SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ETIKA
PENELITIAN
Muchammad Reza Ghozaly
PENGERTIAN
Etika (Yunani) === Ethos’
1. Tunggal : tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat
akhlak
2. Jamak (ta etha) : adat kebiasaan
Ilmu ttg apa yang
biasa dilakukan Atau
adat kebiasaan
PRINSIP ETIK
1. Respect for persons
Untuk menghormati otonomi pengambilan keputusan mandiri
dan melindungi kelompok yang tergantung atau rentan dari
Penyalahgunaan
2. Beneficience and Non Maleficience
Berbuat baik, memberi manfaat maksimal dengan resiko
seminimal mungkin
3. Prinsip etika keadilan (Justice)
Setiap orang layak mendapat sesuatu sesuai dengan hak dan seimbang
Respect for persons
Hak Subjek
1. Mendapatkan informasi yg jelas (Tujuan, Manfaat/risiko, serta hal-hal terkait
penelitian)
2. Kebebasan menentukan pilihan / kesediaan tanpa paksaan  Inform consent
(Letter)
1. Penjelasan manfaat penelitian
2. Penjelasan resiko yang mungkin ditimbulkan
3. Penjelasan terkait manfaat yang didapatkan
4. Persetujuan peneliti untuk menjawab pertanyaan yang diajukan berkaitan
dengan prosedur penelitian
5. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja
6. Jaminan kerahasiaan data penelitian dan data diri
Respect for persons
Termasuk menjaga Kerahasiaan
Peneliti bertanggung jawab melindungi privasi subjek
• Data dibuat anonym
• Identifikasi menggunakan kode
Data penelitian
• Rahasia
• Hanya digunakan untuk tujuan penelitian
• Tidak disebarluaskan
Beneficience and Non Maleficience
• Meminimalisir dampak negative (resiko penelitian, efek
samping) = timbul sakit, stress, luka bahkan kematian
• Menyiapkan dan melakukan tindakan antisipatif
• Mempersiapkan tindakan penangan jika terjadi hal yang
merugikan
Prinsip etika keadilan (Justice)
• Peluang yg sama bagi subjek untuk ditempatkan dalam
pengelompokan subjek juga dalam hal penilaian
• Keadilan dlm perlakuan selama eksperimen berlangsung
SISTEM ETIKA PENELITIAN
1. Keselamatan subyek penelitian diutamakan
2. Keikutsertaan subyek bersifat sukarela & tertulis
3. Subyek berhak mengundurkan dari
4. Yang boleh melaksanakan penelitian adalah orang-orang yang sudah
berpengalaman melakukan penelitian. Peneliti pemula diawasi oleh
peneliti senior
5. Proposal harus dinilai segi ilmiah dan etik
6. Proposal disetujui  penelitian boleh dilakukan
PRINSIP ETIK dalam PENELITIAN
di bidang KESEHATAN
1. Menghormati otonomi partisipan, penjelasan kepada partisipan tentang derajat
dan lama keterlibatan tanpa konsekuensi negatif dari penelitian
2. Mencegah, meminimalkan kerugian dan atau meningkatkan manfaat bagi semua
partisipan.
3. Menghormati kepribadian partisipan, keluarga dan nilai yang berati bagi
partisipan.
4. Memastikan bahwa keuntungan dan akibat dari penelitian terdistribusi secara
seimbang
Peran Peneliti
 Etik dan moral senantiasa berkaitan dengan kebebasan dan tanggung
jawab. Etik membebani manusia dengan kewajiban moral, yang berbeda
dengan kewajiban dalam norma hukum, kewajiban moral ini tidak mempunyai
kekuatan mengikat untuk dipaksakan penerapannya. Norma moral bersifat
otonom, sehingga penegakannya tidak dapat dipaksakan melalui upaya
pemaksa eksternal (misalnya oleh penguasa).
 Kebebasan dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, kebebasan yang
diterima dari orang lain, disebut kebebasan sosial. Kedua, kebebasan dalam
arti kemampuan manusia untuk menentukan tindakannya sendiri, yang
disebut kebebasan eksistensial.
 Kebebasan sosial selalu dibatasi oleh orang lain, yang bisa berupa: (1)
jasmani, yakni adanya paksaan secara fisik; (2) rohani/psikis, yaitu tekanan
batin yang diberikan oleh orang lain, serta (3) perintah dan larangan, antara
lain berwujud undang-undang, perintah orang tua, atasan, dan guru.
Kebebasan eksistensial berakar dari kebebasan rohani manusia itu sendiri,
yaitu dalam penguasaan dalam batinnya, pikirannya, dan kehendaknya
• Untuk itu tiap peneliti kesehatan harus mampu melakukan pertimbangan
etik secara mandiri. Melakukan identifikasi isu etik yang mungkin muncul,
melakukan pertimbangan berdasarkan acuan yang tersedia serta mengambil
keputusan etik.
• Keputusan etik ini dihormati sendiri oleh peneliti sehingga jika dianggap tidak
layak etik, membatalkan penelitiannya atau memodifikasinya agar menjadi
layak etik. Perilaku ini harus dilandasi oleh integritas, termasuk kompetensi
akademik yang adekuat dari seorang peneliti.
• Pertimbangan etik tidak selalu mulus. Kadang kala peneliti berhadapan dengan
dilema etik, dalam arti kata tindakan yang akan dilakukan sejalan dengan
rujukan etik yang satu, tetapi bertentangan dengan rujukan etik yang lain.
• Dalam mengambil keputusan, peneliti terpaksa melakukan pilihan. Pilihan
