SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
1
UKURAN TINGKAT MORTALITAS
 Indikator Mortalitas
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mortalitas
2
Indikator Mortalitas
Bermacam-macam indikator mortalitas
atau angka kematian yang umum dipakai
adalah:
1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude
Death Rate (CDR).
2. Angka Kematian (IMR)
3. Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 tahun)
4. Angka Kematian Anak (AKA 1-5 tahun)
5. Angka Kematian IBU (AKI)
6. Angka Harapan Hidup (UHH) atau Life
Expectancy.
3
ANGKA KEMATIAN KASAR
Konsep Dasar
 Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
adalah angka yang menunjukkan berapa
besarnya kematian yang terjadi pada suatu
tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
 Angka ini disebut kasar sebab belum
memperhitungkan umur penduduk.
Penduduk tua mempunyai risiko kematian
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
penduduk yang masih muda.
4
Kegunaan
 Angka Kematian Kasar adalah indikator
sederhana yang tidak memperhitungkan
pengaruh umur penduduk.
 Tetapi jika tidak ada indikator kematian
yang lain angka ini berguna untuk
memberikan gambaran mengenai
keadaan kesejahteraan penduduk pada
suatu tahun yang bersangkutan.
 Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran
Kasar akan menjadi dasar perhitungan
pertumbuhan penduduk alamiah.
5
Angka Kematian Kasar adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kematian per 1000
penduduk pada pertengahan tahun
tertentu, di suatu wilayah tertentu.
Rumus
Dimana:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
6
Catatan:
 P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan
tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah
"jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka
jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada
jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun
berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat
dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
 Sebagai contoh dari Susenas 2003 tercatat sebanyak
767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada
tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa.
Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung
adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003
terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000
penduduk.
7
ANGKA KEMATIAN BAYI
Konsep Dasar
 Kematian bayi adalah kematian yang terjadi
antara saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun.
 Banyak faktor yang dikaitkan dengan
kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi
penyebabnya, kematian bayi ada dua
macam yaitu endogen dan eksogen.
8
Kematian bayi endogen & eksogen
 Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan
kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada
bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir,
yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau
didapat selama kehamilan.
 Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal,
adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan
sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan
luar.
9
Kegunaan Angka Kematian Bayi & Balita
 Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung.
 Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan
perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan
kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal
disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan
kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka
kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan
program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program
pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
 Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal Angka dan
Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna
untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-
program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-
anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian
makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
10
Infant Mortality Rate (IMR)
 Angka kematian bayi merupakan indikator yang sangat berguna,
tidak saja terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap
status penduduk keseluruhan dan kondisi ekonomi di mana
penduduk tersebut bertempat tinggal.
 Angka kematian bayi tidak hanya merefleksikan besarnya
masalah kesehatan yang bertanggung jawab langsung terhadap
kematian bayi, seperti diare, infeksi saluran pernafasan, salah
gizi, penyakit-penyakit infeksi spesifik dan kondisi prenatal,
tetapi juga merefleksikan tingkat kesehatan ibu, kondisi
kesehatan lingkungan dan secara umum, tingkat perkembangan
sosial ekonomi masyarakat.
 Terdapat hubungan terbalik antara tingkat kematian bayi
dengan status ekonomi orangtua. Angka kematian bayi juga
telah menunjukkan fungsinya sebagai indikator ampuh dalam
menilai perubahan kondisi kesehatan di suatu negara.
11
Definisi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
banyaknya kematian bayi berusia dibawah
satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada
satu tahun tertentu.
