya sewaktu bergerak. Gambar 40a menunjukkan anduh tali baja dengan utas tunggal dan gambar 40b menunjukan tali dengan dua dan empat utas. Gambar 40 anduh serat tali baja2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 55. Pada crane serbaguna yang mengangkat berbagai bentuk muatan ditangani dengan memakai anduh (sling) rantai yang dikatkan pada kait. Kait tunggal (standar) dan kait tanduk adalah jenis kait yang paling sering dipakai untuk keperluan ini. Kadang-kadang digunakan kait segitiga. Kait standar dan tanduk dibuat dengan ditempa pada cetakan rata atau cetakan tertutup atau dapat juga dibuat dari beberapa plat dengan bentuk kait yang dijadikan satu. 1. URAIAN UMUM 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 56. Kemampuan Angkat 1. Kait tempa :  Kait standar sampai 50 ton  Kait tanduk mulai dari 25 ton ke atas 2. Kait segitiga dan kait berlapis mempunyai kemampuan angkat diatas 100 ton 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 57. Pada umumnya, muatan digantung pada anduh berutas-empat dengan dua lilitan tali pada kait (Gambar 61). Kait sering kali mempunyai bentuk penampang tarapesium yang dibuat lebih lebar di dalam. Q Q Q P 35,0 45cos4cos 4 ≈ ° == γ 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 58. Perhitungan Dimensi Kait Tegangan tarik : t : kisar ulir do : diameter luar ulir d1 : diameter dalam ulir Tinggi minimum : σ : tegangan satuan pada jarak y dari sumbu netral Q : beban pada kait F : luas penampang kritis r : jari-jari kelengkungan pada daerah kritis x : faktor bentuk bentuk penampang 4 2 1d Q t π σ = ( )pdd Qt H 2 1 2 0 4 − = π 2. KAIT TEMPA STANDAR 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 59. Momen lentur M diasumsikan bernilai positif bila menyebabkan kelengkungan kait bertambah (jari-jarinya berkurang) dan bernilai negatif bila kelengkungannya berkurang. Karena beban cenderung untuk membuka kait, momennya bernilai negatif (Gambar 62a) : M = -Qr = -Q (0,5a + e1) Nilai x didapat dari persamaan : untuk trapesium dengan sisi b1 dan b2 dan tinggi h akan menjadi Bila kita mengambil nilai h = a, dan bila dan maka rumus diatas setelah ditransformasikan akan berbentuk ∫ + = 2 1 1 e e dF ry y F x ( ) ( ) ( )      −− + +       + − + + +−= 21 1 2 2 21 2 21 1 2 1 bb er er nre h bb b hbb r x ( ) ( ) ( )[ ] 1109861,15,05,1 13 75 2 −−−− + + = nn n n x 1= a h n b b = 2 1 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 60. dengan mengabaikan perpindahan sumbu netral relaif terhadap pusat massa bagian tersebut diperoleh Dalam keadaan tersebut rumus diatas dapat digunakan untuk mencari x untuk semua nilai Denganmendistribusikan nilai M = -Qr = -Q (0,5a + e1), r = 0,5a + e1, y = -e1 (untuk bagian terdalam yang tertarik) dan y = e2 (untuk bagian terluar yang tertekan) ke dalam rumus (61) dan kita dapatkan tegangan satuan pada penampang antara titik I dan II. Tegangan maksimum pada bagian terdalam Tegangan maksimum pada bagian terdalam 31 2 1 h n n e + + ≈ 2 1 b b ( ) ( ) =            + + + −= + − − + −= ry y xr ea F Q ry y xFr eaQ Fr eaQ F Q 1 1 5,0 1 15,05,0 111 σ a e xF Q er e xr ea F Q 1 1 1 211 1 5,0 1 =               − − + −= aman h a e xF Q σσ < + = 2 1 2 1 aman a e xF Q σσ <= 1 1 21 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 61. Nilai x adalah jarak dari titik O ke garis vertikal yang bersangkutan; y adalah panjang garis vertikal di dalam bagian penampang. Titik-titik terluar ordinat kemudian dihubungkan dengan suatu garis. Absis titik pusat penampang tersebut ditentukan dengan Dengan ; f : luas daerah yang dibatasi oleh kurva F : luas penampang kait Luas penampang daerah f dan F ditentukan dengan memaki planimeter. ∫ ∫ = h h c ydx yxdx x 0 0 Metode Grafik untuk menetukan Faktor x 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 62. Dengan meneruskan prosedur yang sama untuk semua garis vertikal akan didapatkan sejumlah titik dan bila titik tersebut dihubungkan, kita akan adapat mencari luas daerah f1 dan f2 pada titik C. Perbedaan f1-f2 akan selalu bernilai negatif. Luas daerah f1 dan f2 dapat ditentukan dengan memakai planimeter. Faktor x akan sama dengan Jarak antara garis nol (netral) adan garis pusat adalah Dengan : ρ : jari-jari kelengkungan titik pusat ( ) F ff dF ry y F x e e 21 2 1 21 − −= + −= ∫ x x + = 1 ρ γ 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 63. Tegangan aman satuan yang didapatkan dengan rumus (64) dan (65) tidak boleh melebihi 1500 kg/cm2 untuk baja 20. Penampang III dan IV diperiksa kekuatannya pada sudut maksimum yang diizinkan 2α = 120° dengan cara yang sama seperti Penampang I dan II. Dengan mengabaikan gaya geser perhitungan untuk gaya dilakuakn dengan memakai cara yang sama dengan sebelumnya, tetap memakai nilai r’dan bukan hubungkan dimensi yang bersangkutan dari penampang tersebut. Bagian silindris tangkai kait yang masuk ke lubang pada bintang-lintang akan mengalami tegangan tarik. Akan tetapi tegangan lentur akan timbul akibat salah stel sebab itu tegangan yang diizinkan dalam hal ini akan jauh berkembang 2 Q αtan 2 Q Tegangan aman 2 a 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 64. Beban digantung pada satu tanduk. Tangkai utama akan dibebani lebih dari yang diizinkan, tegangan satuan maksimumnya dapat ditentukan melalui pertimbangan berikut (penampang kritis V-VI) βcos 2 1 Q p = F pQ p t tsh == σβ,sin 2 F Psh sh =τDAN 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 65. Tegangan lentur yang timbul dari momen Akibatnya ) 2 (1 da PMlentur + −= 22 1 3)( τσσσ ++=∑ lentur Contoh soal: Memeriksa tegangan pada bagian lengkung kait tanduk tempa. Diketahui: Kapasitas angkat 15 ton; dimensi pada gambar 66. 1.Beban total 15=Q TON 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 66. 2.Gaya normal pada penampung rumus (69) adalah: .750.13 45cos3 77sin00.152 cos3 )sin(2 1 kg xxQ P = ° ° = + = α βα 3.factor χ Luas penampang F = 115,8 cm2 Luas daerah tambahan f = 789 cm3. Absis titik pusat ialah cm F f xc 8,6 8,115 789 === 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 67. Zambian Luas daerah Sehingga factor 2 2 2 1 7,1171,5 cmfdancmf == 104,0 8,115 )7,1171,5(2)(2 21 = − − = − − = f ff x Jarak antara titik nol dan titik pusat adalah: cm x 29,1 104,01 104,08,13 1 = + × = + = ρπ γ Jarak antara bagian bagian terdalam dengan garis nol cmxe c 51,529,18,61 =−=−= β 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 68. 4.Tegangan satuan adalah 211 1 /900 14 51,52 104,0 1 8,115 750.1321 . cmkg x a e xF P =××==σ 2 21 21 /520 16 2 14 45,10 104,0 1 5,115 750.13 2 1 cmkg ee a e xF p II −= + ××−= ++ −=σ Kedua rantai diatas berada dalam batas yang diizinkan. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 69. 4. KAIT MATA SEGITIGA PADAT Kait mata pada segitiga padat dipakai pada crane dengan kapasitas angkat yang besar (di atas 10 ton), dan hanya kadang-kadang saja dipakai juga pada crane dengan kapasitas sedang. Kelmahan kait ini adalah anduh yang mengangkat muatan harus dilewatkan kedalam lubang kait tersebut. Kait segitiga ditempa langsung dari satu potong baja utuh. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 70. Ditinjau dari segitiga luar (eksternal) kait segitiga dapat ditentukan secara statis, dan dari segi tegangan kait ditentukan secara statis tak tentu. Karena lengkungan bagian bawah dibuat utuh dengan sisinya dan akan mengalami gaya lentur maka bagian sisinya akan terpengaruh gaya lentur tersebut juga. Dari penyelidikan yang dilakukan, momen lentur pada lengkunagan bawah adalah: 6 1 1 Q M = 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 71. Momen lentur pada pertemuan kedua sisinya dengan busur ialah 13 1 2 Q M = Gaya tarik yang bekerja pada bagian sisi ialah 2 cos2 1 a Q p = Dengan: a - sudut antara kedua sisi Q – beban I – panjang busur yang diukur sepanjang garis netral 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 72. Sambungan antara busur, sisi dan tangkainya tidak boleh membentuk sudut yang tajam tetapi harus rata dan halus. Tegangan satuan maksimum pada bagian sumbu dapat ditentukan dengan rumus F P W Mlentur 1 +=σ xP Q Mlentur 1 6 1 +≈ Dengan: 2 tan 2 1 aQ P = — gaya tekan yang bekerja pada busur, dalam kg W — momen perlawanan F — luas penampang busur Tegangan satuan aman untuk baja 3 adalah 2 /800 cmkgaman =σ 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 73. 5. KAIT SEGITIGA BERSENDI Pembuatan kait mata segitiga ternyata mengalami banyak kesulitan dalam proses produksinya. Sehingga untuk menangani beban yang besar kait segitiga bersendi rakitan lebih disukai untuk digunakan. Tegangan satuan pada sambungan kait tiga-sendi rakitan adalah F a Q 2 cos4 1 =σ Nilai yang diizinkan adalah 2 1 /200.1 cmkg=σ 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 74. Tegangan satuan ditentukan sebagai tegangan pada bentangan lengkung eR e xFR M FR M F P − ++= 11 σ Dengan xP Q M 1 4 1 += 2 tan 2 1 aQ P = Dengan: F — luas penampang 1e — jarak antara sambungan netral dengan lapisan yang menerima beban terbesar.2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 75. Factor x untuk ellips didapat dengan rumus 642 64 5 8 1 4 1       +      +      = R a R a R a x Dengan: a — luas penampang 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 76. Tegangan pada mata tangkai diperiksa dengan rumus hasil ( ) 22 22 1 dD dDP − + =σ Dengan: bd a Q P 2 cos4 = b — lebar lubang (tekanan satuan) 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 77. 