selalu bersifat subyektif. Disadari kemampuan manusia, (termasuk peneliti
kesehatan) terbatas. Lebih dari itu dalam bersikap dan bertindak, dapat
dipengaruhi oleh pertimbangan teknis dan operasional, kemudian terbawa arus
untuk bersikap pragmatis sehingga mengabaikan prinsip. Untuk itu prinsip agar
tiap penelitian kesehatan harus layak etik untuk dilaksanakan harus
diberdayakan dan dipastikan pemberlakuannya.
Penelitian kesehatan pada manusia hanya boleh dilakukan bila memenuhi dua kriteria
yaitu kriteria kepatutan dan kriteria persetujuan. Kedua kriteria tersebut umumnya
mengacu pada Deklarasi Helsinki.
Kriteria kepatutan
• Ada harapan penelitian tersebut memberikan wawasan baru yang tidak dapat
diperoleh dengan cara lain,
• Manfaat penelitian tersebut harus lebih banyak dari pada risiko yang akan disandang
oleh subjek penelitan,
• Kepentingan manusia subjek penelitian selalu ditempatkan di atas kepentingan ilmu
pengetahuan,
• Penelitian harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan penelitian
laboratorium maupun penelitian hewan percobaan serta harus didasarkan
pengetahuan yang cukup dari kepustakaan ilmiah,
• Protokol penelitian harus jelas dan tertulis dan dinilai terlebih dulu oleh komisi etik
yang independen,
• Penelitian harus dilaksanakan oleh peneliti yang berkualitas baik dan diawasi oleh
dokter yang kompeten
• Dalam penelitian dengan subyek manusia berlaku standar profesi tertinggi,
bukan standar pengetahuan dan kemampuan yang rata-rata,
• Pada penelitian dengan subjek manusia, bila ada masalah hukum,
peneliti bertanggung jawab penuh secara pribadi,
• Integritas subyek harus selalu dijaga dan dilindungi, baik fisik maupun
psikisnya,
• Privasi subyek harus dijunjung tinggi,
• Penderitaan badaniah maupun rohaniah dari subyek harus dibatasi secara
maksimal,
• Harus dilakukan pencegahan semaksimal mungkin terhadap kerugian,
kecacatan dan kematian dari subjek penelitian,
• Setiap penelitian segera harus dihentikan jika ternyata ada subjek yang
mengalami kerugian, kecacatan dan kematian.
Khusus untuk penelitian (uji) klinis secara eksperimental yang
menggunakan pasien sebagai subjek, terdapat beberapa syarat
yang khusus pula.
Penelitian (uji klinis) terhadap pasien hanya diperbolehkan bila
ada indikasi medis:
• Penelitian pada pasien atas dasar indikasi medis dan dengan persetujuan
pasien hanya dapat dilaksanakan sebaiknya jika peneliti adalah bukan dokter
yang merawatnya,
• Dalam pelaksanaan penelitan, peneliti dan pasien harus yakin betul bahwa
yang digunakan adalah metode diagnostik atau terapeutik yang sebaik
mungkin,
• Jika ada pasien yang tidak memberi persetujuan untuk ikut dalam
penelitian, maka hal itu dijamin tidak ada dampak negatif terhadap
hubungan dokter-pasien,
• Pasien yang sedang dalam keadaan koma, atau pasien yang mempunyai
penyakit yang tidak mungkin dapat disembuhkan, atau pasien yang dalam
stadium akhir hidupnya, tidak diperkenankan dijadikan subyek penelitian.
 Kriteria Persetujuan
 Suatu penelitian dengan subyek manusia tidak boleh dilakukan jika
belum/tidak memperoleh persetujuan dari subyek yang akan diteliti.
Persetujuan tersebut diperoleh setelah kepada subyek diberikan informasi
dan penjelasan yang adekuat. Oleh karena itu persetujuan ini disebut
“persetujuan setelah penjelasan” (PSP), yang dalam terminologi
internasional disebut “informed consent”.
 Informasi pada subyek penelitian (pasien maupun non-pasien) merupakan
syarat mutlak untuk memperoleh informed consent di dalam kriteria
persetujuan. Informasi harus diberikan selengkap mungkin dan tidak boleh
ada informasi tertentu yang dirahasiakan oleh peneliti. Di dalam deklarasi
helsinki, isi informasi untuk memperoleh informed consent harus
mencakup: “the aims, method, anticipated benefits and potential
hazaards of the study and the discomfort it may entail”.
 Di samping itu perlu pula diketahui bahwa persetujuan subyek setiap waktu
dapat ditarik, meskipun penelitian belum berakhir. Penarikan atau
pembatalan persetujuan tersebut tidak mengandung implikasi risiko apa pun
terhadap subyek penelitian tersebut.
STANDAR ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Standar etik penelitian kesehatan di Indonesia yang melibatkan manusia sebagai
subyek didasarkan pada azas perikemanusiaan yang merupakan salah satu dasar
falsafah bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal tersebut diatur dalam UU
Kesehatan No 23/ 1992, PP no 39/ 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan mengenai perlindungan dan hak – hak manusia sebagai subyek
penelitian dan sanksi bila penyelenggaraan penelitian melanggar ketentuan dalam
PP tersebut.
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.
Etika Penelitian dalam suatu penelitian.