Cara Menghitung
Dimana:
AKB = Angka Kematian Bayi/Infant Mortality Rate (IMR)
D 0- <1th = Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1
tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
∑ lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun
tertentu di daerah tertentu
K = 1000
12
Sumber Data
 Data mengenai jumlah anak yang lahir
jarang tersedia dari pencatatan atau
registrasi kependudukan, sehingga sering
dibuat perhitungan/estimasi tidak
langsung dengan program "Mortpak 4".
 Program ini menghitung AKB berdasarkan
data mengenai jumlah Anak yang
Lahirkan Hidup (ALH) atau Children Ever
Born (CEB) dan Jumlah Anak Yang Masih
Hidup (AMH) atau Children Still Living
(CSL)
13
Contoh
Dari Susenas 2004 hasil perhitungan AKB/IMR
dengan Mortpak 4 adalah adalah 52 per 1000
kelahiran dengan referensi waktu Mei tahun
2002.
Artinya di Indonesia pada tahun 2002, diantara
1000 kelahiran hidup ada 52 bayi yang meninggal
sebelum usia tepat 1 tahun.
14
ANGKA KEMATIAN NEO-NATAL
Definisi
Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi
sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
∑ D 0-<1 bln
Rumus Angka Kematian Neo-Natal = x K
∑lahir hidup
dimana:
Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur 0 - <1 bulan
∑ D 0 -< 1 bulan = Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada
satu tahun tertentu di daerah tertentu.
∑ lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu
K = 1000
15
ANGKA KEMATIAN POST NEO-NATAL
Definisi
Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal
Death Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi
yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1
tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu.
Rumus
 Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1
bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun
 ∑D 1bulan-<1tahun = Jumlah kematian bayi berumur satu bulan
sampai dengan kurang dari 1 tahun pada satu tahun tertentu & daerah
tertentu
 ∑lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu &
daerah tertentu
 K = konstanta (1000)
16
17
18
ANGKA KEMATIAN ANAK
Konsep
 Yang dimaksud dengan anak (1- 4 tahun) disini adalah
penduduk yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun
atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari.
 Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan
lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat
kesehatan anak. Angka Kematian Anak akan tinggi bila
terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri
dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit
menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam
atau di sekitar rumah (Budi Utomo, 1985).
19
IMR & CMR
 Angka kematian bayi merupakan indikator terhadap kondisi
kesehatan dan ekonomi suatu negara.
 Dibandingkan dengan angka kematian bayi, angka kematian
anak lebih merefleksikan kondisi kesehatan lingkungan yang
langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak.
 Indikator tingkat kematian anak lebih manjur dalam
menunjukkan tingkat kemiskinan dibandingkan dengan
tingkat kematian bayi.
 Perbedaan angka kematian anak antara berbagai negara atau
kelompok masyarakat menunjukkan adanya perbedaan
kondisi lingkungan sosial ekonomi yang mempengaruhi
status kesehatan, karena sebagain besar kematian tersebut
dapat dicegah dengan adanya perbaikan kondisi sosial
ekonomi.
20
Definisi
Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak
berusia 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per
1000 anak umur yang sama pada pertengahan
tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk
kematian bayi.
Rumus
Dimana:
 Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya kematian
anak berusia 1-4 th (yang belum tepat berusia 5
tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
 Jumlah Penduduk (1-4) th = jumlah penduduk berusia
1-4 th pada pertengahan tahun tertentu didaerah
tertentu
 K = Konstanta, umumnya 1000.
21
Contoh
 Seperti pada perhitungan Angka Kematian Bayi,
perhitungan Angka Kematian Anak saat ini juga
terpaksa memanfaatkan program Mortpak Lite.
 Dari data Susenas 2004 diperoleh perkiraan Angka
Kematian Anak 1-4 tahun sebesar 18 per 1000 anak
berusia (1- 4) tahun dengan referensi waktu Mei
2002. Artinya pada pertengahan 2002 diantara 1000
anak yang berumur antara 1 sampai 4 tahun, 11
bulan 29 hari, 18 orang diantaranya tidak dapat
mencapai usia tepat 5 tahun.
22
ANGKA KEMATIAN BALITA
Konsep
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak
termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0
sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11
bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan
notasi 0-4 tahun.
Definisi
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian
anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun
tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)
23
Cara Menghitung
Dimana:
 Jumlah Kematian Balita (0-4)th = Banyaknya kematian
anak berusia 0-4 th pada satu tahun tertentu di daerah
tertentu
 Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah penduduk
berusia 0-4 th pada pertengahan tahun tertentu di
daerah tertentu