6. PERABOT UNTUK MENGGANTUNGKAN KAIT  Pemberat kait. Untuk mengangkat muatan ringan (=sampai 5 ton) biasanya kait langsung diikatkan pada takal pengangkat fleksibel. Untuk meredam kejut, kadang-kadang pemberat kait dilengkapi dengan pegas. Penggunaan peredam kejut ini sangat diperlukan untuk crane yang melayani alu tempa.  Bantalan kait. Bantalan peluru aksial memungkinkan kait dapat berputar dengan mudah ketika menangani beban diatas 3 ton. Bantalan ini dipasang pada batang lintang dipakai menahan mur kait. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 78. BATANG LINTANG UNTUK KAIT Batang lintang kait dapat berputar pada pelat sisi rumahnya yang diperkuat dengan setrap atau sekal yang terbuat dari pelat baja. Hal ini akan memungkinkan kait berputar pada dua arah yang saling tegak lurus. Batang lintang ini ditempa dari baja dan diberi trunion (batang gerak) pada ujungnya. Diameter lubang untuk tangkai kait harus sedikit lebih besar dari tangkainya sendiri. Gambar. 70 penampang-lintang untuk kait. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 79. 6. PERABOT UNTUK MENGGANTUNGKAN KAIT Pemberat kait. Untuk mengangkat muatan ringan (=sampai 5 ton) biasanya kait langsung diikatkan pada takal pengangkat fleksibel. Untuk meredam kejut, kadang-kadang pemberat kait dilengkapi dengan pegas. Penggunaan peredam kejut ini sangat diperlukan untuk crane yang melayani alu tempa. Bantalan kait. Bantalan peluru aksial memungkinkan kait dapat berputar dengan mudah ketika menangani beban diatas 3 ton. Bantalan ini dipasang pada batang lintang dipakai menahan mur kait. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 80. BATANG LINTANG UNTUK KAITBatang lintang kait dapat berputar pada pelat sisi rumahnya yang diperkuat dengan setrap atau sekal yang terbuat dari pelat baja. Hal ini akan memungkinkan kait berputar pada dua arah yang saling tegak lurus. Batang lintang ini ditempa dari baja dan diberi trunion (batang gerak) pada ujungnya. Diameter lubang untuk tangkai kait harus sedikit lebih besar dari tangkainya sendiri. Gambar. 70 penampang-lintang untuk kait. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 81. TABEL UKURAN DAN BEBAN UNTUK BANTALAN SWA-PENYEBARIS UNTUK KAIT YANG MENGANGKAT BEBAN MULAI 5 SAMPAI 75 TON kapasitas pengangkat Q d1 d4 d5 D D1 k R r Limit beban ton kerja, ton. 5 50 52 75 92 100 36 75 1,5 7.5 7,5 60 62 85 106 115 41 85 2 9,0 10 70 72 95 120 130 44 95 2 11,6 15 80 82 110 136 145 50 110 2 15,8 20 90 93 125 155 165 57 125 2 20,6 25 100 103 140 172 185 64 140 2 26,0 30 115 120 160 200 215 74 160 3 35,5 40 125 130 175 220 220 79 175 3 41,5 50 130 135 185 240 250 101 185 3,5 58,0 60 150 155 205 260 270 106 205 4 67,4 75 170 175 230 285 300 111 230 4 77,5 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 82. MOMEN LENTUR MAKSIMUMNYA ADALAH Dengan : D1= diameter luar cincin dudukan bantalan. Momen perlawanannya adalah )5,01( 4422 1 2 1 1 1 d Qd x Q x Qmaks −=−=Μ 2 1 )( 6 1 hdbw −= 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 83. TEGANGAN LENTUR AMAN σlentur = 600 – 1000 Kg/cm2 Momen lentur pada trunion batang-lintang : Tekanan satuan antara trunion dan rumah Dengan : s = tabel sakel s1 = tabel pelat samping 22 1 2 ss x Q M + = ( )12 ssd Q P + = 2 1ss l + = 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 84. Trunion batang-lintang tidak boleh bergerak secara aksial tetapi harus dapat berputar. Pengencangannya dapat dilakukan dengan cincin penyetel yang diikat dengan memakai pena tirus atau cincin belah yang dimasukan ke dalam alur trunion yang dipasang dengan skrup ke strap atau sekal. Momen lentur pada trunion: Gambar 71 penampang-lintang untuk pemasangan dua roda penuntun tali       +−++= 2222 0 01 Dl ss Q M maks λ       ++= ss Q M 02 22 λ 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 85. Gambar 72 Penampang-lintang sakel dengan rumah empat buah roda penuntun. Pada penampang A1B1 (gambar 72) Pada penampang A2B2 Pada penampang A2B2 dipakai rumus lame, tekanan satuannya ialah: bs Q 2 1 =σ ( )sdb Q − = 2 1σ ds Q P 2 = 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 86. Tegangan satuan pada permukaan dalam: Tegangan satuan pada permukaan luar: Tegangan maksimumnya akan terjadi pada permukaan dalam yakni: Maka ( )[ ] ( ) 22 22 3 2 2 dR dRP A − + =σ ( ) 22 2 3 2 2 dR dp B − =σ ( ) ( )22 22 3 42 4 dRds dRQ A − + =σ 22 22 1 4 4 2 dR dR x d Q s − + = σ 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 87. PERHITUNGAN KEKUATAN BATANG LINTANG SECARA TEPAT DENGAN METODE YANG DIKEMBANGKAN OLEH A.A. STAROSELSKY Bila batang lintang didesain dengan bantalan anti-gesek, tekanan pada daerah permukaan kontak yang dibebani dapat diasumsikan terbagi merata pada permukaan setengah silinder menurut hukum berikut : Pc= p cos ϕ 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 88. Gambar 73 Diagram perhitungan untuk penampang-lintang Jika P merupakan resultan pada gambar dari persamaan itu kita peroleh : Dan rumus yang dapat digunakan : cmKg R P xp / 2 π = PR R M P R N       +−=       += 1 034,012,0 1 21 4 1 1 1 π 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 89. RUMAH KAIT Rumah kait merupakan keseluruhan takel gantung yang mencakup :alat pengangkat (kait), batang lintang, roda puli bawah, dan pelat rumah sekal tempat gandar roda puli dan pemutar batang lintang diikat Gambar 77 menunjukkan rumah dengan satu buah roda puli dan perabot untuk mencegah tali terlepas Gambar 78 - 79 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 90. MUATAN YANG DITANGANI DALAM PERUSAHAAN INDUSTRI DAPAT DIBAGI DALAM BEBERAPA KELOMPOK SEBAGAI BERIKUT : 1. Muatan satuan yang biasanya berukuran besar misalnya ; ketel, rakitan mesin, struktur logam, dan lainnya. 2. Muatan satuan massal ; biled baja coran berukuran besar, hasil, komponen mesin, baja canai, lembaran dan pelat, kotak, tong dan sebagainya. 3. Muatan satuan massal berukuran kecil ; coran, tempa, dan kom[onen mesin berukuran kecil, biji logam, baut, paku keling dan sebagainya. 4. Bahan lepasan ; batu bara, pasir, kokas, gas, abu, tatal, dan sebagainya. 5. Bahan cair ; besi cor cair, baja, dan logam cair lainnya 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 91. 7. PENCENGKERAM CRANE UNTUK MUATAN SATUANFaktor penggunaan dan kapasitas penanganan yang lebih tinggi dan perabot pengangkat berbanding langsung dengan waktu yang diperlukan untuk menggantung dan melepaskan muatan. Waktu ini dapat dikurangi dengan penggunaan pencengkeram khusus yang harus : 1. Sesuai dengan sifat dan bentuk muatan 2. Mencengkeram dan melepaskan muatan dengan cepat 3. Mempunyai kekuatan dan keandalan mekanis yang memadai 4. Memenuhi syarat keamanan 5. Tidak merusak muatan 6. Mempunyai bobot yang minimum 7. Mudah dalam pengoperasiannya 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 92. CENGKERAM DAN PENGAPIT CRANE Komponen yang serupa misalnya : pasangan roda, as, lembaran dan pelat baja roll kertas, gulungan kawat dan sebagainya ditangani dengan cengkeram yang sesuai bentuknya dengan muatan tersebut. Jenis cengkeram untuk pasangan roda, poros dan gandar tergantung pada panjang dan jumlah komponen yang ditangani sekaligus. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 93. PLATFORM MUATAN DAN EMBER CURAH SAMPING Perabot ini dipakai untuk menangani muatan satuan dalam jumlah besar (kotak bal baja batangan, komponen mesin dan sebagainya) dan juga muatan yang berukuran kecil (briket, batu bata, biji logam dan komponen besi cor berukuran kecil lainnya). Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, muatan yang berukuran kecil tidak boleh dipindahkan pada platform dan ember terbuka. Isi platform dan ember dapat dipindahkan dengan crane ke gerbong rata. Biasanya platform, dan ember tersebut ialah jenis yang dapat di lepas atau dicurah. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 94. TANG BIASA DAN SWA JEPIT SENDIRI Kecenderungan untuk mengurangi tenaga kerja untuk menangani muatan satuan sekecil mungkin telah menyebabkan berkembangnya berbagi jenis tang dan cengkeram otomatis lainnya. Pada pronsipnya, tang dibuat bersifat swa jepit, yakni penjepit ini akan menutup sendiri akibat muatan yang ditangani. Tang dibuka secara manual dengan tuas khusus. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 95. 