More Related Content

Similar to Etika Penelitian dalam suatu penelitian.

MATERI-SEMINAR-ETIK-PENELITIAN-KESEHATAN-PROF-ISTIADJID.pptx
MATERI-SEMINAR-ETIK-PENELITIAN-KESEHATAN-PROF-ISTIADJID.pptxMATERI-SEMINAR-ETIK-PENELITIAN-KESEHATAN-PROF-ISTIADJID.pptx
MATERI-SEMINAR-ETIK-PENELITIAN-KESEHATAN-PROF-ISTIADJID.pptxShiennySumali1
 
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdfKoalisiKoalisi1
 
PPT Kelompok 7 Kode Etik Psikologi-A _ Penelitian & Publikasi.pptx
PPT Kelompok 7 Kode Etik Psikologi-A _ Penelitian & Publikasi.pptxPPT Kelompok 7 Kode Etik Psikologi-A _ Penelitian & Publikasi.pptx
PPT Kelompok 7 Kode Etik Psikologi-A _ Penelitian & Publikasi.pptxherlislaia
 
Etika Dalam Penelitian
Etika Dalam PenelitianEtika Dalam Penelitian
Etika Dalam Penelitianpjj_kemenkes
 
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptxPertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptxfamsofficialle
 
Etik Dalam Penelitian
Etik Dalam PenelitianEtik Dalam Penelitian
Etik Dalam PenelitianArgitya Righo
 
Prinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananPrinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananaulia rahmah
 
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...JuniosDelsi1
 
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxAplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxZackyA3
 
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and conf...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and conf...Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and conf...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and conf...Lysa Setyaningrum
 
Aspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifAspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifFredy Akbar K
 
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptxhttps_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptxHNGEEJOEMoe
 
Rakus UAS Etika Hukum dan Profesionalisme
Rakus UAS Etika Hukum dan Profesionalisme Rakus UAS Etika Hukum dan Profesionalisme
Rakus UAS Etika Hukum dan Profesionalisme Catatan Medis
 
TASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptx
TASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptxTASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptx
TASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptxBroeryAHusaini
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikCandra Wiguna
 

Similar to Etika Penelitian dalam suatu penelitian. (20)