 K = Konstanta, umumnya 1000.
24
Contoh
 Perhitungan dengan Mortpak dari data
Susenas 2004 memeroleh perkiraan
Angka Kematian Balita sebesar 74 per
1000 balita, dengan referensi waktu Mei
2002.
 Artinya, pada tahun 2002 setiap 1000
balita (umur 0 sampai 4 thn 11 bln 29
hari) pada tahun 2002, 74 anak
diantaranya tidak akan berhasil mencapai
umur tepat lima tahun.
25
26
INDIKATOR KEMATIAN IBU
Konsep
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat
hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian
yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain
seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi Utomo,1985).
Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian
perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan
tempat persalinan, yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena
sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
27
Kegunaan
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat
untuk:
 pengembangan program peningkatan kesehatan
reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan
membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi
(making pregnancy safer),
 program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu
oleh tenaga kesehatan,
 penyiapan sistim rujukan dalam penanganan
komplikasi kehamilan,
 penyiapan keluarga dan suami siaga dalam
menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan
untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan
meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
28
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio
kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran
hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka
fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio
kematian ibu kematian maternal per 100.000
kelahiran
Rumus
Dimana:
 Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu
yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah
melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.
 Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada
tahun tertentu, di daerah tertentu.
 Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.
29
Contoh
 Berdasarkan data SDKI 2002 - 2003, Angka
Kematian Ibu atau Maternal Mortality Ratio (MMR)
di Indonesia untuk periode tahun1998-2002,
adalah sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.
 Keterbatasan
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI
dibutuhkan sampel yang besar, mengingat
kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang.
Oleh karena itu kita umumnya digunakan AKI
yang telah tersedia untuk keperluan
pengembangan perencanaan program.
30
ANGKA HARAPAN HIDUP
Konsep Dasar
 Keberhasilan program kesehatan dan program
pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat
dilihat dari peningkatan usia harapan hidup
penduduk dari suatu negara. Meningkatnya
perawatan kesehatan melalui Puskesmas,
meningkatnya daya beli masyarakat akan
meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan,
mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori,
mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik
sehingga memperoleh pekerjaan dengan
penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya
akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
31
Definisi
 Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun
hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah
berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam
situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
 Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup
yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun
tertentu.
Kegunaan
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk
pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah
harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan
program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan,
kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan
kemiskinan.
32
Cara Menghitung
 Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung
berdasarkan Angka Kematian Menurut
Umur (Age Specific Death Rate/ASDR)
yang datanya diperoleh dari catatan
registrasi kematian secara bertahun-
tahun sehingga dimungkinkan dibuat
Tabel Kematian.
 Tetapi karena sistem registrasi penduduk
di Indonesia belum berjalan dengan baik
maka untuk menghitung Angka Harapan
Hidup digunakan cara tidak langsung
dengan program Mortpak Lite.
33
Contoh
 Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Indonesia
dari Sensus Penduduk Tahun 1971 adalah 47,7 tahun.
Artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun
1971 (periode 1967-1969) akan dapat hidup sampai
47 atau 48 tahun. Tetapi bayi-bayi yang dilahirkan
menjelang tahun 1980 mempunyai usia harapan hidup
lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi
menjadi 59,8 tahun untuk bayi yang dilahirkan
menjelang tahun 1990, dan bagi bayi yang dilahirkan
tahun 2000 usia harapan hidupnya mencapai 65,5
tahun.
 Peningkatan Angka Harapan Hidup ini menunjukkan
adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia selama tiga puluh tahun terkahir dari
tahun 1970-an sampai tahun 2000.
34