8. MAGNET PENGANGKAT ELEKTRIS Magnet pengangkat digunakan sebagai bahan magnetik dalam berbagai bentuk (ingot, batang, rel, baja lembaran dan pelat, pipa, tatal, biji, kotak yang berisi benda – benda terbuat dari baja). Magnet pengangkat dapat digunakan secara luas khususnya pada pekerjaan rekasanya metalurgi dan mekanis. Keunggulan utamanya ialah tidak diperlukannya pengikatan muatan secara manual sehingga mengurangi waktu yang diperlukan untuk operasi ini secara drastis. kelemahan magnet peralatan ini yaitu pengurangan kapasitas angakt akibat bobot magnet ini sendiri, akan tetapi alat ini dapat mengatasi muatan yang jumlahnya cukup besar dengan waktu yang minimal dan peningkatan efisiensi pengangkat yang cukup besar. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 96. 9. CENGKERAM UNTUK BAHAN LEPASAN Bak. Bak swa – curah digantungkan pada kait crane, dan dapat dibalikan / diputar pada trunion horizontal. Bak ini mempunyai kapasitas antara 0,25 – 3 M3 . Bak Curah – Bawah Dan Curah Samping. Dipakai untuk menangani kerikil, pasir, tanha dan sebagianya dengan bantuan crane jenis ini lebih unggul dibandingkan bak miring, karena tidak mencecerkan bahan ketika pencurahan. Bak Dengan Sekop.bak jenis ini berkapasitas 1 – 3 m3 dan untuk penggunaan khusus dapat sampai 8 m3. Bak ini mempunyai dua buah sekop bersendi dengan alas yang dibulatkan. Ember cengkram .didesain untuk proses pencurahan otomtis tetapi memerlukan tenaga kerja dan mekanisme manual untuk pengoperasiannya. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 97. EMBER CENGKRAM TALI GANDA. OPERASI PENGANGKATANNYA DILAKUKAN OLEH SATU KELOMPOK TALI (ATAU SUATU TALI) Ember Cengkram Tauber Dengan Tali Ganda. Terdiri atas bentuk lonceng yang dibentuk oleh dua buah dinding memanjang yang sejajar yang dihubungkan dengan suatu pelat horizontal, Ember Cengkeram Tali Tunggal. Ember cengkeram yang dalam kedua macam operasinya (naik turun, membuka dan menutup) dilakukan dengan satu alat penarik, biasanya tali. Ember Cengkeram yang Digerakkan Motor. Pada ember cengkeram yang digerakkan motor, sekop dibuka dan ditutup dengan rantai ataupun tali yang digerakkan motor yang terpasang pada rangka pemegang itu sendiri. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 98. EMBER CENGKERAM YANG DIGERAKKAN MOTOR DENGAN PENGANGKAT LISTRIK SEKOPNYA DIKENDALIKAN DENGAN TALI PULI YANG RODA PULINYA DIPASANG PADA . SEBATANG- SILANG BAWAH. Ember Cengkeram Khusus. Mempunyai sekop yang berbentuk khusus untuk menyesuaikan diri dengan jenis operasi dan bahan yang akan ditangani. Ember Cengkeram Tangan Majemuk. Bentuknya menyerupai tangga, sekop, atau lebih tepat disebut dengan tangan, alat ini terdiri dari 3 sampai 8 tangan yang dapat mencengkeram bahan bongkahan dengan mudah tanpa merusakkan bahan. 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 99. 10. METODE UNTUK MENDESAIN EMBER CENGKERAM  Sifat bahan curah berikut mempengaruhi parameter alat cengkeram: ukuran dan bentuk bongkahan, kandungan air, viskositas gaya, gesek dalam, berat jenis (bulk weight), derajat ketahanan bahan terhadap penembusan benda asing, dan sebagainya. Metode mendesain cengkeram berdasarkan sifat fisik bahan curah dikatakan ideal.  Ketergantungan antara bobot dan kapasitas cengkeram dapat diungkapkan dengan perbandingan sebagai berikut: (a) untuk cengkeram pelayanan ringan (b) Untuk cengkeram pelayanan medium (c) Untuk cengkeram pelayanan berat (d) Untuk cengkeram pelayanan sangat berat Dengan: berat cengkeram, dalam ton, kapasitas cengkeram, dalam meter kubik 5,08,0 += VGgr 5,05,1 += VGgr 5,03,2 += VGgr 5,03 += VGgr −grG −V 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 100. Dengan memakai diagram perpindahan dari mekanisme cengkeram dan data berat komponennya dapat kita tentukan gaya yang bekerja pada komponen tersebut berdasarkan statika. Data percobaan menyarankan hubungan berat sebagai berikut: dengan: berat batang-silang bawah dengan pengimbangan berat sekop berat btang-silang atas dengan batang hubung Dengan gaya yang ditentukan ini diperiksa kekuatan komponen cengkeram, sehingga kita menentukan gaya yang diperlukan untuk menutup sekop tersebut. grGG 2,01 = grGG 5,02 = grGG 3,03 = 1G 2G 3G 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 101. 11. PERLENGKAPAN CRANE UNTUK MENANGANI BAHAN CAIR Krusibel (untuk mencairkan paduan baja dan logam lainnya) dibuat dari bahan tahan panas: dan krusibel ini dapat menampung muatan mulai 40 sampai 300 kg logam. Krusibel diangkat dari tanur dan dipindahkan dengan tang garpu. Ladel untuk menangani bahan cair dibuat dari plat baja dan mempunyai lapisan tahan panas. Keamanan dan pelayanan yang mudah (pekerja lebih terlindung terhadap radiasi kalor dibandingkan dengan pelayanan ladel biasa) dan kehilangan kalor yang lebih kecil akibat radiasi (karena drum tertutup) menyebabkan penggunaan ladel drum sangat efektif 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 102. PERALATAN PENAHAN DAN REM  PERALATAN PENAHAN Alat penahan digunakan untuk menahan beban yang sedang diangkat oleh Derek.  Peralatan Racet. Jenis peralatan ini terdiri atas roda racet dan sebuah pengunci. Gigi racet dapat diletakkan pada bagian dalam atau luar pada sisi ataupun roda racet. Gigi tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga racet dapat bergerak bebas ketika beban diangkat.  Gambar 109 a menunjukkan desain peralatan racet yang paling sering digunakan dengan gigi pada bagian luar roda racet. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 103.  Penahan terbaik diperoleh pada titik kontak antara garis singgung yang melewati titik putar pengunci dan diameter luar roda racet. Dalam hal ini tekanan pada pengunci diarahkan sepanjang gaya keliling roda racet.  Menurut tujuannya roda racet dapat didesain dengan jumlah gigi yang berbeda-beda :  z = 6 sampai 8 untuk dongkrak batang dan pinion, racet dan rem yang digerakkan oleh beban yang diangkat (pengangkat dengan penggerak roda cacing).  z = 12 sampai 20, untuk penahan racet yang bebas 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 104.  z = 16 sampai 25 atau selebihnya untuk rem jenis racet.  Panjang gigi (lebar daerah tumpuan pengunci) dipilih dengan memperhatikan tekanan satuan linear. b = P p  dengan : P = gaya keliling p = tekanan satu linear Biasanya tekanan satuan diambil p = 50 – 100 kg/cm untuk pengunci baja 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 105. dan roda racet besi cor dan p = 150 – 300 kg/cm untuk pengunci dan roda racet yang terbuat dari baja. Gambar 109 Peralatan racet dengan gigi luar  Gigi racet dengan pertemuan pada bagian luar diperiksa terhadap kelenturan dengan rumus : m ≈ 23 M zψ [σ lentur ] Dengan :  m = modul yang setara dengan kisar pada diameter luar dibagi dengan π 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 106.  M = momen gaya yang ditransmisikan dalam kg – cm.  z = jumlah gigi  [σ lentur ] = tegangan lentur aman Rumus (95) (lihat gambar 109b) diturunkan sebagai berikut . Anggapan ABCD adalah daerah patahan gigi. Persamaan kekuatan terhadap lentur adalah Ph = a ² b [σ lentur ] 6 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 107.  Biasanya a = m dan h = 0,75 m; b = ψm;P = 2M dan D = zm D Maka : 2M 0,75 m = m² ψm [σ lentur ] zm 6 dan : m ≈ 23 M zψ [σ lentur ]  Kecepatan keliling roda racet tersebut berbanding lurus dengan diameternya. Karena gaya tumbukan pada pengunci dan gigi meningkat secara proporsional 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 108.  dengan kuadrat kecepatannya, maka peningkatan kecepatan harus dibatasi sampai nilai yang dapat diizinkan.  Tumbukan pada kecepatan tinggi dikurangi dengan memakai gigi dan kisar yang lebih kecil; dapat juga sepersekian dipakai dua atau beberapa pengunci yang titik pertemuannya digeser sepersekian bagian kisar, sesuai dengan jumlah penguncinya. Pada perlengkapan racet bebas atau rem jenis roda racet selalu terpasang mati pada poros.  Pengunci racet dapat didesain seperti pada Gambar 109 a ataupun dengan bentuk seperti penahan yang ditunjukkan Gambar 109 a. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 109.  Pengunci diperiksa terhadap tekanan eksentris ataupun tarikan eksentris; σ = M lentur + P W F Dengan :  M lentur = P e 1  W = bx² adalah momen ketahanan minimum yang diperlukan (Gambar 109 d) Biasanya pena pengunci (Gambar 110a) dianggap sebagai batang kantilever yang mengalami pembebanan. Persamaan kekuatan ialah : Pl = 0,1 d³ [σ lentur ] 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 110. Untuk l = b + a dan P = 2 M kita peroleh 2 zm d = 2,71 M b + a zm [σ lentur ] 2 Dengan memperhatikan penggunaan beban tumbukan, biasanya pena racet dibuat dari Baja 45 yang mempunyai tegangan lentur aman yang agak diperkecil. [σ lentur ] = (300 sampai 500) kg/cm² Kondisi yang terbaik untuk pengunci yang bergeser pada gigi racet didapatkan bila φ > ρ dengan ρ adalah sudut gesek (Gambar 110b). 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 111.  Gaya T = P sin φ cenderung mendorong pengunci kea rah akar gigi sedangkan gaya gesek N μ (di mana N = P cos φ) dan daya gesek pada pena pengunci akan melawan gerakan ini. Bila ∑ MA = 0 didapatkan (T – Nμ) L cos φ – Pμ1 d = 0 2  Dengan mensubstitusikan nilai T dan N dan menghilangkan cos² φ tan p > 0 ;  Maka φ - 0 > 0 atau φ akan menjadi lebih besar dari p. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 112. Tabel 22 Konstruksi untuk Profil Gigi dan Roda Racet  Tabel 22 memberikan data yang diperlukan untuk konstruksi profil gigi dan roda racet dengan gigi dalam dan luar.  Urutan berikut ini dapat dipakai untuk mengkonstruksikan profil gigi luar (lihat Tabel 22). Pertama-tama kita gambarkan lingkaran addendum NN dan dendum atau lingkaran kaki SS. Lingkaran NN, yang juga merupakan lingkaran kisar, dibagi dengan kisar t menjadi bagian yang sama besar. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 113.  Dari sembarang titik bagi tersebut kita menggambarkan tali busur AB = a. Pada tali busur BC kita membuat sudur 30° dari titik C.  Kemudian garis tegak lurus LM ditarik pada bagian tengah tali busur BC sampai berpotongan dengan sisi CK pada titik O. Dari titik O kemudian kita gambarkan lingkaran dengan jari-jari OC.  Titik E, yang merupakan perpotongan lingkaran ini dengan lingkaran SS, merupakan salah satu titik sudut titik sudut sisi (vertex) dengan sudut 60°. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 114.  Profil gigi-dalam dikonstruksikan sebagai berikut. Pertama digambarkan lingkaran addendum NN dan addendum atau lingkaran kaki SS. Lingkaran NN dibagi dengan kisat t menjadi bagian yang sama panjang. Dari sembarang titik bagi tersebut digambarkan tali busur AB = a. Pada tali busur BC dibuat sudut 20° dari titik C. Kemudian garis tegak lurus LM ditarik pada bagian tengah tali busur BC sampai berpotongan dengan sisi CK pada titik E yang berupa titik perpotongan lingkaran ini dengan lingkaran SS adalah vertex dengan sudut 70°.  Sumbu titik putar pengunci didapat dengan konstruksi berikut (Gambar 110c). 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 115.  Jarak antara pusat ke pusat OA (antara pusat pengunci dan roda racet) diambil sebagai diameter setengah lingkaran yang perpotongannya pada titik B dengan lingkaran addendum roda akan memberikan kedudukan gigi yang bertemu dengan pengunci dan potongan BA akan merupakan panjang pengunci.  Garis BA akan tegak lurus dengan jari-jari racet OB dari persamaan geometris. Biasanya panjang pengunci BA diambil sama dengan 2t. Pengunci yang tidak bertemu dengan gigi akibat bobot mereka sendiri diberi pemberat tambahan atau pegas (Gambar 111a). 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 116.  Bila muatan sedang diangkat gigi roda racet akan bergeser di bawah pengunci dan menimbulkan bunyi klik yang tidak diinginkan (terutama bila poros berputar dengan kecepatan tinggi). Bunyi tersebut dapat dihilangkan dengan memakai pengunci yang dikenal sebagai pengunci tanpa bunyi (noiseless), yang beroperasi dengan menggunakan cincin gesek (Gambar 111b). Pengunci demikian hanya digunakan pada rem racet.  Roda racet dengan gigi-dalam dipakai hanya pada roda rem racet. Giginya dicor pada sisi-dalam drum rem yang terpasang bebas pada poros. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 117.  Satu atau dua buah pengunci dipsang pada tuas yang diikat pada poros dan dioperasikan oleh cincin gesek (Gambar 112). Jumlah gigi berkisar dari z = 16 sampai 30.  Gigi pada bagian dalam roda racet jauh lebih j auh lebih kuat dibandingkan dengan gigi pada bagian luar. Akibatnya persamaan kekuatan mempunyai bentuk yang berbeda : M zψ [σ lentur ] Simbol yang dipakai mewakili nilai yang sama dengan persamaan (95). 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 118.  Penahan gesek. Dibandingkan dengan penahan gigi, penahan gesek mempunyai keunggulan tertentu: beroperasi tanpa bunyi dan tanpa guncangan. Akan tetapi pda penahan jenis ini tekanan pada titik putar pal dan poros lebih tinggi dibandingkan dengan penahan bergigi. Akibatnya penggunaan terbatas dan selalu dipakai bersamaan dengan rem.  Gambar 113 menunjukkan penahan gesek dengan gigi-dalam penahan berbentuk baji. Sudut bajinya bisanya diambil sebesar 2α ≈ 45° - 50°. Koefisien gesek μ ≈ 0,1. Sudut φ adalah 15° pada nilai rata-rata. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 119.  Untuk mencegah aksi dua arah dipakai dua buah cakar yang ditempatkan pada kedudukan yang berlawanan pada diameter lingkaran roda geseknya.. Gambar 112 Roda racet dengan gigi dalam Tekanan pada titik putar pengunci adalah :` P0 = P Tan φ Di mana : P = gaya keliling  Cakram rem harus diperkuat dengan sirip untuk menahan beban yang ditimbulkan tekanan pengunci. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 120.  Racet Rol. Biasanya penggunaan racet rol secara meluas dipakai bersamaan dengan rem. Gambar 114a menunjukkan racet rol pada rumah yang terpisah dengan rem. Peralatan racet semacam ini beroperasi sebagai berikut.  Poros 1 yang akan ditahan mempunyai bus 2 yang diberi alur sebagai tempat rol 3. Cincin 6 dipasang dengan pasak 5 pada badan 4. Rol 3 tidak menghalangi putaran yang berlawanan arah dengan jarum jam bus 2 bersama dengan poros 1. Bila poros 1 mulai berputara searah dengan jarum jam akibat muatan (poros 1 mendukung drum yang dililiti tali pengangkat) rol akan tertekan pada alur oleh bus 2 dan ditekan pada cincin tetap 6. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 121.  Untuk mencegah rol jatuh ke dalam alur akibat bobotnya sendiri dipasang pegas penahan seperti yang ditunjukkan Gambar 114b. Gambar 115 menunjukkan berbagai desain racet rol. Gambar 113 Penahan gesek Gambar 114 Racet Rol Gambar 115 Berbagai desain racet rol  Desain Racet Rol (Gambar 116). Rola yang ditekan antara penggerak dan pengikut pada pusat gaya normal N1 dan N2 dan daya gesek tangesial μ1 N1 dan μ2N2 . Dengan roll yang berada pada ketidak seimbangan gaya, resultan R1 = R2. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 122.  Momem gaya yang ditransmisikan adalah : M = zμN D 2 dengan : z = jumlah rol (biasanya z = 4). Koefisien gesek μ ≈ 0,06.  Bila μ = tan p > tan α kita dapatkan N < 2M (N =N1 = N2) z D tan a 3  Akan tetapi, untuk mendapatkan keandalah yang lebih baik, gaya yang bekerja pada sebuah rol diasumsikan sebagai : 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 123. N = 2M (98) zD tan a 2 Panjang rol l = N dengan p = 450 kg/cm bila p elemen yang beroperasi dibuat dari baja yang bermutu tinggi dan diperkeras dengan baik.  Tabel 23 menyenaraikan dimensi utama racet rol dengan kekerasan Rockwell pada permukaan operasi Rc = 58 sampai 61.  Bahan yang dipakai adalah Baja 15 dengan perkerasan kulit (case hardered). 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 124. Gambar 116 Diagram desain racet rol Tabel 23 Dimensi Utama Rachet Rol  Rachet rol dipilih dengan memakai rumus berikut :  Naman = 100N 100 nK dengan: n = rupa yang sebenarnya k = factor keamanan, diambil mulai 1,5 sampai 2. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 125. REM SEPATU  Pada mesin pengangkat, rem digunakan untuk mengatur kecepatan penurunan muatan ataupun untuk menahan muatan agar diam. Rem digunakan juga untuk menyerap inersia massa yang bergerak (truk, crane, muatan, dan sebagainya). Tergantung pada kegunaannya rem dapat diklasifikasikan sebagai jenis penahan (parkir), jenis penurunan atau gabungan keduanya. Rem jenis gabungan melayani kedua fungsi penghentian muatan dan mengatur kecepatan penurunan.  Rem dapat dibedakan menjadi rem automatis dan rem yang dieprasikan manual. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 126.  Jenis rem yang termasuk rem manual ialah : rem sepatu atau blok, rem pita, rem kerucut, rem cakram dan rem racet serta rem, dengan gagang pengaman.  Jenis rem yang termasuk rem otomatis adalah rem sentrifugal (untuk mengatur kecepatan) dan rem yang digerakkan oleh bobot muatan yang diangkat.  Rem sepatu atau blok dapat didesain dengan sepatu luar atau dalam. Rem sepatu luar adalah jenis rem yang umum digunakkan pada mesin pengangkat, sedangkan rem, sepatu dalam hanya ditujukan untuk penggunaan crane yang dipasang pada truk. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 127.  Prinsip Operasi Rem. Untuk memahami prinsip operasi rem sepatu marilah kita lihat diagram rem sepatu tunggal yang ditunjukkan pada Gambar 117.  Karena aksi satu arah sepatu tunggal menimbulkan lenturan pada poros rem, rem sepatu tunggal hanya dapat dipakai untuk menahan momen gaya yang kecil pada penggerak tangan bila diameter poros tidak melebihi 50 mm. Tekanan yang diberikan oleh sepatu besi cor pada roda rem haruslah sedemikian rupa sehingga gaya gesek yang dihasilkan pada permukaan roda mengimbangi gaya kelilingnya. Gambar 117 Diagram untuk rem sepatu tunggal 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 128. Gambar 118 Diagram untuk rem sepatu ganda  Rem sepatu ganda (Gambar 118) sering digunakan pada mekanisme pengangkat, pemindah dan pemutar crane, yang berbeda dengan rem sepatu tunggal, rem sepatu ganda tidak menimbulkan defleksi pada poros rem. Penjepit dan crane yang digerakkan listrik hampir selalu didesain dengan rem sepatu ganda. Rem digerakkan oleh pemberat G dan dilepaskan dengan electromagnet. Akibatnya, pengereman yang permanent hanya bekerja bila electromagnet dinyalakan. Biasanya rangkaian listriknya dibuat saling mengunci antara motor 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 129.  