2. Pengertian Penelitian dalam
keperawatan
Penelitian keperawatan menurut American Nurse’s
Assosiation (1981) adalah pengembangan
pengetahuan tentang kesehatan dan kemajuan
kesehatan di dalam keseluruhan rentang kehidupan,
merawat atau memelihara orang yangmengalami
masalah kesehatan dan ketidakmampuan baik fisik
maupun psikologis.
3. Lanjutan…
Penelitian keperawatan adalah proses ilmiah
yangmemvalidasikan dan menyuling
pengetahuan yangadadan membangun
pengetahuan baru baik langsung maupuntidak
langsung mempengaruhi praktik keperawatan.
(Burns dan Gove,1993)
4. Con’t…
Penelitian kesehatan merupakan studi tentang
pendidikan, administrasi keperawatan,
pelayanan kesehatan, karakteristik perawat,
peranan perawat dan situasi klinis.
5. Tujuan penelitian
keperawatan
Pencarian (riset) pada dasarnya bersumber dari beberapa
pertanyaan berikut:
1.Apayang perlu diketahui
2.metode penelitian apa yang digunakanuntuk
membangun pengetahuan
3.metode pengukuran apa yang akandigunakan
4.dapatkah elemen lain dicegah pengaruhnyaterhadap
elemen yangdiukur
5.makna apa yang dapat diekstraksi dari pengukuranitu
6. Con’t….
Tujuan utama penelitian keperawatan adalahmengembangkan
dasar pengetahuan ilmiah untuk praktik keperawatan yang
efektif danefisien.
Peneliti keperawatan bertanggung jawab terhadap mutulayanan
keperawatan bagi masyarakat serta rumusan cara-cara
peningkatan mutu layanantersebut.
Penelitian merupakan salah satu peran perawat yang wajib
dilaksanakan. Salahsatu jalan yang dapat ditempuh adalah
memulai penelitian dari sekarang sedikit demi sedikitdaripada
tidak samasekali.
7. Persyaratan Penelitian
1.Sistematis : Artinya dilaksanakan menurut polatertentu,
dari yang sederhana sampai kepada hal yang kompleks hingga
tercapai tujuan secaraefektif danefisien.
2.Berencana : Dilaksanakan dengan perencanaanyang
matang tentang langkah-langkahpelaksanaannya.
3.Ilmiah : mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian
mengikuti cara-cara yang ditentukan yaitu prinsip yang
digunakan untuk memperoleh ilmupengetahuan.
9. Area – lingkup penelitian
ASUHAN
KLINIS - KOMUNITAS
PELAYANAN/
PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
SISTEM
PROFESI
10. Teori-teori keperawatan yang
mendasari penelitian keperawatan
1. Anatomi-fisiologi-biokimia manusia
2. Ilmu keperawatan anak, dewasa,jiwa,
komunitas, managemen keperawatan, gawat
darurat, keperawatan dasar,maternitas.
3. Ilmu social : ilmu komunikasi, ilmupsikologi,
ilmu agama, budaya dan antropologi dll.
11. ETIKA PENELITIAN KPERAWATAN
Manusia sebagai SUBJEK PENELITIAN
PASTIKAN BAHWA
“THE RIGHTS OF THOSE HUMAN
BEINGS ARE PROTECTED”
Ethical considerations
12. SEJARAH KODE ETIK PENELITIAN
1. Kode etik penelitian kedokteran, yang diberi nama Nuremberg
Code, pada awalnya dibentuk sebagai akibat dari berbagai
percobaan tidak berperikemanusiaan oleh para dokter NAZI
terhadap para tahanan Perang Dunia II
2. Pada tahun 1964, World Medical Association dalam sidangnya yang
ke 18 (Deklarasi Helsinki I): PERATURAN / KODE ETIK TENTANG
PENELTIAN, INFORM CONSENT
3. tahun 1975 dalam World Health Assembly ke 20 di Tokyo telah
dibuat Deklarasi Helsinki II : semua protokol penelitian yang
menyangkut manusia, harus ditinjau dahulu oleh suatu Komisi
khusus untuk dipertimbangkan, diberi komentar dan mendapatkan
pengarahan (consideration, comments and guidance)
4. Di Indonesia standar etik penelitian kesehatan : UU Kesehatan no
23/ 1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP no 39/ 1995 tentang
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
13. Peneliti dalam melaksanakan seluruh
kegiatan penelitian harus memegang teguh
sikap ilmiah (scientific attitude) serta
menggunakan prinsip-prinsip etika
penelitian.