More Related Content

What's hot

08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologiSyahrum Syuib
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Dokter Tekno
 
Paparan rencana tindak lanjut oriesntasi anc terpadu
Paparan rencana tindak lanjut oriesntasi anc terpaduPaparan rencana tindak lanjut oriesntasi anc terpadu
Paparan rencana tindak lanjut oriesntasi anc terpaduDokter Tekno
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiAfina Permatasari
 
Bab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssBab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssNajMah Usman
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
 
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiMuh Saleh
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanMimi S Munadi
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Mila Aria Purba
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)NajMah Usman
 
Epidemiologi dalam kesehatan reproduksi
Epidemiologi dalam kesehatan reproduksiEpidemiologi dalam kesehatan reproduksi
Epidemiologi dalam kesehatan reproduksiUFDK
 
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akbFirman Dariyansyah
 
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularEpidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularAndy Rahman
 
Langkah uji spearman
Langkah uji spearmanLangkah uji spearman
Langkah uji spearmanOkta Rostalia
 

What's hot (20)

08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 
Paparan rencana tindak lanjut oriesntasi anc terpadu
Paparan rencana tindak lanjut oriesntasi anc terpaduPaparan rencana tindak lanjut oriesntasi anc terpadu
Paparan rencana tindak lanjut oriesntasi anc terpadu
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitas
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
Bab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssBab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spss
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
 
Epidemiologi dalam kesehatan reproduksi
Epidemiologi dalam kesehatan reproduksiEpidemiologi dalam kesehatan reproduksi
Epidemiologi dalam kesehatan reproduksi
 
9. gizi bencana
9. gizi bencana9. gizi bencana
9. gizi bencana
 
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
 
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menularEpidemiologi penyakit-tidak-menular
Epidemiologi penyakit-tidak-menular
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
Kuesioner DM
Kuesioner DMKuesioner DM
Kuesioner DM
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Langkah uji spearman
Langkah uji spearmanLangkah uji spearman
Langkah uji spearman
 

Similar to MORTALITAS

Angka kematian bayi dan angka kematian balita
Angka kematian bayi dan angka kematian balitaAngka kematian bayi dan angka kematian balita
Angka kematian bayi dan angka kematian balitaUcu Solihin
 
Mortalitas
MortalitasMortalitas
MortalitasUFDK
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Statistik kesehatan
Statistik kesehatanStatistik kesehatan
Statistik kesehatanRiswan
 
3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learningPusdiklat KKB
 
3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learningPusdiklatKKB
 
Ekonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptx
Ekonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptxEkonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptx
Ekonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptxDedySetiawan94
 
BAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKebBAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKebIndra Suardi
 
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)Dimaz LawLiedth
 
Bab I oleh indra S
Bab I oleh indra SBab I oleh indra S
Bab I oleh indra SIndra Suardi
 
Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)
Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)
Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)robygeographer
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...MukarobinspdMukarobi
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Aulia Nofrianti
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxrahmansetiawan9
 
Vedro Kependudukan
Vedro KependudukanVedro Kependudukan
Vedro Kependudukanvedro agasi
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxYusardiRPradana
 

Similar to MORTALITAS (20)

Angka kematian bayi dan angka kematian balita
Angka kematian bayi dan angka kematian balitaAngka kematian bayi dan angka kematian balita
Angka kematian bayi dan angka kematian balita
 
Mortalitas
MortalitasMortalitas
Mortalitas
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitas
 
Statistik kesehatan
Statistik kesehatanStatistik kesehatan
Statistik kesehatan
 
3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning
 
3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning
 
Ekonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptx
Ekonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptxEkonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptx
Ekonomi SDM Fertilitas dan Moralitas .pptx
 
BAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKebBAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKeb
 
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
 
Bab I oleh indra S
Bab I oleh indra SBab I oleh indra S
Bab I oleh indra S
 
Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)
Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)
Ppt demografi kelompok 10 (mortalitas & morbiditas)
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitas
 
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
 
Vedro Kependudukan
Vedro KependudukanVedro Kependudukan
Vedro Kependudukan
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
 
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasiPerhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
 