dan magnet secara otomatis menghasilkan aksi pengereman walaupun motor berhenti secara mendadak.  Rem sepatu ganda (Gambar 118) beroperasi dengan prinsip kerja sebagai berikut: pemberat G menyebabkan tangkai I bergerak kebawah bersama dengan batang tarik 2. Batang tarik 2 akan memutar segitiga kaku 3 melalui sendi C. Bila kita asumsikan titik A diam di tempat, titik C bergerak ke bawah; dalam kasus ini titik B akan berpindah ke kanan. Gerakan ini akan ditransimisikan oleh batang tarik 4 dan tuas 6 yang akan mendorong sepatu 8 ke arah roda rem. Bila sepatu 8 sudah tidak dapat bergerak lagi, 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 130.  titik C akan diam di tempat dan segitiga 3 akan berotasi pada titik C tersebut. Akibatnya titik A akan berpindah ke kiri dan akan menggerakan sepatu 7 melalui tuas 5.  Pada desain sebenarnya dari rem yang ditunjukkan pada Gambar 118, tuas 1 terdiri atas dua bagian yang dihubungkan menjadi satu dengan menggunakan kopling batang (turnbuckle) untuk menyetel rem.  Diagram lain rem sepatu ganda ditunjukkan oleh Gambar 119  Pengoperasian rem (Gambar 119) dengan pemberat yang dipasang pada tuas rem mempunyai kelemahan sebagai berikut. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 131.  Setelah arus diputuskan dan pemberatnya jatuh, pemberat ini akan bergetar bersama dengan tangkainya, menurunkan dan menaikkan tekanan sepatu pada roda dan akan mengubah besarnya momen gaya pengereman. Perubahan secara periodic pada momen gaya pengereman ini merupakan fenomena yang tidak dikehendaki pada mekanisme pengangkat maupun pada mekanisme pemindah. Dalam hal ini pegas dapat lebih diandalkan karena dapat beroperasi lebih halus dan dapat disetel lebih tepat dengan jangka penyetelan yang lebih luas.  Gambar 120 merupakan desain rem yang digerakkan oleh pegas. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 132. ELEMEN REM SEPATU  Roda Rem. Biasanya mesin pengangkat yang digerakkan tangan didesain dengan roda dari besi cor dan digerakkan oleh penggerak daya. Roda yang dipakai terbuat dari baja cor dengan tingkat diatas 55 j I Group III, atau baja tempa dengan tingkat diatas 45 sesuai dengan standar soviet dengan kekerasan minimum permukaan gesek 280 Bhn. Mekanisme penggerak truk dapat digunakan roda rem dari besi cor. Roda rem harus seimbang secara dinamis. Lebar roda boleh melebihi lebar sepatu sebesar 5 – 10 mm. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 133.  Roda rem harus diberi sirip untuk pelepasan kalor yang lebih baik dan dilengkapi dengan lubang diantara siripnya untuk mendapatkan sirkulasi udara yang lebih baik dan untuk melepaskan kalor lebih efektif ke atmosfer. Bila rem dipasang pada kopling fleksibel, rem harus dipasang pada bagian yang berhubungan dengan mekanisme penggerak.  Sepatu rem. Sepatu rem dibuat dari kayu mapel atau poplar dipasang pada tuas dengan baut. Untuk mekanisme pembuat sepatu dibuat dari besi cor (dengan cetakan permanen, tingkat CH 12 – 28) dan diberikan lapisan rem khusus (Gambar 121 a). 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 134.  Lapisan tersebut dapat diikat demgan paku keeling (Gambar 121 b). Ataupun dengan sekrup yang terbenam.  Lapisan rem. Lapisan rem harus memenuhi syarat sebagai berikut :  Mempuyai koefisien yang besar;  Mampu bekerja dengan baik sampai temperatur 300°C;  Dapat menahan keausan pada kecepatan; Tekanan satuan; dan temperature tertinggi;  Mudah dibuat;  Murah. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 135.  Saat ini, bahan yang paling banyak dipakai ialah pita canai.  Pita canai dibuat dengan mesin canai dari asbes non tekstil yang murah dengan karet dan ditambahkan belerang untuk proses vulkanisir. Pita canai dibuat dengan ketebalan sampai 8 mm dan lebar sampai 100 mm. Pita canai sangat elastis dan dapat dibentuk dengan mudah. Mempunyai koefisien gesek yang stabil dan tinggi antara 0,42 sampai 0,53 dan dapat menahan temperature sampai 220°C.  Gambar 121 Pengikatan lapisan rem ke sepatu rem dengan paku keeling 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 136. BABVIII PERALATAN PENGANGKAT Mekanisme pengangkat dibagi menjadi tiga kelompok menurut penggeraknya: 1. penggerak tangan 2. penggerak daya tersendiri (biasanya elektris) 3. satu motor penggerak sekutu untuk beberapa mekanisme MEKANISME PENGANGKAT PENGGERAK TANGAN Gerakan ditranmisikan dari gagang engkol tangan l melalui tiga pasang roda gigi lurus ke drum yang dipasang pada poros IV dengan jari-jari R tanpa tali pengangkat digulung pada saat beban q diangkat. Seperti terlihat pada gambar 7.1 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 137. Gambar 7.1 diagram mekanisme pengangkat a- penggerak tangan b- penggerak electrik 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 138. Efisiensi mekanisme adalah perbandingan antara kerja pengakat yang digunakan dengan semua yang dilakukan. Kerja yang digunakan didapat dari persamaan: Ao = Qh……………………………………………(1) Dengan : Q = bobot beban (kg) H = jarak yang ditempuh oleh beban(m) A = Ks……………………………………………………(2) Dengan: K = kerja yang dihasilkan oleh operator pada gagang engkol s = lintasan gaya K yang bersesuai dengan lintasan h maka, efisiensi pada mekanisme ini ialah dengan : v = kecepatan pengangkat c = kecepatan pada titik kerja gaya penggerak (c = 30 sampai 45m/menit) Ko = kerja ideal pada gagang engklol dengan mengabaikan kerugian akibat gesekan W = tahanan total akibat gesekan pada mekanisme Kerja yang dilakukan operator pada saat gagang engkol ketika menaikkan muatan ialah kerja ini tidak boleh lebih besar dari nilai yang diberikan pada tabel 8.1 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 139. tabel 8.1 Kerja Maksimum Setiap Orang, Dalam kg PERIODE OPERASI Pada gagang kemudi Pada rantai penarik Pada pedal katrol Pada batang katrol Operasi terus- menerus (continue)… 12 20 25 18 Operasi tidak lebih dari 5 menit… 25 40 35 20 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 140. Efisiensi total mekanisme (untuk diagram gambar 8.1a) ialah: drum roda gigi puli = efisiensi puliη η drum = efisiensi drum pul i η η 3 η η= roda gigi = efisiensi satu pasangan roda gigi perbandingan transmisi total mekanisme ditentukan dengan perbandingan berikut η η._ _ gayamomen bebanmomen = Mk MQ = Ka QR ηI = Dengan puli yang ada,bobot muatan Q yang harus dilawan oleh tarikan tali 2 Q s = Q ks v η = (Gambar 81a). kecepatan pengangkatan muatan akan menjadi: 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 141. MEKANISME PENGANGKATAN DENGAN PENGGERAK ELECTRIK INDIVIDU Daya ditranmisikan dari motor electric (Gambar8.1b) (poros i) melalaui tiga pasangan roda gigi ke drum (poros IV) tempat tali penggulung. Pada kecepatan angkat yang konstan (v= konst) (gerakan yang seragam dan tunak) daya yang dihasilkan oleh motor electric akan menjadi hpN Qv η75= dengan: v = kecepatan angkat muatan, dalam m/det motor pada poros motor ialah M’ = cmkg nm N −71620 Perbandingan transmisi antara motor dan drum ialah drum motor drumkec motorkec i η η == . . 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 142. kecepatan tali pada drum adalah Vdrum = Vi puli Dengan Ipuli = perbandingan transmisi puli (pada system puli untuk mendapatkan bati gaya ipuli > i). Kecepatan drum dalam rpm ialah rpm D vdrum π N drum = Dengan: vdrum kecepatan tali pada drum, dalam m/men D diameter drum, dalam m 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 143. MEKANISME PENGANGKAT YANG BEROPERASI DARI SATU MOTOR PENGERAK SEKUTU UNTUK BEBERAPA MEKANISME Mekanisma ini didesain untuk crane yang dipasang pad truk atau traktor, kereta berel dan crane rantai (crawler crane) juga untuk crane Derek(derrick crane) dan Derek cengkram (grap wince). Mesin uap atau motor baker adalah pengerak utam ayang dipakai untuk semua pengangkat ini kecuali pada Derek cekram. Diagram crane yang dipasang pada mobil yang dibuat oleh Odessa Works yang ditunjukan pada Gambar 8.2. dari mesin gerakan ditramisikan pada mekanisme crane pengangkat, dan pemutar.dari kotak pengatur daya 12 gerakan ditramisikan melalui kotak pembalik 1 keporos 3 melalui poros garden 2. melalui gigi reduksi 4. poros 3menggerakan poros transmisi utama 7 yang dari sini digerakan ditranmiosikan melalui kopling dan pengerak cacing 5 dan 6 kedrum 8 (untuyk mendongkrak tiang crane) atau drum 9 (untuk pengangkatan). Disamping itu kopling dapat 10 dapat mentranmisikan gerakan kepenggerak cacing 11 untuk penggerakan pengangkat. Daya poros pengerakan f untuk 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 144. Pengangkat ialah dengan: efisiensi mekanisme antara poros drum I dan poros f η η75 Qv Nf = momen gaya pada poros pengerak ialah nf Nf Mf 620.71= dan pertandingan tranmisinya ialah ni nf i = Gambar 