MATERI-SEMINAR-ETIK-PENELITIAN-KESEHATAN-PROF-ISTIADJID.pptx
MATERI-SEMINAR-ETIK-PENELITIAN-KESEHATAN-PROF-ISTIADJID.pptxMATERI-SEMINAR-ETIK-PENELITIAN-KESEHATAN-PROF-ISTIADJID.pptx
MATERI-SEMINAR-ETIK-PENELITIAN-KESEHATAN-PROF-ISTIADJID.pptx
 
Bioetika
BioetikaBioetika
Bioetika
 
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
2017_kpdl_ETIKA SOSIAL.pdf
 
PPT Kelompok 7 Kode Etik Psikologi-A _ Penelitian & Publikasi.pptx
PPT Kelompok 7 Kode Etik Psikologi-A _ Penelitian & Publikasi.pptxPPT Kelompok 7 Kode Etik Psikologi-A _ Penelitian & Publikasi.pptx
PPT Kelompok 7 Kode Etik Psikologi-A _ Penelitian & Publikasi.pptx
 
Etika Dalam Penelitian
Etika Dalam PenelitianEtika Dalam Penelitian
Etika Dalam Penelitian
 
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptxPertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
Pertemuan-6. Etika Penelitian ppt.pptx
 
Etik Dalam Penelitian
Etik Dalam PenelitianEtik Dalam Penelitian
Etik Dalam Penelitian
 
Prinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidananPrinsip etika etikolegal kebidanan
Prinsip etika etikolegal kebidanan
 
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
PPT_Etika_Penelitian.pptx adalaha cara kita mengetahui etika penelitian keeha...
 
Research Ethics
Research Ethics Research Ethics
Research Ethics
 
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptxAplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
 
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and conf...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and conf...Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and conf...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and conf...
 
Aspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifAspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatif
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
 
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptxhttps_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
https_myguru_upsi_edu_my_documents_2021_courses_KFP60604_material (7).pptx
 
Rakus UAS Etika Hukum dan Profesionalisme
Rakus UAS Etika Hukum dan Profesionalisme Rakus UAS Etika Hukum dan Profesionalisme
Rakus UAS Etika Hukum dan Profesionalisme
 
Materi Sesi 1.pptx
Materi Sesi 1.pptxMateri Sesi 1.pptx
Materi Sesi 1.pptx
 
TASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptx
TASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptxTASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptx
TASK_ETHIC RESEARCH BRURY.pptx
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
 
Pengertian etika
Pengertian etikaPengertian etika
Pengertian etika
 

Recently uploaded

2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docxNiWayanEkaLansuna1
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxantonkustanto
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxEmmyKardianasari
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021AdeImot
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxsd1patukangan
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxEmmyKardianasari
 

Recently uploaded (13)

2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 

Etika Penelitian dalam suatu penelitian.