Statistik kesehatan
Statistik kesehatanStatistik kesehatan
Statistik kesehatan
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

MORTALITAS

  • 1. 1 UKURAN TINGKAT MORTALITAS  Indikator Mortalitas  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mortalitas
  • 2. 2 Indikator Mortalitas Bermacam-macam indikator mortalitas atau angka kematian yang umum dipakai adalah: 1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR). 2. Angka Kematian (IMR) 3. Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 tahun) 4. Angka Kematian Anak (AKA 1-5 tahun) 5. Angka Kematian IBU (AKI) 6. Angka Harapan Hidup (UHH) atau Life Expectancy.
  • 3. 3 ANGKA KEMATIAN KASAR Konsep Dasar  Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.  Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
  • 4. 4 Kegunaan  Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk.  Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan.  Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.
  • 5. 5 Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu. Rumus Dimana: CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar) D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu K = Bilangan konstan 1000
  • 6. 6 Catatan:  P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.  Sebagai contoh dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.
  • 7. 7 ANGKA KEMATIAN BAYI Konsep Dasar  Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.  Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
  • 8. 8 Kematian bayi endogen & eksogen  Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.  Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
  • 9. 9 Kegunaan Angka Kematian Bayi & Balita  Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung.  Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.  Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal Angka dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program- program pencegahan penyakit menular terutama pada anak- anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
  • 10. 10 Infant Mortality Rate (IMR)  Angka kematian bayi merupakan indikator yang sangat berguna, tidak saja terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap status penduduk keseluruhan dan kondisi ekonomi di mana penduduk tersebut bertempat tinggal.  Angka kematian bayi tidak hanya merefleksikan besarnya masalah kesehatan yang bertanggung jawab langsung terhadap kematian bayi, seperti diare, infeksi saluran pernafasan, salah gizi, penyakit-penyakit infeksi spesifik dan kondisi prenatal, tetapi juga merefleksikan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan dan secara umum, tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.  Terdapat hubungan terbalik antara tingkat kematian bayi dengan status ekonomi orangtua. Angka kematian bayi juga telah menunjukkan fungsinya sebagai indikator ampuh dalam menilai perubahan kondisi kesehatan di suatu negara.
  • 11. 11 Definisi Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Cara Menghitung Dimana: AKB = Angka Kematian Bayi/Infant Mortality Rate (IMR) D 0- <1th = Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu. ∑ lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu K = 1000
  • 12. 12 Sumber Data  Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari pencatatan atau registrasi kependudukan, sehingga sering dibuat perhitungan/estimasi tidak langsung dengan program "Mortpak 4".  Program ini menghitung AKB berdasarkan data mengenai jumlah Anak yang Lahirkan Hidup (ALH) atau Children Ever Born (CEB) dan Jumlah Anak Yang Masih Hidup (AMH) atau Children Still Living (CSL)
  • 13. 13 Contoh Dari Susenas 2004 hasil perhitungan AKB/IMR dengan Mortpak 4 adalah adalah 52 per 1000 kelahiran dengan referensi waktu Mei tahun 2002. Artinya di Indonesia pada tahun 2002, diantara 1000 kelahiran hidup ada 52 bayi yang meninggal sebelum usia tepat 1 tahun.
  • 14. 14 ANGKA KEMATIAN NEO-NATAL Definisi Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. ∑ D 0-<1 bln Rumus Angka Kematian Neo-Natal = x K ∑lahir hidup dimana: Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur 0 - <1 bulan ∑ D 0 -< 1 bulan = Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada satu tahun tertentu di daerah tertentu. ∑ lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu K = 1000
  • 15. 15 ANGKA KEMATIAN POST NEO-NATAL Definisi Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Rumus  Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun  ∑D 1bulan-<1tahun = Jumlah kematian bayi berumur satu bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun pada satu tahun tertentu & daerah tertentu  ∑lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu & daerah tertentu  K = konstanta (1000)
  • 16. 16
  • 17. 17