8.2 diagram mekanisme crane yang dipasang pada crane 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 145. BAB VII PENGGERAK PERALATAN PENGANGKAT 7.1 PENGGERAK TANGAN DAN TUAS PENGANGKAT 7.1.1 Komponen utama dari penggerak tangan ialah gagang engkol, dan roda penggerak dengan rantai penggeraknya. Kapasitas angkat peralatan pengangkat yang digerakan dengan tangan tidak dapat melebihi 15000 kg. 7.1.1.1 Gagang engkol Gagang engkol penggerak tangan dapat pada dongkrak, batang gigi dan pinion dan lokomotif, penjepit dinding dan ereksi. Ukuran utama tangan gagang engkol diberikan pada table 7.1 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 146. Usaha yang dapat diberi pada gagang engkol dapat dilihat pada table 7.2 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 147. Table 7.1 Dimensi utama gagang engkol pengerak tangan Jumlah Operator Ukuran, mm Diameter gagang busing Panjang busing l Panjang Penjepit l Panjang lengan gagang l 1 (1,8-2,0) d (1-1,5) d 250-350 300- 400 2 (1,8-2,0) d (1-1,5) d 400-500 300-400 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 148. Tabel 7.2 Kerja maksimum setiap orang, dalam kg Periode operasi Pada gagang kemudi Pada rantai penarik Pada pedal katrol Pada batang katrol Operasi terus menerus (continue) 12 20 25 18 Operasi tidak lebih dari 5 menit 25 40 35 20 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 149. 7.1.1.2 Racet Racet berfungsi seperti penggerak tangan dongkrak ulir. Racet lebih ringan dari gagang engkol dan sangat mudah mengoperasikannya. Gambar 7.2 menunjukan sebuah Racet Gambar 7.2 Racet l- roda racet, 2-pena pengunci, 3-kepala racet, 4-pegas kembali pengunci ketempatnya, 5-pengunci, 6-pegas pengencang skrup 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 150. Gagangnya dapat diperpanjang dengan sebatang pipa dapat digerakan kedepan dan kebelakang pesamaan dengan kunci penahan dengan sudut yang kecil. Pada gerak kebelakang pengunci tergelincir di atas gigi roda racet yang dihubungkan ke poros penggeraknya. Untuk gerak baliknya (ke depan) pengunci bertaut dengan gigi roda racet sehingga poros penggerak berputar sesuai dengan sudut gerak tuas penggerak. Untuk menggerakan poros penggerak dengan arah yang berlawanan, racet dapat dengan mudah dibalik dengan poros rangkaian persegi racet yang dapat bergerak dua arah dengan pengunci yang berpindah banyak dipakai pada sekarang ini. Panjang tuas racet (bersama dengan pipa memanjang tersebut) berkisar antara 800 sampai 1000 mm operator dapat menghasilkan daya sampai 30 Kg. 7.2 PENGGERAK DAYA Penggerak electric merupakan pilihan utama diantara beberapa jenis penggerak daya pada saat ini. Crane yang digerakan oleh tenaga electric di desain untuk mengangkat beban sampai 2000 ton. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 151. 7.2.1 PENGGERAK HIDROLIK Pada umumnya penggerak hidrolic digunakan untuk mengangkat beban berat 200-600 ton pada jarak angkatan terkecil 100-300 mm. 7.2.2 PENGGERAK PNEUMATIK Tenaga pneumatic banyak dipakai pada katrol angin gantung kecil dan blok puli pneumatic yang beroperasi pada daerah rawan dadakan dimana penggerak listrik tidak dapat digunakan. 7.2.3 PENGGERAK UAP Penggerak uap dipakai terutama pada crane dalam jalan lokomotif untuk pelayanan umum pada rel Bantu di station disekitar pabrik dan galangan kapal. 7.2.4 PENGGERAK ELECTRIK Arus listrik yang digunakan dapat berupa arus searah 110, 220, 440 dan 50 Volt atau arus 3 fase yang digunakan dengan tegangan 380, 500 dan 550 Volt ( umumnya dengan frekuensi 50 Hz ). 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 153. Mekanisme Penggerak Dengan Rel  Gear penggerak dapat didefinisikan ke dalam mekanisme penggerak untuk troli dan crane yang bergerak pada rel dan mekanisme untuk crane atau troli tanpa rel dengan roda karet dan roda rantai.  Mekanisme penggerak troli crane dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok yaitu yang dioperasikan dengan tangan, dengan penggerak daya tersendiri (biasanya penggerak listrik) dan penggerak daya dengan tali. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 154.  Elemen-elemen berikut digunakan pada mekanisme penggerak troli tanpa tergantung pada desainnya :  Motor atau roda penggerak pada penggerak tangan.  Transmisi antara poros penggerak dan poros yang digerakkan pada roda troli.  Roda yang berjalan pada rel.  Rangka (badan) troli yang ditempati oleh mekanisme penggerak dan pengangkat. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 155.  Troli Tangan  Prinsip kerja dari troli ini adalah gerakan ditransmisikan dari roda penggerak melalui dua pasang roda gigi ke roda penggerak.  Dalam menentukan beban pada roda untuk troli dengan empat buah roda dibebani beban secara simetris dan distribusi bebannya merata pada keempat rodanya, yang dikenakan pada rodanya ialah dengan Q – bobot-beban G0 – bobot troli 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 156.  Bila beban digantung secara asimetris pada troli dengan dua pengangkat maka gaya yang dikenakan pada rodanya kira-kira sama dengan G0 Q b2 Pmaks. = A ≈ + 4 2 b G0 Q b1 Pmin. = B ≈ + 4 2 b 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 157. Troli Crane dengan Penggerak Elektrik Terpisah  Prinsip kerja dari troli ini yaitu gerakan ditransmisikan dari motor elektrik melalui tiga pasang roda gigi lurus ke roda gigi penggerak. Pada gerakan yang tunak daya dihasilkan oleh motor elektrik adalah Wv N = hp 75η Dengan : v – kecepatan jalan, dalam m/detik η – efisiensi total mekanisme W - tahanan gerak, dalam kg 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 158.  Perbandingan transmisi : kecepatan motor nmot i = = kecepatan roda penggerak nt-w  Kecepatan roda penggerak adalah v nt-w = πD dengan v – kecepatan, dalam m/det D – diameter roda 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 159. Mekanisme Pejalan Crane Gantri dan Crane Jalan  Crane Jalan yang digerakkan Tangan Prinsip kerja dari crane ini yaitu gerakan ditransmisikan dari roda operasi yang dipasang pada poros transmisi utama melalui dua pasangan roda gigi pararel menuju dua buah roda pejalan pada crane. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 160.  Gaya maksimum yang bekerja pada roda penggerak crane beroda empat : G Q + G0 L – e Pmaks ≈ + 4 2 L Crane Gantri (portal)  Mekanisme penggerak crane ini dilengkapi dua poros vertical dengan pengerak roda gigi kerucut untuk menggerakkan roda penggerak yang dipasang pada kaki penyangga crane. Sedangkan crae semigantri didesain hanya dengan satu batang poros vertical. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 161.  Crane Kantilever Gaya maksimum yang bekerja pada roda penggerak vertical adalah maks. V Q + G0 + G P vert ≈ = 2 2 Dengan : V - dorongan vertical Q – bobot muatan G – bobot crane tanpa troli G0 – bobot troli 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 162. Rel Gerak  Menurut kegunaannya rel untuk crane dapat diklasifikasikan :  Rel untuk untuk troli crane jalan overhead dan rel untuk mekanisme pejalan crane yang digerakkan oleh tangan (batang bentang). Rel tersebut terbuat dari baja reta dengan sudut yang dibulatkan.  Rel khusus untuk crane jalan overhead yang dibuat dengan dasar yang lebar dan pendek. Rel ini mempunyai momen inersia yang relative lebih besar.  Rel untuk crane monorel, crane kereta rel, gantri dan crane jenis lainnya.  Monorel untuk troli dan katrol jalan. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 163. Roda penggerak  Roda penggerak dibagi menjadi tiga :  Roda penggerak untuk monorel, yaitu roda yang berjalan pada flens di atas batang –I dipakai hanya untuk troli yang digerakkan oleh tangan.  Roda pejalan untuk rel baja rata dan untuk rel crane dan rel kereta, roda untuk crane yang digerakkan penggerak daya dibuat dari baja cor atau roda baja tempa dengan suaian paksa.  Roda sorong (roda rel tanpa flens), roda sorong ini digunakan bila roda tersebut tidak mengalami beban lateral sama sekali. Roda sorong dipakai pada crane monorel dan kantilever, crane jalan dengan lengan. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 164. Mekanisme Rantai  Mekanisme rantai digunakan pada crane putar dan berbagai jenis pemuat.  Crane dengan rantai dibelokkan arahnya dengan mengerem putaran salah satu rantai-rantai geraknya, misalnya dengan mengurangi kecepatan atau menghentikan satu rantainya.  Karena gaya adhesive rantai yang besar, mekanisme pejalan rantai dapat mengatasi gradient yang lebih besardibandingkan dengan transportasi melalui rel  Tekanan satuan aman pada tanah tergantung pada sifat dan kondisinya yang berbeda-beda, untuk crane rantai mulai 0,8 sampai 15 kg/cm2. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 165. Mekanisme dengan Ban Karet  Desain ban karet yang paling sering digunakan adalah ban karet mati yang dipasang pada roda.  