Meskipun intervensi yang dilakukan dalam
penelitian tidak memiliki risiko yang dapat
merugikan atau membahayakan subyek
penelitian, namun peneliti perlu
mempertimbangkan aspek sosioetika
dan menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan (Jacob, 2004).
14. Ethical Dilema
Hak partisipan dan tuntutan proyek penelitian
berada pada direct conflict
Limitasi Keterbatasan penelitian ilmiah
berkenaan dengan issue ethic
Apa yang dipertimbangkan Acceptable
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah sejalan
dengan Rights of living organism
Jenis problem yang dapat
diselesaikan/ditempuh dengan scientific
method
15. PRINSIP DASAR ETIKA PENELITIAN
BENEFICENCE
Kewajiban untuk menghindarkan subjek
penelitian dari efek yang membahayakan
dan memaksimalkan potensial benefit :
• freedom from harm
•Freedom from exploitation
•Risk/benefit ratio
VULNERABLE GROUP
16. VULNERABLE GROUP
Seseorang yang karena kondisinya
berada pada posisi lemah, dan
berpotensi untuk “dimanfaatkan”
• Anak
• Penderita terbelakang mental
• Physically disable
• Institutionalized People
• Wanita hamil
Kepentingannya dan resikonya
harus dilindungi
17. RESPECT for HUMAN DIGNITY
Right to SELF DETERMINATION
Manusia sebagai subjek penelitian mempunyai kapasitas
untuk mengontrol aktifitas dan tujuannya. Prinsip ini
menyangkut hak klien untuk terlibat atau tidak dalam
penelitian , tanpa resiko bahwa kepentingannya akan
diabaikan
Right to FULL DISCLOSURE
Klien/partisipan berhak mendapatkan informasi lengkap
tentang penelitian yang akan dilakukan,hak untuk menolak
berpartisipasi, tanggung jawab peneliti, serta risk-benefit
yang mungkin terjadi
18. Menghormati harkat dan martabat manusia
(respect for human dignity)
1. Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak
subyek untuk mendapatkan informasi yang
terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian
2. memiliki kebebasan menentukan pilihan dan
bebas dari paksaan untuk berpartisipasi
dalam kegiatan penelitian (autonomy)
19. Informed consent
Partisipan berhak mendapat informasi
yang cukup tentang penelitian,
pilihan-pilihan yang dapat dibuat
sehingga yang bersangkutan secara
sadar mengambil keputusan untuk ikut
atau tidak ikut dalam penelitian.
Berdasarkan informasi tersebut apabila
klien memutuskan ikut, ybs
memberikan persetujuannya.
20. 1. penjelasan manfaat penelitian
2. penjelasan kemungkinan risiko dan
ketidaknyamanan yang dapat
ditimbulkan
3. penjelasan manfaat yang akan
didapatkan
4. persetujuan peneliti dapat menjawab
setiap pertanyaan yang diajukan
subyek berkaitan dengan prosedur
penelitian
5. persetujuan subyek dapat
mengundurkan diri kapan saja
6. jaminan anonimitas dan kerahasiaan
ISI INFORM CONSENT
21. formulir persetujuan subyek tidak cukup
memberikan proteksi bagi subyek itu
sendiri terutama untuk penelitian-
penelitian klinik karena terdapat
perbedaan pengetahuan dan otoritas
antara peneliti dengan subyek
(Sumathipala & Siribaddana, 2004).
Kelemahan tersebut dapat diantisipasi
dengan adanya prosedur penelitian (Syse,
2000).
22. JUSTICE
Subjek penelitian harus diperlakukan
secara adil
Right to FAIR TREATMENT
•Tidak ada diskriminasi dalam seleksi partisipan, seleksi harus
berdasar pada prasyarat penelitian, dan bukan karena mudahnya
proses seleksi
•Tidak prejudis terhadap seseorang yang menarik diri atau
membatalkan kepesertaannya dari penelitian
•Partisipan dapat memperoleh akses kapanpun kepada staf peneliti
untuk memperoleh klarifikasi
• Partisipan dapat emmperoleh bantuan profesional apabila ada
“physical atau psychological damage” akibat proses penelitian
•Peneliti harus peka dan respek terhadap perbedaan keyakinan,
kebiasan dan gaya hidup partisipan
• Segala keepakatan yang dibuat antara partisipan dan peneliti harus
dihargai
23. Keadilan dan Inklusivitas
(respect for justice and inclusiveness).
1. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan,
penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,
profesional, berperikemanusiaan, dan
memperhatikan faktor-faktor ketepatan,
keseksamaan, kecermatan, intimitas,
psikologis serta perasaan religius subyek
penelitian
2. Lingkungan penelitian dikondisikan agar
memenuhi prinsip keterbukaan yaitu
kejelasan prosedur penelitian
24. RIGHT to PRIVACY
•Penelitian pada human, berpotensi
untuk mengganggu privacy
harus dihargai selama masa penelitian
berlangsung
•Partisipan mempunyai hak
confidentiality
25. Peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas baik nama maupun
alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat
ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan
kerahasiaan identitas subyek.
Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau
identification number) sebagai pengganti
identitas responden
26. yang
Memperhitungkan manfaat dan kerugian
ditimbulkan (balancing harms and benefits)
1. Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur
penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat
semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat
digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence).
(Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck,
2004).
2. Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi
subyek (nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian
berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan
maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk
mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun
kematian subyek penelitian
27. Perlindungan hak azasi manusia
(ANA)
1. Right to self-determination
2. Right to Privacy and Dignity
3. Right to anonimity & confidentiality
4. Right to fair treatment
5. Right to protection from discomfort
& harm
28. Penelitian yang membutuhkan Ethical
Clearance
Pada dasarnya seluruh penelitian/riset yang
menggunakan manusia sebagai subyek penelitian
harus mendapatkan Ethical Clearance , baik
penelitian yang melakukan pengambilan
spesimen, ataupun yang tidak melakukan
pengambilan spesimen. Penelitian/riset yang
dimaksud adalah penelitian biomedik yang
mencakup riset pada farmasetik, alat kesehatan,
radiasi dan pemotretan, prosedur bedah, rekam
medis, sampel biologik, serta penelitian
epidemiologik, sosial dan psikososial
29. Susunan Komisi Etik Penelitian
Kesehatan Badan Litbangkes
1. Panitia Etik Penelitian KesehatanBadan Litbangkes” berdasarkan SKKepala
Badan Litbangkes No. 04/BPPK/AK/1/1991
2. Tugaspokok Badan Litbangkes adalah menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan kesehatan untuk menunjang program Departemen
Kesehatan
3. Bertugas melakukan review usulan penelitian kesehatan yang memerlukan
surat izin etik (ethical clearance), selanjutnya sejak tahun 2001 disebut
sebagai Komisi Etik Badan Litbangkes
4. Anggota bersifat multidisiplin yaitu adanya anggota dari berbagai bidang ilmu
kelompok medis/ klinis maupun dari kelompok non-medis antara lain dari
bidang hukum, sosialbudaya
30. Komisi Etik mempunyai tugas :
1. Melakukan review dari protokol penelitian yangakan dibahas dengan benar
sesuaiketentuan-ketentuan yangtelah ditetapkan.
2. Membahas hasil review
3. Meneliti isi informed consent (persetujuan bagi subyek penelitian)
beserta naskah penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dari subyek
penelitian
4. Memberikan ethical clearance untuk semuapenelitian yang memerlukannya.
5. Mengevaluasi pelaksanaan penelitian yang terkait dengan etik
6. Menghadiri rapat rutin Komisi Etik setiap bulannya dan pada waktu-
waktu tertentu yangdianggap perlu
31. Pengajuan Ethical Clearance
1. Surat usulan dari institusi
2. Protokol penelitian
3. Daftar tim peneliti
4. CVpeneliti utama
5. Surat persetujuan pelaksanaan penelitian dari scientific board(PPI)
6. Informed Consent(formulir persetujuan keikutsertaan dalampenel
7. Ethical Clearancedari institusi lain (bilaada)
8. Kuesioner / pedoman wawancara (bila ada)
Catatan :Seluruh berkas dibuat rangkap3.
Selainpenelitian dari Puslitbang di lingkungan BadanLitbangkes, KomisiEtik
Penelitian KesehatanBdan Litbangkesjuga menerima permohonan E.Cdari
instansi lain