  • 18. 18 ANGKA KEMATIAN ANAK Konsep  Yang dimaksud dengan anak (1- 4 tahun) disini adalah penduduk yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari.  Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi Utomo, 1985).
  • 19. 19 IMR & CMR  Angka kematian bayi merupakan indikator terhadap kondisi kesehatan dan ekonomi suatu negara.  Dibandingkan dengan angka kematian bayi, angka kematian anak lebih merefleksikan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak.  Indikator tingkat kematian anak lebih manjur dalam menunjukkan tingkat kemiskinan dibandingkan dengan tingkat kematian bayi.  Perbedaan angka kematian anak antara berbagai negara atau kelompok masyarakat menunjukkan adanya perbedaan kondisi lingkungan sosial ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan, karena sebagain besar kematian tersebut dapat dicegah dengan adanya perbaikan kondisi sosial ekonomi.
  • 20. 20 Definisi Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi. Rumus Dimana:  Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.  Jumlah Penduduk (1-4) th = jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan tahun tertentu didaerah tertentu  K = Konstanta, umumnya 1000.
  • 21. 21 Contoh  Seperti pada perhitungan Angka Kematian Bayi, perhitungan Angka Kematian Anak saat ini juga terpaksa memanfaatkan program Mortpak Lite.  Dari data Susenas 2004 diperoleh perkiraan Angka Kematian Anak 1-4 tahun sebesar 18 per 1000 anak berusia (1- 4) tahun dengan referensi waktu Mei 2002. Artinya pada pertengahan 2002 diantara 1000 anak yang berumur antara 1 sampai 4 tahun, 11 bulan 29 hari, 18 orang diantaranya tidak dapat mencapai usia tepat 5 tahun.
  • 22. 22 ANGKA KEMATIAN BALITA Konsep Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun. Definisi Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)
  • 23. 23 Cara Menghitung Dimana:  Jumlah Kematian Balita (0-4)th = Banyaknya kematian anak berusia 0-4 th pada satu tahun tertentu di daerah tertentu  Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah penduduk berusia 0-4 th pada pertengahan tahun tertentu di daerah tertentu  K = Konstanta, umumnya 1000.
  • 24. 24 Contoh  Perhitungan dengan Mortpak dari data Susenas 2004 memeroleh perkiraan Angka Kematian Balita sebesar 74 per 1000 balita, dengan referensi waktu Mei 2002.  Artinya, pada tahun 2002 setiap 1000 balita (umur 0 sampai 4 thn 11 bln 29 hari) pada tahun 2002, 74 anak diantaranya tidak akan berhasil mencapai umur tepat lima tahun.
  • 25. 25
  • 26. 26 INDIKATOR KEMATIAN IBU Konsep Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi Utomo,1985). Definisi Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
  • 27. 27 Kegunaan Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk:  pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer),  program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan,  penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan,  penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
  • 28. 28 Cara Menghitung Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran Rumus Dimana:  Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.  Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu.  Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.
  • 29. 29 Contoh  Berdasarkan data SDKI 2002 - 2003, Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia untuk periode tahun1998-2002, adalah sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.  Keterbatasan AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang. Oleh karena itu kita umumnya digunakan AKI yang telah tersedia untuk keperluan pengembangan perencanaan program.
  • 30. 30 ANGKA HARAPAN HIDUP Konsep Dasar  Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
  • 31. 31 Definisi  Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.  Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Kegunaan Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
  • 32. 32 Cara Menghitung  Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun- tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian.  Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite.
  • 33. 33 Contoh  Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Indonesia dari Sensus Penduduk Tahun 1971 adalah 47,7 tahun. Artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1971 (periode 1967-1969) akan dapat hidup sampai 47 atau 48 tahun. Tetapi bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1980 mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 59,8 tahun untuk bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1990, dan bagi bayi yang dilahirkan tahun 2000 usia harapan hidupnya mencapai 65,5 tahun.  Peningkatan Angka Harapan Hidup ini menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama tiga puluh tahun terkahir dari tahun 1970-an sampai tahun 2000.
  • 34. 34