Tahanan yang ditimbulkan pada sewaktu crane berban karet berjalan (tanpa memperhitungkan tahanan angin) dapat menggunakan rumus : W = G (cos αω + sin α) Dengan : G – bobot total crane w – koefisien tahanan gerak α – gradien permukaan medan, tanda plus untuk mendaki dan tanda minus untuk menurun 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 166. BAB 10 PERALATAN PEMUTAR LENGAN, DAN PENDONGAK 1. MEKANISME PEMUTAR Tergantung pada desain komponen pendukung mekanisme pemutar, crane dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok utama berikut. Suprastruktur crane berputar bersama dengan pilar tiang pada bantalannya, biasanya terpasang pada pondasi ataupun dipasang pada kolom bangunan. Suprastruktur crane berputar pada pilar yang dipasang mati pada pondasi atau pada truk crane. Crane berputar pada poros pemutar pusat yang dipasang mati pada komponen tak berputar; meja putar crane ditumpu oleh sejumlah rol yang berputar pada rel yang berbentuk lingkaran dan dipasang pada pondasi ataupun pada truk crane. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 167. Mekanisme pemutar crane dengan pilar berputar. Gambar 198 menunjukkan crane dengan pilar kolom berputar. Pendukung bagian atas, yang diikat pada kolom bangunan, diberi bantalan radial dan pendukung bagian bawah, dengan dipasang pada pondasi, diberi bantalan radial dan dorong. Crane seperti ini biasanya diputar dengan tangan, dengan mendorong muatan yang digantungkan pada crane tersebut. Akan tetapi, muatan mulai dari 5 ton ke atas memerlukan motor elektrik untuk memutarnya. Pendukung pilar. Pena putar pilar atas dan bawah biasanya diikat pada pemegangnya. Salah satu desain pena putar bawahditunjukkan oleh gambar 199a. bantalan ini mengalami lenturan akibat gaya horisontal H1 tekanan oleh gaya vertikal V. Momen lentur pada penampang kritisnya ialah M1 = H1y1 Momen lentur pada bagian bawah bahu ialah M1 = H1y Dengan: H1 = (Qa + Ge); V = Q + G (Q-bobot muatan; G-bobot crane) h 1 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 168. Resultan tegangannya ialah σΣ = ± σlentur - σcom = (240) Pelat bawah harus diperiksa terhadap tekanan satuan antara bantalan dengan pelat (tekanan pada dinding lubang akibat gaya H1 dan tekanan vertikal antara bahu bantalan dengan pelatakibat gaya V) Resistensi terhadap putaran. Momen resistensi akibat gaya gesek relatif pada sumbu putar ialah M = Wa = Vµ1 r + H1µ2r + H1µ3r1 (241) Di sini M = M1 + M2 + M3 (M1-momen) resistensi pada bantalan tekan/aksial; M2dan M3 – momen dari resistensi pada bantalan bagian baweah dan atas. Rumus tersebut mencangkup M1 = Vµ1 r untuk bantalan dorong tak beralur pada bagian atas. Pada bantalan dorong dengan permukaan tekan cincin (Gambar 199a) momen resistensi akibat gesekan ialah sebesar M1 = V µ1 (242) [ ]com d V d yH σ ππ ≤− ± 2 1 2 1 11 432 3 2 2 0 2 3 0 3 22 22       −            −      dd dd 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 169. dan pada bantalan bertingkat yang memakai bola sebagai permukaangeseknya ialah M1 = V µ0 (243) Dalam rumus – rumus tersebut: W- tahanan putar pada ujung tiang lengan crane a- jangkauan tiang lengan crane R = d/2 --- jari-jari titik putar µ1- koefisien gesekan pada bantalan dorong Q = Q + G - Gaya vertikal akibat bobot muatan pada Crane d- diameterbantalan bawah d0 - diameter dalam bantalan dorong berbentuk cincin (atau diameter alur) µ1 dan µ2- koefisien gesek pada bantalan radial bawah dan atas r1- jari-jari bantalan bagian atas µ0- koefisien gesek pada bantalan jenis bola menurut diamater bantalannya. Rumus (241) mengabaikan tahanan terhadap putaran Ww akibat tekanan angin. Tahanan ini harus diperhitungkan untuk crane yang akan beroperasi diruang terbuka. Penggerak mekanisme pemutar. Pada pemutar tangan, usaha yang dikerjakan oleh operator untuk memutar crane ialah αsin W P = 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 170. Dengan : α - kemiringan tali penarik dari bidabg vertikal dalam memutar (α biasanya diambil sampai 450) W - resistensi terhadap pemutaran yang bekerja pada ujung tiang lengan crane. Dengan penggerak daya danpada kecepatan tunak, daya yang dihasilkan motor ialah N= Dengan: V - kecepatan pada ujung tiang lengan crane, dalam m/dt - efisiensi penggerak perbandingan transmisi antara motor dengan struktur crane yang berputar ialah dengan: nmot –rpm motor hp Wv η75 η a v ncr ncr nmot i π2 60 ; == 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 171. Mekanisme pemutarcrane dengan pilar yang terpasang mati marilah kita periksa contoh crane monorel (gambar 186). Pada crane jenis ini, pilar tetap 6 dipasang pada truk; tiang lengan crane jenis bertumpu pada pilar yang menahan semua gaya vertikal dan horizontal yangakan timbul kitika pengoperasian crane dan meneruskan gaya-gaya tersebut kerel dan pondasinya melalui truk bawah Bus bantalan pilar tas diberi bantalan radial dan pendorong yang dipasang pada gilder khusus pada rangka crane. Gaya horizontal bagian bawah ditransmisilkan dari bantalan rol radial ke tonjolan silindris khusus pada pilar yang dipasangpada truk. Pilar creane (gambar 201) pilardibuat daribaja tempa, yang berbentuk konis. Pada bagian atasnya diberikan bus silindris dan pada bagian bawah dengan ujung tirus yang akan dipasang pada pondasi plat (crane putar diam) ataupada rangka truk (misalnya pada crane monorel). Pilar akan mengalami lenturan akibat momen Hfh dan tekanan akibatgaya vertikal v. gayav dan Hf dapat ditentukan dengan rumus (205) dan (206). Penampang kritis pilar tersebut terdapat pada ujung yanmg diikat. Panjang pilar antara bus bantalan atas dan tonjolan silindris bawah untuk lenutran karena gaya tekan v sangatkecil nilainya, sehingga praktis dapat diabaikan. …. (244) 3 32 311 cm d lentur GgLgLGqa lentur Mmaks W π σσ = −+ == 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 172. Dengan : q-bobotmuatan a-jangkauan crane G1-bobot struktur putar crane L1-lengan resultante bobot G1 Gg-pengimbang Ls-lengan pengimbang relatif terhadap sumbu putar. Resultante tegangan pada bus bantalan atas (gambar 201) ialah dengan d =2r Dari bentuk pilar secara titik kerja gaya horizontal atas dan gaya horizontal bawah Hf akan serupa grafik pangkat tiga, yang harus digambarkan sebelum mulai mendesain pilar. Gambar202 menunjukan diagram momen dan tegangan untuk memeriksa perhitungan penampang pilar. Metode berikut ini dilakukan untuk menentukan defleksi maksimum pilar secara grafis pada titik kerja gaya horizontal atas Hf . dalam menentukan defleksiakibat penampang pilar yang berbeda-beda, pertama-tama M/I diagram harus dibuat, dengan beban khayal M/I ini diberikan pada batang diikat mati. Daerah diagram dibagi menjadibeberapa bagian F1-F13 dengan beban yang dipusatkan pda titik beratnya. Setiap daerah diagram dianggap sebagai gaya khayal dan gariselastis digambarkan sebagai kurva yang mulus. Defleksi maksimum akan terjadi pada [ ]com gf comlentur d gGq d yH σ ππ σσσ < ++ −±=−±=Σ 432 2 1 3 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 173. Tegangan tekan mempunyai nilai yang lebih besar. Gambar 203c ˚menunjukan distribusi tegangan resultante Σ relatif terhadap sumbu NN yang digambarkan melalui titik potong arah tegangan v dan kmasing - masing. Trunion batang lintang diperiksa terhadap defleksi akibat setengah dari resultan tekanan P = Hf + V dan tekanan satuannya. Gambar204 menunjukan batang lintang pilar tetap yang terpasang pada bantalan rol. Bantalan radial bawah. Crane kecil menggunakan bantalan rol dengan sebuah rol yang dipasang pada sisi tiang lengan. Crane besar diberi dua buah bantalan rol di bagian depan.Bila memakai pengimbang diberi dua pasang rol di depan dan dibelakang (gambar 205 ) yang dipasang pada kotak khusus pada ujung bawah tiang lengan crane. Bila kita menandai Hf untuk tekanan bantalan horizontal [rumus ( 206 )] dan 2 α sudut antara dua buah rol bantalan (biasanya sama dengan 600) maka gaya yang dikerahkan setiap rol pada pilar adalah : αcos2 fH N = 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 174. Tergantung pada beban yang ditumpunya, rol terbuat dari baja ataupun besi cor dengan ukuran yang sekecil mungkin dan harus mempunyai permukaan yang cembung. Rol harus dapat berputar dengan bebas pada pena yang diikat pada kotak oleh pemegang. Diameter rol yang diperoleh secara percobaan ialah D2 = ( 2,5 sampai 3 ) d2, dengan d2 dengan d2 diameter pena rol. Pada crane putar untuk pelayanan berat dengan pilar kisi pendukung bagian bawah didesaian dengan enam buah rol. Tahanan terhadap perputaran. Momen resistensi akibat gaya gesek relatif pada sumbu perputaran dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut ; 2 21 2 2 1322 0 2 0 3 1 22 3 2 R RR Nk R r xRNrH rr rr VWaM f + +++ − − == µµµ Dengan : µ1, µ2 dan µ3: Masing – masing koefisien gesek bantalan dorong,bantlan bus atas dan pada pena bantalan rol bawah k: Koefisien gesek gelinding padabantalan rol bawah W: Tahanan terhadap putar yang bekerja pada ujung tiang lengan a: Jangkauan tiang lengan. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 175. Peralatan Pemutar Crane Dengan Meja Putar Diagram crane dengan meja putar ditunjukkan pada gambar 208. Pada crane ini berat muatan ditransmisikan pada struktur putar crane melalui bantalan rol ( perputaran ) pada jalur lingkar yang dipasang padapondasi atau truk crane. Pada sumbu putar terdapat pilar pusat atau titik pusat yang dipasang pada bagian crane yang diam. Apabila crane yang bekerja titik putar pusat ini akan mernahan kedua gaya horizontal dan vertikal. Tahanan terhadap perputaran. Kasus pertama. Titik pusat grafitasi struktur putar crane (termasuk muatan),berada diluar lingkaran bantalan (jalur lingkar). Di sini beban bekerja pada rol depan dan titik putar pusat (titik putar tersebut mngalami penarikan). Momen tahanan akibat gaya gesek relatif pada suhu perputaran ialah 0322 0 2 3 0 3 1 ' 2 )( 3 2 M R R k d PP rr rr PWM s pa +      +++ − − == βµµ 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 176. dengan : W = tahanan terhadap putaran ujung lengan tiang a = jangkauan tiang lengan Pp = gaya reaksi vertikal pada pusat putaran µ1 = koefisien gesek pada bantalan dorong pusat puteran r dan r0= diameter luar dan dalam bantuan dorong pusat putaran P2 dan P1= gaya-gaya yang bekerja pada rol perputaran depan µ = koefisien gesek luncur pada bus bantalan rol perputaran d = diameter bus bantalan pada rol perputaran 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 177. PERPUTRAN R = JARI-JARI ROL PERPUTARAN RS = JARI-JARI JALUR LINGKAR = FAKTOR YANG MEMPERHITUNGKAN TAMBAHAN AKIBAT GESEKAN PADA NAP (UNTUK ROL) ATAU AKIBAT LUNCURAN LATERAL ROL PADA JALUR (UNTUK ROL SILINDRIS), DIAMBIL SAMA DENGAN 1,2-1,3. M0 = MOMEN GESEK TAMBAHAN YANG DIDAPAT DENGAN RUMUS (206).Reaksi pada pusat putaran Pp dan gaya yang dikerahkan pada rol perputaran P2 dan P3 (dengan mengabaikan tekanan angin) dapat ditentukan dengan rumus : β 818811 2 ()( cos 1 GGQiGlGQa R Pp ++−−+= β )( cos2 1 881132 iGlGQa R PP s −+== β 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 178. Di sini : = setengah sudut antara dua rol yang berurutan Q = bobot muatan G1 = bobot struktur putar G8 = bobot pengimbang, yang lainnya seperti pada gambar 208 Dalam kasus ini pusat putaran akan mengalami tarikan. Penampang kritis terdapat pada diameter teras ulir pada pusat putaran. Mur atas dan bawah pada pusat putaran harus dilengkapi dengan alat pengunci untuk mencegah terlepasnya mur tersebut. Biasanya jenis ulir ialah jenis ulir gergaji. Kasus kedua. Titik pusat gravitasi keseluruhan sistem yang berputar berada di dalam lingkaran bantalan. Di sini beban diteruskan ke semua rol. Pusat putar tidak mengalami gaya vertikal. Momen tahanan terhadap perputaran akibat gaya gesek adalah       +      +++= 081 2 )( M R R k d GGQM s βµ 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 179. Kasus ketiga. Titik pusat gravitasi sistem secara keseluruhan berada di dalam lingkaran bantalan. Beban ditahan oleh rol di dalam sangkar (gambar 209) yang disusun diantara dua cincin, yang satu diam dan yang lain dipasang pada struktur putar crane. Pusat putar titik mengalami gaya vertikal dam momen tahanan terhadap perputaran akibat gaya gesek adalah Menentukan momen gesek tambahan M0 di samping momen gesek di atas, pada ketiga kasus terlibat juga momen gesek tambahan yang terjadi pada bantalan radial pusat putar. Momen gesek ini dihasilkan akibat gaya yang ditimbulkan pada puat putar oleh gigi terakhir penggerak planet mekanisme pemutar dan akibat yang ditimbulkan bentuk rol struktur putar crane yang tirus tersebut Cincin gigi berukuran besar pada penggerak planet ini diikat pada bagian crane yang diam. Roda gigi planet akan berputar mengelilingi cincin gigi dan memutar crane melalui bantalan porosnya karena bantalan ini diikat pada meja putar. 081 ')( M R R kGGQM s +++= β 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 180. Penggerak planet dapat didesain dengan cincin gigi luar maupun dalam. (Gambar 210a). Pada cincin gigi dalam, gaya horisontal pada bantalan roda gigi penggerak dan pada pusat putar adalah pada cincin gigi luar. (275)……………………… − = Σ rR M Ppt 258)(………………………… + = Σ rR M Ppt Dengan: MΣ – total tahanan momen terhadap perputaran( untuk gerakan yang dimaksudkan ) 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 181. YANG BEKERJA PADA PUSAT PUTAR. MARILAH KITA TANDAI PMAKS SEBAGAI GAYA MAKSIMUM PADA SATUBUAH ROL TIRUS PADA SISI MUATAN DAN ΑSEBAGAI SUDUTKE TIRUSAN ROL (GAMBAR 210B), MAKA GAYA INI AKAN MENGHASILKAN KOMPONEN HORIZONTAL AKIBAT KETIRUSAN ROL SEBESAR Tekanan angin hanya dapat diperhitungkan untuk dua rol pada desain dengan empat buah rol (pada kasus yang paling buruk akibatnya untukl gaya yang bekerja pada rol) komponen horizontal H’ dan H” kedua rol lainya ditentukan dengan mengabaikan tekanan angin. Maka, gaya horizontal yang bekerja pada pusat putar akibat ketirusan rol, akan sama dengan selisih antara resultan gaya yang bekerja pada pasangan rol yang berlawanan letaknya: Ptap = [( H1 + H’ ) – ( H2 + H” )] cos β Atau Ptap = [( Pmaks +P’ ) - ( Pmin + P” )] tan … (259) 2 tan1 σ maksPH = 2/26/2014 Teknik Mesin PNL
  • 182. Dengan: Pmaks dan Pmin – beban maksimum pada rol bagian depan dan beban minimum pada rol bagianbelakangdengan memperhitungkan tekanan angin yang ditentukan oleh rumus (236) dan (264) P’ dan P”– beban pada rol depan dan belakan dengan mengabaikan tekanan angin Α – sudut ketirusan roler Β – setengah sudut antara dua rol yang berdekatan Maka penambahan momen gesek pada pusat putar akan menjadi Mo = ( Ppt + Ptap ) µ2 r2 …… .(260) Dengan  μ2 – koefisien gesek pada bantalan radial pusat putar  r2 – jari-jari busbantalan titik putar Momen resitansi terhadap perputaran total (untuk gerakan tunak) adalh jumlah momen akibat gaya gesek dan momen resistansi terhadap perputaran akibat angin Mw. MΣ = M + Mw …………(261) Momen akibat tekanan angin dapat ditentukan dengan rumus Mw = Pw Smuatan a + Pw Scrl1 -PwScreg …..(262) Dengan  Pw = tekanan angin, dalam kg/m2  Smuatan Scr,,Scw = luas bidang yang mengalami tekanan angin pada muatan, pada struktur putar crane dan pada pengimbang dalam M2 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 183. 2. Peralatan perentang dan pendongak  Mekanisme untuk mengubah jangkauan crane dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok :  mekanisme perentang yang mengubah jangkauna dngan troli yang bergerak pada girder yang horizontal ataupun miring  mekanisme pendongak yang menaikkan atau menurunkan tianglengan (boom)  troli dapat digerakkan dengan tenaga daya ataupun dengan tangan dengan memakai penggerak tali.  Mekanisme perentang. Crane putar rentang dengan jangkauan yang bervariasi ditunjukan pada gambar 214. troli a membawa tali atau rantai b yang tidak berujung yang digerakan roda penggerak tali c atau dengan drum (gaya gesek) ataupun dengan spoket rantai (dengan pertemuan positif). Roda puli atau spoket diputar oleh roda operasi d melalui roda gigi dari motor listik terpisah. Tali pengangakat emembelit roda pulu f pada troli dan roda puli gerak h pada rumah kait. Salah satu ujung tali pengangkat diikat pada ujung luar (g) tiang lengan dan ujung lainnya dililitkan pada drum pengangkat.  Pengangkat merupakan unit yang berdiri sendiri dan dapat tetap mengangkat beban walaupun troli bergerak ataupun diam. 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 184. W = W1 + W2 (272) Dengan : W1 dan W2 – tahanan pada roda gerak dan pada roda puli tali pengangkat  Tahanan akibat roda gerak troli adalah Dengan :  Q = bobot muatan  q = bobot takel pendukung muatan  Go = bobot troli ( tidak termasuk bobot takel pendukung muatan )  Β = koefisien untuk memperhitungkan gesekan pada flens roda gerak β = 1,2 sampai 1,3 untuk bantalan luncur dan β = 1,8 untuk bantalan rol  µ =koefisien gesekpada bantalan roda  d =diameter garda roda  k = koefisien gesek pada gelinding roda  D = diameter roda ( ) (273)............................................. 2 01       + ++= D kd GqQW µ β 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 185. Tahanan pada roda puli tali pengangkat (ketika troli yang dibebani bergerak, roda puli berputar) adalah W2 = Son - Soff (274)  Gambar 215a menunjukan diagram roda puli untuk tali pengangkat. Bila kita menganggap Soff = , maka tarikan pada berbagai titk pada tali akan menjadi:  S2 = Soff ε; S3 = S2 ε ; = Sg ε  ε = koefisien roda puli  Tarikan maksimum tali atau rantai untuk memindahkan toil adalah jumlah yang diakibatkan gerak troli W, tarikan tali S akibat terdefleksinya tali tersebut dan tahanan roda puli penggerak dan penuntun.  Tarikan tali aatau rantai f akibat bobot dan defleksinya sendiri f dapat ditentukan dari keaedaan kesetimbangan momen (Gambar 215b): 2/26/2014Teknik Mesin PNL
  • 186. Maka dengan:  qr = bobbot tali atau rantai permeter panjangnya  x = setengah panjang atau rantai yang terdefleksi (nilai maksimum xmaks akan terjadi ketika troli berada pada salh satu kedudukan ujung.  f = defleksi tali atau rantai yang diizinkan, biasanya diambil sebesar 2 x xqSf r= f xq S r 2 2 = maksxsampaif       = 200 1 100 1 2/26/2014Teknik Mesin PNL