  • 2. PENGERTIAN Etika (Yunani) === Ethos’ 1. Tunggal : tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat akhlak 2. Jamak (ta etha) : adat kebiasaan Ilmu ttg apa yang biasa dilakukan Atau adat kebiasaan
  • 3. PRINSIP ETIK 1. Respect for persons Untuk menghormati otonomi pengambilan keputusan mandiri dan melindungi kelompok yang tergantung atau rentan dari Penyalahgunaan 2. Beneficience and Non Maleficience Berbuat baik, memberi manfaat maksimal dengan resiko seminimal mungkin 3. Prinsip etika keadilan (Justice) Setiap orang layak mendapat sesuatu sesuai dengan hak dan seimbang
  • 4. Respect for persons Hak Subjek 1. Mendapatkan informasi yg jelas (Tujuan, Manfaat/risiko, serta hal-hal terkait penelitian) 2. Kebebasan menentukan pilihan / kesediaan tanpa paksaan  Inform consent (Letter) 1. Penjelasan manfaat penelitian 2. Penjelasan resiko yang mungkin ditimbulkan 3. Penjelasan terkait manfaat yang didapatkan 4. Persetujuan peneliti untuk menjawab pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan prosedur penelitian 5. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja 6. Jaminan kerahasiaan data penelitian dan data diri
  • 5. Respect for persons Termasuk menjaga Kerahasiaan Peneliti bertanggung jawab melindungi privasi subjek • Data dibuat anonym • Identifikasi menggunakan kode Data penelitian • Rahasia • Hanya digunakan untuk tujuan penelitian • Tidak disebarluaskan
  • 6. Beneficience and Non Maleficience • Meminimalisir dampak negative (resiko penelitian, efek samping) = timbul sakit, stress, luka bahkan kematian • Menyiapkan dan melakukan tindakan antisipatif • Mempersiapkan tindakan penangan jika terjadi hal yang merugikan Prinsip etika keadilan (Justice) • Peluang yg sama bagi subjek untuk ditempatkan dalam pengelompokan subjek juga dalam hal penilaian • Keadilan dlm perlakuan selama eksperimen berlangsung
  • 7. SISTEM ETIKA PENELITIAN 1. Keselamatan subyek penelitian diutamakan 2. Keikutsertaan subyek bersifat sukarela & tertulis 3. Subyek berhak mengundurkan dari 4. Yang boleh melaksanakan penelitian adalah orang-orang yang sudah berpengalaman melakukan penelitian. Peneliti pemula diawasi oleh peneliti senior 5. Proposal harus dinilai segi ilmiah dan etik 6. Proposal disetujui  penelitian boleh dilakukan
  • 8. PRINSIP ETIK dalam PENELITIAN di bidang KESEHATAN 1. Menghormati otonomi partisipan, penjelasan kepada partisipan tentang derajat dan lama keterlibatan tanpa konsekuensi negatif dari penelitian 2. Mencegah, meminimalkan kerugian dan atau meningkatkan manfaat bagi semua partisipan. 3. Menghormati kepribadian partisipan, keluarga dan nilai yang berati bagi partisipan. 4. Memastikan bahwa keuntungan dan akibat dari penelitian terdistribusi secara seimbang
  • 9. Peran Peneliti  Etik dan moral senantiasa berkaitan dengan kebebasan dan tanggung jawab. Etik membebani manusia dengan kewajiban moral, yang berbeda dengan kewajiban dalam norma hukum, kewajiban moral ini tidak mempunyai kekuatan mengikat untuk dipaksakan penerapannya. Norma moral bersifat otonom, sehingga penegakannya tidak dapat dipaksakan melalui upaya pemaksa eksternal (misalnya oleh penguasa).  Kebebasan dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, kebebasan yang diterima dari orang lain, disebut kebebasan sosial. Kedua, kebebasan dalam arti kemampuan manusia untuk menentukan tindakannya sendiri, yang disebut kebebasan eksistensial.  Kebebasan sosial selalu dibatasi oleh orang lain, yang bisa berupa: (1) jasmani, yakni adanya paksaan secara fisik; (2) rohani/psikis, yaitu tekanan batin yang diberikan oleh orang lain, serta (3) perintah dan larangan, antara lain berwujud undang-undang, perintah orang tua, atasan, dan guru. Kebebasan eksistensial berakar dari kebebasan rohani manusia itu sendiri, yaitu dalam penguasaan dalam batinnya, pikirannya, dan kehendaknya
  • 10. • Untuk itu tiap peneliti kesehatan harus mampu melakukan pertimbangan etik secara mandiri. Melakukan identifikasi isu etik yang mungkin muncul, melakukan pertimbangan berdasarkan acuan yang tersedia serta mengambil keputusan etik. • Keputusan etik ini dihormati sendiri oleh peneliti sehingga jika dianggap tidak layak etik, membatalkan penelitiannya atau memodifikasinya agar menjadi layak etik. Perilaku ini harus dilandasi oleh integritas, termasuk kompetensi akademik yang adekuat dari seorang peneliti. • Pertimbangan etik tidak selalu mulus. Kadang kala peneliti berhadapan dengan dilema etik, dalam arti kata tindakan yang akan dilakukan sejalan dengan rujukan etik yang satu, tetapi bertentangan dengan rujukan etik yang lain. • Dalam mengambil keputusan, peneliti terpaksa melakukan pilihan. Pilihan selalu bersifat subyektif. Disadari kemampuan manusia, (termasuk peneliti kesehatan) terbatas. Lebih dari itu dalam bersikap dan bertindak, dapat dipengaruhi oleh pertimbangan teknis dan operasional, kemudian terbawa arus untuk bersikap pragmatis sehingga mengabaikan prinsip. Untuk itu prinsip agar tiap penelitian kesehatan harus layak etik untuk dilaksanakan harus diberdayakan dan dipastikan pemberlakuannya.
  • 11. Penelitian kesehatan pada manusia hanya boleh dilakukan bila memenuhi dua kriteria yaitu kriteria kepatutan dan kriteria persetujuan. Kedua kriteria tersebut umumnya mengacu pada Deklarasi Helsinki. Kriteria kepatutan • Ada harapan penelitian tersebut memberikan wawasan baru yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, • Manfaat penelitian tersebut harus lebih banyak dari pada risiko yang akan disandang oleh subjek penelitan, • Kepentingan manusia subjek penelitian selalu ditempatkan di atas kepentingan ilmu pengetahuan, • Penelitian harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan penelitian laboratorium maupun penelitian hewan percobaan serta harus didasarkan pengetahuan yang cukup dari kepustakaan ilmiah, • Protokol penelitian harus jelas dan tertulis dan dinilai terlebih dulu oleh komisi etik yang independen, • Penelitian harus dilaksanakan oleh peneliti yang berkualitas baik dan diawasi oleh dokter yang kompeten
  • 12. • Dalam penelitian dengan subyek manusia berlaku standar profesi tertinggi, bukan standar pengetahuan dan kemampuan yang rata-rata, • Pada penelitian dengan subjek manusia, bila ada masalah hukum, peneliti bertanggung jawab penuh secara pribadi, • Integritas subyek harus selalu dijaga dan dilindungi, baik fisik maupun psikisnya, • Privasi subyek harus dijunjung tinggi, • Penderitaan badaniah maupun rohaniah dari subyek harus dibatasi secara maksimal, • Harus dilakukan pencegahan semaksimal mungkin terhadap kerugian, kecacatan dan kematian dari subjek penelitian, • Setiap penelitian segera harus dihentikan jika ternyata ada subjek yang mengalami kerugian, kecacatan dan kematian.
  • 13. Khusus untuk penelitian (uji) klinis secara eksperimental yang menggunakan pasien sebagai subjek, terdapat beberapa syarat yang khusus pula. Penelitian (uji klinis) terhadap pasien hanya diperbolehkan bila ada indikasi medis: • Penelitian pada pasien atas dasar indikasi medis dan dengan persetujuan pasien hanya dapat dilaksanakan sebaiknya jika peneliti adalah bukan dokter yang merawatnya, • Dalam pelaksanaan penelitan, peneliti dan pasien harus yakin betul bahwa yang digunakan adalah metode diagnostik atau terapeutik yang sebaik mungkin, • Jika ada pasien yang tidak memberi persetujuan untuk ikut dalam penelitian, maka hal itu dijamin tidak ada dampak negatif terhadap hubungan dokter-pasien, • Pasien yang sedang dalam keadaan koma, atau pasien yang mempunyai penyakit yang tidak mungkin dapat disembuhkan, atau pasien yang dalam stadium akhir hidupnya, tidak diperkenankan dijadikan subyek penelitian.
  • 14.  Kriteria Persetujuan  Suatu penelitian dengan subyek manusia tidak boleh dilakukan jika belum/tidak memperoleh persetujuan dari subyek yang akan diteliti. Persetujuan tersebut diperoleh setelah kepada subyek diberikan informasi dan penjelasan yang adekuat. Oleh karena itu persetujuan ini disebut “persetujuan setelah penjelasan” (PSP), yang dalam terminologi internasional disebut “informed consent”.  Informasi pada subyek penelitian (pasien maupun non-pasien) merupakan syarat mutlak untuk memperoleh informed consent di dalam kriteria persetujuan. Informasi harus diberikan selengkap mungkin dan tidak boleh ada informasi tertentu yang dirahasiakan oleh peneliti. Di dalam deklarasi helsinki, isi informasi untuk memperoleh informed consent harus mencakup: “the aims, method, anticipated benefits and potential hazaards of the study and the discomfort it may entail”.  Di samping itu perlu pula diketahui bahwa persetujuan subyek setiap waktu dapat ditarik, meskipun penelitian belum berakhir. Penarikan atau pembatalan persetujuan tersebut tidak mengandung implikasi risiko apa pun terhadap subyek penelitian tersebut.
  • 15. STANDAR ETIK PENELITIAN KESEHATAN Standar etik penelitian kesehatan di Indonesia yang melibatkan manusia sebagai subyek didasarkan pada azas perikemanusiaan yang merupakan salah satu dasar falsafah bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal tersebut diatur dalam UU Kesehatan No 23/ 1992, PP no 39/ 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mengenai perlindungan dan hak – hak manusia sebagai subyek penelitian dan sanksi bila penyelenggaraan penelitian melanggar ketentuan dalam PP tersebut.